STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA SEBAGAI MEDIA EDUTAINMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA SEBAGAI MEDIA EDUTAINMENT"

Transkripsi

1 STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA SEBAGAI MEDIA EDUTAINMENT SKRIPSI Oleh: Rossa Amira Damawati I PENDIDIKAN Sastra Inggris FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN ix BAB I PENDAHULUAN 1. JUDUL 2. PENGERTIAN JUDUL 3. LATAR BELAKANG Fenomena Televisi dan Anak Televisi dan Pesonanya Anak dan Teman Televisinya Mitos Televisi vs Penelitian Para Ahli Terhadap Manfaat Televisi Dukungan Pemerintah Terhadap Perkembangan Media Televisi Sebagai Media Edutainment Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kota Surakarta dan Kondisi Penyiaran Televisi Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kota Surakarta Kondisi Penyiaran Televisi. 4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN Permasalahan Persoalan TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Sasaran LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN Lingkup Pembahasan Batasan Pembahasan. 7. METODE PEMBAHASAN Pengumpulan Data Analisa Data Konsep Perencanaan dan Perancangan.. 8. SISTEMATIKA PENULISAN.. BAB II TINJAUAN TEORI 1. TINJAUAN DUNIA PENYIARAN Definisi Penyiaran Sejarah Penyiaran Televisi Sejarah Perkembangan di Dunia Sejarah Perkembangan di Indonesia Ragam Televisi Sistem, Teknik, dan Prosedur Penyiaran Stasiun Televisi Sistem Penyiaran Stasiun Televisi Teknik Penyiaran Stasiun Televisi Materi/Program Siaran commit Pada to Stasiun user Televisi Prosedur Penyiaran Stasiun Televisi i

3 1.5. Tinjauan Studio Televisi Makro Mikro PERTIMBANGAN VISUAL, AKUSTIK, DAN PENCAHAYAAN PADA STUDIO TELEVISI Pertimbangan Visual Pertimbangan Akustik Audio Pengkondisian Akustik Volume Ruang Besaran/Tinggi Ruang Pertimbangan Pencahayaan Pencahayaan Buatan Macam Penyinaran Pada Ruang Dalam Pencahayaan Pada Studio Pementasan TINJAUAN DUNIA ANAK USIA 2 10 TAHUN Periodesasi dan Tugas Perkembangan Eksplorasi Pengembangan Potensi dan Bakat Anak Konsep Edutainment (Belajar dan Bermain) dan Wadah Eksplorasi Pengembangan Potensi dan Bakat Anak STUDI KOMPARASI CCTV (China Central Television Headquarters) Maidstone Studios Inggris MMTC (Multi Media Training Center) Jogjakarta TV E (TV Edukasi). 76 BAB III TINJAUAN SURAKARTA 1. KONDISI FISIK. 2. KONDISI NON FISIK Sarana dan Prasarana Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta Kondisi Kependudukan Kondisi Perekonomian RELEVANSI STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA Perkembangan Dunia Penyiaran Di Surakarta Fasilitas Edutainment Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Anak di Surakarta Potensi Dan Kebutuhan Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta.. BAB IV STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN 1. PENGERTIAN FUNGSI DAN PERANAN STASIUN TELEVISI VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STASIUN TELEVISI Visi Stasiun Televisi Misi Stasiun Televisi Tujuan Stasiun Televisi Sasaran Stasiun Televisi JENIS KEGIATAN UTAMA YANG DIWADAHI Pertelevisian Fasilitas Anak ii

4 4.3. Kegiatan Penunjang Stasiun Televisi 4.4. Kegiatan Servis Stasiun Televisi 5. PELAKU KEGIATAN RENCANA PROGRAM SIARAN Sumber Program Perencanaan Program.. 7. PENGADAAN DANA LOKASI SITE YANG DIRENCANAKAN Pendekatan Pemilihan Lokasi Site Pemilihan Site Site Terpilih Eksisting Site UNGKAPAN FISIK STASIUN TELEVISI YANG DIRENCANAKAN Rencana Penampilan Bangunan Perwujudan Penampilan Bangunan Eksterior Interior Rencana Penggunaan Material Bangunan Struktur Dinding Lantai Atap Jendela.. BAB V ANALISA DAN PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TELEVISI ANAK DI SURAKARTA 1. ANALISA PERENCANAAN PROGRAM ANALISA ALUR KEGIATAN PADA STASIUN TELEVISI Alur Kegiatan Pertelevisian Alur Kegiatan Fasilitas Anak Kegiatan Staff Kegiatan Anak Kegiatan Orang Tua dan Pengunjung Alur Kegiatan Penunjang Alur Kegiatan Servis ANALISA SISTEM DAN PROGRAM PERUANGAN Analisa Kebutuhan Ruang Analisa Besaran Ruang Analisa Pola Hubungan Ruang Hubungan Ruang Makro Hubungan Ruang Mikro ANALISA PENDEKATAN SITE Analisa Orientasi Massa dan View Analisa Penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) Berdasarkan Pencapaian Analisa Pengolahan Pola Sirkulasi Analisa Tingkat Kebisingan Analisa Zonifikasi Site Analisa Tata Landscape ANALISA SISTEM SIRKULASI BANGUNAN Sistem Sirkulasi Horizontal Sistem Sirkulasi Vertikal commit..... to user iii

5 6. ANALISA PENDEKATAN BANGUNAN STASIUN TELEVISI Studi Bentuk Dasar Pendekatan Tata Massa Bangunan Tata Eksterior Tata Interior dan Penyelesaian Akustik Ruang Tata Cahaya Pendekatan Sistem Struktur Bangunan Sub Struktur Super Struktur Upper Struktur Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan Jaringan Air Bersih Jaringan Drainase Jaringan Listrik Jaringan Instalasi Tata Udara Jaringan Sistem Komunikasi Sistem Pengelolaan Sampah Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Dan Petir BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA 1. MAKRO Konsep Pemilihan Lokasi dan Site Lokasi Terpilih Eksisting Site Terpilih Konsep Pengolahan Site Konsep Pencapaian Konsep Sirkulasi Konsep Zonifikasi Site Tata Lansekap MIKRO Konsep Kebutuhan Ruang Konsep Pola Hubungan Ruang Hubungan Ruang Makro Hubungan Ruang Mikro Konsep Sirkulasi Sirkulasi Horizontal Sirkulasi Vertikal Konsep Bangunan Stasiun Televisi Konsep Tata Massa Bangunan Konsep Sistem Struktur Bangunan Konsep Sistem Utilitas Bangunan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

6 1 BAB I PENDAHULUAN 1. JUDUL Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta Sebagai Media Edutainment 2. PENGERTIAN JUDUL Stasiun televisi swasta anak di Surakarta sebagai media edutainment adalah sebuah wadah yang berfungsi sebagai sarana penyiaran program khusus anak bermuatan edukasi rekreatif yang bersifat memberikan informasi, pengetahuan dan memotivasi belajar anak dengan dikemas secara atraktif dan menyenangkan, dan rekreasi edukatif yang memberi sajian hiburan edukatif bagi pengembangan potensi anak dengan disertai fasilitas yang mewadahi kegiatan edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak yang berlokasi di kota Surakarta. 3. LATAR BELAKANG 3.1. Fenomena Televisi dan Anak Televisi dan Pesonanya Dewasa ini manusia tidak dapat melepaskan diri dari teknologi dengan berbagai macam aktivitas yang sedang dijalani setiap hari. Sebagai contoh ketika pagi ibu mempersiapkan masakan bagi keluarga menggunakan kompor, atau berangkat bekerja seperti ayah menggunakan motor, mobil, atau sarana transportasi lain (bekerja dari pagi sampai sore/malam), dan anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menonton televisi dan bermain (aktivitas nyata di lapangan atau maya dengan media seperti PS atau virtual game lain) selain bersekolah. Malahan, seluruh anggota keluarga disibukkan aktivitas masing masing demi terpenuhinya kebutuhan dan kesejahteraan hidup dengan bantuan dari teknologi. Televisi merupakan salah satu produk teknologi yang memiliki penetrasi sangat besar dan juga memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan umat manusia. Semenjak kehadirannya dikomersilkan secara massal pada tahun 1930, dengan sekejap kotak elektris ini menjadi primadona seluruh umat manusia, bahkan menjadi bagian commit hidup to mereka. user Seperti ditulis oleh Saktiyanti 1

7 2 Jahya pada bukunya Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi, Martin Essin menyebut bahwa era sekarang ini merupakan The Age of Television dimana televisi telah menjadi kotak ajaib yang dapat membius para penghuni gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. Martin juga menambahkan, televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku 4 sampai 6 jam sehari di depan layar kaca. Dan Foster Wallace menyatakan: Kita hidup bersamanya, tidak hanya melihatnya...maka tidak seperti generasi yang sudah tua, manusia abad ini tidak punya ingatan tentang dunia tanpa membicarakan televisi. Ingatan tentang dunia terbangun bersama di dalamnya. 1 Dengan menjalankan fungsi fungsi media massa sebagai media berita / penerangan, pendidikan, hiburan, dan promosi, televisi mampu mengisi kekosongan tiap individu karena mampu memberikan bantuan layaknya teman melalui program programnya diantara himpitan tuntutan hidup yang semakin tinggi dan kompetitif. Dibanding media lain seperti media cetak atau radio, televisi dinilai sebagai media massa paling cepat dan efektif dalam menyajikan informasi dan hiburan. Beberapa peneliti dan pengamat media menyatakan bahwa televisi memiliki banyak kelebihan, seperti mampu memberikan rangsangan audio visual yang dapat meningkatkan perkembangan otak termasuk meningkatkan keingintahuan, perhatian, dan konsentrasi 2, memberikan keserempakan penyiaran kepada khalayak sehingga mereka dapat menerima informasi dalam waktu yang sama, memiliki kekuatan pesan yang konkret, mampu meliput daerah yang tidak terbatas, bisa dinikmati dan dimengerti oleh berbagai kalangan umur bahkan oleh penderita cacat tubuh dan buta huruf, harga terjangkau oleh golongan ekonomi bawah, dan menurut Darwanto televisi adalah sebagai agen pembaru (agent of social change) dalam pembangunan nasional yang membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern 3. Itulah sebabnya mengapa kotak ajaib ini begitu sangat dipuja sehingga dikenal mendapat julukan The Second God, orang-orang Belanda pun memplesetkan singkatan TV menjadi Tweede-Vrouw (istri kedua) 4. Bahkan kini televisi juga berfungsi sebagai sarana pemersatu keluarga setelah masing masing individu menjalankan kewajiban personal dalam hidup. Dan 1 Suprapto, Tommy,(2006), Berkarier di Bidang Broadcasting, Media Pressindo, Jogjakarta April Darwanto, (2007), Televisi Sebagai Media Pendidikan, Pustaka Pelajar, Jogjakarta 4 Tondowidjojo, John, (1999), Komunikasi Berbalik Menjadi Konsumsi

8 3 kenyataannya kini televisi menjadi barang primer yang harus dipenuhi dan memainkan peranan yang cukup penting dalam hidup. Perkembangan teknologi media televisi di Indonesia cukup pesat. Diperkirakan saat ini ada lebih dari 80 juta set pesawat televisi di Indonesia, ini berarti jika satu pesawat ditonton oleh sekitar 3 orang dalam satu keluarga, hampir 95% penduduk Indonesia menyaksikan acara yang disiarkan oleh kotak ajaib ini 5. Semenjak TVRI disiarkan secara serempak pada 24 Agustus 1962 sebagai pionir berdirinya stasiun televisi (milik pemerintah), masyarakat antusias menyambut secara positif kehadirannya. Selama 39 tahun menjadi single fighter dalam dunia pertelevisian dan masyarakat mulai mengalami kejenuhan, pemerintah mulai memberikan izin kepada RCTI pada tahun 1988 untuk beroperasi sebagai stasiun televisi pertama dengan mengusung status swasta (kepemilikan perseorangan bukan pemerintah) berdasar SK Menpen RI Nomor 190A/Kep/Menpen/1987 (yang diperbarui SK Menpen No.111/Kep/Menpen/1990) tentang saluran siaran terbatas, dan dari sinilah muara peluang berdirinya stasiun televisi swasta lain untuk beroperasi. Setelah itu SCTV lahir pada 24 Agustus 1990, TPI 23 Januari 1991 (sekarang berganti nama menjadi MNC TV sejak 20 Oktober 2010), ANTV 7 Maret 1993, Indosiar 11 Januari 1995, Metro TV 25 November 2000, Trans TV 15 Desember 2001, Lativi tahun 2002 (yang berganti menjadi TV One pada 2008), TV7 tahun 2001 (pada 2006 berubah menjadi Trans7), dan Global TV tahun 2002, seakan menjadi magnet bagi para pemilik modal untuk berinvest di dunia pertelevisian 6. Tak hanya stasiun televisi swasta nasional saja yang semakin dikenal, beberapa kurun waktu terakhir televisi lokal juga mendapat perhatian khusus dari para pemirsa. Ini terbukti sampai saat ini ada lebih dari 100 buah stasiun televisi lokal beroperasi di Indonesia. Dengan berpayung hukum pada UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran pasal 6 ayat 3 yang berbunyi Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal dan dibentuknya lembaga ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia) sebagai pelindung stasiun televisi local semakin mantap mengembangkan sayap untuk memberikan berbagai macam sajian program kepada pemirsa. 5 Mahayoni dan Hendrik Lim, (2008), Anak vs Media, PT Elex Media Komputindo, Jakarta 6 Ibid no.1

9 Anak dan Teman Televisinya Kotak ajaib menyajikan berbagai program menarik bagi seluruh khalayak. Tak hanya orang dewasa, sekarang ini racun bius televisi sudah menyebar pada anak. Sebuah survey yang dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan, anak-anak menghabiskan waktunya rata-rata jam seminggu hanya untuk menonton televisi 7, ini berarti anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menonton televisi dibanding kegiatan lain yang lebih berarti seperti bersekolah, bermain, dan beristirahat. Televisi adalah teman bagi anak. Namun layaknya sifat manusia, televisi memiliki sifat seperti 2 sisi mata uang, baik dan buruk. Sebagai teman yang selalu setia menemani anak dengan memberikan berbagai informasi dan hiburan, pada saat ini sebagian besar stasiun TV menayangkan 5 unsur merugikan bagi perkembangan kehidupan, otak dan karakter anak, yaitu kekerasan (war), eksploitasi seksual (sex), kriminalitas (criminal), gosip, dan mistik. Sasa Djuarsa Sendjaja, anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat menyatakan bahwa frekuensi dan durasi tayangan kekerasan sudah berada dalam tahap yang mengkhawatirkan, mengingat rata-rata program tayangan liputan berita criminal (21 program) memuat adegan kekerasan dengan berbagai versi, khususnya ketika menunjukkan gambar korban kekerasan, perusakan benda, penggunaan alat kekerasan, dan visual mayat. Bahkan menurut catatannya sepanjang periode November 2005, 9 televisi setidaknya telah menayangkan 225 program kriminal 8. Amelia Hezkasari, salah satu anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat menambahkan acara-acara banyak menayangkan adegan vulgar dan kekerasan karena persaingan program yang semakin kompetitif dalam menarik pemirsa. Dari setiap 3 jam tayangan prime time yang disiarkan oleh 11 stasiun televisi swasta di Jakarta, hampir 70% sinetron mengandung kekerasan dan kecenderungan eksploitasi seksual. 9 Kelima unsur negatif tersebut selalu menjadi teman anak setiap kali menonton, selalu setia memberikan input/pertimbangan negatif pada otak. Sedangkan pihak stasiun televisi menyiarkan dengan dalih menyiarkan program sesuai dengan potret sketsa keinginan masyarakat penonton yang pada sejatinya demi 7 Artikel Kompas: Anak yang Ketagihan Nonton TV, Hal 20: kol 1-9, Selasa 16 Juli News Letter KPI, Hal 26, Januari-Maret Majalah Cakram, Hal 8, Desember 2005-Januari 2006

10 5 peningkatan rating dan share tanpa pertimbangan mutu materi siaran, hanya melihat kepentingan bisnis/komersialisme saja 10. Program program yang hadir dalam setiap ruang keluarga tersebut tidak mampu menyajikan filter, terutama bagi tayangan yang kurang layak untuk ditonton anak yang belum cukup umur. Ini berakibat fatal karena televisi memberi pengaruh yang cukup kuat bagi individu apalagi bagi anak karena dalam masa perkembangannya mereka masih labil, belum memiliki pondasi karakter sehingga informasi apa yang diterima oleh mereka langsung diterima, diserap, dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata, sehingga pada akhirnya terjadi pergeseran nilai moral dan membentuk pola pikir yang salah. Mengingat lamanya anak menonton TV rata rata 5 jam setiap hari dan berdasar pada sebuah penelitian bahwa pada usia tertentu (2-10 tahun) otak anak mengalami perkembangan tingkat kecerdasan maksimal (masa peka otak untuk belajar), aktivitas otak jauh lebih sibuk, 2 kali lebih aktif dibandingkan dengan orang dewasa 11, yang disebut sebagai Golden Age, pada usia ini rawan terhadap berbagai input yang masuk ke dalam otak dan pengaruh yang dirasakannya begitu kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, mereka mudah meniru dan belajar dari tayangan yang mereka tonton 12. Bentuk belajar anak adalah dengan bermain dan berekreasi. Kemampuan untuk menciptakan gagasan baru, bersuka cita terhadap hal-hal baru, dan menciptakan dunia demi dunia merupakan celahcelah evolusioner yang berawal dari kegiatan bermain. Dan anak belajar 75% melalui pengamatan (visual) dan 25% melalui pendengaran (audio) karena pengamatan visual lebih meninggalkan kesan mendalam dan cermat sehingga memudahkan untuk mengingat kembali sehingga membantu perkembangan psikologis dan daya kreativitas anak Mitos Televisi vs Penelitian Para Ahli Terhadap Manfaat Televisi Edward R. Murrow (1958) mengatakan, Alat ini bisa mengajar, bisa memberikan pencerahan, ya, bahkan bisa memberikan ilham. Tetapi ini bisa terwujud hanya bila manusianya bertekad menggunakannya untuk mencapai tujuan tujuan itu. Kalau tidak, ia cuma sebuah kotak kecil berisi tabung dan 10 Ibid no.5 11 Gopnik, Alison, (2007), Keajaiban Otak Anak, Mizan Media Utama, Bandung Ibid no.3

11 6 kabel. Ada beberapa mitos seputar televisi dan fakta yang terjadi diantaranya yaitu 14 : a) Mitos mengenai televisi merupakan media pasif, hal ini disangkal oleh fakta bahwa kenyataannya acara televisi pendidikan bisa secara aktif melibatkan anak, baik fisik maupun intelektual yang berkelanjutan, bahkan sampai setelah acaranya usai. b) Televisi menghambat pertumbuhan dan mengganggu gelombang otak anak yang sehat, yang mana faktanya adalah pola pola gelombang otak selama menonton televisi sangat serupa dengan kegiatan otak selama kegiatan kegiatan lain. c) Televisi memperpendek rentang perhatian anak anak, faktanya adalah acara acara televisi pendidikan bisa benar benar meningkatkan perhatian dan keterampilan kognitif anak anak. d) Jika anak menonton televisi, ia akan menjadi murid yang bodoh, faktanya adalah tergantung pada apa dan seberapa banyak yang ditonton anak. Pelajar yang menonton televisi secara moderat, khusunya televisi pendidikan bisa menjadi pelajar unggulan. e) Jika anak menonton televisi, ia tak akan menjadi pembaca yang baik, televisi dan buku adalah musuh bebuyutan, yang mana faktanya adalah program program anak yang bermutu bisa benar benar memotivasi anak untuk membaca buku dan mencintai kegiatan membaca. f) Jika anak menonton televisi yang mendidik maupun yang menghibur ia akan mengharapkan gurunya suka menyanyi dan menari, yang mana faktanya adalah anak kecil memahami benar bahwa kedua dunia itu terpisah, begitu pula konvensi konvensi televisi dan ruang kelas. Dr. Jack Lyle, yang menjabat sebagai Director of Communication Institute The West Center di depan rapat staf Menteri Penerangan Republik Indonesa mengungkapkan pemikirannya terhadap televisi sebagai media audio visual dalam hal keefektifan menjalankan fungsinya menyatakan bahwa Televisi menyajikan jendela dunia. Apa yang kita lihat melalui jendela tersebut membantu untuk berkreasi seperti yang telah disebut beberapa tahun lalu oleh Walter Lippman sebagai gambaran dalam pikiran, dan gambaran inilah yang merupakan bagian penting dari proses pembelajaran setiap individu, terutama sekali yang berhubungan dengan rasa menghargai orang lain, tempat tempat, 14 Chen, Milton. Anak Anak dan Televisi, (1996), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

12 7 situasi situasi yang tidak setiap orang pernah bertemu secara langsung maupun yang telah memiliki pengalaman. Selanjutnya televisi sebagai media audio visual menghasilkan pengalaman tiruan (simulated experience), dan justru dari sini akan memberikan kesan mendalam bagi penonton, membuatnya tertarik pada hal hal baru dan ingin menggali lebih banyak dan mendalam, akan lebih bermanfaat lagi jika televisi dimanfaatkan sebagai media pendidikan. Patricia Marks Greenfield dan Jessica Beagles-Roos mengadakan penelitian pada anak dengan kelompok usia 6 10 tahun dengan cara membandingkan peran televisi dan radio dengan menampilkan suatu cerita yang disertai dengan kegiatan menguji ingatan anak kemudian menganalisa hasil respon anak terhadap kedua media tersebut. Ternyata hasilnya adalah televisi dapat memperjelas peranannya sebagai media pendidikan. Penyajian melalui radio sama halnya dengan yang terjadi di ruang kelas dimana sisi audio lebih dominan untuk dipakai oleh anak karena rangsangannya berupa kata kata, sedangkan pada televisi ada tambahan berupa ilustrasi visual yang dinamis. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya Media Pendidikan mengutip pendapat A.S. Franklin Durham yang ditulis dalam bukunya Television In Our School tentang siaran pendidikan untuk sekolah, melalui media massa televisi sebagai berikut: Sebuah komunikasi, televisi adalah unik terhadap kemampuannya untuk menyajikan banyak sisi lain ke dalam ruang kelas. Setiap bantuan rangsangan audio dan visual seperti yang telah kita ketahui dapat diperoleh dari televisi, gambar bergerak, film strip, slide (terutama untuk menyediakan setting untuk produksi drama), rekaman, gambar, peta, dan tak terhitung banyaknya peralatan instruksional yang terlebih lagi memberikan kesempatan pada sekolah untuk menyajikan suasana kesegaran, orisinil, ilustrasi kreatif yang dihasilkan saat ini. Pendapat tersebut lebih meyakinkan bahwa melalui media televisi dapat membantu memecahkan masalah masalah pendidikan, yang berarti bahwa televisi mampu meningkatkan kemampuan belajar. Alih alih sajian tayangan negatif dari produsen TV, dengan berdasar pada penelitian sebelumnya, sebenarnya televisi adalah media potensial dalam menyampaikan pendidikan, karena dengan adanya televisi dapat memacu mengembangkan daya nalar serta

13 8 daya reka anak sehingga mampu meningkatkan dan mendukung efektivitas dan efisiensi proses belajar anak sebesar 20% 50% Dukungan Pemerintah Terhadap Perkembangan Media Televisi Sebagai Media Edutainment Fenomena televisi yang menjadi candu bagi masyarakat saat ini nampaknya menjadi pemikiran serius bagi pihak pemerintah negara negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Dengan melihat permasalahan dan kondisi yang ada dalam dunia pertelevisian kita yang tidak sehat disertai dengan kondisi pendidikan saat ini, seperti terbatasnya produksi buku dan penyebarannya, jumlah kelas untuk belajar, dan juga jumlah peralatan laboratorium, maka pemerintah begitu sangat melirik pemanfaatan televisi sebagai media pendidikan masyarakat dari semua jenjang pendidikan maupun praktisi untuk berjalan sesuai dengan arah dan tujuan UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana tercakup di dalamnya kewajiban untuk melakukan peningkatan mutu pendidikan, pemerataan akses pendidikan, faktor geografis, keterbatasan sarana dan prasarana, globalisasi informasi, dan memotivasi masyarakat gemar belajar. Dari latar belakang itulah Departemen Pendidikan Nasional melalui departemen Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE) yang terletak di Ciputat, Jakarta Selatan 16. Materi program siaran pada TV Edukasi meliputi 4 komposisi pokok, yaitu program pendidikan formal (meliputi pendidikan untuk PAUD, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi) sebesar 30%, non formal (paket B, C, dan keterampilan) sebesar 30%, informal (pentas dongeng, lensa siswa, ungkapan budaya, dokumenter, sinetron, micro teaching, science club, fisika itu asyik) sebesar 20%, dan informasi pendidikan (straight news dan feature) sebesar 20%, yang disiarkan melalui 2 sistem distribusi utama, yaitu langsung melalui TVRO (Television Received Only; menggunakan parabola) dan siaran relay melalui TVRI (Televisi Republik Indnesia), dengan menayangkan jadwal siaran formal 15 Ibid no.3 16 Survey data Televisi Edukasi oleh penulis, 01 April 2010

14 9 selama 45 menit/mata pelajaran pada jam jam sekolah dengan maksud untuk dijadikan sebagai media sumber belajar. Dengan diwujudkannya TV Edukasi sebagai media home-centered learning (pembelajaran yang berpusat di rumah) membuktikan bahwa pemerintah sangat mendukung lahirnya stasiun televisi yang mendedikasikan diri pada kemajuan belajar anak Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kota Surakarta dan Kondisi Penyiaran Televisi Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kota Surakarta Ada beberapa pertimbangan yang menjadikan kota Surakarta layak untuk dijadikan lokasi stasiun televisi swasta anak. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain: 1) UU RI No 32 Tahun 2002 memberikan kesempatan perkembangan Lembaga Penyiaran Lokal Dalam UU No 32/2002 tentang penyiaran, pasal 6 ayat 3 berbunyi Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal. Stasiun penyiaran jaringan adalah stasiun televisi lokal yang bekerja sama dengan stasiun televisi swasta nasional. Munculnya peraturan ini sempat menimbulkan polemik karena dengan demikian stasiun televisi nasional harus mempunyai stasiun penyiaran jaringan (stasiun relay) di setiap daerah di Indonesia, jika tidak maka stasiun televisi nasional tersebut akan menjadi stasiun televisi lokal. Selain itu pasal 31 ayat 1 undang-undang yang sama menyatakan Lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan atau stasiun penyiaran lokal. Hal ini tentunya membuka kesempatan stasiun TV lokal menunjukkan potensinya, termasuk di kota Surakarta. 2) Mendukung Pengembangan Kota Perkembangan kota merupakan wujud beberapa kebijakan penting dari bidang pembangunan kota Surakarta yang ditegaskan dalam Rencana Strategis Daerah antara lain 17 : 17

15 10 Bidang ekonomi dengan pengembangan industri, revitalisasi obyek-obyek wisata, penggalian obyek dan daya tarik wisata yang baru Bidang kebudayaan dengan meningkatkan kualitas dan ketahanan budaya, mengembangkan kebudayaan khas yang bersumber dari warisan budaya luhur bangsa dan budaya daerah dan meningkatkan apresiasi seni dan budaya tradisional daerah bagi pengembangan pariwisata daerah. Bidang komunikasi dan media massa dengan meningkatkan kerjasama kemitraan antara pemerintah kota, media massa dan masyarakat dalam memantapkan kualitas demokrasi dan keseimbangan informasi, meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi dan komunikasi pembangunan dan hasil-hasilnya. Oleh karena itu pengembangan berbagai bidang pembangunan tersebut dapat dibantu dengan dilakukan promosi melalui media penyiaran, oleh karena itu bisa dikatakan bahwa stasiun televisi dapat membantu pertumbuhan kota. Selain itu potensi kota yang semakin kian berkembang dan dikenal internasional semenjak ditetapkannya Bandara Adi Sumarmo sebagai bandara internasional melalui event event kebudayaan seperti Solo International Ethnic Music (SIEM), Solo International Performing Art (SIPA) yang kini rutin digelar setiap tahun dengan dihadiri oleh berbagai kalangan usia artis (termasuk anak anak dari berbagai negara), dan tak ketinggalan pula gelaran Solo Batik Carnival (SBC) mampu menarik minat pengunjung baik domestik maupun internasional, yang secara tidak langsung memancing investor mengembangkan bisnisnya di kota ini (sebagai contoh, menjamurnya pusat perbelanjaan dan pasar pasar modern, hotel, apartemen dan lifestyle, misal dibangunya hotel Ibis, Best Western Premier, dan apartemen Solo Paragon yang kesemua unit sudah full booked, bahkan dalam dunia pendidikan kini semakin banyak sekolah bertaraf internasional, khususnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menjadi sasarannya. Dan tak ketinggalan pula event olah raga yang diselenggarakan di Manahan). Dari beberapa hal tersebut media penyiaran televisi memang patut dibutuhkan untuk memberikan lebih banyak informasi potensi kota melalui promosi, dan ini saatnya pemupukan potensi dan bakat generasi muda (juga sebagai media penguat pondasi anak agar tidak terlarut terjadinya akulturasi budaya yang berlebihan di masa mendatang).

16 Kondisi Penyiaran Televisi Stasiun televisi regional hadir sebagai pionir di kota Surakarta atas nama TA TV (Terang Abadi Televisi) pada bulan April tahun 2004 dengan Channel 50 UHF. PT Terang Abadi Televisi hadir dengan visi memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan daerah dan masyarakat pemirsa dalam segala bidang kehidupan, melalui perubahan paradigma berpikir dan berperilaku, dengan langkah-langkah strategis berupa misi yaitu menjadi televisi yang memberi pencerahan pada paradigma berpikir dan berperilaku masyarakat pemirsa menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan tujuan membangun pola berpikir masyarakat supaya lebih baik lagi, sehingga dapat membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dengan menggunakan pemancar 10 KW Sistem terbaru dari Italia yang berada di Patuk Gunung Kidul berjajar dengan tower 2 televisi nasional, TATV mampu menjangkau daerah layanan coverage meliputi Subosukawonosraten (Kota Solo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Wonogiri). Propinsi Yogyakarta (Bantul, Sleman, Wonosobo), Magelang, Kebumen, Kudus dan sekitarnya. Sekarang ini TATV sudah menyiar lebih dari 15 jam penyiaran, akhir 2007 menjadi 18 jam penyiaran, dengan pola 60% in house program (program produksi sendiri) dengan mengusung tema kelokalan baik dari segi berita, talk show, maupun hiburannya dengan slogannya TATV MANTEB (MAsa kini dan TEtap berbudaya) 18. Namun walau sudah menyajikan produk lokal, bahkan sering menggelar promosi event off air seperti konser musik Ari Lasso di Stadion Sriwedari Solo, launching beberapa produk nasional (Telkomsel Halohybrid, Esia, Suzuki Karimun Estilo, Suzuki New Shogun, dan sebagainya) tampaknya kondisi TA TV sekarang semakin lesu, ditandai dengan beberapa kendala seperti materi program yang kurang menarik (monoton) dan terutama masalah teknis audio dan penampilan layar yang tidak jernih. 4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 4.1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang mengenai kondisi pertelevisian secara global, permasalahan anak dan teman televisinya, kondisi perkembangan kota Surakarta terhadap perkembangan bisnis dan anak ke depan, dan kondisi pertelevisian kota Surakarta saat ini, ditarik suatu permasalahan: 18

17 12 Bagaimana merancang stasiun televisi swasta anak di Surakarta sebagai media edutainment yang berfungsi sebagai sarana penyiaran program khusus anak berusia 2 sampai dengan 10 tahun dengan disertai fasilitas edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak yang atraktif, informatif, dan komunikatif? 4.2. Persoalan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka persoalan yang harus diselesaikan meliputi: 1) Penentuan jenis kegiatan penyiaran program anak usia 2 10 tahun dan pendukungnya yang diwadahi, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan dalam bangunan, dan persyaratan ruang yang harus dipenuhi 2) Penentuan lokasi dan tapak yang sesuai untuk pendirian bangunan stasiun televisi 3) Penentuan pencapaian dan sirkulasi dalam tapak, kaitannya dengan kegiatan pertelevisian 4) Penentuan tata massa bangunan, tata ruang kawasan, dan ekspresi bentuk tampilan bangunan yang disesuaikan dengan karakter bangunan pertelevisian dan anak usia 2 10 tahun 5) Penentuan sistem struktur, akustik, dan utilitas yang digunakan dalam bangunan stasiun televisi anak 6) Penentuan bahan dan material yang mampu mendukung fungsi peruangan dan bangunan stasiun televisi anak yang direncanakan 5. TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta sebagai media edutainment yang berfungsi sebagai sarana penyiaran program khusus anak berusia 2 sampai dengan 10 tahun dengan disertai fasilitas edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak dalam ungkapan visual bangunan yang atraktif, informatif, dan komunikatif Sasaran Menyusun konsep Stasiun Televisi Swasta Anak yang meliputi :

18 13 a) Rumusan konsep jenis kegiatan penyiaran program anak usia 2 10 tahun dan pendukungnya yang diwadahi, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan dalam bangunan, dan persyaratan ruang yang harus dipenuhi b) Rumusan konsep lokasi dan tapak yang sesuai untuk pendirian bangunan stasiun televisi c) Rumusan konsep pencapaian dan sirkulasi dalam tapak, kaitannya dengan kegiatan pertelevisian d) Rumusan konsep tata massa bangunan, tata ruang kawasan, dan ekspresi bentuk tampilan bangunan yang disesuaikan dengan karakter bangunan pertelevisian dan anak usia 2 10 tahun e) Rumusan konsep sistem struktur, akustik, dan utilitas yang digunakan dalam bangunan stasiun televisi anak f) Rumusan konsep bahan dan material yang mampu mendukung fungsi peruangan dan bangunan stasiun televisi anak yang direncanakan 6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 6.1. Lingkup Pembahasan Pembahasan diorientasikan pada hal-hal untuk menjawab permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur yang sesuai dengan tujuan sasaran dan berkaitan dengan proses perencanaan dan perancangan stasiun televisi swasta anak di Surakarta 6.2. Batasan Pembahasan Pembahasan dibatasi pada pemecahan permasalahan arsitektural bangunan dengan didasari pada pendekatan konsep perencanaan dan perancangan. 7. METODE PEMBAHASAN Untuk mempermudah pemahaman, pembahasan dikemukakan dengan cara mengupas hal- hal yang bersifat umum ke hal- hal yang bersifat khusus. Tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: 7.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a) Studi literatur: diperoleh dari buku referensi maupun tulisan yang membahas tentang keterkaitannya dengan judul konsep project tugas akhir yang diajukan

19 14 b) Studi lapangan: data didasarkan pada hasil survey yang berupa wawancara dengan sumber-sumber yang terkait, data teknis dan data dokumentasi c) Studi komparasi: membuat perbandingan dengan objek sejenis yang sudah ada 7.2. Analisa Data Dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional dan arsitektural yang mengacu pada: a. Analisa fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan stasiun televisi, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas pertelevisian. b. Analisa arsitektural bertujuan untuk menganalisa masalah persyaratan atau kriteria pemilihan site, pengolahan site, persyaratan dan program ruang, bentuk massa, ruang, tampilan, material dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada. Analisa yang dilakukan dikaitkan dengan permasalahan yang ada sehingga menghasilkan sintesa dan kesimpulan sebagai faktor- faktor pemecahan dan dasar dalam penyusunan konsep untuk mencapai tujuan dan sasaran. Penyusunan konsep kemudian dibahas dan disajikan dengan cara deskriptif disertai gambar dan diungkapkan dengan cara yang sistematis Konsep Perencanaan dan Perancangan Dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa konsep yaitu konsep lokasi dan site, konsep tata landscape, konsep tata massa, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep material, struktur, dan utilitas bangunan. 8. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan tentang pengertian judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta yang direncanakan.

20 15 BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI TINJAUAN TEORI Memaparkan tinjauan teori mengenai dunia penyiaran, televisi, akustik studio, dunia anak, dan studi komparasi objek stasiun televisi yang telah ada. TINJAUAN SURAKARTA Tinjauan umum kota Surakarta, kondisi eksisting kawasan perencanaan dan potensi-potensi yang ada sebagai lokasi Stasiun Televisi Swasta di Surakarta yang direncanakan. STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN Menguraikan pembahasan mengenai stasiun televisi yang direncanakan beserta pendekatan-pendekatannya. ANALISA DAN PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA Berisi analisa pendekatan perencanaan dan perancangan yang mencakup analisa pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan dalam bangunan lokasi, persyaratan ruang, tata massa bangunan, tampilan bangunan, site, pencapaian, orientasi, gubahan massa, sistem material akustik, struktur, dan utilitas bangunan yang nantinya menjadi konsep dasar perencanaan dan perancangan bentuk fisik bangunan Stasiun Televisi Anak. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA Penyajian rumusan konsep sebagai hasil dari pembahasan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, untuk kemudian digunakan sebagai dasar perancangan desain fisik Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta.

21 81 BAB III TINJAUAN SURAKARTA 1. KONDISI FISIK Kota Surakarta terletak antara BT dan 7, LS. Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata rata 92 m di atas permukaan air laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata rata (0 3) 0. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang lebih 5 0. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu. Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembapan udara kota sebesar 73 %. Curah hujan rata rata % mm/ tahun. Suhu udara rata rata 260, suhu udara maksimum 32,30 0 C, dan suhu udara minimum 21,70 0 C 1. Luas wilayah Kota Surakarta adalah 440,040 km (4.404ha), terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan. Secara administrasi kota Surakarta berbatasan dengan:» Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali» Timur : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar» Selatan : Kabupaten Sukoharjo» Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar 1 Gambar 3.1 Peta Kota Surakarta (Sumber: Dokumentasi pribadi) 81

22 82 2. KONDISI NON FISIK 2.1. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana kota Surakarta yang cukup penting meliputi jalan, angkutan darat dan udara, lembaga perbankan, telekomunikasi dan lain-lain. Untuk sarana angkutan darat di wilayah kota Surakarta terdapat teminal bis Tirtonadi, Stasiun Balapan, Porwosari, Jebres. Sedangkan untuk sarana angkutan udara terdapat bandara Adi Sumarmo sebagai bandara internasional Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta Berdasarkan Permendagri No. 2 Tahun 1987 dan Kepmen No. 640/KPTS/1986, RUTRK kota Surakarta bertujuan untuk memberikan arahan penataan ruang kota secara makro yang diharapkan menjadi dasar pedoman pelaksanaan pembangunan kota. Sejalan dengan hal tersebut, maka keberadaan Stasiun Televisi Swasta Anak di Surakarta disesuaikan relevansinya dengan segi perencanaan kota. Tabel 3.1 Penggunaan ruang kota menurut RUTRK (Sumber: Bappeda Surakarta) Penggunaan Ruang Kota RUTRK Ha % Wisata budaya 99,9 2,25 Olahraga 79,27 1,00 Jasa Wisata 55,05 1,25 Perdagangan 264,24 6,00 Perkantoran komersial 44,04 1,00 Perkantoran pemerintah 77,07 1,75 Pendidikan 253,23 5,75 Fasilitas Sosial 121,11 2,75 Fasilitas Transportasi 44,04 1,00 Industri 85,88 2,00 Perumahan 2.642,44 60,00 Ruang terbuka 22,02 0,05 Fasilitas Khusus 11,01 0,25 Lain-lain (jalan sungai, dll) 605,58 0,25 Jumlah 4.404,07 13,70 A. Fungsi dan Peran Kotamadya Surakarta 1) Fungsi khusus guna pengembangan Trikrida Utama, yang diharapkan menjadi jati diri kota, yaitu pengembangan pariwisata, budaya dan olahraga. 2) Fungsi umum, yaitu pembangunan sektor industri, pendidikan dan administrasi. 3) Peran kawasan sebagai Pusat Kota Wilayah Perkotaan Surakarta, peran makro sebagai pusat pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah. B. Rencana Pembagian Satuan Wilayah Pengembangan Berdasarkan Perda No. 1 tahun 1989, wilayah Kota Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu commit : to user

23 83 Wilayah Pengembangan Utara. Wilayah Pengembangan Barat. Wilayah Pengembangan Timur, dan Wilayah Pengembangan Selatan. Wilayah Pengembangan Utara (Colomadu) Wilayah pengembangan Barat (Pabelan, Kartasura) BT BT LS 8 0 LS Wilayah pengembangan Timur (Palur, Jaten) Wilayah Pengembangan Selatan (Grogol, Baki, Mojolaban) Gambar 3.2 Rencana pengembangan wilayah (Sumber: RUTRK Kota Surakarta Tahun ) Secara makro, perkembangan tata ruang Surakarta dicirikan sebagai daerah transisi antara kegiatan perumahan dan kegiatan komersial dan fasilitas umum yang berkembang di dalam wilayah administratif Kotamadya Surakarta. Di dalam wilayah kotamadya, pusat kota berkembang di sekitar dua keraton, yaitu Kasunan dan Mangkunegaraan yang berkembang menjadi daerah perdagangan atau niaga, perkantoran, dan hiburan serta jasa. Pusat-pusat kegiatan lain diluar pusat kota, berkembang menjadi satelit pusat kota. Beberapa satelit pusat kota berkembang secara linear maupun terpusat. Kegiatan-kegiatan yang ada berkembang menjadi daerah komersial, niaga, dan jasa terutama di jalan-jalan utama dan daerah elite 2. RUTRK sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan memuat rencana pembagian satuan wilayah pengembangan. Wilayah Kotamadya Surakarta dibagi menjadi 4 wilayah pengembangan. yang terbagi dalam 10 Sub Wilayah Pengembangan (SWP). Pembagiannya sebagai berikut : 1) SWP I dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucangsawit meliputi 6 kelurahan (Pucang Sawit, Jagalan, Sewu, dan Semanggi). 2) SWP II dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru meliputi 12 kelurahan (Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, 2 RUTRK Kota Surakarta Tahun , Hal II.2

24 84 Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) 3) SWP III dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan meliputi 12 kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasarkliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran) 4) SWP IV dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari meliputi 8 kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen) 5) SWP V pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan meliputi 3 kelurahan (Pajang, Laweyan, Sondakan) 6) SWP VI dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar meliputi kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) 7) SWP VII dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber meliputi 2 kelurahan (Sumber, Banyuanyar) 8) SWP VIII dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres meliputi 2 kelurahan (Jebres, Tegalharjo) 9) SWP IX dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro meliputi 2 kelurahan (Kadipiro, Nusukan) 10) SWP X dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo meliputi 1 kelurahan (Mojosongo) IX : Potensi industri VII : Potensi perumahan X : Potensi perumahan VI : Potensi pendidikan, industri dan wisata VIII : Potensi pendidikan, industri dan wisata V : Potensi pendidikan I : Potensi industri dan wisata IV : Potensi pendidikan dan home industri II : Potensi wisata, budaya dan olahraga III : Potensi wisata, budaya dan perdagangan Gambar 3.3 Peta satuan wilayah pembangunan daerah Surakarta (Sumber: RUTRK Kota Surakarta Tahun ) C. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Mencakup arah pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan lokasi intensitas tiap bangunan. Kegiatan commit yang to user disediakan ruangnya dalam wilayah

25 85 Kotamadya Dati II Surakarta mengacu pada pengembangan delapan fungsi di masa mendatang, yaitu : areal pariwisata, kebudayaan, olah raga, relokasi industri, pendidikan, perniagaan, pertokoan dan perbelanjaan, arel perkantoran, serta lingkungan perumahan. Kedelapan fungsi tersebut akan dikembangkan hingga tahun 2013, merupakan aktivitas primer Kodya Dati II Surakarta. Tabel 3.2 Potensi lokasi dalam penyediaan ruang untuk fungsi kota (Sumber: RUTRK Kota Surakarta Tahun ) SWP POTENSI LOKASI Wisata Budaya OR Industri Pendidikan Dagang Kantor Rmh I X Pucang sawit II X X X X Mangkunegaran, balaikota, kawasan Komersial III X X X Keraton, kawasan komersial IV X X Sriwedari, balai kambang, Manahan V X Sondakan, Laweyan VI X X Jajar VII X Sumber, Banyuanyar VIII X X X Taman jurug, UNS, kawasan Komersial IX X X Kadipiro Dari Peta Satuan Wilayah Pembangunan dan Tata Guna Lahan Daerah serta potensi penyediaan ruang untuk fungsi kota Surakarta di atas, wilayah yang sesuai untuk didirikan Stasiun Televisi Swasta adalah pada SWP VI, dengan pertimbangan yaitu sesuai daerah peruntukan fasilitas perkantoran dan pendidikan, keberadaan lokasi tidak terlalu jauh dari pusat kota, dan kemudahan akses dari dalam maupun luar kota. D. Rencana Penataan Bangunan 1) Penataan Lingkungan dan Bangunan Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota Surakarta : a. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan. b. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50-75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk perumahan.

26 86 c. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20-50%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min. 9 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 Lantai untuk industri. 2) Penataan Bangunan Bertingkat Banyak a. Sangat potensial Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumoharjo, Sudirman, Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan). b. Potensial Sepanjang jalan A.Yani, Kapt. Mulyadi, Gajah Mada, Sutan Syahrir, S. Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto. c. Cukup potensial Sepanjang jalam R.M. Said, Akhmad Dahlan, Juanda Teuku Umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsidi, Dr. Rajiman (Laweyan), Adi Sucipto, Dr. Moewardi, dan Katamso. 3) Penataan Perpetakan Bangunan Jalan Jalan Utama a. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak > 5000 m 2 untuk KB min 9 lantai b. Kawasan untuk peruntukan dan penggal jalan dengan petak m 2 untuk KB max 8 lantai. c. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak m 2 untuk KB max 4 lantai. d. Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak < 1000 m 2 untuk KB max 2 lantai. 4) Penataan Ketinggian Bangunan Materi atau kriteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalanjalan utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu: a. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan Angka Luas Lantai = 2 x Angka Lantai Dasar b. Ketinggian Bangunan Rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum 12m dan lantai dasar dan dengan Angka Luas Lantai maksimum = 4xAngka Lantai Dasar.

27 87 c. Ketinggian Bangunan Sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimim 36m dan minimum 24m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai maksimum = 8xAngka Lantai Dasar. d. Ketinggian Bangunan Tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai minimum = 9xAngka Lantai Dasar, maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai = 20xAngka Lantai Dasar Kondisi Kependudukan A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2011 adalah jiwa terdiri dari laki-laki dan wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2007 yang sebesar jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak jiwa. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk jiwa 3. Tabel 3.3 Jumlah penduduk kota Surakarta tahun 2011 (Sumber: Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Pria Wanita Pria dan Wanita Jumlah Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan (Soloraya - Surakarta + Kartasura, Colomadu, Baki, Grogol, Palur), maka luasnya adalah 130 km 2. Penduduknya berjumlah jiwa. 3 Surakarta, dalam Retrobibliothek Online dari Meyers Knversationslexikon, Leipzig & Wien

28 88 B. Penggolongan Penduduk Berdasar Kegiatan Tabel 3.4 Penggolongan jumlah penduduk berdasar kegiatan (Sumber: Jenis Kegiatan Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah Bekerja Pengangguran Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Bukan Angkatan Kerja Usia Kerja Bukan Usia Kerja (15 Th Keatas) C. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Indonesia (SUSENAS), jumlah penduduk kota Surakarta mencapai jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 84,44, yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 88 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta mencapai jiwa/km 2. Adapun proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta (Sumber: Biro Pusat Statistik) Tahun Luas (km2) Jumlah penduduk Tk. Kepadatan (jiwa/km 2 ) (jiwa) , , , , , , Kondisi Perekonomian Surakarta merupakan kota terbesar kedua di Jawa Tengah yang layak untuk dijadikan tujuan investasi. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya adalah: 1. Kondisi perekonomian dan sosial politik yang relatif stabil menjadikannya sebagai tempat yang nyaman untuk berinvestasi. 2. Penduduknya memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan yang beragam ditunjukkan dengan banyaknya universitas, akademi, sekolah tinggi, dan institut. Menjadikan Surakarta sebagai penghasil sumber daya manusia yang berkualitas. 3. Lokasi yang strategis di kawasan perdagangan Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang) memudahkan untuk terkoneksi satu sama lain. 4. Beberapa industri mempunyai prospek ekonomi yang cukup baik.

29 89 5. Pelayanan perizinan investasi yang dapat dipercaya, efisien, mudah dan transparan. Adapun potensi Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Surakarta, kota dagang bersejarah yang hingga saat ini masih memegang peranan sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah Solo. Kota ini menawarkan kesempatan yang begitu besar karena didukung oleh letak kota yang strategis sebagai salah satu titik pusat perdagangan di Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang), dekat dengan Bandara Internasional Adi Sumarmo, dan didukung oleh infrastruktur lainnya seperti terminal antar propinsi, Stasiun Kereta Api Antar Propinsi, Rumah Sakit Nasional terkemuka, Hotel Bintang Lima, Universitas Terkemuka, Pusat Perbelanjaan Besar dan kondisi jalan raya yang baik. Tradisi manufaktur serta kualitas institusi pendidikan yang dimiliki menjadikan kota ini memiliki angkatan kerja yang berdaya jual untuk menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri. 2. Wisatawan baik domestik maupun mancanagera merasakan kebanggaan tersendiri ketika mengunjungi kota sejarah ini saat menyaksikan kemegahan budaya dan peninggalan sejarah kerajaan pada masa itu. Ketenangan, keramahtamahan masyarakatnya serta industri pariwisata Keraton Surakarta menjadi prospek usaha luar biasa yang ditawarkan kota ini. 3. Dalam hal potensi investasi, kota yang dibatas oleh sungai Bengawan Solo di bagian timur dan selatan ini dikenal sebagai kota yang fokus terhadap sektor Manufaktur dengan angka kontribusi sebesar 25% diikuti dengan perdagangan, restoran & hotel yang menyumbang 22,02%. Kota ini juga dikenal dalam sektor keuangan, pusat perdagangan dan jasa di wilayah Solo dan penyedia tulang punggung manufaktur yang penting. 4. Hampir semua produk yang dihasilkan dipasarkan keluar wilayah melalui jalur Surakarta itu sendiri, sehingga kota ini juga dikenal sebagai pusat pemasaran hasil pertanian. Potensi yang kuat dalam peranannya sebagai pusat distribusi dan bidang jasa menjadikan bidang tersebut fokus utama untuk pengembangan lebih lanjut. 3. RELEVANSI STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA 3.1. Perkembangan Dunia Penyiaran Di Surakarta Seiring dengan pertumbuhan kota yang semakin pesat skala nasional dan internasional maka aktivitas di commit dalamnya to user pun mengalami tuntutan kualitas

30 90 fasilitas, Sumber Daya Manusia, begitu pula informasi menjadi sangat penting untuk diikuti setiap waktu sebagai respon. Saat ini perkembangan dunia penyiaran di kota Surakarta belum mengalami geliat nyata. RRI sebagai tonggak sejarah hadirnya stasiun radio pertama milik pemerintah tidak mampu berkembang, bahkan stasiun televisi lokal satu satunya di Surakarta, TA TV, juga belum mampu merepresentasikan dirinya sebagai media efektif penyaji program siaran secara audio visual (terlebih program bagi anak sebagai tunas bangsa) dan fasilitas stasiun televisi yang ideal Fasilitas Edutainment Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Anak di Surakarta Aktivitas anak yang dilakukan setiap hari adalah bersekolah, menonton televisi, dan bermain. Nampaknya kegiatan menonton televisi yang semakin menggeser kegiatan anak bermain merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan mengingat sudah terjadi perubahan gaya hidup. Orang tua sekarang ini sulit memaksa anak untuk tidak menonton televisi, bahkan membatasi waktu bermain. Hal ini sangat merugikan karena anak (dalam hal ini usia 2 10 tahun) memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk memperoleh informasi sebagai kegiatan belajar mereka dalam rangka memenuhi kewajiban tugas perkembangan hidup. Di kota Surakarta sendiri stasiun televisi TA TV yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan anak tersebut baik dari unsur informasi/edukasi maupun hiburannya, dan kondisi fasilitas edutainment anak yang ada di kota Surakarta sendiri saat ini seperti kursus akademik yang tersebar penjuru daerah di Surakarta, kursus musik Purwacaraka, kursus drum milik Gilang Ramadan, kursus menyanyi Elfa s Music, sanggar tari dalam lingkungan keraton, fasilitas olahraga di Manahan, wahana bermain Taman Hiburan Sriwedari (THR), Timezone, dan Amazone berupa wadah pengembangan yang terpisah pisah Potensi Dan Kebutuhan Stasiun Televisi Swasta Anak Di Surakarta Melihat tinjauan kota Surakarta dan perkembangannya, terutama pada kondisi anak maka dibutuhkan stasiun televisi swasta anak sebagai media edutainment di Surakarta, sebagai wadah pengembangan potensi anak berusia 2 hingga 10 tahun. Hal ini didukung oleh peraturan Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Bab III Pasal 6 ayat 3 yang berbunyi Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan

31 91 yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal, bahwa lembaga penyiaran kini tidak hanya dikuasai oleh jaringan pertelevisian nasional saja namun dapat memberi kebebasan berdirinya stasiun stasiun televisi di luar metropolitan, sehingga daerah mampu menampilkan potensi lokalnya melalui stasiun televisi lokal yang dikelola secara mandiri oleh swasta. Ini berarti stasiun televisi yang direncanakan pada awal pendiriannya berskala dan berskope regional pada batas waktu secepatnya berkembang menjadi nasional. Pada khususnya stasiun televisi yang direncanakan diperuntukkan bagi anak, namun pada umumnya secara ketenagakerjaan stasiun televisi membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, ini berarti dalam cara pandang yang luas stasiun televisi secara tidak langsung membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Dan dengan berbagai pertimbangan di atas pula kota Surakarta memiliki potensi pemasaran yang cukup menguntungkan khususnya dalam bidang pertelevisian dan informasi modern.

32 92 BAB IV STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN 1. PENGERTIAN Stasiun televisi swasta anak di Surakarta sebagai media edutainment yang direncanakan adalah sebuah wadah yang berfungsi sebagai sarana penyiaran program khusus anak berusia 2 sampai dengan 10 tahun bermuatan edukasi rekreatif yang bersifat memberikan informasi dan pengetahuan dan memotivasi belajar anak demi menunjang prestasinya di sekolah, dengan dikemas secara atraktif dan menyenangkan (program keagamaan, flora dan fauna, dan program mata pelajaran dari TV Edukasi) dan rekreasi edukatif yang memberi sajian hiburan atraktif dan bersifat edukatif bagi pengembangan potensi anak (program bernyanyi, pertunjukan hasil karya, bermain profesi, panggung boneka, penemuan, sejarah budaya, program bahasa dan seni, program keterampilan, program kebudayaan, program kesehatan dan olahraga, imajinasi, komedi, kuis, dan petualangan, dikemas dalam kelompok program musik, drama, permainan, dan pertunjukan) dengan disertai fasilitas anak yang mewadahi kegiatan yang juga bersifat edukasi rekreatif (segala jenis kegiatan menggali informasi dan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyenangkan, seperti kursus penyiaran, kursus seni pertunjukan, kursus musik modern, penggalian aktivitas di perpustakaan, internet café, pameran) dan rekreasi edukatif (segala jenis kegiatan yang bersifat hiburan atraktif dan bersifat edukatif bagi pengembangan potensi anak seperti eksplorasi bermain outdoor seperti bermain pasir, kejar kejaran, petak umpet, bermain ayunan, berkebun, melakukan percobaan ilmiah, dan eksplorasi bermain indoor seperti kegiatan mengenal geometri, bermain puzzle, strategi, kegiatan dongeng dan diskusi) sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak yang berlokasi di kota Surakarta.» Dalam hal ini stasiun televisi swasta anak yang direncanakan merelay program mata pelajaran formal dari TV E dengan maksud untuk mendukung program pemerintah melaksanakan arah dan tujuan UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan amanat UUD 1945 dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemerataan pendidikan. Acara disiarkan pada jam jam tertentu commit to atas user kerja sama dengan TV E yang 92

33 93 kemudian disosialisasikan ke tiap tiap sekolah untuk dijadikan strategi belajar bagi anak. 2. FUNGSI DAN PERANAN STASIUN TELEVISI Stasiun televisi berfungsi sebagai media edutainment yang berisi materi program yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap fase perkembangan anak berumur 2 10 tahun dengan disertai fasilitas edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat, pendukung perkembangan fisik motorik, kognitif, dan sosio emosional sehingga mampu mengarahkan masa depan anak demi tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul. Dalam hal ini seluruh kegiatan pada stasiun televisi yang direncanakan selain mengacu pada fungsi pokoknya sebagai sebuah media edutainment, sebagai sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak. Fungsi dan peranan stasiun televisi swasta anak yang lain adalah sebagai media promosi hiburan, seni budaya (lokal dan internasional), dan promosi bisnis dalam statusnya sebagai badan usaha swasta. 3. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STASIUN TELEVISI 3.1. Visi Stasiun Televisi 1) Mencetak Sumber Daya Manusia berkualitas yang siap bersaing dengan dunia internasional. 2) Mendorong kemajuan daerah dan nasional di segala aspek kehidupan dengan mempromosikan budaya lokal melalui tayangan-tayangannya. 3) Membantu pemerintah dalam usahanya mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan devisa negara Misi Stasiun Televisi 1) Mendidik yang menyenangkan anak sebagai generasi muda penerus bangsa melalui tayangan-tayangannya sehingga tercipta manusia berkarakter cerdas, kritis, kreatif, dan bermoral luhur 2) Mengeksplorasi dan mengembangkan potensi dan bakat milik anak yang tersembunyi sehingga mempermudah mengarahkan masa depan anak 3) Mengangkat kekayaan budaya lokal sebagai salah satu langkah promosi pelestarian kebudayaan melalui tayangan-tayangan hiburannya 4) Memberikan hasil usaha yang positif bagi dan mempererat kerja sama dengan para mitra bisnis demi kelangsungan hidup produksi stasiun televisi

34 Tujuan Stasiun Televisi Tujuan stasiun televisi swasta yang direncanakan adalah mampu memenuhi fungsinya sebagai media penyiaran edutainment, yang mendidik dengan cara yang disenangi anak umur 2 10 tahun, juga mampu menjadi sarana eksplorasi pengembangan potensi dan bakat melalui kegiatan edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif sehingga pada akhirnya mampu mengarahkan masa depan anak demi tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul, mendukung pemerintah dalam melakukan pemerataan pendidikan, juga sebagai media pelestarian dan promosi budaya (Surakarta pada khususnya), dan berhasil memupuk kerja sama yang baik dengan mitra bisnis demi kelangsungan hidup produksi stasiun televisi Sasaran Stasiun Televisi 1) Memberikan ruang untuk kegiatan penyiaran berupa program tayangan yang edutaining (mendidik dan menghibur) 2) Memberi ruang eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak umur 2 10 tahun 3) Memberi ruang promosi kebudayaan sebagai wujud pelestarian budaya 4) Memberi ruang pelayanan komersial berupa iklan bagi para sponsorship. 5) Menarik perhatian masyarakat, dari skala lokal, nasional, maupun internasional 4. JENIS KEGIATAN UTAMA YANG DIWADAHI 4.1. Pertelevisian Berdasarkan kajian teori pada bab II dan teori dari Willis dan Aldridge (1991) yang menyatakan stasiun penyiaran pada umumnya memiliki 4 fungsi dasar (areas of operations) dalam struktur organisasinya yaitu teknik, program, pemasaran, dan administrasi (dimana 3 fungsi pertama adalah pilar utama stasiun penyiaran), maka kegiatan kelompok kegiatan pertelevisian pada stasiun televisi yang direncanakan terdiri dari: a) Kegiatan direksi, adalah kegiatan pada stasiun televisi yang berhubungan dengan kegiatan mengelola stasiun televisi anak. b) Kegiatan administrasi/bisnis, adalah kegiatan pada stasiun televisi yang berhubungan dengan statusnya sebagai suatu entitas bisnis. c) Kegiatan program, adalah kegiatan pada stasiun televisi yang menangani urusan perencanaan, pemilihan, penjadwalan, dan pembuatan program acara tayangan.

35 95 d) Kegiatan penunjang produksi, adalah kegiatan yang berfungsi untuk menunjang kegiatan produksi program e) Kegiatan pemberitaan, adalah kegiatan pada stasiun televisi yang menangani urusan perencanaan, pemilihan, penjadwalan, dan pembuatan program berita. f) Kegiatan teknik, adalah kegiatan pada stasiun televisi yang berhubungan dengan pengelolaan hal teknis pengoperasian dan pemeliharaan alat pada studio, OB Van sebagai fasilitas produksi luar, control room, dan pemancar. g) Kegiatan pemasaran dan penjualan, adalah kegiatan stasiun televisi yang menangani penjualan waktu siaran kepada pemasang iklan Fasilitas Anak Berdasarkan pengertian judul dan teori yang telah dijabarkan pada bab II ditarik kebutuhan kegiatan yang berfungsi sebagai eksplorasi pengembangan potensi dan bakat anak sebagai berikut: 1) Edukasi rekreatif a) Pendidikan non formal (berfungsi untuk memfasilitasi anak yang memiliki bakat maupun menyimpan potensi tersembunyi di bidang penyiaran. Dari sini potensi digali dengan cara diarahkan sehingga dapat berkembang dan dapat digunakan sebagai alternative profesi ketika anak besar nanti), melalui kegiatan kursus antara lain: 1. Kursus penyiaran, mewadahi kegiatan kursus, praktek penyiaran, disertai dengan ruang ruang penunjangnya. 2. Kursus seni pertunjukan, yang mewadahi kegiatan kursus, praktek seni pertunjukan, disertai dengan ruang ruang penunjangnya. 3. Kursus musik modern, yang mewadahi kegiatan kursus, praktek seni modern, disertai dengan ruang ruang penunjangnya. b) Penggalian informasi (berfungsi untuk mendorong minat anak untuk mencari ilmu lebih gigih, meningkatkan daya konsentrasi, strategi, dan intelegensi yang berguna untuk mendukung aktivitas belajar demi masa depan), melalui kegiatan pencarian informasi di: 1. Perpustakaan, mewadahi kegiatan pencarian sumber literatur. 2. Internet café, mewadahi kegiatan pencarian informasi melalui dunia maya. 3. Pameran, mewadahi kegiatan eksebisi

36 96 2) Rekreasi edukatif (berfungsi untuk melatih kekuatan fisik motorik, kognitif bahasa, dan sosio emosional demi pertumbuhan dan perkembangan pesat diri anak): 1. Kegiatan anak yang terjadi disini antara lain: a) Kegiatan eksplorasi bermain outdoor: Disini yang akan menjadi acuan adalah teori dari Mitsuru Senda, juga dengan memasukkan unsur permainan anak tradisional kota Surakarta di dalam wadah yang direncanakan. 1) Kegiatan berpetualang yang dikombinasikan dengan bermain peran 2) Kegiatan bermain sosial seperti kegiatan olahraga (bermain kasti, bola), permainan tradisional (gobag sodor, bermain karet), kejar kejaran, petak umpet 3) Kegiatan berkebun 4) Kegiatan bermain hubungan jaringan 5) Kegiatan eksperimen ilmiah 6) Kegiatan bermain struktur seperti bermain pasir, ayunan, seluncur 7) Kegiatan servis b) Kegiatan eksplorasi bermain indoor: (berdasar pada teori Dorothy Rich dan Beverly Mattox) 1) Kegiatan belajar menulis dan membaca 2) Kegiatan bercerita, bermain tebakan, menggambar, melukis, dan mewarnai 3) Kegiatan menyusun kubus, bermain puzzle, bermain dakon dan bekel, memilih dan mengelompokkan benda, membuat suatu karya seni dari benda sederhana (misal lempung, kotak kardus, kain, kaleng, dan lem), menamai ciptaannya, menggunting dan menempel 4) Kegiatan bermain peran dan mencari harta karun 5) Kegiatan bernyanyi 6) Kegiatan eksperimen sains 7) Kegiatan belajar mengenal bilangan, menghitung, menjumlah, mengurangi dengan media sederhana atau dengan cara bermain toko, mengenal geometri, dan pola 8) Kegiatan servis, seperti buang air di lavatory dan beribadah Karena usia user fasilitas memiliki range usia yang jauh, yaitu antara 2 10 tahun, mengingat kemampuan commit to antar user range usia tersebut cukup besar

37 97 untuk melakukan kegiatan pada fasilitas dengan ukuran permainan yang sama, maka user dibagi menjadi 2 kelompok usia,yaitu usia 2 5 tahun (usia anak pra sekolah) dan 6 10 tahun (usia sekolah awal). 2. Kegiatan pengelola yang terjadi yaitu menyangkut kegiatan mengelola fasilitas, mengajari anak, mengawasi kegiatan anak, melakukan rapat, dan kegiatan servis Kegiatan Penunjang Stasiun Televisi Adalah kegiatan yang mendukung kegiatan pertelevisian dan fasilitas anak, yang berhubungan dengan mitra usaha bisnis stasiun televisi. Kegiatan yang terjadi disini antara lain: a) Kegiatan produksi film dibantu oleh fasilitas kantor Production House (PH) b) Kegiatan seminar umum, rapat, dan semacamnya diwadahi dalam ruang serbaguna c) Kegiatan rekreasi makan dan minum diwadahi di restoran dan food court d) Kegiatan rekreasi mencari pernak pernik dan kaset diwadahi di toko kaset dan merchandise 4.4. Kegiatan Servis Stasiun Televisi Yang termasuk dalam kegiatan servis adalah kegiatan pelayanan pengelola dan pengunjung, dan kegiatan pemeliharaan (maintenance) gedung, seperti buang air, ibadah, parkir dan pemeliharaan keamanan, pengelolaan ME, AC, pengelolaan sistem komunikasi dan data, tata suara, pengelolaan sanitasi dan sampah, bongkar muat barang. 5. PELAKU KEGIATAN 1) Pengelola kegiatan pertelevisian, fasilitas anak, penunjang 2) Pengunjung, yang terdiri dari artis, pembawa acara, masyarakat umum 3) Petugas servis 6. RENCANA PROGRAM SIARAN 6.1. Sumber Program a) Program yang dibuat sendiri (In-House Production), diproduksi sebanyak 60% Program informasi (berita, perbincangan/talk show, feature, film dokumenter) Program drama (dongeng, film, kartun) Program hiburan (permainan, musik)

38 98 b) Program yang dibuat pihak lain, diproduksi sebanyak 40% Program drama (dongeng, film, kartun) Program hiburan (permainan) 6.2. Perencanaan Program Berdasar pada 4 komposisi dan prosentase program TV Edukasi yang meliputi program pendidikan formal (meliputi pendidikan untuk PAUD, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi) sebesar 30%, non formal (paket B, C, dan keterampilan) sebesar 30%, informal (pentas dongeng, lensa siswa, ungkapan budaya, dokumenter, sinetron, micro teaching, science club, fisika itu asyik) sebesar 20%, dan informasi pendidikan (straight news dan feature) sebesar 20% 1, maka untuk selanjutnya pada stasiun televisi anak sebagai media edutainment yang direncanakan memiliki program dengan prosentase sebagai berikut: A. Edukasi rekreatif (informasi) a) Hard news (straight news, features) : 5% b) Soft news (current affair, magazines, talk show, documentary): 10% c) Program edukasi TV E: 5% B. Rekreasi edukatif (hiburan) a) Musik: 15% b) Drama (dongeng, pertunjukan boneka, kartun, film): 20% c) Permainan: 35%» Quiz: 15%» Ketangkasan: 10%» Reality show: 10% d) Pertunjukan (tari, konser, sulap, ketoprak, opera/teater, dan lain lain): 10% 7. PENGADAAN DANA Untuk keberlangsungan produksi program dan kegiatan di dalam stasiun televisi swasta tentu diperlukan biaya dan bantuan dana. Dalam hal ini dana akan dihimpun dan didapat dari beberapa sumber, antara lain : a) Siaran iklan b) Usaha lain yang sah, yang terkait dengan usaha stasiun televisi seperti:» Bea dari fasilitas edukasi rekreatif dan rekreasi edukatif» Bea sewa fasilitas penunjang dan anak 1 data survey pribadi TV Edukasi

39 99» Bea sewa studio» Bantuan atas nama perseorangan dan kelompok 8. LOKASI SITE YANG DIRENCANAKAN 8.1. Pendekatan Pemilihan Lokasi Site Dengan berdasar pada fungsi dan skala pelayanan kota, dan mengacu pada RUTRK Surakarta : No Fungsi kota Skala pelayanan 1. Pemerintahan Lokal dan Regional 2. Industri Lokal, Regional dan Nasional 3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional 4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional 5. Perdagangan dan Jasa Lokal dan Regional 6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional Maka pemilihan lokasi dapat ditentukan menurut beberapa segi yaitu : 1) Segi hukum a) Peruntukan lahan harus sesuai dengan tata guna lahan (land use) dan tata ruang kota (RUTRK). Tabel 4.1 Fungsi dan Skala Pelayanan Kotamadya Surakarta (Sumber: Perda No. 8 tahun 1993) b) Memiliki potensi yang menarik dan memiliki nilai komersialitas tinggi sehingga dapat memantapkan kedudukan stasiun televisi yang direncanakan sebagai badan usaha swasta. c) Diperlukan pertimbangan dalam hal pemanfaatan ruang kota seperti fasilitas pendukung, ketersediaan lahan, kecenderungan pengembangan, dampak lingkungan, serta kemungkinan hambatan pengembangannya. 2) Segi aksesibilitas a) Memiliki kemudahan akses, yaitu terletak di tepi jalan arteri primer atau arteri sekunder b) Lokasi tidak jauh dari pusat perkantoran, sehingga memiliki kedudukan yang menjadikan bangunan tersebut mampu berinteraksi dengan mudah terhadap fasilitas atau lembaga lain yang terkait. c) Sentral terhadap lingkungan pelayanan, kemudahan aksesibilitas pada jalur-jalur transportasi strategis dalam lingkup hubungan dalam dan antar kota yang memiliki potensi kuat dimasa mendatang menjadi aspek utama dalam pemilihan site, mengingat skala pelayanan meliputi nasional yang akan terus berkembang. d) Lokasi mudah dikenal dan mudah diingat masyarakat e) Mudah ditemukan dan mempunyai kekhasan tersendiri sebagai kawasan perkantoran.

40 100 3) Segi tapak a) Luasan lokasi mampu menampung wadah kegiatan dan pengembangannya b) Akses dari dan menuju lokasi mudah c) Dilalui banyak kendaraan, baik umum maupun pribadi d) Terdapat fasilitas infrastruktur dan jaringan utilitas yang menunjang dan lengkap. e) Lokasi relatif bebas dari kemacetan dan tidak menimbulkan kemacetan f) Memenuhi persyaratan distribusi (menara pemancar) antara lain :» Menara yang cukup tinggi didukung kabel kawat (wire rope) dibutuhkan site luas, karena bentangan kabel yang diperlukan adalah sepanjang H sampai 2 H, dimana H adalah tinggi menara. Sedangkan menara yang didukung sendiri (free standing), site yang diperlukan lebih kecil» Keberadaan lokasi stasiun televisi diharapkan terdapat jarak dengan stasiun televisi lain sehingga tidak terjadi interaksi gelombang yang bercampur. Untuk mencegah terjadinya percampuran gelombang ditempuh dengan cara: a. Perbedaan kanal gelombang tidak dekat b. Peletakan antara stasiun TV yang satu dengan yang lain harus relatif jauh, bila terdapat perbedaan kekuatan alat transmisi yang cukup tinggi pada masing-masing pemancar dan apabila perbedaan kekuatan alat transmisi tidak terlalu tinggi, maka perletakan lokasinya boleh agak berdekatan (minimal 2 km)» Mengingat tingginya menara, maka tapak tidak diijinkan berada di sekitar airport atau bandara karena akan menimbulkan gelombang radio dan noise cukup tinggi g) Memenuhi persyaratan produksi seperti yang tersebut di bawah :» Site harus terletak jauh dari segala bentuk kebisingan, sebagai penunjang persyaratan studio» Harus dimungkinkan adanya helipad (tempat pendaratan pesawat helikopter)» Kebutuhan daya listrik yang diperlukan mudah disalurkan ke site dimana stasiun televisi berada» Site mudah dicapai, baik bagi pengunjung, artis, maupun keperluan servis ke gudang, dekorasi, dan commit lain lain to user

41 101» Mudah dalam pengembangannya Dari dasar-dasar pertimbangan diatas maka diperoleh lokasi site paling ideal untuk perencanaan stasiun televisi swasta anak berada di wilayah SWP VI Pemilihan Site Site Terpilih Dengan acuan pada penentuan wilayah lokasi perencanaan berada di SWP VI selanjutnya dilakukan metode superimposisi pada tiap tiap titik daerah. Dengan menggunakan dasar pertimbangan yang sama seperti di atas, maka diperoleh site yang terletak di Jalan Adi Sucipto pada lahan bekas pabrik Garudatex Karangasem dengan luasan lahan ± m 2. Lokasi site terletak di pinggiran kota dan dekat dengan fasilitas lain seperti rumah sakit dan perkantoran. Berikut denah lokasinya: PERMUKIMAN SOLOPOS SITE JL.ADI SUCIPTO Gambar 4.1 Denah lokasi site terpilih (Sumber: dokumen pribadi) KE RS PURI WALUY O PERMUKIMA DPRD

42 Eksisting Site PEMUKIMAN SITE 191. SOLOP KE BANDARA 183. JL.ADI SUCIPTO PEMUKIMAN PERTOKOAN DPRD Gambar 4.2 Eksisting site (Sumber: dokumen pribadi) Berikut kondisi site: a) Luas site : ½ x (183 m m) x 191 m = m 2 b) Kondisi lahan : tanah datar, merupakan lahan bekas pabrik Garudatex Karangasem, dan terdapat sungai di belakang site. c) Batas site:» Sebelah utara : sungai dan permukiman» Sebelah timur : jalan Kolang - Kaling» Sebelah selatan : jalan Adi Sucipto» Sebelah barat : pertokoan d) Garis Sempadan Bangunan» Bagian selatan site = ½ x 20 m = 10 m» Bagian timur site = ½ x 6 m = 3 m 3538» KDB (Koefisien Dasar Bangunan) = x 100% = 18,43 % 37100» KLB (Koefisien Lantai Bangunan) = x 100% = 69 % 37100

43 UNGKAPAN FISIK STASIUN TELEVISI YANG DIRENCANAKAN 9.1. Rencana Penampilan Bangunan Stasiun televisi direncanakan berkonsep atraktif, informatif, dan komunikatif. Oleh karena itu tampilan bangunan diolah berdasar 3 unsur tersebut. 1) Atraktif, memiliki pengertian: a) Bangunan memiliki point of interest yang potensial menarik perhatian massa, terutama anak b) Penampilan atraktif ditunjukkan dengan penyelesaian bentuk, warna dan bahan atau kombinasi unsur-unsur tersebut, disesuaikan dengan karakter anak 2) Informatif, memiliki pengertian: a) Stasiun televisi adalah media penyampai informasi, sehingga tampilan bangunan direncanakan merepresentasikan perannya sebagai sebuah stasiun televisi dan mewujudkannya pada desain b) Representasi penampilan bangunan juga menunjukkan karakter anak atas relevansinya sebagai stasiun televisi anak 3) Komunikatif, memiliki pengertian: a) Mudah dikenali oleh masyarakat b) Ada suatu bentuk/ gambaran khusus yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut memiliki kaitan erat dengan fungsinya sebagai bangunan pertelevisian anak. Atau dengan kata lain bila kita melihat penampilan bangunan tersebut akan mengingatkan kita pada satu hal tentang televisi c) Penampilannya dapat menimbulkan kesan bahwa bangunan itu adalah terbuka untuk umum dan bukan bangunan privat (tertutup) 9.2. Perwujudan Penampilan Bangunan Eksterior Ide-ide bentuk yang ditampilkan pada perencanaan bentuk stasiun televisi anak bertujuan menampilkan suatu bentuk perwakilan atas bangunan itu sendiri, melalui pencitraan terhadap sesuatu yang berperan penting dalam proses produksi pertelevisian berupa peralatan mixing console atau lebih dikenal sebagai switcher dan perencanaan susunan kaca panel layar plasma membentuk monitor berukuran besar yang memancarkan program siaran televisi, diharapkan dapat menjadi daya tarik dan pada akhirnya dapat menarik penonton

44 104 dan pengunjung. Selain itu, pemahaman potensi anak pada usia 2 10 tahun menjadi pertimbangan olah bentuk, diantaranya: a) Melewati halangan dan tangga, diwujudkan penerapan split level pada tiap bangunan dan aktivitas menyeberang sungai kecil pada fasilitas anak b) Menyusun kubus, diterapkan dalam bentuk massa dan penyusunannya pada bangunan utama stasiun televisi c) Memutar kenop (pintu), diterapkan dalam pengolahan massa pada bangunan utama stasiun televisi, berupa kubus yang diputar d) Bermain khayalan, diterapkan pada tampak bangunan yang imajinatif Interior Gambar 4.3 Mixing console (Sumber: dokumentasi pribadi) Studio memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan stasiun televisi. Oleh karenanya perencanaan harus dipikirkan secara matang, atraktif, dan interaktif dengan penonton. Dalam hal ini stasiun televisi yang direncanakan menggunakan bantuan dari teknologi, dimana terjadi permainan setting pada panggung. a) Lantai Lantai panggung pada spot tertentu bersifat dapat digerakkan secara vertikal, dengan menggunakan sistem hidrolik, juga diputar 360 dengan bantuan mesin yang dikendali menjadi satu di ruang sub kontrol. Gambar 4.4 Lantai panggung sistem hidrolik dan putar (Sumber: b) Dinding panggung Dinding panggung direncanakan bersifat moveable (dapat dipindah) secara horizontal. Gambaran perwujudannya adalah dinding bagian bawah dipasang roda dan rel yang kemudian digerakkan oleh mesin pengendali yang terletak di ruang sub kontrol. Dinding direncanakan dipasang kaca plasma yang dapat

45 105 menyajikan pertunjukan artis di panggung dan permainan efek cahaya melalui sistem digital (High Definition) sehingga tampilan yang diterima penonton terasa lebih hidup. Untuk dinding studio secara keseluruhan digunakan bahan penginsulasi suara berupa penambahan lapisan akustik, terutama pada sudut ruang yang akan dijelaskan kemudian pada rencana penggunaan material. Selain itu untuk lebih mengoptimalkan suara yang dihasilkan dilakukan permainan desain tampilan dinding. c) Plafon Plafon panggung diterapkan space frame yang berfungsi untuk mempermudah pemasangan lighting dan menambah estetika. Untuk menginsulasi suara digunakan lapisan akustik Rencana Penggunaan Material Bangunan Struktur Struktur yang digunakan adalah material baja ringan, dengan kabel kabel baja sebagai struktur pendukung dan aksesoris pada bangunan Dinding A. Dinding dalam bangunan Gambar 4.5 Penggunaan material baja pada bangunan (Sumber: Material struktur dinding berupa bata ringan yang digunakan pada konstruksi dinding kantor dan area publik.» Untuk mengatasi suara pantulan yang dihasilkan pada ruang studio maka digunakan bahan lapisan material akustik Gambar 4.6 Instalasi Acourete Mat (Sumber:

46 106 Selain dengan bahan penyerap suara dari Acourete mat, material lain yang digunakan untuk mengatasi masalah akustik pada ruang studio adalah peletakan karpet wool diatas lantai (menghasilkan suara lebih alami). B. Dinding luar bangunan a) Karena stasiun televisi identik dengan informasi terbaru dan teknologi yang menyertai dalam proses produksinya maka direncanakan untuk memasukkan satu hal yang inovatif berupa penggunaan kaca panel layar plasma (plasma screen) berdimensi besar yang digunakan untuk menyiarkan program stasiun televisi sekaligus sebagai point of interest bangunan dan sebagai media promosi dan informasi program acara. Gambar 4.7 Penerapan kaca panel plasma pada bangunan (Sumber: b) Tampilan eksterior bangunan tak luput dari pengaplikasian warna, dalam hal ini bangunan yang direncanakan adalah sebuah stasiun televisi, yang memiliki sasaran penonton adalah anak berusia 2 10 tahun. Mengacu pada dua hal tersebut maka yang terwujud nanti adalah gabungan warna dari 2 unsur tersebut, dimana stasiun televisi yang identik dengan formailtas dan teknologi maka menggunakan warna abu abu, dan disesuaikan pula dengan warna karakter kesukaan anak yang memberi nuansa keceriaan, yaitu dengan warna warna cerah dan pastel, selain juga dapat berguna untuk menarik perhatian pengguna jalan dan pengunjung. Gambar 4.8 Warna cerah pada bangunan (Sumber:

47 Lantai Pelat lantai di dalam bangunan direncanakan menggunakan material combideck (dek struktur tulangan yang juga berfungsi sebagai lapisan pelat bagian bawah) dengan penutup lantai bahan keramik/marmer Atap Atap bangunan rencana menggunakan bahan beton dengan penambahan skylight untuk pencahayaan alami dengan material transparant glass dan polycarbonate Jendela Gambar 4.9 Lembaran baja combideck (Sumber : Rencana menggunakan kaca transparan berlapis penyerap atau pantulan panas hijau (seperti kaca V-kool yang biasa digunakan untuk kaca mobil) dan menggunakan kaca inter layer. Gambar 4.10 Material kaca yang dilapisi film anti radiasi (Sumber :

48 108 BAB V ANALISA DAN PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TELEVISI ANAK DI SURAKARTA 1. ANALISA PERENCANAAN PROGRAM Program yang direncanakan berupa konsep kelompok nama planet, yang dimaksudkan untuk menarik minat anak untuk menonton, menumbuhkan motivasi untuk belajar, sekaligus memberi pengetahuan dalam mengenal salah satu bagian dari ilmu astronomi. KELOMPOK PROGRAM MERKURIUS VENUS BUMI MUATAN PROGRAM Keagamaan dan tuntunan moral Dunia perempuan Ilmiah, penemuan, dan sejarah budaya Tabel 5.1 Detail perencanaan program (Sumber: analisa pribadi) FUNGSI PROGRAM PERENCANAAN MACAM PROGRAM» Membekali ilmu A. Edukasi rekreatif sehingga anak memiliki (informasi) pondasi kuat dalam» Straight news menghadapi perjalanan» Feature hidup B. Rekreasi edukatif» Memotivasi anak (hiburan)» Menyeimbangkan» Musik potensi kognitif dan» Drama sosio emosional» Permainan» Meningkatkan potensi» Pertunjukan sosio emosional» Membantu mengenal diri lebih dalam sehingga tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi masalah» Meningkatkan potensi kognitif dan sosio emosional» Meningkatkan potensi kognitif untuk perkembangan hidupnya» Menghargai sejarah MARS Laki laki» Membantu mengenal diri lebih dalam sehingga tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi masalah» Meningkatkan potensi kognitif dan sosio emosional JUPITER SATURNUS Pengenalan bahasa dan seni Imajinasi, mimpi, motivasi,» Menambah wawasan» Meningkatkan potensi bahasa, fisik motorik, kognitif, dan sosio emosional» Meningkatkan potensi kognitif dan sosio emosional, yang pada A. Edukasi rekreatif (informasi)» Straight news» Feature B. Rekreasi edukatif (hiburan)» Musik» Drama» Permainan» Pertunjukan A. Edukasi rekreatif (informasi)» Straight news» Feature B. Rekreasi edukatif (hiburan)» Musik» Drama» Permainan» Pertunjukan A. Edukasi rekreatif (informasi)» Feature WADAH» Studio berita» Studio kecil (studio 1)» Studio sedang (studio 3)» Outdoor» Studio berita» Studio kecil (studio 2)» Studio sedang (studio 3)» Studio dubbing» Outdoor» Studio berita» Studio kecil (studio 1)» Studio sedang (studio 3)» Studio besar (studio 4)» Outdoor» Studio kecil (studio 1)» Studio sedang (studio 3) 108

49 109 dan tuntunan akhirnya meningkatkan seluruh potensi yang dimiliki anak URANUS NEPTUNUS Hiburan Komedi yang lucu dan konyol» Meningkatkan potensi kognitif, sosio emosional, bahasa, dan motorik PLUTO Petualangan yang mengasyikk an dan menegangk an» Meningkatkan seluruh potensi yang dimiliki anak (fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosio emosional) B. Rekreasi edukatif (hiburan)» Musik» Drama» Permainan» Pertunjukan A. Rekreasi edukatif (hiburan)» Musik» Drama» Permainan» Pertunjukan A. Edukasi rekreatif (informasi)» Feature B. Rekreasi edukatif (hiburan)» Musik» Drama» Permainan» Pertunjukan» Studio dubbing» Outdoor» Studio kecil (studio 2)» Studio sedang (studio 3)» Studio besar (studio 4)» Studio dubbing» Amphiteater» Studio kecil (studio 2)» Studio sedang (studio 3)» Studio besar (studio 4)» Outdoor Berikut merupakan pengelompokan rencana program dengan wadah studio yang dibutuhkan: Macam Program Studio Edukasi rekreatif (informasi) a) Hard news: Straight news Studio berita Features Riset outdoor b) Soft news: Current affair Studio berita Riset outdoor Magazines Studio berita Riset outdoor Talk show Studio berita Studio kecil Documentary Riset outdoor Rekreasi edukatif (hiburan) a) Musik Studio kecil Studio sedang Amphiteater b) Drama: Dongeng Studio kecil Studio sedang Studio dubbing Aktivitas outdoor Kartun Riset program Studio dubbing Film Riset program Studio dubbing c) Permainan: Quiz Studio kecil Studio sedang Ketangkasan Studio kecil Studio sedang Reality show Studio kecil Studio sedang d) Pertunjukan Tari Konser Sulap Ketoprak Opera/teater dan lain - lain Tabel 5.2 Pengelompokan wadah studio program (Sumber: analisa pribadi) Studio besar Amphiteater Studio dubbing Dari perencanaan program di atas commit maka diperoleh to user wadah produksi program:

50 110 a) Studio berita = 1 buah b) Studio kecil = 2 buah c) Studio sedang = 1 buah d) Studio besar = 1 buah e) Studio dubbing = 1 buah f) Amphiteater = 1 buah 2. ANALISA ALUR KEGIATAN PADA STASIUN TELEVISI 2.1. Alur Kegiatan Pertelevisian 1) Kegiatan direksi Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Meninjau fasilitas anak Kegiatan produksi luar Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja (mengelola perusahaan,mengawasi staff,inspeksi staff dan peralatan, koordinasi dan evaluasi, rapat) Menerima tamu Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.1 Kegiatan direksi alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi) 2) Kegiatan administrasi/bisnis Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja di kantor (mengelola administrasi, keuangan, pegawai, perlengkapan, mengelola arsip, rapat) Menerima tamu Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.2 Kegiatan administrasi/bisnis alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi)

51 111 3) Kegiatan program Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Operator kegiatan teknik produksi Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja sesuai dengan job description masing-masing, antara lain koordinasi dan kontrol (direksi), bekerja di kantor, bekerja dalam studio, briefing/rapat, writing and checking, memimpin kerja diruang kontrol, mengontrol audio dan video yang akan disiarkan, mengedit hasil rekaman, mengarahkan crew, mengoperasikan alat,merawat peralatan, make up artist, menyediakan konsumsi, siaran, dll Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) 4) Kegiatan penunjang produksi Bagan 5.3 Kegiatan program alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Operator kegiatan teknik produksi Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja sesuai dengan job description masing-masing antara lain koordinasi dan control (staf), briefing/rapat, menyediakan grafis untuk proses produksi, menata dekorasi dan efek visual, menyediakan perlengkapan produksi, melakukan editing acara dan berita, melakukan editing dan pengisian suara, dll. Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) 5) Kegiatan pemberitaan Bagan 5.4 Kegiatan penunjang produksi alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Operator kegiatan teknik produksi Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja sesuai dengan job description masing-masing antara lain koordinasi dan control (direksi), briefing/rapat, mencari,mengumpulkan,menyeleksi,mengedit,mengolah, melaporkan berita, membaca berita wawancara, bekerja di studio berita. Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.5 Kegiatan pemberitaan alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi)

52 112 6) Kegiatan teknik Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Operator kegiatan teknik produksi Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja sesuai dengan job description masing-masing antara lain koordinasi dan control (direksi), melaksanakan operasi peralatan teknik studio, memelihara alat studio dan audio, reparasi dan menyediakan peralatan suku cadang, kegiatan teknik produksi luar menggunakan OB Van, kegiatan transmisi dan microwave, briefing/rapat. Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) 7) Kegiatan pemasaran dan penjualan Bagan 5.6 Kegiatan teknik alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan produksi luar Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja di kantor (mengelola periklanan, mengurus kontrak, pembukuan administrasi iklan, promosi siaran, pembuatan desain dan presentasi iklan, mengelola arsip, rapat) Menerima tamu Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.7 Kegiatan pemasaran dan penjualan alur kegiatan pertelevisian (Sumber: analisa pribadi) 2.2. Alur Kegiatan Fasilitas Anak Kegiatan staff 1) Staff fasilitas edukasi rekreatif (kursus, perpustakaan, internet café, pameran) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Mengunjungi fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja (mengelola fasilitas, mengajar (pada fasilitas kursus), mengelola arsip, rapat) Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.8 Kegiatan staff fasilitas edukasi rekreatif anak (Sumber: analisa pribadi)

53 113 2) Staf fasilitas rekreasi edukatif Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja (mengelola fasilitas, mengajar (pada fasilitas kursus), mengawasi anak, mengelola arsip, rapat) Menikmati fasilitas dan menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan pekerjaan terhadap staf dan direksi perusahaan Ke food court, resto, toko kaset Bagan 5.9 Kegiatan staff fasilitas rekreasi edukatif anak (Sumber: analisa pribadi) Kegiatan anak 1) Kegiatan di tempat kursus penyiaran, seni pertunjukan, dan musik modern Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan bermain di fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Mengikuti kursus Berkunjung ke perpustakaan, internet café, melihat pameran Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) 2) Kegiatan di perpustakaan Bagan 5.10 Kegiatan anak di tempat kursus (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan bermain di fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Membaca, belajar, mencari literatur Berkunjung ke tempat kursus, internet café, melihat pameran Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) 3) Kegiatan di internet café Bagan 5.11 Kegiatan anak di perpustakaan (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan bermain di fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Browsing, chatting, bermain game Berkunjung ke tempat kursus, perpustakaan, melihat pameran Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) Bagan 5.12 Kegiatan anak di internet café (Sumber: analisa pribadi)

54 114 4) Kegiatan di tempat pameran Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan bermain di fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Melihat pameran Berkunjung ke tempat kursus, perpustakaan, internet café Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) 5) Kegiatan di fasilitas anak Bagan 5.13 Kegiatan anak di tempat pameran (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan bermain di fasilitas anak Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Berkunjung ke tempat kursus, perpustakaan, internet café, pameran Ke food court, resto, toko kaset Bagan 5.14 Kegiatan anak di fasilitas anak (Sumber: analisa pribadi) Kegiatan orang tua dan pengunjung Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Kegiatan mendampingi dan mengawasi anak bermain di fasilitas anak Kegiatan servis (ke lavatory, musholla, dll) Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Berkunjung/mengantar anak ke tempat kursus, perpustakaan, internet café, pameran Ke food court, resto, toko kaset 2.3. Alur Kegiatan Penunjang Bagan 5.15 Kegiatan pendamping/orang tua dan pengunjung (Sumber: analisa pribadi) Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Kegiatan produksi luar Menonton pertunjukan/acara yang sedang berlangsung Berkunjung ke fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja (mengelola pekerjaan masing commit masing, to rapat) user Berhubungan dengan staf dan direksi stasiun televisi Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.16 Kegiatan penunjang (Sumber: analisa pribadi)

55 Alur Kegiatan Servis Tidak masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja (mengawasi/pemeliharaan peralatan) Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung Berkunjung ke fasilitas anak Datang Parkir Pergi Masuk ke dalam bangunan stasiun televisi Bekerja sesuai dengan job description masing-masing, antara lain membersihkan gedung, merawat kelistrikan dan operasional, menjaga keamanan, membantu operasional tugas-tugas perkantoran Ke food court, resto, toko kaset Kegiatan servis (ke lavatory, pantry, musholla, dll) Bagan 5.17 Kegiatan servis (Sumber: analisa pribadi) 3. ANALISA SISTEM DAN PROGRAM PERUANGAN 3.1. Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 5.3 Analisis kebutuhan ruang (Sumber: analisa pribadi) KELOMPOK KEGIATAN PELAKU BENTUK KEGIATAN WADAH Pertelevisian Kegiatan Direksi» Manajer umum» Sekretaris» Wakil manajer stasiun televisi» Wakil manajer fasilitas anak» Penasehat hukum» Mengelola perusahaan» Mengawasi staff,inspeksi staff dan peralatan» Koordinasi dan evaluasi» Rapat intern» Rapat ekstern» Menyimpan arsip» Menerima tamu» Kegiatan servis Kegiatan Administrasi/Bisnis» Manajer bisnis» Mengelola» Akuntan administrasi/bisnis» Staf administrasi» Mengelola keuangan» Staf personalia» Mengelola pegawai» Staf perlengkapan» Mengelola perlengkapan» Staf arsip» Rapat koordinasi» Mengelola arsip» Menerima tamu» Kegiatan servis» Manajer program» Direktur promosi» Direktur humas» Line producer» Pengarah acara» Announcer» Kegiatan produksi dan pasca produksi: Manajer produksi Kegiatan Program» Mengkoordinir staff» Menyusun perencanaan produksi siaran» Mengelola dan mengkoordinasi program siaran» Rapat koordinasi» Mengelola arsip» Menerima tamu» Mengisi suara/dubbing» Ruang manajer umum» Ruang sekretaris» Ruang wakil manajer stasiun televisi» Ruang wakil manajer fasilitas anak» Ruang penasehat hukum» Ruang rapat intern» Ruang rapat besar» Ruang arsip» Ruang tamu» Pantry» Lavatory» Musholla» Ruang manajer bisnis» Ruang akuntan» Ruang staf administrasi» Ruang staf personalia» Ruang staf perlengkapan» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang tamu» Pantry» Lavatory» Musholla» Ruang manajer program» Ruang humas» Ruang produser eksekutif» Ruang pengawas produser» Ruang produser» Ruang sutradara» Ruang staf kreatif

56 116 Produser eksekutif Pengawas produser Produser Asisten produser Sutradara Asisten sutradara Operator kamera Kru kamera Dolly grip Talent Staf kreatif Artis Pengisi suara (dubber) Runner (pembantu umum) Koordinator stunt Manajer unit produksi Researcher Penulis naskah Koordinator liputan Reporter Manajer post produksi Editor Sound editor Composer Foley artist Publicist Title sequence designer Visual effect designer Koordinator special effect Staf special effect Bluescreen director Matte artist ADR editor Art director Set designer Scenic artist Property master Director of photography Chief lighting director Electrician crew Best boy (pembantu) Key grip Lighting director Costume designer Make up artist Reporter» Merias pengisi acara» Mempersiapkan busana» Mengolah acara» Meliput siaran» Menonton acara» Kegiatan servis» Ruang researcher» Ruang penulis naskah» Ruang liputan lapangan» Ruang editing» Ruang penata seni» Ruang set designer» Ruang prop master» Ruang sinematografer» Ruang penata cahaya» Ruang rapat» Pantry» Lavatory» Musholla» Studio produksi: A. Studio kecil Main studio, kapasitas 30 orang Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti Ruang rehearsal Green room Ruang sub control Gudang layar, dekorasi, properti Lavatory B. Studio sedang Main studio, kapasitas 100 orang Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti Ruang rehearsal Green room Ruang sub control Gudang layar, dekorasi, properti Lavatory artis Lavatory audience C. Studio besar Hall Ruang audience, kapasitas 300 orang Stage kapasitas 50 orang Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti Ruang rehearsal Green room Ruang press conference Ruang sub control Gudang layar, dekorasi, properti Lavatory artis Lavatory audience D. Studio rekaman dan dubbing Main studio, kapasitas 10 orang Ruang kontrol audio Ruang mixing Gudang Lavatory E. Amphiteater Main studio, kapasitas 100 orang

57 117 Persiapan fasilitas produksi Laboratorium» Staff fasilitas grafis» Staff bengkel dan gudang penyimpanan» Staff gudang buangan» Staff processing» Staff analisa» Staff editing Kegiatan Penunjang Produksi» Mengkoordinir staff» Menyediakan grafis untuk proses produksi» Penataan dekorasi dan efek visual» Menyediakan perlengkapan produksi» Kegiatan servis» Melakukan editing acara dan berita» Melakukan editing dan pengisian suara» Perawatan perlengkapan» Kegiatan servis Kegiatan Pemberitaan» Direktur» Mengkoordinir staff pemberitaan» Menyusun perencanaan» Pimpinan redaksi berita» Asisten pimpinan» Mengelola dan redaksi mengkoordinasi program» Produser berita» Asisten produser» Membawakan berita» Staf redaksi» Editing Berita» Penulis berita» Librarian» Mengelola arsip» Anchor person» Rapat koordinasi» Reporter» Menerima tamu» Koordinator» Merias penyiar liputan» Mempersiapkan busana» Kru kamera» Kegiatan servis» Manajer post produksi» Editor» Sound editor» Publicist» Title sequence designer» Visual effect designer» Koordinator special effect» Staf special effect» Bluescreen director» Matte artist» ADR editor» Make up artist» Costume designer Kegiatan Teknik» Manajer teknik» Asisten manajer teknik» Pengawas teknik» Pengarah teknik» Teknisi pemeliharaan» Mengkoordinir staff» Melaksanakan operasi peralatan teknik studio berupa telecine, VTR (Video Tape Recorder), master kontrol» Memelihara alat studio dan Ruang panitia Backstage:» Green room» Ruang make up» Ruang wardrobe» Ruang ganti Ruang teknik:» Ruang control Gudang dan bengkel layar, dekorasi, properti Lavatory artis Lavatory audience» Ruang graphic art facility» Ruang bengkel dan gudang besar layar, dekor, properti» Gudang buangan» Lavatory» Processing film» Ruang gelap» Ruang analisa» Ruang editing» Lavatory» Ruang direktur pemberitaan» Ruang pimpinan redaksi» Ruang produser» Ruang editor» Ruang staf redaksi» Ruang penulis berita» Ruang librarian» Ruang liputan lapangan» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang tamu» Pantry» Lavatory» Musholla» Ruang studio produksi berita: Main studio, kapasitas 30 orang Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti Green room Ruang sub control Ruang master control Gudang property Lavatory» Ruang teknik produksi: Ruang manajer teknik Ruang pengawas teknik Ruang master

58 118 Fasilitas anak Kursus penyiaran» Vision switcherman» Audio switcherman» Boom operator» Operator grafis/ character generator» Operator videotape» Operator video control» Operator master control» Staf teknik» Teknisi transmisi audio, reparasi dan menyediakan peralatan suku cadang untuk peralatan studio» Kegiatan teknik produksi dan siaran menggunakan Outside Broadcast Van (OB Van)» Melakukan kegiatan transmisi/pemancar» Melakukan kegiatan microwave» Rapat koordinasi» Mengelola arsip» Menerima tamu» Kegiatan servis Kegiatan Pemasaran Dan Penjualan» Manajer» Mengkoordinir staff pemasaran dan» Mengelola periklanan penjualan» Mengurus kontrak iklan» Asisten manajer» Pembukuan administrasi pemasaran dan iklan penjualan» Promosi siaran» Staf iklan» Manajer traffic» Pembuatan design iklan» Staf traffic» Presentasi iklan» Staf continuity» Rapat koordinasi» Pengawas» Menerima tamu koordinator» Kegiatan servis pemasaran» Koordinator pemasaran» Staf pemasaran» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Wakil pimpinan Sekretaris» Staf pengajar» Pengelola area servis Edukasi Rekreatif» Bekerja» Mengelola kursus penyiaran» Rapat koordinasi» Melaksanakan kursus» Kegiatan servis control Ruang screening/presentas i Ruang telecine Ruang videotape recording Ruang audiotape recording Ruang perpustakaan audio visual Ruang kru produksi Ruang rapat» Ruang teknik umum: Ruang central apparatus Ruang pusat data Ruang pusat operasi jaringan/network Operations Center (NOC) Ruang perlengkapan Ruang peralatan lapangan» Ruang produksi luar: Garasi OB Van Bengkel pemeliharaan OB Van Gudang» Ruang transmisi: Ruang pemancar Ruang microwave Ruang perlengkapan» Gudang» Lavatory» Ruang manajer pemasaran dan penjualan» Ruang staf iklan» Ruang manajer traffic» Ruang staf traffic» Ruang staf continuity» Ruang pengawas pemasaran» Ruang koordinator pemasaran» Ruang staf pemasaran» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang tamu» Pantry» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf pengajar

59 119 Kursus seni pertunjukan Kursus musik modern Kegiatan menggali informasi di perpustakaan» Siswa kursus» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Wakil pimpinan Sekretaris» Staf pengajar» Pengelola area servis» Siswa kursus» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Wakil pimpinan Sekretaris» Staf pengajar» Pengelola area servis» Siswa kursus» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Sekretaris Staf perlengkapan» Pengelola area servis» Pengunjung» Bekerja» Mengelola kursus seni pertunjukan» Rapat koordinasi» Melaksanakan kursus» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola kursus musik modern» Rapat koordinasi» Melaksanakan kursus» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola perpustakaan» Membaca, meminjam buku» Kegiatan servis» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang kelas» Ruang latihan dan ujian produksi TV: Studio kecil Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti Ruang rehearsal Ruang sub control Gudang dan ruang layar, dekorasi, property» Ruang multimedia» Ruang labkom» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf pengajar» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang kelas» Ruang ujian: Studio kecil Ruang make up Ruang wardrobe Ruang ganti» Gudang» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf pengajar» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang kelas» Ruang ujian: Studio kecil» Ruang labkom» Gudang» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang perpustakaan: Ruang katalog Ruang buku Ruang baca» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang sekretaris Ruang staf perlengkapan» Ruang arsip» Gudang

60 120 Penunjang Kegiatan menggali informasi di internet cafe Kegiatan pameran Eksplorasi bermain outdoor dan indoor Kegiatan pada Production House» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Sekretaris» Staf teknik» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf panitia» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Wakil pimpinan Sekretaris» Staf pengajar» Staf pengawas» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Wakil pimpinan Sekretaris Staf humas» Direktur dan staf perencana dan produksi» Direktur dan staf» Bekerja» Mengelola internet café» Menggunakan jasa internet» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola kegiatan pameran» Mengikuti pameran» Kegiatan servis Rekreasi Edukatif» Bekerja» Mengelola fasilitas» Rapat koordinasi» Berpartisipasi» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola Production House (PH)» Rapat koordinasi» Bertamu» Kegiatan servis» Lavatory» Musholla» Ruang tunggu» Area penerima» Ruang internet» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf teknik» Gudang» Lavatory» Musholla» Area penerima» Ruang pameran» Ruang panitia» Gudang» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf pengajar» Ruang loker dan istirahat staf pengawas» Ruang arsip» Ruang rapat» Ruang bermain outdoor: Area alam Area terbuka Area anarki Area kebun Area labirin Area sains Area struktur» Ruang bermain indoor: Area bahasa Area fantasi Area keahlian Area akting Area suara Area sains Area matematika» Ruang tunggu pendamping/orang tua» Ruang UKS» Gudang» Lavatory» Musholla» Hall» Area penerima» Ruang tamu» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris Ruang humas» Ruang perencana dan

61 121 Servis Kegiatan ruang serbaguna Restoran Food court Toko kaset dan merchandise teknik» Direktur dan staf pemasaran» Direktur dan staf keuangan dan personalia» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf panitia» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Sekretaris Staf humas» Staf pelayan dan koki» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf pelayan dan koki» Staf pengelola: Pimpinan Sekretaris» Pengelola area servis» Pengunjung» Staf penerima» Staf pengelola: Pimpinan Sekretaris» Staf pelayan» Pengelola area servis» Pengunjung» Cleaning servis» Office Boy (OB)» Teknisi Mekanikal Elektrikal (ME)» Teknisi komunikasi dan data» Teknisi tata suara» Satpam» Pengunjung» Bekerja» Menggunakan ruang serbaguna» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola restoran» Makan minum» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola food court» Makan minum» Kegiatan servis» Bekerja» Mengelola toko kaset dan merchandise» Makan minum» Kegiatan servis» Pelayanan umum» Pelayanan dan pemeliharaan Mekanikal Elektrikal bangunan» Pelayanan dan pemeliharaan jalur komunikasi dan data» Pelayanan dan pemeliharaan jalur tata suara» Ibadah» Istirahat» Makan dan minum» Metabolisme» Transportasi» Pengamanan stasiun televisi» Parkir produksi» Ruang teknik» Ruang pemasaran» Ruang keuangan dan personalia» Ruang arsip» Ruang rapat» Gudang» Lavatory» Pantry» Musholla» Hall» Area penerima» Area ruang serbaguna» Ruang panitia» Ruang persiapan» Gudang» Lavatory» Pantry» Musholla» Area penerima» Area restoran» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang sekretaris Ruang humas» Dapur» Gudang» Lavatory» Musholla» Area food court: Tempat Dapur Gudang Ruang duduk» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang sekretaris» Lavatory» Musholla» Area penerima» Area toko» Ruang pengelola: Ruang pimpinan Ruang sekretaris» Ruang staf pelayan» Gudang» Lavatory» Musholla» Ruang staf servis» Ruang teknisi ME» Ruang tata suara» Ruang loker dan istirahat» Ruang panel» Ruang transformator» Ruang genset» Ruang pompa» Ruang STP» Ruang reservoir» Ruang mesin AC» Ruang AHU» Area cooling tower» Ruang PABX» Ruang MDF» Pantry» Ruang sampah

62 122» Gudang umum» Gudang ME» Kantor keamanan» Musholla» Lavatory» Tempat parkir: Pengunjung (mobil dan motor) Pengelola (mobil dan motor)» Eskalator» Lift: Penumpang Barang 3.2. Analisa Besaran Ruang Penentuan besaran ruang didasarkan pada pertimbangan: a) Analisa kegiatan dan wadah perencanaan ruang yang dijabarkan pada babiv b) Ukuran/besaran ruang berdasar pada standar perhitungan: 1. Neufert Architect Data (NAD) 2. Time Saver Standart for Building (TSS) 3. Conference, Convention, and Exhibition Facilities (CCEF) 4. Site Planning Standarts (SPS) 5. Design Standarts for Children Environments (DSCE) 6. Human Dimension and Interior (HDI) 7. Architectural Hand Book (AH) 8. Asumsi (A) Adapun perhitungan besaran ruang tersebut berhubungan dengan: a) Luasan unit fungsi/standard b) Ruang gerak manusia c) Dimensi manusia d) Peralatan standart yang digunakan Jarak pengawasan orang tua ke anak: a) Usia 0-2 tahun: 0-2 meter b) Usia 3-5 tahun: 2-5 meter c) Usia 6-8 tahun: 10 meter ke atas Gambar 5.1 Jarak pengawasan orang tua ke anak (Sumber: Senda, Mitsuru. Play Space for Children Tokyo: Ichigaya Publishing Co.,Ltd.)

63 123 Gambar 5.2 Dimensi fasilitas permainan anak (Sumber: Ernst Neufert Data Arsitek. Jakarta: Erlangga) Setiap aktifitas membutuhkan adanya space untuk pergerakan (flow), besarnya flow tergantung oleh tingkat kenyamanan dan jenis kegiatan. Penentuan angka flow berdasarkan Data Arsitek: (Ernst Neufert, (1996), Data Arsitek, Erlangga, Jakarta) 5 10% = standard flow gerak minimum 20% = kebutuhan keleluasaan gerak 30% = tuntutan kenyamanan fisik 40% = tuntutan kenyamanan psikis 50 % = tuntutan persyaratan spesifik kegiatan 60 % = keterlibatan terhadap kegiatan servis %= untuk ruang umum, hall dan open space Penentuan besaran ruang pada stasiun televisi anak ini adalah sebagai berikut: WADAH KAPASITAS PERHITUNGAN UKURAN LUAS TOTAL LUAS/ KELOMPOK FASILITAS KEGIATAN DIREKSI Standar: Standar m 2 /orang = 0.6 m 2 Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4.5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1.5 m 2 /orang Standar ruang arsip = 6 m 2 Ruang manajer umum Ruang sekretaris Ruang wakil manajer stasiun 1 orang 7 orang tamu» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5m 2» Ruang arsip = 6 m 2» Ruang tamu = 7 x 1.5 = 10.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Lavatory (1 wastafel,1closet,1 urinal,1bathub) = = 4.64 m 2» Pantry = 6 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 13.46m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% X (4.5+2) = 1.3m 2 1 orang 5 orang tamu Tabel 5.4 Perhitungan besaran ruang (Sumber: analisa pribadi) m m m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5m » Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m 2 27m 2

64 124 televisi Ruang wakil manajer fasilitas anak Ruang penasehat hukum Ruang rapat intern 1 orang 5 orang tamu 1 orang 5 orang tamu» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Lavatory (1 wastafel,1closet,1 urinal,1bathub) = = 4.64 m 2» Flow 40% x ( ) = 12.26m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Lavatory (1 wastafel,1closet,1 urinal,1bathub) = = 4.64 m 2» Flow 40% x ( ) = 12.26m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Lavatory (1 wastafel,1closet,1 urinal,1bathub) = = 4.64 m 2» Flow 40% x ( ) = 12.26m 2 5 orang» Area rapat = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (7.5+2) = 12.26m m m m 2 Ruang rapat besar 30 orang» Area rapat = 30 x 1.5 = 45 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% x (45+2) = 9.4 m 2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m m 2 Ruang tamu 5 orang» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m 2» Flow 40% x (7.5) = 3m m 2 Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 Ruang manajer bisnis 1 orang 5 orang tamu 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m m m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN DIREKSI = 259 m 2 KEGIATAN ADMINISTRASI/BISNIS Standar: Standar m 2 /orang = 0.6 m 2 Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4.5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1.5 m 2 /orang Standar ruang arsip = 6 m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 5.6m 2 Ruang akuntan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m m m m 2 Ruang staf administrasi 10 orang» Ruang kerja = 10 x 4.5 = 45 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% x (45+2) = 9.8m 2 Ruang staf personalia 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 7.8 8m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang staf perlengkapan 2 orang» Ruang kerja = 2 x 4.5 = 9 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% x (9+2) = 2.2m 2 Ruang arsip 2 orang» Ruang arsip = 2 x 6 = 12 m 2» Flow 20% x (12) = 12.26m m 2 Ruang rapat 15 orang» Area rapat = 15 x 1.5 = 22.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (22.5+2) = 4.9m m 2 Ruang tamu 5 orang» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m » Flow 40% commit x (7.5) to = 3m user 2 12m 2 Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2

65 125 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 Ruang manajer program Ruang humas Ruang produser eksekutif Ruang pengawas produser Ruang produser Ruang sutradara 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m m m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN ADMINISTRASI/BISNIS = 196 m 2 KEGIATAN PROGRAM Standar: Standar m 2 /orang = 0.6 m 2 /orang Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4.5 m 2 /orang Standar tempat duduk usia 2 5 tahun m 2 /orang = 0.06 m 2 /seat Standar tempat duduk usia 6 10 tahun m 2 /orang: 0.12 m 2 /seat Standar tempat duduk dewasa m 2 /orang: 0.9 m 2 /seat Standar peralatan: meja + kursi = 1.5 m 2 /orang 1 orang 5 orang tamu 1 orang 5 orang tamu 1 orang 3 orang tamu» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 5.6m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 5.6m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 3 x 1.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 4.4m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x (4.5+2) = 2.6m 2» Ruang produser acara: Ruang kerja: ü Ruang kerja = 2 x 4.5 = 9 m 2 ü Furniture = 4 m 2 (asumsi) ü Flow 20% x (9+4) = 2.6m 2 ü Total = m 2 Ruang asisten: ü Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3 m 2 ü Flow 20% x (3) = 0.6m 2 ü Total = 3.6 4m 2 TOTAL = 20 m 2» Ruang produser rekanan: Ruang kerja: ü Ruang kerja = 2 x 4.5 = 9 m 2 ü Furniture = 4 m 2 (asumsi) ü Flow 20% x (9+4) = 2.6m 2 ü Total = m 2 Ruang asisten: ü Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3 m 2 ü Flow 20% x (3) = 0.6m 2 ü Total = 3.6 4m 2 TOTAL = 20 m 2» Ruang produser lapangan: Ruang kerja: ü Ruang kerja = 2 x 4.5 = 9 m 2 ü Furniture = 4 m 2 (asumsi) ü Flow 20% x (9+4) = 2.6m 2 ü Total = m 2 Ruang asisten: ü Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3 m 2 ü Flow 20% x (3) = 0.6m 2 ü Total = 3.6 4m 2 TOTAL = 20 m 2 3 orang» Sutradara: Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5 m 2 Flow commit 20% x (4.5) to = user 0.9m 2 Total = 5.4 6m m m m m m 2 60 m 2 10 m 2

66 126 Ruang staf kreatif Ruang researcher Ruang penulis naskah Ruang liputan lapangan Ruang editing Ruang penata seni Ruang set designer Ruang prop master Ruang sinematografer» Asisten sutradara: Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3 m 2 Flow 20% x (3) = 0.6m 2 Total = 3.6 4m 2 10 orang» Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15 m 2» Flow 20% x (15) = 3m 2 18 m 2 10 orang» Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (15+2) = 3.4m 2 5 orang» Ruang kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (7.5+2) = 1.9m 2» Ruang koordinator liputan: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 Total = 1.8 2m 2» Ruang reporter: Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15m 2 Flow 20% x (15) = 3m 2 Total = 18 m 2» Ruang manajer editing: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Total = 7.8 8m 2» Ruang staf editing: Ruang kerja = 20 x 1.5 = 30 m 2 Furniture = 4 m 2 (asumsi) Flow 20% x (30+4) = 6.8m 2 Total = m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5 m m m 2 20 m 2 50 m m 2 5.4» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5 m 2 5.4» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2» Area kerja: 15 m 2 Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5 m 2 Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 Total = 5.4 6m 2» Ruang teknisi: Ruang kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m 2 Flow 20% x (7.5) = 1.5m 2 Total = 9m 2 Ruang penata cahaya Ruang rapat 15 orang» Area rapat = 15 x 1.5 = 22.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (22.5+2) = 4.9m 2 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5 m 2 5.4» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m m 2 Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m m m 2 Total luas ruang pengelola = 361 m 2 STUDIO KECIL (2 BUAH) Main studio 30 orang» Stage = 30x 0.6 = 18 m 2 42 m 2» Perlengkapan = 10 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (18+10) = 14m 2 Ruang make up 10 orang» Area make up = 10x 1.5 = 15m 2 18 m 2» Flow 20% x 15 = 3m 2 Ruang» Asumsi commit = 12 m 2 to user 12 m 2 wardrobe

67 Ruang orang» Ruang ganti pria = 3x0.6 = 1.8m 2» Flow 20% x (1.8) = 0.36m 2 3m 2» Ruang ganti pria = 3x0.6 = 1.8m 2» Flow 20% x (1.8) = 0.36m 2 3m 2 Ruang» Asumsi = 0.5xluas stage = 21m 2 21m 2 rehearsal Green room» Asumsi = 0.25xluas stage = 12m 2 12m 2 Ruang sub control Gudang layar, dekorasi, properti 4 orang» Teknisi = 4x1.5 = 6 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+6) = 6m 2 18 m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = 12m 2 12m 2 STUDIO SEDANG (1 BUAH) Main studio 100 orang» Stage = 100x 0.6 = 60 m 2» Perlengkapan = 20 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (60+20) = 40m 2 Total luas studio kecil = 141 m 2 Total luas studio kecil = 2x141 = 282 m 2 45 m 2 Ruang make up 25 orang» Area make up = 25x 1.5 = 37.5m 2» Flow 20% x 37.5 = 7.5m 2 Ruang» Asumsi = 20 m 2 20 m wardrobe Ruang orang» Ruang ganti pria = 10x0.6 = 6m 2» Flow 20% x (6) = 1.2m 2 8m 2» Ruang ganti pria = 10x0.6 = 6m 2» Flow 20% x (6) = 1.2m 2 8m 2 Ruang» Asumsi = 0.5xluas stage = 60m 2 60 m 2 rehearsal Green room» Asumsi = 0.25xluas stage = 30m 2 30 m 2 Ruang sub control 4 orang» Teknisi = 4x1.5 = 6 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi) 18 m 2 Gudang layar, dekorasi, properti 120 m 2» Flow 50% x (6+6) = 6m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = 30m 2 30 m 2 Lavatory orang» Pria: 2 urinoir = 2x0.39 = 0.78m 2 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.87 m 2» Wanita: 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.71 m 2 Lavatory orang» Pria: 2 urinoir = 2x0.39 = 0.78m 2 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.87 m m m m 2» Wanita: 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.71 m 2 Total luas studio sedang = 361 m 2 STUDIO BESAR (1 BUAH) Hall 100 orang» Hall = 100x0.6 = 60 m 2 120» Flow 100% x (60) = 60 m 2 m 2 Ruang audience 300 orang» Tempat duduk usia 2 5 tahun: Luas = 100x0.06 = 6 m 2 Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 Total = m 2» Tempat duduk usia 6 10 tahun: Luas = 100x0.12 = 12 m 2 Flow 20% x (12) = 2.4 m 2 Total = m 2» Tempat duduk usia dewasa: Luas commit = 100x0.9 to = 90 user m 2 Flow 20% x (90) = 18 m m 2

68 128 Total = 108 m 2 Stage 100 orang» Stage = 100x 0.6 = 60 m 2» Perlengkapan = 20 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (60+20) = 40m 2 Ruang make up 50 orang» Area make up = 50x 1.5 = 75m 2» Flow 20% x 75 = 15m 2 Ruang» Asumsi = 40 m 2 40 m wardrobe Ruang orang» Ruang ganti pria = 20x0.6 = 12m 2» Flow 20% x (12) = 2.4m 2 15m 2» Ruang ganti pria = 20x0.6 = 12m 2» Flow 20% x (12) = 2.4m 2 15m 2 Ruang» Asumsi = 0.5xluas stage = 60 m 2 60 m 2 rehearsal Green room» Asumsi = 0.25xluas stage = 30 m 2 30 m 2 Ruang press conference m 2 Ruang sub control Gudang layar, dekorasi, properti 5 orang narasumber, 20 orang wartawan» Area narasumber: 5x1.5 = 7.5m 2» Area wartawan: 20x0.6 = 12m 2» Flow 40% x (7.5+12) = 7.8m 2 6 orang» Teknisi = 6x1.5 = 9 m 2» Peralatan = 9 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (9+9) = 9m m 2 27 m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = 62.75m m 2 Lavatory orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 Lavatory audience 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m m m m m 2 Total luas studio besar = 794 m 2 STUDIO REKAMAN DAN DUBBING (1 BUAH) Main studio 10 orang» Studio = 10x 0.6 = 6 m 2 27m 2» Perlengkapan = 12 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+12) = 9 m 2 Ruang control audio 1 orang Teknisi = 1x1.5 = 1.5 m 2 Peralatan = 3 m 2 (asumsi) m 2 Flow 50% x (1.5+3) = 2.25 m 2 Ruang mixing 1 orang Teknisi = 1x1.5 = 1.5 m 2 Peralatan = 3 m 2 (asumsi) Flow 50% x (1.5+3) = 2.25 m m 2 Gudang» Asumsi = 0.25xluas studio = 6.75m m 2 Luas total studio rekaman dan dubbing = 51 m 2 AMPHITEATER (1 BUAH) Area penerima 50 orang» Ticketing = 2x1.5 = 3 m 2» Pengunjung = 50x0.6 = 30 m 2 66 m 2» Flow 100% x (3+30) = 33m 2 Main stage 100 orang» Stage = 100x 0.6 = 60 m 2» Perlengkapan = 20 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (60+20) = 40m 2 Ruang audience 100 orang» Tempat duduk usia 2 5 tahun: Luas = 25x0.06 = 1.5 m 2 Flow 20% x (1.5) = 0.3 m 2 Total = m 2» Tempat duduk usia 6 10 tahun: 120 m 2 60 m 2

69 129 Luas = 25x0.12 = 3 m 2 Flow 20% x (3) = 0.6 m 2 Total = m 2» Tempat duduk usia dewasa: Luas = 50x0.9 = 45 m 2 Flow 20% x (45) = 9 m 2 Total = 54 m 2 Ruang panitia 25 orang» Ruang panitia = 25x 1.5 = 37.5m 2» Flow 20% x 37.5 = 7.5m 2 Green room» Asumsi = 15 m 2 15 m 2 Ruang make up 10 orang» Area make up = 10x 1.5 = 15m 2» Flow 20% x 15 = 3 m 2 Ruang wardrobe» Asumsi = 15 m 2 15 m 2 Ruang orang» Ruang ganti pria = 10x0.6 = 6m 2» Flow 20% x (6) = 1.2m 2 8m 2» Ruang ganti wanita = 10x0.6 = 6m 2» Flow 20% x (6) = 1.2m 2 8m 2 Ruang control 4 orang» Teknisi = 4x1.5 = 6 m 2 18 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+6) = 6m 2 Gudang dan bengkel layar, dekorasi,» Asumsi = 0.25xluas stage = 30m 2 30m 2 properti Lavatory orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 Lavatory audience Ruang graphic art facility Bengkel dan gudang besar layar, dekor, properti Gudang buangan 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m m m m m 2 Total luas amphiteater = 457 m 2 RUANG PENUNJANG PRODUKSI Ruang Persiapan Fasilitas Produksi 10 orang» Area kerja = 10 x 0,6 = 6 m2» Peralatan = 30 m² (asumsi)» Flow 50% x 36 = 18 m2» Total = 54 m 2 10 orang» Area kerja = 10 x 0,6 = 6 m2» Peralatan = 60 m² (asumsi)» Flow 50% x 66 = 33 m2» Total = 99 m 2» Asumsi = 40 m 2 Total luas ruang persiapan fasilitas produksi = 193 m 2 Laboratorium Processing film 5 orang» Area kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m2» Peralatan = 15 m² (asumsi)» Flow 20% x 22.5 = 4.5 m2» Total = 27 m 2 Ruang gelap» Asumsi = 15 m 2 Ruang analisa 5 orang» Area kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m2» Peralatan = 10 m² (asumsi)» Flow 20% x 17.5 = 3.5 m2» Total = 21 m 2 Ruang editing 5 orang» Area kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m2» Peralatan = 10 m² (asumsi) 277 m2

70 130» Flow 20% x 17.5 = 3.5 m2» Total = 21 m 2 Total luas laboratorium= 84 m 2 Ruang direktur pemberitaan Ruang pimpinan redaksi 1 orang 5 orang tamu 1 orang 3 orang tamu Luas ruang penunjang produksi = 277 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN PROGRAM= 2604 m 2 KEGIATAN PEMBERITAAN Standar: Standar m 2 /orang = 0,6 m 2 Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Standar ruang arsip = 6 m 2» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 40% x ( ) = 5.6m 2» Pimpinan redaksi: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Ruang tamu = 3 x 1.5 = 4.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 40% x ( ) = 4.4m 2 Total = m 2» Asisten pimpinan redaksi: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5m 2 Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 Total = 5.4 6m 2 Ruang produser 3 orang» Produser: Ruang kerja = 3 x 4.5 = 13.5m m m 2 22 m 2 20 m 2 Flow 20% x (13.5) = 2.7m 2 Total = m 2» Asisten produser: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 Total = 1.8 2m 2 Ruang editor 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m 2» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2 Ruang staf 5 orang» Ruang kerja = 5 x 1.5 = 7.5m 2 redaksi» Flow 20% x (7.5) = 1.5m 2 Ruang penulis 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 berita» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang librarian 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang liputan 20 m 2 lapangan» Ruang koordinator liputan: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 Total = 1.8 2m 2» Ruang reporter: Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15m 2 Flow 20% x (15) = 3m 2 Total = 18 m 2 Ruang arsip 2 orang» Ruang arsip = 2 x 6 = 12 m 2» Flow 20% x (12) = 2.4m 2 15 m 2 Ruang rapat 15 orang» Area rapat = 15 x 1.5 = 22.5m » Furniture = 2 m 2 (asumsi) 30m 2» Flow 20% x (22.5+2) = 4.9m Ruang tamu 5 orang» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m 2» Flow 40% x (7.5) = 3m 2 12m 2 Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 12m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 Total luas ruang pengelola = 191 m 2 RUANG STUDIO PRODUKSI commit BERITA to user (1 BUAH) Main studio 30 orang» Stage = 30x 0.6 = 18 m 2 42 m 2

71 131» Perlengkapan = 10 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (18+10) = 14m 2 Ruang make up 10 orang» Area make up = 10x 1.5 = 15m 2» Flow 20% x 15 = 3m 2 Ruang wardrobe» Asumsi = 12 m 2 12 m 2 Ruang orang» Ruang ganti pria = 2x0.6 = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m 2 2m 2» Ruang ganti pria = 2x0.6 = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m 2 2m 2 Green room» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12m 2 Ruang sub control 4 orang» Teknisi = 4x1.5 = 6 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+6) = 6m 2 18 m 2 Ruang master control Gudang property Ruang manajer teknik Ruang pengawas teknik Ruang master control 2 orang» Teknisi = 2x3 = 6 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+6) = 6m 2 18 m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12 m 2 1 orang 5 orang tamu Total luas stodio berita = 136 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN PEMBERITAAN= 327 m 2 KEGIATAN TEKNIK Standar: Standar m 2 /orang = 0,6 m 2 Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Ruang Teknik Produksi 828 m 2» Manajer teknik: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 40% x ( ) = 5.6m 2 Total = m 2» Asisten manajer teknik: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 40% x (4.5+2) = 2.6m 2 Total = m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 2 orang» Teknisi = 2x3 = 6 m 2 (asumsi)» Peralatan = 30m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+30) = 18m 2 Ruang screening /presentasi 20 orang» Area screening = 4 m 2 (asumsi)» Area staf evaluator = 20x 0.9 = 18 m 2» Flow 20% x (4+18) = 4.4 m 2 Ruang telecine 5 orang» Teknisi = 5x1.5 = 7.5m2» Peralatan = 10 m2 (asumsi)» Flow 50% x (17.5) = 8.75 m2 Ruang videotape recording Ruang audiotape recording Ruang perpustakaan audio visual Ruang kru produksi Ruang rapat 15 orang» Area rapat = 15 x 1.5 = 22.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (22.5+2) = 4.9m 2 30 m m 2 54 m m m 2» Asumsi = 25 m2 25 m 2» Asumsi = 25 m2 25 m 2» Asumsi = 50 m2 50 m 2» Asumsi = 25 m2 25 m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m m 2 Gudang» Asumsi = 30 m2 30 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m m 2

72 132 Ruang central apparatus Ruang pusat data Ruang pusat operasi jaringan (NOC) Ruang perlengkapan Ruang peralatan lapangan» Wanita: closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 12m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 Total luas ruang teknik produksi= 358 m 2 Ruang Teknik Umum» Asumsi = 60 m2 60 m 2» Asumsi = 30 m2 30 m 2» Asumsi = 30 m2 30 m 2» Asumsi = 30 m2 30 m 2 2» Asumsi = 60 m2 60 m 2 Ruang Produksi Luar Garasi OB Van 3 mobil» Mobil = 3x6.5 = 19.5 m2» Luas = 3x19.5 = 58.5 m2» Flow 50% x 58.5 = m2 Bengkel pemeliharaan OB Van Total luas ruang teknik umum = 210 m » Asumsi = 30 m2 30 m 2 Gudang» Asumsi = 0.25xluas garasi = 22 m2 22 m 2 Total luas ruang produksi luar = 140 m 2 Ruang Transmisi Ruang pemancar 3 orang» Teknisi = 3x1.5 = 4.5m2» Peralatan = 30 m2 (asumsi) Ruang microwave Ruang perlengkapan Ruang manajer pemasaran dan penjualan» Flow 50% x (34.5) = m2 3 orang» Teknisi = 3x1.5 = 4.5m2» Peralatan = 20 m2 (asumsi)» Flow 50% x (24.5) = m2 1 orang 5 orang tamu m 2 52m m 2» Asumsi = 30 m2 30 m 2 Total luas ruang transmisi =120 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN TEKNIK = 828 m 2 KEGIATAN PEMASARAN DAN PENJUALAN Standar: Standar m 2 /orang = 0,6 m 2 Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang» Manajer pemasaran dan penjualan: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 40% x ( ) = 5.6m 2 Total = m 2» Asisten manajer pemasaran dan penjualan: Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 40% x (4.5+2) = 2.6m 2 Total = m 2 Ruang staf iklan 5 orang» Ruang kerja = 5 x 4.5 = 22.5 m 2» Furniture = 3 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (22.5+3) = 5.1m 2 Ruang manajer traffic Ruang staf traffic Ruang staf continuity Ruang pengawas pemasaran Ruang koordinator 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 5 orang» Ruang kerja = 5 x 1.5 = 7.5 m 2 30 m m m m 2 9 m 2 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m 2» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2 7.8» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 8m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 4.2 5m 2

73 133 pemasaran» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 Ruang staf 10 orang» Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15 m 2 30 m 2 pemasaran» Furniture = 10 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (15+10) = 5m 2 Ruang arsip 2 orang» Ruang arsip = 2 x 6 = 12 m 2» Flow 20% x (12) = 12.26m m 2 Ruang rapat 15 orang» Area rapat = 15 x 1.5 = 22.5m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (22.5+2) = 4.9m 2 Ruang tamu 5 orang» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m m 2» Flow 40% x (7.5) = 3m 2 12m Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m m m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN PEMASARAN DAN PENJUALAN = 192 m 2 FASILITAS EDUKASI REKREATIF Standar: Standar usia 2 5 tahun/orang = 0.5 m 2 /orang Standar usia 6 dewasa/orang = 0.6 m 2 /orang Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar m 2 /orang: 0.12 m 2 /seat Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Standar ruang baca anak = 9m 2 /kelompok (4 meja+kursi) Standar rak buku koleksi = 0.54m 2 /buah Space pameran anak = 2.32m 2 /anak KURSUS PENYIARAN 1637 m 2 Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 3.6» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang wakil pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m m m 2 Ruang sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m m 2 Ruang staf 6 orang» Ruang kerja = 6 x 1.5 = 9m 2 pengajar» Flow 20% x (9) = 1.8m 2 12m 2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 8m 2 Ruang rapat 5 orang» Area rapat = 5 x 1.5 = 7.5 m » Furniture = 2 m 2 (asumsi) 12m 2» Flow 20% x (7.5+2) = 12.26m 2 Ruang kelas 6 kelas,@15 anak» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (1.8+6) = 3.12m 2» Total = m 2» Total = 6 x 12 = 72m 2 Ruang latihan dan ujian produksi TV: Studio kecil 30 orang» Stage = 30x 0.6 = 18 m 2» Perlengkapan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (18+6) = 4.8m 2 72 m m Ruang make up 3 orang» Area make up = 3x 1.5 = 4.5m 2» Flow 20% x 4.5 = 0.9 m 2 6m 2 Ruang» Asumsi = 6 m 2 6m 2 wardrobe Ruang orang» Ruang commit ganti pria to = 2x0.6 user = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m m 2

74 134 Ruang rehearsal Ruang sub control Gudang dan ruang layar, dekorasi, property Ruang multimedia 1.44» Ruang ganti pria = 2x0.6 = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m 2 2m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12m 2 4 orang» Teknisi = 4x1.5 = 6 m 2» Peralatan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (6+6) = 6m 2 18 m 2» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12 m 2 30 orang» Ruang = 30x0.12 = 3.6m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (3.6+6) = 3.84m m 2 Ruang labkom 10 orang» Ruang = 10x1.5 = 15 m 2» Furniture = 2 m 2» Flow 20% x (15+2) = 3.4 m m 2 Total luas ruang kursus penyiaran = 256 m 2 KURSUS SENI PERTUNJUKAN Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang wakil pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m m m 2 Ruang sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m m 2 Ruang staf 6 orang» Ruang kerja = 6 x 1.5 = 9m 2 pengajar» Flow 20% x (9) = 1.8m 2 12m 2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 8m 2 Ruang rapat 5 orang» Area rapat = 5 x 1.5 = 7.5 m » Furniture = 2 m 2 (asumsi) 12m 2» Flow 20% x (7.5+2) = 12.26m 2 Ruang kelas 6 kelas,@15 anak» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (1.8+6) = 3.12m 2» Total = m 2» Total = 6 x 12 = 72m 2 Ruang ujian: Studio kecil 30 orang» Stage = 30x 0.6 = 18 m 2» Perlengkapan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (18+6) = 4.8m 2 72 m m Ruang make up 3 orang» Area make up = 3x 1.5 = 4.5m 2» Flow 20% x 4.5 = 0.9 m 2 6m 2 Ruang wardrobe» Asumsi = 6 m 2 6m 2 Ruang orang» Ruang ganti pria = 2x0.6 = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m 2 2m 2» Ruang ganti pria = 2x0.6 = 1.2m 2» Flow 20% x (1.2) = 0.24m 2 2m 2 Gudang» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12 m 2 Total luas ruang kursus pertunjukan = 193 m 2 KURSUS MUSIK MODERN Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m m 2 Ruang wakil pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture commit = 2 m to 2 (asumsi) user» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m m 2

75 Ruang 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang staf 6 orang» Ruang kerja = 6 x 1.5 = 9m 2 pengajar» Flow 20% x (9) = 1.8m 2 12m 2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 8m 2 Ruang rapat 5 orang» Area rapat = 5 x 1.5 = 7.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (7.5+2) = 12.26m m 2 Ruang kelas 6 kelas,@15 anak» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (1.8+6) = 3.12m 2» Total = m 2» Total = 6 x 12 = 72m 2 Ruang ujian: Studio kecil 30 orang» Stage = 30x 0.6 = 18 m 2» Perlengkapan = 6 m 2 (asumsi)» Flow 50% x (18+6) = 4.8m 2 Ruang labkom 10 orang» Ruang = 10x1.5 = 15 m 2» Furniture = 2 m 2» Flow 20% x (15+2) = 3.4 m 2 72 m m m m Gudang» Asumsi = 0.25xluas stage = m 2 12 m 2 Total luas ruang kursus seni modern = 198 m 2 PERPUSTAKAAN Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang perpustakaan: Ruang katalog 10 orang» Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15m 2» Flow 20% x (15) = 3m 2 Ruang buku 50 rak» Ruang buku = 50 x 0.54 = 27m 2» Space anak = 50 x 0.12 = 6m m 2» Flow 40% x 33 = 13.2 m 2 Ruang baca 100 orang» Ruang (1 kelompok 4 meja) = 25x9 = 225 m 2» Flow 40% x 225 = 90 m m 2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 7.8 8m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang sekretaris 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2» Flow 20% x (1.5) = 0.3m m 2 Ruang staf perlengkapan 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m 2» Flow 20% x (4.5) = 0.9m m 2 Ruang arsip 2 orang» Ruang arsip = 2 x 6 = 12 m 2» Flow 20% x (12) = 12.26m m 2 Gudang» Asumsi = 30 m2 30 m2 Total luas ruang perpustakaan = 470 m 2 INTERNET CAFÉ Ruang tunggu 10 orang» Ruang tunggu = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang internet 50 orang» Ruang internet = 50x1.5 = 75m 2» Furniture = 10m 2 (asumsi)» Flow 30% x 85 = 25.5 m 2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m m m 2 Ruang 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang staf 3 orang» Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m teknik» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2 Gudang» Asumsi = 15 m2 15 m2 commit Total to luas user ruang perpustakaan = 162 m 2 PAMERAN

76 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang pameran 100 orang» Ruang pameran = 100x2.32= 232m 2 232m 2 Ruang pengelola: Ruang panitia 25 orang» Ruang panitia = 25x 1.5 = 37.5m 2 45 m 2» Flow 20% x 37.5 = 7.5m 2 Ruang» Asumsi = 25 m 2 25 m 2 persiapan Gudang» Asumsi = 25 m 2 25 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m m m 2 Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m 2 Total luas ruang perpustakaan = 358 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN EDUKASI REKREATIF = 1637 m 2 FASILITAS REKREASI EDUKATIF Standar: Standar usia 2 5 tahun/orang = 0.5 m 2 /orang Standar usia 6 dewasa/orang = 0.6 m 2 /orang Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar tempat duduk usia 2 5 tahun m 2 /orang = 0.06 m 2 /seat Standar tempat duduk usia 6 10 tahun m 2 /orang: 0.12 m 2 /seat Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Standar kamar mandi = 3m 2 /KM/100org; 1,5m 2 /urinoir/25orang; 1,5m 2 /wastafel/km FASILITAS ANAK (USIA 2-5 TAHUN) 2268 m 2 Hall 25 orang» Hall = 25x0.6 = 15 m 2 30 m 2» Flow 100% x (15) = 15 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 3.6» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang bermain outdoor: Area alam 25 orang» Area bermain = 20 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 9.75m 2 Area terbuka 25 orang» Area bermain = 30 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 100% x( )= 42.5 m 2 Area anarki 25 orang» Area bermain = 15 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 8.25m2 Area kebun 25 orang» Area bermain = 15 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 8.25m2 Area labirin 25 orang» Area bermain = 20 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 9.75m 2 Area sains 25 orang» Area bermain = 15 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 8.25m2 Area struktur 25 orang» Area bermain = 20 m 2 (asumsi)» Area anak = 25x0.5 = 12.5m 2» Flow 30% x( )= 9.75m 2 Ruang bermain indoor: Area bahasa 4 anak Area fantasi 4 anak» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = commit m to 2 user» Total = 4 x 10 = 40m m 2 85 m m m m m m 2 40 m 2 40 m 2

77 137 Area keahlian 4 anak Area akting 4 anak Area suara 4 anak Area sains 4 anak Area matematika Ruang tunggu pendamping/ora ng tua» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2 40 m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2 40 m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2 40 m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2» Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2 40 m 2» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2 4 Ruang = 15x0.06 = 0.9m 2 40 m 2 anak» Furniture = 6m 2» Flow 40% x (0.9+6) = 2.76m 2» Total = m 2» Total = 4 x 10 = 40m 2 25 orang» Asumsi = 30 m2 30 m2 35 m 2 Ruang UKS 5 orang» Ruang = 5x5 = 25 m 2» Flow 40% x 25 = 10 m 2 Gudang» Asumsi = 15 m2 15 m2 Lavatory pria 100 orang» Kamar mandi = 1x3 = 3m 2» Urinoir = 4x1.5 = 6 m 2» Wastafel = 1x1.5 = 1.5 m 2» Flow 30% x ( ) = 3.15 Lavatory wanita» Kamar mandi = 1x3 = 3m 2» Wastafel = 1x1.5 = 1.5 m 2» Flow 30% x (3+1.5) = 1.35 Musholla 10 orang» Area wudlu = 5x0.6 = 3 m 2» Area sholat = 10x (0.85) = 8.5 m 2» Furniture = 2 m 2» Flow 40% x ( ) = 5.4m m m m 2 Total luas fasilitas anak usia 2 5 tahun = 723 m 2 FASILITAS ANAK (USIA 6-10 TAHUN) Hall 25 orang» Hall = 25x0.6 = 15 m 2 30 m 2» Flow 100% x (15) = 15 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 3.6» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) Ruang wakil pimpinan Ruang sekretaris Ruang staf pengajar Ruang loker dan istirahat staf pengawas» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi)» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m m m orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 20 orang» Ruang kerja = 20 x 1.5 = 30m » Furniture = 6 m 2 (asumsi) 45m 2» Flow 20% x (30+6) = 7.2m 2 30 orang» Asumsi = 30 m2 30 m2 7.2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 8m 2 Ruang rapat 10 orang» Area rapat = 10 x 1.5 = 15m 2» Furniture = 4 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% commit x (15+4) to = user 3.8m 2 Ruang bermain

78 138 outdoor: Area alam 50 orang» Area bermain = 40 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 30% x(40+30)= 21m 2 Area terbuka 50 orang» Area bermain = 60 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 100% x(60+30)= 90 m 2 Area anarki 50 orang» Area bermain = 30 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 30% x(30+30)= 18m2 Area kebun 50 orang» Area bermain = 30 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 30% x(30+30)= 18m2 Area labirin 50 orang» Area bermain = 40 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 30% x(40+30)= 21m 2 Area sains 50 orang» Area bermain = 30 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2» Flow 30% x(30+30)= 18m2 Area struktur 50 orang» Area bermain = 40 m 2 (asumsi)» Area anak = 50x0.6 = 30m 2 Ruang bermain indoor: Area bahasa 4 anak Area fantasi 4 anak Area keahlian 4 anak Area akting 4 anak Area suara 4 anak Area sains 4 anak Area matematika 4 anak» Flow 30% x(40+30)= 21m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2» Ruang = 15x0.12 = 1.8m 2» Furniture = 12m 2» Flow 40% x (1.8+12) = 5.52m 2» Total = m 2» Total = 4 x 20 = 80m 2 91 m m 2 78 m 2 78 m 2 91 m 2 78 m 2 91 m 2 80 m 2 80 m 2 80 m 2 80 m 2 80 m 2 80 m 2 80 m 2 Ruang tunggu 10 orang» Asumsi = 15 m2 15 m2 pendamping/ora ng tua Ruang UKS 5 orang» Ruang = 5x5 = 25 m 2 35 m 2» Flow 40% x 25 = 10 m 2 Gudang» Asumsi = 20 m2 20 m2 Lavatory pria 200 orang» Kamar mandi = 2x3 = 6m 2» Urinoir = 8x1.5 = 12 m 2» Wastafel = 2x1.5 = 3 m 2» Flow 30% x (6+12+3) = 6.3m m 2 Lavatory wanita 200 orang» Kamar mandi = 2x3 = 6m

79 139» Wastafel = 2x1.5 = 3 m 2» Flow 30% x (6+3) = 2.7m 2 12 m 2 Musholla 20 orang» Area wudlu = 5x0.6 = 3 m 2» Area sholat = 20x (0.85) = 17m 2» Furniture = 2 m 2» Flow 40% x (3+17+2) = 8.8m m 2 Total luas fasilitas anak usia 6 10 tahun = 1545 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN REKREASI EDUKATIF = 2268 m 2 PENUNJANG Standar: Standar dewasa/orang = 0.6 m 2 /orang Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Standar tempat duduk dewasa m 2 /orang: 0.9 m 2 /seat PRODUCTION HOUSE 1942 m 2 Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 3.6» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Ruang tamu 5 orang» Ruang tamu = 5 x 1.5 = 7.5m » Flow 40% x (7.5) = 3m 2 12m 2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 7.8 8m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang wakil 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m pimpinan» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 5m 2» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 Ruang 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang humas 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2 4.2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 5m 2» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 Ruang 23 perencana dan 24m 2 produksi 11 orang» Direktur: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 30% x 3.5 = 1.05m2 Total = 4.55m2 5m 2» Staff: Ruang kerja = 10 x 1.5 = 15m 2 Flow 20% x 15 = 3m2 Total = 18m 2 Ruang teknik 4 orang» Direktur: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 30% x 3.5 = 1.05m2 Total = 4.55m2 5m 2» Staff: Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m 2 Flow 20% x 4.5 = 0.9m2 Ruang pemasaran Ruang keuangan dan personalia Total = 5.4m2 6m 2 3 orang» Direktur: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 30% x 3.5 = 1.05m2 Total = 4.55m2 5m 2» Staff: Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 Flow 20% x 3 = 0.6m2 Total = 3.6m2 4m 2 4 orang» Direktur: Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 Furniture = 2 m 2 (asumsi) Flow 30% x 3.5 = 1.05m2 Total = 4.55m2 5m 2» Staff: Ruang kerja = 3 x 1.5 = 4.5m 2 Flow 20% x 4.5 = 0.9m m m m 2

80 Total = 5.4m2 6m 2 Ruang arsip 1 orang» Ruang arsip = 1 x 6 = 6 m 2» Flow 20% x (6) = 1.2 m 2 8m 2 Ruang rapat 10 orang» Area rapat = 10 x 1.5 = 15m 2» Furniture = 4 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% x (15+4) = 3.8m 2 Gudang» Asumsi = 15 m2 15 m2 orang» Pria: 2 urinoir = 2x0.39 = 0.78m m 2 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.87 m 2» Wanita: 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m m Flow 20% x ( ) = 0.71 m 2 Total luas production house = 164 m 2 RUANG SERBAGUNA Hall 10 orang» Hall = 10x0.6 = 6 m 2 12 m 2» Flow 100% x (6) = 6 m 2 Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area ruang 50 orang» Stage: 81 m 2 serbaguna Stage = 10x 0.6 = 6 m 2 Perlengkapan = 12 m 2 (asumsi) Flow 50% x (6+12) = 9m 2 Total = 27 m 2» Area duduk: Luas ruang = 50x0.9 = 45 m 2 Flow 20% x (45) = 9 m 2 Total = 54 m 2 Ruang pengelola: Ruang panitia 15 orang» Ruang panitia = 15x 1.5 = 22.5m 2 27 m 2» Flow 20% x 22.5 = 4.5m 2 Ruang» Asumsi = 12 m 2 12 m 2 persiapan Gudang» Asumsi = 12 m 2 12 m 2 Pantry» Asumsi = 6 m 2 6 m 2 orang» Pria: 2 urinoir = 2x0.39 = 0.78m 2 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.87 m 2» Wanita: 2 closet =2x (2x0.8) = 3.2m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 0.71 m m m 2 Total luas ruang serbaguna = 165m RESTORAN Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area restoran 100 orang» Area makan = 100x3.8 = 380m 2» Area wastafel = 4x0.13 = 0.52m2» Flow 20% x ( ) = 76.1m m 2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 7.8 8m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang sekretaris 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2» Flow 20% x (1.5) = 0.3m m 2 Ruang humas 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) 4.2 5m 2» Flow 20% x (1.5+2) = 0.7m 2 Dapur» Dapur = 200x1.5 = 300 m orang» Pria : urinoir = 3x0.39 = 1.17m 2 8m 2 m 2

81 141 FOOD COURT Area food court 20 buah» Asumsi = 4 m 2 3 closet =3x (2x0.8) = 4.8m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 1.26 m 2» Wanita : 3 closet =3x (2x0.8) = 4.8m 2 2 wastafel = 2x 0.35 = 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 1.1m 2» Dapur = 6m 2» Gudang = 4m 2» Flow 20% x (4+6+4) = 2.8 m 2» = m 2» Total area foodcourt = 20x18 = 360m 2 Ruang duduk 100 orang» Luas = 100x2.25 = 225m2» Flow 20% x 225 = 45m2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) Ruang sekretaris orang» Pria : 3 urinoir = 3x0.39 = 1.17m m 2 Total luas restoran = 793 m m m m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 1.8» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m m 2 3 closet =3x (2x0.8) = 4.8m 2 1 wastafel =1x 0.35= 0.35m 2 Flow 20% x ( ) = 1.26 m 2» Wanita : 3 closet =3x (2x0.8) = 4.8m 2 2 wastafel = 2x 0.35 = 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 1.1m m 2 Total luas food court = 656 m 2 TOKO KASET DAN MERCHANDISE Area penerima 2 orang» Ruang kerja = 2 x 1.5 = 3m 2 3.6» Flow 20% x (3) = 0.6m 2 4m 2 Area toko» Asumsi = 50 m2 50 m2 Ruang pengelola: Ruang pimpinan 1 orang» Ruang kerja = 1 x 4.5 = 4.5 m 2» Furniture = 2 m 2 (asumsi) m 2» Flow 20% x (4.5+2) = 1.3m 2 Ruang 1 orang» Ruang kerja = 1 x 1.5 = 1.5m 2 sekretaris» Flow 20% x (1.5) = 0.3m 2 2m 2 Ruang staf 5 orang» Ruang kerja = 5 x 1.5 = 4.5m 2 pelayan» Flow 20% x (4.5) = 0.9m 2 6m 2 Gudang» Asumsi = 12 m2 12 m2 Total luas toko kaset dan merchandise (1 buah) = 82 m 2 Ruang staf servis Ruang teknisi ME Ruang tata suara Total 2 buah toko = 164 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN PENUNJANG = 1942 m 2 SERVIS Standar: Standar usia 2 5 tahun/orang = 0.5 m 2 /orang Standar usia 6 dewasa/orang = 0.6 m 2 /orang Standar m 2 /orang: R.Kerja/kantor = 4,5 m 2 /orang Standar m 2 /orang: 0.12 m 2 /seat Standar Peralatan: Meja + kursi = 1,5 m 2 /orang Standar mobil 3m x 4,5m; Standar motor 1m x 2m; Standar bus 3m x 12m 10 orang» Asumsi = 20 m2 20 m m 2 10 orang» Teknisi = 10x1.5 = 15 m2» Furniture = 2 m2» Flow 20% x (15+2) = 3.4 m2 10 orang» Teknisi = 10x1.5 = 15 m2» Furniture = 2 m2» Flow 20% x (15+2) = 3.4 m m m 2 Ruang loker» Asumsi = 20 m2 20 m 2 dan istirahat Ruang panel» Ruang MDP = 12 m 2 48 m 2

82 142 Ruang transformator Ruang genset Dari perhitungan masing masing fungsi bangunan di atas, maka dapat diketahui luas lahan dan jumlah lantai yang dibutuhkan untuk perencanaan bangunan stasiun televisi swasta anak di Surakarta. Diketahui: A. Perhitungan luas total bangunan:» Ruang panel = 6x6 = 36 m 2» Ruang transformator = 2x36 = 72 m 2 72 m 2» 1 unit genset = 56m2» Flow 50% = 0.5 x 56 = 28 m2» Total = = 84 m 2» Kebutuhan = 3x84 = 252m 2 a) Total luas wadah kegiatan stasiun televisi = m m 2 Ruang pompa» Perhitungan air bersih = 48m2 48 m 2 Ruang STP» Ruang STP = 3x16 = 48m2 48 m 2 Ruang reservoir» Ruang reservoir = 6x12 = 72 m2 72 m 2 Ruang mesin» Ruang mesin AC = 80 m2 80 m 2 AC Ruang AHU» Perhitungan kebutuhan AC = 48 m2 48 m 2 Area cooling» Area cooling tower = 60 m2 60 m 2 tower Ruang PABX» Ruang PABX = 1x24 = 24 m 2 24 m 2 Ruang MDF» Ruang MDF = 1x18 = 18 m 2 18 m 2 Pantry» Asumsi = 15m2 15 m 2 Ruang sampah» Ruang sampah = 12 m2 12 m 2 Gudang umum» Asumsi = 15m2 15 m 2 Gudang ME» Asumsi = 15m2 15 m 2 Kantor» Asumsi = 30m2 30 m 2 keamanan Musholla 20 orang» Area wudlu = 5x0.6 = 3 m 2» Area sholat = 20x (0.85) = 17m2» Furniture = 2 m 2» Flow 40% x (3+17+2) = 8.8m 2» Total = m 2» Kebutuhan = 3x32 = 96 m2 96 m 2 orang» Pria: 5 urinoir = 5x0.39 = 1.95m 2 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m 2 Flow 20% x ( ) = 2.13m 2» Wanita: 5 closet =5x (2x0.8) = 8m 2 2 wastafel =2x 0.35= 0.7m2 Tempat parkir pengunjung Tempat parkir pengelola Flow 20% x (8+0.7) = 1.74 m buah» Mobil: 200x13.5 = 2700 m2» Flow 50% x 2700 = 1350 m2 20 buah» Bus: 20x36 = 720 m2» Flow 50% x 720 = 360 m2 400 buah» Motor: 400x2 = 800 m2» Flow 50% x 800 = 400 m2 50 buah» Mobil: 50x13.5 = 675 m2» Flow 50% x 675 = m m m 2 b) Sirkulasi 20% = m 2 + TOTAL LUAS BANGUNAN = m 2 B. Luas site terpilih = m 2, dengan commit Building to user coverage 50 75%, maka 4050 m m m m buah» Motor: 100x2 = 200 m2» Flow 50% x 200 = 100 m2 300 m 2 TOTAL LUAS WADAH KEGIATAN SERVIS = 8711 m 2 TOTAL LUAS SELURUH WADAH KEGIATAN STASIUN TELEVISI YANG DIRENCANAKAN m 2

83 143 Luas tanah yang dapat digunakan untuk peletakan bangunan = 50%x37100 m 2 = 18550m 2 C. Jumlah lantai = total luas bangunan : luas building coverage =22750:18550= lantai Untuk lebih mempermudah pemancaran transmisi, mengoptimalkan view, menarik perhatian dan menjaring pengunjung maka bangunan direncanakan dibuat lebih dari 2 lantai, yaitu 5 lantai. Studio (semi publik) dengan pertimbangan kemudahan pencapaiannya maka zona studio diletakkan pada lantai 1 dan 2, bersamaan dengan zona publik lain (termasuk didalamnya area edukasi rekreatif), zona semi privat dan privat diletakkan diatas lantai 2. Sedangkan untuk zona servis seperti kegiatan mekanikal elektrikal dan parkir dikelompokkan di basement. Lahan digunakan zona peruntukan fasilitas anak, zona parkir dan publik pertunjukan seperti amphiteater, dan terutama dioptimalkan untuk landscape Analisa Pola Hubungan Ruang Hubungan Ruang Makro Keterangan: a b c Ruang direksi Ruang bisnis Ruang program siaran b a g d Ruang penunjang produksi i j e f Ruang pemberitaan Ruang teknik h f g Ruang pemasaran dan penjualan c d h i j Ruang fasilitas anak Ruang penunjang Ruang servis e Erat Kurang erat Bagan 5.18 Pola hubungan ruang makro (Sumber: analisa pribadi)

84 Hubungan Ruang Mikro A. Kegiatan direksi g f e c a d h b i Keterangan: a Ruang manajer umum b Ruang sekretaris j Ruang wakil manajer c stasiun televisi Erat Ruang wakil manajer Kurang erat d fasilitas anak e f g h i j Ruang penasehat hukum Ruang rapat intern Ruang rapat besar Ruang arsip Ruang tamu Ruang servis Bagan 5.19 Pola hubungan ruang mikro kegiatan direksi (Sumber: analisa pribadi) B. Kegiatan bisnis b f g e a d i c h Keterangan: a Ruang manajer bisnis b Ruang akuntan c Ruang staf administrasi Erat Kurang erat d Ruang staf personalia e f g h i Ruang staf perlengkapan Ruang arsip Ruang rapat Ruang tamu Ruang servis C. Kegiatan program siaran Bagan 5.20 Pola hubungan ruang mikro kegiatan bisnis (Sumber: analisa pribadi) c d b j f e k a q r g l s n h i o p t u m v Erat Kurang erat

85 145 Keterangan: a Ruang manajer program b Ruang humas c Ruang produser eksekutif Ruang pengawas d produser e Ruang produser f Ruang staf produksi g Ruang sutradara h Asisten sutradara i Ruang staf kreatif j Ruang researcher k l m n o p q r s t u v Ruang penulis naskah Ruang liputan lapangan Ruang editing Ruang penata seni Ruang set designer Ruang prop master Ruang sinematografer Ruang penata cahaya Ruang rapat Ruang servis STUDIO Ruang penunjang produksi D. Kegiatan pemberitaan Bagan 5.21 Pola hubungan ruang mikro kegiatan program (Sumber: analisa pribadi) b a Keterangan: c j f h i g a b c Ruang direktur pemberitaan Ruang pimpinan redaksi Ruang produser g h i j Ruang librarian Ruang liputan lapangan Ruang arsip Ruang rapat l m e d k Erat Kurang erat d e f Ruang editor Ruang staf redaksi Ruang penulis berita k l m Ruang tamu Ruang servis STUDIO E. Kegiatan teknik Bagan 5.22 Pola hubungan ruang mikro kegiatan pemberitaan (Sumber: analisa pribadi) Keterangan: e a Ruang teknik produksi f b Ruang teknik umum d a b c Ruang produksi luar g d Ruang transmisi Erat e Ruang rapat c Kurang erat f g Ruang servis STUDIO Bagan 5.23 Pola hubungan ruang mikro kegiatan teknik (Sumber: analisa pribadi)

86 146 F. Kegiatan pemasaran dan penjualan Keterangan: k b c f g Ruang koordinator a Ruang manajer g a l pemasaran b Ruang staf iklan h Ruang staf pemasaran i j c Ruang manajer traffic i Ruang arsip d e d Ruang staf traffic h j Ruang rapat e Ruang staf continuity Erat k Ruang tamu Ruang pengawas Kurang erat f l Ruang servis pemasaran G. Kegiatan fasilitas anak a) Edukasi rekreatif Bagan 5.24 Pola hubungan ruang mikro kegiatan pemasaran&penjualan (Sumber: analisa pribadi) Keterangan: a d a Kursus penyiaran b c f e g b c d e Kursus seni pertunjukan Kursus musik modern Perpustakaan Internet café Bagan 5.25 Pola hubungan ruang mikro kegiatan fasilitas edukasi rekreatif (Sumber: analisa pribadi) Erat Kurang erat f g Pameran Ruang servis b) Rekreasi edukatif: 1) Usia 2 5 tahun g Keterangan: f e a b Hall Area penerima c d c Ruang bermain outdoor d Ruang bermain indoor b e Ruang tunggu Bagan 5.26 Pola hubungan ruang mikro kegiatan fasilitas rekreasi edukatif usia 2 5 tahun (Sumber: analisa pribadi) a Erat Kurang erat f g pendamping/orang tua Ruang UKS Ruang servis

87 147 2) Usia 6 10 tahun g Keterangan: a Hall c f e d b c Area penerima dan pengelola Ruang bermain outdoor b d e Ruang bermain indoor Ruang tunggu Bagan 5.27 Pola hubungan ruang mikro kegiatan fasilitas rekreasi edukatif usia 6 10 tahun (Sumber: analisa pribadi) a Erat Kurang erat f g pendamping/orang tua Ruang UKS Ruang servis POLA KEGIATAN FASILITAS ANAK: g f e a c d b d e b a Keterangan: c f g f g e Edukasi rekreatif Rekreasi edukatif c d Usia 2 5 tahun b a Usia 6 10 tahun H. Kegiatan penunjang Bagan 5.28 Pola hubungan ruang mikro kegiatan fasilitas anak (Sumber: analisa pribadi) Keterangan: d Food court e b a a b Production house Ruang serbaguna e Toko kaset dan merchandise f Erat c Restoran f Ruang servis d c Kurang erat Bagan 5.29 Pola hubungan ruang mikro kegiatan penunjang (Sumber: analisa pribadi)

88 148 I. Kegiatan servis a d b r p q s c e f t u n o g v w k l h i m j Erat Kurang erat Keterangan: a b c d e f g Ruang staf servis Ruang teknisi ME Ruang teknisi dan tata suara Ruang loker dan istirahat Ruang panel Ruang transformator Ruang genset h i j k l m n o p Ruang pompa Ruang STP Ruang reservoir Ruang mesin AC Ruang AHU Area cooling tower Ruang PABX Ruang MDF Pantry q r s t u v w Ruang sampah Gudang umum Gudang ME Musholla Lavatory Tempat parkir pengunjung Tempat parkir pengelola 4. ANALISA PENDEKATAN SITE 4.1. Analisa Orientasi Massa dan View Bagan 5.30 Pola hubungan ruang mikro kegiatan servis (Sumber: analisa pribadi) View ke arah sungai dan permukiman kurang bagus View untuk bangunan dilantai atas, view yang menghadap bagian barat dan selatan merupakan view yang bagus karena menghadap jalan utama View ke arah lahan kosong tidak bagus SITE View ke arah jalan lingkungan dan hunian kurang bagus Bangunan bagian selatan dan barat dapat dibuat transparan untuk mengoptimalkan view yang bagus dari arah luar site ke dalam site dengan tetap mempertimbangkan arah sinar matahari PERTOKOAN JL.ADI SUCIPTO View ke arah jalan besar (utama) bagus, dapat dipakai sebagai pola hadap bangunan utama Gambar 5.3 Analisa orientasi massa dan view (Sumber: analisa pribadi)

89 149 Agar bangunan bisa terekspose dengan mudah, maka orientasi massa diarahkan ke jalan Adi Sucipto, dengan pertimbangan: a) Jalan Adi Sucipto merupakan jalan besar dengan kepadatan yang tinggi, sehingga bangunan akan terekspose secara maksimal b) View ke dalam sangat penting dalam upaya mengekspose bangunan, sehingga bangunan dapat terlihat jelas dari Jalan Adi Sucipto 4.2. Analisa Penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) Berdasarkan Pencapaian Ditentukan berdasar pada pertimbangan: a) Kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan b) Nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke dalam site. c) Adanya pertimbangan terhadap kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu lintas dan lingkungan sekitarnya. d) Faktor keamanan terhadap operasional dari macam-macam pencapaian. SITE ME/SEout SE in SE ditempatkan pada jalan sekunder yaitu Jalan Kolang-Kaling agar pengelola dan servis bangunan seperti kendaraan barang tidak mengganggu aktivitas utama ME diletakkan pada zona yang representatif agar memberi kemudahan dan keamanan bagi para pengunjung Pengunjung yang datang dari arah Kartasura, Boyolali, Semarang, dan Yogyakarta ME in JL.ADI SUCIPTO ME out ME untuk masuk dan keluar dibedakan agar tidak terjadi kemacetan Gambar 5.4 Analisa pencapaian (Sumber: analisa pribadi) PERTOKOAN Pengunjung yang datang dari arah kota Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Jawa Timur Adapun sirkulasi yang terjadi dalam site adalah: a) Sirkulasi kendaraan pengunjung: ME in Parkir depan Parkir samping ME/SE (out)

90 150 b) Sirkulasi kendaraan pengelola, karyawan dan servis : SE in service Basement SE (out) service Sistem parkir menurut Neufert Architect Data (NAD) terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Sistem parkir parallel Karakter: Efisien diterapkan di badan jalan. Sirkulasi keluar-masuk sulit. Daya tampung kendaraan sedikit. 2. Sistem parkir menyudut 45º Karakter: 3. Sistem parkir menyudut 90º Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya). Sirkulasi keluar-masuk lancar. Daya tampung kendaraan cukup banyak. Karakter: Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya). Sirkulasi keluar-masuk lancar. Daya tampung kendaraan banyak. Berdasarkan jenis dan karakter sistem parkir di atas, maka gabungan antara sistem parkir menyudut 45 o dan 90 o dipilih sebagai sistem parkir yang digunakan pada bangunan yang direncanakan. Adapun sistem parkir akan diterapkan pada basement untuk pengelola dan halaman untuk pengunjung sesuai dengan perbedaan aktivitas yang terjadi Analisa Pengolahan Pola Sirkulasi Ditentukan berdasar pada pertimbangan sebagai berikut: a) Hasil analisa pencapaian b) Pola sirkulasi utama adalah dari zona penerima menyebar ke zona kegiatan lain c) Penyediaan sirkulasi bagi pejalan kaki

91 151 Letak massa bangunan fasilitas eksplorasi anak Letak massa bangunan utama Letak pintu servis melalui jalan Kolang Kaling yang berada di timur site JL.ADI SUCIPTO Pemisahan antara ME masuk dan keluar untuk memudahkan sirkulasi Keterangan: Gambar 5.5 Analisa pengolahan pola sirkulasi (Sumber: analisa pribadi) Sirkulasi pengunjung Sirkulasi pengelola dan kegiatan servis Bagian selatan digunakan untuk open space sekaligus sebagai tempat open stage dan rekreasi Bagian timur digunakan untuk parkir pengelola dan servis bangunan agar tidak mengganggu aktivitas parkir pengunjung Parkir pengunjung motor dan mobil diletakkan pada bagian samping site agar tidak mengganggu aktivitas dalam SITE PERTOKOAN JL.ADI SUCIPTO Jalur pedestrian bagi pejalan kaki ditempatkan pada bagian Main Entrance yaitu sisi site Bagian depan dibuat sculpture sebagai welcome symbol dan point of interest dari bangunan ke luar site Gambar 5.6 Analisa sirkulasi (Sumber: analisa pribadi) Parkir pengunjung terutama mobil diletakkan di bagian depan site agar tidak mengganggu aktivitas dalam bangunan

92 Analisa Tingkat Kebisingan Noise atau kebisingan erat sekali hubungannya dengan penempatan ruangruang. Khusus untuk bangunan stasiun televisi, penting dilakukan analisa terhadap noise karena aktivitas produksi yang dilakukan di dalam bangunan sendiri membutuhkan barier bising dari luar, padahal aktivitas di dalam juga menghasilkan tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Dari lingkungan site, noise terbesar datang dari arah jalan Adi Sucipto. Sedangkan arah jalan M.H. Thamrin dan jalan lingkungan noise cenderung rendah. Analisa pendekatan perencanaan ditentukan berdasar pada pertimbangan: a) Arah datang atau sumber bunyi b) Zonifikasi kegiatan yang membutuhkan tingkat privasi terhadap noise dan konsentrasi tinggi Sisi Bagian Utara a) Area dengan tingkat kebisingan rendah b) Bagian utara cocok untuk area private Sisi Bagian Barat a) Area tidak terlalu bising, maka barrier pohon yang ditempatkan tidak terlalu banyak b) Bagian barat cocok untuk area semi publik SITE Sisi Bagian Timur a) Area dengan tingkat kebisingan sedang, barrier pohon tidak terlalu banyak b) Bagian timur cocok untuk area servis PERTOKOAN JL.ADI SUCIPTO Sisi Bagian Selatan a) Pemberian pohon sebagai barrier untuk meredam kebisingan dari pusat bising b) Bagian selatan cocok untuk area publik Gambar 5.7 Analisis tingkat kebisingan (Sumber: analisa pribadi)

93 153 Solusi masalah noise: a) Barier alami berupa pohon sebagai filter, yang dapat mereduksi dengan cara menyerap kebisingan, juga sekaligus sebagai filter terhadap panas matahari, angin, hujan, serta polusi udara yang berasal dari lingkungan sekitar b) Pemilihan material bangunan yang dapat mereduksi tingkat kebisingan dari luar demi kenyamanan user, juga demi kenyamanan aktivitas produksi dalam bangunan stasiun televisi c) Penentuan desain bangunan yang tepat terhadap masalah noise 4.5. Analisa Zonifikasi Site Analisa zonifikasi ruang didasarkan pada pengelompokan zona kegiatan sebagai berikut: a) Zona publik, mencakup kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengunjung:» Kegiatan menonton pertunjukan di studio besar, amphiteater» Kegiatan rekreasi edukatif pada fasilitas anak» Kegiatan pameran, internet café, dan perpustakaan pada kelompok edukasi rekreatif b) Zona semi publik, merupakan kegiatan yang masih berkaitan dengan pengunjung namun bersifat lebih privat, seperti:» Kegiatan pada tempat kursus kelompok edukasi rekreatif» Kegiatan Production House (PH) dan ruang serbaguna kelompok kegiatan penunjang c) Zona semi privat, adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi stasiun televisi, dimana pengunjung memiliki hubungan yang tidak langsung:» Kegiatan produksi program beserta pengelolanya, mencakup studio kecil, sedang, studio rekaman dan dubbing» Kegiatan penunjang produksi» Kegiatan pemberitaan beserta studio di dalamnya» Kegiatan teknik d) Zona privat, mencakup kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan intern perusahaan beserta pengelola utama stasiun televisi:» Kegiatan dewan direksi» Kegiatan administrasi/bisnis

94 154» Kegiatan pemasaran dan penjualan e) Zona servis, adalah zona bagi kegiatan:» Kegiatan pelayanan pengelola dan pengunjung» Kegiatan pemeliharaan gedung, termasuk di dalamnya pengelolaan ME, AC, sistem komunikasi, dan sanitasi sampah» Kegiatan menyimpan barang» Kegiatan ibadah dan buang air» Kegiatan parkir pengelola dan pengunjung dan keamanan Berdasarkan analisa kegiatan user, pendekatan orientasi view, penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE), pola sirkulasi, dan tingkat kebisingan, maka diperoleh zonifikasi: a) Horizontal PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS JL ADI SUCIPTO b) Vertikal Gambar 5.8 Analisis zonifikasi site (Sumber: analisa pribadi) PUBLIK SEMI PUBLIK SEMI PRIVAT PRIVAT SERVIS Gambar 5.9 Hasil zonifikasi ruang (Sumber: analisa pribadi)

95 Analisa Tata Landscape Dengan dasar pertimbangan: a) Fungsi landscape dapat mendukung kegiatan b) Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan publik c) Perencanaan penghijauan Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka pola tata lansekap akan memberikan manfaat: a) Dapat menjadi unsur transisi, penegas sirkulasi dari masing-masing kelompok kegiatan, dan sekaligus sebagai pengikat dari interaksi yang ada b) Mendukung keselarasan tata hijau dalam suatu kawasan, antara bangunan dengan lingkungannya c) Sebagai unsur peneduh, fungsi resapan air hujan, pelindung dan filter terhadap polusi, visual dan kebisingan d) Meningkatkan nilai estetis bangunan, karena berkesan menyatu dengan alam e) Dapat berfungsi sebagai pembentuk suasana Disebabkan pada tapak perencanaan merupakan lahan kosong yang luas, maka perencanaan lansekap dapat dilakukan secara bebas, dengan memanfaatkan potensi yang ada serta memaksimalkan desain tata lansekap yang diinginkan. 5. ANALISA SISTEM SIRKULASI BANGUNAN 5.1. Sistem Sirkulasi Horizontal Sirkulasi yang perlu diperhatikan di dalam stasiun televisi swasta anak antara lain: a) Sirkulasi pengelola, yaitu sirkulasi yang dilakukan oleh karyawan baik dari stasiun televisi maupun area penunjangnya b) Sirkulasi pengunjung, yang terdiri dari para pengisi acara program (pembawa acara/mc, artis), para sponsor, sutradara, perancang kostum, perias, dan lain lain c) Sirkulasi barang, yaitu barang barang keperluan produksi yang dibongkar dari kendaraan, dimuat, dan didistribusikan ke tiap studio d) Sirkulasi kendaraan, adalah sirkulasi kendaraan pada pihak pengelola, pengunjung, OB Van, truk muatan barang, sampah, dan sirkulasi kendaraan pemadam kebakaran

96 156 Dari macam sirkulasi yang terjadi di dalam stasiun televisi kemudian dianalisa berdasarkan pola sirkulasi: Bentuk Pola Tata Massa/ Organisasi Ruang Terpusat Linier Radial Tabel 5.5 Pola sirkulasi pada bangunan (Sumber: DK. Ching, Francis. Bentuk, Ruang dan Susunannya, hal ) Karakteristik Suatu ruang dominan di mana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan Bersifat stabil Ruang pusat berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar bentuknya Tidak berarah, kondisi-kondisi untuk menuju dan cara memasukinya harus dikhususkan oleh tapak dan menegaskan satu dari ruang sekunder sebagai bentuk dari tempat masuk Pola sirkulasi mungkin berbentuk radial, loop atau spiral yang berakhir pada ruang pusat Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang Dapat berhubungan langsung antara satu dengan yang lainnya Ruang-ruang linier diorganisir menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsinya. Organisasi linier menunjukkan satu arah, menggambarkan gerak, pemekaran dan pertumbuhan Bersifat fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak Memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier Sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang ke luar lingkupnya Dapat menghasilkan pola dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya Cluster Mempertimbangkan penempatan perletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya Dapat menerima ruang-ruang yang berlainan bentuk, ukuran dan fungsi Bersifat luwes dan menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya Grid Terdiri dari ruang-ruang di mana posisi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang Kekuatan yang mengorganisir suatu grid timbul dari keteraturan dan keutuhan pola-polanya yang menembus unsur-unsur yang diorganisir Memungkinkan ruang-ruang suatu organisasi grid dapat memiliki hubungan bersama Manipulasi bentuk (pengurangan, penambahan, berlapis) memungkinkan pertumbuhan dan perkembangannya Dapat mengubah bayangan visualnya melampaui bidangnya dari suatu pola titik ke garis, ke bidang dan akhirnya ke ruang Dari pola sirkulasi di atas dan memperhatikan pada alur sirkulasi kegiatan stasiun televisi dan karakter anak itu sendiri, maka pola sirkulasi yang digunakan dalam bangunan stasiun televisi yaitu gabungan antara pola linier, pola grid dan pola cluster, dimana di dalam penyusunannya bersifat fleksibel/luwes, dapat tumbuh dan berkembang Sistem Sirkulasi Vertikal Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam, yaitu:

97 157 a) Eskalator, digunakan sebagai alat penunjang sirkulasi pada stasiun televisi, sebagai alat angkut pengunjung dari lantai satu ke lantai berikutnya b) Elevator/Lift, digunakan sebagai alat angkut pengunjung serta angkut barang/servis. c) Tangga, digunakan untuk penunjang sirkulasi vertikal pada ruang servis, serta digunakan pula untuk tangga darurat. d) Ramp, biasa digunakan sebagai elemen sirkulasi aksesibilitas bagi para difabel (anak penyandang cacat, ibu hamil, manula). Kemiringan standar ramp yang biasa digunakan adalah 7 o 10 o 6. ANALISA PENDEKATAN BANGUNAN STASIUN TELEVISI 6.1. Studi Bentuk Dasar Dasar pertimbangan penentuan bentuk dasar bangunan adalah: 1. Kesesuaian dengan karakter bangunan, dalam kaitannya dengan bentuk kegiatan yang diwadahi. 2. Efisiensi, efektivitas, dan fleksibilitas bentuk. 3. Kernudahan penataan lay out furniture, dan pelaksanaan pembangunan. 4. Kesesuaian dengan bentuk tapak, orientasi dan kaidah-kaidah perancangan fisik bangunan lainnya. BENTUK MASSA DASAR Lingkaran Tabel 5.6 Bentuk dasar tata massa (Sumber: DK. Ching, Francis. Bentuk, Ruang dan Susunannya, hal ) SIFAT DAN KARAKTER Massa lingkaran mempunyai kekuatan visual yang kuat, tidak dapatdisederhanakan lagi. Mempunyai pandangan ke segala arah (bebas), karena tidak adanya sudut. Selain itu, massa lingkaran sangat menarik perhatian dan sifatnya sangat sentral. Segitiga Segi empat Bentuk massa segmtiga mempunyai bentuk ekspresif yang kuat, stabil, serta dinamis dan tidak dapat disederhanakan. Segitiga bila berdiri pada sisinya bersifat sangat stabil. Sedangkan bila berdiri pada salah satu sudutnya bersifat seimbang yang kritis, tidak stabi dan cenderung jatuh. Massa segi empat menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Merupakan bentuk yang statis, netral dan tidak mempunyai arah tertentu. Segiempat apabila berdiri pada salah satu sisinya bersifat stabil, sedangkan bila berdiri pada salah satu sudutnya mempunyai sifat yang dinamis. Memberikan kesan wajar, fleksibel, mudah diatur, dan mempunyai optimasi ruang 6.2. Pendekatan Tata Massa Bangunan Tata Eksterior Pendekatan tata massa bangunan dianalisa dengan mempertimbangkan pada perencanaan bentuk stasiun televisi dan penyesuaian karakter anak. Oleh karena pada awal bab merencanakan stasiun televisi yang bersifat atraktif, informatif, dan komunikatif maka commit sifat tersebut to user juga akan menjadi pertimbangan desain.

98 158 A. Karakter stasiun televisi Pada umumnya ketika mengucap atau mendengar kata televisi, yang tersirat dalam benak adalah bentuk persegi/kotak. Namun ketika melihat lebih mendalam lagi, pada stasiun televisi yang berhasil menyiarkan program pada khalayak luas itu sendiri memiliki bentuk kegiatan yang cukup kompleks yang dapat direpresentasikan melalui tampilan eksterior stasiun televisi. Kegiatan paling dominan adalah produksi, dimana seluruh program acara dihasilkan melalui kegiatan ini. Di dalam produksi, terdapat ruang kontrol dengan berbagai peralatan, namun ada satu peralatan elektronik yang menjadi ciri khas, yaitu mixing console atau lebih dikenal dengan sebutan switcher, yang berfungsi mengontrol segala macam kegiatan teknik yang terjadi pada studio, seperti tampilan visual, suara dan cahaya. Alat inilah yang menjadi inspirasi bentuk penampilan bangunan stasiun televisi yang direncanakan. Selain itu, pada penampilan eksterior bangunan ditempelkan susunan kaca panel layar plasma membentuk monitor berukuran besar yang memancarkan program siaran televisi. B. Karakter anak Tampilan switcher pada eksterior bangunan Gambar 5.10 Tampilan karakter stasiun televisi (Sumber: analisa pribadi) Tampilan layar plasma pada eksterior bangunan Berdasarkan pemahaman potensi anak pada usia 2 10 tahun dan teori tiga metode untuk menciptakan arsitektur untuk anak-anak oleh Mitsuru Senda pada

99 159 bab II maka didapat resume karakter kegiatan kesukaan anak yang menjadi pedoman rancang bangun stasiun televisi swasta anak sebagai berikut: a) Melewati halangan dan tangga, diwujudkan dengan menerapkan split level pada tiap bangunan dan aktivitas menyeberang sungai kecil pada fasilitas anak untuk melatih kemampuan fisik dan motorik anak Gambar 5.11 Area bermain pada fasilitas anak (Sumber: analisa pribadi) b) Menyusun kubus, diwujudkan dengan menerapkannya pada gubahan massa denah bangunan stasiun televisi sebagai bangunan utama yang bersifat formal namun tetap dirancang fleksibel seperti karakter anak, dimana bentuk bentuk persegi/kotak disusun sedemikian rupa, dirancang dengan ketinggian yang berbeda dan dinamis. Pada bangunan fasilitas anak, karena karakter anak bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan bentuk bangunan stasiun televisi maka desain denah berupa gubahan massa lingkaran dan persegi. Gubahan massa pada fasilitas anak Gubahan massa memutar sudut 45 o Gambar 5.12 Gubahan massa eksterior (Sumber: analisa pribadi)

100 160 c) Memutar kenop (pintu), diwujudkan dengan menerapkannya pada gubahan massa denah bangunan stasiun televisi dan fasilitas anak, dimana setelah bentuk disusun, kemudian persegi/kotak tersebut diputar 45 d) Bermain khayalan, diwujudkan dengan menerapkan tampilan visual dan aksentuasi pada bangunan bersifat imajinatif dan menarik bagi anak Gambar 5.13 Eksterior imajinatif (Sumber: analisa pribadi) e) Bermain pada tempat yang luas, diwujudkan dengan menerapkan area bermain outdoor yang luas, dan dimungkinkan untuk memanfaatkan atap sebagai tempat bermain yang bebas, namun didesain masih dalam kontrol batas keamanan. C. Sifat bangunan stasiun televisi yang direncanakan Selanjutnya berdasarkan kedua fokus pokok pertimbangan tersebut diterapkan 3 sifat bangunan yang telah direncanakan pada bab terdahulu, yaitu: a) Atraktif, maksudnya berpenampilan untuk tujuan menarik perhatian:» Memiliki suatu point of interest yang potensial menarik perhatian massa, terutama anak, yang ditunjukkan dengan penampilan bangunan yang direncanakan pada pokok pertimbangan tata massa diatas» Memiliki sesuatu yang menonjol dengan penampilan bangunan lain disekitarnya, yang ditunjukkan dengan bentuk denah dan penampilan yang direncanakan pada pokok commit pertimbangan to user tata massa diatas

101 161» Penampilan atraktif dapat ditunjukkan dengan penyelesaian bentuk, warna dan bahan atau kombinasi unsur-unsur tersebut. Dalam hal ini eksterior bangunan menggunakan warna cerah dan pastel b) Informatif, maksudnya:» Sebagai bangunan televisi yang identik dengan media informasi, penampilan yang ada merepresentasikan identitasnya. Hal ini diwujudkan dengan penerapan layar plasma dan pemancar pada bangunan c) Komunikatif, maksudnya:» Mudah dikenali oleh masyarakat» Ada suatu bentuk/gambaran khusus yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut memiliki kaitan erat dengan fungsinya sebagai bangunan pertelevisian anak. Atau dengan kata lain bila kita melihat penampilan bangunan tersebut akan mengingatkan kita pada satu hal tentang televisi. Hal ini diwujudkan dengan penerapan layar plasma, desain mixing console, remote, dan pemancar pada bangunan» Penampilannya dapat menimbulkan kesan bahwa bangunan itu adalah terbuka untuk umum dan bukan bangunan privat (tertutup) Tata Interior Dan Penyelesaian Akustik Ruang a) Hall Adalah area penerima pada bangunan, sehingga kesan menjadi faktor penting yang menjadi pemikiran desain. Dengan menyesuaikan karakter stasiun televisi dan anak maka hall yang akan terwujud bersifat terbuka dan elegan (pada bangunan stasiun televisi), dan terbuka dan imajinatif (pada fasilitas anak) sehingga pengunjung akan merasa nyaman melakukan aktivitas di dalam. b) Ruang studio dan rekaman 1. Desain ruang a) Berdasarkan pertimbangan pada macam bentuk panggung pada bab 2 dan macam layout stage berikut: Tabel 5.7 Macam bentuk layout stage (Sumber: Tugas akhir, Bakti Pertiwi, 2003) Tuntutan Macam Acara Bentuk Layout Stage Layout Stage & Audience Musik Dua Dimensional (1arah)

102 162 Wayang Sulap Tiga dimensional (2 arah) Seni tari Drama, Theater, Komedi, Musik/Band Kegiatan pada studio pentas direncanakan untuk program-program acara seperti komedi, pentas musik dan teater. Oleh karena itu diharapkan banyak terjadi interaksi dua arah antara pengisi acara dengan audience. Sehingga bentuk stage yang ideal untuk memenuhi kebutuhan acara-acara tersebut adalah jenis thrust, dengan bentuk stage tiga dimensional (2 arah) dimana dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton yang memungkinkan gaya akting presentasional yang mempersembahkan permainan kepada penonton secara langsung, sementara bagian belakang atau panggung atas dapat digunakan untuk penataan panggung yang memberikan gambaran lokasi kejadian. b) Desain studio televisi dan daerah operasionalnya mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: a. Pintu masuk/keluar untuk penonton dengan petugas pembuat acara TV harus dibedakan b. Pintu utama masuk ke dalam studio harus langsung menuju transit/tempat penyimpanan dekorasi c. Apabila dimungkinkan, studio berada di lantai dasar untuk memudahkan memasukkan property, dekorasi, alat-alat musik, mobil, binatang, dan lain lain; Apabila studio TV tidak bisa berada di lantai dasar,maka

103 163 harus dipikirkan pengadaan elevator (lift) yang cukup lebar dan kuat untuk memudahkan jalan masuk benda-benda dekorasi dan property d. Ruang control selalu sedekat mungkin dengan studio produksi e. Pada studio TV yang berukuran kecil, teras-teras dan kursi-kursi yang terpasang bisa dilepas/dibongkar f. Dibuat teras studio yang ketinggiannya berjenjang untuk meletakkan kursi penonton dengan ukuran lebar 90 cm, tinggi 12 cm g. Tempat duduk penonton terdiri dari 3 kategori usia, yaitu 2 5 tahun, 6 10 tahun, dan dewasa h. Ruang control studio mempunyai ketinggian sekitar 1 meter hingga 1 lantai (satu tingkat) di atas lantai studio. Bila ruang control tidak berada pada ketinggian lantai yang sama, maka jalan masuk ke dalam studio harus menggunakan tangga, baik ke lantai studio maupun lighting grid melalui catwalk Gambar 5.14 Interior studio pertunjukan (Sumber: analisa pribadi) 2. Interior dan penyelesaian akustik ruang Ruang studio memerlukan perhatian sangat penting dalam sisi akustik interiornya karena aktivitas yang dilakukan di dalamnya menimbulkan masalah akustik baik untuk di dalam ruang maupun di sekitarnya. Sebelum terjadi berbagai kesalahan perlu adanya kecermatan dengan melakukan pemilihan material akustik dinding, lantai, dan plafon menggunakan panel serap dan sebar (diffuser) akustik. a. Dinding studio menggunakan bata dengan rongga udara di tengahnya, dilapisi material akustik khusus, dimana di dalam rongga tersebut terdapat rangka dan pengaplikasian material penginsulasi suara dan peredam getaran. Berikut gambar dan commit cara instalasi to user material dinding studio:

104 164 Gambar 5.15 Instalasi Acourete Mat (Sumber: Gambar 5.16 Tampak atas instalasi Acourete Mat Dinding panggung direncanakan bersifat moveable (dapat dipindah) secara horizontal. Gambaran perwujudannya adalah dinding bagian bawah dipasang roda dan rel yang kemudian digerakkan oleh mesin pengendali yang terletak di ruang sub kontrol. Gambar 5.17 Mekanisme dolly grip yang akan diterapkan pada dinding panggung (Sumber: b. Selain penggunaan lapisan akustik, material lain yang digunakan untuk menunjang insulasi suara adalah dengan menggunakan gorden pada dinding/jendela. Untuk studio pertunjukan dan studio rekaman dan dubbing digunakan diffuser bergelombang, sedangkan untuk mengatasi resonansi frekuensi rendah bass sekaligus meningkatkan kualitas artikulasi/vocal artis dan bunyi alat musik lain, digunakan broadband panel dan alat pengkoreksi suara yang diletakkan di sudut ruangan. Menggunakan peredam nada rendah dan getaran, dan alat koreksi suara alat musik yang diletakkan pada sudut ruangan. Pada dinding direncanakan dipasang kaca plasma yang dapat menyajikan pertunjukan artis di panggung dan permainan efek cahaya melalui sistem digital (High Definition).

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta Batas Administratif Kota Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: SEBUAH PENGANTAR TENTANG KOTA SOLO 3 Sekilas tentang Solo 7 Memahami Sistem Perkotaan 13 Mencari Bentuk 17 Memahami Kelurahan Kita BANJARSARI JEBRES KOTA SOLO LAWEYAN SERENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru yang mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan terletak diantara beberapa sungai kecil seperti

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal

Lebih terperinci

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA 2.1 Data Kantor Pemerintahan dan Publik Servis Di Surakarta Wilayah Surakarta yang disurvey yaitu seluruh wilayah Surakarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA Kebijaksanaan umum pengembangan tata ruang merupakan penjabaran dari tata ruang kota. Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta memiliki beberapa rumusan dan konsepsi, salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya saat ini. Mengakibatkan program tayangan di stasiun stasiun televisi mendapatkan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Matriks Asal Tujuan yang dihasilkan dari data arus lalu lintas pada kondisi keseimbangan di Kota Surakarta. Model sebaran

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang dengan besarnya manfaat komunikasi yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan.mulai dari jaman prasejarah hingga di jaman modern seperti sekarang ini. Proses modernisasi tersebut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Singkat Tentang Trans TV dan Trans 7. Usahanya berada di bawah kepemilikan Para Group (PT Para Inti Investindo).

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Singkat Tentang Trans TV dan Trans 7. Usahanya berada di bawah kepemilikan Para Group (PT Para Inti Investindo). IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Singkat Tentang Trans TV dan Trans 7 4.1.1 Trans TV TRANS TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun televisi swasta ke 8 yang memperoleh ijin mengudara

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi informasi salah satunya televisi sebagai audio visual yang memanjakan pemirsa dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada era globalisasi saat ini TIK

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada era globalisasi saat ini TIK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah menjadi hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada era globalisasi saat ini TIK menjadi media terbanyak yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari berbagai macam media massa yang ada saat ini, televisi merupakan salah satu yang menyita perhatian banyak audiens. Dengan begitu informasi yang disiarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini manusia tidak lagi hanya berkomunikasi melalui bahasa verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan tanpa batas. Sebagai makhluk sosial, manusia harus berkomunikasi dan selalu ingin bertukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 16 TAHUN : 1991 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 16 TAHUN : 1991 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 16 TAHUN : 1991 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 1991 TENTANG BANGUNAN PEMERINTAH DI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian bagi masyarakat. Martin Essin menyebut bahwa era sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian bagi masyarakat. Martin Essin menyebut bahwa era sekarang ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia broadcasting atau penyiaran adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Martin Essin menyebut bahwa era sekarang ini sebagai The Age of Television

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang sangat menarik dan menantang yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Penyiaran merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan real estat Kota Surakarta berdasarkan besaran, sebaran dan pola pergerakannya serta dampaknya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sudah pasti melakukan kegiatan komunikasi, karena manusia adalah mahluk sosial, dimana artinya manusia tidak bisa hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi dan teknologi, dua kata yang erat kaitannya. Komunikasi sebagai suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia, sedangkan teknologi pun turut merubah peradaban

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH KOTA SURAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1.Industri pertelevisian nasional adalah industri yang semakin dan akan terus berkembang. Perkembangan ini dapat dilihat dari dari beberapa data, antara lain a. Belanja

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAN KAWASAN KORIDOR JALAN GATOT SUBROTO SURAKARTA Sebagai kawasan wisata belanja yang bercitra budaya Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

INTENSITAS SIARAN TV DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK

INTENSITAS SIARAN TV DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK INTENSITAS SIARAN TV DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK (Studi Kolerasi antara Intensitas Menonton Acara Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap Tingkat Pengetahuan Umum dan Teknologi di Kalangan Siswa-Siswi Kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) 49 BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN 3.1. Lokasi/Data fisik Gambar 3.1.1 Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) Kota Surakarta merupakan kota budaya dengan status kota dibawah Provinsi jawa tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa remaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak Iman Priambodo I.0202054 BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Arti kata Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER B. PEMAHAMAN Gedung pertunjukkan merupakan sebuah bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan, sehingga media massa memiliki peran penting bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Bengawan Solo Tree House Resort (Pengembangan Urban Forest III Surakarta). Untuk mengetahui

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Dalam metode perancangan ini banyak proses yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci