BODY IMAGE MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN TATO. Oleh Irianita Jati Winayu. Dibimbing oleh: Sumi Lestari, S.Psi., M.Si Yoyon Supriyono, S.Psi., M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BODY IMAGE MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN TATO. Oleh Irianita Jati Winayu. Dibimbing oleh: Sumi Lestari, S.Psi., M.Si Yoyon Supriyono, S.Psi., M."

Transkripsi

1 BODY IMAGE MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN TATO Oleh Irianita Jati Winayu Dibimbing oleh: Sumi Lestari, S.Psi., M.Si Yoyon Supriyono, S.Psi., M.Psi Abstract The purpose of this study was to determine in more detail about the reasons of college students using tattoos in their body and describe about body image of college students with tattos. To achieve the research objectives, a qualitative approach is used. In-depth interviews and observation techniques are employed. The subject consists of two tattooed college boys and two tattooed college girls aged 20 and 21 years. The result of the analysis shows that the main reason of three subject having tatto is to express an art and to shows the beautify of body, but one subject shows that the main reason having tatto is for problem release. Three subjects having positive body image. They feel that having tattos are more attractive and confident. Indeed, these three subjects feel proud of their tattos. One subject having negative body image. She feels uncomfortable and not confident about tattoed look. Key words: Body Image, College students, Tattoos Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai alasan yang paling dominan mahasiswa bertato dan gambaran body image mahasiswa bertato. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Teknik tersebut dilakukan pada dua mahasiswa bertato dan dua mahasiswi bertato berusia 20 dan 21 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa alasan menggunakan tato dari ketiga subjek yang paling dominan adalah untuk mengeskpresikan suatu seni dan untuk mencapai suatu keindahan bagi tubuhnya, sedangkan satu subjek menggunakan tato sebagai pelampiasan permasalahan. Dapat diketahui juga bahwa tiga subjek memliki body image yang cenderung positif, yang ditunjukkan dengan perasaan menarik dan sikap percaya diri terhadap tubuh dan penampilan bertato, sedangkan satu subjek memiliki body image yang cenderung negatif, yang ditunjukkan dengan adanya perasaan tidak menarik dan sikap tidak percaya diri terhadap tubuh dan penampilan bertato. Kata Kunci: Body Image, Mahasiswa, Tato 1

2 2 LATAR BELAKANG Tato yang merupakan suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda dipertajam yang terbuat dari flora (Olong, 2006), awalnya dianggap sebagai sesuatu yang tabu tetapi sekarang dimiliki oleh banyak orang terutama oleh kalangan muda seperti remaja dan orang dewasa pun sekarang banyak memiliki tato (Agustin, 2008). Salah satunya adalah kalangan mahasiswa yang mulai banyak menunjukkan bagian tubuhnya yang bertato dengan berani di lingkungan kampus, tidak hanya mahasiswa yang memiliki tato, akan tetapi juga kebanyakan mahasiswi memiliki tato di tubuhnya. Hurlock (1991) mengemukakan bahwa mahasiswa merupakan masa dewasa awal. Pada fase ini, mahasiswa mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup, selain itu menurut Santrock (1993) dewasa awal merupakan puncak perkembangan fisik individu. Menunjukkan pribadi berdasarkan gaya hidup serta didukung pula dengan fisik yang semakin baik karena mahasiswa telah sampai pada puncak perkembangan fisiknya membuat mahasiswa semakin percaya diri dan berani memiliki dan menunjukkan tatonya dengan alasan ingin terlihat menarik dan untuk mempercantik penampilan. Biasanya kaum laki-laki menganggap tato sebagai lambang untuk menunjukkan kejantanan dan sisi keras dalam dirinya, sehingga laki-laki yang menggunakan tato jarang dianggap sebagai hal yang tabu. Selain itu, tato dianggap sebagai simbol pemberontakan serta eksistensi diri (Anwar, 2009). Tato dianggap sebagai lambang identitas, identitas tersebut meliputi upaya mengungkapkan dan menempatkan individu dengan menggunakan isyarat-isyarat nonverbal seperti pakaian dan penampilan. Tak terkecuali mahasiswa yang ingin menonjolkan sisi maskulinnya dengan memakai tato di tubuhnya. Selain itu, bagi wanita yang secara lahiriah sudah terlihat indah, merasa semakin percaya diri dengan ditunjang tato. Seolah ia ingin memperlihatkan sisi kelembutannya dengan mewujudkan tato yang indah. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari pandangan yang terbentuk dari masyarakat bahwa daya tarik fisik serta bentuk badan merupakan hal yang penting.. Tidak hanya itu saja, tato dianggap sebagai seni dan keindahan dengan tujuan untuk memperindah tubuh, dianggap sebagai sesuatu yang fashionable yang dapat mempercantik tubuh maupun penampilan (Agustin, 2008). Begitu juga dengan mahasiswi, memutuskan memakai tato dengan tujuan untuk mendeskripsikan kecintaan terhadap seni, ingin tampil beda, serta dengan adanya tato dapat menunjang tubuh dan penampilan mereka (Unriyo, 2009). Tato dianggap dapat mempercantik tubuh maupun penampilan seseorang sehingga akan berpengaruh pada body image orang tersebut. Cash dan Pruzinky (2002) menyatakan bahwa body image adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Guslingga (2006) mengemukakan bahwa orang yang memiliki body image positif akan cenderung merasa puas terhadap kondisi tubuhnya, memiliki harga diri yang tinggi, penerimaan jati diri yang tinggi, rasa percaya diri dan kepedulian terhadap

3 3 kondisi badan dan kesehatannya sendiri, serta adanya kepercayaan diri ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan orang yang memiliki body image yang negatif akan cenderung merasa tidak puas atau malu terhadap kondisi tubuhnya sehingga tidak jarang menimbulkan depresi, memiliki harga diri yang rendah atau bahkan merasa dirinya tidak berharga. Masyarakat menganggap tato sebagai sesuatu yang negatif dan tabu hingga muncul suatu larangan untuk menggunakan tato. Namun di sisi lain, merupakan suatu seni yang dapat memperindah penampilan, mempercantik tubuh ataupun membuat individu terlihat menarik. Sehingga dapat dilihat apakah mahasiswa yang menggunakan tato memiliki body image positif ketika tato yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut memberikan rasa percaya diri, membuat dirinya lebih menarik ataupun berbeda. Sebaliknya, mahasiswa akan memiliki body image negatif ketika tato yang dimiliki memberikan rasa tidak percaya diri ataupun kurang nyaman serta mahasiswa tersebut kurang dapat diterima di lingkungan sekitar. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti akan meneliti mengenai body image mahasiswa yang menggunakan tato. RUMUSAN MASALAH 1. Alasan apa yang paling dominan pada mahasiswa yang menggunakan tato? 2. Bagaimana body image mahasiswa yang menggunakan tato? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui alasan yang paling dominan pada mahasiswa yang menggunakan tato. 2. Untuk mengetahui body image mahasiswa yang menggunakan tato. KAJIAN PUSTAKA Body Image Papalia, Old, dan Feldman (2008) mengemukakan bahwa citra tubuh merupakan gambaran dan evaluasi mengenai penampilan seseorang. Menurut Schilder (Agustin, 2008), body image adalah gambaran tentang tubuh yang dibentuk dalam pikiran. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Duffy dan Atawater (Agustin, 2008) mengatakan bahwa body image adalah mental image mengenai tubuh seseorang, bagaimana perasaan seseorang tentang tubuhnya, bagaimana kepuasan dan ketidakpuasan seseorang terhadap tubuhnya. Definisi lain mengenai body image dikemukakan oleh Cash and Pruzinky (2002) adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Cash (2002) mengemukakan tiga dimensi pada body image yaitu Evaluasi penampilan, orientasi penampilan, dan kepuasan area tubuh. Evaluasi penampilan adalah mengenai perasaan menarik atau tidak menarik, kepuasan atau ketidakpuasan yang secara instrinsik terkait pada kebahagiaan atau

4 4 ketidakbahagiaan, kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap penampilan keseluruhan. Orientasi penampilan adalah mengenai tingkat perhatian individu terhadap penampilannya, ditunjukkan dengan banyaknya usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki serta meningkatkan penampilan dirinya. Kepuasan area tubuh adalah mengenai kepuasan individu terhadap aspek-aspek tertentu dari penampilannya. Adapun area-area tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, dan kaki), tubuh bagian tengah (pinggang dan perut), tampilan otot, berat, ataupun tinggi badan, dimensi ini akan menunjukkan individu merasa puas dan bahagia dengan sebagian besar area tubuhnya. Tato Tato adalah suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda dipertajam yang terbuat dari flora (Olong, 2006). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar (lukisan) pada bagian (anggota) tubuh. Sementara ditilik dari orisinalitasnya, tato berasal dari kata Tahitian (Tatau), yang memiliki arti menandakan sesuatu. Lemay (Yulindrasari, 2011) mengemukakan Rajah atau tato (tattoo) adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, rajah adalah implantasi pigmen mikro. Rajah dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Rajah pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara rajah pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi. Tato saat ini tidak hanya digunakan untuk menandakan kekastaan atau simbol terhadap dunia magis, akan tetapi sekarang tato banyak bergerak kearah modern yaitu tato digunakan untuk fashion atau gaya (Gumilar, 2007). Saat ini saja tato tidak hanya melekat pada tubuh pria, yang diyakini sebagai simbol maskulinitas. Kini wanita bertato pun makin banyak dijumpai, yang meyakini tato sebagai bagian dari ekspresi diri. Menurut Olong (2006) terdapat berbagai macam faktor yang menjadi alasan seseorang untuk mentato tubuh yaitu tato sebagai alat untuk mencerminkan kebebasan, tato sebagai ajang ekspresi kaum muda, dan tato dimiliki untuk mengikuti sang idola. Gumilar (2007) juga menambahkan alasan pengguna tato adalah membentuk ingatan masa lalu, ekspresi perasaan, sebagai identitas, sebagai seni dan keindahan, dan sebagai pelampiasan permasalahan. Mahasiswa Menurut Sarwono (2002), mahasiswa adalah kelompok belajar yang sudah menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah (umum/kejuruan) kemudian mendaftar dan diterima di universitas. Kelompok pelajar yang disebut sebagai mahasiswa tersebut, dilihat dari segi umur berkisar 18 tahun sampai dengan 30 tahun, dengan mayoritas umur sekitar 18 tahun sampai dengan 25 tahun. Pada masa 18 tahun sampai dengan 25 tahun inilah masa usia mahasiswa yang sebenarnya, pada usia tersebut mahasiswa digolongkan pada masa dewasa awal. Papalia dan Old (2008) menambahkan, mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun, usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau adolescene menuju dewasa muda atau young adulthood.

5 5 Usia dewasa awal ini memiliki karakteristik bereksperimen dan bereksplorasi (Santrock, 2002). Karakteristik usia dewasa awal lebih lanjut dikemukakan oleh Papalia dan Old (2008) bahwa perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan. Potter dan Perry (2005) mengemukakan bahwa pada usia dewasa awal penampilan diri individu merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi kehidupan sosialnya. Seperti diketahui, selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian terhadap pengajaran, pekerjaan, dan sosial. Pada usia dewasa awal, biasanya perempuan ataupun laki-laki dewasa sudah mulai sangat memperhatikan tubuhnya guna mencari kehidupan sosial yang lebih baik. KERANGKA PEMIKIRAN Mahasiswa Tato Alasan yang paling dominan Gambar 1 Kerangka Pemikiran Mahasiswa merupakan masa dewasa awal yang berpikiran bahwa penampilan diri adalah hal yang penting dan sudah mulai sangat memperhatikan tubuhnya. Salah satu cara memperbaiki penampilan adalah aktivitas modifikasi tubuh. Modifikasi tubuh yang sering dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan menggunakan tato. Tato merupakan suatu seni yang dapat memperindah penampilan, mempercantik tubuh, ataupun membuat mahasiswa lebih menarik. Hal tersebut tentunya akan menjadi alasan bagi para mahasiswa pengguna tato, ketika mahasiswa tersebut membuat tato dengan berorientasi pada penampilan dan tubuhnya. Maka, akan sangat erat kaitannya dengan body image mahasiswa tersebut. Body image merupakan gambaran tentang tubuh yang dibentuk dalam pikiran serta bagaimana perasaan seseorang tentang tubuhnya, bagaimana kepuasan dan ketidakpuasan seseorang terhadap tubuhnya. Sehingga peneliti akan melihat dan menganalisis alasan apa yang paling dominan bagi mahasiswa yang menggunakan tato serta gambaran body image masing-masing mahasiswa yang menggunakan tato. METODE PENELITIAN Gambaran Body Image Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 4 orang subjek. Karakteristik subjek yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah merupakan mahasiswa Universitas X, memiliki tato permanen di tubuhnya, 2 lakilaki dan 2 perempuan, usia 20 dan 21 tahun. Peneliti menggunakan teknik analisis

6 6 data yang mengacu pada Miles and Huberman yaitu Reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. VALIDITAS DAN RELIABILITAS Untuk mendapatkan keakuratan penelitian, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan yang didasarkan oleh beberapa kriteria tertentu yaitu derajat kepercayaan (credibility), derajat keteralihan (transferability), dan derajat kepastian (confirmability). Dalam penelitian ini, penulis menentukan kriteria kredibilitas atau kepercayaan dengan menggunakan triangulasi teknik. Sedangkan untuk menentukan kriteria kepastian dan keteralihan peneliti menyusun pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk mempermudah proses pengumpulan data serta melakukan seluruh prosedur penelitian dengan teliti dan benar. HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data diperoleh 4 orang subjek yaitu YK, DM, LS, dan HD. Masing-masing subjek merupakan mahasiswa dan mahasiswi di Universitas X yang menggunakan tato. Hasil penelitian diketahui bahwa alasan subjek YK sebagai mahasiswa dalam menggunakan tato bermacam-macam, namun yang paling utama dan dominan adalah tato sebagai seni dan keindahan. subjek YK menggambarkan bahwa dirinya bukan termasuk seseorang yang memiliki tingkat perhatian tinggi terhadap penampilan. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tato sebagai seni tubuh juga dapat memberikan keindahan bagi tubuhnya. Subjek YK merasakan tubuh dan penampilannya sedikit berbeda setelah ia menggunakan tato, berbeda dalam arti subjek YK merasa lebih jantan sebagai lelaki dan juga lebih memliki identitas yang diwakili oleh gambar tatonya tersebut. Merasakan lebih jantan sebagai lelaki ditunjukkan subjek YK dalam kepuasan area tubuhnya. Subjek YK juga sempat menggambarkan perasaan menyesal dan tidak percaya diri dengan penampilannya setelah menggunakan tato, karena pendapat atau komentar negatif dari orang lain yang selalu berpandangan bahwa subjek tergolong orang buruk atau jahat, namun kembali lagi subjek berpikiran bahwa menggunakan tato di tubuh adalah keinginannya sendiri dan komentar negatif dari orang lain adalah sebuah resiko yang harus ditanggung. Sehingga saat ini subjek dapat menggambarkan perasaan bahagia dan nyaman serta kepuasaan tersendiri terhadap tubuh dan penampilannya. Hampir sama dengan subjek YK, sebagai mahasiswa subjek DM juga memiliki alasan yang paling dominan menggunakan tato yaitu sebagai seni dan keindahan tubuhnya. Subjek DM menggambarkan bahwa ia merupakan seseorang yang memiliki tingkat perhatian tinggi terhadap penampilan karena menurutnya penampilan adalah hal pertama yang dilihat oleh orang lain sehinga ia harus sebaik mungkin menjaga penampilannya, subjek mengaku bahwa membuat seni tato di tubuhnya merupakan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan. Subjek DM berpandangan bahwa seseorang yang menggunakan tato di tubuhnya penampilannya akan semakin terangkat dan

7 7 mencerminkan lelaki sejati dengan tampilan badan yang semakin baik. Setelah menggunakan tato, subjek DM mengungkapkan perasaan senangnya karena merasakan perbedaan yang berarti dibanding sebelum menggunakan tato. Subjek DM merasa bahwa penampilan nya semakin jantan dan seperti lelaki sejati dengan ditunjang tato. Subjek LS merupakan seorang mahasiswi, didapatkan hasil bahwa alasan utama dan dominan subjek LS yaitu sebagai seni dan keindahan tubuh. Subjek LS menggambarkan perasaan menarik dalam dirinya setelah penampilannya semakin baik didukung dengan gambar tato tersebut. Subjek LS memperoleh gambaran mengenai sosok berpenampilan menarik jika menggunakan tato dari lingkungan sosial dimana lingkungan tempat subjek bergaul kebanyakan perempuan menggunakan tato dan menunjukkan kepada subjek bahwa seseorang yang menggunakan tato di tubuhnya terlihat berbeda dibanding perempuan biasa pada umunya serta terlihat lebih menarik dan indah dari sisi lekuk tubuh dan penampilan. Namun di sisi lain, subjek LS sebagai seorang perempuan tidak bisa dengan leluasa memberikan gambar tato di tubuhnya dengan bebas, hal tersebut karena kultur atau budaya yang masih memandang tato adalah sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan hal negatif terutama jika dimiliki oleh seorang perempuan. Walaupun gambar tato tersebut ditujukan untuk keindahan tubuhnya. Subjek LS mengungkapkan perasaan bahagia dan senangnya terhadap penampilannya karena subjek merasakan lebih menarik dan indah setelah menggunakan tato. Subjek LS merasakan kepuasan terhadap area tubuh tersebut karena tato yang sekarang menempel di tubuhnya memberikan keindahan tersendiri sesuai dengan keinginannya. Berbeda dengan subjek LS, sebagai mahasiswi subjek HD memilih tato dengan alasan sebagai media pelampiasan beban permasalahan yang sedang dialami. Subjek HD menggambarkan perasaan kebagaiaan pada awal-awal menggunakan tato karena sebagai perempuan, ia merasa berbeda dengan perempuan pada umumnya, terlebih lagi ketika HD berada di lingkungan komunitas band yang ia sukai dimana dalam lingkungan tersebut kebanyakan individu bertato. Namun, lama kelamaan subjek HD menggambarkan ia merasakan ketidaknyamanan terhadap tato yang ia miliki di tubuhnya, terutama jika subjek HD berada di lingkungan sehari-hari dan lingkungan kampus, hal tersebut membuat subjek HD malu untuk menunjukkan dirinya yang menggunakan tato, sehingga ia seringkali menutupi area tubuh yang digambari tato dengan pakaian yang sesuai. Subjek HD seringkali menggambarkan perasaan ketidaknyamanan, kurang puas, dan tidak menarik setelah menggunakan tato dalam hal tubuh dan penampilan PEMBAHASAN Alasan menggunakan tato Menurut Olong (2006), ada beberapa alasan yang mendasari seseorang untuk memliki tato, yaitu karena tato sebagai alat untuk mencerminkan kebebasan, tato merupakan ajang ekspresi kaum muda, tato dimiliki seseorang karena untuk mengikuti sang idola, tato bukan merupakan tindakan penyiksaan

8 8 diri, dan karena adanya teknik penghilangan tato. diketahui bahwa alasan yang mendasari ketiga subjek yaitu subjek YK, subjek DM, dan subjek LS untuk bertato adalah untuk mengekspresikan suatu seni dan juga keindahan tubuh. Alasan lain diungkapkan oleh subjek YK dimana tato subjek YK digunakan sebagai pengingat terhadap pengalaman-pengalaman yang dialami, baik pengalaman yang positif maupun negatif. Gambar tato yang dimiliki oleh subjek YK termasuk gambar tato yang bercerita mengenai kehidupannya. Alasan tersebut menjadi alasan lain bagi subjek YK untuk memiliki tato selain sebagai sebuah seni. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Olong (2006), meskipun tergolong pada salah satu alasan utama pada masyarakat tradisional pedalaman yaitu tato merupakan pertanda atau batas seseorang dalam melewati masa-masa kritis dalam kehidupan, seperti kematian, kelahiran, pernikahan, dan memasuki masa-masa dewasa. Alasan berbeda diungkapkan oleh subjek DM selain tato sebagai seni keindahan tubuh, dimana sebagai seorang laki-laki, tato yang melekat pada tubuh subjek DM digunakan sebagai pembuktian maskulinitas bagi dirinya dan juga sebagai daya tarik bagi orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Olong (2006) terdapat juga alasan menggunakan tato pada masyarakat tradisional pedalaman yaitu tato sebagai alat pertahanan baik dari serangan musuh maupun gangguan makhluk halus, tato merupakan ungkapan keberanian dan maskulinitas di kalangan laki-laki, dan tato merupakan daya tarik tubuh dalam menarik lawan jenis. Alasan lainnya, diungkapkan oleh subjek LS yang mengaku bahwa bertato awalnya hanya sekedar iseng dan menganggap tato sebagai sebuah seni, namun lama kelamaan subjek LS mengakui bahwa tato merupakan seni yang pas bagi keindahan tubuhnya. Menurut Gumilar (2007) alasan sebagai seni dan keindahan tubuh merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh perempuan, karena perempuan tersebut berniat memperindah tubuh mereka dengan tato. Begitupun dengan LS sebagai seorang perempuan, LS menginginkan tubuhnya berbeda dengan perempuan lain dan dipandang semakin indah dengan adanya tato, sehingga hal tersebutlah yang mendasari subjek LS membuat tato. Pada subjek HD, ia tidak memilih tato sebagai seni dan keindahan tubuhnya. Hal tersebut karena HD memiliki alasan bahwa tato merupakan sebuah seni yang pas untuk melepaskan beban permasalahannya. Menurut Gumilar (2007) salah satu alasan seseorang menggunakan tato adalah sebagai pelampiasan permasalahan, dimana rasa sakit diakibatkan proses pembuatan tato merupakan media untuk melepaskan beban permasalahan. Hal tersebut sesuai dengan subjek HD yang memutuskan untuk bertato karena memiliki pandangan bahwa beban permasalahan akan hilang seiring dengan rasa sakit saat proses pembuatan tato.. Walaupun sebagai perempuan, subjek HD tidak memiliki alasan bertato untuk memperindah tubuhnya. Gambaran body image Keempat subjek merupakan mahasiswa dan mahasiswi bertato. Mahasiswa menurut Potter dan Perry (2005) merupakan usia dewasa awal dimana penampilan diri individu merupakan hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi kehidupan sosialnya, biasanya perempuan atau laki-laki dewasa awal sudah sangat

9 memperhatikan tubuhnya guna mencari kehidupan sosial yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan orientasi penampilan subjek. Subjek DM dan subjek LS memiliki tingkat perhatian yang tinggi terhadap penampilan. Mereka bahkan memilih tato menjadi usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilan mereka. Subjek DM berpandangan bahwa dengan meniliki tato di tubuhnya akan menonjolkan sisi maskulinitas dan juga membuat tubuhnya semakin menarik bagi lawan jenis. Subjek DM mendapatkan gambaran tubuh menarik dan ideal seperti itu di televisi dimana subjek DM seringkali menonton film barat dengan tokoh bertatonya. Sedangkan bagi subjek LS dengan memiliki tato di tubuhnya, penampilannya akan semakin menarik dan menonjolkan sisi keindahan. Subjek LS mendapatkan pandangan mengenai tubuh yang indah setelah memiliki tato dari lingkungan sosial tempat ia bersosialisasi dimana lingkungan tersebut memberikan gambaran mengenai seorang perempuan yang penampilannya semakin baik dan indah setelah menggunakan tato. hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dacey dan Kenny (Agustin, 2008) dimana faktor sosial dan media massa telah memberikan gambaran stereotip mengenai penampilan fisik seseorang. Berbeda dengan subjek YK dimana subjek YK merupakan seseorang yang tidak terlalu mengangap penting soal penampilan. Namun, tidak dipungkiri oleh subjek YK bahwa dengan adanya tato di tubuhnya membuat semakin baik dan menarik dalam berpenampilan. Hal yang berbeda disampaikan oleh subjek HD. Sebagai seorang mahasiswi, penampilan memang sangatlah penting namun subjek HD tidak memilih tato sebagai usaha dalam meningkatkan dan memperbaiki penampilannya, melainkan hanya sebagai media melepaskan beban permasalahan saat proses pembuatan tato. Dapat dikatakan bahwa subjek HD bertato bukanlah untuk keindahan tubuhnya serta subjek tidak memilih tato sebagai usaha dalam meningkatkan penampilannya. Berdasarkan hal di atas, sebelum menggunakan tato subjek DM merasakan tubuh dan penampilannya biasa-biasa saja dan sama dengan kebanyakan laki-laki pada umumnya sehingga memutuskan untuk memberikan sentuhan tato di tubuhnya selain karena tato adalah sebuah seni untuk keindahan tubuh. Subjek DM merasakan penampilannya semakin menarik dan menonjol sisi maskulinitasnya setelah terdapat tato di area tubuh bagian dada, Walaupun subjek DM merasakan kurang puas dengan keseluruhan area tubuhnya disebabkan tato yang subjek miliki belum mencapai seluruh badan, namun subjek merasakan semakin percaya diri dalam berpenampilan dengan adanya tato di tubuhnya. Subjek LS merasakan sebelum menggunakan tato, tubuhnya kurang begitu indah sebagai seorang perempuan dan merasakan ketidakpuasan terhadap area tubuh bagian punggung yang terasa begitu lebar sehingga memutuskan untuk memberikan sentuhan tato di tubuhnya selain karena tato adalah sebuah seni untuk keindahan tubuh. Setelah menggunakan tato, subjek merasakan semakin percaya diri. Awalnya, sedangkan subjek LS merasakan tubuhnya kurang begitu indah dan merasakan ketidakpuasan terhadap area tubuh bagian punggung yang terasa begitu lebar. Sehingga memutuskan untuk memberikan sentuhan tato di tubuhnya selain karena tato adalah sebuah seni untuk keindahan tubuh. Setelah menggunakan tato, subjek LS merasakan semakin indah dalam berpenampilan 9

10 Berbeda dengan subjek YK yang memang memiliki tato di tubuhnya atas dasar seni dan filosofi hidupnya, subjek YK memilih area tubuh untuk digambari tato berdasarkan pandangan hidupnya tidak berdasarkan perasaan terhadap area tubuhnya. Namun, subjek YK merasakan kepercayaan diri terhadap penampilannya setelah menggunakan tato, disebabkan tato yang ia buat tidak sembrangan akan tetapi sesuai dengan perhatian dan keinginannya. Subjek YK merasakan area tubuh di bagian lengan kiri semakin berat setelah ada gambar tato singa serta gambar tato wajah ibu dan adiknya di area tubuh bagian dada yang semakin menguatkan perasaan macho atau jantan setelah terdapat gambar tato di bagian dada. Sedangkan pada subjek HD, memang menggambarkan perasaan kebagaiaan pada awal-awal menggunakan tato karena sebagai perempuan, ia merasa berbeda dengan perempuan pada umumnya, terlebih lagi ketika HD berada di lingkungan komunitas band yang ia sukai dimana dalam lingkungan tersebut kebanyakan individu bertato, subjek HD merasa sesuai dengan identitas dalam komunitas tersebut, sehingga rasa percaya diri pun muncul begitu kuat. Namun, lama kelamaan subjek HD menggambarkan ia merasakan ketidaknyamanan terhadap tato yang ia miliki di tubuhnya, terutama jika subjek HD berada di lingkungan sehari-hari dan lingkungan kampus, hal tersebut membuat subjek HD malu untuk menunjukkan dirinya yang menggunakan tato. Selain itu, dapat diketahui gambaran body image subjek dalam hal bersikap. Subjek YK dan subjek DM sebagai seorang laki-laki merupakan seorang yang cukup santai, tidak mempedulikan dan tidak menanggapi segala komentar orang lain atas penampilan dirinya. Berbeda dengan subjek LS dan HD. Sebagai seorang perempuan, seringkali LS dan HD mendapatkan komentar negatif dari orang lain dan lingkungan sekitar. Namun subjek LS mampu menyikapi dengan cukup santai, tidak memperdulikan, dan tidak menanggapi segala komentar orang lain atas penampilan dirinya. Sedangkan subjek HD kurang mampu menyikapi komentar negatif orang lain mengenai sosok perempuan bertato. Subjek HD menggambarkan bahwa ia merasakan ketidaknyamanan terhadap tato yang ia miliki di tubuhnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Levin (Cash 2002) bahwa komentar kritis memiliki kontribusi pada penilaian negatif seseorang terhadap tubuhnya, dengan kata lain body image yang negatif. artinya, seseorang yang memiliki body image negatif jika seseorang menginternalisasi komentar negatif dari orang lain mengenai penampilan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu kematangan dalam berpikir bagi subjek agar segala komentar negatif mengenai penampilan tidak membuat penilaian diri terhadap tubuh menjadi negatif juga. Dimana subjek YK, subjek DM, dan subjek LS dapat menyikapi komentar negatif orang lain dengan baik dan tidak menginternalisasi komentar negatif orang lain dengan penampilan dirinya, sehingga ketiga subjek yaitu YK, DM, dan LS tetap menunjukkan kepercayaan diri dan penilaian positif terhadap tubuh dan penampilannya, sedangkan pada subjek HD yang terpengaruh oleh komentar negatif orang lain sehingga subjek HD menginternalisasi komentar negatif tersebut dengan penampilan dirinya, yang lama-kelamaan akan mempengaruhi penilaian subjek HD terhadap tubuh dan penampilannya. 10

11 11 Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa ketiga subjek yaitu subjek YK, DM, dan LS memiliki body image positif setelah menggunakan tato. Sesuai dengan Marina (Agustin, 2008) yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki body image yang positif adalah orang yang penilaian diri (self worth) dan kepercayaan dirinya (self confidence) baik. Dengan memiliki body image yang positif itu, seseorang akan memiliki kepuasan citra tubuh (body image satisfaction) yang tinggi. Guslingga (2006) juga menambahkan bahwa orang yang memiliki body image positif akan cenderung merasa puas terhadap kondisi tubuhnya, memiliki harga diri yang tinggi, penerimaan jati diri yang tinggi, rasa percaya diri dan kepeduliannya terhadap kondisi badan dan kesehatannya sendiri, serta adanya kepercayaan diri ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Sesuai dengan subjek YK dan DM sebagai seorang laki-laki yang menunjukkan penilaian positif terhadap tubuh dan penampilannya dan tetap menunjukkan percaya diri meskipun orang lain berkomentar negatif atas penampilan subjek khususnya penampilan bertato. Selain itu juga sesuai dengan subjek LS sebagai seorang perempuan bertato tetap menunjukkan penilaian positif terhadap tubuh dan penampilannya serta tetap menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi meskipun orang lain seringkali berkomentar negatif atas penampilan subjek khusunya penampilan perempuan bertato. Berbeda dengan ketiga subjek lainnya, dapat diketahui bahwa subjek HD memiliki body image cenderung negatif. Sesuai dengan Guslingga (2006) orang yang memiliki body image yang negatif akan cenderung merasa tidak puas atau malu terhadap kondisi tubuhnya sehingga tidak jarang menimbulkan depresi, memiliki harga diri yang rendah atau bahkan merasa dirinya tidak berharga. Subjek HD seringkali menggambarkan perasaan ketidaknyamanan, kurang puas, dan tidak menarik setelah menggunakan tato dalam hal tubuh dan penampilan, karena subjek HD menggunakan tato berdasarkan pelampiasan rasa sakit bukan berdasarkan seni bagi keindahan tubuh. Selain itu, sebagai seorang perempuan bertato, subjek HD menunjukkan perasaan malu dan tidak percaya diri karena seringkali mendapatkan komentar negatif dari orang lain atas penampilan bertato. KESIMPULAN Alasan mahasiswa menggunakan tato Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka diperoleh kesimpulan bahwa alasan menggunakan pada subjek YK, DM, dan LS yang paling dominan adalah sebagai seni dan keindahan tubuh. Sedangkan pada subjek HD alasan yang paling dominan menggunakan tato adalah sebagai pelampiasan permasalahan. Gambaran body image mahasiswa yang menggunakan tato Diperoleh kesimpulan bahwa subjek YK, DM, dan LS memiliki body image cenderung positif, karena ketiganya menunjukkan perasaan menarik, bahagia, puas, dan nyaman terhadap tubuh dan penampilannya setelah menggunakan tato. sedangkan pada subjek HD diperoleh kesimpulan bahwa ia memiliki body image cenderung negatif, karena subjek HD menunjukkan

12 12 menunjukkan perasaan tidak menarik, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, dan ketidanyamanan terhadap tubuh dan penampilannya setelah menggunakan tato. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah 1. Bagi keempat subjek penelitian, peneliti berharap agar ketiga subjek yang telah memiliki body image positif dapat mempertahankan body image yang positif, sedangkan bagi subjek yang memiliki body image negatif dapat membentuk body image yang lebih positif dalam dirinya dengan cara lebih bersikap dan memandang tubuh dan penampilan secara realistis serta menerima apapun yang ada pada diri sehingga tidak membuat individu merubah dirinya ke arah negatif. 2. Bagi keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya, peneliti menyarankan agar dapat membantu dalam mengembangkan body image yang positif pada para mahasiswa, khususnya adalah pengguna tato. 3. Bagi para peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai mahasiswa bertato, disarankan agar bisa meneliti aspek-aspek lainnya seperti faktor kebudayaan, faktor spiritual, faktor kematangan individu, dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Agustin, R. (2008). Body Image of teenagers with tattoos. Jurnal. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Anwar, R. (2009). Persepsi Mahasiswa Terhadap Fenomena Tato. Skripsi. Medan: Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Cash, T.F. (2002). Body Image, Development, Diviance, and Change. London: The Guildford Press Cash, T.F., & Pruzinsky, T. (2002). Body Image: A handbook of theory, research, and clinical practice. London: The Guildford Press. Gumilar, Gugum. (2007). Makna Komunikasi Simbolik di Kalangan Pengguna Tato Kota Bandung. Jurnal. Terakreditasi Dirjen Dikti Mediator, vol.9. No.1. Juni Guslingga. (2006). Body image. ( htmls). (Online) Diakses pada tanggal 12 Febuari 2013 pukul WIB. Hurlock, E. B. (1991). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

13 13 Olong, H. A. K. (2006). Tato. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara Papalia, D., Old, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi ke-sembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Papalia, D., Old, S.W. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Santrock, W. (2002). Life Span Development - Perkembangan Masa Hidup, Jilid 2 Edisi Kelima, alih bahasa Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta : Erlangga. Sarwono, S.W. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Unriyo. (2009). Tatto sebagai trend untuk kalangan mahasiswa dan remaja. ( (Online). Diakses pada tanggal 5 Febuari 2013 pukul WIB Usman, H., Akbar, P.S. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Yulindrasari, Hani. (2011). Wanita dan tato: Studi eksploratif tentang pencarian sensasi pada wanita pengguna tato di bandung. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap dirinya, maka individu dikatakan memiliki self esteem yang rendah (Deaux,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap dirinya, maka individu dikatakan memiliki self esteem yang rendah (Deaux, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Self - esteem merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap diri individu (Rosenberg, 2006). Self - esteem menunjukan keseluruhan sikap seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI DAN GAMBARAN DIRI PADA REMAJA PUTRI BERTATO DI SAMARINDA

PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI DAN GAMBARAN DIRI PADA REMAJA PUTRI BERTATO DI SAMARINDA ejournal Psikologi, 2013, 1 (2): 177-186 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.org Copyright 2013 PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI DAN GAMBARAN DIRI PADA REMAJA PUTRI BERTATO DI SAMARINDA Uswatun Hasanah Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dapat kita lihat adanya kecenderungan masyarakat yang ingin memiliki tubuh ideal.banyak orang yang selalu merasa bahwa bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kemampuan penerimaan diri dan perilaku sendiri. Self - esteem juga dapat

BAB II LANDASAN TEORI. kemampuan penerimaan diri dan perilaku sendiri. Self - esteem juga dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Self Esteem (Harga Diri) 2.1.1. Definisi Self Esteem Self - esteem adalah penilaian atau perasaan seseorang mengenai diri sendiri, tolak ukur harga diri kita sebagai manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan periode yang menarik untuk dibahas, kerena remaja merupakan masa yang pada saat itu terjadi banyak perkembangan fisik pada dirinya misalnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30

BAB I PENDAHULUAN.  yang diakses 19 Juni 2014 pukul 23.30 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tato merupakan suatu wahana identitas yang menyebar tidak hanya di belahan dunia barat, tetapi juga mulai mewabah di Indonesia. Pada saat ini tato mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bentuk tubuh dan berat badan merupakan persoalan perempuan yang paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa pengaruh besar dalam mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada masa dewasa awal, kondisi fisik mencapai puncak bekisar antara usia 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari 30 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BODY IMAGE OF TEENAGERS WITH TATTOOS

BODY IMAGE OF TEENAGERS WITH TATTOOS BODY IMAGE OF TEENAGERS WITH TATTOOS Rizki Agustin, Dra. Retnaningsih, M.Si Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key words: body image, teenagers,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan pernikahan. Wanita, memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dengan pria setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan individu yang merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan, harta dan belief

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang citra (image). Setiap orang memiliki citra yang berbeda. Tentu saja citra akan muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga saat ini penampilan fisik bagi seorang individu merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian khusus, seorang individu berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang

Lebih terperinci

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu menginginkan kehidupan yang bahagia dan tubuh yang ideal. Harapan ini adalah harapan semua wanita di dunia, tetapi kenyataannya tidak semua wanita memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body Image Menurut Schilder (dalam Carsini, 2002), body image adalah gambaran mental yang terbentuk tentang tubuh seseorang secara keseluruhan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya

Lebih terperinci

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Masalah Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tato adalah gambar atau simbol pada kulit yang diukir dengan menggunakan alat sejenis jarum. Dulu, orang-orang menggunakan teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Salah satu tahap perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu BAB 1 PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga seseorang tidak terpengaruh oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia diantara 10-24 tahun dan merupakan salah satu kelompok populasi terbesar yang apabila dihitung jumlahnya berkisar 30% dari jumlah

Lebih terperinci

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perilaku seksual pranikah di kalangan generasi muda mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Banyaknya remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk mengkaji secara holistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia mempunyai kelebihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting, diantaranya sebagai sumber dukungan sosial bagi individu, dan juga pernikahan dapat memberikan kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses sosialisasi merupakan salah satu tugas perkembangan terpenting bagi anak-anak juga remaja. Menurut Hurlock (2008) tugas perkembangan adalah tugas yang

Lebih terperinci

CHAPTER REPORT (THREE) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd.

CHAPTER REPORT (THREE) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd. CHAPTER REPORT (THREE) SYMBOLS OF SELF (Personality Development, Elizabeth B. Hurlock) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan,

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Tingkat perkembangan individu memicu adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

Skala Kepercayaan Diri Tryout

Skala Kepercayaan Diri Tryout 58 Skala Kepercayaan Diri Tryout Identitas diri Fakultas : Usia : Petunjuk Pengisian 1. Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan Anda sehari-hari. Bacalah setiap pernyataan

Lebih terperinci

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan formal yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mengasah keterampilan para siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering diperhatikan. Biasanya keinginan untuk tampil sempurna sering diartikan dengan memiliki tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tato adalah salah satu bentuk kebudayaan yang keberadaannya tidak lepas dari pengaruh proses dialektika sosial. Di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (PWB) atau kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi yang menjadikan individu dapat mengenali, menggali dan memiliki potensi yang khas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 RUSTAM ROSIDI F100 040 101 Diajukan oleh: FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan para pengguna tato. Setiap orang yang menggunakan tato memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan para pengguna tato. Setiap orang yang menggunakan tato memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tato merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan diri, dimana tato dilihat juga sebagai fenomena seni yang dapat berbicara mengenai sesuatu yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan individu, masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang disebut juga masa transisi. Siswa SMA

Lebih terperinci

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem Pada Dewasa Awal Tuna Daksa Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Abstrak. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh body image

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap individu memimpikan untuk memiliki fisik yang sempurna, baik laki-laki maupun perempuan. Kesempurnaan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan.

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan. BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan bahwa dalam suatu

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak

B A B I PENDAHULUAN. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak mengenai kasus seks remaja, belum selesai kasus video porno SMP 4 Jakarta dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai BAB II LANDASAN TEORI II.A. Body Image II.A.1. Definisi Body Image Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai pengertian yaitu persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prostitusi merupakan fenomena yang tiada habisnya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memberantasnya dengan menutup lokalisasi, seperti yang terjadi di lokalisasi

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tato merupakan seni, dan tubuh merupakan satu dari objek pertama dalam seni, sebuah objek alami dengan tambahan berupa simbol bertransformasi menjadi objek dalam kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan mengunakan bahasa atau

Lebih terperinci

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan)

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) Oleh : FAROUK BADRI AL BAEHAKI 100904029 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran body image dari anggota Hansamo Modern Dance di Komunitas BKC Kota Bandung. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang sering dialami oleh remaja seperti kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan bisa terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, individu akan mengalami fase-fase perkembangan selama masa hidupnya. Fase tersebut dimulai dari awal kelahiran hingga fase dewasa akhir yang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain, maka dari itu manusia selalu berusaha berinteraksi dengan orang lain dan mencari

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode sekolah dimulai saat anak berusia kurang lebih 6 tahun. Periode tersebut meliputi periode pra-remaja atau pra-pubertas. Periode ini berakhir saat anak berusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BODY IMAGE 1. Pengertian Body Image Disadari atau tidak manusia akan selalu menilai perasaan dirinya sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia akan muncul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya adalah permasalahan fisik yang berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan fisik terjadi saat seorang individu mencapai usia remaja, dimana seorang remaja akan mengalami masa perubahan atau masa transisi dari anak-anak menjadi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan anak kenalannya untuk dinikahkan. Pada proses penjodohan itu sendiri terkadang para anak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia banyak mengalami masalah-masalah kompleks dalam kehidupannya yang sebenarnya berasal dari diri sendiri, sehingga tanpa sadar manusia menciptakan mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Dissatisfaction 1. Pengertian Body Dissatisfaction Body image pada awalnya diteliti oleh Paul Schilder (1950) yang menggabungkan teori psikologi dan sosiologi. Schilder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, depresi sudah menjadi wabah dalam kehidupan modern dan sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang

Lebih terperinci