BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah antariksa merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang dipahami oleh masyarakat luas. Memang banyak topik yang membicarakan tentang sampah antariksa, tetapi masih banyak masyarakat awam yang menganggap sampah antariksa sebagai hal yang dianggap remeh. Padahal dampak sampah antariksa bagi bumi dan wahana antariksa sangat berpengaruh sekali untuk sekarang dan masa yang akan datang. Pengetahuan masyarakat awam ini yang menjadi sumber kekurangan informasi tentang sampah antariksa yang sebenarnya memiliki dampak yang cukup besar terhadap kehidupan di bumi. Selain itu pengaruh sampah antariksa ini perlu diketahui oleh vendor-vendor penyedia satelit, karena salah satu ancaman terbesar satelit adalah terjadinya kecelakaan atau tabrakan antara satelit dengan sampah antariksa yang berupa serpihan satelit atau benda antariksa buatan manusia yang telah mati (tidak aktif). Penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian menunjukan besarnya peningkatan sampah antariksa di sekitar daerah orbit bumi, sehingga menjadi kemungkinan adanya tabrakan terhadap satelit bahkan adanya benda jatuh ke permukaan bumi. Selain itu penelitian juga menyebutkan bahwa adanya kemungkinan sampah antariksa yang jatuh ke permukaan bumi semakin meningkat, sehingga pengaruh terhadap kehidupan di bumi menjadi cukup besar. Hal ini yang menjadikan topik utama untuk dijadikan penelitian tentang dampak dan solusi untuk sampah antariksa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang kami angkat ialah :

2 2 1. Definisi Space Debris secara umum dan secara Astronomi. 2. Apa yang menyebabkan terjadinya Sampah antariksa menurut sejarah. 3. Dampak yang diakibatkan oleh sampah antariksa. 4. Solusi apa yang diberikan untuk menanggulangi sampah antariksa. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang hendak kami capai dalam penulisan laporan ini ialah mengetahui secara umum sampah antariksa dan memberikan penjelasan secara lebih meluas tentang Sampah Antariksa untuk masyarakat luas. Dan manfaatnya dapat dijadikan sebagai referensi oleh masyarakat tentang sampah antariksa dan dikalangan akademisi. 1.4 Lingkup Kajian Untuk mejawab rumusan masalah yang elah kami angkat, aspek yang akan kami kaji dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain : 1. Definisi Sampah Antariksa 2. Macam-Macam Sampah Antariksa 3. Data-Data yang terkait dengan Sampah Antariksa 4. Solusi untuk menanggulangi Sampah Antariksa 1.5 Sumber Data Pada penelitian kali ini kami menggunakan beberapa sumber data, diantaranya : 1. Studi literatur 2. Wawancara

3 3 1.6 Sistematika Pembahasan Penulisan laporan penelitian ini terbagi membahas tentang Sampah Antariksa. Kami dalam hal penulisan kerangka membagi menjadi enam bab pokok. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek penelitian ini, penentuan rumusan masalah yang kami angkat yang menjadi bahasan penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, lingkup kajian penelitian, sumber data dalam mencari informasi terkait dan sistematika pembahasan laporan ini sendiri. Pada bab kedua, kami membahas topik sampah antariksa secara detail meliputi definisi sampah antariksa menurut bahasa dan menurut penjelasan secara ilmiah, sejarah sampah antariksa yang berawal dari kegiatan manusia untuk mengeksplorasi lingkungan antariksa, dan macam-macam sampah antariksa yang kami bagi menjadi sampah antariksa secara alami maupun buatan. Pada bab ketiga, dibahas tentang data-data yang terkait dengan sampah antariksa dengan data yang telah dikelompokan sesuai dengan letak dari orbit bumi. Kami membaginya menjadi tiga sub-topik yang terdiri dari data jumlah secara umum, data di LEO, dan data di GEO. Pada bab keempat, dibahas tentang pengaruh sampah antariksa yang terkait dengan bumi yakni pengaruh terhadap lingkungan bumi dan kehidupan di bumi serta pengaruh terhadap pengoperasian satelit di sekitar sampah antariksa. Pada bab kelima, dibahas tentang solusi penanggulangan masalah sampah antariksa untuk bumi dan satelit secara ilmiah dan secara pandangan oleh penulis maupun pandangan masyarakat awam. Pada bab keenam, merupakan akhir dari serangkaian bab yang telah kami rancang, dalam bab ini terdapat subbab simpulan dan saran. Pada bab ini merupakan hasil pemikiran secara subjektif oleh penulis dan hasil wawancara dengan masyarakat.

4 4 BAB II SAMPAH ANTARIKSA 2.1 Definisi dan Karakteristik Sampah Antariksa Menurut bahasa sampah antariksa dibagi menjadi dua kata yakni Sampah dan Antariksa. Sampah adalah benda yang sudah diambil daya gunanya sehingga sudah bernilai rendah atau bahkan tidak bernilai lagi. Sedangkan Definisi Antariksa adalah angkasa luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan sebagai ruang hampa udara. 1 Apa sebenarnya sampah antariksa itu? Para ilmuwan mendefinisikan sampah antariksa sebagai benda buatan manusia yang mengitari bumi selain satelit yang berfungsi. Menurut Inter-Agency Space Debris Coordination Committee (IADC): Space debris are all man made objects including fragments and elements thereof, in Earth orbit or reentering the atmosphere, that are nonfunctional. 2. Dari populasi benda antariksa buatan yang dapat dibuat katalognya, sampah antariksa kini mencapai 93% dari total populasi yakni sekitar 12 ribu buah. Perlu diingat bahwa benda antariksa yang dapat dibuat katalognya hanya yang berukuran minimal 10 cm. Jika ditinjau juga benda antariksa di luar katalog maka jumlah sampah antariksa saat ini telah mencapai jutaan. Sampah ini bisa berupa badan roket (rocket body) dan satelit yang tidak lagi berfungsi (termasuk serpihan-serpihannya jika badan roket dan satelit ini pecah), cat yang mengelupas, debu, ampas bijih dari motor roket, arloji, bahkan sikat gigi milik astronot yang terlepas. Parameter penting pada sampah antariksa adalah ukuran dan kecepatannya. Ukurannya sangat bervariasi mulai dari di bawah 1 mm (berat sekitar 1 mg) hingga di atas 10 cm (berat sekitar 1 kg). Seluruh sampah ini bergerak dengan kecepatan (IADC Space Debris Mitigation Guidelines. Issue 1,rev.1.,2002)

5 5 sangat tinggi. Semakin rendah ketinggiannya semakin cepat sampah ini bergerak. Sampah antariksa di orbit tinggi (geosynchronous orbit, GEO) yakni di ketinggian sekitar 35 ribu km mencapai laju sekitar 3 km/dtk ( km/jam) sedang di orbit rendah (low earth orbit, LEO) misalnya di ketinggian 800 km lajunya mencapai 7 km/dtk ( km/jam). Kebanyakan sampah ini berada di orbit rendah yakni di bawah ketinggian 2000 km. Semakin kecil ukurannya, semakin banyak jumlahnya Sejarah Sampah Antariksa Sejarah sampah antariksa artifisial dimulai ketika aktivitas manusia mulai merambah antariksa. Beberapa hal dan kejadian penting terkait dengan sampah antariksa adalah sebagai berikut: Eksplorasi ruang angkasa dimulai 4 Oktober 1957 dengan peluncuran satelit Sputnik 1 oleh Rusia. Sejak itu manusia mencapai tahap demi tahap eksplorasi, aplikasi dan pengembangan sains dan teknologi antariksa. 1961: Kejadian break-up di orbit yang pertama adalah ledakan upperstagedari roket Thor-Ablestar yang digunakan untuk meletakkan satelit US Transit-4A di orbit. o o o Ledakan itu mendistribusikan massa 625 kg. Setidaknya ada 298 fragmen yang bisa ditelusur gerak orbitnya. Hampir 200 fragmen masih berada di orbit sampai 40 tahun setelah kejadian. Agustus 1964: satelit geostasioner pertama diletakkan di orbit, Syncom-3. Juni 1978: 14 tahun setelah Syncom-3, kejadian pertama ledakan wahana antariksa di GEO (Geostationary Earth Orbit). Lubos Perek (1979) mempresentasikan makalah berjudul Outer Space Activities versus Outer Space, yang pertama kali merekomendasikan 3 Rahman Abdul, Kerusakan Lingkungan. 2011

6 6 penanggulangan mitigasi sampah antariksa, termasuk mengubah orbit wahana GEO ke orbit pembuangan diakhir masa operasionalnya. John Gabbard mengungkap bahwa ledakan dari sembilan second stage dari roket Delta antara Mei 1975 Januari 1981 adalah kontributor utama populasi sampah antariksa saat itu, sekitar 27% dari katalog LEO (Low Earth Orbit) tahun o o Semenjak diketahui sebagai kontributor utama sampah antariksa, break-up dari second stage roket Delta tidak dilakukan lagi. Ini bisa dianggap sebagai implementasi penanggulangan sampah antariksa yang efektif yang pertama kali. Juli 1996: kecelakaan tubrukan dua objek katalog pertama kali tercatat. Satelit Cerise rusak karena ditabrak pecahan orbital stage roket Ariane yang meledak pada November Sebagian besar kejadian fragmentasi yang bersifat historis terjadi pada orbit hampir-lingkaran, dan sekitar 80% dari keseluruhan kejadian yang diketahui, terjadi di LEO. Sekarang lebih dari 5000 peluncuran wahana antariksa. Sampai tahun 2010, terdapat 2000 satelit berada di orbit bumi. Saat ini, angkasa Bumi semakin dipenuhi oleh sampah-sampah antariksa artifisial. Selama aktivitas angkasa luar terus berlangsung dan kita belum memiliki prosedur yang workable, benar-benar efektif dan ekonomis, jumlah sampah ini akan terus meningkat. Ini membuat peluncuran misi antariksa semakin ke depan semakin besar tantangannya Macam-macam Sampah Antariksa Sampah antariksa memiliki klasifikasi menurut darimana ia berasal. Dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sampah antariksa alami dan sampah antariksa buatan. 4 M.Simatupang Ferry, Sedikiti Tentang Sampah Antariksa.2011.

7 Asteroid Asteroid merupakan benda kecil dalam tatasurya (Bongkahan batuan atau logam, ataupun campuran keduanaya) yang tidak memiliki atau berpotensi memiliki ekor seperti komet. Asteroid berada di tata surya kita, terutama berada diantara orbit mars dan Jupiter. Asteroid berukuran rata-rata 500 meter tetapi belum ada yang mencapai 1000 km. Asteroid terbesar yang pernah ditemukan adalah ceres dengan ukuran 975 km. ceres merupakan asteroid pertama yang ditemukan oleh para ilmuan pada tahun image of ceres (Cropped from original) from Hubble Space Telescope.(Gambar 1) Meteoroid Meteoroid adalah Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul. 5 Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini yang disebut sebagai meteor. Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit. 5 Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961

8 8 (Gambar 2) Komet Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis. Komet menghasilkan ekor sehingga mudah dilihat, komet juga memiliki kecepatan mencapai 72 km/s dengan densitas komet mencapai kg/m 3

9 Satelit Buatan Komet kohoutek (Gambar 3) Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang mengorbit bumi dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Satelit buatan sangat membantu aktivitas manusia dalam berbagai bidang. Satelit terbagi atas 6 kelompok besar, yaitu: 1. Satelit untuk riset ilmiah/penelitian. 2. Satelit cuaca 3. Satelit komunikasi 4. Satelit Navigasi 5. Satelit Pengamat Bumi / Observasi Bumi 6. Satelit Keperluan militer Masih banyak jenis satelit yang lainnya tentu dengan fungsi yang berbeda dari ketiga jenis satelit di atas

10 10 International Space Station (Gambar 5) Hubble Space Telescope (Gambar 6)

11 11 BAB III DATA TERKAIT SAMPAH ANTARIKSA 3.1 Data Jumlah Sampah Antariksa Berdasarkan penelitian, komposisi sampah antariksa adalah sebagai berikut : - 17% berupa bagian badan roket - 19% sampah berhubungan dengan aktivitas misi di antariksa. - 22% berupa pesawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi. - 42% berupa pecahan atau sisa komponen (baterai, cat yang mengelupas, dll) Sampah antariksa berjumlah objek berukuran lebih dari 10cm, dan objek berukuran antara 1-10cm. letak sampah antariksa yang paling banyak, terdapat pada kawasan orbit rendah ( km di atas permukaan bumi ). Menurut badan antariksa Eropa, ESA dalam situs esa multimedia.esa.int menyatakan bahwa, sejak diluncurkannya satelit buatan pertama Sputnik ( 4 Oktober 1957 hingga 1 Januari 2008 ). Secara total, sudah ada satelit yang beredar di orbit bumi. Namun, hanya sekitar 800 satelit saja yang masih aktif, dan sekitar satelit lainnya, turut menjadi sampah antariksa dan tinggal bersama serpihanserpihan sisa ledakan pesawat antaiksa dan benda langit lainnya. (Jumlah benda antariksa buatan dari tahun ke tahun (yang berukuran di atas 10 cm)).

12 12 Perkiraan jumlah sampah antariksa di masa depan untuk orbit rendah. Gambar orbit LEO,GEO, dan GTO s

13 Low Earth Object LEO (Low Earth Orbit) merupakan salah satu kategori orbit di sekitar bumi yang ketinggiannya berada pada km. Di LEO inilah merupakan tempat orbit terbanyak yang terdapat sampah antariksa di dalam orbit tersebut. Satelit-satelit yang berada di orbit ini memiliki kecepatan yang sangat cepat karena dalam ketinggian LEO ini jika kecepatan satelit tersebut rendah, menyebabkan satelit tersebut akan terlempar atau keluar dari lintasan orbit. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran mengeliling bumi antara 30 menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapat terlihat oleh station bumi sekitar 10 menit. 7 Sampah Antariksa pada ketinggian LEO 3.2 Geostationary Earth Orbit Geostationary Satellite Orbit (GEO), merupakan salah satu orbit di sekitar bumi yang memiliki ketinggian sekitar km ke atas, di orbit GEO ini, kecepatan satelit hampir menyamai kecepatan rotasi bumi, sehingga satelit di GEO membutuhkan waktu yang sama yakni 24 jam untuk mengitari satu putaran penuh orbit di GEO, oleh karena bumi pun bergerak, jadi seolah-oleh satelit tersebut tetap berada di tempatnya. Di orbit GEO inilah merupakan tempat terbanyak kedua setelah 7

14 14 LEO yang sampah antariksanya kebanyakan berukuran 0,1-1 meter. Beberapa satelit mengitari bumi dengan menggunakan orbit elips, kecepatannya akan bertambah bila berada di orbit rendah, dan berkurang bila berada di orbit tinggi, beberapa satelit digunakan untuk operator radio amatir, dimana menggunakan antena yang selalu di sesuaikan dengan kedudukan satelit di angkasa. 8 Sampah antariksa di orbit GEO (earthobservatory.nasa.gov) 8

15 15 BAB IV PENGARUH SAMPAH ANTARIKSA 4.1 Benda disekitar Sampah Antariksa Sampai akhir abad ke 20, benda antariksa buatan manusia, dari ketinggian kurang dari km mencapai sekitar ton. Dari jumlah itu, 95% digolongkan menjadi sampah antariksa, dengan jumlah satelit aktif sekitar 5%. Objek-objek tersebut mengorbit bumi dan saling bertemu dengan kecepatan rata-ata 10 km/detik ( km/jam ). Jika mereka mengalami tabrakan antara satu dengan lainnya, maka mereka akan hancur menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil. Pada tahun 1960, jumlah satelit yang pecah hanya 1 satelit per tahun. Tetapi, sejak tahun 1980, sudah mencapai 5 satelit yang pecah per tahun. Diperkirakan lebih dari 40 juta potongan dari pecahan satelit atau roket sangat membahayakan satelit aktif karena tidak terdeteksi oleh jaringan radar saat ini. Sampah antariksa berukuran sangat kecil, jumlahnya semakin banyak. Padahal, sampah halus ini berdampak negatif bagi satelit aktif. Untuk sampah berukuran 0,01mm 1cm berdampak serius, apalagi jika terkena bagian-bagian yang sensitive. Satelit mikro adalah salah satu satelit yang bertabrakan dengan sampah antariksa yang berukuran besar hingga mengalami kerusakan yang serius. Kasus tabrakan sebuah satelit telekomunikasi milik AS dengan sebuah satelit tua Rusia yang sudah tak berfungsi lagi membuat para ilmuwan antariksa prihatin. Hal ini tentu saja menguatkan fakta bahwa benda-benda yang termasuk sampah antariksa itu sangat berbahaya. Kasus kerusakan lainnya juga dialami oleh pesawat ulang alik Chalenger Kaca pelindung pesawat itu harus diganti karena ditemukannya serpihan cat yang menabraknya. Ukuran serpihan cat tersebut sangat kecil, hanya sekitar 0,3 mm. Tetapi, karena diperkirakan kecepatan serpihan cat itu sangat tinggi, sekitar km/jam, maka hal ini cukup mengganggu.

16 16 Untuk kasus antenna teleskop antariksa Hubble yang mengalami kerusakan akibat tumbukan sampah antariksa juga menambah daftar panjang kasus yang disebabkan oleh sampah antariksa. Akibatnya timbul lubang berukuran 1,9 cm x 1,7 cm Bumi Sampah antariksa tidak hanya berakibat buruk bagi benda-benda langit lainnya, namun juga adanya kemungkinan sampah tersebut jatuh ke bumi. Semakin rendah posisi orbit satelit atau sampah antariksa, semakin cepat pula kemungkinan untuk jatuh ke permukaan bumi. Masa hidup satelit atau sampah antariksa bertahan pada orbitnya sangat bergantung pada hambatan atmosfer. Semakin rendah ketinggian satelit, hambatan atmosfer semakin besar karena semakin rapat. Aktivitas matahari juga berkaitan dengan sampah antariksa. Sampah antariksa jatuh ke bumi akibat terjadinya efek pemuaian atmosfer karena peningkatan intensitas sinar ultra violet. Peningkatan aktivitas matahari juga dapat menyebabkan kerapatan atmosfer meningkat dan hambatan terhadap satelit juga meningkat. Satelit yang berada disekitar 1000 km akan mengalami perlambatan gerak akibat peningkatan kerapatan atmosfer sehingga akhirnya jatuh ke bumi. Jadi bisa disimpulkan bahwa factor yang menentukan adalah ketinggian satelit saat terjadinya pemuaian atmosfer. Ketika aktivitas matahri mulai lemah, satelit atau sampah antariksa di ketinggian 600 km, akan mampu bertahan selama puluhan tahun. Namun, jika matahari sedang aktif, satelit dan sampah antariksa tersebut hanya mampu bertahan selama 1 tahun. Saat Skylab jatuh pada tahun 1979, peningkatan aktivitas matahari yang melebihi perkiraan awal yang mempengaruhinya. Menambahnya jumlah benda antariksa buatan manusia dan populasi antariksa, membuat potensi jatuhnya benda langit semacam sampah antariksa semakin besar. Data pantauan jaringan radar menunjukkan, bahwa setiap 2-3 hari, ada bekas satelit, atau sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Untuk benda yang berukuran besar dan memiliki bobot beberapa puluh ton, rata-rata 2 minggu sekali, ada saja yang jatuh. 9 Kompasiana, Sampah Antariksa. 17 januari 2011

17 17 Bisa saja jika benda itu jatuh di lapangan terbuka yang tak akan menimbulkan korban jiwa. Tapi bukan tidak mungkin jika benda tersebut jatuh tepat di rumah warga. Hal ini tentu saja akan membahayakan dan merugikan bagi warga. Meskipun benda langit berpotensi kecil untuk membahayakan bumi beserta isinya, namun tak ada salahnya jika kita waspada dan tanggap menghadapinya. Berdasarkan penelitian, kemungkinan seorang manusia terkena benda langit yang jatuh adalah 1 : Sedangkan kemungkinan yang ada pada pesawat terbang untuk terkena benda langit tersebut adalah 1 : Sampai sejauh ini, memang belum ada laporan orang atau barang yang terkena benda jatuh dari antariksa. Bila terkena, tentu saja dampaknya sangat hebat. Karena benda yang jatuh dari antariksa mempunyai kecepatan sampai puluhan bahkan ratusan km/jam. Benda langit sebesar kelapa, pernah jatuh di lahan gambut, daerah Pontianak. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2003 di Pontianak, jatuh ke bumi dan membuat lubang mencapai kedalaman 2 meter. Menurut peneliti astronomi dan astro fisika, Thomas Jamaludin, benda langit seperti meteorit atau sampah antariksa yang jatuh ke bumi mencapai sekitar 25 ribu ton setiap tahunnya. Sampah antariksa yang berukuran sekitar 1-10 cm, adalah sampah antariksa yang paling berbahaya. Hal ini disebabkan karena pelindung satelit hanya bisa menahan benturan benda kecil berukuran 1 cm. Sedangkan untuk benda atau sampah antariksa yang berukuran lebih besar, sekitar 10 cm, umumnya masih bisa dideteksi oleh sistem patroli antariksa, sehingga jika sampah antariksa atau benda langit tersebut mulai mengancam satelit, maka stasiun pengendali dapat segera melakukan langkahlangkah penyelamatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti terjadinya tabrakan antara satelit dan sampah antariksa. Sampah antariksa tidak hanya mengganggu satelit, dan mengganggu teleskop antariksa, tetapi sampah antariksa juga berpotensi mengganggu kualitas hasil pengamatan dari bumi. Pada flat foto astronomi, terdapat goresan cahaya yang

18 18 kemungkinan besar adalah ulah dari sampah antariksa. Sampai saat ini diketahui bahwa jumlah sampah antariksa yang terekam makin bertambah. Dikhawatirkan, dengan bertambahnya sampah antariksa yang ada di langit, akan mengganggu foto hasil pengamatan medan luas yang dipenuhi oleh goresan-goresan cahaya. Gangguan akan adanya sampah antariksa juga dapat dirasakan pengamat bila pada saat pengukuran fotometrik terlintas cahaya sampah antariksa yang tepat masuk dalam medan pandang teleskop. Jika hal ini terjadi, hasil pengukuran menjadi sia-sia. Sampah antariksa berukuran sekitar 1 meter yang berada pada jarak orbit satelit geostasioner (sekitar km) akan tampak seperti sebuah bintang sangat redup bermagnitudo 16. Ini semua adalah suatu ancaman besar untuk kelangsungan hidup makhluk di bumi ini. Pengembangan teknologi untuk mengamati astronomi, mulai dikhawatirkan perkembangannya. Oleh karena itu, mereka kini harus bisa bersaing melawan pengembangan teknologi lainnya yang mulai mengancam secara perlahan. Jika sampah antariksa tidak dapat terkontrol lagi jumlahnya, maka kita yang hidup di bumi tidak akan mampu lagi untuk melihat dan mendengar isyarat-isyarat yang datang dari alam semesta Ibid,

19 19 BAB V SOLUSI PENANGGULANGAN SAMPAH ANTARIKSA 5.1 Space Weapons Space Weapons adalah suatu benda yang di desain untuk menguji atau digunakan untuk menghancurkan benda yang tidak berfungsi (sampah antariksa) yang berada pada luar angkasa atau benda yang tepat berada di atas orbit bumi. Potensial space weapons dibagi menjadi 3, yang pertama ialah space-to-space systems, space-to-earth systems, earth-to-space system Projects in development by the US have names like Airborne Laser, the Active Denial System, and the Tactical High Energy Laser (THEL). 5.2 Upaya Mitigasi Upaya pengendalian sampah antariksa mustahil dilakukan oleh segelintir negara saja. Oleh karena itu, Komite PBB tentang Penggunaan Antariksa

20 20 untuk Tujuan Damai (United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space, UNCOPUOS) di sidangnya yang ke-50 tahun 2007 menyetujui secara resmi 7 pedoman yang diyakini akan efektif untuk mengurangi jumlah dan dampak sampah antariksa dan mengajak semua negara anggotanya (dan organisasi-organisasi internasional keantariksaan) untuk mengimplementasikan 7 pedoman tersebut sesuai dengan mekanisme di negara bersangkutan. Berikut ini tujuh pedoman yang dinamakan UNCOPUOS Space Debris Mitigation Guidelines. Guideline 1: Limit debris released during normal operations Sistem peluncuran satelit harus dirancang untuk tidak melepaskan puingpuing selama operasi peluncuran berlangsung. Jika hal ini tidak memungkinkan, pengaruh dari setiap puing-puing di lingkungan antariksa harus diminimalkan karena puing-puing tersebut akan menjadi sampah antariksa. Guideline 2: Minimize the potential for break-ups during operational phases Tahap peluncuran orbital harus dirancang untuk menghindari kemungkinan kegagalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan break-up. Dalam kasus ini, kegagalan tersebut harus dapat terdeteksi, tindakan pembuangan saat proses peluncuran harus direncanakan dan dilaksanakan untuk menghindari break-up.

21 21 Guideline 3: Limit the probability of accidental collision in orbit Dalam misi tahap kendaraan pesawat ke ruang angkasa dan tahap peluncuran, kemungkinan tabrakan disengaja dengan benda-benda yang dikenal harus diperkirakan dan diminimalisir agar tidak terbentuk sampah antariksa akibat tabrakan tersebut. Jika memang harus terjadi tabrakan, maka penyesuaian dari waktu peluncuran atau manuver penghindaran on-orbit harus dipertimbangkan. Guideline 4: Avoid intentional destruction and other harmful activities Menyadari bahwa peningkatan risiko tabrakan bisa menimbulkan ancaman bagi operasi ruang angkasa, penghancuran yang disengaja dari setiap pesawat ruang angkasa on-orbit atau kegiatan berbahaya lainnya yang menghasilkan berumur panjang dan menghasilkan puing-puing harus dihindari. Ketika dilakukannya break-up dengan sengaja, harus dilakukan pada ketinggian yang cukup rendah untuk meminimalisasi sampah antariksa yang terbentuk. Guideline 5: Minimize potential for post-mission break-ups resulting from stored energy Dalam rangka membatasi risiko untuk pesawat ruang angkasa lain dan menghindari kecelakaan break-up, semua on-board sumber energi yang tersimpan harus habis atau dibuat aman ketika mereka tidak lagi diperlukan untuk melakukan suatu misi.

22 22 Guideline 6: Limit the long-term presence of spacecraft and launch vehicle orbital stages in the low-earth orbit (LEO) region after the end of their mission Tahap misi pesawat ruang angkasa dan peluncuran orbital yang telah dihentikan fase operasionalnya dalam orbit yang melewati wilayah LEO harus dihapus dari orbit secara terkendali. Jika hal ini tidak mungkin, maka harus dibuang sehingga menghindari jangka panjang terbentuknya sampah antariksa di wilayah sekitar LEO. Guideline 7: Limit the long-term interference of spacecraft and launch vehicle orbital stages with the geosynchronous Earth orbit (GEO) region after the end of their mission Tahap misi pesawat ruang angkasa dan peluncuran orbital yang telah dihentikan fase operasionalnya dalam orbit yang melewati wilayah GEO harus dilepas ke orbit lain sehingga menghindari gangguan jangka panjang kerja satelit yang berada di wilayah GEO.

23 23 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Sampah antariksa sebagai benda buatan manusia yang mengitari bumi selain satelit yang berfungsi. Menurut Inter-Agency Space Debris Coordination Committee (IADC): Space debris are all man made objects including fragments and elements thereof, in Earth orbit or reentering the atmosphere, that are nonfunctional. Sampah antariksa bermacam-macam, dari yang sampah antariksa alami yakni asteroid, meteoroid, serta komet, hingga sampah antariksa buatan manusia, yakni satelit. Berdasarkan data penelitian, kita mengetahui bahwa pertumbuhan sampah antariksa cukup pesat, bahkan dari data terlihat untuk beberapa tahun kedepan pertumbuhan sampah antariksa beberbentuk kuadratik.adapun solusi dari penanggulangan sampah antariksa secara ilmiah yakni pembuatan space weapons yang bertujuan untuk menghancurkan sampah antariksa tersebut da nadapula mitigasi sampah antariksa oleh UNCOPUOS. 6.2 Saran Seperti yang kami simpulkan sebelumnya, kami menulis karya ilmiah ini untuk menginformasikan suatu hal yang berkaitan tentang sampah antariksa, mulai dari defines, sampai solusi penanggulangan sampah antariksa. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, mulai dari kesalahan penulisan maupun teknis seperti data yang terkait tentang sampah antariksa. Sehingga penulis perlu membutuhkan saran dari pembaca agar penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

24 24 DAFTAR PUSTAKA C. Bombardelli and J. Peláez.Ion Beam Shepherd for Contactless Space Debris Removal. Journal of Guidance, Control, and Dynamics. Vol. 34. No. 3. May June pp U.S. Congress. Office of Technology Assessment. Orbiting Debris: A Space Environmental Problem. Background Paper. OTA-BP-ISC-7. U.S. Government Printing Office. September p. 3. David Wright. Debris in Brief: Space Debris from Anti-Satellite Weapons. Union of Concerned Scientists. December M.Simatupang Ferry, Sedikiti Tentang Sampah Antariksa Kompasiana, Sampah Antariksa. 17 januari

BAB I PENDAHULUAN. Subhan Permana Sidiq,2014 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA JUMLAH BENDA JATUH ANTARIKSA BUATAN SEJAK

BAB I PENDAHULUAN. Subhan Permana Sidiq,2014 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA JUMLAH BENDA JATUH ANTARIKSA BUATAN SEJAK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi antariksa berdampak pada peningkatan peluncuran satelit untuk menjalankan berbagai misi, seperti telekomunikasi, penginderaan jauh, navigasi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA TEKNIK ELEKTRO

SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA TEKNIK ELEKTRO SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA 1115313002 TEKNIK ELEKTRO Pengertian satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Satelit juga dapat disebut

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet?

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet? Pluto, Planet? Mengapa dinamakan Pluto? Pluto dalam bahasa Yunani berarti Hades, yaitu nama dewa dunia penjahat Yunani. Setelah mendapat banyak usulan pemberian nama planet kesembilan dari sistem tata

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Meteor, Meteoroid, dan Meteorit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Apakah meteor? Meteor adalah lintasan cahaya terang di langit yang terjadi karena pecahan meteoroid masuk ke atmosfer Bumi. Meteor habis terbakar sebelum mencapai permukaan

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid Asteroid Apakah asteroid itu? Asteroid adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Asteroid

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Fisika

Antiremed Kelas 9 Fisika Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Tanpa Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dunia akan satelit untuk keperluan komunikasi, navigasi, pengamatan dan sebagainya berkembang semakin pesat. Perkembangan tersebut mendorong pengembangan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

TELEKOMUNIKASI SATELIT

TELEKOMUNIKASI SATELIT TELEKOMUNIKASI SATELIT Asep Munawarudin Asep.munawardudin@raharja.info Abstrak Satelit adalah salah satu media komunikasi yang banyak digunakan saat ini. Sebagai salah satu media yang banyak digunakan,

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Kata solar berasal dari bahasa Latin Sol yang artinya Matahari atau Surya. Jadi, yang dimaksud dengan Tata Surya adalah sebutan yang diberikan pada Matahari dan seluruh

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

Satelit. Tatik yuniati. Abstrak.

Satelit. Tatik yuniati. Abstrak. Satelit Tatik yuniati tatikyuniati10@yahoo.co.id Abstrak Terdapat banyak definisi yang diberikan berhubung dengan perkataan satelit. Ianya bergantung kepada sudut mana definisi itu diberi samaada dari

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 7. Satelit

Pokok Bahasan 7. Satelit Pokok Bahasan 7 Satelit Pokok Bahasan 7 Pokok Bahasan Sistem komunikasi satelit Sub Pokok Bahasan Jenis-jenis satelit Link budget Segmen bumi Segmen angkasa Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini mahsiswa

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Venus, Dewi Kecantikan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Venus, Dewi Kecantikan Venus, Dewi Kecantikan Si Cantik jika dilihat dari jauh Planet kedua dari Matahari adalah Venus. Nama Venus diambil dari cerita Romawi yakni Dewi Kecantikan dan Cinta. Kamu mungkin akan setuju dengan nama

Lebih terperinci

NAMA :... NIM :... KELAS :......

NAMA :... NIM :... KELAS :...... NAMA :... NIM :... KELAS :...... T A T A S U R Y A Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet (termasuk bumi) dan benda langit lain semuanya secara langsung dan tidak langsung

Lebih terperinci

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis -

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis - Dunia Baru di Mars Penduduk bumi sangat tertarik dengan Planet Mars yang merah membara. Ketertarikan manusia akan planet lain ini sangat wajar, apalagi jika kita melihat kondisi bumi tempat tinggal kita

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN PADA TEKNOLOGI WAHANA ANTARIKSA

PENGARUH LINGKUNGAN PADA TEKNOLOGI WAHANA ANTARIKSA Berita Dirgantara Vol. 9 No. 4 Desember 2008:100-106 PENGARUH LINGKUNGAN PADA TEKNOLOGI WAHANA ANTARIKSA Dwi Wahyuni Peneliti Bidang Material Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Penggunaan teknologi maju dalam

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 kali pertemuan 2 35 menit. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : Ilmu Pengetahuan Alam : VI (enam) : 2 (dua) : 1 kali pertemuan 2 35 menit Standar Kompetensi Memahami matahari sebagai pusat

Lebih terperinci

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09 Sistem Tata surya Maulana Pandudinata 9F/09 Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, asteroid, komet dan meteorid yang mengelilinginya

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

Pengaruh Space Debris Terhadap Operasi Wahana Antariksa

Pengaruh Space Debris Terhadap Operasi Wahana Antariksa 1 Pengaruh Space Debris Terhadap Operasi Wahana Anlariksa (Sri Rubiyanti) Pengaruh Space Debris Terhadap Operasi Wahana Antariksa Sri Rubiyanti Bidang Analisis Sistem Kedirgantaraan Pussisfogan, LAPAN

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

Sabar Nurohman, M.Pd

Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman, M.Pd Sistem yang terdiri dari matahari dan sejumlah benda angkasa yang terikat secara gravitasional dengan matahari, yaitu Planetplanet, satelit, komet, planet minor atau asteroid, meteroida

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALATIHAN SOAL BAB 4 1. Perhatikan pernyataan mengenai benda langit berikut! (1) Mempunyai ekor yang arahnya menjauhi matahari (2) Mengorbit antara planet Mars dan Jupiter (3) Orbitnya elips dan sangat lonjong (4) Disebut

Lebih terperinci

NASKAH SOAL POST-TEST. Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu :

NASKAH SOAL POST-TEST. Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu : NASKAH SOAL POST-TEST Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu : PETUNJUK: 1) Tulislah terlebih dahulu nama, nomor, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia! 2) Bacalah terlebih dahulu

Lebih terperinci

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 45 Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin Putri Saraswati, Mardlijah, Kamiran

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014

Oleh : Kunjaya TPOA, Kunjaya 2014 Oleh : Kunjaya Kompetensi Dasar X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar Pengertian

Lebih terperinci

DINAMIKA BENDA LANGIT

DINAMIKA BENDA LANGIT DINAMIKA BENDA LANGIT CHATIEF KUNJAYA KK A S T R O N O M I, I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G TPOA, Kunjaya 2014 KOMPETENSI DASAR X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus

Lebih terperinci

Materi Bumi dan Antariksa)

Materi Bumi dan Antariksa) (Pendalaman Materi Bumi dan Antariksa) Hari/Tanggal : Rabu & Kamis,, 19 & 20 Sep 2007 Waktu : 13.55 11. 45 Penyaji : Drs. Yamin Winduono, M.Pd Tempat : Ruang Plato Brainstorming / Diskusi /Tanya jawab

Lebih terperinci

BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA

BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA Sebagian besar asteroid tipe AAA kini diklaim sebagai kelompok PHA (Potentially Hazardous Asteroids), yaitu kelompok yang berpotensi membahayakan berdasarkan parameter

Lebih terperinci

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter Jupiter: Dewa Zeus Raja seluruh Planet Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter merupakan planet paling besar ukuran dan massanya. Garis tengah Jupiter mencapai 142.984 kilometer atau

Lebih terperinci

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler Tata Surya I. Pengertian Tata Surya Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tata surya dapat diartikan sebagai keluarga matahari. Anggota

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, salah satunya adalah lingkungan antariksa. Dari tahun ke tahun,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, salah satunya adalah lingkungan antariksa. Dari tahun ke tahun, BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini, keamanan lingkungan menjadi perhatian serius dunia internasional, salah satunya adalah lingkungan antariksa. Dari tahun ke tahun, volume sampah antariksa semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA PET AK ONSEP PETA KONSEP Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya Gravitasi Gravitasi planet Hukum Gravitasi Newton Menentukan massa bumi! Fisika XI

Lebih terperinci

3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot

3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot BAB 3 ROKET POLYOT 3.1 Pendahuluan Roket Polyot dikembangkan oleh Air Launch Aerospace Corporation, Rusia yang merupakan pelaksana program kerjasama antara Polyot Aviation Company dan Khimautomatiki DB.

Lebih terperinci

Klik. Korona pada Matahari

Klik. Korona pada Matahari Klik Korona pada Matahari Klik Kromosfer pada Matahari Klik TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya 1. Planet 2. Asteroid 3. Satelit 4. Meteoroid 5. Komet

Lebih terperinci

3. MEKANIKA BENDA LANGIT

3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang-ruang di antara planet-planet di tata surya kita ternyata tidaklah benar-benar kosong. Ruang-ruang tersebut berisikan partikel-partikel ataupun benda-benda mulai

Lebih terperinci

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai

Lebih terperinci

GRAVITASI B A B B A B

GRAVITASI B A B B A B 23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi

Lebih terperinci

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar TATA SURYA Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua obyek yang yang mengelilinginya. Obyekobyek tersebut termasuk delapan buah planet yang

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET Kompetensi Dasar 3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan

Lebih terperinci

Memantau apa saja dengan GPS

Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS (Global Positioning System) Dalam film Enemy of The State, tokoh pengacara Robert Clayton Dean (diperankan oleh Will Smith) tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor...

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor... SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Melakukan revolusi terhadap matahari 2. Memiliki satelit berupa cincin 3. Mengelilingi matahari pada orbitnya

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta Bumi, Berlian biru alam semesta Planet Bumi merupakan tempat yang menarik. Jika dilihat dari angkasa luar, Bumi seperti sebuah kelereng berwarna biru. Dengan bentuk awan yang selalu berubah, Bumi menjadi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

1. "Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model " (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya)

1. Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model  (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya) Bab 1 Pendahuluan 1-1 Definisi Model adalah representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dikerjakan dan diaplikasikan 1-2 Pengertian-pengertian 1. "Ia mempunyai hobi bermain

Lebih terperinci

Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya

Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya Mendeteksi sebuah planet di bintang lain sangat sulit. Cahaya bintang terlalu terang sehingga kalaupun terdapat planet di bintang tersebut, kontras cahaya antara

Lebih terperinci

Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN

Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN Analisis Riil dalam Poster GRAVITASI BUMI DENGAN KEKONVERGENAN BARISAN Wahidin Pendidikan Matematika UHAMKA 2008, jao_mee@yahoo.com Setiap benda yang berada dalam jangkauan atmosfer bumi, maka akan tertarik

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014

Lebih terperinci

2 Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Traktat Antariksa 1967 dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2002 dan 3 (tiga) perjanjian internasion

2 Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Traktat Antariksa 1967 dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2002 dan 3 (tiga) perjanjian internasion TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Wilayah. Keantariksaan. Tata Ruang. Udara. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 133) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21

Lebih terperinci

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstelasi satelit beredar mengelilingi bumi dalam ilmu astrodinamika dipandang sebagai masalah dua benda langit. Seperti halnya bulan, satelit mengelililngi bumi dengan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer.

Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer. Tata Surya L/O/G/O Daftar Isi 1 2 3 4 5 Tata Surya Matahari Gerak edar bumi dan bulan Lithosfer Atmosfer Tujuan Belajar Siswa mampu mendeskripsikan maahari sebagai bintang dan bumi sebagai salah satu planet

Lebih terperinci

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN email: clara@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Perubahan cuaca antariksa dapat menimbulkan dampak

Lebih terperinci

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptik analitik. Metode penelitian deskriptik analitik merupakan sebuah metode penelitian yang mendeskripsikan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA Hukum Newton dan ravitasi - Latihan Soal Doc. Name: AR11FIS001 Version: 01-07 halaman 1 01. Perhatikan 3 buah massa yang berinteraksi berikut ini. Resultan gaya gravitasi pada

Lebih terperinci

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda.

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda. GAVITASI Pernahkah anda berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? engapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa satelit tidak jatuh? Lebih jauh anda dapat

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Luna. Pengikut Setia Bumi

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Luna. Pengikut Setia Bumi Luna Pengikut Setia Bumi Bulan adalah satu-satunya satelit alamiah yang dimiliki Bumi. Masyarakat Romawi menyebut bulan sebagai Luna. Masyarakat Yunani menamakannya dengan Selene dan Artemis. Karena terangnya,

Lebih terperinci

TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA

TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA Muhammad Ilham, Mohamad Yusup, Praba Fitra 10211078, 10211077, 10211108 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

GPS (Global Positioning Sistem)

GPS (Global Positioning Sistem) Global Positioning Sistem atau yang biasa disebut dengan GPS adalah suatu sistem yang berguna untuk menentukan letak suatu lokasi di permukaan bumi dengan koordinat lintang dan bujur dengan bantuan penyelarasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Roket Roket adalah suatu wahana antariksa yang dapat menjelajah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika, scientist, dan seorang

Lebih terperinci

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID 2.1 Asteroid Definisi kata Asteroid adalah star-like atau seperti bintang. Definisi ini menjelaskan penampakan visual asteroid dari teleskop namun tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

SAMPAH ANTARIKSA MASALAH DI MASA KINI DAN ESOK

SAMPAH ANTARIKSA MASALAH DI MASA KINI DAN ESOK SAMPAH ANTARIKSA MASALAH DI MASA KINI DAN ESOK Errya Satrya Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN Berita Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2009:72-78 RINGKASAN Tidak hanya di permukaan bumi,

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI TATA SURYA

RINGKASAN MATERI TATA SURYA A. ASAL USUL TATA SURYA RINGKASAN MATERI TATA SURYA Teori asal usul tata surya antara lain: a. Immanuel Kant, menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari suatu zat utama yang memnuhi ruang angkasa. Adanya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Antariksa merupakan ruang beserta isinya yang

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi PENDAHULUAN Bulan bukanlah hanya sebagai penghias langit malam dan penerangan saat Matahari tenggelam.objek yang dikenal sebagai satelit Bumi ini merupakan salah satu anggota tata surya yang senantiasa

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIRJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN

Lebih terperinci

Cahaya membawaku ke bulan

Cahaya membawaku ke bulan Cahaya membawaku ke bulan Cahaya membawaku ke bulan? Lebih tepatnya sinar laser membawaku ke bulan! Karena pesawat dengan teknologi baru ini memanfaatkan sinar laser untuk mengangkatnya ke udara dan terbang

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ع ل يم ع ز يز ال له ا ذ ل ك ت ق د ير ال س ت ق ر وال شم س ت ج ر ي لم Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG KEANTARIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Antariksa merupakan ruang beserta isinya yang

Lebih terperinci

2013, No Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang ten

2013, No Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang ten No.133, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Wilayah. Keantariksaan. Tata Ruang. Udara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5435) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci