GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA BIDAN DI RUANG KEBIDANAN RS. RAJAWALI BANDUNG PERIODE JANUARI-MARET 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA BIDAN DI RUANG KEBIDANAN RS. RAJAWALI BANDUNG PERIODE JANUARI-MARET 2008"

Transkripsi

1 1 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA BIDAN DI RUANG KEBIDANAN RS. RAJAWALI BANDUNG PERIODE JANUARI-MARET 2008 Siti Nur Endah, Yeni Rosyeni, Yuliana Sumiyati ABSTRAK Tingkat kepuasan adalah keadaan seseorang yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan setelah tujuannya tercapai baik fisiologis maupun psikologis. Dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit dibutuhkan petugas atau tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan terbaik sehingga timbul rasa puas bagi pelanggan atau pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap kinerja bidan Di Ruang Kebidanan RS Rajawali. Jenis penelitian ini adalah penellitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan cara random sampling dengan jumlah sampel 88 orang responden. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan menggunakan alat pengumulan data berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dari 88 pasien (responden) 61 orang (69,3%) merasa puas terhadap kinerja bidan di Ruang Kebidanan, sedangkan pasien yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja bidan ada 27 orang (30,7%). Sedangkan kepuasan dilihat dari dimensi kualitas kerja bidan kepuasan pasien mencapai 90,9%, dimensi ketepatan waktu bidan mencapai 68,2%, dimensi kemampuan mencapai 88,6% dan dimensi komunikasi mencapai 93,2%. Dari hasil pengamatan penelitian selama melakukan penelitian di Rumah Sakit Rajawali, masing masing bidan di Ruang Kebidanan telah memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien sesuai standar prosedur yang terdapat di Rumah Sakit Rajawali. Adanya ketidakpuasan yang timbul dari beberapa pasien terjadi karena berbagai aspek - aspek kinerja yang diterima oleh pasien selama proses penerimaan pelayanan dari pertama datang sampai proses tindakan. Kata Kunci : kepuasan pasien, kinerja Bidan. Kepustakaan : 15 ( )

2 2 A. PENDAHULUAN Adanya ancaman pasar bebas dalam sektor kesehatan yang sedang dan akan dihadapi pada era globalisasi, berakibat tingginya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin bebas. Pada era ini, masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan terkait secara cepat, tepat, bermutu dan biaya terjangkau. Di samping itu arus demokrasi dan peningkatan supremasi hukum menuntut pengelolaan rumah sakit lebih transparan dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati- hati (Ilyas, 2002 ). Menurut UU No.8 / 1999 yaitu UU Perlindungan Konsumen, terjadinya pergeseran pola hubungan antara dokter dan pasien dari paternalistic menjadi partnership yaitu kedudukan yang sejajar dengan pasien (pasien sebagai mitra) sehingga pasien harus dipandang sebagai subyek yang memiliki pengaruh besar untuk hasil akhir layanan. Pasien cenderung akan mencari pelayanan yang sesuai dengan harapan sehingga Rumah Sakit dituntut memberikan pelayanan yang serba berkualitas (Merry, 2005). Menurut Trisnanto (1995) terdapat lima dimensi yang menentukan kualitas layanan, antara lain :Tangibels yaitu bukti langsung yang dapat dilihat meliputi fisik, Responsiveness yaitu daya tanggap atau keinginan para karyawan untuk memberikan layanan yang tepat dan cepat, Reliability yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan, Assurance yaitu jaminan terhadap layanan yang diberikan, mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya dari seluruh karyawan serta bebas dari kekhawatiran trehadap risiko dan keragu-raguan, dan Empaty yaitu penuh perhatian dan sangat memahami kebutuhan pelanggan. Pasein atau pelanggan menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas pelayanan karena merupakan orang yang menerima hasilnya langsung. Salah satu peningkatan kualitas pelayanan di Rumah Sakit dapat dilakukan dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu melalui peningkatan kinerja pegawai. Seperti yang dikatakan Trisnanto (1995) kinerja merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan Rumah Sakit. Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai proses formal yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanan pekerjaan atau unjuk kerja seseorang personel dan memberikan umpan balik untuk kesesuaian tingkat kerja. Indikator kinerja dalam hal ini adalah : motivasi kerja termasuk di dalamnya disiplin dan sikap profesionalisme, kualitas kesehatan (yang meliputi kreatifitas, inovasi, dan dinamika kerja), efektifitas kerja dimana hasil yang dicapai dari sisi kualitas dan kuantitas jauh lebih baik dan efisiensi kerja dimana suatu pelayanan cepat dilakukan dalam waktu singkat dengan hasil yang lebih baik. Peningkatan kinerja di sini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Rumah Sakit terutama bagi kepuasan pelanggan.

3 3 Tingkat kepuasan (Jacobalis, 1998) adalah keadaan seseorang yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan setelah tujuannya tercapai baik fisiologis maupun psikologis. Berdasarkan pedoman Hospital Quality Control kepuasan pasien terhadap pelayanan dapat dilakukan melalui daftar pertanyaan yang disusun atas dasar indikator- indikator yang dianggap memberi petunjuk tentang situasi dan pemberian layanan. Indikator indikator tersebut antara lain kesejahteraan pasien, kenyamanan pasien, catatan medik, dan lingkungan perawatan. Menurut Oliver, pelanggan yang puas dengan kualitas produk atau jasa yang diberikan menjadi pelanggan yang diandalkan. Kepuasan dijamin dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berimplikasi pada perbaikan terus menerus sehingga kualitas diperbaharui agar pelanggan puas. Dengan memberikan kepuasan kepada pelanggannya, seperti pemberian produk yang mutunya lebih baik, murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya, Rumah Sakit akan menjadi sukses di masa mendatang serta dapat memenangkan persaingan. Berdasarkan hal diatas Rumah Sakit harus segera mengambil tindakan dan memecahkan persoalan dengan mencari faktor faktor penyebab ketidakpuasan pasien serta berusaha menghilangkan faktor faktor tersebut. Pasien sebagai pelanggan harus dipuaskan karena jika tidak puas akan meninggalkan Rumah Sakit dan menjadi pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan kunjungan pasien dan pada gilirannya akan menurunkan keuntungan dan bahkan menyebabkan kerugian. (Supranto, 2006) Dari data yang didapat dari rekam medis RS Rajawali, jumlah pasien rawat inap dari tahun 2005 sampai 2006 mengalami penurunan dari pada tahun 2005 menjadi 9790 atau mengalami penurunan 4,63 %. Untuk bagian Kebidanan sendiri jumlah pasien bersalin juga mengalami penurunan sebesar 4,76 % yaitu dari 720 pasien tahun 2005 menjadi 685 pasien pada tahun Sejalan dengan visi dan misi Rumah Sakit Rajawali yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tempat pendidikan, dan pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan Ilmu Kesehatan Klinik dan Keperawatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan salah satu poin misinya adalah pelayanan harus berfokus pada klien dan diberikan secara utuh dan paripurna. Dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit di butuhkan petugas atau tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan terbaik sehingga rasa puas bagi pelanggan atau pasien. Di Rumah Sakit Rajawali survei yang berkaitan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kebidanan belum pernah dilakukan. Menurut Pohan, 2007, survei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. Pelayanan kebidanan merupakan salah satu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dimana Bidan sebagai tenaga kesehatan yang diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada pasien selain

4 4 dokter dan perawat. Kenyataan pelayanan Rumah Sakit yang sarat dengan policy dan medik, membutuhkan model praktik Bidan yang memperlihatkan otonomi kepada pasien akan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Rumah Sakit. Salah satu langkah positif Bidan untuk lebih dekat dengan pasiennya yaitu melalui partnership atau menempatkan pasien sebagai mitra dalam pelayanan kebidanan (Yetty, 2006). Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap kinerja bidan di Ruang Kebidanan RS Rajawali Bandung B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini akan menggambarkan kepuasan pasien terhadap kinerja bidan di Ruang Kebidanan RS Rajawali dan kaitannya dengan karakteristik pasien yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di Ruang Kebidanan RS Rajawali periode Januari Maret. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien hamil, postpartum dan penyakit kandungan yang dirawat inap di Ruang Kebidanan (Kelas III) RS Rajawali dengan perawatan minimal 1x24 jam. Jumlah sample berdasarkan perhitungan besar sample adalah sebanyak 88 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan alat pengumpulan data kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan tabulasi silang. C. Hasil Dan Pemabahasan Penelitian Kepuasan menurut Oliver adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari total 88 orang responden sebagian besar (69,3%), mengatakan sudah puas terhadap kinerja bidan sedangkan sisanya (30,7%) mengatakan tidak puas terhadap kinerja bidan. Dari hasil pengamatanselama melakukan penelitian di Rumah Sakit Rajawali, masing masing bidan di Ruang Kebidanan telah memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien sesuai standar prosedur yang terdapat di Rumah Sakit Rajawali. Adanya ketidakpuasan yang timbul dari beberapa pasien terjadi karena berbagai aspek kinerja yang diterima oleh pasien selama proses penerimaan pelayanan dari pertama datang sampai proses tindakan. Menurut Alma, B (2000) timbulnya ketidakpuasan pelanggan disebabkan antara lain : adanya ketidaksesuaian sesuai antara harapan dan kenyataan yang dialami, layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan, perilaku personil tidak atau kurang menyenangkan, suasana dan kondisi fisik

5 5 lingkungan kurang menunjang, biaya terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu yang terbuang dan harga terlalu tinggi, promosi iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan kenyataan. 1. Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Kinerja Bidan a. Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Bidan Menurut Murniasih 2006, kualitas merupakan kompetensi yang dimiliki seseorang dalam memberikan pelayanan sehingga terwujud rasa aman, bebas dari bahaya yang meliputi pengetahuan, kesopanan, serta penampilan yang dimiliki staf. Dalam penelitian ini, dimensi kualitas kerja diukur dengan 7 indikator terhadap 88 responden yang dibagi atas 3 jenis pelayanan yaitu pengetahuan, kesopanan, dan penampilan. Nilai median yang didapatkan dari dimensi kualitas kerja yaitu 7. Kualitas kerja bidan yang diberikan diruang kebidanan Rumah Sakit Rajawali dapat dilihat pada tabel 4.9 hal. Berdasarkan tabel, didapatkan 90,9% (80 orang) pasien merasa puas terhadap kualitas kerja bidan, sedangkan pasien yang merasa tidak puas 9,1% (8 orang). Menurut Fandy Tjiptono, informasi yang diberikan kepada pasien haruslah menggunakan bahasa yang dapat mereka pahami, sehingga memudahkan, memperlancar kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan memberikan informasi yang jelas, akan tampak adanya respon positif dari komunikan, sehingga terjadi persepsi yang sama antara komunikator dan komunikan (antara petugas dan pasien). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pasien merasa puas terhadap informasi yang jelas mengenai kondisi ibu yang diberikan oleh bidan. Menurut Yohanes, secara psikologis diketahui bahwa lebih dari 50% kesembuhan pasien terjadi karena kelembutan dan keramahan petugas ketika melayani. Dengan puasnya pasien terhadap keramahan pelayanan yang diberikan petugas, diharapkan kesembuhan pasien akan lebih cepat. Penampilan yang rapi dan bersih akan membuat pasien merasa senang berhubungan dengan petugas dan betah menggunakan jasa organisasi publik secara keseluruhan serta petugas akan merasa lebih percaya diri dalam berhubungan dengan pasien. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa bidan di ruang kebidanan Rumah Sakit Rajawali memiliki keramahan yang tinggi dan berpenampilan bersih dan rapi saat memberikan pelayanan pasien. b. Kepuasan Pasien Terhadap Ketepatan Waktu Bidan Menurut Michell (1978), ketepatan waktu yang diberikan kepada pasein dalam memberikan pelayanan antara lain perjanjian dalam melakukan transaksi.

6 6 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilain median dimensi ketepatan waktu yaitu 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 68,2% (60 orang) pasien merasa puas terhadap ketepatan waktu bidan yaitu dari indikator kunjungan bidan dilakukan setiap hari, kunjungan bidan dilakukan pada waktu yang jelas dan bidan secepat mungkin menolong ibu saat ibu perlukan. Sedangkan 31,8% (28 orang) pasien merasa tidak puas terhadap ketepatan waktu bidan. Menurut Mery (2005) kecepatan pelayanan merupakan penggunaan waktu yang lebih pendek dalam pelaksanaan pekerjaan dan pemberian pelayanan kepada stakeholders atau target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. Keandalan dalam hal kecepatan pelayanan sangat penting karena dalam kondisi kritis, pasien memerlukan pertolongan secepat mungkin dan bila tidak dapat berakibat fatal. Karena hanya dengan keberadaan/kesiapan petugaslah pelayanan dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dimensi ketepatan waktu bidan telah memenuhi sebagian besar keinginan pasien, berarti petugas telah memberikan pelayanan yang telah dijanjikan sesuai standar pelayanan dan kebutuhan pasien. Ketidakpuasan yang timbul oleh beberapa pasien, mungkin dikarenakan kurangnya sosialisai jadwal kunjungan bidan disetiap pasien sehingga pasien berasumsi tetidak tahuan waktu kunjungan bidan disetiap harinya. c. Kepuasan Pasien Terhadap Kemampuan Bidan Kemampuan untuk memberikan pelayanan meliputi ketrampilan, ketelitian, serta tanggapan dan kepedulian terhadap para pelanggan. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar pasien mengatakan sudah puas terhadap kemampuan bidan yaitu ada 71,6% (63 orang), sedangkan pasien yang mengatakan tidak puas terhadap kemampuan bidan ada 28,4% (25 orang). Hal ini membuktikan bahwa keterampilan, ketelitian, dan kepedulian bidan di ruang kebidanan telah memenuhi keinginan pasien karena ketiga aspek tersebut turut menentukan keberhasilan proses pelayanan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan dalam hal pendidikan bidan dimana masih terdapatnya bidan yang masih berpendidikan D 1 sehingga kemungkinan segi adopsi pengetahuan terbaru belum didapatkan yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kemampuan pemberian pelayanan. Walaupun demikian, Rumah Sakit Rajawalli telah melakukan upaya peningkatan pendidikan bagi tenaga bidan.

7 7 d. Kepuasan Pasien Terhadap Inisiatif Bidan Inisiatif merupakan keinginan para staf untuk membantu para pasien dalam memberikan pelayanan yang mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempermudah pasien. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pasien mengatakan sudah puas terhadap inisiatif bidan yaitu ada 88,6% (78 orang), sedangkan pasien yang mengatakan tidak puas terhadap inisiatif bidan ada 11,4% (10 orang). Inisiatif pada saat melakukan pertolongan terhadap pasien harus sering dilakukan oleh bidan. Inisiatif yang baik akan menambah pasien merasa di perhatikan terhadap permasalahan yang pasien hadapi selama di rawat di rumah sakit. Melayani adalah membantu pihak lain sehingga tujuan orang lain dan diri sendiri tercapai dengan memuaskan. Kesadaran petugas untuk melayani pasien berarti menyadari dengan penuh rasa tanggung jawab untuk memberikan bantuan/pelayanan kepada pasien, sehingga kedua belah pihak (petugas dan pasien) merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan (Bartiah 2000). e. Kepuasan Pasien Terhadap Komunikasi Bidan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa sebagian besar mengatakan puas terhadap komunikasi yang dilakukan oleh bidan yaitu ada 93,2% (82 orang), sedangkan pasien yang mengatakan tidak puas terhadap komunikasi bidan ada 6,8% (6 orang). Komunikasi antara bidan dengan pasien selama di rawat sangat diperlukan oleh pasien dan bidan sendiri, komunikasi yang baik bagi pasien adalah pasien akan merasa diperhatikan dan pasien juga merasa dirinya lebih dihargai, sehingga apa yang ingin diketahui oleh pasien tentang penyakitnya akan terpenuhi. Sedangkan komunikasi juga akan bermanfaat bagi bidan karena dengan komunikasi yang baik bidan akan mengetahui apa permasalahan yang sedang dihadapi oleh pasien, sehingga bidan bisa mempersiapkan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa bidan menggunakan bahasa yang baik dan halus serta telah memberikan informasi yang lengkap kepada pasien tentang pelayanan yang diberikan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi yang baik antara petugas dan pasien akan membuat suasana pelayanan menjadi lebih luwes dan menyenangkan, dimana pelanggan merasa dihargai dan mendapatkan perhatian dari petugas.

8 8 2. Kepuasan Pasien Berdasarkan Karakteristik a. Umur Menurut WHO, kelompok umur produktif cenderung lebih banyak menuntut dan berharap banyak terhadap kemampuan pelayanan kesehatan dasar dan cenderung mengkritik. Hal ini belum dapat dibuktikan dalam penelitian ini karena dari data yang didapatkan keseluruhan pasien termasuk dalam usia produktif. b. Pendidikan Menurut Andersen 1968, dengan meningkatnya taraf pendidikan maka akan mengakibatkan peningkatan tuntutan dan harapan terhadap pelayanan kesehatan. Seseorang dengan pendidikan tinggi berharap bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya mengatasi masalah saja tetapi juga masalah kehidupan sehari hari. Masyarakat berpendidikan tinggi yang berada dalam kehidupan yang modern tidak mudah puas dengan pelayanan kesehatan dasar. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pasien yang berpendidikan tinggi ada 38 (70,4%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan, sedangkan pasien yang berpendidikan rendah ada 23 orang (67,6%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan. Hasil penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa makin tinggi pendidikan maka akan mengakibatkan peningkatan tuntutan dan harapan terhadap pelayanan kesehatan. c. Pekerjaan Menurut Gani (1996), kelompok yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan juga lingkungan keluarga. Ini ada hubungannya dengan teori bahwa seseorang yang bekerja lebih cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang tidak memuaskan bagi dirinya dibanding dengan seseorang yang tidak bekerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien yang bekerja ada 23 orang (62,2%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan, sedangkan pasien yang tidak bekerja ada 38 orang (74,5%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan. Sesuai dengan teori Gani 1996, pasien yang tidak bekerja lebih banyak merasa puas daripada pasien yang bekerja. d. Status Pernikahan Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pasien sudah menikah ada 56 (67,5%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan, sedangkan 5 (100%) pasien yang belum menikah semua mengatakan puas terhadap kinerja bidan.

9 9 Peran dan pengaruh keluarga dalam mempengaruhi keputusan atau pendapat sangat besar dalam masyarakat, yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih pelayanan kesehatan adalah pengalaman dan pendapat keluarga. Hal tersebut dapat dijadikan jaminan yang memberikan rasa aman, rasa lega dan rasa puas. Seseorang yang sudah berkeluarga cenderung lebih menuntut atau berharap banyak terhadap pelayanan kesehatan dibandingkan dengan yang belum berkeluarga. D. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran kepuasan pasien terhadap kinerja Bidan di Ruang Kebidanan RS Rajawali Bandung dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : a. Karakteristik Pasien Semua pasien yang diteliti sebanyak 88 orang berumur produktif. Sebagian besar pasien berpendidikan tingkat tinggi yaitu sebanyak 54 orang, dan pasien tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu ada 51 orang, sedangkan pasien berstatus sudah menikah yaitu ada 83 orang. b. Kepuasan pasien Dari total 88 orang responden, sebagian besar pasien (69,3%) mengatakan sudah puas terhadap kinerja bidan dan sisanya (30,7%) mengatakan tidak puas terhadap kinerja bidan. Sedangkan kepuasan dilihat dari setiap dimensi, komunikasi dan kualitas kerja Bidan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Rajawali mencapai kepuasan yang tinggi yaitu 93,2% dan 90,9%. Hal ini membuktikan bahwa kualitas kerja dan komunikasi Bidan telah mampu memenuhi harapan pasien. Kepuasan terhadap ketepatan waktu bidan mencapai kepuasan terendah yaitu 68,2%. Hal ini membuktikan bahwa bidan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Rajawali kurang optimal dalam memberikan pelayanan secara cepat. Hasil pengamatan peneliti sendiri hal ini terjadi karena beban kerja yang tinggi dan minimnya tenaga bidan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Rajawali. c. Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Bidan Berdasarkan Karakteristik Pasien Semua pasien yang berumur produktif sebagian besar (69,3%) mengatakan sudah puas terhadap kinerja bidan yaitu ada 61. Pasien yang berpendidikan tinggi sebagian besar (70,4%) mengatakan puas terhadap kinerja bidan, pasien yang berpendidikan rendah sebagian besar (67,6%) mengatakan puas terhadap kinerja bidan. Pasien yang bekerja maupun yang tidak bekerja sebagian besar mengatakan puas terhadap kinerja bidan. Pasien yang tidak bekerja ada 38 orang (74,5%) yang mengatakan puas terahadap kinerja bidan,

10 10 pasien sudah menikah ada 56 (67,5%) yang mengatakan puas terhadap kinerja bidan, 5 (100%) pasien yang belum menikah semua mengatakan puas terahadap kinerja bidan. 2. Saran a. Untuk lebih meningkatkan kinerja Bidan di RS. Rajawali Bandung distribusi tenaga Bidan hendaknya disesuaikan dengan beban kerja b. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien perlu ditingkatkan kinerja bidan secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bachtiar, A. (2000). Manajemen Mutu, Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UI. Bartiah, Margareta. (2003). Skripsi Analisis Kepuasan Pasien Unit Gawat Darurat Terhadap Pelayanan Keperawtan di Rumah Sakit Telogo Rejo Semarang. Semarang : FK UNDIP. Desller, Gary. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prentalindo. Hermawan. (1995). Mutu Pelayanan di Rumah Sakit, Manajemen Perumah sakitan. Jakarta : KanWil Depkes DKI. Ilyas, Yalis. (2002). Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, Teori, Metode dan Formula. Depok : FKM UI. Jacobalis, Samsi. (1998). Manajemen Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : PERSI. Merry, Yussie A. (2005). Evaluasi Kepuasan Pasien Rawat Inap dan Penyakit Kandungan di RS DR. Hasan Sadikin Bandung. Bandung : FK UNPAD. Murniasih. (2006). Analisis Hubungan Kinerja Petugas Radiologi dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Unit Radiologi RS Telogo Rejo Semarang. Semarang : Yayasan Widya Husada. Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC. Satrianah, Faidah. (2006). Hubungan Jenjang Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai di Bidang Sumber Daya Manusia RS DR. Hasan Sadikin Bandung. Jakarta : FKM INDONUSA ESA UNGGUL. Supranto, M. A. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : RINEKA CIPTA. Trisnanto, Laksono. (1992). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia. Yetty, Irawan. (2006). Partnership Bidan dan Perempuan dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ibu dan Bayi. Jakarta : IBI. Wirlan. (2006). Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Cibogo Kabupaten Subang Tahun Indramayu : STIKES INDRAMAYU.

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Wilayah Kota Cimahi Agus Riyanto dan Roni Iryadi STIKES A. Yani Cimahi ABSTRAK Kota Cimahi merupakan kota di daerah Jawa Barat yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di masyarakat dan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, yang mengakibatkan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan membawa kompetensi pelayanan kesehatan yang terdesak oleh investasi asing atau pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya jumlah rumah sakit menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN PENELITIAN MUTU PELAYANAN FARMASI UNTUK KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SWASTA Yulyuswarni* Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupaan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi Undang- Undang Dasar. Setiap negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat semakin menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan terdapat beberapa staf diantaranya dokter, perawat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasien Pengertian Pasien Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di era globalisasi adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Dalam pandangan tradisional,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Gina Akmaliah, Johan Budhiana, M.Stat Abstrak Salah satu masalah dalam bidang

Lebih terperinci

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan atau rumah sakit tersebut, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), rumah sakit adalah penyelenggara rujukan bagi upaya kesehatan masyarakat, dimana rumah sakit merupakan salah satu sub sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 71 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan pasien telah menjadi topik yang hangat dibicarakan secara global, karena sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menjadi semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, tak kecuali juga di industri kesehatan. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI Oleh : MUTTI ATUN HAFSAH K 100 050 213 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang sangat didambakan setiap orang. Setiap orang mempunyai hak kemana dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Berdasarkan bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 5 METODE PENELITIAN BAB 5 METODE PENELITIAN 5.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan metode analisis secara deskriptif dan pengumpulan data primer dilakukan dengan survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada klien. Mutu sendiri merupakan kemampuan dari suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisa dipisahkan. Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari sudut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 3 Evi Yusnita, Siti Aisah, Ernawati. ABSTRAK Komunikasi terapeutik yang baik diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin tajam, hal ini menuntut setiap pelaku bisnis untuk berupaya keras mempertahankan pelanggan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Trisno (2008) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Trisno (2008) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Trisno (2008) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap ruangan ICU di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong masyarakat umtuk memperhatikan derajat kesehatan demi menaikkan kualitas hidupnya melalui lembaga penyedia layanan kesehatan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan lingkungan yang cepat dan berkembang baik di tingkat lokal maupun global, mendorong rumah sakit untuk melaksanakan berbagai perubahan. Mengingat perubahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Ilyas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan pelanggan dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan arus kompetensi terjadi di segala bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi serta tantangan era perdagangan menyebabkan semakin ketatnya kompetisi dalam dunia bisnis, begitu juga dengan bisnis dalam pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang 102 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. random dari suatu sistem antrian yang terjadi. pelayanan.dengan melihat tulisan diatas maka konsumen (pasien) dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. random dari suatu sistem antrian yang terjadi. pelayanan.dengan melihat tulisan diatas maka konsumen (pasien) dalam 13 BAB II TINJAUAN TEORI A. Waktu Tunggu Menurut Render dkk (2009.P418) waktu tunggu diartikan sebagai orangorang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani, sebagai contoh pasien yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang ulang menunjukkan bahwa 60 70 persen pelanggan yang hilang dikarenakan masalah selain kualitas atau harga produk (Robert

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada jaman sekarang ini perkembangan dunia medis dan kedokteran di Indonesia sudah semakin berkembang, baik dari ilmu maupun teknologi /peralatan medis dipergunakan. Rumah sakit di tuntut untuk

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Artikel Penelitian Hubungan Persepsi Pengguna Layanan Tentang Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap (VIP) Gryatama Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Dwi Wahyuni 1, Liena Sofiana 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PRAKATA Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan. Kondisi masyarakat yang

Lebih terperinci

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar Biocelebes, Desember 2010, hlm. 98-103 ISSN: 1978-6417 Vol. 4 No. 2 Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar Fitriah Handayani 1) dan Diah Mutiarasari 2)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG) KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama dan ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan di tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3) NOMOR RESPONDEN :... I. PROFIL RESPONDEN Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang disediakan sesuai dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberikan tanda silang ( ) di bawah ini : 1. Nama :... Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama pemerintah pada setiap program kerjanya. Derajat kesehatan ibu dan anak ini merupakan salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi di dunia kesehatan akan memberi peluang kepada dunia internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap perusahaan atau institusi baik

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI POLI UMUM DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BUNOBOGU KABUPATEN BUOL Ramla 1, Abdul Kadri 2 1,2) Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSRTAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Mgs. M. Ilyas 1 Apikes Widya Dharma Palembang Email: 1 ilyasstik@gmail.com Abstrak Mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk menjamin kesehatan diperlukan suatu sistem yang mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, arah kebijakan pembangunan kesehatan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif, yang diantaranya adalah penggerakan dan memberdayakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Schulz R. And Jonshon A.C tahun 1976 Pengertian Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam bahasa latin yang berarti tamu.

Lebih terperinci