Purwo Subekti 1, Anton Ariyanto 2, Frans Yadi Simamora 3 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Purwo Subekti 1, Anton Ariyanto 2, Frans Yadi Simamora 3 ABSTRAK"

Transkripsi

1 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW DI KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULUPROPINSI RIAU Purwo Subekti 1, Anton Ariyanto 2, Frans Yadi Simamora 3 ABSTRAK Sampai saat ini masalah pengadaan air layak konsumsi dikampus Universitas Pasir Pengaraian masih terus berlanjut. Kebutuhan air bersih merupakan salah satu faktor penunjang yang tidak bisa di abaikan untuk kelancaran kegiatan di lingkungan kampus. Dengan tidak layaknya air yang digunakan, secara langsung berdampak terhadap aktivitas penunjang di lingkungan kampus akan terganggu. Untuk pengolahan air baku menjadi air layak konsumsi diperlukan teknologi yang murah untuk pengolahan air tersebut, instalasi Saringan Pasir Lambat (SPL) Up Flow merupakan alternatif yang dapat digunakan. Dari hasil penelitian dapat ditentukan kebutuhan harian maksimum orang per hari adalah 17,03 m³/jam, debit sumber air baku pada kolam adalah 76,65 m³/jam, luas permukaan kolam sumber air baku adalah 191, 63 m², luas permukaan bak SPL adalah 63,88 m² serta rencana anggaran yang dibutuhkan untuk membuat kolam sumber air baku dan SPL adalah Rp Kata kunci: air, aktivitas, SPL, kolam ABSTRACT Until this this day the proper water consumption supply problem at the Pasir Pengaraian University campus still continues. The need for clean water is one of the contributing factors that can not be ignored for the smoothness activity of the campus environment. By not proper the water, directly impacting to activities support on campus will be distrubed. For the treatment of raw water to water consumption required inexpensive technology for water treatment, the installation of Slow Sand Filter (SSF) Up Flow is an alternative that can be used. From the research results can be determined a maximum daily requirement per day is m³ / h, discharge of raw water in the pool is m³ / h, the surface area of pool water sources is 191, 63 m², SSF tub surface area is m² and budget plan is needed to create a pool of water sources and the SSF is Rp Key Word: water, activity, SSF, pool 1. PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan akademik di lingkungan kampus Universitas Pasir Pengaraian maka kebutuhan air bersih merupakan salah satu faktor penunjang yang tidak bisa di abaikan. Disamping itu air juga salah satu sarana untuk mengukur derajat kualitas sumber daya manusia (SDM) yang melakukan aktivitas di lingkungan kampus.penggunaan air dilingkungan kampus meliputi mandi, cuci, kakus, praktikum dan lain-lain. Sampai saat ini masalah pengadaan air layak konsumsi di kampus Universitas Pasir Pengaraian masih terus berlanjut. Sumber air baku yang ada di Universitas Pasir Pengaraian kurang memadai terlebih lagi jika musim kemarau sumber tersebut kering, apa lagi jika hari hujan maka air baku akan berubah menjadi keruh sehingga air tidak layak untuk di konsumsi. Dengan tidak layaknya air yang digunakan, secara langsung berdampak trerhadap aktivitas penunjang di lingkungan kampus akan terganggu. 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

2 Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu disesuaikan sumber air baku yang ada dengan jumlah kebutuhan maksimum per orang per hari, serta teknologi yang murah untuk pengolahan air tersebut. Salah satu alternatif yangsederhana adalah menggunakan teknologi pengolahan air dengan Saringan Pasir Lambat Up Flow. Pengolahan dengan saringan pasir lambat (SPL) Up Flow merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik.(nusa Idaman Said dan Arie Herlambang, 1999) 1.1. Saringan Pasir Lambat Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis (filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis. Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen) sedang sampai tinggi. Kandungan oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk memperoleh proses biokimia dan biologis yang optimal.apabila air baku mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan konsentrasi oksigen terlarutrendah, maka sistem saringan pasir lambat membutuhkan pengolahan pendahuluan. Ukuran media pasir saringan yang sangat kecil akan membentuk ukuran pori-pori antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun ukuran pori-porinya sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid dan bakteri yang ada dalam air baku. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan dan juga lapisan kulit saringan,maka gradien kecepatan yang terjadi memberikan kesempatan pada partikel halus, untuk saling berkontak satu sama lain, dan membentuk gugusan yang lebih besar, yang dapatmenahan partikel sampai pada kedalaman tertentu, dan menghasilkan filtrat yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Sejalan dengan proses penyaringan, bahan pencemar dalam air baku akan bertumpuk dan menebal di atas permukaan media pasir. Setelah melampaui perioda waktu tertentu, tumpukan tersebut menyebabkan media pasir tidak dapat merembeskan air sebagai manamestinya, dan bahkan menyebabkan debit efluen menjadi sangat kecil, dan air yang ada di dalam bak saringan mengalir melalui saluran pelimpah. Kondisi ini mengindikasikan bahwa media pasir penyaring sudah mampat (clogging). Untuk memulihkan saringan yang mampat, pengelola harus segera mengangkat dan mencuci media pasir menggunakan alat pencuci pasir. Saringan pasir lambat akan beroperasi secara normal kembali, kurang lebih dua hari setelah melakukan pengangkatan atau pencucian media pasir. (BSN,SNI 3981:2008) Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Paisley Skotlandia tahun 1804 dalam skala yang kecil. Kemudian pada tahun 1829 James Simpson membuat saringan pasir lambat dalam skala yang besar untuk perusahaan air Chilsea di Inggris. (Birdi, 1979) Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah, dan efisien. Saringan pasir lambat mempunyai derajad keefisiennan yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau pada air kadangkadang perlu dilengkapi dengan karbon aktif, dan untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan kaporit. (Reynold, 1982). Kelebihan saringan pasir lambat telah dibuktikan secara meyakinkan dalam kaitannya dengan kualitas air minum yang aman untuk dikonsumsi dari segi bakterologis pada tahun 1892 di kota Hamburg dan Altona, yang air minumya tercemar sehingga mengakibatkan epidemi penyakit kolera. Di kota Altona yang menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir lambat terhindar dari epidemi penyakit itu, sedangkan kota Hamburg yang tidak menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir lambat, terjangkit wabah dengan kematian warganya sebanyak 7582 orang. (L. Huisman, 1975) Kelemahan dari saringan pasir lambat adalah daya penyaringannya yang rendah, sehingga dalam konstruksinya memerlukan area yang luas. Rendahnya daya penyaringan ini disebabkan karena kecepatan air mengalir melalui saringan Page 78 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

3 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian pasir lambat sangat kecil. Saringan pasir lambat sangat cocok digunakan dalam skala kecil. (Birdi, 1979). Jenis saringan pasir lambat (SPL) ada 2 macam yaitu: 1. Saringan pasir lambat Down Flow atau konvensional. Saringan pasir lambat yang menggunakan system penyaringan air dari atas ke bawah, yang pencucian media saringan da filternya dilakukan secara manual yakni dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas, kemudian dicuci dengan air bersih. 2. Saringan pasir lambat Up Flow Saringan pasir lambat dengan menggunakan sistem penyaringan dari bawah keatas, yang mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saring yang lebih mudah dibanding dengan model saringan pasir lambat konvensional. Jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada diatas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaringan pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruk media penyaringan, dan dapat dilakukan kapan saja Mekanisme Penyaringan Air baku dialirkan kedalam bak penerima, kemudian dialirkan kedalam bak pengendapan tanpa memakai zat kimia untuk pengendapan kotoran yang ada dalam air baku. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan saringan pasir lambat dan kemudian dialirkan ke bak penampung air bersih untuk di alirkan bak distribusi. Jika air baku yang dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada didalamnya akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat organik maupun anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis. Cara pengolahan seperti ini juga dapat mengilangkan zat-zat yang menimbulkan bau, zat besi, mangan dan ammonia dengan konsentrasi rendah Perencanaan SPL Up Flow a. Dalam perencanaan SPL Up Flow beberapa kriteria perencanaan yang harus dipenuhi antara lain: - Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia. - Kecepatan penyaringan antara 5 10 m 3 /m 2 /Hari. - Tinggi lapisan pasir 0,60 1,0 m. - Tinggi lapisan kerikil 0,15 0,30 m. - Tinggi muka air di atas media pasir 1,0 1,50 m. - Tinggi ruang bebas antara 0,20 0,30 m. - Diameter pasir yang digunakan 0,002-0,004 m. - Jumlah bak penyaring minimal dua buah. b. Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan SPL terdiri atas: - Bangunan penyadap. - Bak penampung/ bak penenang. - Saringan awal. - Saringan pasir utama. - Bak air bersih. - Perpipaan, keran, sambungan dll.(nusa Idaman Said dan Ari Herlambang, 1999) c. Menentukan Kebutuhan air per orang per hari. Untuk menaksir kebutuhan air bersih per orang per hari diberikan dalam tabel 1.1 berikut: 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

4 Tabel 1.1. Kebutuhan air per orang per hari No Jenis Fasilitas Populasi yang diperhitungkan Jumlah Kebutuhan air rata-rata (l) Jumlah Kebutuhan air maksimum (l) 1 Perumahan Jumlah penghuni Sekolah Jumlah orang di dalam Gedung Hotel Jumlah orang di dalam Gedung Perkantoran Jumlah pegawai Rumah Sakit Jumlah tempat tidur Sumber: Pompa dan Kompresor sularso dan haruo tahara, pradnya paramita, 1983 d. Menentukan dimensi bak SPL: (SNI 3981:2008) - Luas permukaan bak SPL,dapat dihitung dengan rumus: A=... 1) Dengan: Q = Debit air baku (m 3 /jam) V = Kecepatan penyaringan (m/jam) A = Luas permukaan bak (m 2 ) Dimana luas permukaan bak (A) = P x L... 2) Dengan: P = Panjang bak; L = Lebar bak Perbandingan panjang bak dengan lebar bak sebesar (1-2) : ) - Kedalaman bak SPL, seperti tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2. Kedalaman saringan pasir lambat No Kedalaman (D) Ukuran (m) 1 Tinggi bebas (freebord) 0,20 s.d 0,30 2 Tinggi air di atas media pasir 1,00 s.d 1,50 3 Tebal pasir penyaring 0,60 s.d 1,00 4 Tebal kerikil penahan 0,15 s.d 0,30 5 Saluran pengumpul bawah 0,10 s.d 0,20 J u m l a h 2,05 s.d 3,30 Sumber : SNI 3981: Media penyaring SPL, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jenis pasir yang mengandung kadar SiO2 lebih dari 90 %; 2) Diameter efektif 0,2 mm sampai dengan 0,4 mm; Tabel 1.3. Gradasi butir media kerikil No Diameter kerikil rata-rata (mm) 3) Koefisien keseragaman butiran 2 sampai dengan 3; - Media penahan, jenis kerikil tersusun dengan lapisan teratas butiran kecil dan berurutan ke butiran kasar pada lapisan paling bawah, gradasi butir media kerikil dapat dilihat pada table 1.3 berikut: Ketebalan (cm) Lapisan ke (dari atas ke bawah) 1 3 s.d 4 5 s.d 10 ke s.d s.d 20 ke - 2 Total ketebalan media kerikil 15 s.d 30 Sumber: SNI 3981:2008 Page 80 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

5 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian 2. METODE PENELITIAN 2.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data bertujuan untuk, mendapatkan data yang diperlukan dan kemudian dilakukan analisa.data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi, antara lain; sumber air baku, kebutuhan harian maksimum dan tata letak instalasi saringan pasir lambat. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data yang sudah ada sebagai rujukan, antara lain; standar kebutuhan harian maksimum per orang per hari dan jumlah Mahasiswa, staf pengajar dan karyawan Universitas Pasir Pengaraian Analisa Sumber Air Baku Sumber air baku yang akan dijadikan sebagai sumber untuk diolah menjadi air layak konsumsi, ditentukan berdasarkan survey terhadap tata letak daerah resapan air yang sudah ada. Kemudian diadakan evaluasi untuk menentukan kuwantitas air baku unutk mendukung pengolahan air yang digunakan untuk konsumsi. Tata letak sumber air baku dan bak penampung di buat sedekat mungkin untuk mengurangi kerugian aliran serta mudah pengontrolannya Perancangan Pengembangan dan Modifikasi Setelah dilakukan evaluasi sumber air baku dan evaluasi terhadap kondisi tata letak pemipaan, maka akan diperoleh gambaran apakah sumber air baku dan instalasi yang dioperasikan selama ini sudah berfungsi sesuai dengan yang diharapakan atau tidak. Jika hasil yang didapat mempunyai efesiensi rendah maka dilakukan perencanaan modifikasi dari instalasi yang sudah ada tersebut. Adapun hal-hal yang termasuk dalam perancangan antara lain: - Kebutuhan harian maksimum - Menentukan debit sumber air baku. - Perhitungan instalasi SPL Up Flow - RencanaAnggaran Biaya (RAB) pembuatan instalasi SPL Up Flow - Gambar rancangan 2.4. Gambar desain pengembangan dan modifikasi Setelah proses perancangan dilakukan selanjutnya dilakukan gambar desain dengan data gambar dari hasil perhitungan rancangan, gambar dibuat dengan menggunakan Program AutoCAD. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kebutuhan Harian Maksimum Jumlah orang yang menjalankan aktivitas di kampus Universitas Pasir Pengaraian meliputi Dosen, Karyawan dan Mahasiswa dengan jumlah seperti pada table berikut ini: Tabel Jumlah Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian Dan Peningkatan Tiap Tahun N0 TAHUN JUMLAH % / / , / , / , / ,81 Sumber: BAK, UPP Oktober 2011 Tabel 3.2. Jumlah Dosen dan Karyawan Universitas Pasir Pengaraian N0 Unit Kerja JUMLAH 1 Dosen Tetap 70 2 Dosen Luar Biasa 25 3 Karyawan 43 Total 138 Sumber: PR I, UPP Oktober 2011 Tabel.3.3. Perkiraan Jumlah Mahasiswa, Dosen dan Karyawan Universitas Pasir Pengaraian Dua Tahun Yang Akan Datang JUMLAH N0 TAHUN Dosen dan % Mahasiswa Karyawan / , / ,96 Total 3405 Sumber: Estimasi November 2011 Dari table 3.1 dan 3.2 terlihat jumlah Mahasiswa sampai dengan tahun akademik 2011/2012 adalah 1612 orang sedangkan jumlah Dosen dan karyawan untuk tahun yang sama adalah 138 orang. 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

6 Untuk menjaga suplay kebutuhan air sampai 2 tahun ke depan maka dari table 3.3 terlihat perkiraan jumlah Mahasiswa, Dosen dan Karyawan Universitas Pasir Pengaraian adalah 3405 orang. Perkiraan jumlah tersebut didasarkan atas beberapa aspek, antara lain: - Letak geografis yang mendukung - Peningkatan jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas - Peningkatan jumlah Peserta Didik - Tingkat Ekonomi yang membaik - Peningkatan kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anak - Intensitas Promosi - Suasana perkuliahan yang mendukung. - Biaya kuliah relatif murah - Pengelolaan yang kondusif. Pemakaian air rata-rata untuk satu orang adalah liter/hari (tabel 1.1) dalam penelitian ini diambil 40 liter/hari, jumlah keseluruhan orang yang menjalankan aktifitas di kampus Universitas Pasir Pengaraian sampai tahun Akademik 2011/2012 adalah Maka kebutuhan air untuk 1750 orang setiap hari adalah: 40 x 1750 = liter/hari = 70,00 m³/hari Kebutuhan penggunaan air untuk dua tahun ke depan di dasarkan pada jumlah keseluruhan orang yang menjalankan aktifitas di kampus Universitas Pasir Pengaraian seperti terlihat pada table 3.3 adalah 3405 orang. Maka kebutuhan air setiap hari adalah: 40 x 3405 = liter/hari = 136, 20 m³/hari Sedangkan jam kerja efektif di kampus Universitas Pasir Pengaraian setiap hari adalah 8 jam, jadi total kebutuhan air setiap jam adalah: x = 17,03m³/jam 3.2. Menentukan Debit Sumber Air Baku. Jumlah air yang disadap dari sumber air baku =konsumsi harian maksimum x 1,1 sampai 1,5 (Sularso dkk hal 15). Untuk keamanan distribusi pemakaian air di Universitas Pasir Pengaraian diambil 1,5. Maka debit air baku =17,03 m³/jam x 1,5 = 25,55m³/jam Untuk menjaga debit yang dibutuhkan tetap konsisten sepanjang tahun, maka kolam penampung dibuat menjadi 3 kolam sebagai pusat air baku dengan kapasitas setiap kolam 3 kali jumlah air yang di sadap. Sehingga debit air baku setiap kolam = 25,55 m³/jam x 3 = 76,65 m³/jam 3.3. Perhitungan Instalasi SPL Up Flow Menentukan Dimansi Kolam Sumber Air Baku Penghitung dimensi kolam sumber air baku meliputi: a) Luas Permukaan kolam Luas permukaan kolam dihitung dengan rumus: A = Dengan: Q = Debit air baku (76,65m³/jam) v = kecepatan sumber air tanah (0,1m/jam 0,4 m/jam) diambil 0,4m/jam A = Luas Permukaan kolam (m²) Maka: A = = 191, 63 m² b) Panjang dan lebar kolam Panjang dan lebar kolam dihitung dengan rumus: A = P x L Dengan : A = Luas permukaan kolam P = Panjang kolam L = Lebar kolam Untuk perbandingan panjang dengan lebar kolam adalah 2 : 1 Maka: P = 2.L Jadi: A = 2.L² L = = = 9, 79 m P = 2.L = 2.9, 79 = 19, 58 m. c) Tinggi kolam Untuk menentukan tinggi kolam maka terlebih dahulu dicari tinggi kedalaman air. Page 82 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

7 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian Tinggi kedalaman air ( ) dihitung dengan rumus: Q = P x L x T = = 0,40 m Untuk mengindari kedangkalan pada saat pemompaan air ke instalasi penjernihan maka kedalaman air di tambah 50 %, maka: = 1,00 + 1,00 x 50 % = 1, 50 m Tinggi bebas( ) Tinggi bebas permukaan air tertinggi ke tinggi permukaan kolam adalah: 0,20 m 0,30 m, diambil 0,30 m Tinggi lumpur pendangkalan ( ) Estimasi pendangkalan setiap tahun 0, 01 m - 0,1 m,diambil 0, 05 m sedangkan pembersihan kolam dilakukan 10 tahun sekali maka: = 10 x 0,05 m = 0,50 m Jadi total tinggi kolam adalah: T = + + = 1,50 + 0,30 + 0,50 = 1, 80 m Menentukan Dimansi Bak SPL Up Flow a) Luas Permukaan bak SPL Luas permukaan bak SPL dihitung dengan rumus: A = Dengan: Q = Debit air baku (25,55 m³/jam) V = kecepatan penyaringan (0,1 m/jam 0,4 m/jam) diambil 0, 4 m/jam A = Luas permukaan bak SPL (m²) Maka: A = = 63,88 m² b) Panjang dan lebar bak SPL Panjang dan lebar Bak SPL dengan rumus: A = P x L Dengan : A = Luas permukaan bak SPL P = Panjang bak SPL L = Lebar bak SPL dihitung Untuk perbandingan panjang dengan lebar bak SPL adalah 2 : 1 Maka: P = 2.L Jadi: A = 2.L² L = = = 5,65 m P = 2.L = 2. 5, 65 = 11, 30 m c) Tinggi bak SPL Untuk menentukan tinggi bak SPL maka terlebih dahulu ditentukan tinggi kedalaman air.tinggi bak disesuaikan dengan standar yang ada. Seperti terlihat pada tabel 3.4. Tabel.3.4. Standar Tinggi Kedalaman Bak SPL No Kedalaman (D) Ukuran (m) 1 Tinggi bebas (freebord) 0,20 s.d 0,30 2 Tinggi air di atas media pasir 1,00 s.d 1,50 3 Tebal pasir penyaring 0,60 s.d 1,00 4 Tebal kerikil penahan 0,15 s.d 0,30 5 Saluran pengumpul bawah 0,10 s.d 0,20 J u m l a h 2,05 s.d 3,30 Sumber : SNI 3981:2008 Dari tabel diatas dapat ditentukan tinggi kedalaman bak SPL seperti pada table 3.5 sebagai berikut: 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

8 Tabel.5.5. Tinggi Kedalaman Bak SPL No Kedalaman (D) Ukuran (m) 1 Tinggi bebas (freebord) 0,25 2 Tinggi air di atas media pasir 1,00 3 Tebal pasir penyaring 0,70 4 Tebal kerikil penahan 0,30 5 Saluran pengumpul bawah 0,15 J u m l a h 2,40 Untuk menjamin kualitas air hasil pengolahan dengan SPL Up Flow maka jumlah bak sebanyak 3 unit Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pembuatan Instalasi SPL Up Flow Rencana anggaran biaya Pembuatan Instalasi Air Bersih di Universitas Pasir Pengaraian meliputi pembuatan kolam air baku dan pembuatan bak penyaring air dengan saringan pasir lambat (SPL) Up Flow. Adapun rincian biaya yang diperlukan terlihat pada table 3.6. Tabel 3.6. RAB Pembuatan Instalasi Air Bersih di Universitas Pasir Pengaraian Harga satuan Jumlah No Jenis Pengeluaran Volume (Rp) (Rp) 1 Pembuatan Kolam Air Baku d) Sewa Exafator e) Pompa Air f) Pipa PVC 1.5 g) Stop Kran h) Socket i) Lem j) Isolatip k) Pasang Pipa & Gali Tanah l) Lain-lain Sub Total 9 jam 1 unit 16 batang 4 buah 15 buah 5 buah 2 buah 0.25 m x 80 m Pembuatan Bak Penyaring SPL - Meratakan Tanah - Cor Lantai - Dinding - Kerikil - Pasir - Ijuk - Lain-lain Sub Total 300 m² 127,75 m² 115,06 m² 4 m³ 8 m³ 15 Kg Jumlah Bak SPL 3 Unit = x 3 = Total Delapan puluh tujuh juta Sembilan ratus dua puluh enam ribu tiga ratus rupiah 3.5. Gambar Rancangan 1.a. Gambar Tampak Atas Penampang Kolam Air Baku: Page 84 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

9 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

10 1.b. Gambar Penampang Melintang dan Struktur Kolam Air Baku: 2. Penampang BAK SPL 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: Page 86 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

11 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih di Kampus Universitas Pasir Pengaraian 1. Kebutuhan air di kampus adalah 17,03 m³/jam 2. Debit sumber air baku yang harus tersedia adalah 25,55 m³/jam 3. Luas permukaan kolam air baku adalah 191, 63 m² 4. Luas permukaan bak SPL adalah 63,88m² 5. Rencana anggaran biaya pembuatan kolam air baku dan SPL adalah Rp Saran 1. Ditujukan ke pihak pengelola Universitas Pasir Pengaraian untuk merealisasikan pembuatan instalasi SPL, sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan air layak kosumsi. 2. Untuk penelitian lanjutan, untuk menganalisa kuwalitas air baik sebelum maupun setelah melalui SPL. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada: 1. Pimpinan Universitas Pasir Pengaraian, atas kesempatannya untuk melakukan penelitian. 2. Kepala LP2M Universitas Pasir Pengaraian. 3. PDAM Kab. Rokan Hulu 4. Seluruh rekan sejawat dan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian. DAFTAR PUSTAKA Babbit, 1962, Water Supply Engineering, Mc. Graw Hill Book Company. Birdi, G.S, 1979, Water Supply and Sanitary Engineering, Dhanpat ray & Sons, Nai- SarakDelhi. Darsono dan Teguh Sutomo, 2002, Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap PenurunanKadar Besi,Jurnal Teknologi IndustriUniversitas Atma Jaya Yogyakarta, Vol. VI, No. 4, Fair,G.M., Geyer, J.C., Okun, D.A., 1970, Elements of Water Supply and Wastewater Disposal, John Wiley & Son, Inc, Newyork. Fair-Geyer, Water and Wastewater Engineering, vol II New York-London, Jhon Wiley & Sons, Inc, L. Huisman, 1975, Slow sand filtration, Lectrure note. Delft University of Technology,Netherlands. Nusa Idaman Said dan Heru Dwi Wahyono, 1999, Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat, Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta. Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang, 1999,Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow, Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta. Reynold, D.T., 1982, Unit Operation & Processes in Environmental Engineering, Brooks/coleEngineering Division, Monterey, California. Safira Astari dan Rofiq Iqbal, 2009, Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam Pengolahan Air. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Sarbidi,1988, Operasi dan perawatan pengolahan air bersih sistem saringan pasir lambatpada PDAM Purwakarta. Laporan Penelitian Lapangan, Puslitbang Permukiman DPU, Jakarta. Sularso dan Haruo Tahara, 1983, Pompa dan Kompresor, Pradnya Paramita, Jakarta. Susumu Kawamura. 1991, Integrated Design of Water Treatment Facilities, New York London, Jhon Wiley & Sons, Inc. SNI 3981:2008, Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta. SNI :1995, Tata Cara Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta. SNI :1995,Tata Cara Pengoperasian dan Perawatan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta. 1. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian

12 Tjokrokusumo, KRT, 1998, Pengantar Engineering Lingkungan, STTL YLH, Yogyakarta. Valentinus Darsono, 1999, Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih Universitas Atmajaya Yogyakarta, Jurnal Teknologi Industri Universitas Atmajaya Yogyakarta, VOL. III, NO. 1, Hal , 1998, Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air BersihPedesaan, Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.,1996, Tatacara Pembuatan Bangunan Penangkap Mata Air, Dierektorat Jendral Cipta Karya,Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Page 88 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 2 Juli 2012

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat Standar Nasional Indonesia Perencanaan instalasi saringan pasir lambat ICS 91.220 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Hamimal Mustafa R 1), Nurina Fitriani 2) dan Nieke Karnaningroem 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW) YANG BERSUMBER DARI SUNGAI MUSI

TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW) YANG BERSUMBER DARI SUNGAI MUSI TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW) YANG BERSUMBER DARI SUNGAI MUSI Rachmat Quddus Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Jl. Palembang-Prabumulih

Lebih terperinci

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas   ABSTRAK OP-012 EFEKTIVITAS PENURUSAN KEKERUHAN DENGAN DIRECT FILTRATION MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR CEPAT (SPC) Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email : suarni_sa@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG. Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT

DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG. Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT Kolhua IPAB is a means of channeling water to the people

Lebih terperinci

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW 69 Nusa Idaman Said IV.1 PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sampel Hasil pengujian sampel air yang berasal dari tandon Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta adalah sebagai berikut : Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILTER BERMEDIA BOTOL BEKAS MINUMAN PROBIOTIK STUDI KASUS AIR KALI SURABAYA (SETREN KALI JAGIR) IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM Putu Rasindra Dini 1), Nurina Fitriani 2), Wahyono Hadi 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 RESERVOIR 14 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PENINGKATAN KINERJA UNIT SARPALAM KAPASITAS 5 LITER/DETIK, DI DESA SOMBA, KECAMATAN SENDANA, KABUPATEN MAJENE, SULAWESI SELATAN

MODIFIKASI DAN PENINGKATAN KINERJA UNIT SARPALAM KAPASITAS 5 LITER/DETIK, DI DESA SOMBA, KECAMATAN SENDANA, KABUPATEN MAJENE, SULAWESI SELATAN MODIFIKASI DAN PENINGKATAN KINERJA UNIT SARPALAM KAPASITAS 5 LITER/DETIK, DI DESA SOMBA, KECAMATAN SENDANA, KABUPATEN MAJENE, SULAWESI SELATAN Arie Herlambang Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH Rizqa Mikaviany Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),

Lebih terperinci

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Available online  Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Jurnal Einstein 2 (3) (2014): 33-40 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform

Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-193 Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform Deni Maryani,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON Dito Widha Hutama dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA Damiyana Krismayasari**) dan Sugito*) Abstrak : Peningkatan jumlah pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN PROSES SARINGAN PASIR LAMBAT "UP FLOW"

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN PROSES SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN PROSES SARINGAN PASIR LAMBAT "UP FLOW" Oleh Ir. Nusa Idaman Said, M.Sc. dan Heru Dwi Wahjono, B.Eng. Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN Oleh : Edwin Patriasani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) Dalam perencanaan dan perancangan istalasi penjernihan air (IPA) harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia beratempat di Jalan Kaliurang Km. 14,4 Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jogyakarta Kawasan kampus terpadu berada

Lebih terperinci

Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter

Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter Chandra Tri Febriwahyudi*, Wahyono Hadi** Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Yohanna Lilis Handayani, Lita Darmayanti, Frengki Ashari A Program Studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Universitas Riau

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein 2 (2) (215): 22-32 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/212/index.php/einstein PENGARUH UKURAN BUTIRAN DAN KETEBALAN LAPISAN PASIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR YANG

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Ernawati Sri Sunarsih Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan JPTK FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Jend. Ahmad Yani

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT INSTALASI SARINGAN

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Arfan Hasan

POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Arfan Hasan POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Arfan Hasan Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang arfanhasanh@yahoo.co.id ABSTRAK Suatu lembaga

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING ROUGHING FILTER AND SLOW SAND FILTER Kurnia Primadani 1, Wahyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI

PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN AIR PADA AIR BUANGAN SEMENTASI Widiatmo, Sayogo, Marheni Djoko Puspito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN ALAT PEMISAH SEMEN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin

Lebih terperinci

Hardini, I. 1) Karnaningroem, N. 2) 1) Mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS Surabaya,

Hardini, I. 1) Karnaningroem, N. 2) 1) Mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS Surabaya, PENINGKATAN KUALITAS AIR SUMUR GALI MENJADI AIR BERSIH MENGGUNAKAN FILTER MANGAN ZEOLIT DAN KARBON AKTIF: STUDI KASUS AIR SUMUR GALI PERMUKIMAN DESA BANJAR PO SIDOARJO Hardini, I. 1) Karnaningroem, N.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Sejarah penggunaan filter pasir Filter pasir yang dikategorikan sebagai granular filter telah lama digunakan sebagai bagian proses dalam instalasi penyediaan air

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR

EFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR EFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR THE EFFECTIVENESS OF AERATION, SEDIMENTATION, AND FILTRATION FOR REDUCING TURBIDITY AND IRON LEVEL

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN COPY SNI 03-2398 - 2002 Pendahuluan Tat cara ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam pembangunan septik dengan sistem resapan. Tata

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF 22 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Saringan kasar (Horizontal Roughing Filter - HRF) merupakan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kekeruhan atau memisahkan padatan dalam jumlah besar serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.

Lebih terperinci

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3 Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil 1), Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG Kustamar 1), I Wayan Mundra 2), Bambang Wedyantadji 3), I Nyoman Sudiasa 4) 1),2),3),4)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA Oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan

Lebih terperinci

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM 1 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi

Lebih terperinci

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT Eryan Chintya Debby, Lita Darmayanti Yohanna Lilis Handayani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan

Lebih terperinci

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi

Lebih terperinci

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER Oleh : Satria Pratama Putra Nasution 3308100040 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL BAB VI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL TANGKI SEPTIK - FILTER UP FLOW 132 Nusa Idaman Said VI.1 PENDAHULUAN Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah menunjukkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL Yurista Vipriyanti 1 Heri Suprapto 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI Indri Sukma Dewi, Khayan dan Hajimi Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: indridri@gmail.com Abstrak: Gambaran

Lebih terperinci

PENGARUH TREATMENT AIR TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA BALESARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG. Ahmad Mashadi 1*, Muhammad Amin 1

PENGARUH TREATMENT AIR TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA BALESARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG. Ahmad Mashadi 1*, Muhammad Amin 1 PENGARUH TREATMENT AIR TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA BALESARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG Ahmad Mashadi 1*, Muhammad Amin 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jalan Kapten

Lebih terperinci

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ) PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ) Oleh : Zulisnaini Sokhifah 3306 100 105 Dosen Pembimbing : Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Air merupakan kebutuan yang sangat vital bagi manusia. Air yang layak diminum,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, dan kegiatan lainnya.

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER KIMIA

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER KIMIA PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER KIMIA INFLUENCE OF USING ROUGHING FILTER AND SLOW SAND FILTER FOR DRINKING

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH DI UMY

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH DI UMY NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH DI UMY (Studi Kasus: Air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY, Tamantirto, Kasihan, Bantul) 1 Umar Pro Asifa 2, Burhan Barid, S.T., M.T. 3, Nursetiawan,

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with

Lebih terperinci

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 4 ISSN : 1411-4216 UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK Henny Ambar, Sumarno, Danny Sutrisnanto Jurusan Magister

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Penyediaan Air Bersih Ke Dalam Bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini adalah membuat alat atau rangkaian pengolahan air dengan mengetahui keadaan air di Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY berupa parameter fisik, kimia,

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA disusun oleh : ERVANDO TOMMY AL-HANIF 21080113140081 FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci