PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari
|
|
- Susanto Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HasH Penelitian P2PLR Tahun 2002 PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN!<ONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Telah dilakukan penerltuan konsentrasi radionuklida alam dan logam berat di perairan Semenanjung Lemahabang. Berbagai jenis polutan dan kontaminan limbah non-nuklir dan nuklir yang masuk dan berada di perairan![1done~ia pcrlu dik~tahui asal-usulnya, tingkat konsentrasi/aktivitasnya, distribusi dan penyebarannya (perpindahan/migrasi) serta faktor pemekatannya dalam berbagai komponen ekosistem laut. Data dan informasi ini sangat dip6rlukan dalam pengkajian kecenderungal'! dan tingkat Kese!amatan lingkungan laut yang digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan laut Indonesia baik secara lokal maupun nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan base-lire data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemar khususnya lingkungan kelautan. serta melindungi lingkullgan dan segala isi yar)g ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zat radioaktif maupun ncn-radioaktif agar tidak melampaui Baku Mutu Lingkurlgan yang diberlakukan. Penelitian dilaksanakan di perairan Semenanjung Lemahabang dalam radius 5 km dari cajon tapak pembangunan PL Tf\J. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat radioaktivitas maupun kandungan logam berat dalam komponen lingkungan kelautan yang dipantau masih di bawah baku mutu lingkurlgan. ABSTRACT DETERMINATION OF NATURAL RADIONUCLIDES AND HEAW METALS CONCENTRA TION,A T LEMAHABANG PENINSULA. Determination of natural radionuclides and heavy metals concentration at Lemahabang peninsula 'has been carried-out. Many kinds of nuclear and non-nuclear wastes thai enter into and being i.'1 the Indonesian seas have to be checked their sources, concentrations, distributions (movementl;77igration) also the concentration factor in various marine ecosystem components. These data and information are needed in learning the trend and the level of the sea environmental safety, which are used for taking some decisions of Indonesian seas management, both local and national. The objectiv6's of the research are to provide the baseline data of marine radioactivity, information and sources of pollutant especially in marine environment as well as to protect the environment from impact and accumulation of radioactive and non-tadioactive materials not overshoot the environmental National Regulation in Indonesia. The research take place in Lemahabang peninsula at 5 km radius from candidate site of NPP. The result is the Concentration levels of natural radionuclides and heavy metal still below the environmental national regulatory. PENDAHULUAN Berbagai jenis polutan dan kontaminan limbah non-nuklir dan nuklir yang masuk dan berada di perairan Indonesia perlu diketahui asal-usulnya, tingkat konsentrasi/ aktivitasnya, distribusi dan penyebarannya (perpindahan/migrasi) serta faktor pemekatannya dalam berbagai komponen ekosistem laut. Data dan informasi ini sangat diperlukan dalam pengkajian kecenderungan dan tingkat keselamatan lingkungan laut yang digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan laut Indonesia baik secara lokal maupun nasional.
2 Hasi! Penelitian P2PLR Tahun 2002 Lingkungan laut merupakan suatu ekosistem yang khas karena menjadi tempat akumulasi berbagai kontaminan yang berasal dari lepasan langsung ke perairan laut, jatuhan dari atmosfir dan disposis;.i dari daratan. Oi perairan laut terdapat mata rantai makanan yang merupakan jalur (pathways) penting radionuklidan maupun logam berat yang berperan dalam proses penyebaran darl akumulasi kontaminarl pad a masing-masing mata rantai makanan. Oaiam konteks radioekologi, lingkungan pesisir laut merupakan badan air tempat akumulasi radionuklida yang berasal dari lepasan langsungdari suatu instalasi nuklir, cebakan batuan induk deposisi dari daratan hasil proses geomorfologis, jatuhan dari atmosfir dan paparan sinar kosmis dari angkasa luar. Pesisir laut juga merupakan tempat akumulasi berbagai jenis logam berat yang berasal dari kegiatan di daratan maupun di laut sehingga pesisir laut merupakan tempat yang sangat penting untuk mengetahiji kualita$ lingkungan keiciutan di suatu tempat. Pantai Semenanjung Lemahabang merupakan wilayah dengan 74% merupakan laut yang sebagian besar digunakan untuk tambak ikan dan udang disamping juga sebagai tempat rekreasi. Kondisi perairan daerah pantai tersebut pad a umumnya sangat menunjang kehidupan perairan daerah tersebut terutama di daerah yang lokasinya cukup jauh dengan daratan Pl!lau Jawa, seperti di Kepulauan Karimunjawa. Sedangkan di daerah pantai yang berdekatan dengan daratan seperti pantai Bandengan dan Bondo kondisi ekosistemnya tidak begitu baik. Hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia dalam mengolah tanah dj daerah daratan, misalnya pertanian, penggundulan hutan yang menyebbkan erosi di daerah tersebut sangat tinggi dan diperparah dengan adanya aktivitas penambangan pasir laut sehingga mengakibatkan kondisi di daerah muara sungai (estuaria) dan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun sangat keruh dan sedimentasinya tinggi terutama pada saat musim hujan. Sejalan dengan rencana pembangunan PL TN pertama di Indonesia, telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PL TU) batubara di daerah Tanjung Jati yang terletak di kawasan Semenanjung Lemahabang. Jarak antara Tanjung Jati dengan calon lokasi pembangunan PL TN adalah :!: 10 km sehingga harus diantisipasi dampak radiologis yang berasal dari pengoperasian PL TU tersebut (Gambar 1). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan baseline data radioaktivitas alam dan logam bsrat dalam komponen ekosistem kelautan di daerah laut Semenajung Lemahabang, Jepara sebelum beroperasinya PL TN mal_'pun PL TU batubara. 175
3 Gambar1. Peta Lokasi. Calon Pembangunan Samenanjung Lemahabang, Jepara. PLTN Dan PLTU Di TATA KERJA Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari : -Bahan untuk pengambilan sampel : jerigen plastik 2 I, kantong plastik 5 kg, dll -Bahan untuk preparasi sampel : kolod!on 5-10 %, asam nitrat dan asam klorida, pianchet dll -Bahan untuk analisis sampel : standard solutio.'1 for AAS, gas nitrogen cair dan gas P-10, gas asetilen, nitrogen dioksida Peralatan yang digunakan terdiri dari alat pencuplik sam pel baik untuk air dan sedimen, radiameter FAG, water quality checker, GPS, gross a/13 counting, y-spektrometer dan MS. 176
4 Lokasi Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam dua daerah yaitu di sepanjang pantai (muara sungai) dan di laut. Penelitian dilakukan baik secara langsung (insitu) maupun tidak langsung. Kegiatan yang dilakukan secara langsung adafah pengukuran tingkat radiasi di udara, pengukuran kualitas air dan pengambilan contoh lingkung::in ~/a~ terdiri dari air laut, biota dan sedimen. Pengambilan sampel dilakukan dalam dua periode yaitu pada musim penghujan dan musimkemarau. Oaerah penefitian dan lokasi pengambilan sampel conton fingkungan yang diambil disajikan dal"dm Gambar 2 dengan koordinat sebagai beri~ut : [~ij rm~ (=~] ~PO~ ~1,-\ c;, [hq~ [~J lautjawa ~ S?04 -- /i,;'~--- --~,..' "' ".' -..", c;~:ft [~~J ~ '~;~~~~i~i;;~~\~ :~) C;;1i3-- PO7 [:1Q J POS ~ Gambar 2. Lokasi Pengambilan Contoh Lingkungan Da~rah Semenanjung Lemahabang OJ a. Oaerah pantai : P01 : '21,06" BT, 06 26'29;16" LS P02: '36,04" BT, 06 26'21,06" LS P03 : '24,30" BT, 06 25'59,36" LS P04: '42,12" BT, 06 25'48,02" LS P05: '00,00" BT, 06 25'39,28" LS P06: '58,07" BT, 06 25'30,20" LS P07: '26,32" BT, 06 25'09,14" LS P08: '10,12" BT, 06 24'32,40" LS ~ 177
5 b. Oaerah laut : L01 : '00" BT, 06 25'48,30" LS L02 : '00" BT, 06 23'37,26" LS L03 : '00" BT, 06 23'06,48" LS L04 : '00" BT, 06 23'01,62" LS L05 : '00" BT, 06 23'19,44" LS L06 : '00" BT, 06 24'13,36" LS Analisis Contoh dan Evaluasi Data Pengukuran sifat fisika dan kimia. dilakukan langsung di lapangan sedangkan preparasi contoh dan analisis kandungan logam beiat di!akukan di laboratorium dengan alat MS dan analisis radioaktivitas alam dalam komponen lingkungan kelautan dilakukan -i:1engan alat gross a/~ counting dan y spektrometri dengan metode baku berdasarkan Prosedur Analisis Radioaktivitas Lingkungan, BAT AN. Data hasil pemantauan diolah untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan tingkat bahan radioaktif dan non radioaktif yang dapat dideteksi. Data ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai batas dosis dan baku mutu lingkljngan dan kecenderungannya dari waktu ke \"iaktu. Evaluasi datc) diiakukan dengan cara statistik dan membandingkan dengan baku mutu!ingkungan dan baku mutu radioaktivitas lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran laju dosis di udara di daerah pantai dan iaut ditunjukan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Nilai rata-rata laju dosis di udara untuk kedua daerah tersebut masing-masing 0,14 :!: 0,02 /lsv/jam dan 0,13 :!: 0,02 /lsv/jam. Apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu radioaktivitas di lingkungan menurut Keputusan Ka. BAPETEN t..jo. 02/Ka.BAPETENN-99 maka mempunyai kualitas baik. 0,2$ 0.20 n,t:. ~ 0.10 u.os 0.00 POl. PO2 PO) PO4 PO5 6t8un PO6' PO7 POS Gambar 3. Laju Oasis Oi Udara Oaerah Pantai OJ Semenanjung Lemah,abang 178
6 ~... ti'j =- SLoisiun Gambar 4. Laju Oosis Oi Udara Daerah Laut Di Semenanjung Lemahabang Radioaktivitas total a dan f3 dalam contoh air di muara sungai adalah 12,82 :t 7,79 Bq/l dan 163,36 :t 90,77 mbq/l. Ssdangkan radioaktivitas total c/. dan f3 dalam contoh air laut adalah 4,12 :t 1,46 mbq/1 dan 217,41 :t 111,34 mbq/1 seperti ditunjukkan dalam Gambar 5 dan 6. Staslun Gambar 5. Aktivitas Total a Dan ~ Air Muara Sungai Di Semenanjung Lemahabang 179
7 Hasi/ Pene/itian P2PLR Tahun 2002 "-.oj co == C Stasiun Gambar 6. Aktivitas Total a Dan pair Laut Oi Semsnanjung Lemahabang Radioaktivitas total a dan p 36,48:t 3,19 Bq/kg dan 138,07:t 20,74 dan B dalarll sedimen laut adalah 48 seperti ditunjukan da:am Gambar 7 dan dalam sedimen muara sungai adalah Bq/kg. Sedangkan radioaktivitas total a,o ::t4, 14 8q/kg dan 160,72::t 27,07 Bq/kg POl POl PO3 m4 POSfun PO6 POl PO8 St8$ Gambar 7. Aktiviias Total a Dan r:> Sedimen Muara Sungai Di Semenanjung Lemahabang 180
8 soo ~.;c "Qo = LOt LO2 LO3 lo4 LOS LO6 Stulun Gambar 8. Aktivitas Total a Dan ~ Sedimen Laut Df Semenanjurlg Lemahabang Kandungan radioaktivitas y dalam air yang teramati umumnya adalah radionljklida a:am ~epe!1i K-40, Ra-226 dan Th-228 dengan konsentras! masing-masing adalah 47,38 :I;: 3,87; 15,80 :t 2,17 dan 2,49 :t 0,90 Bq/l dalam air muara sl!ngai dan 45,3~ :t 2,40; 13,44 :t 0,84 dan 2,53 :t 0,98 Bq/i dalam air laut ; K-40 ~ Ra.226 8] T h-228 ca. = so 25 0 POl PO2 ro3 PO4 POS PO6 PO7 POB Stulun Gambar 9. Aktivitas Jenis Radionuklida y Dalam Air Muara Sungai 181
9 too 75 ~ CI' = 50 2S () LO1 LO2 LO3 ld4 :..05 LOG SWiUD Gambar 10. Aktivitas Jenis Radionuklida y DCilam Air Laut Kandungan radioaktivitas y da!am sedimen yang teramati umumnya ada!ah radionuklida aiam seperti K-40, Ra-226. Ac-228 dan Th-228 yang rllasing-masirlg aktivitasnya adalah 177,59 :t 21,42; 144,61 :t 27,09; 78,34:t 17,07 dan 236,10 :t 21,038 Bq/kg dalam sedimen muara sungai dan 219,53:t: 18,69; 124,54:t: 22,19; 90,99:t: 21,97 dan 230,96:t: 13,03 Bq/kg dalam sedimen laut. 7CO (XXI 500!J 4iXI 'a- = ro1. PO2 t:-o3 PO4 A)5 ~ PO1 rob StMiun G~mbar11. Aktivitas Jenis Radionuklida 'Y Dalam Sedimen Muara Sungai
10 HasH Penelitian P2PLR Tahun QX) 500 ~ 400 = lol LD2 LO3 ld4 LOS LO6 Sfa$illn Gambar 12. Aktivitas Jenis Radionuklida y Dalam Sedimen Laut Kandungan logam berat dalam air laut yang diukur adalah Fe, Mn, Cd, Pb, Cu, Ni, Zn dan As. Hampir seluruh unsur yang diukur tidak terdeteksi, hanya unsur Fe dan Mn saja yang terdeteksi dengan konsentrasi rata-rata untuk unsur Fe dan Mn masing-masing 1,24 ::t 0,23 ppm dan 0,65 ::t 0,19 ppm. Sedangkan kandungan logam berat dalam sedimen yang tcrdeteksi adalah unsur-unsur Fe, Mn, Pb dan Zn dengan konsentrasi masing-masing 19,59 ::t 0,17; 6,11 ::t 0,89; 0,31 ::t 0,02 dan 0,52 ::t 0,17 1l9/g. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan semenanjung Lemahabang belum tercemar oleh unsur-unsur tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemantauan radioekologi dan lingkungan kelautan di Semenanjung Lemahabang pada tahun 2001 dapat disimpulkan bahwa : 1. Laju dosis radl8si lingkungan di daerah Semenanjung Lemahabang di bawah baku mutu lingkungan (Keputusan Ka. BAPETEN No. 02/Ka.BAPETEt~N-99) 2. Radioaktivitas total ai~ dalam komponen lingkungan yang dipantau (air permukaan dan sedimen) masih dibawah baku mutu. (PP. No.20 tahun1990 dan Keputusan MENLH No. Kep-02/MENKLH/I/1988). 3. Radionuklid~ Y Y,ang terpantau dalam komponen lin~kungan umumny~ adalah radlonukllda alam (4oK, 226Ra, 228Ac dan 28Th). Kbnsentrasl radionuklida ini lebih kecil dibandingkan data yang dilaporkan dalam CRC Handbook of Environmental Radiation. 183
11 Hasi/ Penelitian P2PLR Tahun , Konsentrasi logam berat dalam yang terpantau dalam komponen lingkungan kelautan adalah Fe, Mn, Pb, Cu dan Zn. Data kandungan radionuklida alam dan logam berat dapat dijadikan sebagai baseline data daerah Semenanjung Lemahabang Jepara. DAFT AR PUST AKA 1. Keputusan Kepala BAPETEN No. 02!Ka.BAPETENN-99, Baku Mutu Radioaktivitas di Lingkungan, Lampiran Peraturan Pemerintah RI. No.20 Tahun 1990, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, A!fred W. Klement, Jr., CRC Handbook of Environmental Radiation, Florida, UNSCEAR, Ionizing Radiation Source And Biology Effects, Report to the General ass., United Nation, New York,
PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG
PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005
PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciPEMANT AUAN RADIOEKOLOGI KELAUT AN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2006
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tall/In 2006 ISSN 0852-2979 PEMANT AUAN RADIOEKOLOGI KELAUT AN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2006 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA
ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA Hendro, Zulfiyandi Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan pesisir merupakan daerah peralihan antara daratan dan laut. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat bermacam ekosistem dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir
Lebih terperinciPEMANTAUAN LlNGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2006
Hasil Penefitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 fssn 0852-2979 PEMANTAUAN LlNGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2006 Untara, Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati,
Lebih terperinciKAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 08522979 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2012 Untara, Ritayanti, Budihari HP., Sri Susilah, A. Yuniarto,
Lebih terperinciAKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 36-42 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose AKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA
Lebih terperinciPEMETAAN SPASIAL KONDISI RADIOAKTIVITAS ALAM TERESTRIAL DI SEMENANJUNG MURIA, JAWA TENGAH
PEMETAAN SPASIAL KONDISI RADIOAKTIVITAS ALAM TERESTRIAL DI SEMENANJUNG MURIA, JAWA TENGAH Heni Susiati *) dan Pande Made Udiyani **) ABSTRAK PEMETAAN SPASIAL KONDISI RADIOAKTIVITAS ALAM TERESTRIAL DI SEMENANJUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang
Lebih terperinciHeny Suseno Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
STUDI RAOIOEKOLOGI 01 PESISIR TELUK JAKARTA Heny Suseno Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI RADIOEKOLOGI DI PESISIR TELUK JAKARTA. Telah dilakukan penelitian radioekologi di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi baru sesuai Undang - Undang No. 27 tahun 2000 tanggal 4 Desember 2000. Wilayah provinsi ini meliputi Pulau Bangka,
Lebih terperinciKAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 357-365 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG
Lebih terperinciBIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA
J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti
Lebih terperinciRINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya
RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciOleh: SITI SAODAH
ANALISIS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA SEBAGAI STUDI RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEKITAR WILAYAH RENCANA PEMBANGUNAN PLTN SEMENANJUNG MURIA Oleh: SITI SAODAH 260 202 101 410 19 Skripsi
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 1.266 m di atas permukaan laut serta terletak pada
Lebih terperinciNILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN
9 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN Nilai Batas Lepasan Radioaktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hujan asam terjadi akibat polutan udara khususnya gas sulfur oksida (SOx) dan gas nitrogen oksida (NOx). Polutan ini bersumber dari alam maupun dari aktivitas manusia
Lebih terperinciKAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG
ISSN 0216 3128 Rosidi, dkk. 94 KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG Rosidi dan Sukirno P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber
Lebih terperinciAgus Gindo S., Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Hasi! Penelitian P2PLR Tahun 2002 PErv1ANTAUAN LINGKUNGAN 01 SEKITAR PPTN SERPONG OALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2002 Agus Gindo S, Sudiyati, Sri Susilah, T Ginting, Budi Hari H, Ritayanti Pusat Pengembangan
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT (Cu, Cr, Zn, DAN Fe) PADA TERUMBUKARANG DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA
KANDUNGAN LOGAM BERAT (Cu, Cr, Zn, DAN Fe) PADA TERUMBUKARANG DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA Heni Susiati*, Yarianto SBS.*, Ali Arman L.**, dan Yulizon Menri** * Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan Bagan Asahan yang terletak pada koordinat 03 01' 00 LU dan 99 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat Malaka,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS AIR PERMUKAAN DI SEKITAR KAWASAN MUARO KOTA PADANG MENGGUNAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT
KAJIAN KUALITAS AIR PERMUKAAN DI SEKITAR KAWASAN MUARO KOTA PADANG MENGGUNAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Dwi Puryanti, Susi Deswati Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. VI, No. 2 ISSN IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA ABSTRAK
IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA DI DAERAH PANTAI LEMAHABANG MURIA DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA Sukirno, Muzakky, Agus Taftazani Puslitbang Teknologi Maju BATAN. Yogyakarta ABSTRAK ldentifikasl RADIONUKLlDA
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM Sunardi ABSTRAK PENGELOLAAN LlMBAH RAOIOAKTIF DAN B3 01 IRM. Telah dilakukan pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Limbah radioaktif
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciSTUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT : KONSENTRASI 238 U DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA
STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT : KONSENTRASI 238 U DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA E. Lubis., Heny Suseno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT
Lebih terperinciPERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM
PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM 1. Daerah dan Skenario Model Batimetri perairan Jepara bervariasi antara 1 meter sampai dengan 20 meter ke arah utara (lepas pantai). Secara garis besar,
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN DIREKTORAT PENGAWASAN
Lebih terperinciSAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM
Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENGAMBILAN SAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM Bambang Sugito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK PENGAMBILAN SAMPEL
Lebih terperinciKAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS
KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS Untara, M. Cecep Cepi H, Mahmudin Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK KAJIAN PENERIMAAN DOSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU
PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciPENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG
8 ISSN 01 318 PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI SEMARANG Sukirno, Agus Taftazani dan Rosidi P3TM BATAN ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT KANDUNGAN RADIOAKTIVITAS SEDIMEN, AIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya batubara melimpah. Indonesia berperan pula sebagai eksportir batubara terbesar di dunia melampaui
Lebih terperinciPENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON
B34 PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Th. Rina Mulyaningsih, Sutisna, Iman Kuntoro, Sumardjo, Alfian BATAN 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSTUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT: KONSENTRASI 234TH DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA.
Hasil Penelitian clankegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 STUDI WAKTU TINGGAL PARTIKULAT DALAM AIR LAUT: KONSENTRASI 234TH DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT SEMENANJUNG MURIA. E. Lubis., Heny Suseno Pusat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi
Lebih terperinciB.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.
B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr. June Mellawati, M.Si Dra. Heni Susiati, M.Si Ir. Hadi Suntoko
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR A. Kerangka Format Laporan
Lebih terperinciPENGKAJIAN POLUTAN UDARA DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA DI SEKITAR PAITON PROBOLINGGO (JATIM 2)
Kode Judul : B-22 BATAN LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGKAJIAN POLUTAN UDARA DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA DI SEKITAR PAITON PROBOLINGGO (JATIM 2) 1 Peneliti Prof.
Lebih terperinciAgus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
DISTRIBUSI KONSENTRASI 137 Cs DALAM TANAH PERMUKAAN CALON TAPAK PLTN DI DAERAH LEMAHABANG Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK DISTRIBUSI KONSENTRASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciPenentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma
Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma (The Determination of the Concentration and Transfer Factor
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET
IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET Dwi Puryanti, Rizka Pramita Sari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan salah satu tipe ekosistem hutan yang hidup pada peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh pergerakan ombak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam
Lebih terperinciAnalisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG INTERVENSI TERHADAP PAPARAN YANG BERASAL DARI TECHNOLOGICALLY ENHANCED NATURALLY OCCURRING RADIOACTIVE MATERIAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI KELAUTAN SEMENANJUNG MURIA DAN BANGKA BELITUNG
KONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI KELAUTAN SEMENANJUNG MURIA DAN BANGKA BELITUNG ABSTRAK Nurokhim, Erwansyah Lubis Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciDISTRIBUSI 90 Sr DI DALAM TANAH PERMUKAAN DI DAERAH CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG MURIA
DISTRIBUSI 90 Sr DI DALAM TANAH PERMUKAAN DI DAERAH CALON LOKASI PLTN SEMENANJUNG MURIA Cerdas Tarigan, Terima Ginting, Budi Hari, Sugeng Purnomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK DISTRIBUSI 90
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciHUBUNGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA (TAHUN KE 2)
Rosidi dan Sukirno ISS 0216-3128 13 HUBUGA KADUGA LOGAM BERAT DALAM AIR DA SEDIME LAUT DI SEMEAJUG MURIA (TAHU KE 2) Rosidi dan Sukirno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK HUBUGA KADUGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA
KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA Kery Rahmawati keryrahmawati@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4202) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinci*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 27/2002, PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF *39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: 97-105 ISSN : 2088-3137 Distribusi Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam Air dan Sedimen di Perairan Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna,
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):69-76 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN ANALYSIS OF HEAVY METAL CADMIUM (Cd) AND MERCURY
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN
IDENTIFIKASI SEBARAN LOGAM BERAT PADA TANAH LAPISAN ATAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DI BEBERAPA RUAS JALAN DI SEKITAR PELABUHAN TELUK BAYUR PADANG Ulfa Yulius, Afdal Laboratorium Fisika
Lebih terperincidari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.
Lebih terperinciPENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT
Hasi/ Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK PENYIMPANAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang
Lebih terperinciKebijakan Pengawasan Ketenaganukliran
Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran Jazi Eko Istiyanto Kepala BAPETEN Jakarta, 12 Agustus 2015 Definisi Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Fe, Ca, Ti, Ba, Ce, Zr DAN La DALAM SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF
ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 ANALISIS UNSUR Fe, Ca, Ti, Ba, Ce, Zr DAN La DALAM SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki peranan penting sebagai wilayah tropik perairan Iaut pesisir, karena kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan sumberdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat
Lebih terperinciANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Asminar ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN PENGOTOR DALAM PELET U02 SINTER. Telah dilakukan analisis pengotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinciSTUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA
ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 STUDI HUBUNGAN ANTARA SEBARAN DAN BEBAN PENCEMARAN RADIOAKTIVITAS SAMPEL LINGKUNGAN TERHADAP BAKU MUTU DAN DAYA TAMPUNG SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS dan 105º10-105º22 BT, mempunyai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik wilayah
Lebih terperinci