PENERAPAN ALAT EKSTRUSI BAHAN BAKU KERAMIK TEMBIKAR DESA PENUJAK LOMBOK TENGAH, NTB
|
|
- Yenny Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 M. Dachyar effendi, Penerapan Alat Ekstrusi Bahan Baku Keramik Tembikar Desa Penujak Lombok Tengah, NTB, PENERAPAN ALAT EKSTRUSI BAHAN BAKU KERAMIK TEMBIKAR DESA PENUJAK LOMBOK TENGAH, NTB M. Dachyar Effendi UPT-PSTKP - BPPT 1. PENDAHULUAN Kondisi social, ekonomi dan budaya Salah satu daerah penghasil keramik yang cukup dikenal di Indonesia bagian timur adalah desa Penujak di wilayah kecamatan Kediri kabupaten Lombok Tengah. Sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani, pedagang dan pegawai negeri, dan lebih dari sepertiga dari jumlah penduduknya menekuni bidang kerajinan keramik baik sebagai mata pencaharian utama maupun sambilan 1). Potensi yang paling menonjol dari desa ini adalah kekayaan alamnya berupa tanah lempung yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku keramik oleh sebagian penduduknya disamping potensi ketrampilan yang telah dimiliki turun - temurun sebagai perajin keramik yang andal. Inovativeness teknologi yang digunakan Dalam proses produksi keramik di desa Penujak, bahan baku yang dipakai adalah lempung lokal jenis aluvial yang dicampur dengan bahan lain seperti pasir, bata merah, atau abu. dengan perbandingan 2:1 untuk tanah lempung dan serbuk bata merah, 2:1 untuk lempung dan abu, serta 9:1 untuk lempung dan pasir. Biasanya untuk mencetak bahan baku siap bentuk mereka menggunakan tangan dengan cara mencapur, memeram, mengulek dan menumbuk 1).Dari sisi kecepatan produksi, cara-cara ini jelas kurang efisien dari segi waktu. Pemakaian ekstruder seperti yang telah biasa digunakan pada industri genteng dan bata diharapkan dapat membantu menyediakan bahan baku keramik tembikar dengan proses yang mudah, cepat dan murah. Penggunaan extruder pada kenyataannya lebih cocok sebagai alat pembentukan karena mengikuti konsep modern tentang kontinuitas proses produksi Seperti diketahui, mutu dan produktivitas hasil produksi industri keramik dan juga bahan bangunan dari tanah liat ditentukan oleh cara pembentukannya, Cara pembentukan masa aduk lempung ditentukan oleh kadar air lempung yang dibentuk, berdasar pada kelembaban massa aduk lempung, dikenal cara pembentukan dengan sistem cetak tangan, extrusi, pres setengah kering, dan pres kering.dari keempat cara pembentukan tersebut, sistem extrusi paling banyak digunakan pada industri besar. Pada industri kecil pun, penggunaan extruder mulai banyak mengganti sistem cetak tangan. Sejak mesin extruder berkembang dalam berbagai tipe dan ukuran/kapasitasnya, di Indonesia juga berkembang industri penghasil mesin extruder,meskipun masih pada tipe yang sederhana dan berkapasitas rendah. Seperti halnya hasil pengamatan pengamatan ekstrusi lermpung pada industri kecil genteng 2) buatan bandung di daerah Kebumen menunjukkan bahwa kepadatan lempung (solid tester) yang dihasilkan masih perlu diperbaiki. Inovasi teknologi sistem ekstrusi ini didasarkan pada alat ektrusi genteng yang sudah ada kemudian disesuaikan Dengan jenis material yang diolah dan kualitas kepadatan bahan serta hal-hal teknis lainnya seperti kemudahan pengoperasian, kecepatan produksi bahan, kemudahan perawtan dan lain-lain. alat ekstrusi ini dirancang untuk menangani proses pembentukan tanah lempung di desa Penujak berdasarkan campuran bahan yang dipakai. syarat bahan yang siap bentuk untuk barang tembikar menjadi dasar beberapa modifikasi dilakukan di beberapa bagian peralatan seperti rancangan spiral, die, dinding barrel dan putaran spiral, agar menghasilkan kepadatan lempung yang baik untuk tembikar dan pengumpanan lempung yang proporsional. Secara garis besar metode dan rancangan alat ekstrusi tersebut adalah sebagai berikut : 1/5
2 . Gambar 2. Penampakan visual tanah lempung desa Penujak Perancangan mesin ini didasarkan sepenuhnya pada sifat-sifat zat padat yang akan ditangani dan ketersediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk merakitnya. Seperti diketahui bahan baku keramik sama halnya dengan sifat dasar lempung, digolongkan sebagai bahan padat yang kohesif karena sifatnya yang tidak mudah mengalir, maka diperlukan roller agar terjadi aliran masuk ke dalam conveyor. Untuk zat padat yang lengket seperti halnya bahan baku keramik, aliran masuk ke dalam proses akan mengalir lebih sulit pada mulanya. Juga yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya sumbatan pada dasar hopper, apalagi zat padat yang lengket atau serbuk-serbuk kering melekat dengan erat ke permukaan vertikal dan mempunyai kekuatan geser yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini dirancang hopper dengan mulut masuk / inlet bergaris tengah 58 mm dan bukaan bergaris tengah 27 mm. Hopper dibuat dengan dasar agak miring dan digunakan untuk menumpuk sementara sebelum zat padat diumpankan kedalam proses Gambar 3. Disain Hopper. Dibawah hopper diletakkan ban agar mesin dapat dipindahkan Uraian selanjutnya menurut fungsi, disain dan bagian bagian alat adalah sbb : 1. Untuk mengumpulkan sekaligus memadatkan bahan yang keluar dari hopper, dipergunakan screw conveyor yang cocok untuk bahan yang dapat mengalir sendiri karena gaya berat. Feeder jenis ini dapat dipakai untuk bahan granular seperti halnya bahan baku keramik jenis gerabah yang butirannya tidak terlalu halus disamping adanya kuarsa/pasir yang memudahkan bahan untuk menggelincir. Screw berdiameter 16 cm. Sebagai penutup screw conveyor, dibuat silinder dengan jari-jari terluar (do) 10 cm dan jari-jari dalam (di). 8,4 cm. Dengan demikian terdapat ruang antara screw conveyor dan silinder penutupnya sebesar 4 mm yang dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi gesekan antara screw dengan dinding silindernya. Untuk memudahkan bongkar-pasang dibuat lubang baut berjari-jari 12 mm sebanyak 12 buah Gambar 4. Disain Screw dan Roller 2. Inlet untuk pemasukan bahan yang berbentuk cone yang disebut hopper dengan garis terpanjang 58 cm dan garis terpendek 27 cm. Tinggi cone 30 cm(gambar 3). Inlet dilengkapi dengan 2 buah roller yang dipasang segaris berhadapan dengan jarak antar sumbu 161 mm yang menyisakan ruang pemasukan bahan sebesar 1 mm. Pemasangan roller dimaksudkan untuk memaksa bahan masuk ke dalam screw conveyor, sehingga tidak terjadi penumpukan bahan dalam cone. Untuk menggerakkan roller digunakan gear dengan gear I berdiameter 185 mm, dan gear II dengan diameter 145 mm. 2/5
3 Gambar 5. Disain Gear untuk menggerakkan roller 3. Alat pengolah bahan system ekstrusi (extruder) ini dilengkapi dengan 2 pasang ban sehingga bisa dipindahpindahkan. 4. Agar alat dapat bekerja maksimal, over heat yang ditimbulkan selama mesin bekerja didinginkan dengan air yang disimpan dalam water tank. Dengan demikian diharapkan alat ini dapat bekerja terus-menerus tanpa terjadi gangguan mesin Gambar 6.Rancangan Mesin ekstrusi tampak Atas Pengaturan operasi mesin. 2. Metodologi Kegiatan 3. Lokasi dan Waktu Kegiatan 4. Hasil dan Pembahasan Masalah pertama yang dijumpai dalam pengoperasian mesin ekstrusi hasil rancangan adalah : - Rusuk-rusuk lempung yang keluar melalui die bergerigi (sisi-sisi kolomnya kasar) atau terjadi laminasi (belahbelah) setelah lempung kering atau ditakar. - Lempung tidak dapat mengalir atau tidak ada hasil extrusi. Kecepatan kolom lempung keluar die lambat, tetapi mutu kolom lempungnya baik. - Massa lempung yang terbuang atau terlempar melewati bagian samping roller berkisar antra 20-30% dari jumlah massa lempung yang diumpan ke dalam roller. Perbaikan pertama yang dilakukan dalam mengatasi hal ini adalah memberi penutup roller yang dapat dibuka jika sewaktu-waktu diperlukan pembersihan roller. Masalah pertama dan kedua lebih banyak disebabkan oleh kesalahan disain pada bagian-bagian ekstruder. Penyesuaian dan perbaikan disain kemudian dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketidaksesuaian antara faktor-faktor massa lempung yang dialirkan ke dalam ektsruder, keserasian kerja bagianbagian ekstruder dan ketepatan operasi, secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan berbagai masalah. Terhambatnya produksi kolom lempung dan mutu kolom lempung yang keluar melalui die (rusuk-rusuk lempung bergerigi) adalah contoh masalah-masalah yan timbul. Dalam sistem operasi extruder, faktor kecepatan putaran spiral dalam barrel mempengaruhi kecepatan kolom lempung hasil extrusi. Selain itu cara pengumpanan lempung pun dapat memberi pengaruh yang sama. Percobaan operasi extruder untuk mencari kondisi operasi optimal putaran spiral extruder telah dilakukan untuk lempung yang akan digunakan, agar dicapai kapasitas produksi maksimal. Kesalahan perancangan juga didapat pada letak bak pendingin yang terlalu dekat Dengan tuas pemutar mesin, sehingga ruang gerak menjadi terbatas. Akibatnya proses menghidupkan mesin menjadi kurang nyaman dan sedikit tergangu. Namun setelah mesin berhasil dihidupkan, umumnya mesin dapat bekeja sempurna dan menghasilkan bahan olahan sesuai yang diharapkan. Masalah lain lebih banyak timbul pada halhal yang bersifat non teknis. Seperti diketahui, proses pengolahan massa raga keramik gerabah desa penunjak masih mengandalkan cara-cara tradisional, sehingga mengolah bahan mentah tembikar Dengan mesin merupakan suatu hal yang relative baru, walaupun prinsipnya sama Dengan proses olah bahan Jadi perlu pembiasaan mengenai cara pakai dan perawatan mesin. Masalah lain adalah mengenai hak pakai alat ini yang dihibahkan kepada kelompok perajin 3/5
4 setempat, dimana anggotanya tersebar dalam radius yang cukup jauh. Peletakkan alat ini menjadi kendala karena harus dipertimbangkan lokasi alat yang strategis yang dapat dijangkau oleh seluruh anggota. Alat ini memang dirancang portable,namun pada kenyataannya perajin tidak dapat menyediakan alat penarik yang memadai untuk memindahkan alat ekstrusi ini ke tempat yang memerlukan. Akibatnya, beberapa perajin yang lokasinya jauh dari alat ekstrusi ini lebih memilih melanjutkan proses olah bahan tembikarnya secara tradisional daripada menghampiri dan memanfaatkan bantuan alat ekstrusi ini karena faktor jarak dan waktu. Akibatnya efektifitas mesin ini tidak optimal karena tidak dioperasikan pada kapasitas penuh 5. Kesimpulan dan Saran Gambar 7. Hasil akhir mesin ekstrusi setelah perbaikan disain 4.KESIMPULAN Yang perlu diperhatikan dalam perancangan alat ekstrusi bahan tembikar ini adalah bagian-bagian extruder, seperti spiral extruder, kepala extruder, dan mulut extruder yang harus mempunyai keserasian kerja untuk memudahkan lempung dialirkan, dipadatkan, dan dibentuk. Keserasian bagian-bagian tersebut pertama kali ditentukan dari rancang bangun dan perekayasaannya Putaran spiral optimal pada mesin ini didapat pada putaran sebesar 37 rpm dan blok yang dihasilkan sebanyak blok/jam. Performa ini pada kenyatannnya cukup untuk memenuhi kenginan perajin akan jumlah pasokan yang memadai dan waktu yang relative singkat. Tingkat keplastisan massa lempung merupakan salah satu faktor penentu berhasilnya proses pengalirannya dalam silinder/barrel extruder. Jika lempung dicampur dengan bahan yang berpotensi mengurangi keplastisan massa campuran, seperti yang dilakukan perajin desa Penujak yang mencampur lempung Dengan pasir, maka disarnkan bahan tersebut perlu melalui proses penyaringan sehingga faksi kasar (<100 mesh) dapat dihilangkan dari campuran Perlu pengkajian yang menyeluruh terhadap disain alat sehingga tidak timbul kerugian biaya dan waktu pada saat penerapannya. kesalahan perancangan yang cukup mengganggu pada mesin ini terletak pada disain bak pendingin yang terlalu lebar dan dekat Dengan tuas pemutar mesin, sehingga factor kenyamanan dan keamanan pada saat penyalaan mesin menjadi terganggu. Kesalahan perancangan ini terletak kesalahan ukur jarak tuas ke bak yang tidak memperhitungkan lebar badan orang dan tekukan tangan pada saat mengengkol. Perlu kesiapan dari perajin desa Penujak sendiri untuk menyediakan sarana tambahan berupa mesin atau alat tarik agar alat ekstrusi ini dapat dipindah-pindahkan, sehingga masalah jarak pengguna Dengan mesin yang terlalu jauh bias diatasi.sebab sampai saat ini mesin belum dapat dioperasikan secara penuh dan dampak yang diharapkan secara signifikan belum tampak, karena keengganan pengguna untuk menghampiri lokasi mesin dan menggunakannya. Keengganan pengguna dapat dimaklumi karena lokasi yang jauh dan waktu yang terbuang. Disamping itu, jalan desa yang kurang nyaman untuk pemindahan mesin serta tekstur tanah yang mendaki ikut mendorong keengganan pengguna untuk 4/5
5 meminjam dan memindahkan mesin ini ke lokasi produksinya. Pemilihan jenis serta disain alat ini didasarkan pada survey kebutuhan dan permintaan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga penerimaan masyarakat sangat baik terhadap program kegiatan secara umum dan keberadaan alat ini secara khusus. Ini dipandang sebagai salah satu factor keberhasilan kegiatan dimana hasilhasil kegiatan telah dapat memenuhi harapan masyarakat. Antusiasme peserta pelatihan keramik serta pengoperasian mesin yang terus menerus pada awalnya menjadi cermin hal tersebut. Pola penggalian data mengenai ekspektasi masyarakat terhadap program yang hendak diterapkan disarankan menjadi metode baku terhadap programprogram serupa di masa datang.. DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT PENULIS M. Dachyar Effendi, lahir di Jakarta pada tanggal 9 Januari Menamatkan Pendidikan S1 di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta dalam bidang Teknik Kimia. Mengikuti training Characterization of Ceramic Traditional Raw material di Faenza, Italia pada bulan September s/d November Saat ini bekerja sebagai peneliti dan staf program UPT Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali 1. UPT-PSTKP Bali, Peningkatan Teknologi Dan Pemberdayaan Industri Kecil Keramik Desa Penujak - Lombok, Laporan IPTEKDA t.a. 2002, hal 3 8, Suripto, Permasalahan dalam Operasi Extruder, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas, hal 34-35, F.J. Goodson, Clay Preparation and Shaping, Building Developments Association, Nottingham, Aninomous, Factors Affecting Performance of Auger for Clay Extrution and their remedial measures, Interceram No.3, hal , Aninomous, Lamination in Clay Extrussion Causes and Correction, Brick & Clay, Record January, hai , Koopman A., The Influence of Extrution Die on the flow of Clay in the Die, Internal Paper no. 4, Bandung, /5
Prinsip Kerja mesin Extrusi dan Permasalahan dalam Pengoperasiannya
BPPT UPT PSTKP Prinsip Kerja mesin Extrusi dan Permasalahan dalam Pengoperasiannya LAPORAN TEKNIS Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Staf UPT-PSTKP Bali Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Unit Pelaksana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan
III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.
24 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. 2. Bahan campuran yang akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMASAKAN EKSTRUSI
TEKNOLOGI PEMASAKAN EKSTRUSI Proses Ekstrusi: adalah perlakuan kombinasi dari proses tekanan, gesekan, dan suhu dalam waktu yang bersamaan dalam suatu ulir yang bergerak. To Extrude : artinya membentuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah
Lebih terperinciKONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
Lebih terperinciKata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan
ABSTRAK Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.
24 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro. 2. Abu ampas tebu (baggase ash)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya
Lebih terperinci. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9
III PROSES PEMBUATAN MI SAGU A Bahan 1 Pati Sagu Pati sagu untuk bahan baku mi sebaiknya dipilih yang berwarna putih bersih dan bebas kotoran, dengan derajat putih yang diukur menggunakan Whiteness Meter
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi
Lebih terperinciKERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi
KERAMIK Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KERAMIK Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti: periuk atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang/bahan keramik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).
27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN CUP PADA MACHINING THERMOFORMING MEAF KMS600 DI PT. PASIFIC ASIA PACKAGING.
PROSES PEMBUATAN CUP PADA MACHINING THERMOFORMING MEAF KMS600 DI PT. PASIFIC ASIA PACKAGING. Nama : Yonathan Yosep ST. NPM : 27411567 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciMetode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural
SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1
Lebih terperinciBAB V KERAMIK (CERAMIC)
BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciV.HASIL DAN PEMBAHASAN
V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di
III. METODE PENELITIAN Pekerjaan Lapangan Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan faktor-faktor yang. serta dapat menghasilkan hasil penepungan yang optimal.
7 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Penggilingan Proses penggilingan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan yang siap untuk diolah. Penggilingan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur 2 Cetakan batu bata berupa persegi dengan masing masing
Lebih terperinciDi dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :
I. Definisi Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari
PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo Intisari Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan November 2012 di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan
29 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan 2. Semen portland yaitu semen baturaja dalam kemasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh kedalaman elektroda terhadap pengembangan tanah lempung ekspansif. Variasi kedalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah
BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali)
PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali) Hafidh Munawir, Ratnanto Fitriadi, Ibnu Satoto Jurusan Teknik
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN
METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran
Lebih terperinciLAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)
BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi
Lebih terperinci1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.
` III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) yang berasal dari desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram Lampung tengah 2 Abu sekam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Sumber Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah. Gambar 3. Denah Lokasi
Lebih terperinciMAKALAH MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN (Ekstruder)
MAKALAH MESIN PERALATAN PENGOLAHAN PANGAN (Ekstruder) Oleh: Kelompok II Ahyat Hartono (240110100032) Tina Sartika (240110100020) Dudin Zaenudin (240110100105) JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada setiap pekerjaan konstruksi baik sebagai pondasi pendukung untuk konstruksi bangunan, jalan (subgrade),
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian
23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung
III. METODE PENELITIAN A. Sampe Tanah Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Belimbing Sari, Lampung Timur, dengan titik kordinat 105 o 30 o 10.74 o U
Lebih terperinciMATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA
Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan
Lebih terperinciMODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG
MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik sipil diajukan oleh : M. Rofiq Setyawan NIM : D 100 040
Lebih terperinciPENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB
PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN 1 PENGGORENGAN 2 TUJUAN Tujuan utama: mendapatkan cita rasa produk Tujuan sekunder: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan aktivitas air pada permukaan atau seluruh
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.
Lebih terperinci4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional
25 4 PENDEKATAN RANCANGAN Rancangan Fungsional Analisis pendugaan torsi dan desain penjatah pupuk tipe edge-cell (prototipe-3) diawali dengan merancang komponen-komponen utamanya, antara lain: 1) hopper,
Lebih terperinciCara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan
Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00
Lebih terperinci4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,
22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari
27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung
Lebih terperinciLampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51
38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciPENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN
PENGOLAHAN TERMAL II PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN TIM DOSEN TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 2 TUJUAN TUJUAN UTAMA: mendapatkan cita rasa produk TUJUAN SEKUNDER: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM
TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah
III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON
PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON Agus Susanto 1, Prasetyo Agung Nugroho 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciDitinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong
Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciTEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR
Ferdinand Fassa TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR Outline Pertemuan 5 Pendahuluan Workabilitas Segregasi Bleeding Slump Test Compacting Factor Test Tugas Pendahuluan Beton segar atau
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau
39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciIV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :
IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block dikenal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.
PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan
Lebih terperinciSUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT
I. PONDASI A. Pengertian SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT Pondasi adalah suatu kontruksi pada bagian dasar stuktur yang berfungsi untuk memikul beban bangunan termasuk beban pondasi itu
Lebih terperinciLAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN
LAMPIRA GAMBARA PERUSAHAA A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Genteng ATI yang beralamatkan di Tegal Mulyo, Karanggeneng, Boyolali ini didirikan oleh Bapak Suratin Hadi Mulyono pada tahun 1987 yang mana pada
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1
RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI Seno Darmanto 1 Abstrak Rancang bangun mesin pengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik dilakukan untuk memperbaiki kualitas pupuk kandang. Proses rancang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat
III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari
8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Gerabah The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari bahasa Yunani (greeak) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah; keramos menunjuk pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah ini : T Persiapan Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri sekarang ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Disamping industri berdampak positif pada perekonomian, tapi kebanyakan menimbulkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI 3.1 Perancangan Reaktor Gasifikasi Reaktor gasifikasi yang akan dibuat dalam penelitian ini didukung oleh beberapa komponen lain sehinga membentuk suatu
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada cuaca cerah, sehingga
Lebih terperinciBAB 5 DASAR POMPA. pompa
BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam sebuah penelitian perlu adanya referensi tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini bertujuan sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporan Tugas Akhir 3.1 Diagram Alir Proses Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 25 Penelitian ini ditunjang dengan simulasi komputer dari hasil penelitian komposit PE-serbuk
Lebih terperinciMetode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir
Standar Nasional Indonesia Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir ICS 75.140; 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU
PENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU Dyah Hesti Wardhani*), Nita Aryanti, Luqman Buchori, Heri Cahyono Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinci