PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS BISNIS DAY SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD. Putri Nur Fahmi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS BISNIS DAY SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD. Putri Nur Fahmi"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS BISNIS DAY SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD Putri Nur Fahmi ABSTRAK Negara mempunyai tugas mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman, Kemendikbud akan memberlakukan Kurikulum Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan kurikulum tersebut adalah pembelajaran di SD menggunakan pembelajaran tematik. Agar pelaksanaannya lebih maksimal untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik, pembelajaran tematik di integrasikan dengan kegiatan bisnis day. Kegiatan bisnis day adalah kegiatan yang di ciptakan untuk melatih jiwa wirausaha peserta didik sejak dini. Pembelajaran tematik berbasis bisnis day juga dapat digunakan guru untuk mereview materi yang telah di ajarkan guru yang di praktikkan siswa sesuai dengan kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain pembelajaran lebih bermakna, melalui pembelajaran ini karakter peserta didik juga dapat di kembangkan melalui kegiatan wirausaha. Jadi pembelajaran tematik berbasis bisnis day dalam kurikulum 2013 tidak hanya mengajarkan kognitif saja kepada peserta didik tetapi afektif dan psikomotorik peserta didik juga dikembangkan. Pelaksanaannya di harapkan dapat mencetak peserta didik yang cerdas, berkarakter dan memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman. Kata kunci : kurikulum, tematik, bisnis day PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara mempunyai tugas mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti yang terdapat pada Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Makna yang terkandung pada alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia menyatakan bahwa Negara Indonesia harus melaksanakan tugasya dengan baik dan bertanggung jawab. Menurut UU nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

2 memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (sudharto dkk.2009:6) Selain bagian dari definisi pendidikan di Indonesia, bagian kalimat tersebut juga menggambarkan tujuan pendidikan yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi ketuhanan, pribadi, dan sosial. Artinya, pendidikan bukan diarahkan pada pendidikan yang sekuler, non individualistik dan nonsosialistik. Tapi dari definisi pendidikan ini, pendidikan yang diarahkan di Indonesia itu adalah pendidikan mencari keseimbangan antara ketuhanan, individu dan sosial. Jika di pahami lebih jauh, dalam UU ini sudah mencakup pendidikan karakter. Misalnya pada bagian kalimat terakhir dari definisi pendidikan dalam UU tentang SISDIKNAS ini, yaitu memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Saat ini Kemendikbud sedang memperbaharui kurikulum pendidikan yang ada kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum Perbaharuan kurikulum ini dilandasi berbagai fenomena yang ada di masyarakat. Diantaranya kemajuan teknologi informasi, masalah globalisasi, merosotnya moral di kalangan pelajar seperti perkelahian pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang, kecurangan dalam ujian yang di lakukan oleh siswa. Persepsi masyarakat yang menganggap pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa dalam menerima pelajaran pun terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran. Selain itu, kurangnya muatan pendidikan karakter pada siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bagian Humas Polres Blora mencatat ada kenaikan 50 persen pelaku tindak kejahatan di Blora masih berusia anak. Jumlah tersebut merupakan perbandingan angka antara tahun 2011 dengan medio Kasus yang lain adalah tercatat pada tanggal 24 Agustus 2012 dua anak tertangkap petugas parkir mencuri helm di parkiran pasar Blora. Menurut pelaku, ini merupakan aksi yang kedua kalinya. Pada aksi yang pertama helm dijual seharga lima puluh ribu rupiah. Pelaku mengaku mencuri karena butuh uang jajan.

3 Kemudian pada tanggal 30 November 2012, remaja putus sekolah tertangkap basah mengambil makanan ringan, sebungkus rokok dan uang belasan ribu dari sebuah warung di kelurahan Tunjungan. Pada saat ini banyak terlihat anak-anak usia sekolah yang mengemis dan mengamen di perempatan lampu merah maupun di pusat-pusat perbelanjaan. Khususnya di kota-kota besar, banyak anak-anak yang putus sekolah dan memilih bekerja sebagai pengemis, pembersih kaca kendaraan di lampu merah, dan mengamen. Keadaan ini sangat tragis dengan perkembangan pendidikan saat ini. Keadaan seperti itu terpaksa dilakukan mereka karena untuk memenuhi kebutuhan dan membantu orang tuanya. Beberapa kasus di atas memperlihatkan bahwa pendidikan karakter dan keterampilan-keterampilan khusus sangat penting untuk diberikan kepada anak sedini mungkin. Salah satu cara menanamkan karakter bangsa kepada anak didik adalah melalui pembelajaran di sekolah. Pada kurikulum 2013 pembelajaran di sekolah untuk anak SD di lakukan dengan Pembelajaran tematik. Agar pembelajaran lebih bermakna, dapat mengembangkan karakter bangsa pada diri siswa serta dapat memberikan keterampilan-keterampilan yang dapat di gunakan sebagai bekal peserta didik untuk menghadapi tantangan di zamannya. Pembelajaran tematik ini akan di integrasikan dengan kegiatan bisnis day. Pembelajaran tematik berbasis bisnis day merupakan solusi yang dapat di terapkan untuk mengatasi studi kasus yang telah di paparkan. Peserta didik tidak harus mencuri lagi untuk mendapatkan uang, mengamen di jalan, mengemis, dan memilih pekerjaan yang kurang sesuai dengan usia mereka. Karena mereka sudah di ajar kan keterampilan-keterampilan khusus dalam kegiatan bisnis day yaitu dengan cara berwirausaha sejak dini. Jika peserta didik ingin membantu orang tuanya bekerja, mereka tidak perlu memilih pekerjaan yang kurang layak mereka kerjakan tetapi mereka bisa berlatih berwirausaha. Selain itu karakter jujur, berani,pantang menyerah, gigih, tanggung jawab, juga dapat di kembangkan melalui pembelajaran ini. Jadi peserta didik tidak hanya pintar secara kognitif tetapi anak juga cerdas secara psikomotorik dan afektif nya.

4 Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Agar pembelajaran menjadi bermakna dan dapat mengembangkan karakter siswa maka pembelajaran tematik di integrasikan dengan kegiatan bisnis day yaitu kegiatan berwirausaha yang di sesuaikan dengan karakteristik peserta didik untuk mengasah kepekaan dalam berbisnis sejak dini. Pembelajaran tematik berbasis bisnis day ini tidak hanya mengembangkan aspek kognitif pada diri siswa tetapi dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan keterampilan berwirausaha pada peserta didik sejak dini. Dari latar belakang masalah di atas penulis ingin menyumbangkan ide untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 agar menjadi bermakna melalui pembelajaran tematik berbasis bisnis day. Karena untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada diri peserta didik tidak hanya dengan belajar materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru di kelas tetapi peserta didik harus melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. B. Rumusan Masalah Dari masalah di atas rumusan masalahnya adalah Bagaimana cara guru mengajarkan materi agar lebih bermakna kepada peserta didik pada kurikulum 2013? C. Tujuan Tujuan dari penulisan artikel ini adalah pembaca dapat mengetahui kegiatan apa yang dapat diterapkan guru untuk mengajarkan materi agar pembelajaran lebih bermakna pada kurikulum D. Manfaat Artikel ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada dunia pendidikan dalam perannya menciptakan lulusan berkompetensi yang berkarakter, cerdas, dan memiliki keterampilan guna menghadapi tantangan zaman sesuai dengan tujuan kurikulum PEMBAHASAN A. Kurikulum

5 Pemerintahan Indonesia saat ini berupaya sekuat tenaga membenahi mutu pendidikan sebagai perwujudan upaya mencerdaskan bangsa seperti yang tertulis dalam pembukaan UUD Upaya pemerintah membenahi pendidikan dapat di lihat dari perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka sampai sekarang kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai 1952, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini akan diperbaharui mnjadi kurikulum Membicarakan persekolahan tidak dapat dipisahkan dengan kurikulum, karena semua kegiatan yang di lakukan oleh sekolah harus berdasarkan pedoman penyelenggaraan yang tertuang pada kurikulum. Pengertian kurikulum berdasarkan pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Hadi, suroso. 2011: 2) Oleh karena itu pemerintah jika akan membenahi kurikulum harus mengkaji kurikulum yang berlaku secara cermat serta harus memperhatikan arah tujuan yang akan di capai. Factor faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum adalah (1) falsafah bangsa dan negara (2) politik pemerintahan, (3) lingkungan social, (4) perkembangan ilmu pengetahuan, (5) kemajuan pengembangan pendidikan (Hadi Suroso, 2011 : 41-43). Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh serta merta hanya mengikuti trend, ganti menteri ganti kurikulum. Tetapi perubahan yang di lakukan harus memiliki landasan perubahan yang jelas. Berdasarkan bahan uji public, ada empat alas an pokok yang melandasi pengembangan kurikulum 2013, yaitu (a) tantangan masa depan, (b) fenomena negatife yang mengemuka, (c) kompetensi masa depan, dan (d) persepsi masyarakat. Alasan -alasan tersebut di latar belakangi hasil identifikasi kesenjangan kurikulum saat ini (KTSP) antara

6 kondisi saat ini dengan konsep ideal. Ada enam hal kesenjangan yang diidentifikasi,yaitu (1) kompetensi lulusan, (2) materi pembelajaran (3) proses pembelajaran, (4) penilaian, (5) pendidik dan tenaga kependidikan, (6) pengelolaan kurikulum. Berdasarkan bahan uji publik Kurikulum 2013 pada tanggal 1 23 Desember 2013 perubahan yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Standar proses yang terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. 2. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. 3. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. 4. Penilaian berbasis kompetensi 5. Pergeseran dari penilaian melalui tes, menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) 6. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan skl 7. Ada pengurangan mapel dan penggantian penjurusan menjadi peminatan di SMA 8. Ada penambahan jam pelajaran (SD = 36, SMP = 38, SMA = 40, SMK = 44) 9. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains, SD : tematik dan terpadu, 10. Holistik dan integratif berfokus kepada alam, social, budaya Tabel Perbedaan Esensial Kurikulum SD KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan) Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki Benarnya Benarnya

7 memiliki kompetensi dasar sendiri. Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lainnya Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum) Tematik untuk kelas I III (belum integratife) kompetensi dasar yang di ikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa) Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati,menanya,mencoba, menalar,. Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross curikulum atau integrated curriculum) Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya. Tematik Integratif untuk kelas I - VI Idealnya Idealnya Baiknya Baiknya Baiknya Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum 2013 dituntut menjadi pengajar yang mampu meramu komponen kurikulum 2013 secara cepat dan tepat yakni standar isi, proses, penilaian dan kompetensi lulusan. Sehingga mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan global. Peserta didik juga harus menyadari bahwa pendidikan di perlukan untuk menjawab tantangan global. Siswa juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum Karena Kurikulum 2013 akan membawa pendidikan di Indonesia kea rah yang lebih baik yaitu dengan menghasilkan insane Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi.

8 B. Pembelajaran tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2005 : 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema Lingkungan dapat ditinjau dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, Bahasa Indonesia, Penjasorkes, dan SBK. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu: (1) pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh, (2) dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan, (3) pilihlah tema yang terdekat dengan siswa, (4) lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari tema tersebut. Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Di samping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung

9 kepada siswa, (3) pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., (5) bersifat luwes (fleksi bel), (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Yang dijadikan landasan dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar adalah: (1) aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa, (2) aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. C. Bisnis day Bisnis Day adalah sebuah program yang di ciptakan, untuk mengasah kepekaan dalam berbisnis sejak dini. Kegiatan ini di rancang guna untuk mengajarkan kepada anak bagaimana kegiatan jual beli yang benar. Kegiatan ini di lakukan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada diri peserta didik sejak dini. Melalui kegiatan wirausaha yang di lakukan peserta didik sejak dini maka akan mengembangkan karakter kreatifitas, inovatif, bekerja keras, tekun, percaya diri, dan jiwa pemimpin. Wirausaha dapat di artikan sebagai mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup (Prawirokusumo dalam Suryana 2001:6). Kegiatan bisnis day ini di lakukan dalam satu hari, setelah siswa mempelajari materi yang di ajarkan gurunya. Kegiatan jual beli ini dilakukan sebagai penguat dari materi-materi yang di ajarkan guru di sekolah, tetapi dengan kemasan yang berbeda yaitu melalui kegiatan jual beli. D. Pembelajaran tematik berbasis bisnis day pada kurikulum 2013 Pembelajaran tematik berbasis bisnis day dapat digunakan untuk melaksanakan kurikulum 2013 di SD. Karena dalam pembelajaran ini dapat mengintegrasikan jiwa kewirausahaan dengan mata pelajaran yang telah di pelajari peserta didik di sekolah. Selain mengajarkan materi, nilai-nilai karakter pada diri peserta didik dapat di kembangkan melalui pembelajaran ini misalnya saja karakter bekerja keras, peserta didik di ajarkan bagaimana mengolah barang yang

10 ada di lingkungannya menjadi barang yang dapat memiliki nilai jual. Sehingga peserta didik tidak meliliki budaya yang konsumtif yaitu suka membeli barang sejak dini. Materi yang telah di kembangkan dapat dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Artinya pembelajaran ini bukan hanya menekankan aspek kognitif tetapi aspek afektif dan psikomotorikpun perlu diperhatikan. Pembelajaran tematik yang dilaksanakan di kelas 1-3 SD dapat menjadi sarana untuk mengembangkan jiwa wirausaha pada peserta didik kelas rendah. Pada kurikulum 2013 pembelajaran yang akan di lakukan adalah menggunakan pendekatan tematik atau terpadu. (Kemendikbud, 2012.Bahan Uji Publik Kurikulum 2013). Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20 tentang Standar Proses yang berbunyi perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Di samping itu guru harus merencanakan proses pembelajaran tematik untuk kelas 1-3 SD sesuai Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun Jadi diharapkan guru kelas 1-3 SD dapat mengembangkan pembelajaran tematik sesuai dengan standar proses. Dalam pembelajaran tematik lebih menekankan pada pengalaman belajar peserta didik yang berorientasi pada kecerdasan berfikir ( head), kecerdasan bersikap (heart) dan kecerdasan bertindak (hand). Aspek kognitif bukan menjadi tujuan utama dalam pembelajaran tematik melainkan aspek afektif dan psikomotorik pun perlu dipertimbangkan. Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu aspek afektif yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Melalui pembiasaan yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik di harapkan peserta didik dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan, karakter di dalam dirinya,. Dan selalu mengingat materi yang telah di ajarkan gurunya di sekolah. Pembelajaran tematik berbasis bisnis day ini di lakukan setelah peserta didik mempelajari satu tema. Misalnya saja setelah siswa mempelajari tema Kegemaranku. Guru menyediakan satu hari untuk melakukan bisnis day ini. Pembelajaran tematik yang di ajarkan guru dengan tema kegemaranku mencakup

11 mata pelajaran PPKN, Matematika, dan SBK. Saat peserta didik melakukan kegiatan bisnis day, guru membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan jual beli, yaitu dengan menjual karya yang telah di buat ketika mereka belajar tema Kegemaranku. Hasil karya peserta didik dapat di jual kepada guru, dan temantemannya dari kelas lain. Setelah kegiatan bisnis day selesai, guru dapat memberikan penguatan kembali mengenai tema yang di ajarkan pada peserta didik dan melakukan penilaian proses, yaitu melinai sikap siswa selama melakukan kegiatan bisnis day ini, produk yang di hasilkan siswa, dan menilai hasil evaluasi siswa yang telah mengerjakan soal-soal yang di berikan. Pada kegiatan ini guru dapat mengembangkan karakter yang ada pada diri peserta didik, misalnya karakter kreatif, inovatif, pantang menyerah, mandiri, dan bertanggung jawab. Seperti Teori Moral yang di kemukakan oleh Kohlberg yang dikutip dari Sudharto 2009 : 35) pada tahap orientasi kepatuhan dan hukuman, baik buruk sesuai hukum. Jadi untuk anak usia SD Pembelajaran tematik berbasis bisnis day dapat digunakan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan yang masih menggunakan hadiah dan hukuman dalam melaksanakan sebuah aturan, peserta didik perlu pembiasaan sedini mungkin agar jiwa wirausaha yang merupakan bagian dari karakter bangsa mulai di kembangkan sejak usia SD. E. Penerapan pembelajaran tematik berbasis bisnis day pada kurikulum 2013 di SD Penerapan pembelajarn tematik berbasis bisnis day pada kurikulum 2013 dapat di terapkan dengan menyusun Rancangan Kegiatan seperti pembuatan RPP pada Kegiatan Pembelajaran sehari-hari. Rancangan Kegiatan ini di sesuaikan dengan tema yang telah di pelajari peserta didik. kegiatan bisnis day dilakukan ketiga guru selesai mengajarkan sustu tema. Misalnya saja setelah mengajarkan tema Menjaga kelestarian lingkungan. Selama pembelajaran siswa di ajarkan bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan yaitu dengan cara memanfaatkan barang limbah rumah tangga untuk di jadikan karya seni fungsional. Yang dapat dijual dan menghasilkan uang. Sehingga peserta didik juga dapat menerapkan materi yang di pelajari mengenai mengetahui strategi yang di gunakan untuk

12 memecahkan masalah yang berkaitan dengan menjumlahkan, mengurangkan, dan menukar sejumlah uang. lingkungan Contoh Rancangan Kegiatan bisnis day dengan tema Menjaga kelestarian 1. Kompetensi Inti Matematika (3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah PPKN ( 2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru SBK (4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 2. Kompetensi Dasar Matematika 3.6 Menentukan strategi pemecahan masalah dengan mengurangi, menambah, dan menukarkan sejumlah uang PPKN 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila SBK 4.15Membuat karya kreatif fungsional dari bahan limbah rumah tangga Tujuan

13 1) Melalui menjual-jual barang yang di buat di kegiatan bisnis day peserta didik dapat menerapkan materi mengurangi, menambah, dan menukar sejumlah uang dengan benar. 2) Melalui kegiatan jual beli di kegiatan bisnis day peserta didik dapat mengingat materi mengurangi, menambah, dan menukar sejumlah uang dengan tepat. 3) Melalui membuat hasil kaya siswa yang di jual di kegiatan bisnis day peserta didik dapat membuat berbagai macam bentuk hasil karya kreatif fungsional dari bahan limbah rumah tangga. 4) Melalui kegiatan menawarkan barang dagangan di kegiatan bisnis day siswa dapat berinteraksi dengan bahasa santun, jujur, tanggung jawab, percaya diri dengan tepat. 3. Skenario Kegiatan bisnis day Langkah langkah kegiatan Nilai karakter Materi yang di /kewirausahaan sampaikan 1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Kreatif dengan ice breaker b. Memotivasi siswa Rasa ingin tahu mengenai pentingnya materi yang telah di pelajari, dan penting berwirausaha dalam kehidupan sehari-hari. c. Menyampaikan tujuan dari kegiatan yang di lakukan. 2. Kegiatan Inti 1. Persiapan Kerja sama Menentukan cara memecahkan

14 a. Siswa di bagi menjadi dua kelompok besar. b. Siswa menyiapkan barang-barang yang akan di jual hasil karyanya berupa gantungan kunci, lukisan, bingkai foto, celengan, kotak tisu yang di buat dari barang bekas. 2. Pelaksanaan a. Siswa menawarkan barang dagangannya. b. Siswa menjelaskan manfaat dan nama dari barang yang mereka jual, c. Siswa melakukan transaksi jual beli d. Siswa merapikan barang dagangannya yang belum terjual e. Siswa menghitung banyak barang yang sudah terjual f. Siswa menghitung jumlah barang yang belum terjual Komunikatif Jujur Mandiri Bekerja keras Santun Komunikatif Jujur Mandiri Bekerja keras Percaya diri Berani menggambil resiko Pantang menyerah Tanggung jawab masalah yang berkaitan dengan menjumlahkan, mengurangkan, dan menukar uang. Membuat hasil karya fungsional dari barang bekas rumah tangga. Menunjukkan perilaku santun, percaya diri, disiplin, tanggung jawab saat berinteraksi

15 3. Kegiatan penutup a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja sama dengan baik dan dapat menjual barang dengan jumlah banyak b. Guru memberikan penguatan dengan bertanya jawab kepada siswa, meninjau materi yang telah di pelajarai pada kegiatan bisnis day c. Guru memberikan motivasi dan tindak lanjut agar kegiatan yang di lakukan bermakna d. Guru menutup kegiatan dengan ice breaker dan berdoa bersama-sama. Tanggung jawab Berorientasi pada hasil Religi Tidak mudah putus asa Menentukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan menjumlahkan, mengurangkan, dan menukar uang. Membuat hasil karya fungsional dari barang bekas rumah tangga. Menunjukkan perilaku santun, percaya diri, disiplin, tanggung jawab saat berinteraksi SIMPULAN DAN SARAN A.`Simpulan Pada kurikulum 2013 ini proses pembelajaran di SD menggunakan pembelajaran tematik atau terpadu. Proses pembelajaran tidak hanya

16 mengembangkan aspek kognitif pada peserta didik, tetapi aspek psikomotorik dan afektif juga harus di kembangkan selama proses pembelajaran. Agar pembelajaran menjadi bermakna maka pembelajaran tematik di integrasikan dengan kegiatan bisnis day yang dapat menanamkian jiwa kewirausahaan kepada peserta didik sejak dini. Jadi dengan pebelajaran tematik berbasis bisnis day dapat di gunakan sebagai penerapan kurikulum Agar dapat mencetak peserta didik yang berpengetahuan, berkarakter dan mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan di masa depan. B. Saran Untuk mendukung suksesnya kurikulum 2013 kita sebagai guru maupun calon guru saat mengajar harus kreatif, inovatif, untuk mengajarkan materi kepada peserta didik. Agar materi yang kita ajarkan dapat di ingat dan berguna bagi peserta didik kita harus mampu menciptakan metode atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tanpa meninggalkan materi yang kita ajarkan. Sehingga guru di sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan atau kognitifnya saja tetapi juga dapat mengembangkan afektif dan psikomotorik peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Sudharto dkk.2009.pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : IKIP PGRI SEMARANG PRESS. Suroso, Hadi Telaah Pengembangan Kurikulum dan Penyusunan KTSP.Pati: FIP IKIP PGRI Sutirjo dan Sri Istuti Mamik Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum Malang: Bayumedia Publishing. Kemendikbud, 2012.Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 Permendiknas 19/2005 Standar Proses. ( di unduh 22 juni 2013 pukul13.00).

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.1b ELEMEN PERUBAHAN 2 Elemen Perubahan 3 Elemen Perubahan Elemen Kompetensi Lulusan Kedudukan mata pelajaran (ISI) Pendekatan (ISI) Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum 1947 yang disebut Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952 yang disebut sebagai Rencana Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013)

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013) C Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013) 26 Perbandingan Kurikulum 1 2 3 4 Ketentuan Tentang Kurikulum Pada Undang-undang Perbedaan Utama KBK 2004, KTSP 2006, dan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini belum begitu baik. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 PPT - 1.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Elemen Perubahan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan perpaduan antara belajar dan mengajar. Seperti tercantum pada Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL) 1. Pengertian Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan mencakup

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Tema Kurikulum 2013 (Sumber: Kemendikbud, 2013a)

Gambar 1.1. Tema Kurikulum 2013 (Sumber: Kemendikbud, 2013a) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional di Indonesia berakar dan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan amanat kepada pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan merupakan suatu langkah perubahan sebagai upaya peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan kreatifitas. Dengan adanya ketetapan pemerintah mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Nuh pada hakikatnya bertujuan untuk menghilangkan tiga penyakit masyarakat yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban (Kompas, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang untuk dapat melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR ELEMEN PERUBAHAN SKL terstruktur dalam: SKL Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar SKL Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor Kompetensi inti mengikat kompetensi-kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif kreatif,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan 109 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan Holistik ; Kurikulum 2013 dalam Perspektif Pendidikan Holistik; Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2006

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian itu sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, akan diperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT Kewirausahaan merupakan nilai, kemampuan, dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan

Lebih terperinci

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pemisahan antara mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang 125 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Indonesia adalah wujud pengembangan/perbaikan dari proses pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan peserta didik pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013

Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013 Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013 Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMEN PERUBAHAN Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 8/30/2016 DRAFT 2 ELEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

RASIONAL KURIKULUM 2013

RASIONAL KURIKULUM 2013 RASIONAL KURIKULUM 2013 PPT - 1.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kurikulum menurut Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berada pada zaman yang serba modern seperti saat ini membuat manusia semakin mudah untuk mengakses berbagai informasi yang semakin lama semakin terbuka. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia akan menjadi negara yang tentram apabila sumber daya manusianya memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik dapat diupayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM A. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPS SD/MI Pembicaraan kurikulum tidak bisa terlepas dari

Lebih terperinci

PPT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PPT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMENPERUBAHAN KURIKULUM2013 PPT - 1.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ElemenPerubahan Standar KompetensiLulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan

Lebih terperinci

RASIONAL KURIKULUM 2013

RASIONAL KURIKULUM 2013 RASIONAL KURIKULUM 2013 PPT - 1.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Lebih terperinci

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013

Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013 Perihal Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013 Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Majunya suatu bangsa dapat dilihat dari tingginya tingkat pendidikan di suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang dinamis selalu ada perubahanperubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Begitu juga pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait dengan aturan-aturan kehidupan maupun pengembangan sarana kehidupan. Maka dari itu, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah beralih fungsi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengalihan fungsi sekolah menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar dan terencana antara guru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Untuk itu, pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP Nama Sekolah : Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran terdiri dari dua hal yang salah satunya saling berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar oleh pengajar (Guru).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global Sub Materi Pokok : Penyebab, Dampak dan Upaya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Informasi tersebar dengan cepatnya tanpa batas ruang dan waktu. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi pembicaraan saat ini. Tentunya peningkatan kualitas pendidikan ini disesuaikan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk intitusi pendidikan yang isinya berupa

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013 LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013 DASAR HUKUM, RASIONAL PENGEMBANGAN SERTA ELEMEN PERUBAHAN TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN, PENILAIAN PEMBELAJARAN DAN RANCANGAN KURIKULUM 2013 Oleh : Intan Mustika Noor

Lebih terperinci

Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran Matematika SD Pembelajaran Matematika SD Yasin Yusuf, S.Pd Kurikulum 2013 1 Perkembangan Penduduk sebagai Modal SDM Usia Produktif (2020-2035) Melimpah Kompeten Tidak Kompeten Modal Pembangunan Transformasi melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang mengikuti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar ABSTRAK

Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar ABSTRAK Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar Peneliti : Arju Muti`ah 1, Suhartiningsih 2, Arief Rijadi 3, Agustiningsih 4 Mahasiswa Terlibat : - Sumber

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di dalamnya terdapat berbagai komponen pembangun di antaranya guru, siswa, kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Drs. Purnomo, M.Pd PGSD FIP Universitas Negeri Semarang

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Drs. Purnomo, M.Pd PGSD FIP Universitas Negeri Semarang IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Drs. Purnomo, M.Pd pakubumi667@yahoo.co.id PGSD FIP Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Kata Kunci : Implementasi, Kurikulum 2013, Pembelajaran,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Dasar Hukum Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses

Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Standar Isi Standar Penilaian Elemen Kompetensi Lulusan Kedudukan mata pelajaran (ISI) Pendekatan (ISI) SD SMP Deskripsi SMA SMK Adanya peningkatan dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik (Haedar Nasir, 2013). Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar

Lebih terperinci

TELAAH KRITIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

TELAAH KRITIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL APA MENGAPA BAGAIMANA TELAAH KRITIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., MA. DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 5 MEI 2013 DI STKIP YPUP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL 22 BAB 77

Lebih terperinci