PENGARUH AMPAS TEH SEDUH TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN POPULASI HAMA PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) RIYAN HIDAYAT,
|
|
- Hartono Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH AMPAS TEH SEDUH TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN POPULASI HAMA PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) RIYAN HIDAYAT, Program Studi Agroteknlogi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang Dibawah bimbingan Fatimah dan Milda Ernita ABSTRAK Penelitian tentang pengaruh pemberian ampas teh seduh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) telah dilaksanakan pada lahan tadah hujan di Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November Percobaan bertujuan untuk mendapatkan takaran ampas teh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai. Percobaan mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan ampas teh seduh terdiri dari 5 takaran, yaitu : 0, 20, 40, 60 dan 80 g/polybag. Setiap petakan ulangan terdiri 4 polybag tanaman cabai. Bahan yang digunakan yaitu cabai dengan varietas lado F1 yang ditanam 1 tanaman/polybag, jarak antar polybag 70 x 60 cm dengan jarak ulangan 75 cm. Pengamatan dilakukan pada setiap tanaman cabai dan setiap pengamatan dirata-ratakan untuk masing-masing petakan perlakuan kemudian dianalisis dengan sidik ragam jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah : tinggi tanaman, umur keluar bunga 75%, panjang buah rata-rata, jumlah buah pertanaman, persentase buah sehat pertanaman, berat buah pertanaman, berat buah sehat pertanaman, berat buah terserang hama, dan inventarysasi hama. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa takaran ampas teh 40 g/polybag dapat meningkatkan pertumbuhan, hasil dan meningkatkan persentase buah sehat. Kata Kunci : Ampas Teh Seduh, Tanaman Cabai, Populasi Hama.
2 2 PENDAHULUAN Cabai ( Capsicum annum L. ) merupakan tanaman sayuran buah semusim yang telah dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan dan juga sebagai bahan baku industri pangan, dan farmasi. Tanaman cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flafonoid, dan minyak esensial (Setiadi, 2008). Kandungan gizi 100 gram buah cabai merah meliputi 90 % air, 31 kal energi, 1,0 gram protein, 0,3 gram lemak, 7,3 gram karbohidrat, 1,6 gram serat, 0,5 gram abu, 29 mg kalsium, 24 mg fosfor, 0,5 mg besi, 470 SI vitamin A, 0,05 mg tiamin, riboflavin 0,06 mg, niasin 0,9 mg, 18 mg asam askorbat (Ashari, 2006). Luas areal pertanaman cabai di Indonesia pada tahun 2009 adalah ha dengan produksi ton, namun pada tahun 2010 luas areal penanaman cabai di indonesia meningkat menjadi ha akan tetapi produksinya menurun menjadi ton. Pada tahun 2011 luas area penanaman cabai kembali meningkat menjadi ha dengan produksi ton. Penyebap terjadinya peningkatan dan penurunan produksi cabai di indonesia yaitu karena serangan hama, penyakit dan kurangnya unsur hara (BPS, 2013). Kekurangan unsur hara pada tanaman cabai disebabkan kaerna cara pemupukan yang kurang benar dan kelangkaan terhadap pupuk itu sendiri, pada akhir-akhir ini dikembangkan sistem pertanian yang memanfaatkan limbah pertanian berupa bahan organik yang dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil tanaman sekaligus sebagai pestisida nabati. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai pelengkap pupuk yaitu ampas teh seduh. Ampas teh seduh salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Nurmayanti (2008) menyatakan, teh mengandung sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Mg dan N. Ampas teh dapat diberikan ke semua jenis tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, 20% Tembaga, 10% Magnesium dan 13% Kalsium, Kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman Ningrum (2010). Pemberian ampas teh pada tanaman sudah dilakukan oleh Isnaini (2006), yaitu pemberian ampas teh seduh dan kotoran ayam yang dikomposkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman lidah mertua pada media tanah liat, selanjutnya Nurmayanti (2008), mengenai pemberian air kelapa dan ampas teh meningkatkan pertumbuhan daun tanaman sri rejeki pada media tanam yang berbeda. Menurut Ningrum (2010) mengenai pemberian air kelapa dan ampas teh berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mahkota dewa pada media tanam yang berbeda. Hasil penelitian Gustiana (2012) menyatakan pemberian ampas teh seduh 40 g memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. Berdasarkan uraian di atas maka, penulis telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh ampas teh seduh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.). BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan telah dilaksanakan pada lahan tadah hujan di Nagari Aua Kuniang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang dimulai pada bulan Agustus sampai dengan November Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan pada lampiran 1.
3 3 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain benih cabiai keriting varietas lado F1 (deskripsi disajikan pada Lampiran 4), urea, SP-36, KCL, tanah, air, kompos, dan ampas teh seduh, sedangkan peralatan yang digunakan terdiri dari polybag ukuran panjang x lebar 10x8 dan 35x30, ajir, label, bambu, pelepah kelapa, tali rapa, ember, gunting kecil, meteran, timbangan dan alat-alat tulis. Rancangan Penelitian Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan ampas teh seduh dan 3 ulangan sebagai berikut : 0 g/polyag (A 0 ), 20 g/polybag (A 1 ), 40 g/polybag (A 2 ), 60 g/polybag (A 3 ) dan 80 g/polybag (A 4 ). Setiap ulangan terdapat 4 polybag sehingga seluruhnya terdiri dari 60 polybag percobaan. Masing masing polybag terdiri dari 1 tanaman cabai, susunan petakan ulangan menurut RAL disajikan pada lampiran 2 dan penempatan polybag dalam petakan pada lampiran 3. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan uji F, jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel pada taraf 5% dilanjutkan dengan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pelaksanaan 1. Persiapan benih dan bibit Benih diseleksi dengan merendam benih dalam air, benih yang mengapung dibuang dan benih yang terbenam digunakan. Benih yang telah diseleksi kemudian dikecambahkan selama 3 hari dengan membungkus benih dalam kertas koran yang telah dibasahi terlebih dahulu. Benih yang telah berkecambah ditanam dalam plastik semai ukuran 8x10 cm yang diisi campuran tanah dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 1 ( v / v ). Benih ditanam sedalam 0,5 cm dalam plastik semai kemudian ditutup dengan tanah. Setelah penanaman bibit selesai, kemudian dipindahkan pada naungan yang terbuat dari bambu dan pelepah kelapa dengan ukuran panjang kali lebar 100x50 cm, tinggi bagian barat 100 cm dan selatan 50 cm. Pemeliharaan yang dilakukan pada penyemaian yaitu penyiraman yang dilakukan setiap pagi hari sampai tanah dalam polybag lembab, pengendalian gulma yang dilakukan secara manual (Alex, 2012). 2. Persiapan lahan dan persiapan media tanam Lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang ada secara manual dengan menggunakan parang dan cangkul. Pengisian polybag dilakukan dengan mengisi tanah gambut yang sudah dihaluskan sebanyak 9 kg/polybag dan polybag disusun pada lahan dengan jarak lubang tanam antar polybag 70x60 cm sebanyak 60 polybag. Polybag yang telah disusun diberi pupuk SP-36 sebanyak 9 g/polybag sebagai pupuk dasar sebelum penanaman. 3. Seleksi bibit dan penanaman Penanaman bibit pada polybag dilakukan setelah bibit berumur 21 hari dengan ciri-ciri bibit telah mempunyai 4 daun sejati dan bibit sama tinggi. Waktu yang paling baik untuk menanam adalah pada sore hari, dengan alasan untuk menghindari terik matahari. Bibit tanaman cabai yang telah siap tanam diambil kemudian polybag digunting dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman, seterusnya bibit ditanam bersamaan dengan tanah yang menempel pada akar kedalam lubang yang telah disiapkan. 4. Pemasangan label dan ajir Pemasangan label dilakukan setelah menempatkan polybag pada petakan yang telah disediakan. Pemasangan label bertujuan untuk menentukan perlakuan, sehingga pengaplikasian
4 4 tidak keliru. Pemasangan ajir dilakukan segera setelah bibit ditanam. Ajir yang digunakan barasal dari batang bambu yang sudah tua dibelah menjadi 4 bagian, panjang ajir yang digunakan yaitu 50 cm dan lebar 5 cm yang kemudian ditancabkan di tanah dan diberi tanda pada ajir dengan jarak tinggi 10 cm dari permukaan tanah (Alex, 2012). 5. Pemberian Perlakuan Aplikasi ampas teh disesuaikan dengan takaran perlakuan yaitu 0, 20, 40, 60 dan 80 g/polybag untuk 2 kali pengaplikasian. Pengaplikasian pertama dilakukan sehari setelah penanaman dan pengaplikasian kedua dilakukan pada minggu ke 2 setelah tanam. Pengaplikasian ampas teh dilakukan dengan cara menaburkan ampas teh di atas permukaan tanah polybag secara merata yang dilakukan pada sore hari. 6. Pemeliharaan a. Penyulaman Penyulaman bertujuan melakukan penggantian tanaman yang mati atau rusak dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berusia 7 sampai 14 hari setelah tanam. b. Penyiraman Penyiraman air dilakukan 1 hari sekali dan jika hujan tidak dilakuakan penyiraman. Penyiraman dilakukan sampai tanah terlihat lembab dengan cara menyiram seluruh bagian batang tanaman dan tanah. c. Perempelan tunas air Perempelan dilakukan dengan membuang semua tunas air yang tumbuh diketiak daun dan dibawah bunga pertama dengan menggunakan gunting. Kegiatan perempelan dilakukan pada pagi hari ketika batang atau tunas tersebut masih mudah dipatahkan, karena pada pagi hari tunas masih banyak mengandung air dan tidak keras. d. Penyiangan Penyiangan dilakukan seminggu sekali secara manual dengan menggunakan tangan agar tidak merusak pada perakaran tanaman. e. Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman tumbuh lebih cepat dan subur. Pupuk yang dipakai adalah setengah dari rekomendasi, yaitu urea 150 kg/ha (6 g/polybag), SP kg/ha (9 g/polybag) dan KCL 200 kg/ha (7,5 g/polybag). Pupuk SP-36 diberikan pada pemupukan dasar, sedangkan pupuk urea dan KCL diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 bagian (Alex, 2012). Pemupukan dilakukan dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam dan kemudian ditutup dengan tanah. g. Panen Cabai dipanen setelah memenuhi criteria panen yaitu cabai berwarna merah atau 90% merah dan cabai yang rusak akibat serangan hama dan penyakit tetap dipanen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman. Pengamatan 1. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dimulai dari ajir yang diberi tanda sampai ujung titik tumbuh. Pengukuran dilakukan mengunakan meteran dengan pengamatan pertama 14 hari setelah tanaman dan dilanjutkan seminggu sekali sampai tanaman umur 7 minggu.
5 5 2. Umur keluar bunga 75% Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari yang dibutuhkan tanaman dari saat tanam sampai keluarnya bunga. Pengamatan dilakukan jika tanaman sampel sudah 75% berbunga. 3. Panjang buah Pengukuran panjang buah dilakukan setiap kali panen dengan mengukur panjang buah setiap tanaman sampel kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah buah pertanaman sampel. 4. Jumlah buah pertanaman Penghitungan dilakukan pada saat panen dan diakumulasikan sampai panen ke Persentase buah sehat pertanaman Persentase buah sehat dihitung setelah melakukan penyotiran saat panen. Penyotiran dilakukan untuk memisahkan buah yang sehat dan buah yang rusak akibat serangan hama dan penyakit. Buah yang sehat bebas dari bintik-bintik kecil dan busuk. Penghitungan dilakukan dengan rumus % buah sehat = jumlah buah sakit jumlah buah pertanaman x Berat Buah pertanaman Penimbangan berat buah pertanaman dilakukan setelah panen tanaman cabai. Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah pada tanaman sampel dalam setiap polibag percobaan. 7. Berat buah sehat pertanaman Penimbangan berat buah sehat dilakukan setelah penghitungan buah sehat pertanaman. Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah sehat pertanaman sampel dalam setiap polybag percobaan. 8. Berat buah terserang hama dan penyait Penimbangan berat buah terserang hama dan penyakit dilakukan setelah penghitungan buah terserang. Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah terserang pertanaman sampel dalam setiap polybag percobaan. 9. Populasi hama Pengamatan jenis hama dilakukan pada saat pemeliharaan tanaman. Hama yang tampak dikelompokkan dalam jenisnya. Tinggi Tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN Sidik ragam tinggi tanaman cabai pada umur 7 MST akibat pemberian ampas teh seduh memberikan pengaruh sangat nyata. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tinggi tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh umur 7 MST. Takaran Ampas Teh Tinggi Tanaman (cm) c b a b b KK % 1.94 Angka pada lajur tinggi tanaman diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
6 Tinggi tanaman (cm) 6 Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh mampu meningkatkan tinggi tanaman cabai. Pemberian takaran 40 g/polybag mampu memberikan tinggi tanaman tertinggi yaitu 34,66 cm dan berbeda nyata dengan pemberian takaran 0, 20, 60 dan 80 g/polybag yang menghasilkan tinggi tanaman cabai masing-masing 29,24 cm, 31,66 cm, 32,66 cm dan 31,75 cm. Hal ini disebabkan karena pemberian ampas teh seduh dapat menyediakan hara yang dibutuhkan bagi tanaman seperti nitrogen. Nitrogen sangat diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun dan batang. Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya menguning dan kering. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh berlangsung lebih cepat jika dibandingkan dengan tanpa pemberian ampas teh pada tanaman. Pada minggu kedua setelah tanam tinggi tanaman cabai sudah memperlihatkan perbedaan antara tanaman yang diaplikasikan pakai ampas teh seduh dan tidak. Tanaman yang diberi ampas teh dengan takaran 40 g/polybag menghasilkan tinggi 14 cm sedangkan yang tampa diberi ampas teh hanya menghasilkan tinggi 10 cm. Pada minggu-minggu seterusnya perbedaan tinggi tanaman makin meningkat akan tetapi tidak begitu mencolok, dapat dilihat pada minggu ke 7 perbedaan tinggi tanaman sudah mencapai 5 cm antara tanaman yang diberi ampas teh dengan takaran 40 g/polybag yaitu 34 cm dan 29 cm. Laju pertumbuhan tinggi tanaman cabai disajikan pada gambar (minggu 4 setelah tanam) g/polybag 20 g/polybag 40 g/polybag 60 g/polybag 80 g/polybag Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Gambar 1 menunjukkan laju pertumbuhan tinggi tanaman cabai dari minggu ke-2 setelah tanam sampai minggu ke-7 setelah tanam terus mengalami peningkatan akibat pemberian beberapa takaran ampas teh. Laju pertumbuhan tanaman cabai pada takaran ampas teh 40 g/polybag memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian beberapa takaran yang lain. Hal ini disebabkan karena ampas teh mampu memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cabai untuk pertumbuhan. Umur Keluar Bunga 75% Sidik ragam umur keluar bunga 75% pada tanamn cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh memberikan hasil berpengaruh tidak nyata. Rata-rata umur muncul bunga 75% tanaman cabai disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh menunjukkan pengaruh tidak bebeda nyata terhadap proses pembungaan tanaman cabai. Ratarata umur muncul bunga 75% setiap perlakuan hampir sama, yaitu berkisar dari 41,3 sampai 46,1 hari setelah tanam. Pemberian ampas teh seduh 40 g/polybag sedikit mempercepat munculnya bunga pada tanaman cabai jika dibandingkan dengan tampa perlakuan, tetapi dapat juga memperlambat munculnya bunga pada tanaman cabai bila takarannya di tingkatkan. Hal ini disebabkan karena kandungan zat tanin yang terdapat pada ampas teh seduh bisa menjadi racun jika terdapat banyak di dalam tanaman.
7 7 Tabel 2. Umur muncul bunga 75% tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Umur muncul bunga 75% (hari) KK % 6.10 Angka pada lajur umur muncul bunga 75% berbeda tidak nyata menurutt uji F pada taraf 5%. Panjang Buah Rata-rata Sidik ragam panjang buah rata-rata pada tanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh memperlihatkan pengaruh sangat nyata. Panjang buah rata-rata disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Panjang buah rata-rata tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Panjang Buah Rata-rata (cm) cd ab a bc d KK % 1.45 Angka pada lajur panjang buah rata-rata yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai memberikan pengaruh nyata pada panjang buah. Pada pemberian takaran 20 dan 40, panjang buah yang dihasilkan relatif tidak berbeda nyata yaitu 18,04 cm dan 18,60 cm. Begitu juga pada takaran 0 dan 60 panjang buah juga tidak berbeda nyata yaitu 17,10 cm dan 17,68 cm. Lain halnya pada takaran 80 g/polybag, panjang buah hanya 16,87 cm. Perbedanan panjang buah pada tanaman terjadi akibat perbedaan perlakuan ampas teh dan tinggi tanaman, karena pemberian ampas teh mampu menambah kesediaan unsur hara bagi tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesi bertujuan untuk pertumbuhan tanaman seperti pembentukan batang, daun, akar, dan pembentukan bunga dan buah. Proses fotosintesis akan banyak terjadi apabila tanaman tinggi dan mempunyai banyak helai daun, dan apabila proses fotosintesis sudah banyak terjadi maka pembentukan bunga akan lebih banyak terjadi dan otomatis buah yang dihasilkan juga akan lebih banyak dan bagus. Menurut Koswara (1992) dalam Yadi, Karimuna dan Sabarudin (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air. Selama fase reproduktif, daerah pemanfaatan reproduksi pembagian hasil asimilasi untuk daerah pertumbuhan vegetatif. Hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan difokuskan untuk ditransfer ke bagian buah guna perkembangan.
8 8 Jumlah Buah Pertanaman Sidik ragam jumlah buah pertanaman cabai akibat pemberian beberapa Takaran ampas teh seduh memperlihatkan pengaruh sangat nyata. Total jumlah buah pertanaman disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah buah pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Jumlah Buah Pertanaman b b a b b kk%= 4.12 Angka pada lajur jumlah buah pertanaman yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh memberikan berbeda nyata pada jumlah buah pertanaman cabai. Pemberiah takaran ampas teh 40 g/polybag memberikan hasil buah terbanyak yaitu 74,6 buah pertanaman. Pada Takaran 0, 20, 60, dan 80 g/polybag buah yang dihasilkan pertanaman tidak berbeda nyata yaitu 57,9 buah, 63,4 buah, 60,2 buah, dan 59,9 buah pertanaman. Jumlah buah tanaman cabai ditentukan oleh tinggi tanaman (Tabel 1) dan proses pembungaan (Tabel 2), karana apabila tanaman cabai tinggi maka jumlah cabang pada tanaman akan banyak. Buah pada tanaman cabai terletak diantara cabang-cabang tanaman. Pendapat ini juga disampaikan oleh Setiadi (2008) yang menyatakan tinggi tanaman dan jumlah cabang berpengaruh terhadap pembentukan bunga dan buah cabai. Semakin tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah cabang maka kemungkinan bunga yang terbentuk juga banyak. Hal ini disebabkan oleh bunga dan buah cabai tumbuh diantara cabang cabai. Persentase Buah Sehat Pertanaman Sidik ragam menunjukkan persentase jumlah jumlah buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh memperlihatkan berpengaruh nyata. Persentase jumlah buah sehat pertanaman disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase jumlah buah sehat pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Persentase Buah Sehat Pertanaman (%) c ab a c bc kk%= 1.39 Angka pada lajur persentase buah sehat pertanaman yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.
9 9 Tabel 5 menunjuk bahwa pemberian ampas teh seduh memberikan pengaruh nyata terhadap persentase buah sehat pertanaman cabai. Pada pemberian ampas teh seduh dengan takaran 40 g/polybag memberikan hasil buah sehat yang paling tinggi dengan persentase 91,3% pertanaman. Pada takaran ampas teh 0, 60, dan 80 g/polybag hanya mampu memberikan pengaruh buah sehat pada tanaman cabai sebesar 86,8, 86,8, dan 87,35 % pertanaman. Persentase buah sehat pada tanaman cabai ditentukan oleh pemeliharaan seperti pengendalian hama dan pemberian aplikasi ampas teh, karena pada ampas teh terkandung suatu zat yang disebut tanin. Tanin pada ampas teh juga dapat berfungsi melindunggi tanaman cabai dari serangan serangga, sehingga buah tidak terserang hama dan jumlah buah yang dihasilkan lebih banyak (Nurmayanti, 2008). Berat Buah Pertanaman Sidik ragam berat buah pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberiah ampas teh seduh memperlihatkan hasil pengaruh sangat nyata. Total berat buah disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Berat buah pertanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh. Berat Buah Pertanaman (g) b b a b b kk%= 4.09 Angka pada lajur berat buah yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh sangat berpengerah pada berat buah tanaman cabai, dapat dilihat pada pemberian ampas teh dengan takaran 40 g/polybag memberikan hasil paling berat yaitu g/tanaman. Apabila dibandingkan dengan tanpa pemberian ampas teh atau takaran 0 g/polybag hanya memberikan hasil sebesar 340,6 g/tanaman. Begitu juga pada pemberian Takaran ampas teh 20, 60, dan 80 g/polybag hanya memberikan hasil 374,6, 355,9, dan 354 g/tanaman. Berat Buah Sehat Pertanaman Sidik ragam berat buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian beberapa Takaran amapas teh seduh memperlihatkan pengaruh nyata. Berat buah sehat pertanaman disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh pada tanaman cabai mampu meningkatkan berat buah sehat pertanaman, dapat dilihat pada pemberian takaran 40 g/polybag mampu memberikan hasil paling berat sebesar 402 g/tanaman. Pada pemberian takaran 0, 20, 60, dan 80 g/polybag menghasilkan berat berbeda tidak nyata yaitu 296,1, 340,9, 308,9, dan 310 g/tanaman. Berat buah sehat pertanaman bersangkutan pada jumlah buah sehat pertanaman yang dihasilkan, apabila buah sehat yang dihasilkan tanaman banyak maka berat buah sehat yang dihasikan tanamanpun akan tinggi.
10 10 Tabel 7. Berat buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian beberapa takarana ampas teh seduh. Berat Buah Sehat Pertanaman (g) c b a bc bc kk%= 4.09 Angka pada lajur berat buah sehat yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Berat Buah Terserang Hama Sidik ragam berat buah terserang hama pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh menunjukkan hasil pengaruh tidak nyata. Total berat buah terserang hama disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Berat buah terserang hama tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampasa teh seduh. Berat Buah terserang hama (g) kk%= Angka pada lajur berat buah terserang hama berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%. Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh dapat mengurangi serangan hama pada tanaman cabai. Pada pemberian takaran 20 g/ polybag ampas teh dapat mengurangi berat buah serangan hama, buah yang terserang hanya 33,8 g/pertanaman. Begitu juga pada takaran 40 g/polybag berat buah yang terserang hama hanya 38,1 g/pertanaman, namun pada takaran 0, 60 dan 80 g/polybag buah yang terserang relatif hampir sama banyak yaitu 44,6, 46,9 dan 44,7 g/tanaman. Populasi hama Populasi hama pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai dapat mengurangi macam hama yang menyerang tanaman, akan tetapi pada perbedaan takaran tidak memberikan pengaruh. Pada pemberian ampas tah dapat mengurangi serangan dari hama semut merah yang menyerang bunga pada tanaman, namun serangan dari kutu putih dan lalat buah tidak dapat dikurangi.
11 11 Hal ini dikarenakan pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai disajikan hanya sebagai kompos dan pengaplikasiannya juga hanya pada permukaan tanah, akibatnya hanya hama yang menyerang dari tanah seperti semut dan ulat yang dapat dikendalikan akan tetapi hama yang terbang seperti kutu daun, lalat buah dan lainnya kurang bisa dikendalikan. Hama pada tanaman cabai sangat banyak yaitu ulat buah, lalat buah, kutu putih, thrips, dan ulat daun sehingga pengendalian hama pada tanaman cabai harus ekstra intensif agar tanaman tidak terserang hama (Alex, 2012). Tabel 9. Populasi hama yang ditemukan pada tanaman cabai akibat pemberian takaran ampas teh seduh Takaran Jenis Hama Kutu Putih Lalat buah Semut Merah Kutu Putih Lalat buah Kutu Putih Lalat buah Kutu Putih Lalat buah Kutu Putih Lalat buah Hama yang terdapat pada kolom populasi hama telah di teliti dilapangan penelitian dengan mengkelompokkan hama yang menyerang pada tanaman cabai. KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang telah dilakukan disimpulkan pemberian takaran ampas teh seduh sebanyak 40 g/polybag dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai dengan berat buah 440,4 g/tanaman. DAFTAR PUSTAKA Alex S Usaha Tani Cabai. Kiat Jitu Bertanam Cabai di Segala musim. Pustaka Baru Pres. Jogja. Hal Ashari S Hortikultura: Aspek Budidaya. Edisi revisi. Jakarta: UI-Press. Gustiana, A Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam. UNIMED. Medan. 82 hal. Isnaini, F. N Pemanfaatan Ampas Teh Seduh dan Kotoran Ayam Sebagai Kompos Untuk Pertumbuhan Tanaman Lidah Mertua (Sanseviera trifasciata) pada Media Tanah Liat, Universitas Muhammadiyah, Surakarta Lakitan, B Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 203 hal. Ningrum, F.G.K Efektivitas Air Kelapa dan Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada Media Tanam yang Berbeda, Skripsi program studi pendidikan biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah. Surakarta.. Setiadi Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 183 hal.
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium
I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciRESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA
RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,
BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi
PEMANFAATAN AMPAS TEBU DAN AMPAS TEH SEBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TEH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.
Lebih terperinciL102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK
L102 PENGARUH MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN BATANG PAKIS TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR KELAPA Joko Purwanto 1, Aminah Asngad 2, Titik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret di daerah Jumantono, Karanganyar, dengan jangka waktu penelitian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah
Lebih terperinciTATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016-Februari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan dimulai bulan April
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016 di lahan penelitian Fakultas Pertanian, dan Laboratorim Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di Jumantono, Karanganyar. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Metode Percobaan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidup. Bahan pangan yang
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)
PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI
PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan
1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015
BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciMagrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK
Magrobis Journal 28 PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) Oleh : Eka Rahmawati 1), Rina Wardani 2) dan Siti Rusmini 3) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai
Lebih terperinciTata Cara penelitian
III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIII.TATA CARA PENELITIAN
III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK
PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK Farida Aryani dan Sri Rustianti Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin,
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinci