: Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN REMAJA PUTRI MENGHADAPI MENARCHE DI SD N 02 SUKOREJO SEMARANG Ita Fijanah Puspita 1, M. Imron Rosyidi 2, Sri Wahyuni 3 1 Program Studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo 2 Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo 3 Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Abstrak Remaja yang tidak siap menarche akan menolak proses psikologis sehingga mereka merasa haid sesuatu yang kejam dan mengancam. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Desain Penelitian ini menggunakan deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 51. Sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 51 siswi. Analisis data menggunakan uji statistik chi square (p <0,05). Hasil penelitian Remaja putri yang mempunyai pengetahuan baik dan siap menghadapi menarche (57,1%) dengan PR=2,188, nilai p= 0,079, sumber informasi cukup dari teman sebaya dan siap menghadapi menarche (93,3%) dengan PR=3,055 dan p=0,0001. Sikap positif dan siap menghadapi menarche (70,8%) dengan PR=2,39 dan p= 0,008. Kesimpulan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan menarche, ada hubungan antara sumber informasi dari teman sebaya, dan sikap dengan kesiapan menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Hasil penelitian ini diharapkan remaja putri menjelang usia menarche sebaiknya mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya mengenai menarche. Kata kunci : Pengetahuan, Sumber informasi teman sebaya, Sikap, Kesiapan, Menarche Abstract The adolescents who are prepared for menarche will be happy because they feel mature biologically. The purpose of this study was to find the influencing factors of female adolescents readiness in facing menarche at SD N 02 Sukorejo Semarang. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population is this study amounted to 51. The data sampling used total sampling technique as many as 51 students. The data analysis used Chi Square test (p<0,05). The results of this study shoulded that the female adolescents had good knowledge and readiness in facing menarche (58,3%) with PR= 2,188, p value of 0,079, for information by peers and readiness in facing menarche (93,3%) with PR=3,055 and p value 0,0001. a positive attitude and readiness in facing menarche (70,8%) with PR= 2,391 and p value of 0,008. The conclusion it was that there was not a significant correlation between knowledge toward the readiness in facing menarche, and there was a significant corerelation bertween sources of information by peers, and attitude toward the readiness in facing menarche at SD N 02 Sukorejo Semarang. The result of this study expected are female adolescents find more information from reliable sources about menarche. Keywords : Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche Sukorejo Page 1

2 PENDAHULUAN Menarche merupakan tanda awal masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi. Rata-rata usia menarche pada umumnya adalah tahun. Menarche dapat terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun atau lebih lambat pada usia 17 tahun. Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang paling besar dari penduduk dunia. WHO dalam Soejiningsih (2007) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja yang berumur tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Hasil Riskesdas (2010) menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami haid rata-rata usia menarche di Indonesia 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun. Secara nasional ratarata usia menarche tahun terjadi pada 37,5% anak Indonesia. Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Populasi remaja di dunia saat ini mencapai 1,2 miliar penduduk atau 1 dari 5 orang di dunia berusia tahun menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2012). Rentang usia remaja berada antara usia tahun menurut World Health Organization (WHO, 2013). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak membatasi remaja sebagai individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah (Kepmenkes, 2010). BKKBN menambahkan bahwa batasan usia remaja berada pada tahun (BKKBN, 2011). Haid pertama dapat menimbulkan reaksi yang positif dan juga negatif bagi masa remaja perempuan. Mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi maka akan merasakan pengalaman yang negatif (Hurlock, 2006). Masa menstruasi banyak terdapat gangguan-gangguan, baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. Gangguan-gangguan psikologis pada saat menstruasi, yaitu: kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, merasa terhalangi atau merasa terbatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi, mudah tersinggung atau mudah marah, perubahan pola makan, serta merasa gelisah dan gangguan tidur (Lubis, 2013). Haid merupakan peristiwa yang harus dipahami oleh remaja putri, dengan demikian remaja putri harus diberikan penjelasan mengenai menarche. Remaja putri harus memiliki pengetahuan tentang menstruasi pertama, lamanya menstruasi, memahami siklus menarche, gangguan-gangguan yang dapat terjadi saat menarche, keluhan dan pengobatannya. Remaja putri harus memperhatikan kebersihan diri, seperti mengganti pembalut 4-5 kali sehari untuk menghindari bakteri dan cara menggunakan pembalut pada vagina. Memberikan penjelasan kepada remaja putri mengenai menarche dapat mengurangi aspek negatif dari menstruasi pertama seperti kerepotan, kekotoran, ketidaknyamanan fisik yang menyebabkan keterbatasan tingkah laku dan rasa kecemasan serta ketakutan dalam menghadapi menarche (Mardilah, 2011). Remaja yang belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut kearah yang lebih negatif. Berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga, dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis (Jayanti, 2011). Sukorejo Page 2

3 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurngaini 2003, di SD-AL Azhar Semarang, secara emosional kesiapan dalam menghadapi menstruasi menunjukkan bahwa: hampir semua perasaan subjek mengalami cemas, bingung, tegang, takut, kaget dan deg-degan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muryana 2008, perasaan remaja saat mengalami menarche adalah takut, kaget, bingung bahkan ada juga yang merasa senang. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk menerima menarche (Aprilani, 2009). Menurut Sukmadinata (2009) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menarche antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan, usia anak saat mengalami menarche, persepsi terhadap dirinya, sikap terhadap menstruasi sebelum anak mengalami menarche. dukungan dari lingkungan, sumber informasi tentang menstruasi sebelum anak mengalami menarche. Sumber informasi yang diterima oleh siswa dapat diperoleh dari keluarga, lingkungan sekolah dan teman sebaya. Orang tua secara lebih dini harus memberikan penjelasan tentang menarche pada anak perempuannya agar anak lebih mengerti dan siap menghadapi menarche. Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap remaja berkaitan erat dengan iklim keluarga remaja itu sendiri (Yusuf, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SD Negeri Sukorejo 02 Semarang melalui wawancara kepada 10 siswi yang berusia tahun yang belum menarche, didapatkan bahwa 7 siswi (70%) mereka mengetahui tentang haid pertama dan 3 siswa (30%) tidak mengetahui sama sekali tentang haid pertama, 1 siswi (14,3%) mendapat informasi tentang haid pertama (menarche) dari keluarga, 4 siswi (57,1%) mendapat informasi haid pertama dari teman sebaya dan 2 siswi (28,6%) dari media massa. Sebanyak 8 siswi (80%) mengatakan mereka takut bila dalam waktu dekat akan mengalami haid pertama (menarche) dan malu bila bergaul sama teman laki-laki dan 2 siswi (20%) mengatakan tidak takut bila dalam waktu dekat akan mengalami haid pertama. Wawancara terkait kesiapan menghadapi menarche didapatkan hasil sebanyak 7 siswi (70%) mengatakan belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat haid pertama dan 3 siswi (30%) mengatakan siap menghadapi haid pertama. Dari hal-hal yang diungkapkan diatas, peneliti ingin mengadakan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD Negeri Sukorejo 02 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SD Negeri Sukorejo 02 Semarang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian Desain penelitian ini termasuk deskriptif korelasi yaitu metode penelitian yang menggambarkan suatu keadaan secara obyektif untuk melihat hubungan antara 2 variabel pada situasi atau kelompok tertentu (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SD N 02 Sukorejo Semarang pada bulan Agustus Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V, dan VI SD N 02 Sukorejo tahun ajaran 2015/2016 yang berjenis kelamin perempuan usia tahun dan belum menarche yaitu berjumlah 51 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V, dan VI SD N 02 Sukorejo tahun ajaran 2015/2016 yang berjenis kelamin perempuan dan belum menarche yaitu berjumlah 51 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Sukorejo Page 3

4 adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Analisa Data Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2012). Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu pengetahuan, sikap dan sumber informasi teman sebaya terhadap kesiapan menghadapi menarche. Analisa Bivariat Analisa bivariat adalalah analisa yang dilakukan terhadap 2 atau lebih yang diduga saling berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2010). Teknik analisa data dengan menggunakan komputer melalui program SPSS For Window versi 21.0 uji hipotesa yang digunakan yaitu uji Chi Square. Hasil penelitian ditemukan hasil untuk variabel pengetahuan, sumber informasi dari teman sebaya dan sikap menghadapi menarche menyatakan bahwa tidak ada cell yang mempunyai nilai ekspektasi <5 jadi menggunakan continuity correction. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Pengetahuan tentang Menarche Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Pengetahuan Responden Frekuensi Persentase (%) Baik 36 70,6 Cukup 15 29,4 Jumlah ,0 Tabel 1 terdapat 36 responden (70,6%) berpengetahuan baik tentang menarche dan 15 responden (29,4%) berpengetahuan kurang tentang menarche. b. Sumber Informasi Teman Sebaya Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Infrmasi Teman Sebaya dalam Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Sumber Informasi Frekuensi Teman Sebaya Informasi Cukup 15 29,4 Informasi Kurang 36 70,6 Jumlah ,0 Persentase (%) Tabel 2 terdapat 15 responden (29,4%) mendapat informasi cukup tentang menarche dari teman sebaya dan 36 responden (70,6%) mendapat informasi kurang tentang menarche dari teman sebaya. Sukorejo Page 4

5 c. Sikap Menghadapi Menarche Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Sikap Frekuensi Responden Positif 24 47,1 Negatif 27 52,9 Jumlah ,0 Persentase (%) Tabel 3 terdapat 24 responden (47,1%) bersikap positif dalam menghadapi menarche dan 27 responden (52,9%) bersikap negatif dalam menghadapi menarche. d. Kesiapan Menghadapi Menarche Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kesiapan Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Kesiapan Responden Frekuensi Persentase (%) Siap 25 49,0 Tidak Siap 26 51,0 Jumlah ,0 Tabel 4 terdapat 25 responden (49,0%) siap menghadapi menarche dan terdapat 26 responden (51,0%) tidak siap menghadapi menarche. 2. Analisis Bivariat Tabel 5 Hubungan Pengetahuan tentang Menarche dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Pengetahuan Kesiapan Menghadapi Menarche Jumlah p-value PR Siap Tidak Siap F % f % f % Baik 21 58, , ,0 0,079 2,188 Cukup 4 26, , ,0 Jumlah 25 49, , ,0 Tabel 5 didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 58,3% (21 responden) dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 26,7% (4 responden). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,079 (p > 0,05) dan PR 2,188. Nilai p > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Nilai PR 2,188 yang menyatakan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik berpeluang 2,188 kali lebih siap dalam menghadapi menarche dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan kurang. Sukorejo Page 5

6 Tabel 6 Hubungan Sumber Informasi dari Teman Sebaya dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Sumber Informasi dari Tema Sebaya Kesiapan Menghadapi Menarche Jumlah p-value PR Siap Tidak Siap f % f % f % Informasi Cukup 14 93,3 1 6, ,0 0,0001 3,055 Informasi kurang 11 30, , ,0 Jumlah 25 49, , ,0 Tabel 6 didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mendapat informasi cukup tentang menarche (93,3%) dibanding responden yang mendapat informasi kurang tentang menarche (30,6%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,0001 (p < 0,05) dan PR= 3,055. Nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi dari teman sebaya dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Nilai PR 3,055 menyatakan bahwa responden yang mendapat informasi cukup berpeluang 3,055 kali lebih siap dalam menghadapi menarche dibandingkan responden yang mendapat informasi kurang tentang menarche dari teman sebaya. Tabel 7 Hubungan Sikap Menghadapi Menarche dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Sikap Kesiapan Menghadapi Menarche Jumlah p-value PR Siap Tidak Siap f % f % f % Positif 17 70,8 7 29, ,0 2,391 0,008 Negatif 8 29, , ,0 Jumlah 25 49, , ,0 Tabel 7 didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mempunyai sikap positif (70,8%) dibanding responden yang mempunyai sikap negatif (29,6%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,008 (p< 0,05) dan PR= 2,391. Nilai p< 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap remaja putri tentang menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Nilai PR 2,391 menyatakan bahwa responden yang mempunyai sikap positif berpeluang 2,391 kali lebih siap dalam menghadapi menarche dibandingkan responden yang mempunyai sikap negatif dalam menghadapi menarche PEMBAHASAN 1. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berpengetahuan baik tentang menarche yaitu 70,6% dan berpengetahuan cukup tentang menarche 29,4%. Sukorejo Page 6

7 Sebagian besar pengetahuan siswi baik, karena dapat dilihat dari jawaban kuesioner yang berpengetahuan baik seluruh (100%) responden yang menjawab benar pada kuesioner yang menyatakan tentang haid pertama adalah haid yang datang pertama kali pada kehidupan seorang remaja putri dan pembalut digunakan untuk menjaga agar darah haid tidak mengganggu. Hal itu membuktikan bahwa mereka mengetahui tentang pengertian haid pertama dan hal-hal yang dilakukan saat menarche. Usia responden berkisar antara tahun yang tergolong pada kelompok remaja awal (Hurlock, 2007). Dimana pada remaja awal lebih dekat dengan teman sebayanya, merasa ingin bebas dan lebih banyak memperhatikan bentuk tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010), bahwa semakin cukup umur tingkat kematangan seseorang dalam berpikir akan lebih baik dan menjadi lebih dewasa. Pengetahuan diperoleh sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan diri maupun dorongan sikap dan perilaku sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Pengetahuan dikatakan baik apabila mampu memahami dan menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan mampu untuk menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, mengaplikasikan, meramalkan dan sebagainya sebagai suatu objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sebagian kecil responden berpengetahuan cukup dapat disebabkan karena kurangnya fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti buku-buku bacaan diperpustakaan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang haid pertama. Selain itu majunya teknologi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, kemudian sarana komunikasi mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang (Notoatmodjo, 2009). Di SD N 02 Sukorejo para siswi memperoleh pengetahuan tentang menarche dari lingkungan sekitar, seperti para guru, kakak atau teman sebaya yang pernah mengalami menarche tetapi tidak membahas secara jelas dan lengkap apa itu menarche, perubahan yang terjadi saat menarche, dan hal-hal yang dilakukan saat menarche. Menurut Hendra (2008) menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang buruk, tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan, seseorang akan dapat pengalaman yang akan berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang. 2. Gambaran Sumber Informasi dari Teman Sebaya dalam Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Hasil penelitian terhadap informasi teman sebaya di SD N 02 Sukorejo Semarang menunjukkan bahwa t 29,4% responden mendapat informasi cukup tentang menarche dari teman sebaya dan 70,6% mendapat informasi kurang tentang menarche dari teman sebaya. Sebagian besar siswi yang kurang mendapat informasi dari teman sebaya karena dapat dilihat dari jawaban kuesioner, mereka banyak menjawab tidak pada kuesioner yang menyatakan tentang saya pernah bertanya cara memakai pembalut kepada teman, hal itu menunjukkan bahwa siswi kurang aktif untuk mencari informasi tentang haid pertama sehingga tidak mendapat informasi. Banyaknya siswi yang kurang mendapat informasi terkait menarche dari teman sebaya dapat disebabkan karena mereka menganggap bahwa menstruasi merupakan hal yang tabu Sukorejo Page 7

8 untuk dibicarakan dengan teman sebaya sehingga tidak memungkinkan untuk saling bertukar informasi terkait haid pertama. Didukung oleh teori yang diungkapkan Santrock (2003), bahwa informasi teman sebaya ada 2 komponen diantaranya dengan bercerita dan bertanya. Bercerita merupakan tempat bertukar pengalaman untuk mendapatkan informasi. Bertanya akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi. Remaja menganggap teman sebaya tempat curahan hati yang dapat memahami masalah yang dihadapi seperti menghadapi masalah tentang haid pertama, lamanya haid, gangguan haid, perubahan fisik yang terjadi setelah haid pertama dan cara membersihkan organ kewanitaannya. Hal ini dapat diperkuat oleh teori yang dijelaskan Yusuf (2012), bahwa semakin banyak informasi yang benar dari teman sebaya maka persepsi siswi akan baik dan kearah yang positif, sedangkan semakin banyak informasi yang tidak benar dari teman sebaya maka persepsi siswi akan tidak baik dan kearah yang negatif. 3. Gambaran Sikap Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Hasil penelitian tentang sikap menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang menunjukkan bahwa 47,1% responden bersikap positif dalam menghadapi menarche dan 52,9% bersikap negatif dalam menghadapi menarche. Terdapat 27 siswi yang memiliki sikap negatif dapat dilihat pada jawaban kuesioner yang menyatakan bahwa remaja putri yang mengalami haid pertama akan ketakutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja putri sebagian besar mempunyai sikap negatif terhadap menarche. Sikap positif yaitu kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan terjadinya menstruasi pertama. Sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai datangnya haid pertama. Sikap negatif terhadap menarche dapat dikarenakan beberapa hal, seperti pengalaman haid pertama yang diperoleh dari lingkungan yang kurang mendukung dan informasi negatif tentang menarche dari teman sebaya sehingga menjadikan remaja putri mempunyai respon negatif baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dapat juga didukung oleh teori dari Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang konformir atau searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting. Hal ini sesuai konsep yang telah ada bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan tanggapan dan respon terhadap stimulasi tertentu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang yang didapat berdasarkan dari proses belajar ataupun pengaruh dari lingkungan. Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa sehigga hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu (Budiman dan Riyanto, 2015). Sikap dapat diposisikan sebagai hal evaluasi yang dilakukan individu terhadap berbagai objek yang diamati. Sikap merupakan predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Dalam pandangan ini respon yang diberikan individu diperoleh dari proses belajar terhadap berbagai atribut berkaitan dengan objek (Notoatmodjo, 2010). 4. Gambaran Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Hasil penelitian tentang kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang 49,0% responden siap menghadapi menarche dan 51,0% tidak siap menghadapi menarche. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar Sukorejo Page 8

9 responden tidak siap menghadapi menarche. Dilihat dari kuesioner yang paling cenderung muncul dari 2 aspek kesiapan fisik dan psikologis yaitu kesiapan psikologis yang menunjukkan hasil remaja tidak siap menghadapi menarche. Terdapat 26 siswi yang tidak siap menghadapi menarche dapat dilihat pada jawaban kuesioner yang menyatakan bahwa saya menganggap haid hal yang kotor. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak siap menghadapi menarche secara psikologis. Hasil penelitian ini didukung oleh teori Effendy (2007), kesiapan menghadapi haid pertama merupakan keadaan yang menunjukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menarche yang menginjak usia tahun. Hal ini ditandai dengan adanya pemahaman atau pengetahuan yang mendalam tentang proses menstruasi, sehingga siap untuk menerima dan mengalami menarche sebagai proses yang normal. Menurut Dianawati (2003), dikatakan siap menghadapi menarche apabila telah siap secara fisik yaitu ia telah mempersiapkan dirinya apabila mengalami menarche, sudah tahu apa yang dilakukan pertama kali saat menstruasi datang. Selain itu menurut Nuraini (2003) menyatakan bahwa siap secara psikologis apabila ia menganggap menstruasi adalah hal yang normal dan merupakan awal dari proses kedewasaan dan tidak takut melihat darah di dalam celana dalam dan harus berhatihati dalam bergaul. Diperkuat oleh teori Suryani (2008), bahwa remaja yang belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis. Mereka akan merasa haid sebagai suatu yang kejam dan mengancam dan bisa berlanjut ke arah negatif sedangkan remaja yang telah siap menghadapi menarche mereka akan senang dan bangga karena mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis. 5. Hubungan Pengetahuan tentang Menarche dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mempunyai pengetahuan baik 58,3% dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 26,7%, sehingga responden yang berpengetahuan baik lebih siap menghadapi menarche dibandingkan responden yang berpengetahuan cukup. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai p =0,079 (p> 0,05) dan PR= 2,188 yaitu tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche dan remaja putri yang mempunyai pengetahuan baik berpeluang lebih siap daripada yang mempunyai pengetahuan cukup tentang menarche. Siswa yang mempunyai pengetahuan baik dan siap menghadapi menarche sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. Siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi belum siap menghadapi menarche hal tersebut bisa dikarenakan faktor lingkungan setempat contohnya kebiasaan atau adat yang menganggap menstruasi hal yang tabu untuk diketahui anak, jadi siswi mendapatkan informasi tentang men-struasi hanya sebatas dari pelajaran saja, sehingga kesiapan dalam psikis mereka kurang. Sedangkan pada siswi dengan tingkat pengetahuan cukup, dikarenakan kurangnya informasi Sukorejo Page 9

10 tentang menstruasi yang mereka peroleh, sehingga banyak yang belum mereka ketahui sehingga belum siap dalam menghadapi menstruasi pertama. Responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak siap menarche bisa dikarenakan berbagi macam faktor-faktor yang kompleks, seperti keluarga atau orang tua, peran ibu, media masa/elektronik. Faktor keluarga mempengaruhi kesiapan siswi dalam menghadapi menarche. Keluarga adalah pemberian pendidikan seks pertama bagi remaja serta memliki pengaruh terkuat (disamping teman sebaya dan media) dalam mengembangkan nilai-nilai seksual dan pemahaman seks anak-anak remaja (Yusuf, 2006). Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adalah media masa/elektronik. Media masa sangat efektif untuk menyampaikan informasi terutama juga untuk mempromosikan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi (Soetjiningsih, 2010). Hasil penelitian Mulyati (2007) membahas bahwa menarche sebagai pengalaman baru bagi remaja putri. Usia pubertas berkaitan dengan faktor psikis seperti malu, bingung, dan menganggap menstruasi sebagai peristiwa yang tidak menyenangkan. Remaja putri tersebut bisa segera menyadari bahwa menstruasi sebagai proses fisiologis dan berespon positif terhadap menarche, sebaliknyapengetahuan yang tidak baik, kesalahan persepsi dan pemikiran yang salah dapat mendorong ketakutan, kecemasan, dan perilaku yang negatif bagi remaja putri. Remaja putri yang tidak memiliki persiapan sebelumnya terhadap menstruasi pertama cenderung memperlihatkan sikap negatif dibandingkan yang sudah mempersiapkan terlebih dahulu. Berdasarkan teori perilaku yang dikemukakan Lawrence Green, perilaku dipengaruhi 3 faktor utama salah satunya faktor presdiposisi yang didalamnya mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, dimana pengetahuan akan berpengaruh pada kesiapan seseorang. 6. Hubungan Sumber Informasi dari Teman Sebaya dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mendapat informasi cukup 93,3% dibanding responden yang mendapat informasi kurang 30,6% sehingga responden yang mendapat informasi cukup dari teman sebaya lebih siap menghadapi menarche. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,0001 (p< 0,05) dan PR= 3,055 artinya ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi dari teman sebaya dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang dan remaja yang mendapat informasi cukup tentang menarche dari teman sebaya berpeluang 3,055 kali lebih siap dari pada yang mendapat informasi kurang dari teman sebaya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche adalah adanya sumber informasi. Informasi dapat berasal dari keluarga, guru di sekolah, petugas kesehatan dan teman sebaya. Teman sangat berperan penting dalam bertukar informasi dan pengalaman, salah satunya mengenai datangnya menarche. Diperkuat oleh teori Dariyo (2004), yang mengungkapkan bahwa informasi teman sebaya dapat meningkatkan kesiapan menghadapai menarche karena dengan informasi yang baik dan tepat akan menjadikan seseorang menjadikan reaksi positif terhadap menarche dan menganggapnya sebagai tanda kedewasaan seorang wanita Sukorejo Page 10

11 sehingga mereka percaya diri dan optimis. Informasi yang baik tentang menarche menyebabkan remaja lebih siap menghadapi menarche. Kurangnya informasi dari orang tua dan teman sebaya yang kurang tepat dapat menjadikan reaksi negatif terhadap menarche seperti gangguan psikologis yang tidak stabil dan akan menyebabkan bingung, sedih, stress, cemas dan mudah tersinggung saat mengalami menstruasi. Dari kuesioner menunjukkan diantara kedua komponen informasi teman sebaya dengan komponen bercerita dan bertanya yang paling mendukung adalah informasi teman sebaya dengan cara bercerita dengan persentase (60,8%) lebih banyak dari informasi teman sebaya dengan cara bertanya. Teman memberikan informasi tentang lama menstruasi pertama, informasi mengenai perubahan fisik setelah menstruasi pertama dan menjaga kebersihan saat menarche. Menurut Yusuf (2006), bahwa kelompok teman sebaya mempunyai kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian remaja. Namun disisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena pengaruh teman sebayanya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar sumber informasi tentang menarche diperoleh dari kelompok teman sebaya yang mempengaruhi kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. 7. Hubungan Sikap Menghadapi Menarche dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche lebih tinggi pada responden yang mempunyai sikap positif 70,8% dibanding responden yang mempunyai sikap negatif 29,6%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p =0,008 (p< 0,05) dan PR= 2,391 maka ada hubungan yang bermakna antara sikap remaja putri tentang menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang dan remaja putri yang mempunyai sikap positif berpeluang 2,391 kali lebih siap daripada remaja putri yang mempunyai sikap negatif tentang menarche. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Jayanti (2011) yang menyatakan bahwa remaja putri yang memiliki sikap sangat baik tentang menarche lebih siap menghadapi menarche dibandingkan remaja putri yang mempunyai sikap tidak baik tentang menarche. Hal ini sesuai dengan Suryani dan Widyasih (2008) yaitu anak yang mempunyai sikap positif akan senang dan bangga karena mereka menganngap sudah dewasa secara biologis dan anak yang mempunyai sikap negatif tentang menarche akan menolak dan menganggap menarche sebagai beban baru yang tidak menyenangkan. Berarti ada kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian yang dilakukan. Kartono (2005) mengungkapkan bahwa peristiwa paling penting pada masa pubertas dan remaja pada anak perempuan adalah gejala menstruasi atau haid. Anak gadis yang normal memiliki antisipasi yang berbeda-beda terhadap menstruasi. Anak-anak perempuan yang memiliki sikap positif terhadap menstruasi, maka pada saat datangnya menarche hal itu tidak akan menyebabkan anak perempuan menjadi cemas. Sikap mencerminkan kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek. Sukorejo Page 11

12 Sedang dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek (Sarwono, 2012). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rahayuningsih (2008) menyatakan bahwa pemahaman ataupun pengetahuan baik dan buruk, salah atau benarnya suatu hal akan menentukan sistem kepercayaan seseorang sehingga akan berpengaruh terhadap sikap seseorang. Caruthers, Merriweather, dan Schooler (2005) juga mengatakan bahwa anak perempuan yang bersikap negatif untuk selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari anak tersebut akan terbentuk suatu kepercayaan bahwa dirinya ternoda dan akan membenci dirinya sendiri. Akan tetapi sikap yang positif terhadap menstruasi memampukan anak mencintai dirinya sendiri, dapat bergaul dengan anak-anak yang lain, serta melakukan aktivitas seharihari tanpa merasa terbebani SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Gambaran pengetahuan remaja putri tentang menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang yang berpengetahuan baik (70,6%) dan yang berpengetahuan cukup (29,4%). b. Gambaran sumber informasi dari teman sebaya di SD N 02 Sukorejo Semarang yang mendapat sumber informasi cukup tentang menarche dari teman sebaya sebanyak (29,4%) dan yang mendapat informasi kurang dari teman sebaya (70,6%). c. Gambaran sikap remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang yang mempunyai sikap positif tentang menarche (47,1%) dan yang mempunyai sikap negatif tentang menarche (52,9%). d. Gambaran kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang yang mempunyai kesiapan menghadapi menarche (49,0%) dan yang tidak siap menghadapi menarche (51,0%). e. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang (p = 0,079). f. Ada hubungan antara sumber informasi dari teman sebaya dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang (p= 0,0001). g. Ada hubungan antara sikap dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SD N 02 Sukorejo Semarang (p= 0,008). 2. Saran a. Bagi Peneliti Agar dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk melakukan penelitian atau sebagai pengalaman dasar dalam pelaksanaan penelitian di bidang kesehatan. b. Bagi remaja putri di SD Negeri Sukorejo 02 Semarang Remaja putri menjelang usia menarche sebaiknya mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya mengenai menarche sehingga lebih siap dalam menghadapi menarche. c. Bagi Institusi Pendidikan SD N 02 Sukorejo Agar memberikan materi tambahan berupa informasi yang dibutuhkan siswi tentang kesehatan reproduksi khususnya menarche sehingga para remaja putri dapat menghindari terjadinya persepsi yang keliru pada saat remaja putri menghadapi menarche, beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan Sukorejo Page 12

13 menarche sebaiknya diberikan materi mengenai menarche sehingga siswi lebih siap dalam menghadapi menarche. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan cakupan sampel dan faktorfaktor yang lebih banyak agar didapatkan hasil penelitian yang baru lagi DAFTAR PUSTAKA Aprilani. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogjakarta: Fitramaya. Azwar, Saifuddin. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja. Budiman dan Riyanto.(2015). Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Dariyono, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Graha Indonesia. Dianawati. (2003). Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Hurlock, Elizabeth B. (2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Jayanti, Nur Fitri. (2011). Deskrispsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Anak dalam Menghadapi Menarche di SD N 1 Kretek Kecamatan Paguyuban Kabupaten Brebes. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan. Kartini, Kartono. (2005). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: CV Mandar Maji. Lubis, Namora Lumongga. (2013). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksinya. Jakarta: Prenada Media. Manuaba, Ida. Bagus Gede. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Mulyati. (2007). Hubungan Pengetahuan Mengenai Menstruasi Terhadap Kesiapan Remaja Putri Usia Pubertas di SMP Negeri 3 Medan Dalam Menghadapi Menarche. Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Nurngaini, Siti. (2003). Penelitian Kesiapan Remaja Putri Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Menarche Dini Studi Kualitatif Pada Siswa SD Ialam Al Azhar 14 Semarang. Skipsi. Semarang: FKM UNDIP. Santrock, John W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito Wirawan. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: EGC. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suryani, E. & Widyasih, H. (2008). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya. Yusuf, Syamsu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukorejo Page 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang

Lebih terperinci

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN SISWI DENGAN KESIAPAN SISWI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI DI MI SANGGRONG TEGALREJO PURWANTORO WONOGIRI Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN ANAK DALAM MENGHADAPI MENARCHE

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN ANAK DALAM MENGHADAPI MENARCHE DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN ANAK DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI 1 KRETEK KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 Nur Fitri Jayanti, Sugi Purwanti Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017 PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO 064023 MEDAN TAHUN 2017 Dina Indarsita, Yenni Purba Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Menarche (haid

Lebih terperinci

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

ELSA PERNANDA UTARI NIM I NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V SD Negeri 16 Pontianak ELSA PERNANDA UTARI NIM I31112093 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK SIKAP REMAJA PUTRI USIA -5 TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG Devi Gurita Melati, Septi Fitrah N,SST, Fikri Mubarok, S.Kep.,Ns Program Studi D Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang

Lebih terperinci

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja akan mengalami suatu perkembangan fisik, seksual dan psikososial sebagai

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di MI Salafiyah Simbang Kulon 02 Kabupaten Pekalongan. Ervina Ulfa dan Rizky Ajeng Mardiyana Aida Rusmariana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air. Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting sekali dalam perkembangan seseorang remaja putri. Pada tahap ini remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Eni Fitrotun Imbarwati*) Dewi Elliana*) *)Akademi kebidanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DWI NURAINI NIM: 201410104222 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian remaja Remaja atau adoloscense (Inggris) berasal dari bahasa Latin adoloscere yang berarti tumbuh ke arah kematangan, yakni kematangan mental, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD KELAS V DI SD PUNDENARUM I KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK Nurul Fatimah, Isy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005 dihuni

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78 dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM Lisastri Syahrias Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL Dewi Nurul Sari Akbid La Tansa Mashiro Jl.Soekarno-Hatta, Pasirjati, Rangkasbitung dewiluvmama12@yahoo.com Abstract The aim of this

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan tersebut, seorang remaja akan mengembangkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR Maulida Sri Rahayu 1 ; Dewi Marianthi 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Febra Ayudiah 1610104457 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 Arief Budiman, 2010; Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II : dr. Rimonta F. Gunanegara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. Menurut Hurlock ( 2008) masa remaja adalah masa transisi atau peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yaitu mereka yang berumur 10-19 tahun BKKBN (2000). Masa remaja adalah

Lebih terperinci

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI 16 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI Yuli Irnawati 1 Yulia Diana 2 Anik Siti Juariyah 3 Email : billa_yuli@yahoo.com Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA. R. Khairiyatul Afiyah

GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA. R. Khairiyatul Afiyah GAMBARAN RESPON PSIKOLOGIS SAAT MENARCHE PADA SISWI KELAS 4-6 SD KHADIJAH SURABAYA R. Khairiyatul Afiyah Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila * GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila * *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo heryernwati@gmail.com, 08125967858 ABSTRAK Remaja

Lebih terperinci

Anisatun Afifah 1 Tulus Puji Hastuti 2

Anisatun Afifah 1 Tulus Puji Hastuti 2 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI DANGKEL PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 201 Anisatun Afifah 1 Tulus Puji Hastuti 2 Email:

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE DAN PERUBAHAN FISIK SEKUNDER MELALUI METODE TEMAN SEBAYA ( PEER GROUP) TERHADAP PERSEPSI REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SDN KAMPUNG DALEM 6 KOTA

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI WIWI SARTIKA Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru Telp (0761)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA Irma Harahap 1 *, Erris 2 1 Akademi Keperawatan Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah usia antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis antara 10 sampai 19 tahun. Perubahan terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 Lestari Makmuriana, S.Kep., Ns., M.Pd 1, Indar Lestiana 2 1 Dosen STIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai berpikir secara konkrit

Lebih terperinci

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG Mother Attitudes Towards Adolescent Anxiety Dealing Menarche In SD Gebangsari 04 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Data demografi menunjukan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara

Lebih terperinci

Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche

Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche Ida Nurmawati #1, Feby Erawantini #2 # Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jln. Mastrip Kotak Pos 164

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG Riana Prihastuti Titiek Soelistyowatie*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara berkesinambungan dan saling berkaitan yang berlangsung secara teratur dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama biasanya terjadi pada wanita usia 12-16 tahun. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau menstuasi pertama kali.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yang dimulai dengan gambaran responden penelitian, gambaran tingkat pengetahuan, gambaran kesiapan,

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini. STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini Dewi Elliana*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah

Lebih terperinci

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang   ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 2 TELUKNAGA TANGERANG Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : atnesia.ajeng@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN ANALIZE THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE YOUNG WOMEN CLASS X ABOUT MENSTRUATION

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE Tita Restu Yuliasri & Dyah Ayu Tri Puspita Ning Tyas Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan, Bantul e-mail

Lebih terperinci

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta HUBUNGAN SUMBER INFORMASI SEKS PRANIKAH DARI TEMAN SEBAYA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA MAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014. ORIGINAL RESEARCH PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014 Ramadhaniyati (Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Mardikaning Tiyas Puji Lestari 201310104171 PROGAM STUDIBIDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016 Sri Musfiroh 1 Siti Difta Rahmatika 2 dan Euis Kartika

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DENI RAMDHANI FITRIYATI NIM: 201410104011

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pubertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat kebersihan selama menstruasi. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN Kepada, Yth. Calon Responden di tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi

Lebih terperinci

Tulus Puji Hastuti 1, Sri Widatiningsih 2, Anisatun Afifah 3 ABSTRACT

Tulus Puji Hastuti 1, Sri Widatiningsih 2, Anisatun Afifah 3   ABSTRACT HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI DANGKEL PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Tulus Puji Hastuti 1, Sri Widatiningsih

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN Sri Handayani* ABSTRAK HIV/AIDS menduduki peringkat pertama di Indonesia terutama di Propinsi DKI Jakarta. Kasus HIV/AIDS sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi

Lebih terperinci