STUDI KUALITATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN VONNIE VARESTY. Dra. Hj. Lenny Kendhawaty, M.
|
|
- Yohanes Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 STUDI KUALITATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN VONNIE VARESTY Dra. Hj. Lenny Kendhawaty, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Perkuliahan adalah cara yang digunakan remaja dalam memenuhi tugas perkembangan persiapan karirnya. Remaja perempuan yang berkuliah memiliki tanggung jawab pada dua peran yaitu sebagai remaja dan sebagai mahasiswi. Tanggung jawab tersebut menuntut kemampuan mahasiswi untuk bisa menyelesaikan tugasnya secara optimal pada masing-masing peran. Akan tetapi ada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran yang menambahkan peran baru sebagai istri saat usianya masih tergolong remaja, padahal pernikahan merupakan tugas perkembangan dewasa awal. Meskipun mahasiswi ini masih berusia di bawah 21 tahun, mereka berani memutuskan untuk menikah saat masih berkuliah, yang mana menurut BKKBN ini tergolong ke dalam menikah muda. Pernikahan muda yang dilakukan mahasiswi ini tidak lepas dari proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan sebelumnya dalam rentang waktu tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengambilan keputusan menikah muda pada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan pada 8 orang partisipan penelitian yang melakukan pernikahan muda saat masih berkuliah S1 di 1 Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing
2 2 Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dengan metode kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan in-depth interview yang telah disusun panduan wawancaranya berdasarkan teori pengambilan keputusan (decision making) milik Noorderhaven (1995). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seluruh responden secara garis besar melalui seluruh fase pengambilan keputusan menurut teori. Akan tetapi alasan dan faktor yang mempengaruhi respon partisipan dalam pengambilan keputusan berbeda-beda yang hampir keseluruhan proses dipengaruhi oleh faktor eksternal partisipan, terutama pihak keluarga. Kata Kunci : Remaja, Mahasiswi, Menikah Muda, Pengambilan Keputusan, Studi Kualitatif PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN Masa remaja menurut Steinberg (2002) merupakan masa yang berada pada rentang usia 12 tahun sampai 22 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan pada dirinya baik perubahan biologis, kognitif, maupun sosio emosional (Santrock, 2003). Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1980) diantaranya mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, mengembangkan konsep keterampilan intelektual dengan tujuan untuk persiapan menjalankan peran di masyarakat, dan memahami serta mempersiapkan diri untuk tanggung jawab diri secara mandiri. Tugastugas perkembangan di atas sejalan dengan tugas perkembangan yang diungkapkan Erikson,
3 3 dimana salah satu tugas perkembangan remaja terkait dengan pemilihan karir, dan kebanyakan remaja akan memilih untuk mengikuti jenjang perkuliahan untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut (Newman & Newman, 1979). Menurut Santrock (2010), jenjang perkuliahan dipilih karena merupakan salah satu investasi yang bagus yang bisa ditempuh seseorang untuk bisa memperoleh kehidupan lebih layak dan mendapatkan uang lebih banyak di kehidupannya mendatang. Saat remaja akhir menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi, mereka disebut sebagai seorang mahasiswa bagi laki-laki dan mahasiswi bagi perempuan. Dimana sebagai mahasiswa atau mahasiswi, dia memiliki tugas dan tanggungjawab yang harus dipenuhi seperti pengembangan pengetahuan dan intelektual yang ditanggung mahasiswa atau mahasiswi hingga akhirnya bisa dinyatakan lulus dari perguruan tinggi, serta pengembangan karakter dan social skill untuk bisa membangun identitas diri yang lebih baik. Namun diketahu bahwa terdapat mahasiswi Universitas Padjadjaran yang telah mengemban tanggung jawab lain selain sebagai mahasiswi, yaitu menjadi seorang istri karena telah terikatnya mahasiswi tersebut dalam sebuah tali pernikahan, yang mana pernikahan tersebut berlangsung saat mereka masih menjalani masa perkuliahan. Berdasarkan informasi, diketahui mahasiswi tersebut menikah saat usianya belum 21 tahun. Jika dilihat dari usia remaja menurut Stanley Hall dan pada masa itu menikah belum menjadi tugas perkembangan mahasiswi tersebut, karena menikah adalah tugas perkembangan dewasa awal. Pernikahan adalah suatu hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang diakui secara sosial, menyediakan hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan adanya pembagian hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun istri (Duvall, 1985). Ketika seseorang menikah, dia akan memiliki tanggung jawab dan tugas baru yang harus dilakukan sesuai dengan peran barunya sebagai seorang istri atau suami. Banyak tugas rumah tangga yang menjadi rutinitas baru seperti mencari nafkah yang
4 4 harus dilakukan suami dan mengurus pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan istri. Tugas-tugas ini harus dijalankan oleh kedua pihak demi keberlangsungan dan keharmonisan sebuah pernikahan. Namun tugas dan tanggungjawab ini tetap harus bisa diatasi oleh siapapun yang telah menikah tanpa memandang usianya, termasuk bagi mahasiswi yang menikah muda. Usia menikah ideal menurut BKKBN adalah 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Jika seseorang menikah dibawah umur ideal tersebut, mereka dianggap telah menikah muda (bkkbn.go.id). Ini sejalan dengan fenomena yang peneliti temukan pada beberapa mahasiswi Universitas Padjadjaran. Akan tetapi fenomena ini tidak ditemukan pada mahasiswa Universitas Padjadjaran, karena pada mahasiswa yang menikah muda tidak ada tuntutan tugas dan tanggungjawab yang membutuhkan waktu banyak sebagaimana yang menjadi tugas seorang istri. Berdasarkan data awal dengan melakukan interview singkat kepada 3 orang mahasiswi Universitas Padjadjaran yang telah menikah dan menikahnya tergolong ke dalam menikah muda, didapatkan jawaban bahwa mereka menganggap menikah adalah suatu pencapaian kebahagiaan dalam hidup. Bagi mereka, menikah bisa menghindari diri dari dosa dan menikah dapat membuat mereka lebih termotivasi menjalani hidup karena ada seseorang yang selalu bisa memberikan dukungan moril selain orang tua. Alasan lain yang membuat mereka mau menikah muda karena ada diantara mereka yang calon suaminya telah bekerja dan juga permintaan dari pihak keluarga. Namun ketika ditanya terkait rintangan dan pengalaman mereka setelah menikah, banyak tantangan yang harus mereka hadapi seperti membagi waktu untuk suami dan kuliah, keterbatasan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan seluruh tugas perkuliahan dan tugas rumah, tersitanya waktu dan tenaga karena harus bolakbalik antara rumah dan kampus, dan alasan lainnya yang terkadang membuat mereka memutuskan untuk tidak menghadiri perkuliahan.
5 5 Berbagai rintangan tersebut menunjukkan adanya kesulitan yang dialaminya dalam menjalani tiga peran sekaligus pada usia yang seharusnya dia masih bisa berfokus pada perkuliahan dan persiapan karirnya. Jika ditelusuri lebih dalam, semua hal yang diungkapkan tersebut berkaitan dengan proses pengambilan keputusan menikah muda yang dilakukan sebelum mengaplikasikan pernikahan tersebut secara nyata. Pengambilan keputusan menurut Noorderhaven (1995) adalah sebuah proses memilih suatu pilihan diantara beberapa pertimbangan melaui proses awareness, analysis, dan action. Berbagai permasalahan di atas seharusnya menjadi pertimbangan bagi yang akan memutuskan menikah muda hingga akhirnya mau memutuskan untuk menikah muda. Dimana pada proses ini, tujuan yang akan dicapai menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Berdasarkan data awal yang peneliti dapatkan tersebut, terdapat berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan menikah muda bagi seorang mahasiswi terkait dengan tujuan pernikahan itu sendiri. Berbagai pertimbangan awal akan menentukan jalannya rumah tangga mahasiswi tersebut ke depannya. Sedangkan mereka sadar bahwa usia mereka belum menuntut mereka untuk menjadi seorang istri dan memperbanyak tugas kehidupan yang jelas-jelas cukup sulit untuk dijalani seiring dengan bertambahnya peran mereka namun waktu yang dimiliki tetaplah sama. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mendalam mengenai proses pengambilan keputusan untuk menikah muda pada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran.
6 6 METODA PENELITIAN Partisipan Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dalam pengambilan partisipan penelitian, dimana penarikan partisipan penelitian secara bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin bertambah besar ibarat bola salju (Sudjana, 2005). Teknik ini digunakan oleh peneliti mengingat tidak diketahuinya jumlah pasti dari populasi partisipan dan adanya kecenderungan sensitivitas variable yang membuat peneliti tidak bisa mencari secara leluasa partisipan dengan teknik lain. Partisipan penelitian adalah mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran yang telah menikah muda saat masih berkuliah. Total partisipan penelitian yang bersedia terlibat dalam penelitian ini adalah 8 orang. Partisipan. Pengukuran Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan in-depth interview. Daftar pertanyaan dalam panduan wawancara penelitian ini dibuat oleh Neni Maesaroh yang mendasari setiap item pertanyaan pada teori pengambilan keputusan menurut Noorderhaven (!995) yang melingkupi 3 fase, yaitu fase awareness, fase analysis, dan fase action. HASIL Data yang didapatkan peneliti telah dicatat secara verbatim dan diolah, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : Seluruh responden menikah muda karena dorongan keluarga terutama orang tua, meskipun ada responden yang memiliki keinginan dari diri sendiri untuk menikah muda, tetap saja dalam memutuskan menerima calon yang ada dipengaruhi oleh orang tua dan keluarga
7 7 Meskipun secara spesifik terdapat perbedaan alasan menikah muda pada seluruh responden, akan tetapi secara umum faktor agama menjadi salah satu faktor yang mendukung seluruh responden untuk berani memutuskan menikah muda Enam dari delapan responden penelitian memperoleh pasangan untuk menikah muda melalui proses taaruf, sedangkan dua responden lain menikah muda dengan pacar yang telah menjalin hubungan dengan responden sekitar dua tahun Tujuh dari delapan responden memiliki alternatif lain selain menikah muda yaitu menikah setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan, akan tetapi ketujuh responden memutuskan untuk memilih menikah muda dengan evaluasi dan pertimbangan yang berbeda-beda Empat dari delapan responden menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (long distance relationship) setelah menikah, sehingga keempat responden tidak terlalu merasakan perbedaan berarti antara sebelum menikah dengan setelah menikah selain masalah waktu Satu dari delapan responden mengaku pernah merasa menyesal di awal pernikahan karena merasa banyak hal yang tidak cocok antara dirinya dengan suami dan permasalahan itu tidak bisa diselesaikan baik-baik karena menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (long distance relationship) Orang tua dan keluarga adalah faktor terkuat dan terbesar yang menjadi sumber pendorong bagi responden untuk memutuskan menikah muda saat masih berkuliah dibandingkan diri sendiri Secara umum, pada seluruh responden yang menjalani proses taaruf, jarak waktu antara perkenalan dengan pernikahan tidak terlalu lama, sehingga saat
8 8 menikah, responden dan pasangan belum sepenuhnya mengenal satu sama lain secara mendalam. Seluruh responden mengambil keputusan dengan melalui seluruh tahap pengambilan keputusan menurut teori Noorderhaven (1995) yaitu fase awareness (recognition, formulation), fase analysis (goal setting, search, evaluate), dan fase action (choice, implementation, control). DAFTAR PUSTAKA Pustaka dari Buku : Adhim, M. F Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Amvermeulen, Patrick & L. Curseu, Petru Strategic Decision-Making: A Cognitive Perspective. USA: Edwar Elgar Publishing. Blood, Jr., Robert O Marriage second edition. United States of America: The Free of Glencoe. Burgess, Ernest W. & John Locke The Family: From Institution to Companionship second edition. New York: American Book Company. Chickering, Arthur W. (tanpa tahun). Developmental Tasks for College Students {online}. Help-and-Screenings/Developmental-Tasks-for-College-Students.html (diunduh pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 21.17). Corbin, Juliet. & Strauss, Anselm Basic of Qualitative Research Grounded Theory, Procedures, and Techniques. USA: Sage Publication, Inc. Duvall, M. E Marriage and Family Development. USA: B. Lippincott Company. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo. Hanum, SH Perkawinan Usia Belia. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM dan Ford Foundation. Hurlock, Elizabeth W Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima: Jakarta: Erlangga. Ibrahim, Z Psikologi Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.
9 9 Kerlinger, Fred N Foundation of Behavioral Research. Orlando: Harcourt Brace & Company. Landis, Mary Judson Personal Adjustment, Marriage and Family Living fifth edition. New Jersey: Prentce Hall. McCary, James L Freedom and Growth in Marriage. America: Hamilton. McIntyre, Peter Married Adolescent: no place no safety. Geneva: WHO Document Production Service. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Papalia, Diane. Et al Adult Development and Aging. New York: The Mc Graw Hill, inc. Santrock, John Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima jilid 2 terjemahan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga. Sarwono Psikologi Sosial Kelompok dan Terapan. Jakarta: Balai Pustaka. Smolak, Linda Adult Development. New Jersey: Prentice Hall. Steinberg, L Adolescence. New York: McGraw-Hill. Wulandari, Surya Kristi Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri yang Melakukan Pernikahan Dini. Medan: Universitas Sumatera Utara. Pustaka dari Website : Anisaningtyas, Galuhpritta dan Dwi Astuti, Yulianti Pernikahan di Kalangan Mahasiswa S1. D. Schmitz, Charles & A. Schmitz, Elizabeth The Purpose of Marriage: Is It to Have Children. 20Is%20It%20To%20Have%20Children.html diakses tanggal 13 maret 2015, pukul WIB Krisnatuti, Diah dan Oktaviani, Vivi Persepsi dan Kesiapan Menikah pada Mahasiswa. Seniati chairy, Liche Psikologi Perkawinan.
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani
Lebih terperinciSILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Orientasi Perkuliahan Pembahasan tujuan, deskripsi, dan silabi mata kuliah Psikologi 2. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan a. Konsep psikologi
Lebih terperincikata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan
Lebih terperinciKata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran
Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah
Lebih terperinciTuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik
Lebih terperincidengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP YOLANDA CHYNTYA NOVIYANTI BASARIA 190110100132 ABSTRACT Cinta dapat dipahami sebagai sebuah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan
Lebih terperinciKEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI
KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI Oleh : KARTIKA DEWI ANJANI 05810121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.
Lebih terperinciGAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini
GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciPENCAPAIAN STATUS IDENTITAS DIRI PADA REMAJA DI PONDOK PESANTREN SKRIPSI
PENCAPAIAN STATUS IDENTITAS DIRI PADA REMAJA DI PONDOK PESANTREN SKRIPSI Diajukan sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Disusun oleh : ARIFA RETNOWUNI 01810138
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL Penelitian terhadap siswa bersusia (11-14 tahun) di SMP N X Indramayu Hernika Prihatina (190110100127)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam
Lebih terperinciGAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN BELUM MENIKAH PADA DEWASA AWAL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELUM MENIKAH PADA DEWASA AWAL Rizki Dwi Jayanti, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 Dwijayantirizki@rocketmail.com
Lebih terperinciGAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK
GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK Penelitian deskriptif ini berdasar pada fenomena bahwa kehadiran anak memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masa awal kedewasaan merupakan masa dimana seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak yang menikah atau membentuk jenis hubungan intim. Keintiman
Lebih terperinciGAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.
GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN
GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciGAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA
GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF MENGENAI KEMANDIRIAN EMOSIONAL PADA SISWA SMP YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN ORANG TUA
STUDI KOMPARATIF MENGENAI KEMANDIRIAN EMOSIONAL PADA SISWA SMP YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN ORANG TUA ERVINI NATASYA MANGKUDILAGA LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI. 1
Lebih terperinciSelviana Elisa. Dibimbing Oleh : Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si.
Studi Mengenai Gambaran Attachment Style Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Angkatan 2014 Dalam Menjalin Relasi Dengan Civitas Akademika Selviana Elisa Dibimbing Oleh : Drs. Amir
Lebih terperinciProfil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah
Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia 26-29 Tahun Yang Belum Menikah Catri Damayanti Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciGambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Pasangan Yang Menikah Dini Di Kabupaten Bandung Kareti Aprianti. Dibimbing Oleh : Kustimah, S.Psi, M.
Gambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Pasangan Yang Menikah Dini Di Kabupaten Bandung Kareti Aprianti Dibimbing Oleh : Kustimah, S.Psi, M.Psi ABSTRAK Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan pada
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN
GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan dalam pandangan orang dewasa mengenai pernikahan. Hal ini didukung
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Oleh: Firdian Hidayat 07810063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciMASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MASA DEWASA AWAL Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sosial Pada Masa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan jarak jauh (long distance relationship) Pengertian hubungan jarak jauh atau sering disebut dengan long distance relationship adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1). Menurut hukum adat, atau merupakan salah satu cara untuk menjalankan upacara-upacara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan langkah awal untuk membentuk suatu keluarga. Sangat penting bagi calon pasangan baru untuk memahami bahwa pernikahan merupakan suatu keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia. Pernikahan merupakan kunci bagi individu untuk memasuki dunia keluarga, yang di dalamnya terdapat
Lebih terperinciPERNIKAHAN DI KALANGAN MAHASISWA S-1
PERNIKAHAN DI KALANGAN MAHASISWA S-1 Galuhpritta Anisaningtyas 1)*) dan Yulianti Dwi Astuti 2)**) 1,2) Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia *) Email:
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Afiatin, T Persepsi Pria dan Wanita terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi Tahun XX, Nomor 1, halaman 7-14.
DAFTAR PUSTAKA Afiatin, T. 1993. Persepsi Pria dan Wanita terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi Tahun XX, Nomor 1, halaman 7-14. Amabile, T.A. 1989. Growing Up Creative. New York : Crow Pub. Ancok, D.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Albine Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius.
71 DAFTAR PUSTAKA Albine. 1988. Emosi. Yogyakarta: Kanisius. Albine. 1991. Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius. Achmanto. 2005. Mengerti Cinta dari Dasar Hingga Relung-Relung.
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci:
Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan menikah seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun secara
Lebih terperinciJadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI. Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02
Jadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02 1 Pengantar & Kontrak Perkuliahan Penjelasan tugas dan pembagian kelompok A 17/02 B
Lebih terperinciTurner, J. S., & Helms, D. B. (1995). Lifespan development (5 th ed.). New York: Harcourt Brace. Waldrop, A. E., Resick, P. A. (2004).
DAFTAR PUSTAKA Adriadi, R. (2012). Perempuan Dan Politik Di Indonesia, Analisis Perempuan Indonesia Di Birokrasi. http://rekhopascapol.blogspot.com/2012/04/perempuan-dan-politik-diindonesia.html. 25 April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan psikologis dimana
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi
PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dengan agresivitas siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menggambarkan bahwa siswa di SMP Negeri 5 gunung
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai interaksi sosial teman sebaya dengan agresivitas siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SILABI MATA KULIAH
SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik Pendidikan Kode Mata Kuliah : MDK222 SKS : 22(dua) SKS Teori..., Praktek... Dosen : Tim UNK Program Studi : Semua prodi Kependidikan UNY
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adhi, R Metropolitan. (11 Oktober 2003).
75 DAFTAR PUSTAKA Adhi, R. 2003. Metropolitan. www.kompas.com (11 Oktober 2003). Ahmadi, H.A. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Ancok, D. 1985. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta:
Lebih terperinciGAMBARAN PROFILE NEEDS PADA MAHASISWA KOS DI JATINANGOR YANG MELAKUKAN PREMARITAL INTERCOURSE AZAZI TITIAN NURANI ABSTRAK
GAMBARAN PROFILE NEEDS PADA MAHASISWA KOS DI JATINANGOR YANG MELAKUKAN PREMARITAL INTERCOURSE AZAZI TITIAN NURANI ABSTRAK Mahasiswa berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu masa transisi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi
Lebih terperinciPERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI
PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI Oleh : Billy Hasmoro B. P. 07810143 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah
7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,
Lebih terperinciSILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II Oleh : 1. Dra. Hj. Entang Kartika, M.Pd. 2. Dra. Nenden Ineu Herawati, M.Pd. 3. An an Andari, M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan
Lebih terperinciKEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN
KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR REMAJA MELAKUKAN DUGEM (DUNIA GEMERLAP)
FAKTOR FAKTOR REMAJA MELAKUKAN DUGEM (DUNIA GEMERLAP) SKRIPSI Oleh: YOGI ARIADHI 06810198 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 FAKTOR FAKTOR REMAJA MELAKUKAN DUGEM (DUNIA GEMERLAP) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan setiap manusia. Perkawinan ini di samping merupakan sumber kelahiran yang berarti obat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), edisi revisi VI, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), edisi revisi VI, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev. 2010, cet.14,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN DIMENSI INDIVIDUALITY DAN CONNECTEDNESS DALAM POLA RELASI REMAJA-ORANG TUA PADA REMAJA YANG
HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN DIMENSI INDIVIDUALITY DAN CONNECTEDNESS DALAM POLA RELASI REMAJA-ORANG TUA PADA REMAJA YANG BERUSIA 15-19 TAHUN ABSTRACT ANGGIA SYALSHABILA PRILASHA.
Lebih terperinciSILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH DESKRIPSI MATA KULIAH STANDAR KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Perkembangan dan Belajar Peserta Didik (PBPD) Kode dan SKS : UNK (2 sks) Program Studi : Pendidikan Dasar Dosen : Dr. Muhammad Nur Wangid II. DESKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup
Lebih terperincigolongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai
PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula di kaitkan pubertas atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang tidak dapat hidup mandiri, akan mengalami kesulitan ketika
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA (INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT) PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING COUPLE
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA (INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT) PADA PASANGAN SUAMI-ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING COUPLE INDAH SUNDARI JAYANTI ABSTRAK Commuter marriage adalah
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOGNITIF DALAM PENDIDIKAN (SP713)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PSIKOLOGI KOGNITIF DALAM PENDIDIKAN (SP713) Dosen: Prof. Dr. Moh. Surya (0117) Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. (1552) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciPerbedaan Penyesuaian Perkawinan antara Suami dan Istri yang Menikah pada Usia Remaja Akhir di Surabaya
Perbedaan Penyesuaian Perkawinan antara Suami dan Istri yang Menikah pada Usia Remaja Akhir di Surabaya Hemasycha Mahabella Permata Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This research aims
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju masa dewasa, atau dianggap tumbuh mengarah pada arah kematangan (Sarwono, 2011: 11 & 48). Masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Kepuasan pernikahan adalah perasaan yang bersifat sujektif dari pasangan suami istri mengenai perasaan bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap pernikahannya secara menyeluruh. Salah
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA
PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : FAJAR TRI UTAMI F 100 040 114 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA
PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Kumar, Vinay Robbins and cotran Pathologic basis of disease, 8 th ed.. Philadelpia : Saunders Elsevier.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Kumar, Vinay. 2007. Robbins and cotran Pathologic basis of disease, 8 th ed.. Philadelpia : Saunders Elsevier. Monks, F. J, Haditono, Siti R.. 1994. Psikologi Perkembangan: Pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Menurut Reber (dalam Fatimah, 2008,h.143) kemandirian adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dalam menjalani kehidupannya tidak dapat menjalani hidup sendiri sebab kehidupan harus ditempuh melalui proses secara bertahap dan setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciHUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON ANJANA DEMIRA Program Studi Psikologi, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Perkembangan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha meningkatkan kualitas diri terutama
Lebih terperinciSILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik (PPD) Kode dan SKS : UNK (2 sks)
SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik (PPD) Kode dan SKS : UNK (2 sks) Program Studi : Semua Program Studi Ke Dosen : Tim II. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nikah, menikah, dan pernikahan, tiga kata ini akan selalu menjadi bahasan paling menarik sepanjang masa. Apalagi bagi mereka yang berstatus mahasiswa
Lebih terperinci2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK
DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional. Andersen. P & Vandehey, M. (2012).
Lebih terperinciKOMPONEN SILABUS DAN SAP IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM (S2)
KOMPONEN SILABUS DAN SAP IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM (S2) TIM PENGAMPU: PROF. DR. CECE RAKHMAT, M.Pd. DR. RAHAYU GININTASASI, M.SI. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi adalah dunia yang merupakan titik tolak akhir dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami dinamika yang cukup signifikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,
Lebih terperinciASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG
ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG Yuke Hasnabuana 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinci1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI
Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI 1 Kusdwiratri, 2 Endang Pudjiastuti, 3 Eni Nuraeni Nugrahawati, 4
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prostitusi merupakan fenomena yang tiada habisnya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memberantasnya dengan menutup lokalisasi, seperti yang terjadi di lokalisasi
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)
PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA. Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan tak pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina keluarga bahagia.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA PEROKOK SKRIPSI. Oleh : Rheanita Elma Putri
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN HAPPINESS PADA REMAJA PEROKOK SKRIPSI Oleh : Rheanita Elma Putri 07810126 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamua laikum Wr.
Lebih terperinciABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK
ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university
Lebih terperinci