HAK CIPTA ATAS FOLKLOR BERUPA KARYA SENI TARI DANGISA COPYRIGHT ON FOLKLORE DANGISA DANCE
|
|
- Devi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HAK CIPTA ATAS FOLKLOR BERUPA KARYA SENI TARI DANGISA COPYRIGHT ON FOLKLORE DANGISA DANCE Rizko Monoarfa 1, Hasbir Paserangi 2, Oky Deviany Burhamzah 2 1 Bagian Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Bagian Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Rizko Monoarfa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, novita_rizko@yahoo.co.id Nomor Telepon
2 Abstrak Perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa belum terlaksana dengan baik di Kabupaten Bolaang Mongondow. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Peranan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam memberikan perlindungan Hak Cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian empiris, data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui wawancara maupun studi dokumen dengan pihakyang berkepentingan dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Komunitas Budaya Sandoba Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dan Penari Tarian Dangisa kemudian dilakukan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan belum maksimal dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa. hal ini disebabkan oleh adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow. Kata Kunci : Peranan pemerintah, perlindungan hak cipta atas folklor, tarian dangisa Abstract Protection of copyright in a work of folklore dance dangisa has not done well in South Mongondow Bolaang. The purpose of this study was To determine the role of government in the South Mongondow Bolaang Copyright protection in the form of artwork on the folklore dance dangisa. The author in this study using empirical research methods, data obtained directly from the public as the first source through interviews and document study with pihakyang interest in this case the Department of Tourism and Creative Economy Bolaang South Mongondow, Department of Education, Culture, Youth and Sports Bolaang South Mongondow, Community Cultural Bolaang Sandoba Uki Bolaang South Mongondow, and Dancers dances Dangisa then conducted a qualitative descriptive analysis. The results showed that the government's role Bolaang South Mongondow not maximized in providing protection of copyright in a work of folklore dance dangisa. this is caused by the presence of the constraints faced by the government Bolaang Mongondow. Keywords: The role of government, the protection of the copyright in folklore, dangisa dances
3 PENDAHULUAN Di Indonesia perlindungan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut UUHC 2002) yaitu pada Pasal 12 UUHC Selain memberikan perlindungan terhadap ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra UUHC 2002 juga mengatur tentang perlindungan terhadap ciptaan yang tidak diketahui penciptanya seperti peninggalan prasejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya dan folklor, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 dan Pasal 11 UUHC Meskipun UUHC 2002 telah mengatur mengenai jenis ciptaan yang dapat dilindungi, namun demikian UUHC 2002 hanya dapat memberikan perlindungan pada ciptaan yang telah memenuhi syarat sah ciptaan yang dapat dilindungi oleh hak cipta, syarat sahnya ciptaan yang dapat dilindungi dengan hak cipta yaitu ciptaan yang telah mempunyai perwujudan (Fixation), keaslian (Originality) dan Kreatifitas (Creativity) (Hariyani, 2010). Selain mengatur mengenai obyek hak cipta, UUHC 2002 juga mengatur mengenai subyek dari hak cipta. Subyek hak cipta yaitu Pencipta atau pemegang hak cipta yang dapat berupa perorangan yang terdiri dari seseorang atau lebih dan dapat berupa badan hukum yang terdiri dari badan hukum perusahaan yaitu perseroan terbatas dan koperasi, badan hukum pendidikan yaitu universitas, maupun badan hukum sosial yaitu yayasan. Selain perorangan dan badan hukum, UUHC 2002 juga mengatur mengenai negara sebagai subyek dari hak cipta yang memegangi hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya seperti peninggalan prasejarah, sejarah, benda budaya nasional lainnya dan folklor, sebagai mana yang diatur dalam Pasal 10 dan Pasal 11 UUHC Salah satu contoh hak cipta yang dipegang oleh negara yaitu tarian dangisa yang merupakan tarian khas dari masyarakat suku bolango yang telah diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan penciptanya sudah tidak diketahui. Oleh karena tarian dangisa ini telah di wariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan penciptanya sudah tidak diketahui, maka tarian dangisa ini masuk kedalam kategori folklor yang hak ciptanya di pegang oleh negara. Folklor merupakan sekumpulan ciptaan tradisional, baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat yang menunjukkan identitas sosial dan budaya berdasarkan standar dan nilai nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun temurun, termasuk Cerita rakyat, puisi rakyat, lagu lagu rakyat dan musik musik instrument tradisional, tari tarian rakyat, permainan tradisional, hasil seni antara lain berupa lukisan,
4 gambar, ukir ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakain, instrument musik dan tenunan tradisional. Tarian dangisa digolongkan sebagai tarian perang karena gerakan-gerakan dalam tarian dangisa menceritakan tentang perang yang dihadapi oleh suku bolango, bahkan pada saat itu penari dalam terian ini adalah mereka yang gagah berani bahkan prajurit kerajaan menarikan tarian ini lengkap dengan peralatan dan perlengkapan tempur seperti baju besi, tombak atau pedang dan perisai. Lambat laun seiring dengan perkembangan zaman makna dari tarian ini diubah menjadi tarian daerah. Tari dangisa berasal dari kata dangito (bahasa bolango) yang berarti menerkam, menyambar, menyambut dan juga menantang. Tarian dangisa ini pertama kali di tarikan di Tapa Kabupaten Bone Bolango pada tahun 1700 dalam rangka penjemputan raja Gobol yang dinobatkan di Ternate (Sombowadille dkk., 2012). Berdasarkan hal tersebut di atas maka tari dangisa dapat dilindungi oleh hak cipta karena telah memenuhi syarat sah ciptaan yang dapat dilindungi, telah terpenuhinya syarat sah ciptaan dari tarian dangisa, maka tarian ini patut untuk dilindungi oleh UUHC 2002 karena UUHC 2002 memberikan perlindungan pada ciptaan yang telah berwujud, asli dan memiliki kreatifitas. Peranan negara sangat diperlukan dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa, agar folklor berupa karya seni tari dangisa tidak diklaim atau dikomersialkan oleh pihak asing tanpa seizin Negara Republik Indonesia. Selain perlindungan, berbicara mengenai hak cipta tidak akan terlepas dari nilai ekonomis atau benefit yang akan diperoleh karena hak cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual yang memberikan perlindungan hak eksklusif yang diberikan sebagai hasil yang diperoleh dari kegiatan intelektual manusia sebagai tanda yang digunakan dalam kegiatan bisnis dan termasuk kedalam hak tak berwujud yang memiliki nilai ekonomis (Suherman, 2005). Misalnya dalam bentuk pembayaran royalty atau teknikal fee. Nilai ekonomis tersebut berasal dari hak ekonomi yang memungkinkan seorang pencipta atau pemegang hak cipta mengeksploitasi suatu karya cipta sedemikian rupa untuk memberikan manfaat ekonomi bagi pencipta atau pemegang hak cipta bahkan sampai pada negara (Damian, 2005). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa dan manfaat ekonomi yang akan di peroleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
5 METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena folklor berupa karya seni tari dangisa merupakan tarian khas dari masyarakat suku bolango yang dilestarikan dan dikembangkan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian empiris, Penelitian empiris adalah mengungkap hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian hukum empiris memperoleh data dari data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui wawancara, dan data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka berupa dokumen, karya ilmiah, dokumentasi yang terkait dengan obyek penelitian dan data tertulis lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui wawancara dengan pihak yang berkepentingan dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Komunitas Budaya Sandoba Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dan Penari Tarian Dangisa Analisis Data Dari data primer dan data sekunder yang penulis gunakan dalam penulisan menggunakan analisis data secara deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis data yang diperoleh dengan menjelaskan, menggambarkan serta menguraikan hal-hal yang sesuai dengan permasalahan ini, sehingga membentuk deskripsi yang mendukung materi yang penulis angkat. HASIL Tarian dangisa yang merupakan tarian khas masyarakat suku bolango yang telah memenuhi standar ciptaan seperti perwujudan, keaslian, dan kreativitas sebagai mana yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya masuk kedalam suatu ciptaan yang dapat dilindungi dengan hak cipta. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang hak cipta untuk mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
6 dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila dilihat dari sejarahnya maka tarian dangisa ini masuk dalam kategori folklor. Folklor yaitu sekumpulan ciptaan tradisional baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun-temurun termasuk cerita rakyat, tari-tarian, permainan tradisional, hasil seni berupa lukisan, gambar, ukir-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik, dan tenun tradisional. Ciptaan yang masuk dalam kategori folklor seperti tarian dangisa merupakan ciptaan yang sudah tidak diketahui lagi penciptanya oleh karena itu hak ciptanya dipegang oleh negara, hal ini sesuai dengan Pasal 10 ayat 2 Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta (untuk selanjutnya disebut UUHC 2002) yaitu Negara memegang hak cipta atas Folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, lagu, kerajinan tangan, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya. Meskipun negara memegang hak cipta atas folklor namun perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa belum terlaksana dengan baik di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hal ini dapat dilihat dari segi pendaftarannya yang belum terlaksana sampai sekarang dan dari segi penegakan hukumnya yang belum diatur secara eksplisit dalam UUHC Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pendaftaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa belum terlaksana dengan baik, hal ini dikarenakan oleh adanya penolakan dari masyarakat suku bolango yang merupakan masyarakat yang melestarikan dan mengembangkan folklor berupa karya seni tari dangisa, serta belum adanya peraturan daerah yang mengatur mengenai hak cipta atas folklor di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa Perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan belum dapat terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pendaftaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa yang sampai sekarang belum terlaksana dengan baik, hal ini dikarenakan adanya penolakan dari masyarakat suku bolango sebagai masyarakat yang memelihara dan mengembangkan
7 folklor berupa karya seni tari dangisa karena folklor kepemilikannya lebih bersifat komunal sedangkan hak cipta pemilikannya bersifat individual. Peranan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sangat diperlukan untuk memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa agar tidak diklaim atau dikomersialkan tanpa seizin negara. Hal ini sesuai dengan penjelasan pasal 10 ayat 2 UUHC 2002 yaitu Dalam rangka melindungi folklor dan hasil kebudayaan rakyat lain, Pemerintah dapat mencegah adanya monopoli atau komersialisasi serta tindakan yang merusak atau pemanfaatan komersial tanpa izin Negara Republik Indonesia sebagai pemegang hak cipta. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tindakan pihak asing yang dapat merusak nilai kebudayaan tersebut. Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa melakukan langkah-langkah perlindungan hak cipta, baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif. Perlindungan hukum yang bersifat preventif yaitu perlindungan hukum yang bersifat pencegahan seperti pendaftaran hak cipta, perlindungan yang bersifat preventif ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. Sedangkan perlindungan hukum represif bertujuan untuk menyelesaikan apabila terjadi sengketa (Salim dkk., 2013). Pendaftaran hak cipta merupakan proses pencatatan ciptaan dalam daftar umum ciptaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Cipta berdasarkan permohonan yang diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta. Proses pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan memuat tentang nama pencipta dan pemegang hak cipta, tanggal penerimaan surat permohonan, tanggal lengkapnya persyaratan, dan nomor pendaftaran ciptaan. Pendaftaran hak cipta merupakan salah satu bentuk perlindungan yang bersifat preventif, karena dengan adanya pendaftaran hak cipta diharapkan dapat mencegah terjadinya sengketa hak cipta seperti klaim-mengkalim suatu ciptaan yang dilakukan oleh pihak asing terhadap ciptaan orang lain. Pendaftaran hak cipta memang tidak diwajibkan untuk memperoleh perlindungan hak cipta, namun pendaftaran hak cipta penting untuk dilakukan karena dengan adanya pendaftaran maka pemegang hak cipta akan memperoleh tanda bukti pendaftaran hak cipta yang nantinya akan menjadi bukti awal untuk mengajukan gugatan dipengadilan apabila ciptaanya diklaim oleh pihak asing (Sutedi, 2009). Mengingat pentingnya pendaftaran hak cipta maka sudah sepatutnya pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan melakukan pendaftaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa agar tarian dangisa tidak diklaim oleh masyarakat luar dan atau
8 pihak asing. Namun sampai sekarang pendaftaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa belum juga dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yaitu sejarah tarian dangisa dan peraturan daerah yang belum disahkan. Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh pemerintah daerah yaitu penegakan hukum. Penegakan hukum baik pidana maupun perdata tidak secara eksplisit di atur dalam UUHC 2002 (Lutviansori, 2010). Meskipun demikian langkah-langkah penegakan hukum baik penegakan hukum pidana maupun penegakan hukum perdata akan ditempuh oleh pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan apabila terjadi suatu pelanggaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa yang dilakukan oleh pihak asing. Penegakan hukum tersebut di atas ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan apabila terjadi pelanggaran hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa. Hal ini terkait dengan adanya hak moral dan hak ekonomi yang dimiliki oleh seorang pencipta dan pemegang hak cipta terhadap ciptaanya (Soelistyo, 2011). Hak moral merupakan hak yang dalam keadaan bagaimanapun dan dengan jalan apapun tidak dapat dipisahkan dari pencipta dan atau pemegang hak cipta seperti mengumumkan karyanya, menetapkan judulnya, mencantumkan nama sebenarnya atau nama samarannya dan mempertahankan keutuhan ciptaannya (Saidin, 2012). Sedangkan hak ekonomi merupakan hak untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dari hasil mengkomersialisasikan hasil ciptaannya, hak ekonomi meliputi hak reproduksi atau pengadaan ( Reproduction Right), Hak Adaptasi ( Adaptation Right), Hak Distribusi (Distribution Right), Hak Pertunjukan ( Public Performance Right), Hak Penyiaran (Broadcasting Right), Hak Programa Kabel ( Cablecasting Right), Droite de suite, dan Hak Pinjam Masyarakat (Public Landing Right) (Purwaningsih, 2005). Berbicara mengenai hak cipta tentunya tidak akan terlepas dari manfaat ekonomi yang akan diperoleh oleh pencipta dan atau pemegang hak cipta apabila ciptaannya digunakan atau dikomersialkan oleh pihak asing. Berdasarkan hal tersebut di atas maka sudah seharusnya hak cipta atas folklor juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi pemegang hak ciptanya. Seperti hak cipta atas folklor berupa karya seni tarian dangisa di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, baik secara lansung dalam hal ini diterima oleh Komunitas Budaya Sandoba Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan para penari tarian dangisa, maupun secara tidak
9 langsung dalam hal ini diperoleh oleh pemerintah daerah, sehubungan dengan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Namun demikian manfaat ekonomi tersebut belum diperoleh dengan baik oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. KESIMPULAN DAN SARAN Peranan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan belum maksimal dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor berupa karya seni tari dangisa. hal ini disebabkan oleh adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Diperlukan peraturan perundang-undangan yang bersifat Sui Generis atau khusus yang dapat mengatur mengenai perlindungan folklor, sehingga peranan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam memberikan perlindungan hak cipta atas folklor akan menjadi maksimal.
10 DAFTAR PUSTAKA Damian Eddy. (2005). Hukum Hak Cipta. edisi kedua. cetakan ketiga, Bandung: Alumni. Hariyani Iswi. (2010). Prosedur Mengurus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang Benar. Yogyakarta: Pustaka yustisia. Lutviansori Arif. (2010). Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purwaningsih Endang. (2005). Perkembangan Hukum Intelectual Property rights (Kajian Hukum Terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komparatif Hukum Paten. Jakarta: Ghalia Indonesia. Saidin OK. (2012). Aspek hukum Hak Kekayaan Intelektual ( Intellectual Property Right). Cetakan Keempat. Jakarta: PT Raja Grafindo. Salim, dkk., (2013). Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Desertasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Soelistyo Henry. (2011). Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sombowadille, dkk., (2012). Kearifan Lokal Kaitannya dengan Pembentukan Watak dan Karakter Bangsa di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Yogyakarta: Kepel Press. Suherman AM. (2005). Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Cetakan Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sutedi A. (2009). Hak atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika.
BAB IV PENUTUP. 1. Dasar konstitusi Perlindungan hukum terhadap folkfore di Indonesia adalah:
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan bab-bab sebelumnya maka penulis menyimpulkan bahwa 1. Dasar konstitusi Perlindungan hukum terhadap folkfore di Indonesia adalah: Pasal 18 B ayat (2) Undang-Undang
Lebih terperinci3/21/2012 copyright 3
1 2 HAK CIPTA HAK CIPTA HAK TERKAIT 3 DAPAT DILINDUNGI.? TRIPS 9 (2):: PERLINDUNGAN HC HENDAKNYA DIPERLUAS PADA PERWUJUDAN KARYA, DAN BUKAN PADA IDE, PROSEDUR, METODE PELAKSANAAN, ATAU KONSEP- KONSEP MATEMATIS
Lebih terperinciBAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional
BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL A. Pengertian Pengetahuan Tradisional Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional merupakan hal penting dalam
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI Oleh : Dewa Ayu Agung Trio Parimita Dewi I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinci: /2 /0 04
» Apakah yang dimaksud dengan Hak cipta?» Apa yang dapat di hak ciptakan?» Berapa Lama hak cipta berakhir?» Apa yang ada dalam Domain Publik?» Apakah Cukup Gunakan?» Alternatif untuk Hak Cipta» Hak cipta
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU
BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU A. Hak cipta sebagai Hak Eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta Dalam konsep perlindungan hak cipta disebutkan bahwa hak cipta tidak melindungi
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN & PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL oleh: Dr. Ansori Sinungan DIREKTORAT KERJA SAM A & PENGEMBANGAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA FOLKLOR
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA FOLKLOR Oleh : Dendy Robby Pohan Ida Bagus Wyasa Putra Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This paper is effected by the actions
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Seni teater tradisional randai Kuantan Singingi Riau merupakan warisan budaya
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Seni teater tradisional randai Kuantan Singingi Riau merupakan warisan budaya yang masih eksis sampai sekarang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa seni teater tradisional
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA
PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA Oleh A A Ngr Tian Marlionsa Ida Ayu Sukihana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciptaan batik pada awalnya merupakan ciptaan khas bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan batik pada awalnya merupakan ciptaan khas bangsa Indonesia yang dibuat secara konvensional. Karya-karya seperti itu memperoleh perlindungan karena mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bersama bahwa manusia itu tidak mungkin hidup sendiri oleh karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu. Pengelompokkan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN FOLKLOR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
PERLINDUNGAN FOLKLOR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Oleh: NUR HAYATI Dosen Fakultas Hukum - UIEU ABSTRAK Keberadaan Undang-Undang Hak Cipta merupakan suatu bentuk perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam kepustakaan hukum di Indonesia yang pertama dikenal adalah Hak Pengarang/ Hak Pencipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.
Lebih terperinciPENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
ABSTRAK PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Oleh Putu Ngurah Wisnu Kurniawan Ida Ayu Sukihana A.A. Sri Indrawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Berbicara tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal yang baru dikenal dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Hak kekayaan intelektual adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu karya lagu atau musik adalah ciptaan yang utuh terdiri dari unsur lagu atau melodi syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya dan merupakan suatu karya
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYA CIPTA BATIK TRADISIONAL INDONESIA. Oleh: Nur Khasanah Setiani, SH 1. Abstrakasi
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYA CIPTA BATIK TRADISIONAL INDONESIA Oleh: Nur Khasanah Setiani, SH 1 Abstrakasi Indonesia telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization (WTO) namun justru maraknya
Lebih terperinciHAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta
HAK CIPTA SOFTWARE Pengertian Hak Cipta Hak cipta (lambang internasional: ) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu.
Lebih terperinciPERLINDUNGAN KARYA SENI FOTOGRAFI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Nurul Liza Anjani, 1 Etty Susilowati 2 ABSTRAK
PERLINDUNGAN KARYA SENI FOTOGRAFI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Nurul Liza Anjani, 1 Etty Susilowati 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui syarat suatu
Lebih terperinciTinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.
Undang-undang Hak Cipta dan Perlindungan Terhadap Program Komputer PERTEMUAN 7 Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)
TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Intelectual Property Rights Law) Hak Kekayaan Intelektual : Jenis Jenis dan Pengaturannya O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C Dosen
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dari pidana merek merupakan delik aduan. Perlindungan secara represif
49 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Undang undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek bahwa sifat delik dari pidana merek
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciN. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2
N. Tri Suswanto Saptadi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 1 Bahan Kajian UU No.19 tentang hak cipta Ketentuan umum, lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Trade Related Aspect on Intellectual Property Rights) adalah keharusan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu konsekuensi dan ikut sertanya Indonesia dalam perjanjian-perjanjian Internasional menyangkut perdagangan bebas dan TRIPs (Trade Related Aspect on
Lebih terperinciINTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014
INTISARI HAK CIPTA UU No 28 Tahun 2014 Definisi Pasal 1 : Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEASLIAN CERITA RAKYAT Oleh: Desyanti Suka Asih K.Tus 1
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEASLIAN CERITA RAKYAT Oleh: Desyanti Suka Asih K.Tus 1 ABSTRACT Requirement of originality is determined by Article 1 paragraph (3) Act Number 19 of 2002 on Copyright can be
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik seni rupa, seni musik, teater atau tarian, baik yang bersifat tradisional
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan keragaman seni dan budaya. Keberagaman tersebut salah satunya diwujudkan dalam bidang seni, baik seni rupa,
Lebih terperinciUPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK
UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK Oleh: Ade Hendra Yasa A.A.Ketut Sukranatha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This title of this paper is The solution
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman etnik, banyak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman etnik, banyak melahirkan cita rasa seni yang berwujud pada berbagai jenis budaya hasil karya manusia. Budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang mengikuti arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya pola pikir, intelektual,
Lebih terperinciPOTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING
POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING Oleh : Tarsisius Maxmilian Tambunan I Gusti Agung Ayu Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper is titled
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharuskan langkah ke arah itu seiring dengan proyeksi pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sistem Hak Kekayaan Intelektual nasional yang modern dan efektif merupakan kebutuhan nyata bagi Indonesia. Kondisi domestik mengharuskan langkah ke arah
Lebih terperinciURGENSI PENGATURAN EKSPRESI BUDAYA (FOLKLORE) MASYARAKAT ADAT. Oleh : Simona Bustani *
URGENSI PENGATURAN EKSPRESI BUDAYA (FOLKLORE) MASYARAKAT ADAT Oleh : Simona Bustani * Abstrak Perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya tradisional (folklore) dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 tahun
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG HAK CIPTA
UNDANG-UNDANG HAK CIPTA Pengertian Hak Cipta Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, sampai ke rumah tangga. Sekarang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK Oleh : Gusti Ayu Putu Intan PermataSari Cokorda Dalem Dahana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya
12 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER 2.1 Hak Cipta 2.1.1 Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya Berdasarkan Undang-undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 (selanjutnya disebut UUHC
Lebih terperinciUPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA
UPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA Oleh : Dewa Ayu Padmaning Novianti Suhirman Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas
Lebih terperinciHak Cipta Program Komputer
Hak Cipta UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 Etika Profesi/Hukum SISFO Suryo Widiantoro Senin, 12 Oktober 2009 Terminologi (1) Pencipta: Adalah seseorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama atas inspirasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak ditemukan berbagai kesenian tradisional yang mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang, legenda, tari, lagu
Lebih terperinciOleh: Fahmi Mutiara Endry Heweningtiyas A.A Yusa Damardhi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
PERLINDUNGAN HUKUM DAN TINDAKAN PEMULIHAN TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA KARYA LAGU DAERAH DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Oleh: Fahmi Mutiara
Lebih terperinciBAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI
BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI Teguh Wahyono Mata Kuliah Etika Profesi dan Pengembangan Diri Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana AGENDA Tentang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HAK EKSKLUSIF PENCIPTA TERKAIT HAK MORAL DAN HAK EKONOMI DALAM PERJANJIAN ROYALTI DENGAN PENERBIT BUKU
PERLINDUNGAN HAK EKSKLUSIF PENCIPTA TERKAIT HAK MORAL DAN HAK EKONOMI DALAM PERJANJIAN ROYALTI DENGAN PENERBIT BUKU ( Studi di UB Press Malang,UM Press Malang,Penerbit Bayumedia Malang) JURNAL ILMIAH Untuk
Lebih terperinciDr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University
Dr. Tb. Maulana Kusuma Email: mkusuma@staff.gunadarma.ac.id Web: http://mkusuma.staff.gunadarma.ac.id Gunadarma University Ruang Lingkup HKI Hak atas Kekayaan Intelektual didefinisikan sebagai suatu perlindungan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI PAPUA
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ORANG ASLI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intellectual Property Rights (IPR) dalam bahasa Indonesia memiliki 2 (dua) istilah yang pada awalnya adalah Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat serta penelitian yang sudah. dijalani, maka dapat simpulkan :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat serta penelitian yang sudah dijalani, maka dapat simpulkan : 1. Bahwa rezim hukum hak cipta yang sekarang ini ada belum bisa menjadi
Lebih terperinciKEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA
KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA Oleh : Finna Wulandari I Made Udiana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled The Business
Lebih terperinciHUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani
HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA Oleh Dewi Wahyu Wardani 125030700111021 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA April 2015 1. Pengertian Penerbitan adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dari daerah tersebut. Pada ruang lingkup nasional lagu-lagu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu hiburan yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Musik tersebut meliputi berbagai macam jenis hiburan mulai dari yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA I. I. UMUM Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Hal itu sejalan
Lebih terperinciBAB I Hak Cipta. I. Pendahuluan
BAB I Hak Cipta I. Pendahuluan Hak kekayaan Intelektual dapat dairtikan suatu bagian dari ide, gagasan, imajinasi seseorang yang dituangkan lewat suatu karya seni maupun karya sastra. Hak Cipta adalah
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 Abstract : Ida Bagus Komang Wiwaha Kusuma Brahmanda Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Afrillyanna Purba, S.H., M.H., Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional
DAFTAR PUSTAKA Buku Afrillyanna Purba, S.H., M.H., 2009. Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. P.T. Alumni, Bandung Afrillyanna Purba, S.H., M.H.,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Perlindungan terhadap Hak Cipta di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No.19
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Hak cipta memiliki hak ekslusif di dalamnya yaitu hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada orang lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015
SUATU TINJAUAN TENTANG HAK PENCIPTA LAGU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1 Oleh: Ronna Sasuwuk 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah yang merupakan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA LAGU PADA KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME)
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA LAGU PADA KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) Vicky Augusta Firdaus NPM: 1310121138 A.A. Sg. Laksmi Dewi,SH.,MH I Made Budiyasa,SH.,MH. ABSTRACT Copyright infringement
Lebih terperinciETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:
ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciEKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*
EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA Oleh: Etty S.Suhardo* Ketika bangsa ini resah karena banyak karya seni kita diklaim negara tetangga, kini kita lega, bahagia dan bangga
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL REOG PONOROGO. Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun
PERLINDUNGAN HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL REOG PONOROGO Hery Sumanto 1), Hirman 2) 1), 2) Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun Abstract This study aims to identify
Lebih terperinciUPAYA PERLINDUNGAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DENGAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH. Bayangsari Wedhatami 1, Budi Santoso 2 ABSTRAK
UPAYA PERLINDUNGAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DENGAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH Bayangsari Wedhatami 1, Budi Santoso 2 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui upaya perlindungan ekspresi budaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia merupakan negara yang strategis yang terletak
16 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia merupakan negara yang strategis yang terletak di antara dua benua samudera, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, Samudera Hindia dan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri melainkan mereka harus bisa hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya demi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI Oleh : Ida Ayu Citra Dewi Kusuma I Ketut Sudantra Bagian Hukum Bisnis, Fakultas
Lebih terperinciLEGALITAS COLLECTING SOCIETY DI DALAM PEMUNGUTAN ROYALTI DI INDONESIA. A s h i b l y. Abstract
39 LEGALITAS COLLECTING SOCIETY DI DALAM PEMUNGUTAN ROYALTI DI INDONESIA A s h i b l y Abstract In practice, the use and collection of royalties creation would not all be done by the author. Thus was born
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 85, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI MODUL 13 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) OLEH : M. BATTLESON SH. MH. DESKRIPSI : HAKI mengatur mengeni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku, ras, agama dan kebudayaan. Kemajemukan yang lahir ini justru. para generasi penerus sebagai asset bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan atau moto yang berarti meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Bentuk fisik
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Diberlakukannya perjanjian TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right) pada tanggal 1 Januari 2000 memberikan harapan adanya perlindungan
Lebih terperinciUndang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Dari pembahasan yang telah diuraikan di bab-bab di atas dan disertai dengan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan di bab-bab di atas dan disertai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kanwil Menteri Hukum dan HAM, maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA Dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 UUHC 2002 diatur mengenai fungsi dan sifat hak cipta. Pasal 2 menentukan bahwa hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 HAK CIPTA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual. 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual Hak atas Kekayaan Intelektual adalah suatu hak yang timbul dari hasil olah fikir
Lebih terperinciPERLINDUNGAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA
PERLINDUNGAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA Anik Tri Haryani Dosen Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun ABSTRAK Pengetahuan tradisional (traditional
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE Oleh GD Sattwika Yudharma Sutha Suatra Putrawan Perdata Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Isu mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights, merupakan isu yang sangat menarik dan sangat bersinggungan erat dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi buku berisikan pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan lainnya yang akan menambah wawasan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015
BUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG SIKAYU KAIN TENUN KHAS BOLAANG MONGONDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER Oleh: Ni Putu Indri Wirapratiwi I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi
13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya manusia modern, menimbulkan konsekuensi kebutuhan hidup yang makin rumit. Perkembangan tersebut memaksa manusia untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang: Mengingat: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1
Subdit PEBT PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL Dra. Dewi Indrawati MA 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan keragaman budaya serta
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Damian, Eddy Hukum Hak Cipta. Bandung: PT. Alumni. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
108 DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Damian, Eddy. 2009. Hukum Hak Cipta. Bandung: PT. Alumni. Danandjaja, James, 2002, Folklor Indoneia, Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Danandjaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun memasarkan suatu produk haruslah ditingkatkan. Hal ini dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang beberapa waktu lalu melanda beberapa negara sempat mengejutkan dunia. Untuk menghadapi atau mencegah kejadian serupa, kemampuan setiap pelaku ekonomi
Lebih terperinciPELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN
PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN Oleh: I Putu Renatha Indra Putra Made Nurmawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This scientific
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA DATA BASE. Oleh : Yeanis Nebula Ricisandhy. Ni Ketut Supasti Darmawan. Ida Ayu Sukihana
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA DATA BASE Oleh : Yeanis Nebula Ricisandhy Ni Ketut Supasti Darmawan Ida Ayu Sukihana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Legal protection
Lebih terperinciPERAN YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA DALAM PENGELOLAAN ROYALTI HAK CIPTA LAGU BERKAITAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
Vol.I/No.6/Oktober-Desember /2013 Edisi Khusus Koloay R.N.S: Peran Yayasan... PERAN YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA DALAM PENGELOLAAN ROYALTI HAK CIPTA LAGU BERKAITAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tentang pendapat, yaitu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapat
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Mengenai Pendapat Tinjauan mengenai pendapat akan dijelaskan beberapa pengertian tentang pendapat, yaitu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapat adalah buah pemikiran
Lebih terperinciBAB III HAKI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA. sebagainya, penulis terlebih akan memaparkan mengenai apa itu hak.
47 BAB III HAKI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Pengertian HaKI Sebelum membahas lebih lanjut mengenai apa itu HaKI dan sebagainya, penulis terlebih akan memaparkan mengenai apa itu
Lebih terperinciDiperiksa oleh: Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Tanggal:
Berlaku Revisi Halaman 1 Desember 2015 t tppm 1. TUJUAN Prosedur Hak Cipta inibertujuan untuk menerangkan cara pengajuan Hak Cipta dari Ciptaan para Karyawan (Dosen dan Tenaga Kependidikan) Universitas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA. karena berbeda tingakt pemahaman tentang istilah itu. Akibatnya di dalam
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA A. Pengertian Hak Cipta Hak Cipta merupakan istilah populer di dalam masyarakat. Walaupun pemahaman tentang ruang lingkup pengertiannya tidaklah sama pada setiap
Lebih terperinci