PERAWATAN PENYAKIT PULPA GIGI PADA ANAK
|
|
- Sudirman Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAWATAN PENYAKIT PULPA GIGI PADA ANAK Pengantar Perawatan Pulpa Gigi pada Anak Ruang lingkup endodontik gigi anak adalah perawatan pulpa gigi desidui dan gigi permanen muda. Tujuan endodontik pada gigi desidui mi untuk mempertahankan fungsi gigi desidui tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau paling sedikit untuk kepentingan perkembangan oklusi gigi geligi. Semua mi diperlukan pengetahuan pulpa baik kondisi dan perawatannya dan juga kepentingan gigi kearah perkembangan okiusal, dan lebih jauh lagi benih gigi pengganti tidak mendapat gangguan resiko atau jejas dan infeksi pulpa atau periradikulair gigi desidui. Tujuan perawatan endodontik gigi permanen muda adalah mempertahankan kelestanian perkembangan akar sehingga gigi tersebut dapat berfungsi dalam perkembangan gigi. Apabila liii tidak mungkin dikerjakan karena prognosis jelek, maka dipertimbangkan untuk pencabutan gigi sehingga dapat menimbulkan space dan perlu dicari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Endodontik gigi mempunyai karakteritis sendiri dan dalam perawatannya harus selalu dilihat dalam satu kontak gigi geligi dan pasien. Rencana perawatan termasuk tujuan jangka pendek dan prgram jangka panjang dan dapat ditentukan sebelum perawatan endodontik gigi desidui gigi permanen muda dilaksanakan. Diagnose dan rencana aperawatan untuk terapi pulpa pada anak diperlukan pendekatan dental-history dan medical-history, evaluasi radiografi dan pemeriksan Minis seperti palpasi, perkusi, evaluasi mobilitas. Pada pemeriksaan klinis tidak hanya pada tingkatan penyakit pulpa tetapi juga pada problem komunikasi dengan pasien terutama pada anak pra sekolah. Diagnose kerusakan pulpa gigi desidui dan permanen muda Kriteria diagnose pada pninsipnya sama antara gigi desidui dan gigi permanen muda. Perawatan pulpa gigi desidui biasanya ditujukan pada pulpa yang hidup, dengan harapan gigi tetap normal dan selama mi tidak ada medikamen untuk menyembuhkan pulpa yang kronis atau pulpa yang nekrotis. Perbedaan tidak hanya antara pulpa vital dan non vital tetapi juga antara janngan pulpa terinflamasi kronis, total atau sebagian. Etiologi Penyakit Pulpa Gigi pada Anak Beberapa hal yang diperlukan dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit pulpa baik pada gigi desidui maupun pacla gigi permanen muda adalah mengetahui keadaan urnum penderita termasuk keadaan fisik anak. Kondisi ini dapat dilihat dari status gizi, Universitas Gadjah Mada 1
2 penyakit sistemik yang diderita. Pada anamnese juga ditanyakan latar belakang sara sakit. Perjalanan rasa sakit yang dimulai dari awalnya rasa sakit yang timbul, penyebab rasa sakit, lamanya, lokasi dan penyebaran rasa sakit perlu ditanyakan pada penderita. Selain itu pada pemeriksaan ektra oral dilihat ada tidaknya pembengkaan baik internal, eksternal maupun lokasi infeksi. Pada pemeriksaan intra oral, kondisi gigi perlu dicermati seperti kedalaman karies, mobilitas gigi, perkusi, vitalitas. Pada gigi desidui sering terlihat mobilitas yang bersifat fisiologis dan patologis Pada mobilitas yang bersifat fisiologis karena adanya resorbsi akar desidui tersebut dan pada mobilitas yang bersifat patologis kebanyakan karena invasi bakteri pada proses karies dan pada proses yang lanjut diikuti dengàh kerusakan pada jaringan periodontal. Pada gigi desidui dengan keruskaan periodontal kebanyakan disertai gigi dengan mobilitas yang bersifat patologis. Sensivitas pada perkusi menunjukkan ada tidaknya peradangan sekitar jaringan periodontal. Rasa sakit timbul disebabkan tekanan eksudat (pada preoses peradangan lebih lanjut) di dalamjaringan periodontal. Untuk mengetahui vitalitas gigi diperlukan tes vitalitas balk secara elektris maupun termis. Secara Minis beda pengetesan ini untuk gigi permanen muda sangat jelas sedangkan pada gigi desidui kurang nyata. Maka untuk mengetahui vitalitas gigi desidui kadang-kadang diperlukan kombinasi antara tes dan rontgenografis. Gambaran radiografis sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa atau membantu dalam perawatan gigi. Pada gigi anak informasi perkembangan gigi sangat diutamakan sehubungan dengan rencana perawatan, selama perawatan dan prognosa perawatan. Informasi yang diperlukan seperti perkembangan gigi pengganti, resorbsi akar gigi desidui (internallekstemal), kalsifikasi pulpa, resorbsi tulang alveolus dapat dilihat dan gambar rontgenologis. Resorbsi akar secara internal pada gigi desidui sering terlihat pada kasus adanya proses histopatologis seperti peningkatan aktivitas osteokias dan lokasi resorbsi terjadi pada permukaan mesial/distal, bukal/lingual. Secara radiografis deteksi resorbsi dengan rontgenpoto sangat sulit. Penyebab resorbsi akar dapat dikelompokkan menjadi 4 ialah, sesorbsi karena fisiologis, idiopatik, infeksi dan post pulpotomi. Penyebab resorbsi internal secara patologis banyak disebabkan karena trauma injuri, bruxism, trauma oklusi, penggunaan high speed, medikamen (pulpotomi dan kaping pulpa) dan efek materi radioaktif. Selain resorbsi secara internal, dapat juga dikenal resorbsi secara ekstrenal Proses ini dapat juga bersifat fisiologis atau patologis. Kalsifikasi pulpa adalah suatu proses degenerasi dalam pulpa dan pada pemeriksaan radiologis akan terlihat bintik-bintik putih dalam pulpa kamar. Dalam proses yang lebih lanjut kerusakan mi dapat menjalar kedalam saluran akar, dan merupakan kontra indikasi untuk perawatan pulpotomi. Dalam penelitian rontgen foto didaerah dekat ujung akar atau daerah biflirkasi gigi molar desidui, kadang-kadang terlihat area radiolusent dan gambaran ini Universitas Gadjah Mada 2
3 menunjukkan adanya iitflamasi dengan perluasan ke jaringan periodontal secara klinis gigi dapat vital atau gigi non vital. Kerusakan resorlsi tulang alveolar mi akan terlihat luas sejalan dengan proses inflamasi yang terjadi. Karies gigi dengan kedalaman dentin dengan dan tanpa pulpa terbuka perlu dicermati pada pemeriksaan klinis. Pada diagnosa karies dentin gigi desidui yang dalam perlu diperhatikan tanda perubahan klinis seperti diskolorisasi mahkota, mobilitas gigi dan pemeriksaan rongen foto. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan gigi desidui dipertahankan untuk perawatan endodontik: 1. Medical history, indikasi dan kontra indikasi dilihat dan penyakit sitemik yang ada seperti kelainan jantung, imuno-defisiensi, anak-anak dengan penyembuhan penyakit yang jelek. Untuk perawatan endodontik merupakan kotra indikasi. Selain itu juga faktor behaviour anak perlu diperhatikan. Keberhasilan perawatan gigi anak adalah penguasaan psychologi anak. Anak yang sulit ditangani diperlukan penanganan yang khusus. 2. Beberapa faktor gigi yang akan menjadi pertimbangan lain adalah apakah gigi dapat direstorasi, dan perlukah gigi dipertahankan dengan melihat perkembangan gigi pengganti, posisi terhadap lengkung rahang serta jaringan pendukung gigi. Pemeriksaan Radiografis Banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan Periapikal (PA) film dan Bitewing (BW) film Beberapa aspek yang dapat dilihat dan gambar rontgen: I. Aspek atatomi: pelebaran akar (PA), bentuk akar (PA), acessory canal (PA), lokasi tanduk pulpa (BW), bentuk, ukuran, panjang, jumlah akar (PA) II. Aspek patologis: - kedalaman, pelebarab karies (proksimal) (PA) - tingkat atau perubahan pula karies/trauma (BM) - reparatif dentin (BW) - ketebalan jaringan periodontal (PA) - keadaan jaringan periapikal / bifurkasi (PA, BW) - kalsifikasi jaringan pulpa (BW) - internal resorbsi (PA. BW) III. Aspek Perkembangan Tingkat perkembangan akar (PA) - keadaan ujung akar - rorbsifisiologis jaringan pendukung gigi Universitas Gadjah Mada 3
4 - tingkat erupsi gigi pengganti Tingkat maturasi gigi - ukuran kamar pulpa (BW) - lebar kanal pulpa (PA) - penutupan ujung akar (PA) Anomali - dens in dent (PA., BW) - taurodontism (PA. BW) - mikrodonsia (PA. HW) - kongenital missing (PA) Evaluasi perawatan endodontik Dalam perawatan endodontik gigi desidui maupun gigi tetap muda sangat diperlukan evaluasi hasil perawatan. Seperti pada gigi desidui yang telah kehilangan proses resorbsi akar secara normal maka pada perawatan saluran akar perlu evaluasi secara rutin untuk melihat perkembangan gigi pengganti. Hasil perawatn saluran akar kebanyakan adanya gangguan arah erupsi gigi pengganti. Dan hasil perawatan pulpa gigi desidui diharapkan fungsi gigi desidui tetap terpenuhi sebagai perangsang untuk perkembangan gigi pengganti dan rahang. Untuk evaluasi perawatan endodontik gigi tetap muda perlu diamati perkembangan akar gigi seperti pada perawatan apeksogenesis gigi vital dan aapeksifikasi gigi yang non vital. Evaluasi perawatan sebaiknya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah perawatan. Faktor yang perlu diperiksa dalam evaluasi perawatan pulpa adalah ada tidaknya gejala, tanda kelainan, rasa tiak enak yang timbul sesudah peraatan dan respon terhadap perawatan seperti rasa sakit, pembengkaan dan mobilitas gigi. Beberapa periode kritis untuk peraatan endodontik adalah: periode kritis untuk kaping pulpa ±8 minggu, periode kritis untuk pulpotomi ± 3 bulan, periode knitis untuk pulpektomi ± 6-12 bulan. Perawatan Pulpa Gigi pada Anak 1. Gigi pital kaping pulpa (direk dan indirek), pulpotomi 2. Gigi non pital mumifikasi (pulpotomi non vital) pulpektomi dan apeksifikasi Perawatan kaping pulpa: Perawatan kaping pulpa gigi desidui dan gigi permanen muda adalah perawatan pulpa kaping secara indirek dan secara direk. Universitas Gadjah Mada 4
5 Kaping pulpa secara indirek dilakukan pada untuk gigi dengan kanies dalam mendekati pulpa, belum ada rasa sakit pulpitis dan pulpa degenerasi dan kaping pulpa secara direk dilakukan gigi karies yang dalam dan pulpa terbuka secara mekanis serta steril. Hasil perawatan kaping pulpa Dalam perawatan dikatakan berhasil bila pulpa masih hidup dan terbentuk bridge serta terjadi penutupan terhadap iritasi produk bakteri. Perubahan lain adalah struktur gigi (dentin) dapat mengadakan remineralisasi dan medikamen yang dipakai dapat membentuk repartif Indikasi perawatan kaping pulpa Pada gigi desidui/permanen yang masih muda dengan ruang pulpa yang besar dengan [agnosa tipe akut. Indikasi lain adalah gigi mengalami karies yang dalam dengan pulpa karena mekanis/belum terkontaminasi saliva, traumatik yang masih baru atau perforasi KaniK sebesar pinpoin, tipe akut Kontra indikasi perawatan kaping pulpa Kontra indikasi perawatan pulpa adalah bila gigi tersebut potensi untuk penyembuhan berialan lambat serta resorbsi akar desidul 2/3 atau lebih. Pada jaringan pulpa mengalami Ltolo2is. Tanda klinis yang lain adalah riwayat rasa sakit yang spontan, jaringan pulpa mengalami inflamasi dan ada kelainan jaringan pulpa dilihat dari rontgen foto seperti adanya internal resorbsi, kelainan jaringan periodontal, radiolucent bifurkasio. Pada perubahan dalam periodontal seperti mobilitas patologis, fistula. Bahan yang dipakai: Kalsium hidroksida dan Zn okside eugenol Ada 3 macam Ca(OH) yang dikenal: puldent, dycal, hydrex (MPC) Perawatan pulpotomi Definisi : suatu perawatan amputasi kamar pulpa pada gigi yang masih pital perawatannya adalah agar supaya gigi dapat meneruskan pembentuka akar, merawat kegagalan perawatan kaping pulpa Bahan yang dipakai: Bahan yang dipakai dalam perwatan pulpotomi gigi desidui dan permanen muda adalah formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH) 2 untuk gigi permanen. Universitas Gadjah Mada 5
6 Pulpotomi dengan formokresol Tujuan perawatan ini untuk mendapatkan resorbsi akar gigi desidui secara normal. Indikasi perawatan adalah pada gigi karies masih vital dengan pulpa terbuka, dan belum dalarn dalam asimtomatis. Tidak ada kelainan patologis pada lamina dura dan resorbsi internal dan eksternal. Tanda klinis jaringan pulpa dalam saluran akar masih normal Kontra indikasi Kontra indikasi perawatan pulotomi formokresol adalah pada rontgen foto terlihat: jaringan periapikal dan interradikuler ada kelainan, adanya internal resorbsi dalam saluran akar dan ekstemal resorbsi yang banyak. Tanda klinis adalah perdarahan waktu amputasi abnormal dengan terlihat perdarahan tak segar atau wama darah merah tua atau darah sulit dihentikan juga adanya nekrose jaringan pulpa. Teknik perawatan pulpotomi formokresol: Pada perawatan pulpotomi formokresol pada gigi desidui dikenal dua teknik perawatan yaitu dengan sekali kunjungan dari dua kali kunjungan. Perawatan pulpotomi formokresol satu kali kunjungan adalah: Pasien dilakukan anestesi kemudian dipasang rubber dam. Pada gigi yang dirawat jaringan karies dihilangkan (fisur bur) dengan high speed, kemudian setelah dekat pulpa gunakan low speed. Kavitas dibersihkan dengan saline solution. Tindakan selanjutnya dilakukan amputasi jaringan pulpa seluruh kamar pulpa dengan ronde bur atau sendok ekskavator yang steril. Perdarahan dthentikan dengan cotton pelet steril dan kemudian cotton pelet diberi formokresol selama 5 menit diletakan pada ujung jaringan pulpa yang terpotong agar terjadi jaringan fixasi. Tindakan selanjutnya dresing diletakkan carnpuran pasta dan Zn oksida + Eugenol (1 tetes) + Formokresol (1 tetes) pada dasar kavitas (atau bagian teramputasi). Selanjutnya dikerjakan permanen permanen filling dengan stainless steel crown Perawatan pulpotomi formokresol untuk dua kunjungan Tindakan perawatan ini sama dengan perawatan satu kunjungan, Iianya dalam pemberian dresing kapas dan formokresol ditinggal dalam kamar pulpa selama 3-7 hari. Baru pada kunjungan berikutnya dilakukan pemberian pasta campuran Zn Oksida + Eugenol + Formokresol dan disertai restorasi gigi. Universitas Gadjah Mada 6
7 Reaksi formokresol terhadap jaringan Pemakaian formokresol pada gigi desidui dibatasi untuk keperntingan perkembangan oklusal gigi molar desidui. Formaldehyde adalah bahan devitalisasi dalam formokresol dan berfungsi sebagai fixsasi jaringan dalam pemeriksaan histologist. Bahan tersebut sangat kaustis dan dalam penelitian diperlihatkan perubahan jaringan pulpa tergantung waktu dan banyaknya formokresol yng diaplikasikan pada jaringan. Reaksi jaringan yang timbul akibat pemakaian formokresol adalah perubahanjaringan seperti: 1. Zone acidophilic 2. A broad pale - staining zone dengan atropi dan fibrous 3. A broad zone of inflamatory cell dengan perluasan ke apikal Perawatan pulpektomi Perawatan pulpotomi adalah suatu tehnik perawatan saluran akar dengan mengambil seluruh jaringan pulpa dalam saluran akar yang terinfeksi. Tujuan perawatan ini untuk mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan dapat berfungsi seperti gigi normal dalam rongga mulut. Macam Pulpektomi 1. Partial Pulpektomi: Perawatan saluran akar dengan diagnosa pulpitis dan atau jaringan pulpa dalam saluran akar masih memperlihatkan tanda hiperaemia 2. Complete Pulpektomi: Perawatan saluran akar yang sudah terinfeksi (non vital) Indikasi pulpektomi gigi desidul adalah 1. Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan 2. Gigi masih dapat direstorasi 3. Tidak ada internal resorbsi 4. Mobilitas atau kerusakan intraradikuler minimal 5. Ada abses atau fistula 6. Perdarahan pada waktu pengambilan syaraf sukar terkontrol, warna darah merah tua atau tidak ada perdarahan 7. Terutama pada gigi m 2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi shifting ke mesial gigi M 1 Kontra indikasi pulpektomi gigi desidui adalah 1. Kerusakan jaringan periapikal dan mobilitas gigi yang sangat Universitas Gadjah Mada 7
8 2. Resorbsi akar yang banyak 3. Adanya internal resorbsi 4. Kesehatan pasien yang jelek 5. Dipredeksi timbulnya gangguan perkembangan gigi permanen karena proses infeksi gigi desidui yang berjalan lama 6. Behavior pasien tidak dapat dikuasai Bahan yang digunakan Root Canal Filling yang absorbable yang digunakan adalah Zn oside eugenol, Oxpara pasta, Kasium hidroksida dan N 2 Irigasi Solution yang digunakan pada gigi anak adalah Chioramine solution, NaOCI dan H 2 O 2 pengisian saluran akar pada gigi desidui dan gigi permanen muda digunakan metode spiral lentulo atau teknik metode pres syringe Perawatan Apeksifikasi Apeksifikasi adalah suatu perawatan gigi permanen muda dengan ujung akar terbuka pada gigi non vital. Tujuan perawatan tersebut adalah untuk memacu terbentuknya ujung akar supaya pengisian saluran akar gigi dapat hermitis. Bahan dan alat yang digunakan untuk perawatan apeksifikasi adalah Instrumen standar, Anestesi, Rubber dam, High speed dan Fissur bur, Spoon ekskavator, Wendodontik instrumen, Paper point steril, Kalsium hidroksid, Camphorated Para Chloor Phenol, Cresatin, Irigasi saluran akar, Barium sulfat. Teknik perawatan Pada kunjungan pertama perlu disiapkan rontegen foto pada gigi tersebut. Pasien dilakukan anastesi dan pasang rubber dam kemudian pengambilan seluruh jaringan karies dan untuk mengetahui panjang akar, gigi sebelumnya dilakukan rontgen foto,. Kemudian gigi tersebut dilakukan preparasi biomekanikal dan selanjutnya letakan kapas cresatinpada dasar kavitas kemudian tutup Zn okside eugenol dan cavit. Pada kunjungan kedua (± 2 minggu) dilakukan pengambilan dressing dan kemudian ulangi preparasi chemico-mechanical dan letakkan campuran Kalsium Hidroksida + Campph. Chl.Phenol + Cresatin + Barium sulfat ke dalam saluran akar. Selanjutnya kavitas ditutup dengan butiran kapas dan cavit. Evaluasi dilakukan 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun Universitas Gadjah Mada 8
9 Bentuk Penutupan ujung akar Dari hasil evaluasi dengan rontgen foto terlihat ada perubahan pada ujung akar gigi. enutupan ujung akar mi berasal dan aktivitas sel disekitar ujung dan dapat berisi sel asteorid iu asiteodrilin. Bentuk pulpa dapat runcing, datar, cembeng dan cekung. Keberhasilan perawatan apeksifikasi ini tergantung dari: Tingkat keparahan penyakit pulpa, cara kerja, bahan yang dipakai, dan kondisi penderita. Universitas Gadjah Mada 9
I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)
I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami
Lebih terperinciPERAWATAN PULPA GIGI ANAK
PERAWATAN PULPA GIGI ANAK I. PEMERIKSAAN PULPA GIGI ANAK Keadaan umum 1. Umur. 2. Kesehatan umum. 3. Sikap kooperatif dari orang tua dan penderita. Orang tua perlu diberi pengetahuan mengenai pentingnya
Lebih terperinciPerawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan
Lebih terperinciDiagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal
Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal Penyakit pulpa dan periapikal Kondisi normal Sebuah gigi yang normal bersifat (a) asimptomatik dan menunjukkan (b) respon ringan sampai moderat yang bersifat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida hard setting
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi klinis keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting.
Lebih terperinciGARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) JUDUL MATA KULIAH : PEDODONSIA TERAPAN NOMOR KODE / SKS : KGM / 427 / 2 SKS A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini membahas mengenai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar pada gigi desidui merupakan salah satu tindakan terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi. Perawatan saluran akar
Lebih terperinciENDODONTIC-EMERGENCIES
ENDODONTIC-EMERGENCIES (Keadaan darurat endodontik) Keadaan darurat adalah masalah yang perlu diperhatikan pasien, dokter gigi dan stafnya. Biasanya dikaitkan dengan nyeri atau pembengkakan dan memerlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara observasional deskriptif dengan cara pengamatan terhadap hasil radiografi pasien yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai
BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK Dokter gigi saat merawat endodontik membutuhkan pengetahuan tentang anatomi dari gigi yang akan dirawat dan kondisi jaringan gigi setelah perawatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, elemen gigi dan posisi gigi. Berikut tabel
Hasil Penelitian A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida
Lebih terperinciKlasifikasi karies. Pulpotomi
Klasifikasi karies Menurut ICDAS, karies diklasifikasikan : D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering2. D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah3. D3, karies mencapai email4.
Lebih terperinciDIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan
Diagnosa Dalam Perawatan Endodonti Trimurni Abidin,drg.,M.Kes.,Sp.KG Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis
Lebih terperinciBAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.
BAB 2 KANINUS IMPAKSI Gigi permanen umumnya erupsi ke dalam lengkungnya, tetapi pada beberapa individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus. Salah satunya yaitu gigi kaninus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling banyak diderita pasien yang datang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap 540 kasus perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida melalui hasil radiografi periapikal pasien yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pulpa gigi merupakan jaringan yang membentuk dentin selama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pulpa Gigi Pulpa gigi merupakan jaringan yang membentuk dentin selama perkembangan gigi. Pulpa dan dentin dapat dianggap sebagai jaringan ikat kompleks dentino-pulpa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut American Dental Association (ADA), fraktur dapat diartikan sebagai pecahnya satu bagian, terutama dari struktur tulang, atau patahnya gigi. Akar merupakan bagian
Lebih terperinciCROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang
CROSSBITE ANTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang bawah. Istilah
Lebih terperinciBAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang
BAB 2 EKSTRAKSI GIGI 2.1 Defenisi Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar. Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pulpa radikuler. Pulpa koronal terletak di kamar pulpa pada bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pulpa Anatomis pulpa terbagi menjadi dua bagian, pulpa koronal dan pulpa radikuler. Pulpa koronal terletak di kamar pulpa pada bagian mahkota gigi, termasuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian selular, termasuk odontoblas yang membentuk dentin. Anatomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pulpa Menurut kamus besar Kedokteran Gigi Mosby (2008), pulpa merupakan bagian pusat dari gigi, terdiri dari pembuluh darah, saraf, dan bagian selular, termasuk
Lebih terperinciGrafik 1. Distribusi TDI berdasarkan gigi permanen yang terlibat 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Distribusi Trauma Gigi Trauma gigi atau yang dikenal dengan Traumatic Dental Injury (TDI) adalah kerusakan yang mengenai jaringan keras dan atau periodontal karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan perkembangan. 11 Evaluasi status maturitas seseorang berperan penting dalam rencana perawatan ortodonti, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulpa merupakan jaringan ikat longgar yang komposisinya sama dengan jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan saraf (Hargreaves & Goodis,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gigi Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan, pengunyahan, dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi terbentuk
Lebih terperinciDry Socket Elsie Stephanie DRY SOCKET. Patogenesis Trauma dan infeksi adalah penyebab utama dari timbulnya dry soket.
DRY SOCKET Definisi Dry Socket adalah suatu kondisi hilangnya blood clot dari soket gigi. Komplikasi yang paling sering terjadi, dan paling sakit sesudah pencabutan gigi adalah dry socket. Setelah pencabutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah
Lebih terperinciPenatalaksanaan penyakit pulpa pada gigi anak
Penatalaksanaan penyakit pulpa pada gigi anak Fajriani Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT The disease is marked by the opening
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Struktur Gigi a. Email Email adalah struktur gigi yang paling keras dan merupakan lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Secara kimia email merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Embriologi Gigi Pembentukan gigi dimulai dengan terbentuknya lamina dental dari epitel oral. Lamina dental kemudian berkembang menjadi selapis sel epitel dan berpenetrasi
Lebih terperinciIX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat
IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat Kegagalan gigi tiruan cekat dapat terjadi karena A. Kegagalan sementasi. B. Kegagalan mekanis C. Iritasi dan resesi gingiva D. Kerusakan jaringan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Faktor bukan penyakit seperti gaya hidup dan faktor
Lebih terperinciTRAUMATIK INJURI PADA GIGI ANAK
TRAUMATIK INJURI PADA GIGI ANAK Pengantar Traumatik Injuri pada Gigi Anak Traumatik injuri pada gigi dan struktur pendukung adalah suatu keadaan yang ditimbulkan sebagal keadaan darurat. Akibat trauma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Molar Dua Mandibula Fungsi molar dua mandibula permanen adalah melengkapi molar satu mandibula. Seluruh bagian molar dua mandibula lebih kecil sekitar 1mm daripada molar satu.
Lebih terperinciBAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah
12 mengalami defisiensi, terutama pada bagian posterior maksila. Sinus Lifting juga merupakan prosedur pembedahan yang relatif aman dan memiliki prevalensi komplikasi yang cukup rendah serta relatif mudah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Radiografi Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang profesor fisika dari Universitas Wurzburg, di Jerman. Hasil radiografi terbentuk karena perbedaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tulang Alveolar Prosesus alveolaris merupakan bagian dari tulang rahang yang menopang gigi geligi. Tulang dari prosesus alveolaris ini tidak berbeda dengan tulang pada bagian
Lebih terperinciMEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI
MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI 1. Mekanisme sel-sel dalam erupsi gigi desidui Erupsi gigi desidui dimulai setelah mahkota terbentuk. Arah erupsi adalah vertikal. Secara klinis ditandai dengan munculnya
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)
JUDUL MATA KULIAH : Periodonsia I NOMOR KODE/ SKS : PE 142/ 2 SKS GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata Kuliah ini membahas mengenai pengenalan
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Likky Tiara Alphianti 1 1
52 Likky Tiara Alphianti Perawatan Apeksifikasi dengan Pasta Kalsium Hidroksida: Evaluasi Selama 12 Bulan (Laporan Kasus) Perawatan Apeksifikasi dengan Pasta Kalsium Hidroksida: Evaluasi Selama 12 Bulan
Lebih terperinciDiabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.
PENDAHULUAN Perawatan implan gigi adalah cara yang efisien untuk menggantikan gigi yang hilang. Namun,diabetes dapat dianggap sebagai kontraindikasi perawatan karena tingkat kegagalan sedikit lebih tinggi
Lebih terperinciPendahuluan. Bab Pengertian
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian Nyeri dento alveolar yang bersifat neuropatik merupakan salah satu kondisi nyeri orofasial dengan penyebab yang hingga saat ini belum dapat dipahami secara komprehensif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik merupakan suatu faktor penting dalam pemeliharaan gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan umum perawatan ortodontik
Lebih terperinciEtiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri
Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan atau penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi ujung-ujung
Lebih terperinciPROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL
PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Prognosis PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Ramalan perkembangan,perjalanan dan akhir suatu penyakit Prognosis Penyakit Gingiva dan Periodontal Ramalan
Lebih terperinciRADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY
RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY EVALUASI RADIOGRAF PERAWATAN KAPING PULPA DIREK DENGAN BAHAN KALSIUM HIDROKSIDA HARD SETTING DI
Lebih terperinciPANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pulpa gigi dan jaringan periapikal. Perawatan saluran akar
Lebih terperinciPERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik
11/18/2010 1 PERAWATAN INISIAL Perawatan Fase I Perawatan fase higienik Tahap Pertama serangkaian perawatan periodontal untuk : Penyingkiran semua iritan lokal penyebab inflamasi Motivasi dan instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Periodontitis merupakan inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
BAB IV PEMBAHASAN Menurut Roberson (2006) tujuan dari restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa restorasi setelah perawatan endodontik yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan cara mengevaluasi secara klinis hasil perawatan kaping pulpa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Karies gigi adalah penyakit multifaktorial dengan interaksi antara tiga faktor, yaitu gigi, mikroflora, dan diet. Bakteri akan menumpuk di lokasi gigi kemudian membentuk
Lebih terperinciCIRI-CIRI : Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut.
1. ALAT ORAL DIAGNOSTIK a. KACA MULUT /MOUTHMIRROR/SPIEGEL Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat. Macam permukaan kaca : - datar - cembung Diameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya sosialisasi tentang kesehatan gigi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terakhir dalam perawatan gigi dan mulut karena berbagai alasan, antara lain untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dan tulang alveolar. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi (Adeyemo dkk.,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis dan rencana pengobatan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit mulut
Lebih terperinciOSTEOSARCOMA PADA RAHANG
OSTEOSARCOMA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : AFRINA ARIA NINGSIH NIM : 040600056 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulpitis merupakan salah satu penyakit pulpa (Ingle dkk., 2008) yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi dan mulut yang sering terjadi dan berpotensi untuk menyebabkan masalah gigi dan mulut lainnya. Prevalensi karies gigi di
Lebih terperinciSOP POLI GIGI : 1. GANGREN PULPA
SOP POLI GIGI : 1. GANGREN PULPA 2. GIGI TIRUAN LENGKAP 3. GIGI TIRUAN SEBAGIAN 4. GINGGIVITIS MARGINALIS AKUT KRONIS 5. HIPEREMIA PULPA 6. INFORMED CONSENT 7. JACKET CROWN 8. ODONTECTOMY 9. TATALAKSANA
Lebih terperinciPENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG OLAH RAGA ADALAH SERANGKAIAN GERAK TUBUH YANG TERATUR DAN TERENCANA SERTA
Lebih terperinciBAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap insan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Lebih terperinciBAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).
BAB 2 IMPLAN GIGI 2.1 Definisi Implan Gigi Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan gigi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Tumbuh Kembang Anak Perubahan morfologi, biokimia dan fisiologi merupakan manifestasi kompleks dari tumbuh kembang yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi dan Etiologi Trauma gigi sulung anterior merupakan suatu kerusakan pada struktur gigi anak yang dapat mempengaruhi emosional anak dan orang tuanya. Jika anak mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolismenya dari saluran akar (Stock dkk., 2004). Tujuan perawatan saluran
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar adalah suatu perawatan pada pulpa yang terdapat di dalam saluran akar dengan menghilangkan bakteri serta produk hasil metabolismenya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri yang dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri yang dirasakan oleh pasien (Kidd dkk., 2003). Kondisi akut penyakit pulpitis menyebabkan nyeri sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 3,4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai daerah antara lain email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar merupakan suatu prosedur perawatan dalam sistem saluran akar untuk mempertahankan gigi yang bebas infeksi agar dapat berfungsi kembali. Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit karies gigi merupakan masalah utama dalam rongga mulut saat ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies, disebabkan karena lapisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya adalah untuk melokalisir dan merusak agen perusak serta memulihkan jaringan menjadi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional (sekali waktu), yaitu untuk mengetahui prevalensi karies
Lebih terperinciKEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan
KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan bisa menyebabkan hilangnya gigi. Faktor-faktor yang memelihara
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
LAPORAN KASUS PULPITIS REVERSIBLE Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD Dr. Adhyatma, MPH Tugurejo Semarang
Lebih terperinciPENYAKIT PERIODONTAL PENGERTIAN
PENYAKIT PERIODONTAL Pengertian Klasifikasi Gejala Klinis Etiologi Pencegahan Perawatan PENGERTIAN Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika
Lebih terperinciRENCANA PERAWATAN PERIODONTAL
13 Rencana perawatan periodontal BAB 2 RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL Dalam penanganan kasus periodontal, apabila diagnosis penyakit sudah ditegakkan dan prognosis diramalkan maka langkah berikutnya adalah
Lebih terperinciAlat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat.
alat alat kedokteran gigi alat alat kedokteran gigi terbagi menjadi beberapa alat yaitu : 1. ALAT ORAL DIAGNOSTIK a. KACA MULUT /MOUTHMIRROR/SPIEGEL Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya
Lebih terperinciSTAINLESS STEEL CROWN (S. S. C)
1. Pengertian S. S. C STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C) S. S. C adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. Materialnya mengandung 18%
Lebih terperinciKenali Penyakit Periodontal Pada Anjing
Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah "penyakit periodontal". Namun, apakah Anda sudah memahami apa arti istilah itu sebenarnya? Kata 'periodontal' berasal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Gigi berjejal merupakan jenis maloklusi yang paling sering ditemukan. Gigi berjejal juga sering dikeluhkan oleh pasien dan merupakan alasan utama pasien datang untuk melakukan perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau ujung akar gigi. Penyakit periapikal dapat berawal dari infeksi pulpa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencabutan Gigi Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulut yang sering terjadi di Indonesia adalah karies dengan prevalensi karies aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gigi dan mulut di Indonesia khususnya karies cukup tinggi, Kementerian Kesehatan RI (2008) menyatakan bahwa salah satu masalah gigi dan mulut yang sering
Lebih terperinciTEKNIK DAN TRIK PENCABUTAN GIGI DENGAN PENYULIT
TEKNIK DAN TRIK PENCABUTAN GIGI DENGAN PENYULIT Dipresentasikan pada Prosiding Temu Ilmiah Bandung Dentistry 6 Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kota Bandung Oleh : Lucky Riawan, drg., Sp BM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pasien dihadapkan pada dua pilihan ketika mengalami sakit gigi yang terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa ini, pasien
Lebih terperinciLAPORAN TUTORIAL SKENARIO 7 PEDODONSIA PERSISTENSI GIGI SULUNG. Disusun Oleh : Kelompok Tutorial 1. Pembimbing: drg. Dyah Setyorini, M.
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 7 PEDODONSIA PERSISTENSI GIGI SULUNG Disusun Oleh : Kelompok Tutorial 1 Pembimbing: drg. Dyah Setyorini, M. Kes FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2013 DAFTAR KELOMPOK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Gigi Gigi merupakan struktur keras yang terkalsifikasi, biasanya terletak pada jalan masuk traktus alimentarius dan fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan. 1,2,3 Kemudian dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemahaman mengenai pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan salah satu hal penting untuk seorang dokter gigi khususnya dalam melakukan perawatan pada anak,
Lebih terperinciII. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL
II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL A. Pendahuluan 1. Deskripsi Dalam bab ini diuraikan mengenai keadaan anatomis gigi geligi, posisi gigi pada lengkung rahang, letak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan
Lebih terperinciAnalisa Ruang Metode Moyers
ANALISA RUANG I. Analisa Ruang Analisis ruang sangat diperlukan untuk membandingkan ruangan yang tersedia dengan ruangan yang dibutuhkan untuk normalnya keteraturan gigi. Adanya ketidakteraturan atau crowding
Lebih terperinciOdontektomi. Evaluasi data radiografi dan klinis dari kondisi pasien
Odontektomi Odontektomi menurut Archer adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan mukoperiosterial flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga tulang disekitar akar bukal
Lebih terperinciGambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008
Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008 Pendahuluan Penyakit gigi dan mulut termasuk karies gigi merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 90%
Lebih terperinci