ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI

Transkripsi

1 KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI

2 LATAR BELAKANG Dana Transfer ke Daerah dan dana Desa (TKD dan DD) mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, posisi terakhir dalam APBN 2016 mencapai Rp770,2 triliun, atau naik 14% dari tahun 2015 Rp664,6 tr iliun. SILPA meningkat dari tahun ke tahun, jika pada tahun 2010 mencapai Rp56,6 triliun (13,3% dari total belanja daerah), maka pada tahun 2014 menjadi Rp124,5 tr iliun (16,3% dar i total belanja daerah) Simpanan Pemda dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu Rp92,4 tr iliun di tahun 2013, naik menjadi Rp113,1 tr iliun di tahun 2014, dan s.d. bulan Desember 2015 mencapai Rp99,68 Triliun, menur un sebesar Rp147,66 tr iliun dar i bulan seb belumnya November Rp247,36 tr iliun. Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun 2016 (1) Ketentuan mengenai penyaluran anggaran TKD dan DD diatur sebagai ber ikut: a. penyaluran anggaran TKD dan DD dapat dilakukan dalam bentuk tunai dan nontunai; b. bagi daerah yang memiliki uang kas dan/atau simpanan di bank dalam jumlah tidak wajar, dilakukan konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk nontunai; c. penyaluran DAK Fisik dilakukan berdasar kan kiner ja penyerapan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyaluran anggaran TKD dan DD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menter i Keuangan.

3 AGREGAT SILPA TAHUN BERKENAAN TERHADAP REALISASI BELANJA DAERAH ( ) ,7% 16,3% 14,6% 16,3% 18,0% 16,0% Miliar Rupiah ,3% 14,0% 12,0% 10,0% 8,0% 300 6,0% 200 4,0% 100 2,0% SilPA Thn Berkenaan 56,574 78,317 Realisasi Belanja 424, ,805 % 13,3% 15,7% , ,58 124, , , ,001 16,3% 14,6% 16,3% 0,0%

4 TUJUAN Mendorong pengelolaan APBD yang sehat, efisien, dan efektif; Mendorong penyerapan APBD yang optimal dan tepat waktu; Mengurangi uang kas dan/ atau simpanan pemer intah daerah di bank dalam jumlah tidak wajar.

5 BENTUK PENYALURAN NONTUNAI DAN JENIS DANA TRANSFER YANG AKAN DIKONVERSI Konversi penyaluran DBH dan/ atau DAU dalam bentuk nontunai dilakukan melalui pener bitan Surat Ber har ga Negara (SB SBN) ber upa Surat Per bendaharaan Negara (SPN) / Surat Per bendaharaan Negara Syar iah (SPN-S) yang tidak dapat diperdagangkan Dana Transfer ke Daerah yang dikonversi dalam bentuk SBN terdiri dari DBH dan atau/ DAU DBH meliputi: - DBH PBB Migas - DBH PPH WPOPDN - DBH SDA Per tambangan Minyak Bumi - DBH SDA Per tambangan Gas Bumi - DBH SDA Per tambangan Mineral dan Batubara

6 JANGKA WAKTU DAN PERIODISASI KONVERSI Jangka waktu SBN ditetapkan sel ama 3 bulan dengan tingkat yield 50% dari tingkat suku bunga penempatan kas Pemer intah Pusat di Bank Indonesia. (65% Dari BI Rate) Konversi penyaluran DBH dilakukan pada akhir Triwulan I (Bulan Maret) dan akhir Tr iw ulan II (Bulan Juni), Konversi penyaluran DAU dilakukan pada awal Triwulan II (Tgl.1 April) dan awal Triwulan III (Tgl. 1 Juli)

7 PENETAPAN DAERAH LAYAK KONVERSI DAN PERIODISASI PELAKSANAAN KONVERSI Konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk nontunai dilakukan melalui penerbitan SBN bagi daerah yang memiliki uang kas dan/atau simpanan di bank dalam jumlah tidak wajar, yaitu daerah yang mempunyai posisi kas dan/simpanan di bank pada periode tertentu melebihi perkiraan kebutuhan belanja operasi dan belanja modal 3 (tiga) bulan berikutnya dan besarannya diatas rata-rata nasional. Posisi Kas Tw1 Tw2 100 Kebutuhan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Keterangan: 1. Konversi Penyaluran DBH dilaksanakan pada akhir bulan Maret dan akhir bulan Juni. 2. Konversi DAU dilaksanakan pada awal bulan April dan awal bulan Juli. 3. Penentuan Daerah yang Penyaluran DBH dan/atau DAU-nya dikonversi dalam bentuk SBN, contoh : - Posisi Kas Daerah bulan Februari = Rp100 - Rencana Pengeluaran Operasi dan Belanja Modal 3 bulan berikutnya = Rp75 - Kas/simpanan dalam jumlah tidak wajar (dana idle) = Rp100 Rp75 = Rp25 - Misalnya rata-rata nasional kas/simpanan dalam jumlah tidak wajar sebesar =/>Rp23, maka daerah yang mempunyai kas/simpanan dalam jumlah tidak wajar (Rp25 > Rp23) tersebut ditetapkan sebagai daerah yang penyaluran DBH dan/atau DAU-nya dikonversi dalam bentuk SBN.

8 PENENTUAN DAERAH YANG DIKENAI KONVERSI PENYALURAN DBH dan/atau DAU Daerah yang memiliki uang kas dan/ atau simpanan pemerintah daerah di bank dalam jumlah tidak wajar adalah daerah yang memiliki saldo kas dan setara kas melebihi 3 (tiga) bulan belanja ber ikutnya (dana idle) Penghitungan dibedakan menjadi 2 (dua) kelompokk yaitu Provinsi dan Kabupaten/ Kota Langkah-langkah untuk menentukan daerah yang dikenai konver si penyaluran DAU dan/ atau DBH: 1. Menghitung selisih antara posisi kas/ setara kas dengan kebutuhan belanja untuk 3 bulan berikutnya. a. Penghitungan untuk konver si penyaluran tahap I: posisi kas Bulan Febr uar i dikurangi kebutuhan belanja operasi dan 30% belanja modal April s.d Juni b. Penghitungan untuk konver si penyaluran tahap II: posisi kas bulan mei dikurangi kebutuhan belan operasi dan 50% belanja modal Juli s.d Sept tember 2. Selisih yang ber nilai positif di hitung untuk mendapatkan rata-rata Nasional 3. Daerah yang memiliki selisih positif dan di atas rata-rata Nasional, penyaluran DBH dan/ atau DAU-nya dikonversi dalam bentuk SBN. 4. Bagi daerah yang memiliki selisih nilai positif dan di bawah rata-rata nasional, penyaluran DBH dan/ at DAU-nya tetap disalur kan ke daerah melalui pemindahanbukuan (dar i RKUN ke RKUD).

9 Timeline Penerb enerbitan SBN April/Juli Maret/Juni Data Simpanan Pemda di Perbankan (BI) Penetapan Daerah yang dikonversi SP2D Penerbitan SPM DBH dan DAU DAU DBH / 31 DBH Data Posisi Kas Daerah Dan Kebutuhan Daerah Pengolahan data dan Proses Perhitungan (Dit. EPIKD, Dit. Daper, DJPPR) 1 DAU Surat Instruksi Setelmen DJPPR Ke BI Setelmen Penyampaian Penetapan Pe daerah layak kon onversi : a. KPA Transfe sfer b. DJPPR

10 KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH Pemerintah Daerah menyampaikan data: o o o Per kiraan belanja operasi dan belanja modal bulanan Laporan posisi kas bulanan Ringkasan realisasi APBD bulanan Pemerintah daerah membuka rekening sub registry (rekening untuk penampungan SBN ) pada bank umum penyelenggara kustodian dan bukti pembukaan rekening disampaikan ke DJPK Data tersebut diatas disampaikan tidak mel bersangkutan. sanksi: ebihi 7 (tujuh) har i ker ja setelah bulan bagi daerah yang tidak menyampaikan data, dilakukan penundaan penyaluran DBH atau DAU sebesar 50% dari nilai DBH/ DAU - tahap penyaluran/ bulan ber sangkutan

11 TIME LINE PENYAMPAIAN DATA PEMDA PADA KEMENKEU Pebruari Januari Maret...s.d. Desember Data bulan Januari Diterima dari Daerah Pengolahan Data Surat Keputusan Penundaan DBH atau DAU bagi daerah tidak menyampaikan Data Evaluasi penyampaian data perkiraan belanja operasi dan belanja modal bulanan, laporan posisi kas bulanan, r ingkasan realisasi APBD bulanan dilakukan setiap bulan s.d bulan Desember Pengenaan sanksi berupa penundaan penyaluran DBH atau DAU sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai DBH atau DAU yang disalur kan pada tahap penyaluran/ bulan ber sangkutan Penundaan penyaluran DBH atau DAU didasarkan atas nilai yang paling besar antara DBH dan DAU Dalam hal pemerintah daerah telah menyampaikan dataa Direktur Jenderal Per imbangan Keuangan atas nama Menter i Keuangan menetapkan pencabutan sanksi penundaaan penyaluran DBH atau DAU Dalam hal sanksi belum dicabut sampai dengan tahun anggaran berakhir, DBH atau DAU yang ditunda disalurkan kembali pada akhir tahun anggaran

12 ESTIMASI PENDAPATAN FEBRUARI SAMPAI DENGAN APRIL

13 ESTIMASI BELANJA FEBRUARI SAMPAI DENGAN APRIL

14 FORMULASI PERHITUNGAN PENETAPAN N DAERAH PENERIMA SURAT BERHARGA NEGARA Berdasar kan tabel diatas, Kondisi kas/ setara kas Pemer intah Provinsi Sulawesi Utara pada akhir Triwulan I dan awal Triwulan II tidak akan ditetapkan sebagai daerah penerima Dana Transfer dari Pemerintah Pusat dalam bentuk Su urat Ber harga Negara (SBN).

15 RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA SKPD/ UPTD DIWAJIBKAN UNTUK MELAKUKAN REKONSILIASI INTERNAL PENDAPATAN DAN BELANJA PADA HARI KERJ RJA TERAKHIR BULAN BERJALAN SKPD/ UPTD DIWAJIBKAN UNTUK MELAKUKAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BELANJA DI BIDANG AKUNTANSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARAA SELAMBAT-LAMBATNYA 2(DUA) HARI KERJA AWAL BULAN BERIKUTNYA SKPD/ UPTD DIWAJIBKAN MENYAM MPAIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN, LAPORAN POSISI KAS PADA BENDAHARA PENERIMAAN/ PENGELUARAN DALAM BENTUK HARD COPY/SOFT COPY SELAMBAT-LAMBATNYA 3 (TIGA) HARI KERJA PADA AWAL BULAN BERIKUTNYA

16 RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA SKPD/ UPTD DIWAJIBKAN UNTUK MELAKSANA AKAN PROGRAM KEGIATAN SESUAI DENGAN RENCANA ANGGARAN KAS YANG TELAH DIANGGARKAN DALAM DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016; ANTARA LAIN: MELAKUKAN PENGELOLAAN UANG PERSED DIAAN DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN SESUAI DENGAN RENCANA ANGGARAN YAN NG TELAH DIANGGARKAN DALAM DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SESUAI DENGAN N KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PERMINTAAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAA AN WAJIB DILAKUKAN SECARA SELEKTIF DAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN SELAMBAT-LA AMBATNYA 1(SATU) BULAN MELAKUKAN PEMBAYARAN BELANJA OPER RASIONAL/ RUTIN KANTOR SETIAP BULAN ANTARA LAIN BELANJA HONORARIUM SATU UAN PENGELOLA KEUANGAN/ BARANG, BELANJA JASA TENAGA HARIAN LEPAS, BELANJA LISTRIK, AIR, TELEPON, BELANJA BAHAN BAKAR MINYAK, DST

17 RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA MELAKUKAN PEMBAYARAN UANG MUKA PEKERJAAN FISIK KONSTRUKSI (WAJIB DIMASUKKAN DALAM KONTRAK/SURAT PERJANJIAN) WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN/PENGADAAN (SESUAI SPK/SURAT PERJANJIAN/KONTRAK) BERAKHIR SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 15 DESEMBER 2016, BAIK YANG DIANGGARKAN DALAM APBD MAUPUN P-APBD TA SPK/SURAT PERJANJIAN/KONTRAK HARUS MENCANTUMKAN PASAL MENYANGKUT BIAYA MASA PEMELIHARAAN SELAMBAT-LAMBATN NYA 2(DUA) BULAN SETELAH JATUH TEMPO HARUS DIAJUKAN PERMINTAAN PEMBAYARA AN. APABILA TIDAK MENGAJUKAN PERMINTAAH PEMBAYARAN MAKA DIANGGAP KADALUARSA. MELAKUKAN PENGAWASAN SECARA KETAT T TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK KONSTRUKSI AGAR SUPAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN TEPAT WAKTU (SESUAI PENGANGGARAN)

18 RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA SEGERA MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGADAAN SARANA PRASARANA KANTOR ANTARA LAIN PENGADAAN KENDARAAN DINAS, KOMPUTER, LAPTOP, PRINTER, DST PADA TRIWULAN I. PEMOTONGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS PADA SKPD/ UPTD YANG TERLAMBAT MENYAMPAIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN POSISI KAS PADA BENDAHARA PENERIMAAN/ PENGELUARAN N. DINAS PENDAPATAN DAERAH WAJIB MENYA AMPAIKAN PENETAPAN DANA BAGI HASIL (DBH) UNTUK PEMERINTAH KAB/ KOTA SEL LAMBAT-LAMBATNYA 3(TIGA) HARI KERJA PADA AWAL BULAN BERIKUTNYA SKPD MELAKSANAKAN REKONSILIASI PERH HITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH SELA AMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 5 BULAN BERIKUTNYA REKOMENDASI BKD UNTUK PERHITUNGAN N TKD, DITETAPKAN SELAMBAT-LAMBATNYA SATU HARI KERJA SETELAH REKONSILIASI DENGAN SKPD

19 RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAGI SKPD YANG TIDAK MELAKSANAKAN KEGIATAN SESUAI TARGET ANGGARAN KAS HANYA BERHAK UNTUK MENERIMA TUNJAN NGAN KINERJA SBB : REALISASI 50% DARI TARGET = 50% TKD REALISASI 75% DARI TARGET = 25% TKD PROSES PENCAIRAN TKD DAPAT DI PROSES S SETELAH LAPORAN KEUANGAN SKPD TELAH DIMASUKKAN DI BPK-BMD PROV. SULUT.

20 TIME LINE PENYAMPAIAN DATA SKPD/UPTD PADA BUD Januari Pebruari Maret...s.d. Desember Rekonsiliasi pada SKPD/UPTD Rekonsiliasi pada BUD Penyampaian laporan

21