Lampiran 1. HANDOUT BAB IV KEMERDEKAAN MENGELUARKAN PENDAPAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. HANDOUT BAB IV KEMERDEKAAN MENGELUARKAN PENDAPAT"

Transkripsi

1 Lampiran 1. HANDOUT BAB IV KEMERDEKAAN MENGELUARKAN PENDAPAT STANDAR KOMPETENSI : Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat. KOMPETENSI DASAR : 4.1 Menjelaskan hakikat kemerdekaan mengeluarkan pendapat. 4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. 4.3 Mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. 1. Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, artinya ada jaminan atas hak-hak tersebut antara lain sebagai berikut. a. Hak untuk menyampaikan pendapat serta mengkritik pemerintah baik secara lisan maupun tertulis. Hak ini termasuk kebebasan pers. b. Hak untuk mencari informasi alternatif terhadap informasi yang disajikan pemerintah. c. Hak berkumpul. d. Hak membentuk serikat, termasuk hak mendirikan partai politik dan bersosiasi. Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada hakikatnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat adalah hak setiap warga negar, baik secara perorangan atau kelompok, yaitu bebas menyampaiakan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggug jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam praktek kenegaraan yang demokratis, kemerdekaan mengeluarkan pendapat sangat penting karena dengan mengeluarkan pendapat positifnya bagi kehidupan masyarakat. Dampak-dampak positif itu antara lain adalah : 1. Kepekaan masyakat menjadi meningkat dalam menyingkapi berbagai permasalahn sosial yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 2. Membiasakan masyarakat untuk berfikir kritis dan responsive/cepat tanggap. 3. Merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab atas kemajuan bangsa dan Negara. 4. Meningkatnya demokratisasi dalam kehidupan seharihari dan lainnya. Kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia. Oleh sebab itu, kemerdekaan 1

2 mengeluarkan pendapat dijamin oleh Deklarasi Universal Hak- Hak Asasi Manusia PBB maupun UUD Isi Pasal Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB tentang kemerdekaan mengeluarkan pendapat adalah sebagai berikut: Pasal 19 Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini termasuk dan kebebasan mempunyai pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas" Kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia. Oleh sebab itu, kemerdekaan mengeluarkan pendapat dijamin oleh Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB maupun UUD Pasal 20 Ayat 1 : "Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berapat." Ayat 2: "Tiada seorang juapun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan." 2. Dasar Hukum Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat Kemerdekaan menyampaikan pendapat merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin dalam Pancasila, UUD 1945, dan peraturan perundang-undangan lain. a. Landasan idiil yaitu Pancasila terdapat dalam sila ke IV "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan". b. Landasan konstitusional yaitu Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dalam: Pasal 28 menyatakan Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang. Pasal 28E Ayat (3) menyatakan Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi : Kemerdekaan berserikat, dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28 E ayat 3 yang berbunyi : Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998, pasal 19 yaitu Setiap 2

3 orang berhak atas kemerdekaan berserikat berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 3 ayat 2 sebagai berikut nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. c. Landasan operasional yaitu, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. 3. Bentuk dan Tata Cara Penyampaian Pendapat di Muka Umum Kemerdekaan mengeluarkan pendapat secara lisan dapat.dilakukan di muka umum sebagaimana diatur dalam UU No 9 Tahun Yang dimaksudkan di muka umum adalah di hadapan orang banyak, atau orang lain termasuk juga di tempat yang dapat didatangi dan atau dilihat oleh setiap orang. Kebebasan mengeluarkan Pendapat adalah salah satu ciri negara demokrasi Ciri-ciri negara demokrasi sebagai berikut : jaminan dan perlindungan hak asasi manusia adanya pemilihan umum yang bebas adanya kebebasan berserikat dan berkumpul adanya badan kehakiman yang bebas tidak memihak a. Bentuk penyampaian pendapat di muka umum 1. Unjuk rasa atau demonstrasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. 2. Pawai yaitu cara penyampaian pendapat dengan arakarakan di jalan umum. 3. Rapat umum yaitu pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan tema tertentu. 4. Mimbar bebas yaitu kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu. 3

4 Bentuk-bentuk mengemukakan pendapat di muka umum, yaitu : 4. Akibat Pembatasan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Kemerdekaan mengemukakan pendapat di Indonesia pada masa reformasi ini tidak dibatasi/dikekang ataupun dilarang oleh pemerintah sebagai penguasa negara sebagai perwujudan berkembangnya demokrasi di Indonesia. Jika kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum dibatasi/dikekang atau dilarang oleh pemerintah, maka akan berakibat demokrasi tidak berkembang, timbulnya kesewenang-wenangan pemerintah terhadap rakyat, rakyat banyak melakukan aksi demonstrasi serta tidak adanya kontrol sosial dari masyarakat terhadap kebiakan pemerintah. 5. Konsekuensi Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat Tanpa Batas Kemerdekaan mengeluarkan pendapat tanpa batas dapat berakibat buruk bagi kehidup masyarakat. 4

5 Untuk itu, pengaturan terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat merupakan yang mutlak harus diadakan. Pengaturan ini sangat berbeda dengan pembatasan, karena pengaturan kemerdekaan mengeluarkan pendapat hanya ditujukan untuk menjaga ketertiban masyarakat dan menjamin kenyamanan dan ketenangan hidup bermasyarakat. Dengan adanya pengaturan kemerdekaan mengeluarkan pendapat diharapkan segala sesuatu dapat bers proporsional, yaitu dilakukan berlandaskan sikap tanggung jawab dan dalam batas wajar sesuai dengan norma yang berkembang dalam masyarakat serta peraturan perundang-undahgan yang berlaku. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat adalah kemerdekaan yang bertanggung jawab, bukan kemerdekaan yang tanpa batas. Kemerdekaan tanpa batas yang bersifat anarkis justru akan merusak tatanan kehidupan masyarakat, merugikan kepentingan umum dan memperburuk citra bangsa di mata internasional. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat tanpa batas dan tidak bertanggung jawab berarti : o Melanggar hak dan menginjak-injak kebebasan orang lain. o Melanggar hukum dan norma susila yang diakui oleh masyarakat. o Menimbulkan provokasi massa yang mengundang tindakan anarkis dan tidak bermoral. o Mengganggu ketentraman, keamanan, dan ketertiban umum. o Bersikap adu domba sehingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam Undang - undang Nomor 9 tahun 1998 pasal 15, 16, dan 17 diatur tentang ketentuan-ketentuan antisipasi terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat yang tidak bertanggung jawab, yaitu : o Penyampaian pendapat di muka umum dapat dibubarkan oleh POLRI apabila tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. o Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum yang melanggar hukum dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. o Penanggung jawab penyampaian pendapat di rnuka umum yang melakukan tindak pidana, dapat dlkenakan sanksi hukuman tambahan yakni 1/3 dari pidana pokok. 6. Asas dan Tujuan pengaturan kebebasan mengeluarkan pendapat 5

6 Dalam kenyataan memperoleh kesepakatan tidaklah mudah, karena masing-masing individu cenderung mengutamakan kehendaknya. Untuk itu hak menyampaikan pendapat di muka umum, harus dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1) Asas dan Tujuan Menyampaikan pendapat di muka umum harus berlandaskan pada: a) asas keseimbangan antara hak dan kewajiban artinya harus terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban jangan sampai hanya menuntut haknya saja tetapi tidak bersedia melaksanakan kewajiban. b) asas musyawarah dan mufakat artinya segala sesuatu diusahakan melalui musyawarah mufakat dilandasi semangat kekeluargaan. c) asas kepastian hukum dan keadilan artinya harus sesuai hukum yang berlaku dan menimbulkan kesejahteraan tidak memihak dan tidak menyengsarakan pihak lain. d) asas proporsionalitas yaitu; asas yang meletakkan segala kegiatan sesuai dengan konteks atau tujuan kegiatan tersebut baik yang dilakukan oleh warga negara, institusi, maupun aparatur pemerintah, yang dilandasi oleh etika individual, etika sosial, dan institusional. e) asas manfaat Kelima asas tersebut merupakan landasan kebebasan yang bertanggung jawab dalam berpikir dan bertindak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Dalam pelaksanaannya diharapkan mencapai tujuan untuk : a) mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 b) mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten c) kesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat d) mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan berdemokrasi e) menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok. 7. Cara Mengemukakan Pendapat Dilakukan secara Benar dan Bertanggung Jawab 6

7 Setiap orang tentu memiliki pandangan dan cara yang berbeda satu sama lain, walaupun memiliki tujuan yang sama. Oleh karena itu dalam menyelesaikan suatu persoalan sering terjadi perbedaan yang berujung pertentangan, perselisihan, dan bahkan tindakan anarkis. Demokrasi yang tertulis dalam UUD 1945 Pasal 28, menjamin adanya kebebasan untuk menyampaikan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Kebebasan yang dimaksud ada batasan-batasannya. Kebebasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan tata nilai, sopan santun, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemerdekaan yang kita miliki perlu diartikan secara relatif, kontekstual, dan dinamis. Jadi kemerdekaan itu tidak pernah tak terbatas. Misalnya: 1. Orang berkumpul tidak boleh sampai mengganggu ketenteraman umum. 2. Unjuk rasa maupun arak-arakan perlu mendapat izin dari polisi. Izin tersebut dapat tidak diberikan apabila dikhawatirkan keramaian itu akan mengganggu ketertiban umum atau terlalu mengganggu masyarakat yang tidak terlibat. Kebebasan tentu bukan tujuan, melainkan proses untuk mencapai tujuan. Kebebasan harus memiliki aturan yang jelas, transparan, bersih, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pemerintahan demokrasi memberi ruang yang memadai bagi perbedaan. Mengakui perbedaan tidak berarti memperbolehkan anarki. Oleh karena itu perbedaan perlu dihadapi secara dewasa dan terbuka. Di sinilah pentingnya membuka dialog sebagai proses untuk memperoleh kesepakatan. *Hak dan Kewajiban Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk mengeluarkan pikiran secara bebas dan memperoleh perlindungan hukum. Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: o menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain artinya ikut memelihara dan menjaga hak dan kebebasan orang lain untuk hidup aman, tertib, dan damai; o menghormati aturan-aturan moral yaitu mengindahkan norma agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan masyarakat; o menaati hukum dan ketentuan perundangundangan yang berlaku; o menjaga dan menghormati keamanan, dan ketertiban umum dengan perbuatan yang dapat mencegah timbulnya bahaya bagi ketenteraman dan 7

8 keselamatan umum, baik menyangkut orang, barang, maupun kesehatan; o menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa artinya tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan dalam masyarakat. 3) Sanksi Pidana terhadap Pelaku dalam Menyampaikan Pendapat yang Tidak Sesuai dengan Undang-Undang. Penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan di tempat-tempat umum, kecuali : Di lingkungan Istana Kepresidenan Tempat-tempat ibadah Instalasi militer Rumah sakit Pelabuhan udara atau laut Stasiun kereta api Terminal angkutan darat Objek-objek vital nasional Pada hari-hari besar nasional Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum, dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum. Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum dapat dibubarkan apabila tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaku atau peserta pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan perbuatan melanggar hukum dapat dikenakan sanksi hukum. Sanksi hukum tersebut dapat berupa sanksi pidana, perdata, atau sanksi administrasi. 8. Tata cara penyampaian pendapat di muka umum 1. Secara lisan antara lain dengan pidato, dialog, dan diskusi. 2. Secara tulisan antara lain dengan petisi, gambar, pamflet, poster, brosur, selebaran, dan spanduk. 3. Lain-lain misalnya sikap membisu dan mogok makan. Penyampaian pendapat di muka umum harus diberitahukan secara tertulis kepada Polri pemberitahuan harus disampaikan oleh pemimpin atau penanggung jawab, tiap seratus orang pelaku harus ada 5 orang penanggung jawab pemberitahuan selambat lambatnya 3 X 24 jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima Polri setempat Surat pemberitahuan untuk mengemukakan pendapat memuat hal-hal antara lain : - maksud dan tujuan - tempat 8

9 - lokasi dan rute - waktu dan lama - bentuk - penanggung jawab - nama dan alamat organisasi - kelompok atau perorangan - alat peraga yang digunakan - jumlah peserta Kewajiban Polri setelah menerima surat pemberitahuan adalah : a. segera memberi tanda terima pemberitahuan b. berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan kedamaian kegiatan c. berkoordinasi dengan pimpinan lembaga/instansi yang akan menjadi tujuan penyampaian pendapat d. mengamankan tempat, lokasi dan rute 9. Sikap Positif terhadap Kemerdekaan Berpendapat Dalam melaksanakan kemerdekaan menyampaikan pendapat, kita harus mengembangkan keseimbang antara kebebasan dan tanggung jawab. Kebebasan yang dilakukan tanpa sikap tanggung jawab hanya akan melahirkan kekerasan, sedangkan tanggung jawab yang tidak disertai kebebasan hanya akan mengakibatkan pengekangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kebebasan menyampaikan pendapat, yaitu: Pendapat yang kita sampaikan harus disertai argumentasi yang kuat dan masuk akal Pendapat yang disampaikan hendaknya mewakili kepentingan orang banyak sehingga bermanfaat bagi perbaikan kehidupan bermasyarakat. Pendapat tersebut disampaikan dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dalam pelaksanaannya tidak melanggar hukum. Orang yang berpendapat hendaknya juga terbuka dalam menerima tanggapan balik dari pihak lain, sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik. Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untuk mengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan. Beberapa cara positif yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah : 9

10 1. Melalui tulisan, baik berupa artikel, gagasan atau konsep yang dimuat dalam media cetak. 2. Melalui ceramah, dialog interaktif, curah pendapat, seminar, diskusi, dan lain sebagainya. Agar penyampaian pendapat di muka umum menunjukkan nilai-nilai positif maka harus dilakuk.an dengan cara : 1. Berani mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. 2. Bersikap kritis dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan rakyat. 3. Bersikap sopan, tertib dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang. 4. Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. a) Menghargai Penyampaian Pendapat 1) Pengertian Menghargai Pendapat Menghargai artinya menghormati. mengindahkan, menilai penting, dan memandang sangat berguna. Menghargai cara mengemukakan pendapat berarti menghormati, mengindahkan, menilai penting, dan memandang sangat berguna cara mengemukakan pendapat yang dilakukan secara benar dan bertanggung jawab. Bersikap positif dalam menghargai penyampalan pendapat dapat berarti pasif maupun aktif. a) Dalam arti pasif, bersikap positif terhadap penyampaian pendapat berarti menyetujui pendapat yang disampaikan. Jika orang setuju dan sependapat dengan apa yang disampaikan aleh orang lain, maka dia sebenarnya menghargai pendapat tersebut dalam pengertian pasif. Dalam hal ini, apabila pendapat tersebut disampaikan dengan cara yang bertanggung jawab tentu akan memperoleh dukungan dari kalangan masyarakat. Begitu pula apabila pendapat yang disampaikan berhubungan dengan kesejahteraan dan kepentingan bersama, pasti didukung oleh banyak pihak. Dengan dukungan tersebut, sangat mungkin tujuan dari pendapat tersebut akan dapat terwujud. b) Dalam arti aktif, bersikap positif terhadap penyampaian pendapat maksudnya, kita tidak hanya setuju. dengan pendapat yang disampaikan, melainkan turut pula menyuarakan dan memperjuangkan pendapat tersebut. Misalnya, sekelompok mahasiswa 10

11 menyuarakan pendapat bahwa korupsi di negara kita harus diberantas. Maka dukungan aktif dapat disampaikan dengan terlibat dalarn berbagai kegiafan protes anti-korupsi, menulis pendapat di media -massa, atau menyampaikan gagasan-gagasan tentang pemberantasan korupsi. Kedua bentuk sikap tersebut tenttu sama-sama bagus, tetapi akan lebih bagus jika kita terlibat aktif dalam menyampaikan atau mendukung pendapat yang baik dan benar. Dengan terlibat aktif, kita akan menjadi warga negara yang partisipatif, artinya sebagai warga negara, kita tidak sekadar ikut-ikutan, tetapi justru menjadi pelopor. Untuk memajukan semangat berdemokrasi tentu dibutuhkan partisipasi aktif dari segenap warga negara. Karena partisipasi aktif warga negara merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap masa depan negara Indonesia. 2) Menghargai cara mengemukakan pendapat yang dilakukan secara benar dan bertanggung jawab Menghargai cara mengemukakan pendapat yang dilakukan secara benar dan bertanggung jawab berarti mendukung terlaksananya proses dernokratisasi yang berkembang di negara Indonesia, sehingga sebagai warga negara yang baik hendaknya mendukung segala kegiatan yang dilakukan untuk proses demokratisasi tersebut. Namun apabila terjadi kegiatan mengemukakan pendapat yang dilakukan secara tidak benar atau tidak bertanggung jawab yang justru akan menimbulkan provokasi massa yang mengarah pada anarki/ perusakan/ tindakan kekerasan yang merugikan dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, maka kita harus berani menyatakan tidak setuju atau mengutuk tindakan tersebut. b) Sikap Negatif terhadap Kemerdekaan Berpendapat 1) Pembatasan Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat Kemerdekaan berpendapat merupakan salah satu ciri masyarakat yang demokratis, bahkan merupakan persyaratan negara hukum. Oleh sebab itu segala upaya yang bersifat membatasi kemerdekaan berpendapat harus dicegah, karena hanya akan merusak tatanan kehidupan demokratis. Dalam masyarakat anti demokrasi biasanya muncul kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan kemerdekaan mengeluarkan pendapat, hal ini dimaksudkan untuk membatasi adanya kritik sosial 11

12 dan membatasi keragaman pemikiran. Pemerintahan anti demokrasi sering melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kemerdekaan mengeluarkan pendapat, beberapa tindakan tersebut antara lain : a. Pemberedelan (pencabutan ijin) penerbitan pers. b. Pembatasan berita-berita kritis di media massa. c. Pelarangan unjuk rasa/demonstrasi. d. Penangkapan aktivis-aktivis kegiatan sosial dan politik. e. Pelarangan segala bentuk pementasan seni yang berbau kritik sosial. Terbatasinya kemerdekaan mengeluarkan pendapat justru akan berakibat buruk bagi perkembanga masyarakat. Akibat pembatasan kemerdekaan mengeluarkan pendapat antara lain: a. Munculnya sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap perkembangan demokrasi. b. Munculnya kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahan karena merasa dikekang, dibodoh dipaksa dan dirampas hak asasinya. c. Terbentuknya tirani penguasa yang menghambat terbentuknya pemerintahan yang jujur, adil dan pemokratis. d. Terbatasnya arus informasi dalam masyarakat. e. Terkekangnya komunikasi sosial dalam masyarakat. f. Terganggunya stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 10. Cara menyampaikan pendapat yang dilakukan secara benar dan bertanggung jawab di berbagai lingkungan : a. Di Lingkungan Keluarga 1. Mengutarakan pendapat dengan tetap menghormati ayah dan ibu sebagai orang tua 2. Menerima pendapat yang baik untuk kepentinga keluarga tanpa rasa terpaksa 3. Menghargai dan mendengarkan pendapat anggota keluarga yang lain sekalipun bertentangan dengan pendapat kita b. Di Lingkungan Sekolah 1. Dalam suatu rapat, ketua rapat menjelaskan, ketua rapat menjelaskan permasalahan dan tata tertib rapat sekaligus bertanggung jawab 12

13 memandu rapat agar berlangsung dalam suasana kekeluargaan 2. Peserta rapat mengutarakan pendapatnya secara jelas dan tanpa menyinggung perasaan peserta lain 3. Pada saat terjadi tukar pendapat, peserta rapat tidak boleh memaksakan pendapatnya sendiri agar diterima forum 4. Peserta rapat mau menerima penapat peserta lain yang memang sesuai dengan kepentingan bersama 5. Melaksanakan hasil kesepakatan bersama c. Di Lingkungan Masyarakat 1. Ketua rapat atau sidang menjelaskan alasan dan tujuan musyawarah 2. Setiap peserta musyawarah mengemukakan pendapatnya yang masuk akal dalam suasana kekeluargaan 3. Perdebatan atau silang pendapat terjadi bukan untuk memenangkan pendapat pribadi 4. melainkan untuk mencapai mufakat 5. Setiap peserta menerima atau pun menyanggah pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaan orang yang bersangkutan 6. Meskipun bukan berasal dari gagasannya sendiri, peserta menerima mufakat sebagai kesepakatan yang benar, baik dan patut dilaksanakan untuk kepentingan bersama. Membiasakan Diri Mengemukakan Pendapat Secara Benar dan Bertanggung jawab : a. Di dalam Lingkungan Keluarga 1. Selalu berusaha agar apa yang akan dilaksanakan oleh keluarga di musyawarahkan terlebih dahulu 2. Ikut aktif memberikan masukan dalam musyawarah keluarga 3. Melaksanakan hasil musyawarah keluarga b. Di dalam Lingkungan Sekolah 1. Selalu mengembangkan musyawarah di sekolah setiap menghadapi kegiatan 2. Selalu hadir jika diundang dalam musyawarah yang diadakan oleh OSIS 3. Selalu berusaha memberikan saran dan atau usul 4. Selalu melaksanakan hasil musyawarah yang diadakan oleh OSIS c. Di dalam lingkungan masyarakat 13

14 a. Selalu hadir bila diadakan musyawarah yang diadakan oleh kelompok remaja b. Memberi saran atau usul yang bermanfaat c. Melaksanakan hasil musyawarah d. Mengajak teman-teman untuk melaksanakan hasil musyawarah 14

15 Lampiran 2. Instrumen Soal PKn Sebelum Diuji Validitas dan Reliabilitas (60 item) INSTRUMEN MATA PELAJARAN PKn KELAS VII 2012/2013 Waktu 90 menit, kondisi : Buku Tertutup 1. Kemerdekaan menyampaikan pendapat merukapan hak dari : a. pejabat Negara b. penduduk terpencil c. para mahasiswa dan pelajar d. setiap warganegara 2. Kemerdekaan mengemukakan pendapat mengandung arti bahwa setiap orang berhak untuk : a. bebas berserikat dan berkumpul b. mengikuti pertemuan atau rapat c. berbicara sesuka hatinya d. mengemukakan pikirannya. 3. Hak warganegara dalam menyampaikan pendapat antara lain.. a. memperoleh perlindungan hukum b. memperoleh akomodasi c. memperoleh pengawalan yang ketat d. memperoleh kebutuhan hidup 4. Untuk menjadi anggota suatu organisasi diatur dalam UUD 1945 pasal a. 27 c. 30 b. 28 d Secara konstitusional hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat tercantum dalam a. Pasal 28 B UUD 1945 b. Pasal 28 D UUD 1945 c. Pasal 28 E UUD 1945 d. Pasal 28 F UUD Undang-undang No.9 tahun 1998 mengatur tentang a. tata cara berorasi dan berunjuk rasa di suatu tempat b. perlindungan dan penegakan hak azasi manusia c. kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat 15

16 d. kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum 7. Kewajian dan tanggung jawab pemerintah sesuai dengan pasal UU No.39 tahun 1999 adalah a. Menghormati, melindungi, dan menegakkan hak asasi manusia b. Melaksanakan hak asasi manusia dengan sebaikbaiknya c. Menjamin terlaksananya hal dan kewajiban warga Negara d. Mengadili pelanggaran hak asasi manusia 8. Setiap orang berhak mengemukakan pendapat tanpa gangguan. Hak tersebut tertuang dalam hukum Internasional, antara lain pasal a. 18 DUHAM b. 19 DUHAM c. 20 DUHAM d. 21 DUHAM 9. Dalam menyatakan pendapat di muka umum sebaiknya kita berusaha agar. a. dapat diterima semua pihak b. menggunakan bahasa Indonesia yang baik c. dilaksanakan dengan jelas dan resmi d. memperhatikan kepentingan bangsa dan negara 10. Dalam mewujudkan hakekat kemederkaan mengemukakan pendapat, setiap warganegara tunduk pada.. a. perintah atasan b. norma-norma yang berlaku c. perintah Tuhan d. aturan adat yang ada 11. Kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan yang dibatasi oleh kewajiban a. memperhatikan kepentingan orang lain b. memahami keinginan orang lain c. menghormati hak-hak orang lain d. menerima pendapat yang berbeda 12. Kita seharusnya menghargai dan menghormati hak seseorang untuk mengemukakan pendapat karena. a. hal itu merupakan hak asasi setiap orang b. diwajibkan oleh undnag-undang c. orang itu lebih tua dari kita 16

17 d. orang itu menduduki status terhormat di masyarakat 13. Kemerdekaan mengemukakan pendapat berarti mengeluarkan pendapat secara a.bebas dan bertangggung jawab b. tanpa pertanggung jawaban c. bebas tanpa batas d. bebas dan sekehendaknya sendiri 14. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat dimuka umum adalah a. unjuk rasa, pawai, diskusi, rapat umum b. pawai, unjuk rasa, rapat umum, mimbar bebas c. dialog, demonstrasi, pawai, rapat d. ceramah, dialog, diskusi, pawai 15. Mengemukakan pendapat dalam bentuk mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah disebut a. Petisi b. Diskusi c. Selebaran d. Pamplet 16. Orasi atau pidato merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat secara a. tersirat b. lisan c. tulisan d. auotodidak 17. Melakukan diskusi di dalam kelas adalah merupakan contoh menyatakan pendapat secara a. lisan b. tulisan c. lisan dan tulisan d. Pembicaraan empat mata 18. Cara menyampaikan pendapat di muka umum dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali a. rapat umum b. demonstrasi atau unjuk rasa c. mimbar bebas d. pembicaraan empat mata 19. Pendapat dengan cara berunjuk rasa wajib diberitahukan kepada polri selambat-lambatnya a. 1 x 24 jam b. 2 x 24 jam 17

18 c. 3 x 24 jam d. 4 x 24 jam 20. Apabila usulan kita dalam suatu rapat tidak disetujuai oleh forum maka sebaiknya a. pergi dan meninggalkan rapat b. usul agar rapat dihentikan c. tetap menghargai keputusan rapat d. membikot semua keputusan yang dihasilkan 21. Pendapat seseorang dapat diungkapkan melalui cara yang benar a. berdemonstrasi tanpa seizin aparat keamanan b. melakukan mimbar bebas dan mengarahkan massa sebanyak-banyaknya hingga memacetkan jalan raya c. Menuliskan opini disurat kabar dan melanggar pertunjukkan seni d. Melakukan aksi mogok makan tanpa mempedulikan kesehatan 22. Seorang pemimpin rapat yang baik seharusnya a. memberi kesempatan kepada peserta mengajukan usul b. usul hanya diberikan kepada pengurus tertentu saja c. mempersingkat waktu rapat agar tidak banyak usul d. setiap keputusan diambil berdasarkan kepentingan pimpinan 23. Kemerdekaan setiap warganegara untuk menyampaikan pendapat di muka umum merupakan a. perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara b. perlindungan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara c. keseharusan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara d. kepastian demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 24. Di bawah ini merupakan asas-asas yang menjadi pedoman dalam mengeluarkan pendapat, kecuali a. asas adil dan merata b. asas manfaat c. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban d. asas proporsionalitas 25. Tujuan adanya kemerdekaan mengampaikan pendapat di muka umum di antaranya adalah 18

19 a. Memberi kesempatan pihak tertentu untuk menjadi pemimpin b. Mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan wewenang c. Meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik bangsa d. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab 26. Asas yang meletakkan segala kegiatan sesuai dengan konteks yang dilakukan pemerintah, institusi maupun masyarakat, dan dilandasi etika kehidupan berbangsa dan bernegara disebut.. a. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban b. asas kepastian hokum dan keadilan c. asas proposionalitas d. asas manfaat 27. Tujuan pembatasan hak kemerdekaan mengemukakan pendapat sebagaimana tercantum dalam undang-undang adalah. a. menjaga ketertiban umum b. menjaga wibawa pemerintah c. mewujudkan tanggung jawab d. mewujudkan kewajiban manusia 28. Dampak negatif pembatasan pemuatan berita yang bernuansa kritik di media massa adalah.. a. meningkatnya daya kritis masyarakat terhadap berbagai persoalan hidup b. terbatasnya kesempatan memperoleh informasi yang akurat dan benar c. meningkatnya daya saing masyarakat dalam arus globalisasi d. meluasnya lingkungan pengetahuan masyarakat terhadap berbagai persoalan hidup. 29. Fungsi kontrol sosial pers adalah.. a. menegakkan nilai-nilai demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak asasi manusia, dan menghormati kebhinekaan b. mengembangkan perdapat berdasarkan informasi yang tepat dan benar c. mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum d. memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 19

20 30. Konsekuensi kemerdekaan mengemukakan pendapat sebagai hak asasi manusia, maka kemerdekaan mengemukakan pendapat itu dimiliki oleh. a. rakyat b. warganegara c. penduduk d. setiap orang 31. Penyampaian pendapat dimuka umum dapat dibubarkan apabila a. tidak memenuhi peraturan yang berlaku b. menyela pembelajaran orang c. memberi kesempatan berbicara d. tidak menanggapi perbedaan. 32. Adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat merupakan hal yang penting bagi kehidupan bersama, kecuali a. menghindari terjadinya perpecahan dalam masyarakat b. warga menyampaikan aspirasi yang bertanggung jawab c. terjadinya proses dialog dalam mencari kebenaran dan kebaikan bersama. d. merupakan sarana untuk ekspresi diri warga Negara. 33. Cara menyampaikan pendapat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dengan, a. musyawarah mufakat b. mengadu otot c. taruhan voting d. sidang di pengadilan 34. Dalam mewujudkan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat, setiap warganegara tunduk pada a. perintah atasan b. norma yang berlaku c. perintah Tuhan d. aturan adat 35. Di bawah ini pentingnya mengemukakan pendapat dilandasi kebebasan yang bertanggungjawab kecuali... a. menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa b. menjaga keamanan dan ketertiban c. menjaga kepen tingan kelom pok/etnis tertentu d. menghormati hak dan kebebasan orang 20

21 36. Hak kebebasan mengemukakan pendapat bagi anak-anak pada dasarnya merupakan sarana a. memperoleh perhatian b. menumpahkan isi hati c. membangun pergaulan d. pengembangan diri 37. Pemerintah yang demokratis harus memenuhi syaratsyarat berikut, kecuali.. a. adanya pendidikan kemanusiaan b. adanya perlindungan kontitusional c. adanya pendidikan kewarganegaraan d. adanya pemilu yang bebas 38. Tujuan adanya kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum diantaranya adalah ; a. memberi kesempatan pihak tertentu untuk menjadi pemimpin b. mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan wewenang c. meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik bangsa d. mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab 39. Dalam menyampaikan pendapat yang perlu ditonjolkan adalah etika antara lain. a. kemampuan untuk berbicara b. gagasan dan ide yang cemerlang c. semangat untuk mempengaruhi orang lain d. berbicara sopan dan santun 40. Kesadaran dalam melaksanakan kebebasan haruslah diiringi dengan. a. kebebasan yang hakiki b. rasa tanggung jawab c. kehendak bersama dan demokrasi d. memperhatikan pendapat orang lain 41. Pemberitahuan kepada pihak kepolisian secara tertulis tidak berlaku untuk kegiatan. a. pertandingan liga Indonesia b. ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan c. pengkajian ajaran terlarang di taman kota d. konser amal artis ibu kota 42. Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh warga Negara dalam menyampaikan pendapat dimuka umum adalah.. a. membayar uang administrasi kepada petugas 21

22 b. harus dilakukan dengan berjalan kaki c. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain d. bertindak semaunya tanpa menghiraukan orang lain 43. Tempat yang tidak dilarang untuk penyampaian pendapat atau unjuk rasa berikut ini adalh, a. Istana keprisidenan b. Halaman DPR/MPR c. Stasiun kereta api d. Rumah sakit 44. Ketika ikut serta dalam penyampaian pendapat di muka umum, tidak dibenarkan membawa. a. poster atau tulisan yang kurang menarik simpati orang lain b. benda-benda yang mewah dan harganya terlalu mahal c. benda yang dapat membahayakan keselamatan orang lain d. kendaraan yang terlalu banyak untuk kepentingan pawai 45. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh warganegara dalam menyampaian pendapat di muka umum adalah a. membayar uang administrasi kepada petugas b. harus dilakukan dengan berjalan kaki bersama c. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain d. bertindak semuanya tanpa menghiraukan orang lain 46. Adapun kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap penyampaiann pendapat dimuka umum meliputi hal-hal berikut kecuali,.. a. melakukan intimidasi terhadap pengnjuk rasa b. melindungi hak-hak asasi manusia c. menghargai prinsip praduka tak bersalah d. menyelenggarakan pengamatan disekitar lokasi 47. Pembatasan terhadap kebebasan mengemukakan pendapat merupakan a. Hak dan kewenangan pemerintah b. Penghargaan terhadap kepentingan individu c. Ciri utama dari negara yang demokratis d. Pelanggaran hak asasi manusia 48. Pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat akan berakibat seperti berikut, kecuali.. 22

23 a. Munculnya sikap acuh tak acuh b. Terbatasnya arus informasi dalam masyarakat c. Memudahkan komunikasi antarwarga d. Terkekangnya komunikasi sosial dalam masyarakat 49. Apabila tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, penyampaian pendapat dimuka umum dapat dibubarkan oleh.. a. koordinator lapangan b. polisi c. warga sekitar d. hakim pengadilan 50. Pembatasan kemerdekaan berpendapat dalam sebuah masyarakat yang anti demokrasi bertujuan untuk.. a. membatasi adanya kritik sosial b. meningkatkan pertipasi warga c. meningkatkan keberagaman pemikiran d. mendorong demokratisasi 51. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat dengan cara mufakat maka dapat dilakukan denga cara.. a. kekerasan b. voting c. mengadu domba d. provokasi 52. Tindakan yang tidak boleh dilakukan pada saat berdemokrasi adalah.. a. melakukan tindakan anarkis b. melakukan koordinasi dengan baik c. menciptakan ketentraman dan kedamaian d. mengamankan tempat-tempat perbelanjan 53. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab adalah. a. tetap menjaga ketertiban masyarakat b. mengutamakan kepentingan perorangan c. memajukan kepentingan kelompok d. mengutamakan kepentingan pemerintah 54. Contoh berepndapat secara benar dan bertanggung jawab adalah a. mengabaikan pendapat orang b. menyela pembicaraan orang c. memeberi kesempatan berbicara d. tidak menanggapi perbedaan pendapat. 23

24 55. Berikut adalah tempat yang dilarang untuk mealkukan penyampaian pendapat dimuka umum kecuali. a. tempat ibadah b. rumah sakit c. halaman DPRD d. stasiun Kereta Api 56. Peserta unjuk rasa tidak diperbolehkan untuk melakukan hal. a. menutup jalan b. menjaga ketertiban umum c. menjunjung norma agama d. menjunjung norma kesopanan. 57. Jika temanmu sedang berbicara di depan kelas, sebaiknya kamu a. berpura-pura menyimak b. langsung memotong pembicaraan c. menyimak dan memberi pendapat jika diminta d. mengajak teman lain untuk berbicara sendiri 58. Aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat di rumah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, kecuali a. mendiskusikan dengan sesame siswa sebagai masalah aktula di berbagai bidang b. belaajar menanggapi usulan / masukan dari seluruh anggota keluarga dengan sikap terbuka c. bersikapo terus terang antar anggota keluarga d. berkomunikasi dengan jelas dan santun dengan seluruh anggota keluarga 59. Contoh aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat yang bertanggung jawab di sekolah adalah a. mendengarkan penejlasan guru dengan seksama b. menegur teman dengan santun c. memarahi teman yang melakukan kesalahn d. belajar dengan tekun 60. Dalam rapat kelas pendapat anda ditolak oleh sebagian besar anggota kelas, tindakan yang anda lakukan adalah.. a. meninggalkan ruangan rapat b. melakukan protes kepada pemimpin c. menerima dengan terbuka sebagai keputusan bersama d. bersikap apatis terhadap hasil keputusan rapat tersebut 24

25 Lampiran 3. Instrumen Soal PKn Pretest dan Postest (35 item) INSTRUMEN MATA PELAJARAN PKn KELAS VII 2012/2013 Waktu 90 menit, kondisi : Buku Tertutup 1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat mengandung arti bahwa setiap orang berhak untuk : a. bebas berserikat dan berkumpul b. mengikuti pertemuan atau rapat c. berbicara sesuka hatinya d. mengemukakan pikirannya. 2. Untuk menjadi anggota suatu organisasi diatur dalam UUD 1945 pasal a. 27 c. 30 b. 28 d Secara konstitusional hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat tercantum dalam a. Pasal 28 B UUD 1945 b. Pasal 28 D UUD 1945 c. Pasal 28 E UUD 1945 d. Pasal 28 F UUD Setiap orang berhak mengemukakan pendapat tanpa gangguan. Hak tersebut tertuang dalam hukum Internasional, antara lain pasal a. 18 DUHAM b. 19 DUHAM c. 20 DUHAM d. 21 DUHAM 5. Dalam menyatakan pendapat di muka umum sebaiknya kita berusaha agar. a. dapat diterima semua pihak b. menggunakan bahasa Indonesia yang baik c. dilaksanakan dengan jelas dan resmi d. memperhatikan kepentingan bangsa dan negara 6. Dalam mewujudkan hakekat kemederkaan mengemukakan pendapat, setiap warganegara tunduk pada.. a. perintah atasan b. norma-norma yang berlaku c. perintah Tuhan d. aturan adat yang ada 7. Kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan yang dibatasi oleh kewajiban a. memperhatikan kepentingan orang lain b. memahami keinginan orang lain c. menghormati hak-hak orang lain d. menerima pendapat yang berbeda 25

26 8. Kita seharusnya menghargai dan menghormati hak seseorang untuk mengemukakan pendapat karena. a. hal itu merupakan hak asasi setiap orang b. diwajibkan oleh undnag-undang c. orang itu lebih tua dari kita d. orang itu menduduki status terhormat di masyarakat 9. Kemerdekaan mengemukakan pendapat berarti mengeluarkan pendapat secara a.bebas dan bertangggung jawab b. tanpa pertanggung jawaban c. bebas tanpa batas d. bebas dan sekehendaknya sendiri 10. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat dimuka umum adalah a. unjuk rasa, pawai, diskusi, rapat umum b. pawai, unjuk rasa, rapat umum, mimbar bebas c. dialog, demonstrasi, pawai, rapat d. ceramah, dialog, diskusi, pawai 11. Orasi atau pidato merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat secara a. tersirat b. lisan c. tulisan d. auotodidak 12. Melakukan diskusi di dalam kelas adalah merupakan contoh menyatakan pendapat secara a. lisan b. tulisan c. lisan dan tulisan d. Pembicaraan empat mata 13. Cara menyampaikan pendapat di muka umum dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali a. rapat umum b. demonstrasi atau unjuk rasa c. mimbar bebas d. pembicaraan empat mata 14. Apabila usulan kita dalam suatu rapat tidak disetujuai oleh forum maka sebaiknya a. pergi dan meninggalkan rapat b. usul agar rapat dihentikan c. tetap menghargai keputusan rapat d. membikot semua keputusan yang dihasilkan 15. Seorang pemimpin rapat yang baik seharusnya a. memberi kesempatan kepada peserta mengajukan usul b. usul hanya diberikan kepada pengurus tertentu saja c. mempersingkat waktu rapat agar tidak banyak usul 26

27 d. setiap keputusan diambil berdasarkan kepentingan pimpinan 16. Kemerdekaan setiap warganegara untuk menyampaikan pendapat di muka umum merupakan a. perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara b. perlindungan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara c. keseharusan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara d. kepastian demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 17. Di bawah ini merupakan asas-asas yang menjadi pedoman dalam mengeluarkan pendapat, kecuali a. asas adil dan merata b. asas manfaat c. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban d. asas proporsionalitas 18. Tujuan adanya kemerdekaan mengampaikan pendapat di muka umum di antaranya adalah a. Memberi kesempatan pihak tertentu untuk menjadi pemimpin b. Mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan wewenang c. Meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik bangsa d. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab 19. Asas yang meletakkan segala kegiatan sesuai dengan konteks yang dilakukan pemerintah, institusi maupun masyarakat, dan dilandasi etika kehidupan berbangsa dan bernegara disebut.. a. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban b. asas kepastian hokum dan keadilan c. asas proposionalitas d. asas manfaat 20. Fungsi kontrol sosial pers adalah.. a. menegakkan nilai-nilai demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak asasi manusia, dan menghormati kebhinekaan b. mengembangkan perdapat berdasarkan informasi yang tepat dan benar c. mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum d. memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 21. Konsekuensi kemerdekaan mengemukakan pendapat sebagai hak asasi manusia, maka kemerdekaan mengemukakan pendapat itu dimiliki oleh. a. rakyat 27

28 b. warganegara c. penduduk d. setiap orang 22. Adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat merupakan hal yang penting bagi kehidupan bersama, kecuali a. menghindari terjadinya perpecahan dalam masyarakat b. warga menyampaikan aspirasi yang bertanggung jawab c. terjadinya proses dialog dalam mencari kebenaran dan kebaikan bersama. d. merupakan sarana untuk ekspresi diri warga Negara. 23. Cara menyampaikan pendapat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dengan, a. musyawarah mufakat b. mengadu otot c. taruhan voting d. sidang di pengadilan 24. Di bawah ini pentingnya mengemukakan pendapat dilandasi kebebasan yang bertanggungjawab kecuali... c. menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa d. menjaga keamanan dan ketertiban c. menjaga kepentingan kelompok/etnis tertentu d. menghormati hak dan kebebasan orang 25. Pemerintah yang demokratis harus memenuhi syarat-syarat berikut, kecuali.. a. adanya pendidikan kemanusiaan b. adanya perlindungan kontitusional c. adanya pendidikan kewarganegaraan d. adanya pemilu yang bebas 26. Tujuan adanya kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum diantaranya adalah a. memberi kesempatan pihak tertentu untuk menjadi pemimpin b. mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan wewenang c. meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik bangsa d. mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab 27. Kesadaran dalam melaksanakan kebebasan haruslah diiringi dengan. a. kebebasan yang hakiki b. rasa tanggung jawab c. kehendak bersama dan demokrasi d. memperhatikan pendapat orang lain 28. Tempat yang tidak dilarang untuk penyampaian pendapat atau unjuk rasa berikut ini adalh, 28

29 a. Istana keprisidenan b. Halaman DPR/MPR c. Stasiun kereta api d. Rumah sakit 29. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh warganegara dalam menyampaian pendapat di muka umum adalah a. membayar uang administrasi kepada petugas b. harus dilakukan dengan berjalan kaki bersama c. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain d. bertindak semuanya tanpa menghiraukan orang lain 30. Pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat akan berakibat seperti berikut, kecuali.. a. Munculnya sikap acuh tak acuh b. Terbatasnya arus informasi dalam masyarakat c. Memudahkan komunikasi antarwarga d. Terkekangnya komunikasi sosial dalam masyarakat 31. Pembatasan kemerdekaan berpendapat dalam sebuah masyarakat yang anti demokrasi bertujuan untuk.. a. membatasi adanya kritik sosial b. meningkatkan pertipasi warga c. meningkatkan keberagaman pemikiran d. mendorong demokratisasi 32. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat dengan cara mufakat maka dapat dilakukan denga cara.. a. kekerasan b. voting c. mengadu domba d. provokasi 29

30 33. Contoh berpendapat secara benar dan bertanggung jawab adalah a. mengabaikan pendapat orang b. menyela pembicaraan orang c. memeberi kesempatan berbicara d. tidak menanggapi perbedaan pendapat. 34. Jika temanmu sedang berbicara di depan kelas, sebaiknya kamu a. berpura-pura menyimak b. langsung memotong pembicaraan c. menyimak dan memberi pendapat jika diminta d. mengajak teman lain untuk berbicara sendiri 35. Contoh aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat yang bertanggung jawab di sekolah adalah a. mendengarkan penejlasan guru dengan seksama b. menegur teman dengan santun c. memarahi teman yang melakukan kesalahn d. belajar dengan tekun 30

31 Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran (KELAS EKSPERIMEN) : SMP Negeri 2 Bringin Kelas/Semester : VII / 2 : Pendidikan Kewarganegaraan Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 X pertemuan ) A. Standar Kompetensi : 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengeluarkan pendapat B. Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan hakekat kemerdekaan mengeluarkan pendapat. C. Indikator : Pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian kemerdekaan mengeluarkan pendapat 2. Menjelaskan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat Pertemuan 2 1. Menjelaskan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum 2. Menjelaskan akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat 3. Menjelaskan konsekwensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas D. Tujuan Pembelajaran : Pertemuan 1 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kemerdekaan mengeluarkan pendapat dengan benar setelah mendengarkan penjelasan guru. 2. Peserta didik dapat menjelaskan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat dengan benar setelah menjelaskan penjelasan guru. Pertemuan 2 1. Peserta didik dapat menguraikan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum dengan benar setelah mendengarkan penjelasan guru. 31

32 2. Peserta didik dapat menjelaskan akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan benar setelah mendengar penjelasan guru. 3. Peserta didik dapat menjelaskan konsekwensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas dengan benar setelah mendengar penjelasan guru. E. Materi Pembelajaran Pengertian mengeluarkan kemerdekaan mengeluarkan pendapat Perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat Bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum Akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat Konsekwensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas F. Model Pembelajaran Model pembelajaran : ceramah, Tanya jawab, dan diskusi kelas G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran. Pertemuan 1 Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit ) Apersepsi a. Kesiapan kelas dalam pembelajaran ( absensi, kebersihan kelas, dll). b. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Memotivasi a. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. b. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan Inti ( 60 menit ) 1). Eksplorasi a. Guru menjelaskan pengertian kemerdekaan mengeluarkan pendapat b. Guru menjelaskan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat 2). Elaborasi 32

33 a. Peserta didik diberi tugas oleh guru untuk memberikan tanggapan tentang suatu masalah. Mencermati gambargambar yang disajikan guru, baik yang dibuatnya sendiri maupun yang diambil dari media massa. Setelah itu peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru berkenaan dengan gambar-gambar tersebut. b. Peserta didik menyimak penjelasan atau klarifikasi guru tentang jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik. c. Kajian pustaka dengan menelaah UUD 1945 pasal 28 dan UU No. 9 tahun d. Peserta didik ditugaskan untuk membaca buku tentang perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat. 3) Konfirmasi a. Guru melaksanakan tanya jawab dengan peserta didik tentang pengertian mengeluarkan pendapat dan perundang-undangannya. b. Peserta didik menyimak penjelasan dan klarifikasi guru mengenai konsep-konsep pengertian kemerdekaan mengeluarkan pendapat, perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat 4) Refleksi a. Guru mempersilahkan peserta didik untuk mengingat kembali pengalaman, peristiwa yang menonjol dan menghadirkan kembali peristiwa menyatakan pendapat yang pernah dialami maupun dilihat yang ada dalam pemikirannya.(missal: sedih maupun senang) b. Guru mempersilahkan peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam menyatakan pendapat yang ada di kelas yang pernah dialami (misal: lucu, malu, maupun ditertawakan teman ) c. Guru mempersilahkan peserta didik untuk mengevaluasi kembali pengalaman peserta didik menyatakan pendapat di sekolah maupun kelas yang diatur dalam tata tertip sekolah maupun kelas. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) Peserta didik dengan dibimbing dan difasilitasi guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi tentang pengertian pengertian mengeluarkan pendapat, 33

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 9 Tahun Tentang. Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 9 Tahun Tentang. Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Lampiran 1. Lembar Instrumen. Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

LEMBAR SOAL. Lampiran 1. Lembar Instrumen. Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 79 80 Lampiran 1. Lembar Instrumen LEMBAR SOAL Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VII Alokasi Waktu : 60 Menit Petunjuk umum 1. Jumlah soal 30 butir terdiri dari soal pilihan ganda, semua

Lebih terperinci

SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII

SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SOAL PRE TES DAN POST TEST SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d! 1.

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Bab - 4 Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Bab 4 Tahukah kalian, bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat dijamin oleh negara? Dengan adanya kemerdekaan berpendapat akan

Lebih terperinci

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH BUKU AJAR (BAHAN AJAR) HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA 2013 HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017

WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DI KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 1. Apa itu Demonstrasi? Pasal 1 ayat 3 UU No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum. Unjuk rasa atau Demonstrasi adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1

FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1 FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1 1. Apa itu unjuk rasa? 2. Apakah seorang Pekerja boleh melakukan aksi demonstrasi? Pasal 102 ayat (2) UU Ketenagakerjaan menyatakan : Dalam melaksanakan hubungan

Lebih terperinci

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

No Validitas Butir Soal Jumlah 1. Valid 1,3,4,5,6,8,12,13,14,15,16,17,18,22, 23,24,26,27,28,29, Tidak Valid 2,7,9,10,11,19,20,21,

No Validitas Butir Soal Jumlah 1. Valid 1,3,4,5,6,8,12,13,14,15,16,17,18,22, 23,24,26,27,28,29, Tidak Valid 2,7,9,10,11,19,20,21, 108 109 VALIDITAS SOAL TES A. Validitas Soal Siklus I Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Lebih terperinci

KABUPATEN KOLAKA UTARA

KABUPATEN KOLAKA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA N0M0R6TAHUN 2016 TENTANG PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN2015 BUPATI KOLAKA UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN

Lebih terperinci

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR ANDI MURSIDI Ketua STKIP Singkawang Di Sampaikan Dalam Seminar Pemudan & MUSPIMDA PMII Kalimantan Barat dan Di Aula Kampus STKIP Singkawang Jumat 28

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia

I. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, dimana kedaulatan rakyat diakui, sehingga kekuatan tertinggi berada di tangan rakyat. Dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2008 Waktu : 60 Menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL. Modul ke: 12 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM HUKUM DAN HAM )

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn untuk SMP

Lampiran 1. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn untuk SMP LAMPIRAN 96 Lampiran 1. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn untuk SMP Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn untuk SMP Kelas VII, Semester I STANDAR KOMPETENSI 1. Menunjukkan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN Identitas Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VII / satu Standar Kompetensi : 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang

Lebih terperinci

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA, DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN POLITIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017 No Butir Kisi Kisi No Soal 1 Siswa dapat menjelaskan Pengertian Globalisasi 1-3, 41 2 Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang. BAB II PEMBAHASAN A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PARTAI POLITIK DAN GOLONGAN KARYA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu I. PARA PEMOHON 1. H. Tarman Azzam. 2. Kristanto Hartadi. 3. Sasongko Tedjo. 4. Ratna Susilowati. 5. H.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1647, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN,

Lebih terperinci

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI MODUL 14 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN Hukum Pers OLEH : M. BATTLESON SH. MH. DESKRIPSI : Hukum Pers mengatur mengeni dunia pers di Indonesia.

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I -2-3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (L embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252); 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan I. PEMOHON Pimpinan Pusat Persyarikatan Muhammadiyah, yang dalam hal ini diwakili oleh Prof. Dr. Din Syamsudin.

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan 1 UU 7/1950, PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI UNDANG UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:7 TAHUN 1950 (7/1950) Tanggal:15 AGUSTUS

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E 11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1), Pasal

Lebih terperinci

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000) AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000) Perubahan kedua terhadap pasal-pasal UUD 1945 ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Perubahan tahap kedua ini ini dilakukan terhadap beberapa

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian 89 Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian 90 91 Lampiran 3 : Jadwal Penelitian Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SMP N 2 Tuntang No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IJIN, PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT DAN PENYAMPAIAN PENDAPAT

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018 Wewenang DPR Memanggil Paksa Setiap Orang Menggunakan Kepolisian Negara Dalam Rapat DPR Dalam Hal Pihak Tersebut Tidak Hadir Meskipun Telah Dipanggil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/II Standar Kompetensi : 4. Memahami pelaksanaan demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Item-Total Statistics. Cronbach's Alpha if Item Item Deleted. Scale Variance if. Item Deleted VAR

Item-Total Statistics. Cronbach's Alpha if Item Item Deleted. Scale Variance if. Item Deleted VAR 116 117 VALIDITAS SOAL TES A. Validitas Soal Siklus 1 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang :

Lebih terperinci

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Copyright (C) 2000 BPHN UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *14124 UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu No.992, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kampanye. Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE

Lebih terperinci

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen No.932, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Intelijen Negara. Kode Etik. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 74/1996, PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 35 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH, TERAKHIR DENGAN PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan I. PEMOHON Sri Sudarjo, S.Pd, SH, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang

Lebih terperinci