BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Distrito Dili dipadati penduduk yang datang dari berbagai daerah di Timor-Leste.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Distrito Dili dipadati penduduk yang datang dari berbagai daerah di Timor-Leste."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kondisi Geografi Distrito Dili. Sejak Restorasi Kemerdekaan Timor-Leste pada tanggal 20 Mei 2002, Distrito Dili dipadati penduduk yang datang dari berbagai daerah di Timor-Leste. Hal ini disebabkan karena pasca referendum 1999 situasi dan kondisi di Timor- Leste terasa sepi dan hampir 85% infrastruktur dan perumahan penduduk dalam kondisi rusak. Kondisi ini mendorong penduduk yang semula tinggal di daerah sekitar berbondong-bondong datang ke Distrito Dili dan menempati rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh penghuninya. Untuk mengatasi masalah perumahan ini, pemerintah juga mendirikan tenda-tenda darurat di Kota Dili guna menampung masyarakat yang kehilangan tempat tinggalnya. Dili adalah Ibu Kota Negara Timor-Leste, dimana hampir seluruh kegiatan perekonomian dan pemerintahan negara berada di Distrito ini. Distrito Dili terletak di sepanjang pantai Utara pulau Timor, berjarak kurang lebih 123 kilometer perbatasan Timor-Barat. Disamping jalan pesisir pantainya, Distrito ini juga terdiri atas daerah pengunungan yang tidak datar. Distrito Dili memiliki luas wilayah sekitar 372 kilometer persegi. Selain itu, Distrito ini mencakup pulau Atauro, yang berjarak sekitar 30 kilometer kearah Utara pantai Dili. Distrito Dili berbatasan dengan Distrito Aileu di sebelah selatan, di sebelah barat berbatasan 56

2 57 dengan Distrito Liquiça, dan di sebelah timur berbatasan dengan Distrito Manatuto Kondisi Distrito Dili Secara Administratif Secara administratif Distrito Dili dibagi menjadi 6 Sub-Distrito (kecamatan), 31 Sucos (Desa) dan 235 Aldeias (Kampung). Setiap Sucos (desa) dipimpin oleh Chefe do Suco (kepala desa) dan Aldeias (kampung) dipimpin oleh Chefe de Aldeia (kepala kampung). Chefe do Suco dan Chefe de Aldeia dipilih oleh rakyat dengan masa jabatan periode 6 tahun. Sedangkan setiap Sub-Distrito (kecamatan) memiliki kepala wilayah/administrador Sub-Distrito sebagai pelaksana kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan dan penghubung kegiatan administrasi masyarakat tingkat sub-distrito dengan Pemerintah Daerah. Tabel berikut menunjukkan jumlah Sub-Distritos, Sucos, dan Aldeias di Distrito Dili. Tabel 4.1 Data Sub-Distritos, Sucos e Aldeias no Distrito Dili. No Sub-Distrito No. Sucos Aldeias 1. Atauro Beloi Bequeli Macadade Maquili Vila Maumeta Sub Total 5 19 Bidau Santana 4 Balibar 4 Becora 14 Metiaut 3 Camea 13 Culu Hun 7 Hera - 2. Cristo-Rei Sub Total Dom Aleixo 1. Bairo-Pite Kampung Alor 3

3 Comoro Fatuhada 31 5 Sub Total Metinaro Metinaro Sabuli 10 4 Sub Total Nain-Feto Bidau Lecidere Acadiro Hun Santa-Cruz Lahane Oriental Bemori Gricenfor Sub Total 6 40 Caicoli 3 Dare 10 Lahane Ocidental 11 Mascarenhas 6 Vila Verde 9 Colmera 2 Motael 5 6. Vera-Cruz Sub Total 7 46 Total Sumber: MAEOT no ESTATAL

4 59 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Distrito Dili d Ministerio da Administração Estatal e Ord. do Territ/MAEOT d DA. Adm. d Dili District Administrator Finance Section l Land & Propt. Off. HR Section d Dist. H. Off Secretariat d Dist. Ed. Off d Deputi Administrator Sanitation Section d Dist. OSE Social Affairs d Dist. Election Sec. Markets Section F-FDTL Security Section PNTL DDO+6 CDOS Atauro Sub Dist. Administrator Cristo Rei Sub Dist. Administrat or Dom Aleixo Sub Dist. Administra Metinaro Sub Dist. Administrator Nain Feto Sub Dist. Administrator Vera Cruz Sub Dist. Administrat or CDO CDO CDO CDO CDO CDO Atauro: S : 5 Als :19 P : Cristo Rei: S : 7 Als : 51 P : Dom Aleixo: S : 4 Als : 71 P : Metinaro: S :2 Als :14 P :5.073 Nain Feto: S :6 Als :38 P : Vera Cruz: S :7 Als :48 P : Sumber : Distrito Dili, 2013.

5 Kondisi Demografis Distrito Dili Penduduk Distrito Dili menurut hasil sensus penduduk 2010 adalah jiwa yang tersebar di 6 Kecamatan, 31 Desa dan 235 Kampung. Penduduk Distrito Dili cukup heterogen dalam hal suku bangsa, diantaranya adalah China. suku bangsa Melayu, Afrika, sebagian kecil keturunan Portugis dan Kepadatan terjadi dibeberapa Sub-Distrito (kecamatan), yakni Sub- Distrito Dom Aleixo, Sub-Distrito Cristo-Rei, Sub-Distrito Nain-Feto dan Sub- Distrito Vera-Cruz, jumlah rata-rata berkisar antara sampai jiwa. Tabel berikut menunjukan total penduduk Distrito Dili berdasarkan jenis kelamin dari tiap-tiap kecamatan/sub-distrito. Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Distrito Dili Menurut Sub-Distrito dan Jenis Kelamin No. Sub-Distrito Jumlah Jumlah Total Laki-laki Perempuan 1. Atauro Cristo Rei Dom Aleixo Metinaro Nain Feto Vera Cruz Total Data: Hasil Sensus Penduduk, Dari data pada tabel 4.1. di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar dan diperkirakan sekitar 83 persen penduduk Distrito Dili berdomisili di kota kabupaten dan sebagiannya berada di Sub-Distrito Atauro dan Sub-Distrito Metinaro. Hal lain yang ikut mendukung terjadinya kepadatan penduduk di Ibu Kota Negara Timor-Leste (distrito dili) ini karena aspek perekonomian dan aspek lapangan kerja. Ketika Timor-Leste mengadopsi sistem pemerintahan sentralistik,

6 61 aktivitas perekonomian di Distrito lain tidak berjalan sehingga arus migrasi ke Kota Dili meningkat Kondisi Pendidikan di Distrito Dili Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste pasal 59 ayat (1) mengatakan bahwa: Negara akan mengakui dan menjamin hak setiap warga negara atas pendidikan dan kebudayaan, dan negara wajib memajukan pembentukan suatu sistem umum pendidikan dasar yang universal dan wajib, dan selama memungkinkan bebas biaya berdasarkan undang-undang. Berdasarkan pasal tersebut di atas maka pada awal pemerintahan Timor- Leste sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan. Hal ini disebabkan oleh persepsi bahwa pendidikan dapat menjamin eksistensi suatu negara merdeka yang berkelanjutan, masih banyaknya angka melek huruf di Timor-Leste, serta sarana dan prasarana pendidikan yang sebagian besar mengalami kerusakan yang parah akibat dari situasi politik pasca referendum tahun Distrito Dili saat ini memiliki 65 Sekolah Dasar (escola basíco filial), 14 Sekolah Sentral (escola basíco central), 14 Sekolah Menegah Tingkat Atas (escola secundário), 1 Politeknik, dan 1 Universitas Nasional (UNTL), yang tersebar di 6 Sub-Distrito. Sebagian besar bangunan sekolah merupakan bangunan lama ketika Timor-Leste masih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah direnovasi oleh pemerintah Timor-Leste serta ditambah dengan membangun beberapa gedung sekolah yang baru.

7 62 Tabel 4.3 Jumlah EBC, EBF dan Total Murit tiap sekolah di Distrito Dili, No. Escola Basico Central (EBC) No. Escola Basico Filial (EBF) Jumlah Murid 1. EBC Perola de Atauro 1. EBC Perola Atauro EB Maquer EB Atecro EB Macadade 328 Sub Total EBC Manumeta Vila 1. EBC M. Vila EB Maquili EB Berau 137 Sub Total EBC Biqueli 1. EBC Biqueli EB Baruana EB Beloi EB Fatu u 52 Sub Total EBC Metinaro 1. EBC Metinaro EB Sabuli EB Manuleu EB Benunuk EB Besahe EB Lebutun 144 Sub Total EBC Hera 1. EBC Hera EB Hera EB Mota Kiik EB Acanuno EB Ailele Hu un EB Aidak Bihare EB Cada Bunak 165 Sub Total EBC Sergio V. De Melo 1. EBC Sergio V. M EB Aiturilaran EB Mota Ulun EB Alto Hospital EB Paiol EB Especial 37

8 63 Taibesi Sub Total EBC Esperanca da Patria 1. EBC Esperanca P EB Duque d Caixas EB Culuhun EB Camea Raihun EB Camea 1576 Sub Total EBC Darlau 1. EBC Darlau EB Lelaus EB Nahaek EB Balibar EB Ailok 229 Sub Total EBC Farol 1. EBC Farol EB Fatuhada EB Vila Verde EB Tuana Laran EB Rumbia 889 Sub Total EBC 30 de Agosto Comoro 1. EBC 30 de A. C EB 12 de Outobro EB Comoro EB Marinir 840 Sub Total EBC 10 de Desembro 1. EBC 10 Desembro EB Aimutin EB Bebonuk EB Hudi Laran 603 Sub Total EBC Fatu Metan 1. EBC Fatumetan EB Bairo Pite EB Fatuk Metan EB Naroman 1377 Sub Total EBC Manleuana 1. EBC Manleuana EB Fomento 790

9 64 3. EB Beduku EB Casnafar 70 Sub Total EBC Bidau Akadiruhun 1. EBC B. A EB Nularan EB Massau EB Metiaut 387 Sub Total Total Murid Suber Data: Dinas Pendidikan Distrito Dili, Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar di Distrito Dili. Menurut sumber data dari Dinas Pendidikan Distrito Dili, saat ini terdapat tidak kurang dari 65 bangunan/gedung Sekolah Dasar Publik, yang tersebar di 6 sub-distrito, dan dibagi dalam 2 (dua) kategori, yakni 14 gedung terkategori Escola Basíca Central (pusat sekolah dasar), dan 51 gedung sekolah terkategori Escola Basíca Filial (sekolah dasar biasa). Menurut data dan informasi yang diperoleh dari Direktur Pendidikan Distrito Dili, bahwa Sistem pendidikan dasar saat ini tidak beda dengan sistem yang diterapkan pada pemerintahan Indonesia ketika menerapkan sistem pendidikan dasar 6 tahun. Saat ini kita menerapkan sistem pendidikan 9 tahun yang terdiri dari Escola Basíca Central dan Escola Basíca Filial. Artinya bahwa satu sekolah dasar sentral membawahi beberapa sekolah dasar Filial. Jadi sistem pendidikan dasar yang diterapkan sekarang oleh Timor-Leste adalah sistem pendidikan dasar 9 tahun (Nove Anos de Escolaridades). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan dasar yang diterapkan pemerintah Timor-Leste saat ini terinspirasi oleh sistem pendidikan dasar yang diterapkan ketika Timor-Leste masih menjadi propinsi

10 65 yang ke-27 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun ada sedikit perbedaan pada pemberian nama, itu dikarenakan Timor-Leste mengadopsi bahasa portugis sebagai bahasa nasional tetapi sama maknanya yakni pendidikan dasar 9 tahun (nove anos de escolaridade). Selain itu, berbagai kebijakan pemerintah dalam program layanan pendidikan dasar di Timor-Leste terus dikembangkan, disamping dilakukan pula melalui penyelenggaraan berbagai bentuk bantuan seperti escola gratuita (sekolah gratis) dan merenda escolar (makan di sekolah) yang diharapkan dapat membantu meringankan beban pendidikan bagi masyarakat miskin atau mereka yang kurang mampu. Kebijakan pemerintah dalam bentuk bantuan seperti yang di jelaskan di atas dinilai sangat positif tetapi dilain pihak kondisi sarana dan prasarana pendidikan di Distrito Dili masih dikatakan sangat kekurangan. Menurut Hidayat dan Machali, (2012 : ) bahwa setiap lembaga pendidikan harus memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan berupa lahan, bangunan dan ruang kelas Lahan Untuk Pendidikan Dasar di Distrito Dili. Setiap bangunan sekolah dasar tentu didirikan pada sebidang tanah/lahan dengan ukuran yang tidak sama karena penataannya tidak sesuai dengan ukuran tertentu, karena gedung sekolah dasar yang digunakan saat ini adalah kebanyakan gedung yang dibangun tahun 90-an, sehingga prasarana pendidikan yang lain berupa tempat bermain umumnya memiliki halaman yang luas, namun ada

11 66 beberapa lahan yang sedang dalam sengketa, karena ada klaim kepemilikan atas lahan yang digunakan untuk membangun gedung sekolah. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan bahwa: Akhir-akhir ini lahan untuk membangun gedung sekolah baik yang lama maupun bangunan yang baru, dihadapkan pada masalah klaim atas kepemilikan tanah, hal ini disebabkan karena beberapa gedung sekolah yang telah dibangun belum/tidak memiliki sertifikat yang sah atas kepemilikan tanah/lahan bangunan. Wawancara tanggal 16 November Dilain pihak, berdasarkan hasil wawancara dengan Koordinator KDD Distrito Dili, ternyata bahwa: Masalah lahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah saat ini adalah lahan/tanah yang masih memiliki status sengketa oleh pihak yang mengaku kepemilikan atas tanah/lahan dengan pemerintah daerah setempat. Lanjutnya bahwa ketika kita masih bergabung dengan Indonesia lahan-lahan ini dibiarkan kosong oleh pemiliknya dan ditinggal pergi ke Australia, Portugal, Macau, sekian lama sehingga pemerintah pada waktu itu mengambil kebijakan untuk membangun gedung sekolah guna menampung anak-anak yang ingin mengikuti proses belajar mengajar, dan setelah merdeka mereka kembali ke Timor-Leste mengklaim tanah milik mereka dan itu sudah dapat diselesaikan dengan baik oleh pemerintah daerah. Wawancara tanggal 19 November Ketika peneliti melanjutkan pertanyaan tentang bagaimana proses perencanaan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan saat ini. Baliau menyatakan bahwa: Ketika diberlakukannya kebijakan pemerintah yaitu Decreto Lei No. 4/2012, tentang Perencanaan Pembangunan Daerah Terpadu, masalah pendidikan sudah menjadi tanggungjawab masing-masing sektor bagaimana merencanakan anggaran untuk membangun bidang pendidikan. Dari hasil wawancara di atas bahwa memang setelah Timor-Leste merestorasikan kembali kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 2002, masalah

12 67 klaim atas kepemilikan tanah merupakan salah satu masalah yang sangat krusial karena banyak masyarakat yang menempati lahan/tanah secara ilegal tanpa mengetahui siapa pemilik lahan yang sebenarnya, bahkan tidak memiliki sertifikat atas lahan yang ditempatinya. Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh pemerintah Distrito Dili terkait Lahan bangunan gedung sekolah Dasar di atas, maka Hidayat dan Machali (2012) menegaskan bahwa Lahan harus memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dan pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu tertentu Kondisi Bangunan Untuk Pendidikan Dasar di Distrito Dili Umumnya model bangunan gedung sekolah dasar di Distrito Dili berbentuk memanjang kurang lebih berukuran m2 dengan lebar bangunan sekitar 6-7 m kemudian dibagi-bagi menjadi ruang kelas dengan ukuran 3-4 m2/ruang kelas tergantung dari kebutuhan dan jumlah peserta didik atau rombongan belajar. Terdapat ventilasi disetiap bangunan sekolah untuk memungkinkan pergantian udara dan masuknya cahaya matahari ke ruang kelas. Bangunan gedung sekolah dasar umumnya memiliki sanitasi, ada yang terdapat di dalam bangunan dan kebanyakan terdapat di luar bangunan, tetapi pada dasarnya terdapat satu kendala yang dihadapai setiap satuan pendidikan dasar di Distrito Dili yaitu kekurangan air bersih. Masalah kekurangan air bersih tidak saja dialami oleh sekolah-sekolah yang ada di Distrito Dili, melainkan merupakan masalah umum yang dihadapi masyarakat Distrito Dili.

13 68 Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan seorang Kepala Sekolah pada saat peneliti melakukan observasi lapangan terhadap beberapa sekolah yang kekurangan air bersih, ternyata tidak heran apa bila sekolah mengalami kekurangan air bersih karena air bersih merupakan masalah umum yang dihadapi masyarakat Kota Dili, apa lagi pada musim kemarau sekolah bahkan tidak kebagian air karena satu-satunya harapan kita adalah mendapat suplay dari air PAM yang kadang macet 2 sampai 3 hari sehingga anak-anak sekolah kesulitan mendapatkan air bersih di sekolah. Selain itu, dari 65 gedung sekolah dasar yang ada di Distrito Dili, masih terdapat beberapa gedung sekolah yang kondisinya rusak parah dan bangunannya tidak memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan terhadap pengguna bangunan (hasil observasi lapangan). Hal ini memberi kesan yang nyata terkait perencanaan anggaran pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Distrito Dili yang tidak optimal karena perencanaan anggaran pembangunan yang dicanangkan setiap tahun tidak berdasarkan data dan informasi riil yang dihadapi oleh setiap satuan pendidikan. Dengan demikian kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Hidayat dan Machali (2012 :206) bahwa: bangunan harus memenuhi persyaratan kesehatan yang baik seperti mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi yang meliputi saluran air bersih, pembuangan air kotor, tempat sampah dan saluran air hujan, serta bangunan yang aman bagi kesehatan dan memberi dampak yang positif terhadap lingkungan.

14 Ruang Kelas Untuk Pendidikan Dasar di Distrito Dili Berawal dari prasurvei sampai dengan hasil observasi peneliti di lapangan menunjukan bahwa Sekolah Dasar Hera, memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan tidak memiliki ruang perpustakaan, sedangkan murid yang ada pada sekolah ini berjumlah 545 orang. Sekolah Dasar Acanuno, memiliki 6 ruang kelas dengan total murid 319 orang, namun 3 ruang kelas kondisinya rusak parah belum diperbaiki dan tidak memiliki ruang perpustakaan. Sekolah Dasar Sentral Fatumeta, memiliki 11 ruang kelas dengan total murid 1250, namun 5 ruang kelas yang rusak dan belum diperbaiki dan terdapat 3 gedung lama yang kondisinya rusak berat belum direhap. Sekolah Dasar Sentral Manleuana, memiliki 12 ruang kelas dengan jumlah murid 1437 orang, tetapi terdapat 6 ruang kelas yang kondisinya rusak dan bangunannyapun sudah tua perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan Distrito Dili. Sekolah dasar Aimutin, memiliki 9 ruang kelas, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan, tetapi sarana lain seperti meja dan kursi yang ada kebanyakan dapat dikatakan kurang layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Sekolah Dasar Fatuhada, memiliki 9 ruang kelas, 1 ruang guru, dengan jumlah murid 1782, tidak memiliki ruang perpustakaan, serta meja dan kursi yang digunakan banyak yang telah rusak tetapi masih tetap digunakan dalam proses belajar mengajar. Gambaran di atas menunjukan beberapa kondisi sarana dan prasarana yang mengalami rusak berat dibandingkan dengan sekolah dasar yang lain di Distrito Dili, namun dapat dipertegas bahwa kebanyakan sekolah dasar yang tidak

15 70 memiliki ruang perpustakaan dan sarana lain seperti minimnya meja, kursi, buku, media pendidikan yang dapat digunakan untuk menunjang jalanya proses belajar mengajar di sekolah. Kekurangan ruang kelas yang terdapat pada kebanyakan sekolah dasar mengakibatkan kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan efisien. Banyaknya murid dan minimnya guru yang dialami oleh beberapa sekolah memberi peluang atas rasio perbandingan antara guru dan murid yang tidak seimbang. Kendatipun proses belajar mengajar di beberapa sekolah yang menghadapi kendala seperti telah dijelaskan di atas, namun tidak mengurangi semangat para guru untuk mengelola jadwal kegiatan belajar mengajar dengan sebaik mungkin sehingga semua murid mendapat hak yang sama memperoleh pendidikan disekolah. Salah satu alternatif penjadwalan yang dilakukan oleh beberapa sekolah dalam mengatasi segala bentuk kekurangan dan keterbatasan yang ada yakni dengan membagi jam belajar, misalnya; kelas 1 dan 2, masuk jam , kelas 3 dan 4, masuk jam , sedangkan kelas 5 dan 6 masuk jam untuk menjamin terlaksananya proses belajar mengajar ini dengan baik dan lancar sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan para tenaga pendidik bahkan pemahaman orang tua murid tentang keterbatasan yang dihadapi sehingga koordinasi antara pihak sekolah, guru dan orang tua murid mencapai suatu titik kesepahaman. Tidaklah cukup untuk memahami sampai di sini, bagaimanapun semua komponen pendidikan harus memberikan perhatian demi suksesnya penyelenggaraan pendidikan dasar di Timor-Leste, khususnya Distrito Dili. Dengan demikian diharapkan pemerintah pusat harus menjamin anggaran

16 71 pembangunan dibidang pendidikan yang memadai melalui perencanaan anggaran pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar yang dilakukan oleh Komisi Pembangunan Daerah/ Komisaun Desemvovimento Distrital (KDD) Distrito Dili, demi terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan terkait pendidikan dasar, sehingga dapat mendorong terselenggaranya proses belajar mengajar secara baik dan lancar. Melalui kerjasama yang baik seluruh stakeholder pendidikan, maka dunia pendidikan dapat melahirkan output yang berkualitas Pembahasan Perencanaan Pembangunan Daerah Terpadu di Timor-Leste Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste bagian I, pasal 5 (1) mengatakan bahwa Dalam hal penataan daerah, negara akan menghormati asas desentralisasi pemerintahan umum. Sebagai tindak lanjut dari amanat konstitusi tersebut di atas, Pemerintah mengeluarkan Decreto-Lei No. 4/2012 tentang Planeamento Desemvolvimento Intergrado Distrital (PDID) /Perencanaan Pembangunan Daerah Terpadu dengan maksud mengharmonisasikan program pembangunan di tingkat Distrito. Pada tahun 2010, untuk yang pertama kalinya pemerintah Timor-Leste mulai mengembangkan suatu program pembangunan yang dinamakan Program Pembangunan Lokal (PDL), dengan maksud mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan anggaran, pengadaan, dan membangun hubungan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya pemerintah membangun program yang lainnya yakni program pembangunan desentralisasi yang pelaksanaanya

17 72 dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Pada kesempatan yang sama, Kementerian administrasi negara (MAE) mulai memfasilitasi pemerintahan Suco/desa dalam rangka mengidentifikasi prioritas pembangunan masyarakat melalui Program Pembangunan Desa (PDS) dengan maksud mengintegrasikan program pembangunan lokal, sekaligus memberi kontribusi kepada rencana strategi pembangunan nasional. Program Pembangunan Lokal dan program Pembangunan Desa seperti yang telah disebutkan di atas, dilakukan dengan dua tujuan yaitu pertama, untuk lebih mempersiapkan semua Distrito dengan baik sebelum ditansformasikan menjadi Município (kotamadya). Kedua, untuk memperkuat kebijakan rencana strategis pembangunan daerah yang ditetapkan pemerintah, sehingga pemerintah perlu membangun suatu sistem perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan daerah terpadu dengan memastikan bahwa pengeluaran anggaran pembangunan daerah benar-benar efektif dan efisien berdasarkan masalah yang telah di perioritaskan oleh pemerintahan di tingkat Suco, Sub-Distrito, dan sampai ke tingkat Distrito. Berdasarkan Decreto-Lei No. 4/2012 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah Terpadu ini, Pemerintah daerah kemudian membentuk Komisi Pembangunan Daerah (KDD). Pada Pasal 4 Decreto-Lei No. 4/2012, dikatakan bahwa Eksistensi Komisi Pembangunan Daerah (KDD) sebagai sebuah lembaga yang didirikan di tingkat Distrito yang bertanggungjawab untuk merencanakan, menentukan, dan melaksanakan program investasi di Distrito. Komisi Pembangunan Daerah ini memiliki Tim kerja yang terdiri dari :

18 73 1. Administrador Distrito (sebagai koordinator komisi) 2. Deputi Administrador Distrito (sebagai wakil koordinator) 3. Director sektoral dari masing-masing kementerian (sebagai anggota) 4. Administrador Sub-Distrito (sebagai anggota komisi) 5. Utusan Dewan Suco/desa yang dipilih oleh komisi pembangunan Sub-Distrito. Gambar 4.2 Struktur Organisasi KDD Administrator K D D SEKRETARIADU Dept. P & D Dept. Finansa DT/EVAS DT/EVAS DT/EVAS Sumber Data: Komisi Pembangunan Daerah Distrito Dili, Dalam konteks Distrito Dili, maka fungsi dari Komisi pembangunan daerah Distrito Dili adalah: 1. Merencanakan, menyetujui kegiatan dan anggaran pembangunan daerah. 2. Mengontrol pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah. 3. Mengadakan koordinasi dengan Badan Pembangunan Nasional (ADN) untuk mengontrol pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah. 4. Menjelaskan dan menjamin informasi kepada masyarakat terkait progres/hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah.

19 74 5. Mengesahkan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah dan laporan anggaran. 6. Menyerahkan secara offisial (sah) barang dan/perlengkapan kegiatan yang telah diselesaikan kepada masyarakat atau kelompok pengguna. 7. Mengesahkan kalender perencanaan, dan pelaksanaan, serta menjalankan fungsi lain berdasarkan keputusan menteri yang berwenang Kedudukan, Tugas dan Fungsi dari setiap anggota KDD a. Tugas Koordinator KDD 1. Memprakarsai dan memimpin rapat KDD 2. Meyakinkan bahwa kegiatan KDD dilaksanakan sesuai kalender kerja. 3. Memastikan pertimbangan pelaksanaan kegiatan pembangunan berdasarkan hasil keputusan bersama anggota KDD 4. Menginformasikan kepada semua anggota KDD atas hasil pelaksanaan keputusan bersama. 5. Mewakili KDD pada pertemuan penting lainnya. 6. Mengkoordinasikan aktivitas pembangunan dan melayani pekerjaan administratif di tingkat Distrito. 7. Bertanggungjawab atas manajemen keuangan yang baik, terkait anggaran pembangunan yang di alokasikan kepada daerah. 8. Menyetujui proses pembayaran dan menandatangani perjanjian kontrak antara KDD dengan kontraktor.

20 75 9. Mengawasi dan membuat laporan kerja KDD kepada lembaga pemerintah di tingkat nasional. Untuk menjamin terlaksananya tugas koordinator KDD dengan baik, Koordinator KDD dibantu secara administratif oleh seorang sekretaris/deputi untuk mengatur dan memfasilitasi pekerjaan administrasi KDD. b. Komisi Pembangunan Tingkat Sub-Distrito (KDSD) Komisaun Desemvolvimento Sub-Distrito/komisi pembangunan tingkat Kecamatan adalah lembaga konsultasi yang didirikan untuk membantu KDD dalam memformulasikan rekomendasi-rekomendasi yang menjadi prioritas pembangunan lokal, yang anggotanya terdiri dari; (1) Administrador Sub- Distrito/camat (sebagai ketua), (2) Chefe Delegasaun Territoriais/perwakilan kementerian di tingkat kecamatan (sebagai anggota), (3) Chefe do Sucos/ kepala desa (sebagai anggota), (4) Membro do Suco/ dewan desa minimal 1 orang perempuan. Komisi pembangunan tingkat kecamatan ini mempunyai fungsi: 1. Bertanggungjawab melaksanakan konsultasi prioritas pembangunan Suco. 2. Merekomendasikan proposal perencanaan pembangunan yang di prioritaskan ke tingkat KDD. 3. Mendukung sekretaris KDD mengawasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah terpadu di tingkat Suco. 4. Melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan tingkat Suco ke KDD. 5. Mensosialisasikan informasi kepada masyarakat lokal.

21 76 Di samping fungsinya sebagai ketua komisi pembangunan di tingkat kecamatan, Administrador Sub-Distrito/camat juga memiliki beberapa tugas penting yakni: (1) mewakili KDSD di setiap rapat penting dengan lembaga KDSD, (2) meyakinkan pelaksanaan kegiatan KDD sesuai jadwal yang telah disahkan, (3) meyakinkan kegiatan konsultasi di tingkat Suco, (4) menginformasikan hasil kegiatan KDD kepada publik, (5) melaporkan hasil kegiatan pembangunan di tingkat Suco kepada KDD. c. Utusan Kementerian (Delegasaun Territoriál) Delegasaun Territoriál adalah perwakilan kerja dari setiap kementerian yang dibangun di tingkat Distrito dan Sub-Distrito, yang diwakili oleh seorang Direktor tingkat Distrito, dengan kewajiban mengikuti setiap pertemuan/rapat perencanaan pembangunan di Distrito. Utusan kementerian yang ada di tingkat Distrito dan Sub-Distrito memiliki fungsi, yakni: 1. Menyerahkan proposal prioritas pembangunan sektoral kepada komisi pembangunan daerah tingkat kecamatan/sub-distrito (KDSD) dan ke tingkat Distrito (KDD) 2. Menyiapkan sebuah desain/model sekaligus estimasi anggaran pembiayaannya. 3. Melaporkan pelaksanaan pembangunan di masing-masing sektor kepada Komisi Pembangunan Daerah (KDD).

22 77 4. Memastikan bahwa anggaran operasional dan anggaran pemeliharaan sudah termasuk dalam anggaran kegiatan yang direncanakan. Selain kompetensia perwakilan kementerian di atas, seorang ketua perwakilan kementerian di tingkat Sub-Distrito dan Distrito mempunyai tugas pokok, yakni; (1) memprakarsai dan memimpin pertemuan di masing-masing sektor; (2) partisipasi aktif pada kegiatan-kegiatan di tingkat komisi pembangunan daerah tingkat kecamatan (KDSD) maupun KDD; (3) menjaling hubungan koordinasi yang baik dengan kementerian yang relevan untuk membuat rencana strategis, terkait alokasi anggaran pembangunan dan pelaksanaan administratif di masing-masing sektor; (4) mengajukan desain/model disertai estimasi anggaran pembiayaan kegiatan ke tingkat KDD sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; (5) mengadakan pengawasan teknik terhadap pelaksanaan proyek pembangunan di sektor yang relevan; (6) memastikan kegiatan KDD dilaksanakan sesuai jadwal yang telah di rencanakan dan disepakati bersama; (7) menginformasikan kepada masyarakat tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan sektor masing-masing; (8) melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan sektoral ke KDD dan Kementerian yang relevan; (10) melantik seorang pengawai teknik sebagai koordinator Tim Verifikasi, Evaluasi, dan Kontrol di sektornya. d. Tim Verifikasi, Evaluasi dan Kontrol (EVAS) Tim Verifikasi, Evaluasi dan Kontrol (EVAS) memiliki peranan penting dalam melakukan verifikasi, Evaluasi, dan Kontrol terhadap setiap kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di tingkat Distrito dan Sub-Distrito,

23 78 dibentuk oleh setiap sektor dan direktur EVAS bertanggungjawab langsung kepada koordinator Komisi Pembangunan Daerah (KDD), sehingga apabila perwakilan kementerian sektor pendidikan di Distrito misalnya sebagai pihak yang mengusulkan prioritas kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar berhalangan, maka koordinator KDD memberikan tanggungjawab kegiatan kepada tim EVAS. Hal ini berarti setiap sektor yang ada di Distrito dan Sub-Distrito memiliki Tim Verifikasi, Evaluasi, dan Kontrol (EVAS) untuk membantu Perwakilan Kementerian dalam hal teknik. Tim Verifikasi, Evaluasi, dan Kontrol dilantik oleh Direktor Perwakilan Kementerian yang ada di Distrito termasuk orang-orang teknik; (1) Teknik perwakilan kementerian dari setiap sektor; (2) pejabat pembangunan komunitas, tergantung tempat dan jenis kegiatan; (3) Konsultan teknik dari Komisi Pembangunan Daerah (KDD), pejabat teknik yang lain mewakili admministrasi pemerintah yang berkompeten dalam pelaksanaan pembangunan daerah di tingkat Distrito. Tim Verifikasi, Evaluasi, dan Kontrol, bertanggungjawab atas beberapa fungsi berikut: 1. Mengunjungi lokasi kegiatan (side visit) melakukan verifikasi dan evaluasi atas prioritas kegiatan pembangunan yang telah disetujui di KDD. 2. Menjelaskan alasan eleminasi beberapa prioritas kegiatan yang telah diajukan bila dipersoalkan oleh pemilik kegiatan.

24 79 3. Menyiapkan dan mempresentasikan laporan hasil verifikasi dan evaluasi kepada KDD, menyiapkan desain/gambar secara teknik serta estimasi anggaran pembiayaan kegiatan. 4. Memonitor dan mengontrol pelaksanaan kegiatan pembangunan, menyiapkan laporan kontrol secara teknik. Dan agar dapat melaksanakan fungsi verifikasi, evaluasi, dan kontrol ini secara efektif dan efisien maka tim ini harus melakukan kordinasi yang baik dengan Chefe do Suco setempat dan Badan Perencanaan Pembangunan. e. Dewan Desa (Konsellu Suku) Konsellu Suku adalah organ/lembaga kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan undang-undang No. 3/2009 tentang Lideransa Komunitariu, melalui pemilihan Kepala Desa, dan bertanggungjawab atas konsultasi prioritas pembangunan Suco, mendukung pengontrolan atas pelaksanaan pembangunan daerah, menginformasikan kepada masyarakat dan KDD, serta bertanggungjawab untuk memilih wakil mereka menjadi anggota Komisi Pembangunan Daerah Tingkat Kecamatan (KDSD). Atas dasar tanggung jawab yang disahkan oleh undang-undang di atas, maka seorang Kepala Desa (Chefe do Suco) memiliki beberapa tugas yang harus dijalankan yakni; (1) memprakarsai dan memimpin pertemuan perencanaan pembangunan Suco, (2) menghimbau Dewan Desa untuk turut aktif dalam pertemuan tingkat Desa, (3) menjamin proses konsultasi dengan masyarakat terkait prioritas pembangunan Suco, (4) mengesahkan prioritas Suco berdasarkan

25 80 kebutuhan/masalah yang dihadapi masyarakat, (5) mengusulkan prioritas Suco ke Tingkat KDSD, (6) mendukung dan mengontrol pelaksanaan kegiatan pembangunan Suco Proses Perencanaan Anggaran Pembangunan Daerah Terpadu Distrito Dili Mengacuh pada Decreto-Lei No.4/2012 tertanggal 15 Februari, tentang Perencanaan Pembangunan Daerah Terpadu, maka Komisi Pembangunan Daerah Distrito Dili juga memiliki peranan yang sangat penting untuk merencanakan anggaran pembangunan daerahnya demi memperbaiki situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh Distrito Dili. Berdasarkan fungsi yang harus dijalankan oleh KDD ini, terlihat bahwa fungsi pertama yang harus dijalankan dan terkait dengan anggaran adalah merencanakan, menyetujui kegiatan dan anggaran pembangunan daerah. Ini adalah fungsi yang sangat penting karena semua kegiatan pembangunan yang akan dilakukan di tingkat Distrito Dili harus melalui mekanisme perencanaan oleh KDD. Dan semua anggota Komisi seharusnya terlibat secara aktif dalam setiap rapat pembahasan rencana pembangunan dengan tidak mengesampingkan prioritas kegiatan yang diajukan oleh instansi ditingkat yang lebih rendah seperti Komisi Pembangunan Sub-Distrito (KDSD). Ada beberapa aspek yang sangat rentan dalam mekanisme kerja KDD ini, yaitu, pertama, menyangkut personil yang terlibat dalam pembahasan rencana pembangunan dan anggarannya, apakah mereka terdiri atas orang-orang yang kompeten untuk melakukan fungsi perencanaan itu. Kedua, rentang waktu yang tersedia untuk melakukan pembahasan terhadap semua prioritas kegiatan yang

26 81 diajukan. Ketiga, anggaran untuk menjalankan fungsi perencanaan ini, apakah anggarannya mencukupi atau tidak. Ketiga aspek ini seharusnya menjadi perhatian bagi Pemerintah dan KDD sendiri, karena hasil kerja komisi ini akan sangat menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan di tingkat Distrito. Dalam hal personil yang terlibat dalam proses perencanaan anggaran pembangunan, khususnya di Distrito Dili, Koordinator KDD Distrito Dili menyatakan bahwa: Secara formal, perencanaan anggaran pembangunan di Distrito Dili melibatkan Bupati Kepala Daerah sebagai koordinator KDD, Camat sebagai perwakilan dari masing-masing Koordinator Pembangunan Sub- Distrito, yang ada di Distrito Dili, Delegasi Territorial, dan Dewan Desa. Jika dilihat dari jabatan formal yang disandangnya, maka semua personil yang terlibat dalam pembahasan perencanaan pembangunan di Distrito Dili sudah sangat kompeten. Tetapi apakah dengan jabatan formal itu kemudian secara otomatis mereka mengetahui masalah yang dihadapi oleh masyarakat? Tentunya tidak demikian. Untuk itu, pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan ini seharusnya telah mempersiapkan berbagai usulan yang dibuat oleh orang-orang yang mengetahui permasalahan pembangunan itu secara pasti. Untuk bidang pendidikan dasar misalnya, seharusnya Kepala Sekolah Dasar, Delegasi Territorial pendidikan di tingkat Sub-Distrito, dan masyarakat sebagai pengguna layanan pendidikan selayaknya juga diikutsertakan dan didengarkan pemikirannya. Menurut informasi yang diperoleh dari seorang Kepala Sekolah diketahui bahwa:

27 82 Kami dilibatkan dalam proses perencanaan awal, yaitu merencanakan dan merumuskan kebutuhan sekolah untuk diusulan kegiatan perbaikan sarana dan prasarana belajar di sekolah. Usulan itu diserahkan ke sekolah sentral dan selanjutnya disampaikan ke KDSD. Sedangkan untuk tahapan selanjutnya kepala sekolah tidak lagi dilibatkan (Wawancara tanggal 13 dan 15 November 2013). Berkaitan dengan rentang waktu yang tersedia untuk melakukan perencanaan anggaran, ternyata waktu yang tersedia untuk menyelenggarakan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan anggaran dirasakan sangat cukup dan tetap mengikuti siklus anggaran yang sedang berjalan. Dan apabila perencanaan anggaran yang terlambat diusulkan akan sangat berdampak terhadap proses pelaksanaan anggaran pembangunan di daerah. Salah satu pengalaman yang dialami oleh pemerintah Distrito Dili, pada sektor pendidikan yakni tertundanya pelaksanaan beberapa kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar karena kelemahan perencanaan yang dilakukan oleh komisi pembangunan daerah. Dili, bahwa: Menurut informasi yang diperoleh dari Direktur Sektor Pendidikan Distrito Penyebab tertundanya beberapa kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar pada tahun 2012, karena ketika pelelangan terjadi penawaran yang lebih tinggi dari pada budget yang direncanakan, akhirnya terpaksa harus di re-program pada tahun Dan ini sangat berimplikasi terhadap program yang di prioritaskan pada tahun 2013 karena harus menyelesaikan dulu program yang tertunda. Wawancara 16 November Hal ini di perjelas oleh Koordinator Komisi Pembangunan Daerah Distrito Dili, terkait tertundanya beberapa kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar pada tahun 2012, bahwa:

28 83 Sesungguhnya ini merupakan kesalahan teknis dalam merencanakan dan menganggarkan prioritas kegiatan pembangunan. itu sering terjadi karena banyak pihak yang hanya menginginkan prioritas kegiatannya diusulkan untuk mendapat persetujuan dana, tapi tingkat analisis biaya untuk kegiatan tersebut sangat sedikit akhirnya saat pelelangan kegiatan tidak memenuhi permintaan kontraktor terpaksa ditunda. Wawancara tanggal 19 November Penundaan pelaksanaan kegiatan ini pada akhirnya juga berdampak pada pelaksanaan perencanaan anggaran tahun 2013 dimana kegiatan di bidang pendidikan dasar dikurangi karena harus menyelesaikan kegiatan yang sudah dianggarkan tahun sebelumnya. Ini berarti bahwa prioritas kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang diusulkan oleh Delegasi Territorial di tingkat KDD untuk tahun 2013 bisa saja tidak didanai. Hal ini tentunya sangat berdampak terhadap percepatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Distrito Dili. Meskipun keterlambatan pelaksanaan anggaran ini sudah sering terjadi dan disadari sepenuhnya oleh pejabat pelaksana anggaran, namun koordinator KDD menyatakan bahwa perencanaan anggaran di Distrito Dili masih berada dalam siklus anggaran sesuai dengan Decreto-Lei Nomor 13 Tahun 2009 tentang Anggaran dan pengelolaan Keuangan. Berikut adalah petikan pernyataan Koordinator KDD berdasarkan hasil wawancara tanggal 5 November 2013: Walaupun proses perencanaannya melalui tahap persiapan yang begitu panjang/berjenjang, namun tetap mengikuti siklus perencanaan anggaran yang sudah berlaku karena bila hasil perencaraan dan penganggaran terlambat atau tidak sesuai dengan siklus anggaran maka akan berimplikasi terhadap pelaksanaan anggaran pembangunan. Proses perencanaan anggaran pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar Distrito Dili terintegrasi dalam proses pembangunan daerah

29 84 Distrito Dili, sehingga semua sektor yang ada di Distrito Dili berjalan sesuai dengan jadwal perencanaan yang telah ditentukan agar tidak menghambat proses perencanaan anggaran secara nasional. Keterlambatan yang sering dihadapi oleh komisi pembangunan daerah Distrito Dili, itu adalah masalah teknis dalam proses persiapan anggaran yang kurang memadai, lalu berimplikasi terhadap pelelangan kegiatan, akhirnya berdapak pada proses pelaksanaan anggaran pembangunan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perencanaan yang disiapkan untuk sebuah kegiatan pembangunan harus benar-benar dirancang secara efektif sehingga dapat mendorong terlaksananya suatu proses pada tahap yang lain. Hakekat dari pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah terpadu untuk mengharmonisasikan program pembangunan yang ada di tingkat daerah. Tujuannya adalah agar institusi publik mulai dari tingkat Distrito, Sub-Distrito, hingga tingkat Suco, bertanggungjawab untuk dan dalam proses perencanaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan di daerah. Rencana pembangunan daerah merupakan sebuah dokumen berisi daftar prioritas kegiatan pembangunan dan estimasi anggaran pembiayaan kegiatan yang disahkan oleh Komisi Pembangunan Daerah (KDD) setelah proses konsultasi dengan masyarakat. Pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan ke daerah dalam bentuk proyek pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah benar-benar merespon situasi dan kondisi yang dihadapi masyarakat. Hal ini dikarenakan anggaran negara yang di belanjakan tiap tahun dirasakan tidak menyentuh kebutuhan riil yang dihadapi

30 85 sehingga masyarakat tidak pernah merasakan outcome dari proses pembangunan itu sendiri, padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dianggarkan setiap tahun dinilai sangat besar. Sementara salah satu tujuan anggaran negara yang dianggarkan setiap tahun adalah untuk memenuhi kebutuhan rakyat, antara lain kesejahteraan, pendidikan, perlindungan ekonomi, lapangan kerja, adanya jaminan sosial, serta standar hidup yang layak, sehingga program dan kegiatan yang disusun harus bisa mengatasi segala macam persoalan yang dihadapi oleh rakyat. (Puspitosari dkk, 2006: 67). Terkait hal ini, Richard Musgrave seperti dikutip Coe 1989 (Bastian, 2009 : 99) mengidentifikasikan tiga pertimbangan ekonomis mengapa pemerintah terlibat dalam bisnis pengadaan barang dan jasa bagi masyarakat. Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi, redistribusi pendapatan, dan alokasi sumber daya. Dijelaskan bahwa keterkaitan ketiga hal tersebut dikarenakan pada umumnya sektor swasta hanya menyediakan market goods sedangkan pemerintah berkewajiban menyediakan pure public goods dan partial public goods. Pertimbangan pertama dan kedua umumnya hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat, sedangkan pertimbangan ketiga dapat dilakukan oleh pemerintah daerah. Atas ketiga pertimbangan itulah anggaran diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pencapaian tujuan akhir pemerintah. Dalam konteks Timor-Leste, kapabilitas dan efektivitas pemerintah dalam perencanaan dan pengendalian keuangan negara dirasakan masih terlalu lemah. Kenyataan menunjukkan bahwa pada umumnya, lembaga-lembaga pemerintah belum menjalankan fungsi dan perannya secara efisien, sehingga pemborosan

31 86 adalah fenomena umum yang terjadi disetiap departemen pemerintahan. Kondisi seperti ini muncul karena pendekatan umum yang digunakan dalam penentuan besar alokasi dana untuk setiap kegiatan adalah pendekatan incrementalism yang didasarkan pada perubahan satu atau lebih item yang bersifat umum, seperti tingkat inflasi dan jumlah penduduk. Sementara itu, analisis untuk mengetahui struktur, komponen dan tingkat biaya untuk setiap kegiatan masih sedikit sekali dilakukan, padahal perencanaan dilakukan untuk menjamin teridentifikasinya jumlah kebutuhan dan alokasi dana yang lebih akurat sesuai dengan kebutuhan riil dari setiap kegiatan pembangunan. Untuk menjamin teridentifikasinya jumlah kebutuhan dan alokasi anggaran yang lebih maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, pemerintah Timor-Leste bergeser dari sistem perencanaan pembangunan top down ke bottom up atau partisipatif, dengan melibatkan semua komponen secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta polaporan dan evaluasi. Kesemuanya itu, dimaksudkan agar disamping menyiapkan semua komponen pemerintahan yang ada di daerah menuju desentralisasi dengan sistem Município (kotamadya), juga diharapkan bahwa perencanaan dan penganggaran yang buttom-up dapat menjawab kebutuhan riil yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian, agar proses perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan di Distrito Dili, mampu menjawab situasi dan kondisi riil masyarakat terutama sektor pendidikan terkait kondisi sarana dan prasarana pendidikan dasar dibeberapa sekola dasar yang mengalami kerusakan, maka harus dimulai dari proses perencanaan dan penganggaran yang memadai, agar

32 87 mempersiapkan prioritas kegiatan pembangunan yang merefleksikan kebutuhan riil masyarakat untuk mendapatkan dukungan anggaran pembiayaan yang maksimal demi mendorong percepatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Distrito Dili Perencanaan Perencanaan merupakan sebuah proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis guna menyiapkan program dan aktivitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah dilaksanakan. Untuk menghasilkan suatu rencana pembangunan yang berkualitas demi mendapat dukungan dana yang memadai, maka pemerintah daerah melalui komisi pembangunannya menyusun strategi dan menentukan langkah-langkah dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang mendasarkan pada kondisi obyektif, potensi riil, dan permasalahan dan kebutuhan nyata daerah serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah yang merupakan penjabaran kehendak masyarakat di daerah. Sedangkan fungsingya sebagai pedoman penyelenggaraan kebijakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah, sektor swasta,

33 88 dan segenap masyarakat sehingga dengan partisipasi semua pihak dalam proses perencanaan pembangunan daerah dapat memupuk suatu kebersamaan yang utuh sebagai mitra kerja, dalam menyiapkan diri menuju pelaksanaan desentralisasi dengan sistem municipio. Untuk menjamin agar proses persiapan anggaran melalui perencanaan dan penganggaran prioritan kegiatan pembangunan di Distrito Dili berjalan lancar dan efektif, diperlukan suatu pertimbangan berdasarkan data-data, fakta, dan informasi, tentang proses pembangunan yang sedang berjalan dijadikan dasar perkiraan penganggaran untuk tahun mendatang. Sehingga perencanaan dan penganggaran pembangunan yang akan diajukan koresponde dengan apa yang sebenarnya terjadi, yang sedang berjalan, dan yang diharapkan akan terjadi di tahun mendatang. Menurut informasi yang diperoleh dari Direktor Sektor Pendidikan Distrito Dili terkait dasar yang digunakan dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan di sektor pendidikan, informan mengatakan bahwa: yang menjadi dasar untuk melalukan perencanaan pembangunan pada sektor pendidikan adalah data dan informasi riil tentang kondisi pendidikan saat ini, misalnya kondisi sarana dan prasarana pendidikan, dan informasi tentang hasil laporan perkembangan pembangunan sektor pendidikan tahun lalu. Wawancara tanggal 7 November Tentu kondisi ini sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pelaku pembangunan dalam mempersiapkan segala sesuatu diawal proses perencanaan dan penganggaran pembangunan yang akan dilaksanakan di Distrito Dili. Oleh karena itu setiap data dan informasi menyangkut proses pembangunan maupun hasil terkait perubahan seharusnya dapat diinformasikan kepada semua pihak bahkan masyarakat karena proses pembangunan yang sedang dilaksanakan

34 89 merupakan tanggungjawab seluruh komponen masyarakat sehingga pada akhirnya muncul semacam konsiensia masyarakat untuk mendukung pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Selain itu, data dan informasi yang penting untuk mendukung proses persiapan perencanaan anggaran pembangunan seharusnya dapat dikoordinasikan dan disosialisasikan dari tingkat Distrito sampai ke tingkat yang paling rendah yaitu Suco, sehingga perencanaan anggaran pembangunan itu benar-benar dapat disiapkan secara efektif dari bawah agar bisa menghasilkan suatu rancangan rencana yang dapat didukung oleh pemerintah pusat untuk menyetujui dan mengesahkan anggaran pembangunan investasi daerah yang di prioritaskan oleh komisi pembangunan daerah (KDD). Berdasarkan kutipan informasi di atas dapat dikatakan bahwa proses perencanaan yang berjenjang seperti yang dilakukan di Distrito Dili, atau perencanaan buttom-up, tentu yang diharapkan oleh pihak perencana adalah dasar berupa data dan informasi yang akurat tentang perkembangan yang sedang berjalan maupun hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun lalu, agar perencanaan yang akan disiapkan pada tahun yang akan datang semakin terarah untuk mengoptimalkan kondisi riil saat ini. Sehingga data dan informasi itu diharapkan dapat sampai kepada pihak atau lembaga yang paling bawah untuk dijadikan pegangan dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan karena dari beberapa kutipan informasi di atas dapat dipahami bahwa kadang-kadang data dan informasi seperti yang dikatakan di atas tidak sampai ke tangan pihak yang paling bawah atau kalaupun sampai

35 90 namun tidak lengkap. Hal ini dapat diperkuat oleh hasil wawancara dengan seorang Kepala Suco, sebagai berikut: sebelum melakukan proses perencanaan, terlebih dahulu kami dibagikan sebuah formulir untuk pengisian prioritas kebutuhan yang akan dijadikan program kegiatan pembangunan suco dan jadwal perencanaan pembangunan. Wawancara tanggal 6 November Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komisi pembangunan daerah (KDD) Distrito Dili, sebagai lembaga penting yang bertanggungjawab atas perencanaan dan penganggaran pembangunan investasi daerah harus meningkatkan kepekaan dalam menentukan strategi perencanaan yang baik agar mampu menghasilkan suatu rancangan rencana investasi yang efektif guna mendorong perubahan dan kemajuan daerah di berbagai sektor pembangunan terutama dalam hal ini sektor yang menjadi obyek penelitian yakni pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Distrito Dili, sehingga sektor pendidikan dapat mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Timor-Leste umumnya dan Distrito Dili khususnya, lebih khusus pendidikan tingkat dasar. Oleh sebab itu, komisi pembangunan daerah (KDD) Distrito Dili harus mampu memanfaatkan data dan informasi yang tersedia untuk mengakomodir semua pihak yang berkepentingan terutama yang terlibat secara langsung dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah untuk dapat berpartisipasi aktif sehingga mampu menciptakan perubahan melalui proses perencanaan dan penganggaran pembangunan yang dilakukan oleh KDD dan seluruh komponen kerjanya baik dari tingkat Suco sampai ke tingkat Distrito.

BAB I PENDAHULUAN. Timor-Leste merupakan sebuah negara yang secara dejure diakui

BAB I PENDAHULUAN. Timor-Leste merupakan sebuah negara yang secara dejure diakui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Timor-Leste merupakan sebuah negara yang secara dejure diakui kemerdekaannya oleh dunia Internasional pada tanggal 20 Mei 2002. Sebagai sebuah negara yang

Lebih terperinci

Indeks: PEMERINTAH DAERAH. Propinsi/Daerah Tingkat I. Timor Timur. Kabupaten/Daerah Tingkat II. Dili. Kota Administratif. Dili. Pembentukan.

Indeks: PEMERINTAH DAERAH. Propinsi/Daerah Tingkat I. Timor Timur. Kabupaten/Daerah Tingkat II. Dili. Kota Administratif. Dili. Pembentukan. Bentuk: Oleh: PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 41 TAHUN 1981 (41/1981) Tanggal: 19 NOPEMBER 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/58 Tentang: PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF DILI Indeks:

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar di Distrito Dili, Timor- Leste.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE Tesis RA092389 KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE JOSÉ MANUEL MANIQUIN 3208205003 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rima Dewi Suprihardjo, M.I.P Ir. Putu Rudy Satiawan, MSc PROGRAM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang a.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.EKON/05/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 543 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 NOMOR 18 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228 dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apa yang dijadikan kajian, dan bagaiamana hasil-hasilnya, kesimpulan, dan saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apa yang dijadikan kajian, dan bagaiamana hasil-hasilnya, kesimpulan, dan saran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Hasil Penelitian Terdahulu Kajian ini akan meninjau beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevansi dengan rencana penelitian. Fokus kajian

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 42 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN 1 PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat (1)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 42 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON *s NOMOR 67 TAHUN 2016, SERI D. 16 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 67 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memacu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 75, 2004 POLITIK. PEMERITAHAN. Pemeritah Pusat. Pemerintah Daerah. Kementerian Negara. Lembaga. Menteri. APBN.

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN, SERTA PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci