BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016 menjadi suatu kesempatan baru bagi seluruh pelaku ekonomi khususnya yang ada di kawasan Asia Tenggara untuk lebih berkompetisi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi antar negara di dalam kawasan tersebut mulai dari perdagangan antar negara, kegiatan investasi antar negara, sampai kepada transaksi kurs valuta asing. Perusahaan-perusahaan yang ada didalam kawasan ini mau tidak mau harus menampilkan kinerja terbaik atas perusahaannya untuk memenangkan persaingan antar perusahaan yang ada didalam kawasan Asean Economic Community ini guna memenangkan hati para investor baik dalam maupun luar negeri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiner pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia dan Malaysia menjadi dua negara yang menduduki peringkat pertama dari tujuh negara yang menjadi sampel penelitian fraudulent financial statement di Asia Tenggara dengan angka kecurangan laporan keuangan yang paling tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan Malaysia menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini. Perbandingan angka kecurangan laporan keuangan diantara tujuh negara tersebut akan ditunjukkan dalam gambar berikut ini : 13

2 Number of Cases 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Gambar 1.1 Fraud Cases in Southeast Asia 2012 Fraud Cases in Southeast Asia 2012 Country Sumber : Oktaviani et al. (2014) Laporan keuangan menjadi salah satu tolak ukur yang paling sering digunakan dalam menilai keadaan perusahaan yang sebenarnya. Menurut Wolk (2002) karakteristik kualitatif informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan harus meliputi manfaat lebih besar dari pada biaya, relevansi, nilai prediktif, nilai umpan balik, ketepatan waktu, keandalan, dapat diverifikasi, penyajian secara jujur (apa adanya) dan netralitas. Semua unsur-unsur diatas harus dimiliki oleh sebuah laporan keuangan sebagai syarat untuk menjadi laporan keuangan yang baik dan benar. Menurut Sihombing (2014) laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang berguna bagi sebagian besar kalangan 14

3 pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut IAI (PSAK 01), bagian-bagian dari suatu laporan keuangan yang lengkap antara lain : 1. Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode); 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode; 3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode; 4. Laporan Arus Kas selama periode; 5. Catatan atas Laporan Keuangan berisi ringkasan informasi akuntansi penting dan informasi lain; 6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif ketika entitas : menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan dan mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti keputusan investasi dan keputusan pemberian kredit bagi kreditor, pemerintah, analis, karyawan, lembaga keuangan serta masyarakat. Oleh sebab itu, unsur penyajian laporan keuangan secara jujur (faithfulness) sangatlah penting karena pengguna laporan keuangan sangatlah membutuhkan informasi keuangan yang sebenarnya yang disajikan dalam laporan keuangan, hal ini berguna agar para pengguna informasi atas laporan keuangan tidak salah langkah dalam pengambilan keputusan ekonominya. Karena kesalahan dalam pengambilan 15

4 keputusan ekonomi dapat membawa dampak negatif yang sangat besar secara terus-menerus. Kenyataan yang ada di lapangan tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan, banyak sekali manajemen dalam perusahaan yang melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya dikarenakan berbagai faktor yang menyebabkan manajemen dalam perusahaan tersebut secara terpaksa maupun tidak melakukan kecurangan dalam penyajian laporan keuangan perusahaannya. Dimulai dari skandal korporasi luar biasa yang pernah terjadi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh perusahaan Enron dalam memanipulasi laporan keuangannya. Perusahaan ini memanipulasi nilai rugi dalam laporan laba rugi menjadi laba. Kasus ini ikut mencoreng nama besar KAP Arthur Andersen yang dimintai pertanggungjawabannya atas Unqualified Opinion yang diberikan kepada perusahaan Enron sehingga para pengguna informasi keuangan Enron benar-benar yakin atas informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Terbongkarnya kasus ini telah mengakibatkan krisis kepercayaan masyarakat luas terhadap perusahaan raksasa milik Amerika ini, sehingga harga saham perusahaan ini menurun dari U$ 100 menjadi U$ 0,5 perlembar sahamnya. Tidak hanya itu, krisis kepercayaan ini juga mengakibatkan dikeluarkannya KAP Arthutr Andersen dari anggota The Big Five sehingga sekarang anggotanya menjadi The Big Four. Kasus Enron bukan satu-satunya kasus kecurangan pelaporan keuangan besar yang pernah terjadi di suatu negara, kasus Olympus menjadi salah satu skandal kecurangan dalam korporasi yang ada di Jepang, perusahaan ini dengan 16

5 sengaja menutupi kerugian investasi dengan cara menyelewengkan dana yang seharusnya digunakan untuk mengakuisisi peralatan medis asal Inggris. Kecurangan ini akhirnya terbongkar setelah mantan direktur perusahaan ini meminta pada manajemen Olympus untuk menjelaskan aliran dana untuk mengakuisisi peralatan medis asal Inggris tersebut. Tingginya angka kecurangan laporan keuangan dibandingkan jenis fraud yang lain menjadikan fraudulent financial statement menjadi sangat menarik untuk diteliti. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dari tiga jenis kecurangan yang sering terjadi, fraudulent financial statement adalah jenis fraud yang paling sering terjadi ditahun 2010 dan 2012, sehingga jenis kecurangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecurangan pada laporan keuangan. Gambar 1.2 Occupational Fraud Loss Financial Statement Fraud Corruption Asset Misappropriation Sumber : Oktaviani et al. (2014) 17

6 Agency Theory menjadi salah satu konsep yang dapat menjelaskan terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan, teori ini menjelaskan bahwa pemegang saham (principal) memiliki kepentingan yang berbeda dengan manajemen dalam perusahaan (agent) sebagai pihak pengelola perusahaan. Disatu sisi principles menuntut pemaksimalan profit dalam perusahaan, namun disisi lain manajemen mengharapkan intensif atas tugas yang ia jalankan. Keadaan yang bertolak belakang antar agent dan principal ini membuat manajemen cenderung untuk melakukan tindak kecurangan dalam pelaporan keuangan, karena terkadang manajemen dalam perusahaan tidak mampu untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh principles, akibatnya manajemen cenderung mengambil langkah pintas dalam penyajian laporan keuangannya, yaitu dengan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan. Teori lain yang dapat menjelaskan terjadinya fraudulent financial statement adalah Assymetri Information. Keadaan ini terjadi ketika pihak yang berada dalam internal perusahaan menerima dan memiliki informasi lebih banyak dari pada pihak yang ada di luar perusahaan. Karena keterbatasan informasi yang dimiliki pihak eksternal, pihak internal pun dengan leluasa dapat melakukan fraudulent financial statement. Keadaan ini dapat diatasi juga dengan ketersediaan dari pihak manajemen dalam perusahaan untuk memberikan informasi sebanyak mungkin kepada pihak eksternal perusahaan, untuk menghindari terjadinya ketimpangan informasi yang dimiliki oleh pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. 18

7 Assymetri information seperti ini dapat diatasi dengan signalling theory. Menurut Wolk (2002), Signalling theory explains why firms have an incentive to report voluntarily to the capital market even there were no mandatory reporting requirements. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa signalling theory berguna untuk mengatasi assymetri information karena signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan dengan sukarela mengenai informasi tentang keadaan perusahaannya kepada pasar modal sekalipun tidak ada persyaratan untuk melaporkan. Dewasa ini, hampir seluruh perusahaan yang ada di seluruh dunia berkompetisi secara ketat untuk dapat menampilkan performa terbaiknya. Dengan menampilkan performa terbaiknya, diharapkan pertumbuhan perusahaan akan meningkat dengan pesat dikarenakan keinginan besar investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga perusahaan memiliki modal yang jauh lebih banyak lagi untuk digunakan dalam pengembangan perusahaan. Namun tidak jarang, keinginan untuk menjadi perusahaan yang lebih diminati oleh investor dibanding perusahaan lain menyebabkan banyak diantara perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan Malaysia yang gagal untuk menerapkan prinsip faithfulness dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Kinerja yang diharapkan baik malah menyajikan hal yang tidak sebenarnya dalam laporan keuangan. Banyak dari perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan Malaysia memanipulasi penyajian laporan keuangannya dengan sengaja agar menarik dimata para investor, hal ini dapat dipastikan akan sangat merugikan para 19

8 pengguna informasi keuangan, karena mendapatkan informasi yang tidak sebenarnya mengenai keadaan perusahaan tersebut, informasi yang menyesatkan ini berkemungkinan besar akan menyebabkan para pengguna informasi keuangan salah dalam pengambilan keputusan keuangan. Menurut Agoes (2011), mengingat bahwa laporan akuntansi diperlukan oleh masyarakat luas, maka kualitas laporan akuntansi tersebut menjadi sangat krusial. Sebelum laporan keuangan diterbitkan oleh manajemen sebagai alat pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan, perlu ada jaminan bahwa laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar. Pihak yang paling tepat untuk memberikan jaminan ini adalah pihak diluar manajemen yang kompeten dan independen, pihak ini sering disebut sebagai akuntan publik. Akuntan publik memiliki fungsi pokok yaitu melakukan pemeriksan umum atas laporan keuangan perusahaan sebelum diterbitkan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen. Oleh karena jaminan dari akuntan publik merupakan hal yang sangat penting dalam penilaian atas kewajaran laporan keuangan, penulis pun memasukkan faktor Auditor Switching sebagai salah satu variabel independen yang mempengaruhi kemungkinan fraudulent financial statement dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Statement on Auditing Standard (SAS) 99 (2003) menyatakan bahwa : Fraud is a broad legal concept and auditors do not make legal determinations of whether fraud has occurred. Rather, the auditor s interest specifically relate to acts that result in material s misstatement of the financial statements. The primary factor that distinguishes fraud from error is whether the underlying action that results in misstatements of financial statements is intentional or unintentional. For purposes of the statemet, fraud is an intentional 20

9 act that results in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit. Dari penjelasan yang dicantumkan dalam SAS 99 dapat disimpulkan bahwa kecurangan merupakan sebuah konsep luas yang sah dan auditor tidak membuat penentu yang sah apakah kecurangan telah terjadi. Kemudian, kepentingan auditor secara rinci mengarah pada tindakan menghasilkan kesalahan yang material. Disebutkan bahwa Kepentingan auditor yang menghasilkan kesalahan yang material, berarti ada kepentingan-kepentingan khusus yang menyebabkan auditor melakukan tindakan yang menghasilkan kesalahan yang material, baik disengaja maupun tidak dan baik karena keinginan untuk menguntungkan diri sendiri maupun karena adanya tekanan ekstrnal, pernyataan yang diungkapkan dalam SAS 99 ini sangat mendukung pendapat yang dinyatakan oleh Soekrisno Agoes bahwasanya pihak yang paling tepat untuk menjamin kewajaran penyajian laporan keuangan adalah akuntan publik (auditor). Selanjutnya disebutkan dalam SAS ini bahwasanya faktor utama penentu tindakan kecurangan yang disebabkan oleh kesalahan (eror) adalah apakah tindakan yang mendasari terjadinya kesalahan dalam laporan keuangan adalah disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk tujuan pelaporan, kecurangan merupakan sebuah kesalahan material yang disengaja dalam laporan keuangan yang akan menjadi pembahasan dalam audit. Selain fraudulent financial statement, menurut Association of Certified Fraud Examiner terdapat dua jenis kecurangan lagi yang menjadi perhatian khusus bagi organisasi ini. Dua jenis kecurangan yang lain itu adalah corruption 21

10 dan asset misappropriation. Korupsi (corruption) merupakan perilaku tidak jujur yang sering kali melibatkan tindakan yang tidak terlegitimasi, tidak bermoral atau tidak kompatibel dengan standar etis. Contohnya termasuk penyuapan dan persekongkolan tender. Sementara itu penyalahgunaan aset (misappropriation asset) adalah tindakan pencurian aset oleh karyawan seperti pemalsuan tanda tangan atasan yang dilakukan oleh karyawan pada faktur yang tidak pernah dilakukan, mengajukan hutang tanpa persetujuan atasan, memalsukan pengesahan pada cek dan mendepositiokannya dalam rekening miliknya sendiri. Kemudian mengguakan aset yang ia curi untuk kepentingan pribadi. (Romney dan Steinbart, 2015) Penelitian ini didasarkan kepada teori fraud diamond yang merupakan hasil dari pengembangan fraud triangle, sebuah konsep yang sudah lama kita ketahui sebelumnya, bahwa teori fraud triangle yang merupakan segitiga kecurangan memiliki tiga sisi yang menjelaskan mengapa seseorang/suatu badan bisa melakukan kecurangan. Dalam segitiga kecurangan disebutkan ada tiga unsur yang menjadi penyebab kecurangan terjadi diantaranya tekanan (pressure) kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi (rationalization). Pengembangan dalam teori fraud diamond memasukkan unsur kemampuan (capability) dalam penelitian ini sehingga menjadi sebuah penelitian baru dengan variabel dan sampel penelitian yang berbeda pula. Penelitian ini juga memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, dimana dari semua penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, 22

11 belum ada yang mencantumkan populasi dan sampel yang berasal dari lebih dari satu negara, kebanyakan penelitian sebelumnya hanya mencantumkan sampel penelitian yang berasal dari negara Indonesia saja dan hanya satu penelitian sebelumnya yang mencantumkan perusahaan yang berasal dari negara Malaysia sebagai populasi dan sampel dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan sampel perusahaan yang ada di Indonesia dan Malaysia. Peneliti mengambil perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia sebagai populasi dari penelitian ini dikrenakan menurut penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) perusahaan yang banyak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan adalah perusahaaan industri manufaktur terkhusus yang berada di Indonesia dan Malaysia. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, baik variabel independen maupun variabel dependennya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2002) menggunakan variabel independen pertumbuhan tinggi, kerugian laba, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (leverage), transaksi pihak istimewa dan pergantian KAP oleh perusahaan sebagai variabel independen, sementara untuk variabel dependen peneliti sebelumnya memproksikan kecurangan dalam pelaporan keuangan dengan penyajian kembali laporan keuangan (restatement). Sementara peneliti sekarang hanya menggunakan dua variabel yang sama dengan yang digunakan Kurniawati yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya (leverage) dan pergantian auditor (auditor switching), sementara 23

12 itu untuk variabel dependennya peneliti sekarang menggunakan manajeman laba sebagai proksi dari fraudulent financial statement. Bila dibandingkan dengan penelitian Sihombing, penelitian ini selain memiliki perbedaan dari segi pengambilan sampel dan populasi penelitian, juga memiliki perbedaan variabel independen yang diteliti. Penelitian milik Sihombing menggunakan variabel independen sebanyak tujuh buah variabel yaitu financial target, financial stability, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, rationalization dan capability. Sementara penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini menggunakan enam buah variabel independen yaitu return on asset (ROA), financial leverage, capital turnover, efektivitas pengawasan, auditor switching, dan perubahan direksi. Sementara itu, untuk variabel dependen penelitian ini dan penelitian Sihombing sama-sama menggunakan fraudulent financial statement sebagai variabel dependen yang diproksikan dengan earning management. Penelitian ini didasarkan banyak dari penelitian sebelumnya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Penelitian sebelumnya ada yang masih menggunakan perspektif fraud triangle dan ada yang sudah menggunakan perspektif fraud diamond. Seperti penelitian yang dilakukan Rabi u dan Noorhayati ditahun 2015 dengan judul : Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond Theory Understanding the Convergent and Divergent for Future Research yang menggunakan variabel dependen berupa fraud financial statement dan variabel independen yaitu : Insentive/pressure, opportunity, realization dan capability. 24

13 Penelitian sebelumnya yang mengambil tema yang hampir sama dengan penelitian ini adalah penelitian milik Rasha dan Andrew yang menggunakan variabel dependen yang sama yaitu fraud financial statement sementara untuk variabel independen menggunakan insentive/pressure, opportunity, realization dan capability. Penelitian milik Rasha dan Andrew ini telah menggunakan perspektif fraud diamond sehingga ada unsur capability didalamnya. Tidak hanya itu, penelitian milik Kurniawati dan Sihombing menjadi inspirasi bagi peneliti untuk membuat penelitian ini, ada beberapa variabel yang sama dengan kedua penelitian tersebut. Penelitian terakhir yang paling mengisnpirasi peneliti dalam membuat penelitian ini adalah penelitian milik Dalnial, Kamaluddin, Sanusi dan Khairuddin yang berasal dari Malaysia, dengan judul Accountability In Financial Reporting : Detecting Fraudulent Firms. Menggunakan perspektif yang sama yaitu fraud diamond dengan variabel yang tidak jauh berbeda juga. Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia, sedangkan sebagian besar penelitian yang lain menggunakan perusahaan manufaktur yang go public juga. Dari semua penelitian diatas akhirnya diambillah judul untuk penelitian ini berupa Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Statement pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia dan Malaysia dalam Perspektif Fraud Diamond. Perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia diambil sebagai populasi dalam penelitian ini karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud 25

14 Examiner (ACFE) perusahaan manufaktur adalah industri yang paling banyak melakukan tindak kecurangan dalam laporan keuangan. Kemudian untuk memudahkan penelitian ini telah dibuat batasan operasional sehingga memudahkan peneliti untuk menentukan sampel dari seluruh populasi yang ada dalam penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah : 1. Apakah return on asset berpengaruh negatif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 2. Apakah financial leverage berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 3. Apakah capital turnover berpengaruh negatif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 4. Apakah efektivitas pengawasan berpengaruh negatif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 5. Apakah auditor switching berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 26

15 6. Apakah perubahan direksi berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 7. Apakah return on asset, financial leverage, capital turnover, efektivitas pengawasan, auditor switching dan perubahan direksi berpengaruh secara simultan terhadap fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia? 8. Apakah ada perbedaan pengaruh dari return on asset, financial leverage, capital turnover, efektivitas pengawasan, auditor switching dan perubahan direksi antara perusahaan manufaktur yang go public yang ada di Indonesia dan Malaysia baik secara parsial maupun secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh return on asset terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 2. Pengaruh financial leverage terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 27

16 3. Pengaruh capital turnover terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 4. Pengaruh efektivitas pengawasan terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 5. Pengaruh auditor switching terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 6. Pengaruh perubahan direksi terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 7. Pengaruh return on asset, financial leverage, capital turnover, efektivitas pengawasan, auditor siwtching dan perubahan direksi secara simultan terhadap terjadinya fraudulent financial statement pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 8. Perbedaan pengaruh return on asset, financial leverage, capital turnover, efektivitas pengawasan, auditor switching dan perubahan direksi terhadap fraudulent financial statement antara perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia dan Malaysia. 28

17 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini selain berguna sebagai tiket bagi peneliti untuk mendapatkan gelar Sarjana juga akan menambah pengetahuan peneliti secara lebih mendalam dan menyeluruh lagi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Fraudulent Financial Statement. Selanjutnya pengetahuan baru yang peneliti peroleh dari penelitian ini akan dapat Peneliti bagikan kepada siapa saja yang berkeinginan memperoleh informasi lebih dalam serta menyeluruh mengenai penelitian ini. 2. Bagi Akademik dan Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan terhadap teori fraud triangle menjadi fraud diamond yang selama ini telah lama kita kenal sebagai suatu teori yang berguna untuk menjelaskan fraud. Dengan hadirnya penelitian ini diharapkan pemahaman para akademisi dan pembaca sekalian dapat berkembang mengenai perkembangan teori fraud yang sudah menambahkan unsur Capability dalam tindak kecurangan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan panduan dan arahan bagi calon investor dalam perusahaan untuk mendeteksi perusahaan mana yang menyajikan laporan keuangannya secara jujur dan tidak, kemudian memberikan informasi tambahan tentang perushaan mana yang menjanjikan keuntungan yang lebih besar lagi dimasa depan. 29

18 4. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan manajemen dalam perusahaan tentang pentingnya menyajikan laporan keuangan secara jujur dan betapa banyaknya pihak yang akan dirugikan termasuk perusahaan yang melakukan kecurangan itu sendiri bila fraudulent financial statement terjadi. 30

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Penginformasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kieso dkk. (2011:4) adalah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fraud merupakan masalah umum pada bisnis di seluruh dunia. Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini mendorong para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah salah satu instrumen penting yang digunakan dalam mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan dari manajer kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu dicerminkan melalui laporan keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan perusahaan sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagaian orang sudah menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kecurangan (Fraud) Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara harfiah diartikan sebagai kecurangan. Menurut the Association of Certified Fraud Examiners

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi perdagangan di BEI pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang menggemparkan dunia, kedua perusahaan besar di Amerika Serikat ini terbukti telah melakukan fraud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan mengenai posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang mulai melebarkan sayapnya ke kancah nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara terkorup di dunia dan begitu juga di Asia Pasifik, Indonesia menduduki tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor dan pengguna laporan keuangan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan keuangan yang baik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Audit Pelaporan 2.1.1 Audit Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Manajemen akan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi semakin pesat, hal ini menimbulkan persaingan yang ketat di mana satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang dilakukan pihak yang berwenang seperti manajer dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak akan pernah habisnya untuk dibicarakan dan telah menarik banyak perhatian media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisikan catatan informasi perusahaan yang berupa data keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal dekade pertama abad ke-21 terjadi beberapa skandal, penipuan dan manipulasi semua jenis informasi Bahkan saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum terpublikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan hidup perusahaan di Jepang dan Eropa, serta bagaimana agar perusahaan dapat berumur panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis. Informasi tersebut oleh pelaku bisnis digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat utama untuk menginformasikan keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses pembangunan yang telah membuat dunia usaha menjadi semakin kompleks, bervariasi, dan sangat dinamis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, penyajian laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan dan arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2 FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Poppy Indriani 1 (poppy_ucat@yahoo.com) M. Titan Terzaghi 2 (mtitan4@gmail.com) Abstract Effect of Diamond Fraud in Financial Statement Fraud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku bersangkutan. Seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi telah membuat persaingan didunia bisnis semakin ketat, hal ini semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengaudit laporan keuangan adalah upaya yang berorientasi pada resiko (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen (management assertion),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Banyak pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ekonomi dewasa ini, pencapaian kemampuan di bidang ekonomi cenderung diiringi dengan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru. Para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan ialah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, akan tetapi bagi investor. perusahaan atau investor bertujuan untuk mendapatkan return dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, akan tetapi bagi investor. perusahaan atau investor bertujuan untuk mendapatkan return dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usaha bisnis, sebuah perusahaan mempunyai cara untuk mengembangkan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dengan meminjam dari pihak ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi angka angka hasil kinerja perusahaan dalam suatu periode yang biasanya diterbitkan setiap satu tahun. laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis seringkali terjadi kecurangan-kecurangan atau tindakan yang menyimpang dari prosedur akuntansi yang benar, dimana kecurangan tersebut disebut

Lebih terperinci