BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yulia Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yang dimulai dengan gambaran responden penelitian, gambaran tingkat pengetahuan, gambaran kesiapan, dan diakhiri dengan pembahasan. 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN Penelitian dilakukan pada 6 Sekolah Dasar Negeri, antara lain: SDN Sidorejo Lor 01, SDN Sidorejo Lor 02, SDN Sidorejo Lor 03, SDN Sidorejo Lor 04, SDN Sidorejo Lor 06, SDN Sidorejo Lor 07, dan 2 Sekolah Menengah Pertama Swasta, antara lain: SMP Pangudi Luhur, dan SMP Islam Sultan Fattah yang semuanya terletak di daerah Kelurahan Sidorejo Lor, Salatiga. Subyek penelitian terdiri dari orang siswi remaja awal yang berusia tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Berikut ini ditampilkan distribusi responden berdasarkan usia. 53
2 Frekuensi Persentase 36,5% 33,5% 46 23,4% 11 5,6% 2 1% 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Responden Berdasarkan Usia (n=) Tabel di atas menunjukkan bahwa responden paling muda berusia 10 tahun dan responden paling tua berusia 14 tahun. Responden terbanyak adalah yang berusia 10 tahun dengan persentase sebesar 36,5%. 4.2 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI Dalam variabel tingkat pengetahuan tentang kebersihan genitalia eksterna saat menstruasi terdapat 18 item pertanyaan. Berikut hasil analisis tingkat pengetahuan responden per item yang akan disajikan dalam tabel 4.1.
3 Tabel 4.1 Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kebersihan Genitalia Eksterna Saat Menstruasi (n=) Pertanyaan Benar Salah Total 1. Pengetahuan Responden Terhadap Pengertian Kebersihan Diri 154 (78,2%) 43 (21,8%) 2. Pengetahuan Responden Terhadap Pengertian Kebersihan Diri Saat Menstruasi 105 (53,3%) 92 (46,7%) 3. Pengetahuan Responden Terhadap Tujuan Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan Pada Saat Menstruasi 4. Pengetahuan Responden Terhadap Hal Yang Dilakukan Sebelum Membersihkan Alat Kelamin 5. Pengetahuan Responden Terhadap Pengertian Pembalut Wanita 6. Pengetahuan Responden Terhadap Bahan Pembalut yang Sebaiknya Digunakan 7. Pengetahuan Responden Terhadap Dampak Tidak Mengganti Pembalut 8. Pengetahuan Responden Terhadap Dampak Penggunaan Pembalut Kotor Bagi Kesehatan 9. Pengetahuan Responden Terhadap Intensitas Mengganti Pembalut Ideal 10. Pengetahuan Responden Terhadap Pengertian Kebersihan Alat Kelamin 11. Pengetahuan Responden Terhadap Intensitas Mengganti Celana Dalam Saat Menstruasi 12. Pengetahuan Responden Terhadap Bahan Celana Dalam yang Baik 13. Pengetahuan Responden Terhadap Cara Penjagaan Alat Kelamin 14. Pengetahuan Responden Terhadap Penyakit yang Timbul Akibat Alat Kelamin Tidak Dijaga Dengan Bersih 15. Pengetahuan Responden Terhadap Alasan Mengganti Pembalut 139 (70,6%) 134 (68,0%) 173 (87,8%) 192 (97,5%) 166 (84,3%) 158 (80,2%) 35 (17,8%) 141 (71,6%) 77 (39,1%) 92 (46,7%) 15 (7,6%) 113 (57,4%) 86 (43,7%) 58 (24,9%) 63 (32,0%) 24 (12,2%) 5 (2,5%) 31 (15,7%) 39 (19,8%) 162 (82,2%) 56 (28,4%) 120 (60,9%) 105 (53,3%) 182 (92,4%) 84 (42,6%) 111 (56,3%) 55
4 Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Pantyliner 17. Pengetahuan Responden Tterhadap Cara Mencuci Alat Kelamin yang Benar 18. Pengetahuan Responden Terhadap Hal yang Dilakukan Setelah Membersihkan Alat Kelamin 136 (69,0%) 99 (50,3%) 172 (87,3%) 61 (31,0%) 98 (49,7%) 25 (12,7%) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk variabel tingkat pengetahuan tentang kebersihan genitalia eksterna saat menstruasi di atas maka dapat diinterpretasikan hasil rekapitulasi tingkat pengetahuan responden adalah sebagai berikut: Frekuensi Persentase ,1% 40,1% 35 17,8% Rendah Cukup Baik Gambar 4.2 Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan Tentang Kebersihan Genitalia Eksterna Saat Menstruasi (n=)
5 KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE Dalam variabel kesiapan menghadapi menarche terdapat 10 item pernyataan. Berikut hasil analisis kesiapan menghadapi menarche responden per item yang akan disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Kesiapan Responden Menghadapi Menarche (n=) Pertanyaan Benar Salah Total (76,1%) (23,9%) 1. Kesiapan Responden Terhadap Penerimaan Terhadap Perubahan Primer Pada Usia Pubertas 2. Kesiapan Responden Terhadap Sebutan Untuk Keluarnya Darah Dari Alat Kelamin yang Terjadi Secara Periodik 3. Kesiapan Responden Terhadap Persepsi Bahwa Wanita Akan Mengalami Menstruasi 4. Kesiapan Responden TerhadapKemauan Mencari Informasi Mengenai Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Menstruasi Melalui Orang Lain 5. Kesiapan Responden TerhadapKemauan Mencari Informasi Mengenai Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Menstruasi Melalui Media Informasi 6. Kesiapan Responden Terhadap Salah Satu Tanda Terjadinya Menstruasi Pada Remaja Putri 7. Kesiapan Responden Terhadap Ketakutan Terhadap Terjadinya Menstruasi 8. Kesiapan Responden Terhadap Persepsi Bahwa Menstruasi Adalah Hal Yang Kotor dan Menjijikkan 146 (74,1%) 186 (94,4%) 130 (66,0%) 128 (65,0%) 53 (26,9%) 41 (20,8%) 67 (34,0%) 51 (25,9%) 11 (5,6%) 67 (34,0%) 69 (35,0%) 144 (73,1%) 156 (79,2%) 130 (66,0%)
6 58 9. Kesiapan Responden Terhadap Persiapan Dengan Membawa Pembalut Untuk Menghadapi Menstruasi Pertama 10. Kesiapan Responden Terhadap Cara Pakai Pembalut yang Benar 53 (26,9%) 143 (72,6%) 144 (73,1%) 54 (27,4%) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk variabel kesiapan menghadapi menarche di atas, maka dapat diinterpretasikan kesiapan responden adalah sebagai berikut: Frekuensi Persentase ,3% 36,5% 41,1% Rendah Sedang Tinggi Gambar 4.3 Hasil Analisis Kesiapan Menghadapi Menarche (n=)
7 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tingkat pengetahuan tentang kebersihan genitalia eksterna saat menstruasi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebanyak 42,1% responden di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tergolong pengetahuan rendah. Dalam penelitian ini sebagian besar responden menjawab benar pada pengetahuan terkait perubahan biologis. Namun, responden sebagian besar menjawab salah pada pengetahuan mengenai praktik dalam menjaga kebersihan genitalia. Dalam penelitian Fetohy di Riyadh (2007) didapatkan bahwa rata-rata skor tingkat pengetahuan tentang menstruasi yang mencakup aspek fisiologi dan menstrual hygiene masih rendah. Hasil penelitian Marvan & Bejarano (2005) mengindikasikan bahwa hygiene dan fungsi tubuh merupakan topik yang paling banyak diperbincangkan. Kecenderungan ini hanya berfokus pada hal-hal yang biologis dan aspek kehigienisan saat menstruasi yang menghasilkan sebuah ketidaksinambungan antara pengetahuan dan pengalaman biologis pada anak perempuan itu sendiri. Dengan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai praktik menjaga kebersihan,
8 60 responden berpotensi memiliki praktik hygiene yang rendah pula. Hal ini selaras dengan penelitian Omidvar & Begum (2010) di India Selatan yang menyatakan bahwa salah satu yang dapat mempengaruhi perilaku dan praktik dalam menstrual hygiene adalah kesadaran. Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa salah satu proses seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru adalah awareness (kesadaran). Kesadaran berhubungan langsung dengan pengetahuan, oleh karena itu apabila responden memiliki kesadaran yang baik maka respondenpun akan menunjukkan praktik menjaga kebersihan genitalia yang baik pula. Menurut Azwar (2000), pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pengetahuan tentang kebersihan genitalia eksterna saat menstruasi yang dimiliki oleh remaja awal yang belum mengalami menarche akan mempengaruhi sikapnya dalam menghadapi menarche dan apa yang seharusnya dilakukan jika sudah menstruasi nantinya.
9 61 Sesuai dengan hasil penelitian Nagar dan Aimol di Meghalaya, India (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi persepsi remaja tentang menstruasi pertama (menarche). Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang menstruasi pertama (menarche) positif, maka hal ini akan berpengaruh pada kesiapan remaja dalam berperilaku dalam menjaga kebersihan organ genitalianya. Mayoritas responden belum mendapatkan informasi mengenai pengetahuan praktis dalam memelihara kebersihan genitalia saat menstruasi. Hal ini disebabkan oleh belum adanya materi pembelajaran kesehatan reproduksi mengenai kebersihan genitalia saat menstruasi. Fetohy (2007) menyatakan bahwa meskipun perubahan perilaku merupakan tujuan utama dalam program pendidikan kesehatan, namun setiap kenaikan tingkat pengetahuan tidak selalu berdampak pada perubahan perilaku. Dalam penelitian Dasgupta & Sarkar (2008) di Bengal Selatan diperoleh hasil bahwa persepsi yang salah, dan praktis yang buruk terhadap menstruasi masih sangat jauh dari memuaskan. Dalam penelitian Anibue & Nwankwo (2009) diperoleh hasil bahwa pelatihan pre-menarche dalam
10 62 kurikulum sekolah dasar sangat diharapkan dapat menyediakan guru yang ditujukan untuk aspek praktis dalam manajemen menstruasi di kelas formal. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan Kumcagiz & Avci (2011) di Samsun City yang menyatakan bahwa perawat atau tenaga kesehatan yang bekerja di sekolah sangat dibutuhkan dalam memandu dan memberikan informasi mengenai menstruasi dan kebersihannya sehingga siswi dapat mengarah pada perilaku yang positif. Terkait pengetahuan kebersihan genitalia saat menstruasi, penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengetahuan tentang kebersihan genitalia saat menstruasi ini masih tergolong rendah. Pengetahuan ini dipengaruhi oleh faktor aspek fisiologi dan kehigienisan saat menstruasi Remaja memilki pengetahuan yang baik dari segi aspek fisiologi, namun belum memiliki informasi yang adekuat yang ditinjau dari aspek praktis atau kehigienisan saat menstruasi. Kurangnya sumber informasi mengenai praktis dalam kehigienisan saat menstruasi menjadi penyebab rendahnya pengetahuan remaja. Seorang anak perempuan yang memiliki pengetahuan yang rendah terhadap kebersihan genitalia akan secara potensial berpengaruh terhadap perilakunya dalam menghadapi menstruasi, dan
11 63 dalam hal ini akan mempengaruhi bagaimana remaja memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan genitalianya. Kesadaran dapat dibentuk dengan pengetahuan yang baik, yang secara langsung mengacu pada perolehan informasi yang didapatkan mengenai kehigienisan saat menstruasi. Partisipasi dari ibu, kakak, atau saudara perempuan dalam memberikan informasi mengenai menstruasi dan kehigienisan saat menstruasi sangatlah dibutuhkan. Namun hal itu saja tidak cukup, berdasarkan pada hasil ini keberadaan dan partisipasi tenaga kesehatan atau perawat yang bekerja di area sekolah sangat penting dalam memberikan informasi yang signifikan seperti fisiologi menstruasi, karakteristik perkembangan seksual sekunder, pemilihan pembalut, dan teknik perawatan alat genital dibutuhkan oleh seorang remaja sesuai dengan tahap perkembangannya Kesiapan Menghadapi Menarche Yusuf (2002) mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek mengenai kesiapan, yaitu: aspek pemahaman, aspek penghayatan, dan aspek kesediaan. Ditinjau dari aspek pemahaman, sebanyak 76,1% responden menyadari bahwa perubahan fisik yang dialami oleh responden
12 64 merupakan hal yang normal. Ditinjau dari aspek penghayatan, sebanyak 74,1% responden berada pada kondisi psikologis dimana mereka siap bahwa menarche akan terjadi pada setiap wanita dan datangnya menarche merupakan sesuatu yang wajar dan normal. Sedangkan ditinjau dari aspek kesediaan, sebanyak 66,0% responden berada pada kondisi psikologis dimana mereka berusaha bertanya atau mencari tahu mengenai menstruasi pertama (menarche) sebagai bentuk persiapan mereka dalam menghadapi menarche. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sebanyak 41,1% responden tergolong ke dalam kategori tingkat kesiapan tinggi. Maka dapat dikatakan bahwa rata-rata responden merasa memiliki kondisi yang siap untuk memberikan respon yang positif terhadap terjadinya menarche. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 76,1% dari total keseluruhan responden memiliki penerimaan yang baik terhadap perubahan kelamin primer pada usia pubertas. Begitupula dengan persepsi bahwa wanita akan mengalami menstruasi (94,4%), responden yang merasa ketakutan terhadap terjadinya menstruasi hanya sebesar 20,8%, dan responden
13 65 yang memiliki persepsi bahwa menstruasi adalah hal yang kotor dan menjijikkan hanya 34,0% dari total keseluruhan. Hal ini sesuai dengan Santrock (2003) yang mengemukakan bahwa reaksi yang paling sering muncul dalam respon anak perempuan terhadap menarche adalah positif. Hal ini dapat diartikan bahwa menarche dijadikan indeks kedewasaan mereka. Reaksi yang positif mengindikasikan bahwa anak perempuan yang telah menstruasi diasumsikan telah mampu memiliki anak, mengalami sesuatu yang membuat mereka menjadi wanita yang lebih dewasa, dan menjadikan mereka lebih mirip dengan teman-temannya yang sudah mengalami menstruasi. Aspek negatif dari menarche yang paling sering dilaporkan oleh anak perempuan adalah kerepotan (membawa pembalut pengganti) dan rasa kotor pada daerah alat kelamin akibat darah menstruasi. Sebagian kecil anak perempuan juga mengindikasikan bahwa menarche melibatkan ketidaknyamanan fisik yang menyebabkan keterbatasan tingkah laku dan menciptakan perubahan emosional. Anak perempuan yang tidak siap menghadapi menarche mengindikasikan perasaan negatif terhadap menstruasi daripada mereka yang lebih siap menghadapi dimulainya siklus menstruasi (Santrock, 2003).
14 66 Hendrik (2006) menyatakan bahwa selain informasi yang diperoleh remaja dari keluarga (ibu atau saudara kandung), kesiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche) juga dipengaruhi oleh paparan informasi yang didapatkan dari televisi, radio, majalah atau jurnal. Pada masa remaja beberapa media informasi tersebut menjadi media sumber informasi yang dapat menjawab rasa keingintahuan remaja. Dengan demikian, remaja mulai dapat mengenal dan menerima berbagai perubahan yang akan terjadi pada tubuhnya sehingga remaja dapat memiliki citra diri yang baik saat menstruasi pertama (menarche). Dari hal-hal tersebut menandakan bahwa pemahaman yang mendalam mengenai proses menstruasi sangat diperlukan sehingga remaja awal dapat siap menerima dan pada akhirnya mengalami menstruasi pertama (menarche) yang diartikan sebagai sebuah tahap perkembangan yang normal. Remaja yang tidak diberitahu atau tidak dipersiapkan dengan baik sejak awal tentang bagaimana cara menjaga kebersihan genitalia saat menstruasi, maka pengalaman akan adanya perubahan fisik tersebut dapat menjadi suatu kebiasaan yang salah. Hal ini sesuai dengan penelitian Anibue & Nwankwo (2009) di Nigeria bahwa ketiadaan
15 67 persiapan pre-menarche akan menghasilkan pengalaman menstruasi yang salah dan minimnya praktik kehigienisan saat menstruasi. Terkait kesiapan menghadapi menarche, hasil penelitian ini menyatakan bahwa responden memiliki kesiapan yang tergolong tinggi. Remaja berespon positif terhadap datangnya menstruasi dengan mulai dapat mengenal dan menerima perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri akibat perubahan primer pada usia pubertas dan siap menghadapi menstruasi. Kesiapan ini juga akan berpengaruh terhadap perilaku atau praktik dalam menghadapi menstruasi. Remaja sebaiknya diberikan pemahaman yang mendalam sejak dini mengenai fisiologi menstruasi dan menstrual hygiene sebagai bentuk persiapan dalam menerima perubahan dan membentuk perilaku yang positif dalam menghadapi menarche. 4.5 KETERBATASAN PENELITIAN Dalam aspek religi agama Islam, darah menstruasi merupakan hal yang kotor dan termasuk ke dalam najis. Pandangan seperti ini sudah diberikan dari orang tua ataupun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sejak dini. Sedangkan mayoritas responden adalah beragama Islam. Hal ini
16 68 menyebabkan sulitnya menyamakan persepsi bahwa darah merupakan sesuatu yang menjijikkan dan sudah tentu tergolong najis atau hanya darah merupakan sesuatu yang menjijikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yaitu mereka yang berumur 10-19 tahun BKKBN (2000). Masa remaja adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan memaparkan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting sekali dalam perkembangan seseorang remaja putri. Pada tahap ini remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pubertas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama biasanya terjadi pada wanita usia 12-16 tahun. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau menstuasi pertama kali.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja juga merupakan masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan. Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. Menurut Hurlock ( 2008) masa remaja adalah masa transisi atau peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai berpikir secara konkrit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja adalah masalah gizi, seks, gaya hidup dan masalah kesehatan reproduksi (Sudarma, 2008). Di antara masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang atau haid merupakan suatu kondisi yang dialami oleh setiap perempuan. Biasanya seorang gadis dikatakan sudah menginjak remaja bila telah mengalami haidnya yang pertama
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian. Perlu disadari bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada periode ini remaja mengalami pubertas. Selama pubertas, remaja mengalami perubahan hormonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Personal hygiene atau kebersihan diri berasal dari bahasa Yunani yakni suatu tindakan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan individu dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciPENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati
PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo heryernwati@gmail.com, 08125967858 ABSTRAK Remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan masyarakat. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi sebagai proses dalam mempersiapkan diri meninggalkan dunia anak-anak untuk memasuki dunia orang dewasa. Pada masa ini terjadi banyak
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SELAMA MENSTRUASI PADA SISWI SMP N I KEBONARUM KABUPATEN KLATEN Skripsi ini disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017
PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO 064023 MEDAN TAHUN 2017 Dina Indarsita, Yenni Purba Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Menarche (haid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah usia antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis antara 10 sampai 19 tahun. Perubahan terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah
Lebih terperinciumur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja akan mengalami suatu perkembangan fisik, seksual dan psikososial sebagai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konferensi di tingkat nasional (International Conference on Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI
16 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI Yuli Irnawati 1 Yulia Diana 2 Anik Siti Juariyah 3 Email : billa_yuli@yahoo.com Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki
Lebih terperinciThe 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Peran Orang Tua Dalam Perilaku Perawatan Genitalia Eksterna Saat Menstruasi Pada Siswi SMP Negeri Di Boyolali Annisa Citra Mashita 1, Indarwati 2 STIKES Aisyiyah Surakarta 1 Prodi/Ilmu Keperawatan 2 Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun
Lebih terperincitentang kesiapan remaja putri dari aspek pemahaman terhadap menarche, mengetahui tentang kesiapan remaja putri dari aspek penghayatan dalam
19 tentang kesiapan remaja putri dari aspek pemahaman terhadap menarche, mengetahui tentang kesiapan remaja putri dari aspek penghayatan dalam menghadapi menarche, mengetahui tentang kesiapan remaja putri
Lebih terperinciI II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
LAMPIRAN No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni I II III I V I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 Pengajuan masalah penelitian 2 BAB I Pendahulua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN MEDAN TAHUN 2010
INSTRUMEN PENELITIAN PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 1 MEDAN TAHUN 2010 Daftar pertanyaan ini untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran orang tua baik ayah maupun ibu, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menuju dewasa sangat berpengaruh dan dapat menentukan bagaimana kesehatan anak di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat kebersihan selama menstruasi. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut menjadi perhatian masyarakat secara umum dan individu secara khusus. Kesehatan reproduksi juga merupakan salah satu unsur
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005 dihuni
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada remaja putri. Usia rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) periode remaja adalah umur 10-19 tahun. Fase dimana terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan perkembangan psikologi dan kedewasaan.
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pra remaja merupakan masa anak gadis sebelum masuk tahapan pubertas atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi intelektual dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja mengalami perkembangan fisiologis, psikososial, kognitif, moral dan perkembangan seksual. Perubahan fisiologis pada masa remaja merupakan hasil aktivitas
Lebih terperinciPERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING
Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING STIKES RS. Baptis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN PENELITIAN
Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN Kepada, Yth. Calon Responden di tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah tunas bangsa serta generasi penerus bangsa yang menjadi tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN ANALIZE THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE YOUNG WOMEN CLASS X ABOUT MENSTRUATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga memerlukan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarganya yang tampak pada pola asuh yang
Lebih terperinciLampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN
Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA 10 12 TAHUN Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian ini memperkenalkan beberapa istilah untuk menyebutkan orang dengan disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah lainnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Partisipan dalam penelitian ini adalah siswi SMPN Pabelan kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data bersumber dari hanya 141 siswi, (Tabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi
Lebih terperinciYeni Fitkarida. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT KESIAPAN REMAJA PUTRI USIA 10-12 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI SD NEGERI 1 SUCEN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG Yeni Fitkarida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun. Masa keserasian bersekolah
Lebih terperinciPendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche Ida Nurmawati #1, Feby Erawantini #2 # Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jln. Mastrip Kotak Pos 164
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari masalah remaja yang perlu mendapatkan perhatian oleh semua kalangan (Soetjiningsih, 2004). Berbagai masalah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi remaja merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan personal sangat penting untuk mengurangi bau badan, mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat kurang menjaga kebersihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tentang kesehatan reproduksi perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Upaya untuk menuju reproduksi yang sehat sudah harus dimulai terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
Lebih terperinciSIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK
SIKAP REMAJA PUTRI USIA -5 TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG Devi Gurita Melati, Septi Fitrah N,SST, Fikri Mubarok, S.Kep.,Ns Program Studi D Kebidanan STIKES Pemkab Jombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan unsur dasar yang penting dalam kesehatan umum, baik pada laki-laki maupun perempuan. Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia merupakan remaja dengan rentang umur 10-19 tahun. 1 Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih amat kurang sampai saat ini. Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Anik Lia Suryati 201510104056 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adi, R. (2004). Metodologi Penelitian Sosiologi Dan Hukum. Jakarta: Granit.
DAFTAR PUSTAKA Abeer Eswi., Houaida Helal., Wafaa Elarousy. (2012). Menstrual Attitude and Knowledge among Egyptian Female Adolescent. Journal of American Science; 8(6) : 555-565. Adi, R. (2004). Metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan hidup, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa ini remaja mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Seseorang yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan.kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN Sophie Devita Sihotang*, Nunung Febriany** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciKata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA EKSTERNA Noorhidayah 1, Melliya Pitriyadi, Desilestia Dwi Salmarini 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin E-mail:pitriyadimelliya@yahoo.co.id ISSN : 2086-3454
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa. Perkembangan fisik pada remaja biasanya ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi perkembangan (fisik, psikologis) yang dialami dalam persiapan memasuki masa dewasa.
Lebih terperinci