TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Sebelumnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Sebelumnya"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Sebelumnya Penelitian terkait e-government dilakukan oleh Tambouris (2001) yang melakukan kajian usulan dari sistem platform Governmental Markup Language (GML). GML akan menjadi aplikasi Extensible Markup Language (XML) untuk mendukung life-event dan akan dipromosikan sebagai standar untuk mendukung interoperabilitas antara portal nasional dan instansi pemerintahan lain yang menyediakan konten ke portal. Penelitian pada pelayanan perizinan usaha online (Online Business Licensing Service/OBLS) dilakukan oleh Thomson & Koh pada tahun 2010, yang menghasilkan usulan konseptual tentang multi-agensi pada lembaga terkait perizinan usaha. Penelitian ini menghasilkan kajian keberhasilan pelayanan perizinan usaha online (Online Business Licensing Service/OBLS) dari segi biaya dan kenyamanan. Penelitian lainnya terkait layanan perizinan juga dilakukan oleh Ramessur (2009). Penelitian ini membahas mengenai e- Governance dan Online Public Services dengan studi kasus pemerintahan Mauritania. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-governance telah meningkatkan penyediaan layanan e-service dalam segi informasi yang lebih jelas, kualitas baik, layanan modern dan proses yang cepat tetapi masih kurang dari segi keamanan. Definisi, Konsep, Manfaat dan Model Tahap e-government Perkembangan teknologi informasi telah membuka cakrawala baru dalam memperbaiki sistem pemerintahan tradisional yang boros biaya, tidak efisien, dan lambat, sehingga tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman (Yong, 2003). Saat ini pemerintah dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya sehingga dapat melayani masyarakat dengan lebih baik. Transformasi dari government 1.0 ke government 2.0 selain dapat memperbaiki sistem lama juga diharapkan untuk lebih terbuka, transparan, dan demokratis (Lenihan, 2003).

2 8 Konsep e-government dideskripsikan secara beragam oleh masing-masing individu atau komunitas. Hal tersebut dapat di lihat dari berbagai definisi di bawah ini mengenai e-government dengan sudut pandang berbeda: 1. Bank Dunia (World Bank) 2001, mendefinisikan e-government sebagai: E-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. 2. United Nation Development Programme (UNDP) 2002, mendefinisikan e-government sebagai: E-government is the application of Information and Communication Technology (ICT) by government agencies. (UN- DPEPA, 2002). 3. Scholl (2003) menyatakan bahwa e-government adalah semua proses warga negara dalam pemerintahan yang diselenggarakan melalui perantara jaringan komputer. 4. Nurhadryani (2009) menyatak bahwa e-governance adalah e- Governance dapat diartikan sebagai penggunaan Information Communication Technologies (ICTs) dalam proses governance dimana terdapat banyak sektor yang terlibat (tidak hanya sector publik tapi juga sektor privat dan sektor non-pemerintah) serta terjadi antar level governance yang berbeda (level 1 international, regional 1, nasional, regional 2 dan local). Secara umum, e-government didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B), serta Government-to-Government (G2G). Tujuan penerapan e-government adalah untuk mencapai suatu tata pemerintahan yang baik (good governance). Komponen tata pemerintahan yang baik (good governance) yakni responsive, transparent, partisipatory dan accountable (Dwiyanto, 2008).

3 9 Menurut Indrajit (2002) konsep e-government berkembang didasarkan atas tiga kecenderungan: 1. Masyarakat bebas memilih bilamana dan darimana yang bersangkutan ingin berhubungan dengan pemerintahnya untuk melakukan berbagai transaksi atau mekanisme interaksi yang diperlukan selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu (non-stop); 2. Untuk menjalankan mekanisme interaksi tersebut masyarakat dapat dan boleh memilih berbagai kanal akses (multiple channels), baik yang sifatnya tradisional (konvensional) maupun yang paling moderen, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta atau institusi non komersial lainnya; 3. Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai koordinator utama yang memungkinkan berbagai hal yang diinginkan masyarakat tersebut terwujud, artinya pemerintah akan membuat sebuah suasana yang kondusif agar tercipta sebuah lingkungan penyelenggaraan pemerintahan seperti yang dicita-citakan rakyatnya tersebut. Sementara itu pada sisi lain menurut Indrajit (2002) e-government dianggap sebagai internet-based government (pemerintahan online yang berbasis internet). Namun, terdapat juga teknologi pemerintahan elektronik non-internet yang dapat digunakan dalam konteks ini, seperti; telepon, faksimil, personal digital assistant (PDA), short message service (SMS), multimedia messaging service (MMS), jaringan dan layanan nirkabel (wireless networks and services), Bluetooth, closed circuit television (CCTV), sistem penjejak (tracking systems), Radio Frequency Identification (RFID), indentifikasi biometrik, manajemen dan penegakan peraturan lalu lintas jalan, kartu identitas (KTP), kartu pintar (smart card) serta aplikasi near field communication (NFC) lainnya, teknologi polling station, penyampaian layanan pemerintahan berbasis TV (Television) dan radio, e-letter, fasilitas komunitas online, newsgroup dan electronic mailing list, chat online, serta teknologi pesan instan (instant messenger). Ada pula sejumlah sub-kategori dari e-government spesifik seperti mobile government (m-government), ubiquitous government (u-government), dan aplikasi GIS/GPS untuk e- Government (g-government). Oleh karena itu, maka konsep e-government

4 10 sebenarnya tidak berhenti pada pemanfaatan jaringan teknologi komunikasi informasi berupa internet saja tetapi penggunaan teknologi komunikasi dan informasi lain atau terpadu yang ikut mendukung pelaksanaan pemerintahan dalam rangka menuju pada efisiensi dan efektivitas pelayanan publik. Efisiensi terdiri atas dua elemen yaitu waktu dan biaya (Tjahjono, 2009). Efisiensi waktu sebagai proses peningkatan kecepatan melalui standarisaasi, digitalisasi dan otomasi disamping pemrosesan informasi yang lebih cepat dimana meningkatan efisiensi waktu. Efisiensi biaya terdiri dari biaya yang sulit untuk diukur (intangible cost) dan biaya yang bisa diukur (tangible cost). Dampak teknologi informasi komunikasi (TIK) terhadap biaya yang sulit diukur berupa berkurangnya sosialisasi, penurunan moral dari dampak penggunaan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan internet. Tangible cost contohnya adalah biaya hardware, software, dan layanan telekomunikasi. Disamping biaya, teknologi informasi komunikasi (TIK) juga berdampak pada manfaat (benefit), baik berupa manfaat yang mudah dihitung (tangible benefit) maupun manfaat yang sulit dihitung (intangible benefit). Dengan demikian maka dapat diperoleh suatu karakteristik konsep e-government sebagai berikut (Indrajit, 2002): 1. Merupakan suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); 2. Melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet); 3. Memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yang selama berjalan. Dari konsep yang komprehensif di atas maka diketahui beberapa manfaat dari pelaksanaan e-government antara lain (Indrajit, 2002): 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholdernya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara; 2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN); 3. Mengurangi secara signifikan biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

5 11 4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumbersumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; 5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. Proses menuju e-government adalah proses evolusi yang terdiri atas beberapa tahap atau fase-fase pengembangan. Beberapa tulisan analitik telah dilakukan oleh Gartner Group, World Bank maupun United Nations (PBB). Masing-masing lembaga ini menyusun suatu konsep model tahapan e Government. Ketiga model tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Model World Bank Tahapan yang didefinisikan oleh World Bank merupakan model yang paling sederhana. Model ini mengukur derajat interaksi yang diciptakan dari sistem (situs web) yang dimiliki oleh pemerintah. Bentuk-bentuk keterlibatan ini seragam dengan model tahapan klasik yang banyak dikutip tentang evolusi situs web di dunia komersial. Tiga tahap tersebut adalah (a) Publish, (b) Interact, (c) Transact (Andersen & Henriksen, 2006). Tabel 1 Tahapan e-government World Bank Tahap 1 Publish Publikasi informasi Tahap 2 Interact Komunikasi dua arah ( ) Tahap 3 Transact Transaksi pelayanan online 2. Model Gartner Group Model Gartner menambah tahap keempat sebagai suatu tahapan akhir yang mentransformasikan birokrasi pemerintahan untuk menghasilkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik. Tiga tahap awal model Gartner selaras dengan tiga tahap pada model World Bank. Empat tahapan tersebut adalah: (a) Presence, (b) Interaction, (c) Transaction, (d) Transformation (Baum & Di Maio, 2000)

6 12 Tabel 2 Tahapan e-government Gartner Group Tahap 1 Presence Keberadaan situs web Tahap 2 Interaction Kemampuan melakukan navigasi dengan bantuan fasilitas search engine Tahap 3 Transaction Layanan secara online Tahap 4 Transformation Pelayanan satu pintu 3. Model United Nations (PBB) Model ini merupakan model yang dipakai oleh Badan Administrasi Pemerintahan PBB, (Division for Public Administration and Development Management, UNPAN) untuk mengklasifikasikan tahapan e-government dari negara-negara yang disurvei dalam laporan tahunannya tentang E-Government Readiness Report. Dalam model ini tahapan awal dipecah menjadi dua tahap yaitu: tahapan Presence A yang masih sangat sederhana (disebut sebagai tahap Emerging) dan tahapan Presence B dengan fitur-fitur tambahan yang lebih kompleks (disebut sebagai tahap Enhanced). Secara keseluruhan tahapan dalam model PBB ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu: (a) Emerging, (b) Enhanced, (c) Interaction, (d) Transactional, (e) Seamless (Andersen & Henriksen, 2006). Tahap 1 Emerging Situs web Tabel 3 Tahapan e-government United Nations Tahap 2 Enhance Kemunculan situs web semakin meluas Tahap 3 Interactive Interaksi dua arah Tahap 4 Transactional Pelayanan online Tahap 5 Seamless Layanan yang terintegrasi Pelayanan publik Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenpan, 2003). Sedangkan menurut Ojo et al. (2007) pelayanan publik merupakan layanan-layanan yang diberikan oleh pemerintah kepada customer (masyarakat) dan stakeholder. Pelayanan publik dapat diberikan pada tingkat maturity

7 13 (kematangan) yang berbeda, dari mulai informasi prosedur layanan, adanya dukungan online untuk download dan upload formulir dan dokumen pendukung serta untuk layanan transaksi. Pelayanan publik dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Kemdagri, 2008) yaitu : 1. Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan publik; 2. Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik; 3. Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dihasilkan publik. Pelayanan publik dapat diselenggarakan dengan pola-pola sebagai berikut : 1. Fungsional, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya; 2. Terpusat, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan; 3. Terpadu Satu Atap, merupakan penyelenggaraan layanan oleh beberapa Kantor/Dinas/Badan yang membuka loket secara bersama-sama; 4. Terpadu Satu Pintu, merupakan penyelenggaraan terpadu yang seluruh prosesnya dilakukan dalam satu lokasi dan dikoordinasi oleh satu Kantor/Dinas/Badan; 5. Gugus Tugas, yaitu pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi layanan tertentu. Perizinan Menurut Kemdagri Nomor 20 Tahun 2008, izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Sedangkan perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Definisi lain perizinan

8 14 menurut Ojo et al. (2007) adalah layanan yang memberikan berbagai macam hak akses pemerintahan kepada warga negara, bisnis, dan asosiasi. Perizinan memungkinkan suatu penggunaan layanan yang lebih luas dari sarana untuk merancang strategi bisnis dan relasi (Gangadharan & Andrea, 2011). Kebijakan e-government di Indonesia Kebijakan Pengembangan dan Strategi e-government terdapat pada Inpres nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e- Government yang berisi: Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Adapun tingkatan e-government menurut Inpres nomor 3 Tahun 2003, yakni : 1. Tingkat 1: Persiapan, meliputi pembuatan situs informasi di setiap lembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana akses yang mudah, misalnya warnet dan lain-lain; 2. Tingkat 2: Pematangan, meliputi pembuatan situs informasi publik interaktif dan pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain; 3. Tingkat 3: Pemantapan, meliputi pembuatan situs transaksi pelayanan publik dan pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain; 4. Tingkat 4: Pemanfaatan, meliputi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat interagency relationship (G2G), Government to Business (G2B) dan Government to Citizen (G2C ) yang terintegrasi. Menurut panduan dari Kominfo (2003), isi minimal pada setiap situs web pemerintah daerah (pemda) mencakup: 1. Selayang Pandang.

9 15 Menjelaskan secara singkat tentang keberadaan pemerintahan daerah (pemda) bersangkutan (sejarah, moto, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi, dan misi). 2. Pemerintahan Daerah Menjelaskan struktur organisasi yang ada di pemda bersangkutan (eksekutif, legislatif) beserta nama, alamat, telepon, dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari pimpinan daerah ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya. 3. Geografi Menjelaskan antara lain keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numerik atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya. 4. Peta Wilayah dan Sumberdaya Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (dari Bakosurtanal) dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya (dikeluarkan oleh instansi pemda yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta) yang dapat digunakan untuk keperluan pengguna. 5. Peraturan/Kebijakan Daerah Menjelaskan peraturan daerah (perda) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah bersangkutan. Melalui situs web pemerintah daerah ini semua perda yang dikeluarkan disosialisasikan kepada masyarakat luas. 6. Buku Tamu Tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemda bersangkutan. Kajian Perkembangan Perizinan di Indonesia Salah satu jenis pelayanan publik yang memiliki indikasi buruk dalam penyelengaraannya adalah pelayanan perizinan. Pelayanan perizinan selama ini dianggap sebagai salah satu faktor penghambat masuknya investasi (Kurniasih&Anwaruddin, 2007). Hal tersebut tercermin dari banyaknya jumlah

10 16 tahapan untuk memulai bisnis di Indonesia yaitu mencapai 12 tahapan. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk memulai bisnis mencapai 151 hari atau yang terlama kedua di Asia. Buruknya kinerja pelayanan perizinan oleh birokrasi bukan saja terjadi di tingkat nasional tapi yang paling krusial justru di tingkat daerah. Seiring dengan otonomi daerah, bentuk kebijakan yang paling popular di tingkat daerah adalah perizinan. Perizinan di satu sisi merupakan wujud nyata kewenangan daerah dan di sisi lain merupakan sumber pendapatan daerah. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang penyelenggaraan pelayanan publik,namun sampai pada tataran pemerintahan daerah masih belumdirespons secara optimal. Perkembangan e-government di Indonesia Dinamika pemerintahan di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan e-government Indonesia. Dilihat dari pelaksanaan aplikasi e- Government, data dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) dan Kementrian Dalam Negeri (Kemdagri), menunjukkan bahwa Indonesia baru memiliki: domain go.id (Pandi, 2012); website pemerintah daerah (pemda) Kabupaten (Kemdagri, 2010); website pemerintahan daerah (pemda) Kota (Kemdagri, 2010) Beberapa pemerintah daerah (pemda) memperlihatkan kemajuan cukup berarti. Bahkan Pemkot Surabaya sudah mulai memanfaatkan e-government untuk proses pengadaan barang dan jasa (e-procurement). Beberapa pemda lain juga berprestasi baik dalam pelaksanaan e-government seperti: Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DI Yogyakarta, Pemprov Jawa Timur, Pemprov Sulawesi Utara, Pemkot Yogyakarta, Pemkot Bogor, Pemkot Tarakan, Pemkab Kebumen, Pemkab Kutai Timur, Pemkab Kutai Kartanegara, Pemkab Bantul, dan Pemkab Malang. Sementara itu jumlah pelanggan dan pengguna Internet masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia. Hingga akhir 2007 berbagai data yang dikompilasi Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan jumlah pelanggan internet masih pada kisaran 25 juta. Rendahnya penetrasi internet ini jelas bukan suatu kondisi yang baik untuk mengurangi

11 17 lebarnya kesenjangan digital (digital divide) yang telah disepakati pemerintah Indonesia dalam berbagai pertemuan Internasional. Banyak orang menganggap apabila suatu Kota atau Kabupaten berhasil melakukan Pelayanan Publiknya berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), maka untuk Kota/Kabupaten lain bahkan pelayanan pemerintahan lainnya pasti berhasil. Kenyataan tidak sesederhana itu karena karakteristik Kabupaten-Kota yang satu dengan Kabupaten/Kota yg lain berbeda. Otonomi daerah ada plus minus nya bagi jalannya pemerintahan. Demikian pula dampaknya terhadap pembangunan e-government didaerah maupun dipusat. Tidak mudah untuk mengintegrasikan Sistem aplikasi sebagaimana blue print sistem aplikasi e- Government yang sudah dibuat 2004 oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi. Adanya Dewan Teknologi Informasi Komunikasi Nasional (DeTIKNas) yang sudah dibentuk satu setengah tahun yang lalu, belum terasa kiprahnya bagi pembangunan e-government di daerah-daerah (Provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota). Semula Komunitas Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sangat berharap keberadaan DeTIKNas akan menjadi Akselerator pembangunan e-government di Indonesia. Ternyata belum..beberapa contoh dalam hal ini Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK), Single Identity Number (SIN) yang sejak 2004 sudah dicanangkan. Hal ini juga terungkap pada evaluasi 1 tahun DeTIKNas. Kalaupun ada pemerintah kabupaten/kota yang menonjol e-government nya. Pemerintah pusat, dalam hal ini departemen departemen terkait tidak bisa banyak berharap, demikian pula pemerintah daerah yang mayoritasnya tidaklah memprioritaskan pembangunan e-government (Usman, 2008) Proses Bisnis Proses bisnis merupakan suatu langkah ataupun aktivitas yang saling berhubungan dengan menggunakan orang, informasi dan sumber daya lainnya untuk menciptakan nilai/value suatu produk kepada internal/eksternal customer (Alter, 1996). Pengertian proses bisnis lainnya menurut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) & Reformasi Birokrasi (RB) nomor 12 tahun 2011 adalah tatalaksana (business process) merupakan sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran yang

12 18 sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan menurut Laudon & Laudon (2006) proses bisnis adalah suatu cara unik dalam mengorganisasi aktivitas kerja, informasi, dan pengetahuan untuk menghasilkan suatu produk atau layanan yang bernilai. Proses bisnis merupakan arus kerja konkret dari aktivitas kumpulan pengetahuan, material dan informasi. Proses bisnis pada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan kompetitif jika proses tersebut memungkinkan perusahaan untuk berinovasi secara lebih baik. Proses bisnis dapat juga berarti kewajiban jika didasarkan pada cara kerja yang sudah ketinggalan zaman yang menghalangi kemampuan reaktif dan efisiensi organisasi. Menurut Lindsay et al. (2003) proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang berhubungan dan terstruktur yang dilakukan oleh satu atau lebih organisasi untuk beberapa tujuan tertentu. Dalam sebuah organisasi hasil proses bisnis merupakan hasil dalam penyediaan layanan atau dalam produksi barang, bagi para stakeholder internal atau eksternal. Untuk menggambarkan bisnis proses dapat menggunakan empat perspektif antara lain (Corradini et al., 2010): 1. Bisnis proses sebagai mesin deterministik; 2. Bisnis proses sebagai sistem dinamis yang kompleks; 3. Bisnis proses interaksi umpan balik; 4. Bisnis proses sebagai konstruksi sosial. Untuk memahami suatu proses bisnis maka dapat digunakan Work Centered Analysis yang melihat proses bisnis merupakan dari sebuah sistem. Work Centered Analysis terdiri atas enam elemen sebagai berikut (Alter, 1996): 1. Konsumen/Pemakai, merupakan konsumen internal maupun eksternal yang memanfaatkan keluaran (output) dari proses bisnis; 2. Produk, merupakan keluaran (output) dari proses bisnis; 3. Proses bisnis, merupakan langkah atau aktivitas yang menggunakan orang, informasi, dan sumber lainnya untuk menciptakan produk yang memiliki nilai tambah kepada pengguna atau pemakai baik dari sisi internal maupun eksternal; 4. Participant/ pelaku, merupakan orang yang terlibat secara langsung dalam sistem; 5. Informasi, merupakan informasi atau data yang ada di dalam sistem;

13 19 6. Teknologi, didefinisikan sebagai perangkat komputer dan telekomunikasi yang menggunakan proses bisnis. Hubungan antara keenam elemen diatas dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini: Gambar 1 Elemen dalam Work Centered Analysis (Alter, 1996) Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem yang digunakan adalah pendekatan model waterfall. Waterfall dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Pressman, 2005). Di bawah ini adalah representasi model proses waterfall. Metode waterfall merupakan metode pengembangan sistem informasi yang dapat dijadikan dasar dalam pembangunan sistem informasi. Gambar 2 Model Waterfall (Pressman, 2005) Pada Gambar diatas terlihat empat tahapan model waterfall yakni, analisis sistem (analysis). Pada tahap analisis dilakukan proses analisis pada sistem, yang dapat berupa analisis terhadap kebutuhan data dan informasi yang harus dipenuhi, analisis terhadap upaya pengembangan, serta alternatif pemecahan masalah untuk proses pada fase-fase berikutnya. Fase selanjutnya desain sistem (design) yakni,

14 20 tahapan perancangan sistem berfokus pada perancangan perangkat lunak atau program (arsitektur software) dengan menentukan struktur data yang digunakan, detail algoritma prosedural serta perancangan terhadap antarmuka (design interface). Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Pada fase pembuatan sistem (coding) yakni, hasil perancangan harus diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa mesin yang dapat dibaca. Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Setelah fase perancangan sistem (design) fase selanjutnya adalah pengujian sistem (testing) yakni pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pada tahap ini juga dilakukan pengetesan terhadap pengoperasian yang berujung pada kesiapan untuk diimplementasikan.

Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia

Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia Analisis E-Government pada Kabupaten/Kota di Indonesia (disadur dari skripsi : Rachmat Tauffan Mulus, Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma, 2009) Pengertian E-Government The World bank Group

Lebih terperinci

WORK CENTERED ANALYSIS PADA PELAYANAN ONLINE PERIZINAN USAHA INDUSTRI KABUPATEN BOGOR, TANGERANG, DAN BEKASI HERLY NURRAHMI

WORK CENTERED ANALYSIS PADA PELAYANAN ONLINE PERIZINAN USAHA INDUSTRI KABUPATEN BOGOR, TANGERANG, DAN BEKASI HERLY NURRAHMI WORK CENTERED ANALYSIS PADA PELAYANAN ONLINE PERIZINAN USAHA INDUSTRI KABUPATEN BOGOR, TANGERANG, DAN BEKASI HERLY NURRAHMI SEKOLAH PASCARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan Adapun sasarandari pelayanan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut : a. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau b. Meningkatnya hak-hak

Lebih terperinci

E-Government di Indonesia dan Dunia

E-Government di Indonesia dan Dunia E-Government di Indonesia dan Dunia 18 Juni 2011 STTA, Yogyakarta Josua M. Sinambela, M.Eng Konsultan Teknologi Informasi www.rootbrain.com Pengertian E-Government proses pemanfaatan teknologi informasi

Lebih terperinci

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT

IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT IMPLEMENTASI DAN ANALISA REGULASI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT Hidayatulah Himawan Prodi. Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl. Tambakbayan 2, Babarsari, Yogyakarta,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu

Lebih terperinci

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan

Lebih terperinci

Beberapa konsep e- Konsep-konsep e- Electronic Commerce (EC) e- adalah kependekan dari electronic

Beberapa konsep e- Konsep-konsep e- Electronic Commerce (EC) e- adalah kependekan dari electronic Beberapa konsep e- Konsep-konsep e- Oleh: Rino A Nugroho rinoan@gmail.com e- adalah kependekan dari electronic Kegiatan konvensional diberi awalan huruf e- untuk menggabungkan kegiatan tsb dgn kemajuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI: T R A N S F O R M A S I M E N U J U E - G O V E R N M E N T

MANAJEMEN PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI: T R A N S F O R M A S I M E N U J U E - G O V E R N M E N T MANAJEMEN PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI: T R A N S F O R M A S I M E N U J U E - G O V E R N M E N T Purnomo Yustianto, email: purnomo@jabar.go.id Badan Pengembangan Sistem dan Telematika Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dewasa ini memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini membuat masyarakat menyadari bahwa

Lebih terperinci

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik pada instansi pemerintah sekarang ini menuntut untuk menggunakan teknologi

Lebih terperinci

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 2 E-Government (World Bank) government-owned or operated systems of

Lebih terperinci

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN DAN TATA LAKSANA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita PERUBAHAN POLA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

Komputer & Pemerintah. E-Government

Komputer & Pemerintah. E-Government Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi informasi begitu cepat, kebutuhan informasi yang cepat, tepat dan akurat,

Lebih terperinci

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional E-Government di Indonesia E-Government Hubungan Internasional E-Government di Indonesia sudah dicanangkan sejak tahun 2003, hingga saat ini belum optimal Tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM E-GOVERNMENT SERTA P E N T I N G N Y A K O M I T M E N.

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM E-GOVERNMENT SERTA P E N T I N G N Y A K O M I T M E N. PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM E-GOVERNMENT SERTA P E N T I N G N Y A K O M I T M E N munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I IMPLEMENTASI E- GOVERNANCE Muhammad Bagir, S.E., M.T.I 1 2 E-Government (World Bank) government-owned or operated systems of information and communications technologies (ICTs) that transform relations

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian penggunaan dan pemanfaatan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengguna yang besar mengakibatkan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengguna yang besar mengakibatkan semakin berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna yang besar mengakibatkan semakin berkembangnya teknologi internet, yang telah menciptakan sebuah budaya baru yaitu budaya berinternet. Dengan hanya

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG PENELITIAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PEMERINTAH KOTA SEMARANG Disusun Oleh: 1. Abdullah (NIM 152510077) 2. Dedy Gusmar (NIM 152510087) 3. Muntako (NIM 152510096) 4. Taufan Kurniawan (NIM 152510100) Mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [Kominfo] Kementrian Komunikasi dan Informasi Blueprint E-Government di Indonesia. [28 Januari 2012].

DAFTAR PUSTAKA. [Kominfo] Kementrian Komunikasi dan Informasi Blueprint E-Government di Indonesia.  [28 Januari 2012]. 59 DAFTAR PUSTAKA [Kominfo] Kementrian Komunikasi dan Informasi. 2011. Siaran Pers Siaran Pers No 31/PIH/KOMINFO/4/2011 tentang Kenaikan Peringkat Indonesia Pada World Economic Forum Global Information

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi

Lebih terperinci

Evolusi Vol. I No.1 September 2013

Evolusi Vol. I No.1 September 2013 ANALISIS IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH KAB. TEGAL BERDASARKAN FRAMEWORK DELOITTE DAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 Warjiyono Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT E DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Jakarta, 11 Februari 2009 1 REGULASI YANG TELAH ADA Telah dilaksanakan Tentang Kebijakan dan Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai dasar awal pada pembuatan laporan tugas akhir. Dasar awal tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan masyarakat (Humas) pada dasarnya merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu organizing dan actuating yang berkesinambungan (secara terus menerus)

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH 1 1 Program RB Grand Design RB Road Map RB 6 Program Makro 8 Area Perubahan 9 Program Percepatan RB 9 Program Mikro K/L & Pemda 2 Keterkaitan Program Makro Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

E - Commerce. E-Commerce dalam Layanan Publik. M. Mulyana Mubarak 4/15/2015. sesi. Tujuan Pembelajaran.

E - Commerce. E-Commerce dalam Layanan Publik. M. Mulyana Mubarak  4/15/2015. sesi. Tujuan Pembelajaran. E - Commerce sesi 6 E-Commerce dalam Layanan Publik LECTURER: M. Mulyana Mubarak http://mmulyana.wordpress.com Tujuan Pembelajaran Outline Materi Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu

Lebih terperinci

e-government Muhammad Firdaus

e-government Muhammad Firdaus e-government Muhammad Firdaus muhf2@yahoo.com Kondisi Geografis Indonesia Luas 9.8 juta km2, 81% adalah laut Lebih dari 16,000 pulau Terbagi menjadi 32 provinsi, 362 Kabupaten, 73 Kota, 4 044 kecamatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pasal 17 UUD 1945 NAWA CITA Agenda Prioritas No.2 Membangun

Lebih terperinci

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) : E-GOVERMENT Definisi (Word Bank) : adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah (seperti Wide Artea Network, internet dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transformasi traditional government menjadi electronic government (e-government) merupakan salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini [1]. Transformasi

Lebih terperinci

E-GOVERNMENT (ELECTRONIK GOVERNMENT)

E-GOVERNMENT (ELECTRONIK GOVERNMENT) E-GOVERNMENT (ELECTRONIK GOVERNMENT) KOMPUTER DAN PEMERINTAH Universitas Pendidikan Indonesia PENDAHULUAN Dewasa ini hanya sedikit pekerjaan maupun kegiatan yang tidak didukung komputer, baik untuk keperluan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SRAGEN B U P A T I S R A G E N Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya yang luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume

Lebih terperinci

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bab III Analisis Kondisi Organisasi III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemberian layanan umum kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom KOMPUTER DAN MASYARAKAT Mia Fitriawati S.Kom KLASIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI MASYARAKAT 1. Kemajuan TI yang Bersifat Netral 2. Kemajuan TI yang Bersifat Menghemat Tenaga Kerja 3. Kemajuan TI yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu pemerintahan membutuhkan sebuah sistem yang sangat mendukung proses pelayanan yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan. Dimana pelayanan

Lebih terperinci

E-Government Capacity Check

E-Government Capacity Check EKOJI999 Nomor 146, 1 Februari 2013 E-Government Capacity Check oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Definisi sistem informasi manajemen menurut Jogiyanto Hartono (2000:700) Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini merupakan era globalisasi dimana zaman menjadi modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Implementasi

Lebih terperinci

Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM

Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM BIODATA Nama Lengkap : Erwin Ibrahim,ST,MM,MBA. TTL : 30 Mei 1980, OKI sumsel Pendidikan :

Lebih terperinci

Motivasi Kebijakan E-Government

Motivasi Kebijakan E-Government LAMPIRAN I INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TANGGAL 9 JUNI 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT Motivasi Kebijakan E-Government Tuntutan Perubahan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Perbaikan system e-government di PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN, diharapkan mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, kelahiran E-Government dibidani oleh Instruksi Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN PURWAKARTA B U P A T I P U R W A K A R T A, Menimbang

Lebih terperinci

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN

KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN KOMPUTER DALAM PEMERINTAHAN MODUL 5 GANJAR PRAMUDYA WIJAYA - 41811120044 TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT Komputer Dalam Pemerintahan Pemerintahan Terkomputerisasi Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari cara pandang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU BAB V ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU 2.9 Inisiatif e-government Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dalam memilih topik pembahasan, ruang lingkup dalam pembahasan, manfaat dan tujuan yang didapatkan metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

Focus Group Discussion (FGD) Aplikasi di Kewilayahan Pemkot Bandung Tahun 2017

Focus Group Discussion (FGD) Aplikasi di Kewilayahan Pemkot Bandung Tahun 2017 Focus Group Discussion (FGD) di Kewilayahan Pemkot Bandung Tahun 2017 Bandung, 5 Desember 2017 Agenda 5 December 2017 e-gov Pemkot Bandung 2 Dukungan e-gov Bagi Pemerintah Kota 5 December 2017 e-gov Pemkot

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DEPUTI BIDANG TELEMATIKA 2003 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang sedang melakukan perbaikan sistem birokrasi pemerintahan. Perbaikan sistem birokrasi merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas lain. Manusia tidak bisa hidup

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penghambat dalam melakukan aktivitas lain. Manusia tidak bisa hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan berbagai aktivitas tentunya setiap orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan. Sehingga tidak

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa kemudahan

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan pertukaran informasi dengan cepat walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era keterbukaan saat ini setiap perusahaan swasta/instansi pemerintahan dituntut untuk mampu menerapkan konsep Governance. Secara umum governance diartikan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA STRATEGI/INDUK (MASTERPLAN) PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) CENTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN TAHUN 2013 6 DINAS KEPENDUDUKAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN

SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG OPTIMAL DALAM BIROKRASI PERIZINAN Oleh: Nyoman Putri Purnama Santhi Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Bagian Hukum Pemerintahan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan teknologi situs web dewasa ini dalam menyajikan berbagai kebutuhan informasi dan layanan digital bagi pengguna semakin beragam dan inovatif. Namun pada kenyataannya,

Lebih terperinci

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik

Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik Fungsi Dasar, Layanan Utama dan Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kominfo Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik 30 Agustus 2016 Penjelasan Fungsi Dasar Sub Urusan IKP No. Pengelompokan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB Asih Mekar Sari Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peningkatan 2.1.1 Peningkatan Peningkatan Kinerja aparatur yang kuat untuk melaksanakan, memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah Untuk membuat perancangan sistem

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah Untuk membuat perancangan sistem ABSTRAK Perkembangan teknologi yang pesat terutama dalam hal internet membuat semakin banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mengembangkan usahanya. Kingdom Sports merupakan sebuah perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Transaksi jual beli barang adalah salah satu kegiatan bisnis yang paling umum dan paling sering terjadi. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan jumlah masyarakat

Lebih terperinci

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB Rina Puspita 1, Darius Antoni 2, R.M. Nasrul Halim D 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika 1 rinapuspita20@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelaksanaan kegiatan pemerintah atau kebijakan pemerintah. Hasil pemanfaatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelaksanaan kegiatan pemerintah atau kebijakan pemerintah. Hasil pemanfaatan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 e-government Teknologi informasi yang berkembang saat ini, bertujuan untuk pengembangan kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah kepada masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E-

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E- BAB V TARGET DAN STRATEGI PENGEMBANGAN E-Government Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E- Government) adalah kegiatan survei atas kondisi existing di seluruh unit kerja yang dilanjutkan

Lebih terperinci

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Menurut pandangan anda, bidang-bidang apa saja yang sudah menerapkan penggunaan komputer? 2 Dari bidang-bidang

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci