BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya masing-masing. Salah satu kegiatan yang dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya masing-masing. Salah satu kegiatan yang dapat"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dalam berinteraksi manusia harus mengembangkan sumber daya manusianya masing-masing. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan sumber daya manusia yaitu melalui suatu proses kegiatan pendidikan. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat, peran pendidikan sangatlah penting. Peran yang penting inilah harus membuat manusia lewat sumber daya manusia dan sumber daya alam harus dimaksimalkan secara penuh. Dengan pendidikan ini harus bisa menciptakan manusia yang cerdas, bukan hanya cerdas akalnya namun juga harus cerdas hatinya. Peran pendidikan dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang terampil guna berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara ini, sangatlah sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam undangundang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

2 2 berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan kegiatan pendidikan terutama di lembaga pendidikan formal sebagai komponen strategis dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Peranan madrasah atau sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki peserta didik agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia yang baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang hidup dari, oleh, dan untuk masyarakat. 2 Seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya haruslah memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang yang dipimpinnya. Kita telah mengetahui bahwa kekuasaan dan pengaruh mempunyai arti penting dalam setiap usaha untuk memimpin. 3 Salah satu yang menjadi faktor penting kunci keberhasilan suatu madrasah atau sekolah ialah pemimpin madrasah (Kepala Madrasah). Ditangan pemimpin inilah madrasah bisa berhasil, unggul, atau bahkan hancur sekalipun. Oleh karena itu seorang kepala madrasah harus dapat 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2 Maghfur, dkk. Islam Transformatif Risalah Kerja Intelektual Organik. (Pekalongan : STAIN Press, 2012). halaman 33 3 Musfirotun Yusuf. Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar. (Pekalongan : STAIN Press, 2012) Cet. 5. halaman 106

3 3 menjalankan kepemimpinannya secara efektif agar bisa mempengaruhi bawahannya. Suatu kepemimpinan dapat dikatakan efektif apabila gaya yang diterapkan dalam kepemimpinannya tersebut tidak hanya berorientasi pada tugas, tetapi juga cara yang digunakan untuk mempengaruhi bawahannya. Dengan demikian kepala madrasah dalam menjalankan kepemimpinannya harus menghindarkan rasa memaksa dan bertindak terlalu keras sebab hal itu akan mengakibatkan bawahannya merasa tertekan dan tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik. Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin, ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya terhadap bawahan atau pengikutnya yakni : mengarahkan dan perilaku mendukung. 4 Sikap mampu mengarahkan, membimbing dan memotivasi akan membuat para bawahan melahirkan kemauan untuk bekerja dengan semangat dan senang hati. Dalam mengambil keputusan hendaknya kepala sekolah bermusyawarah dengan bawahannya agar bawahan merasa dilibatkan, diberi kebebasan dalam berpendapat, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik anatara kepala madrasah dengan para bawahannya. Kepemimpinan kepala madrasah yang diterapkan juga dapat mempengaruhi aktifitas guru-guru di madrasah. Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Peran guru 4 Miftah Thoha. Kepemimpinan dalam Manajemen. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995) halaman 64

4 4 memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pada masa sekarang ini, dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat anak didik menjadi kritis dalam berfikir, karena mereka tidak hanya memperoleh pelajaran dari guru, melainkan dari media cetak dan media elektronik, khususnya internet. Hal ini siswa menjadi lebih pandai, terampil, dan mengetahui lebih dalam bahan-bahan yang akan dipelajarinya. Sebagai suatu teladan guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang sempurna. Itulah kesan terhadap guru yang dipandang sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang baik akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari jati diri. 5 Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudakan keadaan. Menanamkan nilai disiplin merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja seorang guru. Disiplin dalam sikap seorang guru penting sekali diterapkan karena disiplin merupakan kunci terwujudnya suatu tujuan. Tanpa adanya sikap disiplin maka tujuan 5 Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000). halaman 40

5 5 tersebut akan sulit terwujud secara maksimal. Melalui disiplin pula akan timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Namun, harus tetap ada pengawasan terhadap pelaksaan disiplin tersebut, dalam hal ini seorang kepala madrasah dapat melakukan fungsinnya sebagai pengawasan. Disadari atau tidak bahwa kepemimpinan seorang kepala madrasah dapat mempengaruhi disiplin kerja guru. Manajemen kepemimpinan kepala madrasah selalu ada kelebihan dan juga kekurangannya. Hal ini juga terjadi di MA Negeri Batang. MA Negeri Batang merupakan lembaga pendidikan formal. Dimana kedisiplinan disini sangat diperhatikan, bukan hanya bagi siswa namun juga bagi para seluruh guru dan karyawan yang ada di dalamnya. Kedisiplinan di MA Negeri Batang sangat baik dalam pandangan masyarakat awam. Dari uraian diatas, penulis tertarik mengangkat skripsi yang berjudul Korelasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kedisiplinan Guru di MA Negeri Batang B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kepemimpinan kepala madrasah di MA Negeri Batang? 2. Bagaimana kedisiplinan guru di MA Negeri Batang? 3. Bagaimana korelasi kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru di MA Negeri Batang?

6 6 Agar dalam pelaksanaan dan pembahasan terhindar dari kemungkinan kekeliruan dari judul tersebut. Di bawah ini penulis uraikan pengertian-pengertiannya sebagai berikut. 1. Korelasi, ialah hubungan, antarhubungan, saling berhubungan. 6 Hubungan ini terjadi karena adanya sebab dan akibat yang ditimbulkan. 2. Kepemimpinan, adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas 3. Kepala Madrasah, adalah seseorang yang diberikan tugas untuk memimpin suatu madrasah yang menyelenggarakan proses belajarmengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 4. Kedisiplinan, adalah tentang perihal menaati tata tertib. Setiap peraturan yang dibuat hendaknya menyesuaikan dengan kondisi yang ada. 5. Guru, ialah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. 6 Salafudin. Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial. (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press, 2010). halaman 77

7 7 6. MA Negeri Batang, ialah suatu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan. MA Negeri Batang berada dibawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Batang. Maksud judul diatas adalah suatu kajian tentang kepemimpinan kepala madrasah dan kedisiplinan guru. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui kepemimpinan kepala madrasah di MA Negeri Batang. 2. Mengetahui kedisiplinan guru di MA Negeri Batang. 3. Mengetahui korelasi kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru di MA Negeri Batang D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara Teoris a. Sebagai pedoman bagi kepala madrasah untuk menerapkan kepemimpinannya pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya. b. Sebagai masukan bagi guru untuk menyempurnakan disiplin kerja pada suatu kegiatan pendidikan. c. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya yang relevan. 2. Secara Praktis a. Sebagai upaya penggunaan sistem kepemimpinan yang baik dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan di MA Negeri Batang.

8 8 b. Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kedisiplinan guru di MA Negeri Batang E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Toritis Kepala Madrasah merupakan gabungan dari dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kepala dapat diartikan sebagai seorang yang memimpin pada suatu kegiatan organisasi. Sedangkan madrasah atau sekolah ialah sebuah lembaga pemdidikan formal dimana menjadi tempat menerima pelajaran dan memberi pelajaran. Ada beberapa teori yang terdapat pada buku. Yang bisa peneliti gunakan sebagai pedoman, dalam menyusun skripsi ini. Berikut ini adalah beberapa teori-teori yang berkaitan dengan judul tersebut dari buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang bisa didapat. Menurut Kartono kepemimpinan adalah relasi dan mempengaruhi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin. Kepemimpinan itu bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian suatu tujuan tertentu. 7 7 Kartini Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005) halaman 6

9 9 Sedangkan menurut Miftah Thoha mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka / orang lain tersebut mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. 8 Hubungan antara pemimpin dan mereka yang dipimpin bukanlah hubungan satu arah tetapi senantiasa harus terdapat adanya antar hubungan (interaction). Bahwa seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi kelompoknya, karena apabila ia tidak mampu melakukannya maka berarti pemimpin tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang baik. 9 Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, memimpin dan mengandalikan aktifitas seluruh anggota organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Kepala sekolah dan guru hendaknya bekerja sama dalam menjabarkan kurikulum secara rinci dan operasional ke dalam program tahunan, semester atau caturwulan dan bulanan. 10 Masih menurut Mulyasa, kepala sekolah harus mampu memainkan perannya sebagai educator, manager, administrator, dan supervisor. Bahkan sekarang ada peran tambahan lagi sesuai dengan 8 Miftah Thoha. Kepemimpinan dalam Manajemen. halaman Musfirotun Yusuf. Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar.Cet. 5. halaman E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung : Remaja Rosdakarya,2002) halaman 41

10 10 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni : sebagai leader, inovator, motivator, figur, dan mediator. 11 Hal serupa namun tidak sama juga disampaikan oleh Sudarman Danim, beliau menyatakan bahwa kepala sekolah memimiliki multi peran, yakni : sebagai administrator, manager, leader, chief, motivator, negosiataor, figure, communicator, wakil lembaga dalam urusan eksternal dan fungsi-fungsi lainnya. 12 Sebuah organisasi pendidikan juga harus memiliki iklim yang baik dalam berorganisasi. Menurut Veithal Rivai dan Deddy Mulyadi menyatakan bahwa iklim organisasi yaitu serangkaian sifat lingkungan kerja. Pola hubungan yang ada bersumber dari hubungan antara guru dengan guru lainnya, atau mungkin hubungan guru dengan kepala sekolah atau sebaliknya antara kepala sekolah dengan guru. 13 Dalam pendekatan teori psikologis terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja kearah pancapurna sasaran-sasaran 11 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) halaman Sudarwan Danim. Menjadi Komunitas Pembelajaran. (Jakarta : Bumi Aksara, 2005) halaman Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta :Rajawali Pers, 2009) halaman 170

11 11 organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. 14 Tugas dan tanggung jawab kepala madrasah memeng sangat berat. Walaupun telah membagi tugas dan tanggung jawab kepada para staf dan bagian lain sebagai sejumlah komponen, kegiatan yang ada di madrasah, ia akan menjadi orang pertama dalam menanggung segala hal tentang kegiatan pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena bagaimanapun juga ia memiliki kedudukan struktural tertinggi di madrasah tersebut. Sebagai pemimpin pendidikan, seorang kepala madrasah harus dapat memimpin suatu madrasah secara efektif, artinya tidak hanya berorientasi pada tugas saja melainkan juga memperhatikan keadaan para bawahannya, yang tentunya juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada madrasah tersebut. Dari sejumlah pernyataan diatas mengenai kepemimpinan dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan usaha menggerakan orang atau kelompok untuk dapat bekerja sama dalam meraih suatu tujuan. Setiap orang atau kelompok diharapkan secara sadar untuk dapat bekerja sama dan menuruti instruksi, serta dapat melaksanakan tugas dan bertanggung jawab atas apa yang telah diamanatkan kepadanya. 14 Winardi. Kepemimpinan dalam Manajemen. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000) halaman 63

12 12 2. Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudari Mukhofifah, mahasiswa STAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah Prodi PAI dengan judul skripsi Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Bandar Tahun Pelajaran 2007/2008. Kultur dan suasana organisasi di madrasah serta perilaku manajerial Kepala Madrasah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan Madrasah serta kualitas pendidikannya. Adapun hasilnya adalah masuk kategori sedang karena nilai rata-rata adalah 52 sedangkan nilai 52 terletak pada interval Kemudian menurut salah satu mahasiswa STAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah Prodi PAI, yaitu saudari Fitria Yuliana yang melakukan penelitian untuk skripsi dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Studi Kasus di MTs Gondang Wonopringgo. Dalam penelitian itu disebutkan jika ada korelasi positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan produktivitas kerja guru di MTs Gondang Wonopringgo Kabupaten Pekalongan terbukti dengan rata rata angka kualitasnya adalah 24,28. Angka tersebut masuk 15 Mukhofifah. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Bandar Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi STAIN Pekalongan.

13 13 kategori cukup karena nilai yang paling dominan pada interval dengan prosentase 68%. 16 Adapun menurut Nur Ilaf mahasiswa STAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah Prodi PAI dalam tugas skripsinya yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah terhadp Kinerja Guru di MI Walisongo Tangkil-Tengah Kedungwuni Pekalongan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru dengan nilai 0,808 yang terletak pada interval 0,71-0,90. Baik itu pada tingkat 5% ataupun 1% dengan sama-sama menolak Ho dan menerima Ha, yang berarti terdapat korelasi yang signifikan Fokus Penelitian Memang banyak penelitian yang hampir serupa, jika dalam peneltian sebelumnya hanya membahas mengenai supervisi kepala madrasah dalam penelitian ini selain membahas mengenai supervisi namun juga metode yang diterapkan dalam mengelola madrasah. Selain itu banyak dalam penelitian sebelumnya yang hanya membahas sebatas kinerja guru saja, namun dalam ini mencakup lebih besar lagi yaitu mengenai kedisiplinan. Di dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari keterkaitan manajemen kepemimpinan 16 Fitria Yuliana. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Studi Kasus di MTs Gondang Wonopringgo. Skripsi STAIN Pekalongan. 17 Nur Ilaf. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah terhadp Kinerja Guru di MI Walisongo Tangkil-Tengah Kedungwuni Pekalongan. Skripsi STAIN Pekalongan.

14 14 dengan kedisiplinan seseorang. Mengingat banyaknya masalah yang teridentifikasi dan supaya pembahasan masalah ini terfokus dan tersusun dengan baik, serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal tenaga, waktu dan biaya. Maka penelitian ini terfokus pada Korelasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kedisiplinan Guru di MA Negeri Batang. 4. Kerangka Berpikir Kepala Madrasah sebagai pemimpin Madrasah mempunyai peranan yang penting untuk menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, siswa, dan karyawan di madrasah. Peran serta fungsi yang terpentingbagi sekolah adalah menggerakkan segala sumber daya yang terdapat pada suatu madrasah. Sehingga dapat didayagunakan secara maksimal guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Guru sebagai subjek pendidikan di sekolah menjadi orang yang berwenang dan yang paling bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik di madrasah ataupun di masyarakat luar, peran yang sangat komplek dan beragam yang dimiliki guru hendaknya harus bisa dioptimalkan. Upaya optimalisasi potensi guru ini salah satunya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di madrasah.

15 15 Dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam bentuk melaksanakan disiplin kerja, guru dihadapkan pada berbagai macam persoalan yang mengakibatkan naik turunnya tingkat kepatutan dalam disiplin kerja. Beberapa faktor itu antara lain meliputi : kepribadian guru, perilaku atasan, sistem kerja yang berlaku pada ruang lingkup kerjanya. Disiplin kerja pada sebuah lembaga pendidikan haruslah dilaksanakan dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan pendidikan yang telah disepakati sebelumnya. Agar disiplin kerja dapat dilaksanakan secara optimal, kepala madrasah harus menerapkan kepemimpinannya dengan penugasan setiap kompetensikepala madrasah yang telah ditetapkan, yaitu kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan untuk manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan semua penugasan diatas, diharapkan kepemimpinan efektif akan tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin kerja, tugas, dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan. Dengan demikian dapat dinyatakan jika kepemimpinan kepala madrasah sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, semakin bagus dalam kepemimpinan maka semakin bagus bila kedisiplinan guru, begitupun dengan sebaliknya semakin buruk kepemimpinan kepala madrasah maka semakin buruk pula kedisiplinan guru.

16 16 5. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang diajukan dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Hipotesis nol (H o ) adalah tidak adanya hubungan antara kepemimpinan kepala madrasah dengan disiplin guru. b. Hipotesis alternatif (H a ) adalah adanya hubungan antara kepemimpinan kepala madrasah dengan disiplin guru. Artinya makin efektif kepemimpinan kepala madrasah maka akan semakin tinggi disiplin gurunya. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori danatau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Adapun variabel yang diteliti adalah manajemen kepemimpinan kepala madrasah yang selanjutnya disebut juga

17 17 dengan variabel X dengan indikator antara lain : educator, manager, administrator, dan supervisor. Sedangkan kedisiplinan guru sebagai variabel Y dengan indikator antara lain : merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi, memperhatikan etika guru, memelihara situasi dan kondisi antar guru. Jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengembil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Pendekatan ini digunakan untuk menguji korelasi kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru. 2. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat. 18 Yang akan diamati adalah situasi dan kondisi MA Negeri Batang khususnya yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan dan kedisiplinan guru di madrasah. b. Wawancara Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai 18 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) Cet. III halaman 794.

18 18 suatu hal. 19 Dalam penelitian ini, yang akan diwawancarai antara lain kepala madrasah, dan guru-guru di MA Negeri Batang. c. Angket Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai responden seperti laporan tentang pribadinya, tingkah laku maupun perspektif responden. Angket ini berisi daftar beberapa pernyataan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru. Dan angket ini berbentuk tertutup artinya responden hanya dapat memilih jawaban yang telah disediakan sebelumnya oleh penulis dan tidak memungkinkan jawaban-jawaban baru. Dalam penelitaan ini jumlah responden yang diambil sebanyak 30 responden. d. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. 20 Dalam hal ini adalah dokumen dan data-data yang ada di madrasah yang digunakan sebagai data penunjang penelitian. 3. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data mengasosiasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian 19 Ibid. halaman Ibid halaman 272

19 19 data. 21 Adapun teknik analisis data yang digunakan penulis antara lain sebagai berikut : a. Populasi Populasi adalah wailayah generalisasi yang terdiri atas objek yang akan diteliti yang didefinisikan dengan jelas, dengan karakteristik, dan kuantitas tertentu. 22 b. Sampel Sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi. 23 Sampel digunakan karena adanya beberapa kendala, misalnya adanya populasi yang sangat komplek sehingga sulit didefinisikan, kendala dalam pembiayan, waktu serta tenaga. Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang menggunakan koefisien dengan rumus sebagai berikut. Memberikan interpretasi terhadap r xy yaitu dalam memberikan interpretasi sederhana terhadap indeks korelasi product moment (r xy ), pada umumnya menggunakan cara, yaitu sebagai berikut. r xy = 21 Moeloeng.Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998). halaman Salafudin. Statistika Terapan untuk Penelitian Sosial. halaman Ibid. halaman 12

20 20 Keterangan : r xy = korelasi x = X - Mx y = Y My X = data mentah variabel X Y = data mentah variabel Y Mx = rata nilai X My = rata nilai Y 24 G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran sistematis tentang pembahasan di atas, maka sistematika penulisannya disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dalam penulisan skripsi. Bab II Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kedisiplinan Guru, meliputi : Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kedisiplinan Guru. Bab III Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kedisiplinan Guru di MA Negeri Batang, berisi dua sub bab. Bagian pertama berupa Gambaran umum MA yang meliputi Sejarah Berdirinya, Visi, Misi dan Tujuan, Letak Geografis, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta Didik, serta Sarana dan Prasarana. Bagian kedua berisi data 24 Ibid. halaman

21 21 tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan data tentang Kedisiplinan Guru. Bab IV Analisis Hasil Korelasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kedisiplinan Guru di MA Negeri Batang yang berisi Analisis Manajemen Kepemimpinan, Kedisiplinan Guru, serta Korelasi keduanya. Bab V Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia, pendidikan telah diatur dalam berbagai peraturan perundangundangan seperti yang tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam sejarah perkembangan peradaban bangsa terlihat jelas bahwa kemajuan bangsa sangat terkait dengan pendidikan sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah sistem, sehingga keberhasilan dari proses pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidik atau guru. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Manusia diharapkan memiliki kemampuan, baik kemampuan dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi intelektual manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan saat ini merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai kehidupan manusia, mulai dari bangsa yang sederhana peradabannya sampai kepada bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang adalah era globalisasi, dan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal yang menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang berilmu. Hal ini dapat diartikan bahwa selama kita hidup ilmu itu harus dicari, ilmu tidak datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelangsungan organisasi adalah kuat tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menurut manusia untuk bergerak dan mengikuti alur kehidupan secara lebih luas dan terbuka, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CILIMUS TAHUN AJARAN 013/014 Hj.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Di samping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal mula penulis memilih judul ini adalah berdasar pengalaman dan pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala madrasah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia) dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia) dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimanapun pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian dibanyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kita dituntut untuk menjadi manusia yang mampu mengikuti perkembangan dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan prestasi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan dan nilai-nilai luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram. Masalah pendidikan merupakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses dimana terjadinya pendewasaan dan perubahan secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu interaksi manusia dewasa dengan anak didik dalam rangka menyampaikan ilmu pengetahuan serta keterampilan agar dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan 1. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadikan sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di dunia ini tanpa pengetahuan apapun, tetapi dalam kelahirannya manusia dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkan untuk menguasai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini berkembang dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu. Lembaga pendidikan mulai banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN UAN BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusianya. Untuk dapat membentuk sumber daya manusia ini haruslah melalui pendidikan

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan secara efektif, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan fungsi inti dalam proses manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah direncanakan atau diorganisasikan

Lebih terperinci

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi bangsa Indonesia yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan seperti sekarang ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya. Didalam

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 1 SAROLANGUN Dewi Irawati 1), Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam meningkatkan kualitas kehidupan, dan merupakan faktor penentu perkembangan sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehadiran pendidikan, apapun bentuk dan jenisnya, sebagai wahana proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah manusia berperadaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas pada bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci