PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERSALINAN NORMAL DI RSIA STELLA MARIS MEDAN TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERSALINAN NORMAL DI RSIA STELLA MARIS MEDAN TAHUN 2015"

Transkripsi

1 PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERSALINAN NORMAL DI RSIA STELLA MARIS MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI \ SRY MULIANA GINTING NIM : PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015

2 PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERSALINAN NORMAL DI RSIA STELLA MARIS MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI SRY MULIANA GINTING NIM : Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Imu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2015

3

4

5

6 RIWAYAT HIDUP I. Data Diri 1. Nama : Sry Muliana Ginting 2. NIM : TTL : Medan, 12 April Agama : Kristen Protestan 5. Anak ke : 3 (Tiga) dari 4 (Empat) bersaudara 6. Nama Ayah : D. Ginting 7. Nama Ibu : S. Sembiring 8. Alamat : Jl. Gatot Subroto Gg. Damai No. 9 Medan Desa Securai Utara- Pangkalan Berandan 9. Telp : II. Riwayat Pendidikan 1. Tahun : SDN Medan 2. Tahun : SMPN 16 Medan 3. Tahun : SMA Katolik Budi Murni I Medan 4. Tahun : D-I Perbankan Politeknik Medan 5. Tahun : D-III Kebidanan Universitas Sari Mutiara Medan 6. Tahun : S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia

7 ABSTRAK Angka Kematian Ibu terjadi oleh karena komplikasi kehamilan atau persalinan yaitu perdarahan, infeksi yang salah satunya disebabkan oleh persalinan lama atau kala II lama dan ekslamsi. Senam hamil berperan untuk memperkuat kontraksi dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan berhubungan dengan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan meneliti pengaruh senam hamil terhadap persalinan normal di RSIA Stella Maris. Penelitian ini dilakukan di RSIA Stella Maris pada bulan Juli Jenis penelitian adalah observasional analitikdengan rancangan penelitian cross sectionaldimana kelompok kasus dibanding dengan kelompok kontrol yaitu untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap persalinan normal. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang memeriksakan kehamilan di RSIA dan sampel dalam penelitian adalah sebagian dari populasi yaitu sebanyak 96 orang yang dibagi atas dua bagian yaitu 48 orang ibu yang ikut senam yang disebut sebagai kasus dan 48 orang ibu yang tidak ikut senam hamil yang disebagai control yang diambil dengan mengugunakan teknik accidental sampling. Analisa data dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses persalinan di RSIA Stella Maris mayoritas persalinan tidak normal, ada pengaruh senam hamil terhadap persalinan normal di RSIA Stella Maris Tahun Untuk itu disarankan bagi ibu agar lebih ditingkatkan untuk mengikuti senam hamil minimal 6 kali dalam seminggu sehingga manfaat dari senam hamil tersebut dapat ibu rasakan dengan maksimal dan bagi pihak RSIA Stella Maris agar dapat membuat senam hamil menjadi kebijakan program perawatan kehamilan, sehingga ibu hamil dapat merasakan manfaat senam tersebut dengan baik. Kata Kunci : Senam Hamil, Persalinan Normal i

8 ABSTRACT Maternal mortality rates occur because of complications of pregnancy or childbirth is hemorrhage, infection is caused by prolonged labor or prolonged second stage and exclamation. Pregnancy exercise serves to strengthen contractions and maintain flexibility of the muscles of the abdominal wall and is associated with childbirth. The purpose of this study was to influence pregnancy exercise on normal childbirth in RSIA Stella Maris. This research was conducted in RSIA Stella Maris in July The study was observational study design cross sectional used by case group compared with the control group to determine the effect pregnancy exercise on a normal delivery. The study population was all antenatal mothers who in RSIA and the sample in the study is part of a population of as many as 96 people were divided into two parts, namely the 48 mothers who participated gymnastics are referred to as cases and 48 people who did not join gymnastics mom pregnant as control that taken by accidental sampling technique. Analysis of the data by using the chi-square test with a significance value of 5%. The results showed that the process of childbirth in RSIA Stella Maris majority of labor is not normal, there is a pregnancy exercise influence on the normal delivery in RSIA Stella Maris Year It is recommended for women in enhanced to follow the pregnancy exercise at least 6 times a week so that the benefits of gymnastics the pregnant mother can feel with maximum and for the RSIA Stella Maris in order to make pregnancy exercise into prenatal care program policies, so that pregnant women can experience the benefits of these exercises properly. Keywords: Gymnastics Pregnancy, Childbirth Normal ii

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, dimana penulis masih bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal di RSIA Stella Maris Medan Tahun 2015 ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/ Ibu: 1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara Indonesia 2. Dr. Ivan Elisabet Purba, M. Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia sekaligus Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi penulis. iii

10 4. Seri Asnawati Munthe, SKM, M. Kes, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia sekaligus Penguji III yang telah banyak membimbing penulis untuk perbaikan skripsi ini. 5. Surya Anita SKM, M. Kes, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Drs. S. Otniel Kataren, M.Si, selaku Penguji II yang telah memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Dr. Iskandar Chandra, M.Kes, selaku Direktur RSIA Stella Maris Medan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian. 8. Terima Kasih Kepada Ayah, D. Ginting dan Ibu S. Sembiring, kakak tersayang Eninta Ginting, SST, Ns. Rasmita Ginting, S.Kep dan adik tersayang Junita Eriani Ginting, AmK yang telah memberikan dukungan moril, materi dan kasih sayang yang diberikan. 9. Teman- teman satu angkatan di PSIKM lulusan 2015 Universitas Sari Mutiara Indonesia khusunya kepada Rafika, Martha, Rotua, Novani, Sri Wahyuni, Hardy, Aliyandou yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Semoga segala dukungan dan keikhlasannya mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Medan, Agustus 2015 Penulis Sry Muliana Ginting iv

11 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT DAFTAR RIWAT HIDUP ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Senam Hamil Defenisi Senam Hamil Tujuan Senam Hamil Manfaat Senam Hamil Waktu Pelaksanaan Senam Hamil Kontra Indikasi Senam Hamil Gerakan Senam Hamil Faktor-faktor yang berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Mengikuti Senam Hamil Pengetahuan Sikap Motivasi Persalinan Kerangka Konsep Hipotesis v

12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Lokasi danwaktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Definisi Operasional Metode Pengumpulan Data Aspek Pengukuran Pengolahan Data dan Analisa Data Pengolahan Data Analisa Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Gambaran Umum RSIA Stella Maris Medan Analisa Univariat Analisa Bivariat Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Defenisi Operasional Tabel. 4.1 Tabel. 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSIA Stella Maris Tahun Distribusi Frekuensi Berdasarkan Senam Hamil di RSIA Stella Maris Tahun Distribusi Frekuensi Persalinan Normal di RSIA Stella Maris Tahun Tabulasi Silang Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal di RSIA Stella Maris Medan Tahun vii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konsep viii

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. : Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian : Surat Persetujuan Izin Penelitian : Surat Balasan Izin Penelitian : Lembar Persetujuan Responden : Kuesioner Penelitian : Output SPSS : Master Data : Lembar Kegiatan Konsul Skripsi ix

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida. Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita memiliki janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya. Umumnya janin tumbuh di dalam rahim. Waktu hamil pada manusia sekitar 40 minggu atau 9 bulan. Kurun waktu tersebut, dihitung saat awal periode menstruasi yang terakhir hingga melahirkan. Kehamilan adalah proses reproduksi yang memerlukan perawatan secara khusus agar berlangsung dengan baik. Dengan terjadinya kehamilan maka wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim (Manuaba, 2008). Perubahan fisik selama kehamilan tidak menghalangi langkah ibu hamil dalam berolahraga. Apalagi dengan adanya senam hamil, kesehatan ibu hamil baik secara fisik dan mental dapat dijaga dan terlebih lagi, senam hamil membantu ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan yang lancar. Seorang Ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu 1

17 2 dilakukan asuhan antenatal yang bertujuan untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis dengan tujuan ibu dan anak yang akan dilahirkannya dalam keadaan sehat (Depkes RI, 1994). Pengawasan selama kehamilan (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan untuk menghadapi persalinan. Tujuan pengawasan kehamilan untuk ibu adalah mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, menegakkan dan mengobati secara dini komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, dilakukannya pengawasan hamil juga dapat menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) (Manuaba, 2008). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), (2012) kematian Ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun Ini berarti kesehatan ibu justrumengalami kemunduran selama 15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per kelahiran hidup. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2012) berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/ KH, angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/ KH. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2002 yang mencapai 307/ KH. Angka Kematian Ibu maternal

18 3 yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106/ kelahiran hidup, namun ini belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2013 hanya 95/ kelahiran hidup. Sejak lama kita ketahui bahwa salah satu hal penting dalam membina ibu hamil ialah memberikan pengetahuan mengenai kehamilannya, salah satunya memberi pengetahuan mengenai program senam hamil. Hal ini berarti mempersiapkan ibu hamil dengan sebaik-baiknya dengan menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya secara fisiologis anatomis maupun secara psikososial. Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan kesehatan selama kehamilan (prenatal care) dan senam hamil akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau persalinan yang lebih baik dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Keuntungan wanita-wanita hamil melakukan senam hamil secara teratur mencegah terjadinya persalinan yang tidak diharapkan. Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan spontan (Hulliana, 2007). Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian masyarakat, dan banyak diselenggarakan oleh rumah sakit sehingga kesehatan rohani dan jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut menghadapi persalinan (Manuaba,

19 4 2008). Senam hamil yang diterapkan, bukan senam yang berorientasi sebatas kebugaran tubuh semata. Melainkan untuk memperkuat otot, melenturkan persendian, dan utamanya melatih konsentrasi agar bisa mengalihkan pikiran sehingga bisa melupakan rasa sakit saat melahirkan, serta menguatkan nafas. Metode ini terbukti cukup berhasil untuk membantu meringankan proses persalinan. Di samping itu, rasa nyeri saat proses persalinan berlangsung juga dapat diminimalisasi, dengan jalan mengatur pernapasan, berkonsentrasi dan mengalihkan pikiran, sehingga dengan sendirinya stress saat melahirkan bisa dikurangi. Maka proses persalinan dapat berjalan lebih mulus dan singkat (Mulyata, 2007). Hamilton (2004) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi stress dalam menjelang kelahiran, mengurangi nyeri saat proses persalinan, bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang normal, dan dapat mengurangi resiko terjadinya preeklamsi, dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil selama kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuningsih (2012) tentang pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan pada primigravida di RSIA Aisyiyah Klaten menyatakan bahwa ibu yang mengikuti senam hamil memiliki hubungan signifikasn antara senam hamil dengan proses persalinan di RSIA Aisyiyah Klaten dengan uji hipotesis dengan fisher s Exact probability test diperoleh nilaisig

20 5 Penelitian Larasati (2012) tentang pengaruh keikutsertaan senam hamil terhadap kecemasan primigravida trimester ketiga dalam menghadapi persalinan menyatakan bahwa keikutsertaan senam hamil primigravida terbanyak pada kategori jarang (1-5kali) selama kehamilan trimester ketiga, responden yang mengikuti senam hamil mayoritas tidak mengalami cemas ringan dan sedang. Dan berdasarkan hasil uji korelasi spearman menyatakan bahwa ada korelasi yang kuat antara senam hamil dengan kecemasan primigravida trimester dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Jagir Kecamatan Wonokromo Surabaya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris bahwa senam ibu hamil dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu, berdasarkan data yang diperolah bahwa ibu hamil yang mengikuti senam tersebut rata-rata sebanyak 31 orang per minggu, dan ibu yang mengikuti senam tersebut rata-rata kehamilan yang pertama. Hasil wawancara dari 5 ibu hamil yang sudah melahirkan 3 diantaranya mengalami proses persalinan normal dengan rentang waktu 8-11 jam, 2 di antaranya mengalami proses caesar. Dimana yang mengalami persalinan proses Caesar ini disebabkan oleh inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagianbagiannya). Berdasarkan uraian di atau, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal di RSIA Stela Maris 2015.

21 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal di RSIA Stella Maris Medan Tahun 2015? Tujuan Penelitian Mengetahui Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal di RSIA Stella Maris Medan Tahun Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang perawatan selama hamil khususnya senam hamil. 2. Bagi RSIA Stella Maris Dapat menjadi masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan yang ada di RSIA tersebut untuk dapat memberikan penyuluhan bagi pasien-pasien tentang mengetahui Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal. 3. Bagi Peneliti Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan pengalaman tentang mengetahui Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persalinan Normal.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Senam Hamil Definisi Senam Hamil Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik dan mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Jika ibu hamil mempunyai keluhan pada kehamilannya sebaiknya sebelum mengikuti sesi senam hamil konsultasikan dengan dokter yang menanganinya. Perempuan hamil yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga persalinan berjalan normal dan cepat (Nirwana, 2011). Menurut Maryunani (2014) senam hamil merupakan suatu metode penting untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil dan merupakan terapi latihan yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan aman Tujuan Senam Hamil Menurut Nirwana (2011) olah tubuh bagi ibu hamil sangat penting, diantara tujuan senam hamil adalah : 1. Menguasai teknik pernafasan, dengan menguasai teknik pernafasan ini diharapkan ibu mendapatkan oksigen yang lebih banyak, latihan ini dilakukan agar ibu siap menghadapi persalinan. 7

23 8 2. Memperkuat elastisitas otot, tujuannya adalah untuk mencegah atau untuk mengatasi keluhan nyeri di bokong perut bagian bawah dan keluhan wasir. 3. Mengurangi keluhan, melatih sikap tubuh hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh. 4. Melatih relaksasi, proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan kontraksi dan relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan. 5. Menghindari kesulitan, senam hamil ini bertujuan untuk membantu proses persalinan, sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan serta dapat menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat. 6. Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan usia kehamilan. 7. Mencegah varises, yaitu mencegah pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil. 8. Latihan mengejan, latihan ini khusus untuk menghadapi proses persalinan dengan mengejan secara benar bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan lama dijalan keluar Manfaat Senam Hamil Barbara Hoisteni dalam Widianti (2013) menyebutkan manfaat senam hamil sebagai berikut : 1. Memperbaiki sirkulasi 2. Meningkatkan keseimbangan otot-otot

24 9 3. Mengurangi bengkak-bengkak 4. Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit 5. Mengurangi kejang kaki 6. Menguatkan otot perut 7. Mempercepat penyembuhan Program senam hamil yang baik juga dapat memperbaiki postur tubuh karena pengaruh rahim dan perut yang mengembang sehingga menyebabkan daerah pelvis bergeser ke depan. Gerakan-gerakan senam untuk mengencangkan otot-otot pantat, punggung, bahu, perut akan menjaga penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya berbagai gangguan akibat postur tubuh kurang sehat (Widianti, 2013) Waktu Pelaksanaan Senam Hamil Menurut Yuliarti (2010), senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam kandungan telah berusia lebih dari tiga bulan, karena sebelum usia kandungan menginjak tiga bulan perlekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus, dalam kondisi tertentu senam hamil harus dihentikan. Pelaksanaan senam hamil sedikitnya seminggu sekali maksimal 3 kali seminggu dalam waktu sekitar menit (Jannah, 2012) Kontra Indikasi Senam Hamil Menurut Widianti (2013) bila ibu hamil menderita salah satu kondisi yang ada di bawah ini, sebaiknya intensitas senam dikurangi, bahkan ketika tim medis mungkin menyatakan bahwa senam hamil merupakan hal yang terlalu riskan.

25 10 Sehingga sebaiknya senam dihentikan dan perawat medis dihubungi secepatnya. Adapun kondisi yang dimaksud adalah yaitu : 1. Penyakit myocardial aktif 2. Kelainan jantung 3. Thromboplebitus (radang otot dan gumpalan darah bekut). 4. Pulmonary embolism (gumpalan darah pada paru-paru). 5. Isoimunisasi akut (misalnya jika Rh-negatif ibu, antibodi akan berkembang dan merusak Rh- positif pada sel darah bayi). 6. Rentan terhadap kelahiran prematur 7. Perdarahan pada vagina/selaput membran pecah 8. Gangguan pada perkembangan rahim 9. Adanya tanda-tanda kelainan pada janin. 10. Bengkak mendadak pada muka dan tangan, sakit kepala dan pusing Gerakan Senam Hamil Menurut Ramli, Rosdiana (2014) dalam artikel tentang gerakan-gerakan senam dapat digambarkan berdasarkan langkah berikut : 1. Gerakan 1 a. Tekuklah tubuh Anda membentuk posisi merangkak dengan bertumpu pada kedua tangan dan lutut, di atas lantai yang dialasi matras. Regangkan sedikit kedua kaki Anda. Pertahankan agar punggung Anda lurus dalam posisi mendatar sejajar lantai.

26 11 b. Tariklah perut Anda ke dalam bersama beban janin di dalamnya, tekuk kedua tangan sedikit, tahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi normal. c. Ulangi gerakan ini 10 kali 2. Gerakan 2 a. Duduklah di lantai dengan kedua kaki ke depan, lutut ditekuk, dan kedua tangan menahan tubuh di belakang, telapak tangan arahkan ke tubuh Anda. b. Dengan bertumpu pada kedua tangan, dan ujung jari kaki menahan tubuh, doronglah tubuh Anda ke depan, tahan sebentar lalu kembali ke posisi semula. c. Ulangi gerakan ini 8 kali. 3. Gerakan 3 a. Berdirilah di belakang sebuah kursi, telapak kaki diregangkan sedikit, dan kedua tangan lurus ke depan. b. Tekuklah kedua lutut Anda secara perlahan-lahan, dan turunkan tubuh Anda semampunya. Gunakan sandaran kursi sebagai pegangan selama Anda menahan tubuh dengan lutut ditekuk. c. Lalu, kembali berdiri ke posisi semula.

27 12 d. Ulangi gerakan ini 8 kali. 4. Gerakan 4: a. Berpegangan pada sandaran kepala kursi di depan Anda, perlahan-lahan tekuklah kedua lutut Anda hingga mencapai posisi jongkok dan kedua tumit menyentuh bokong Anda. b. Lalu, pelan-pelan bangkit dan berdiri kembali. c. Ulangi gerakan ini 8 kali, dan istirahatlah selama 1 menit setiap kali selesai melakukan 1 rangkaian gerakan. 5. Gerakan 5: a. Berdirilah dengan tegak, kedua kaki ditekuk perlahan-lahan seolah-olah hendak duduk di kursi. Pusatkan beban tubuh lebih banyak pada tumit daripada jari-jari kaki.

28 13 b. Letakkan kedua tangan di atas paha untuk membantu menjaga posisi sekaligus keseimbangan saat merentangkan otot-otot paha. Tahan sebentar, lalu kembali berdiri tegak. c. Ulangi gerakan ini 10 kali, dengan istirahat 30 detik setiap selesai 1 gerakan. Latihan ini sangat bermanfaat bagi yang berencana untuk melahirkan normal dengan posisi setengah berdiri. 6. Gerakan 6: a. Berdirilah dengan tegak, salah satu kaki di belakang kaki yang lain. Posisi seperti melangkah. b. Perlahan-lahan tekuk kedua lutut Anda, kedua tangan rentangkan lurus ke samping untuk membantu menjaga keseimbangan. Tahan sebentar, lalu kembali berdiri tegak. Lakukan gerakan yang sama dengan berganti kaki. c. Ulangi gerakan ini 20 kali, dengan istirahat detik setiap selesai 1 gerakan.

29 14 7. Gerakan 7: a. Letakkan kursi merapat pada dinding, dengan posisi sandaran dapat Anda pegang untuk menopang tubuh. Berdirilah menghadap dinding dengan kursi di depan Anda. b. Peganglah sandaran kursi dengan kedua tangan dan condongkan tubuh Anda ke arah depan sambil bertumpu. Lalu, angkat dan tekuklah salah satu kaki Anda ke arah belakang sehingga telapak kaki mengarah ke bokong. Anda akan merasakan tarikan pada otot perut dan bokong. Jagalah agar peregangan otot tidak berlebihan. c. Tahanlah dalam posisi tersebut selama beberapa menit. Lalu, kembali ke posisi berdiri seperti semula. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki yang lain. d. Ulangi gerakan ini 10 kali untuk masing-masing kaki. Untuk mendapatkan hasil yang baik, lakukan 8 kali pengulangan untuk kedua kaki. 8. Gerakan 8: a. Berdiri tegak dengan posisi tubuh di samping kanan kursi yang tadi Anda gunakan, pandangan lurus ke depan. Peganglah sandaran kursi dengan tangan kiri untuk bertumpu, dan tangan kanan letakkan di pinggang. b. Angkat dan tekuk kaki kiri, tahan selama beberap menit, lalu turunkan serta luruskan kembali. c. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki kiri, dengan mengubah posisi tubuh (berbalik).

30 15 d. Ulangi gerakan ini 10 kali untuk masing-masing kaki. Untuk mendapatkan hasil yang baik, lakukan 8 kali pengulangan untuk kedua kaki. 9. Gerakan 9: a. Duduklah di atas matras dengan nyaman, kaki lurus ke depan. b. Angkatlah kedua tangan Anda ke atas kepala Anda setinggi mungkin sampai Anda merasakan peregangan otot pada samping tubuh dan sepanjang lengan yang akan memberikan ruang lebih lebar kepada janin Anda di dalam perut. Tahanlah pada posisi ini selama 8-10 hitungan, lalu kembali ke posisi semula. c. Ulangi gerakan ini 3 kali, lalu bersantailah, lemaskan otot-otot tubuh Anda.

31 Gerakan 10: a. Duduklah di atas matras dengan kedua kaki direntangkan ke samping kanan dan kiri. Atau, carilah posisi paling nyaman bagi Anda, misalnya Anda lebih nyaman bila salah satu kaki ditekuk. b. Ayunkan tubuh Anda ke salah satu kaki yang dapat diluruskan, bersama dengan kedua tangan Anda meraih dan memegang pergelangan kaki atau lutut semampu Anda menjaungkaunya. Rasakan adanya peregangan pada bagian belakang tubuh dan sepanjang lengan serta kaki. Tahanlah selama 8-10 hitungan, lalu lemaskan otot-otot tubuh dengan kembali ke posisi duduk santai. c. Ulangi gerakan ini 5 kali, untuk setiap kaki. Lalu, lakukan gerakan yang sama pada arah kaki yang lain dan ulangi juga gerakan ini sebanyak 5 kali

32 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Mengikuti Senam Hamil Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba.sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 2012). Sebelum orang berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yang dimulai dari kesadaran adanya stimulus kemudian ada rasa tertarik. Setelah itu terjadi pertimbangan dalam batin bagaimana dampak negatif positif dari stimulus. Hasil pemikiran yang positif akan membawa subyek untuk memulai mencoba dan akhirnya dalam dirinya sudah terbentuk suatu perilaku baru. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku baru yang mampu bertahan lama (Notoatmodjo, 2012). Menurut Notoatmodjo (2012) domain kognitif pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yaitu: 1) Tahu (Know) Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

33 18 bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami ( Comprehension) Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.kata kerja yang biasa dipakai menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek dan sebagainya. 3) Aplikasi (Aplication) Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah. 4) Analisis (Analysis) Yaitu suatu kemampuan untuk untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan atau membuat bagan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintetis (Syntetis) Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian informasi sebagai suatu bentuk keseluruhan yang

34 19 baru.misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek.penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi sejauh mana Ibu hamil tahu dan memahami tentang senam hamil (Sahala, 2009). Dimana senam hamil adalah suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil baik secara fisik dan mental pada persalinan cepat, aman dan spontan (Deltapapa, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka ibu hamil semakin aktif melakukan senam hamil.dengan pendidikan menengah ibu hamil memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang manfaat dari senam hamil. Selain itu ibu hamil yang berpendidikan menengah lebih mudah memahami cara melakukan senam hamil dengan benar sehingga akan membuat sirkulasi darah lancar, tidak terjadi pembengkakan kaki pada ibu hamil dan proses persalinan dapat berjalan dengan normal. Dalam penelitian Ayati (2011) didapatkan ada 6 orang yang tidak mengikuti senam hamil, hal tersebut dikarenakan sebagian besar ibu hamil tersebut berpendidikan dasar. Kita tahu bahwa seseorang yang memiliki pendidikan dasar sangat sulit menerima informasi yang ada. Oleh karena itu mereka tidak mengikuti senam hamil.

35 20 Menurut Ayati, (2011) pengetahuan yang didapat kurang dan juga kurangnya minat atau keinginan dari sang ibu hamil membuatnya juga takut untuk mengikuti senam hamil. Selain itu walaupun seorang ibu hamil berpendidikan tinggi ada juga seorang ibu yang tidak mengikuti senam hamil. Hal tersebut dipengaruhi pekerjaaan ibu.kesibukan bekerja membuat ibu hamil yang berpendidikan tinggi tidak dapat mengikuti senam hamil. Ibu hamil yang bekerja pastinya akan sedikit kerepotan membagi waktu antara bekerja dengan mengikuti senam hamil. Jadi jelas bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan senam hamil Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu.sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2010). Newcomb dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport yang dikutip dari Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

36 21 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Motivasi Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Lebih dijelaskan Notoatmodjo bahwa pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspons (dipenuhi) maka akan selalu berpotensi untuk muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang dimaksud. Motivasi merupakan motif kuat individu yang bisa menggerakkan dirinya agar mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan sukarela baik dipengaruhi faktor internal maupun eksternal (Kurniadi, 2013). 1. Teknik Motivasi Indrastuti (2010) menyatakan bahwa teknik motivasi merupakan kemampuan seseorang atau pemimpin menggunakan sumberdaya dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya motivasi dari bawahan untuk berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Lebih dijelaskan Indrastuti teknik motivasi dapat digunakan oleh manager keperawatan dalam meningkatkan kinerja perawat dalam menerapkan

37 22 perilaku etika. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam teknik motivasi Menurut Susihar (2011) diantaranya adalah sebagai berikut: a. Harga diri (self esteem), yaitu pengakuan terahadap keberhasilan pekerjaan yang telah dilakukan staf perawatan sehingga meningkatkan harga diri dan diharapkan dapat memotivasi. b. Pengkayaan Pekerjaan (job enrichment), yaitu pengembangan tugas staf perawatan sehingga pekerjaan itu sendiri membuat staf termotivasi. c. Pemberdayaan (empowerment), melalui pendelegasian tanggung jawab dan kewenangan sehingga timbul rasa percaya dan mempercayai serta saling mendukung. d. Promosi kesamping (lateral promotion), yaitu promosi karir dengan memberikan kesempatan kepada setiap staf perawatan untuk maju dan mendapat tugas yang lebih dan sesuai. e. Komunikasi (communication) bertujuan untuk memberikan motivasi dengan berbagi informasi dan berkonsultasi. f. Penghargaan (reward), baik finansial maupun non finansial. g. Pertumbuhan (growth), yaitu tumbuh dan berkembang guna meningkatkan kemampuan dengan cara memberikan kepada staf perawatan untuk meneruskan pendidikan dan mengikuti pelatihan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Danim (2004) menjelaskan bahwa motovasi perawat sangat mempengaruhi perilaku individu dalam menghasilkan produktivitas kerja. Lebih dijelaskan Danim

38 23 motivasi yang tinggi akan menghasilkan produktifitas yang tinggi dan motivasi yang rendah akan menurunkan produktifitas. Adapun keberhasilan pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh: a. Kemampuan melakukan pekerjaan tersebut, yang akan dapat dicapai dengan baik bila pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan. b. Memiliki peralatan atau sarana pendukung yang tepat. c. Memiliki motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya Menurut Haswita, (2012) motivasi ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana seseorang yang telah termotivasi untuk melakukan sesuatu, maka akan berusaha melakukan sesuatu tersebut dengan baik dan tekun, dengan harapan hasil yang baik. Motivasi seseorang yang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dari dorongan luar akan lebih menguntungkan. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Hidayah, (2014) menyatakan bahwa motivasi tidak berhubungan dengan peran serta ibu hamil dalam mengikutisenam hamil, hal ini disebabkan karena motivasi seseorang akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada banyak faktor seperti pengaruh orang lain dekat dan situasi yang mendukung. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Azwar (2003) bahwa motivasi seseorang akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada banyak faktor antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa dan institusi kesehatan yang terkait pada seseorang itu.

39 24 Motivasi ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana seseorang yang telah termotivasi untuk melakukan sesuatu, maka akan berusaha melakukan sesuatu tersebut dengan baik dan tekun dengan harapan hasil yang baik. Motivasi seseorang yang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dari dorongan luar akan lebih menguntungkan dan memberikan keteraturan dalam melakukan aktivitas. Motivasi yang datang dari luar individu bergantung dengan sesuatu dan pengaruh orang lain bukan berarti tidak penting dan tidak baik, sebab kemungkinan besar keadaan seseorang itu dinamis dan berubah-ubah sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik atau dorongan dari luar (Haswita, 2012) Persalinan 1. Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2005). Persalinan kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi (Saifudin, 2002).

40 25 2. Tahap Persalinan Menurut Sarwono (2005) persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu : a. Kala I (kala pembukaan) Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam (Varney, 2007). Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu : 1) Fase laten Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ketitik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. 2) Fase aktif Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam.penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain : a) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

41 26 b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. c) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Prawirohardjo, 2005). b. Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut Depkes RI (2002), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali.kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2002). Menurut Depkes RI (2002), tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa hal yakni, perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba. Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam

42 27 vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira cc (Mochtar, 2002). d. Kala IV Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. 3. Proses Terjadinya Persalinan Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan teori-teori yang komplek antara lain dari faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. a. Teori peregangan 1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. 2) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. 3) Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan. b. Teori penurunan progesterone 1) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. 2) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

43 28 3) Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu. c. Teori oksitosin internal 1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis past posterior. 2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. 3) Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai. d. Teori prostaglandin 1) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. 2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. 3) Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. e. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis 1) Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan. 2) Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamuspituitari dengan mulainya persalinan (Manuaba, 2002).

44 29 4. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Persalinan Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : a. Power His (kontraksi ritmis otot polos uterus) adalah kekuatan mengejan ibu keadaan kardiovaskuler respirasi metabolik ibu.kontraksi uterus berirama teratur dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika intensitasnya terbentuk), acme (puncak atau maksimum), decement (ketika relaksasi). Kontraksi uterus terjadi karena adanya penimbunan dan pengikatan kalsium pada Retikulum Endoplasma (RE) yang bergantung pada Adeno Triphospat (ATP) dan sebaliknya E2 dan F2 mencegah penimbunan dan peningkatan oleh ATP pada RE, RE membebaskan kalsium ke dalam intra selular dan menyebabkan kontraksi miofibril. Setelah miofibril berkontraksi, kalsium kembali lagi ke RE sehingga kadar kalsium intraselular akan berkurang dan menyebabkan relaksasi miofibril. Peregangan serviks oleh kepala janin akhirnya menjadi cukup kuat untuk menimbulkan daya kontraksi korpus uteri dan akan mendorong janin maju sampai janin dikeluarkan. Ini sebagai umpan balik positif, kepala bayi meregang serviks, regangan serviks merangsang kontraksi fundus mendorong bayi ke bawah dan meregangkan serviks lebih lanjut, siklus ini berlangsung terus menerus. Kontraksi uterus bersifat otonom artinya tidak dapat dikendalikan oleh parturien, sedangkan saraf simpatis dan parasimpatis hanya bersifat koordinatif (Wiknjosastro, 2002).

45 30 1. Kekuatan his kala I bersifat: a. Kontraksi bersifat simetris. b. Fundus dominan. c. Involunter artinya tidak dapat diatur oleh parturien. d. Kekuatan makin besar dan pada kala pengeluaran diikuti dengan reflek mengejan. e. Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang berkontraksi tidak akan kembali ke panjang semula. f. Setiap kontraksi mulai dari pace maker yang terletak sekitar insersi tuba dengan arah penjalaran ke daerah serviks uteri dengan kecepatan 2 cm per detik. 2. Kekuatan his kala II bersifat: Kekuatan his pada akhir kala pertama atau permulaan kala dua mempunyai amplitudo 60 mmhg, interval 3-4 menit, durasi berkisar detik. Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam, penurunan kepala atau bagian terendah menekan serviks di mana terdapat fleksus frikenhauser sehingga terjadi reflek mengejan.kekuatan his dan reflek mengejan mengakibatkan ekspulsi kepala sehingga berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka, kepala seluruhnya. 3. Kekuatan his kala III bersifat: Setelah istirahat sekitar 8-10 menit berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari insersinya.

46 31 4. Kekuatan his kala IV bersifat: Setelah plasenta lahir kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo sekitar mmhg.kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus.melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian pengeluaran darah postpartum (Wiknjosastro, 2002). b. Passage Passage adalah keadaan jalan lahir, jalan lahir mempunyai kedudukan penting dalam proses persalinan untuk mencapai kelahiran bayi. Dengan demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah persalinan dapat berlangsung pervaginam atau sectio sesaria. Pada jalan lahir tulang dengan panggul ukuran normal apapun jenis pokoknya kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran, akan tetapi karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil dari pada standar normal, sehingga biasa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam.pada jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim, servik uteri dan vagina.disamping itu otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada persalinan. c. Passanger Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada

47 32 persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian. d. Psikologis Respon Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benarbenar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga biasa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi 13 hal yang nyata. Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu. e. Penolong Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan (2006). 5. Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan dan persalinan yang telah mencapai batas viabilitas tanpa memperhatikan jumlah anak apakah tunggal atau multiple. Menurut Azrul (2000), paritas adalah jumlah 16 kehamilan di mana bayi yang dilahirkan mampu hidup di luar kandungan.

48 33 a. Nulipara Nulipara yaitu wanita yang belum pernah melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu, belum melahirkan janin yang mampu hidup di luar kandungan (Pusdiknakes, 2003), sedangkan menurut Wiknjosastro (2002), nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable untuk pertama kali. b. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi yang viable untuk pertama kalinya (Wiknjosastro, 2002).Sedangkan menurut Pusdiknakes (2001), primipara yaitu wanita yang baru pertama kali melahirkan di mana janin mencapai 28 minggu atau lebih. c. Multipara Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi yang sudah viable beberapa kali yaitu 2-4 kali (Wiknjosastro, 2002). Menurut Pusdiknakes (2003), multipara/primipara yaitu wanita yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilannya 2 kali atau lebih. d. Grandemultipara Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi yang sudah viable lima kali atau lebih (Wiknjosastro, 2002). Menurut Pusdiknakes (2003), grandemultipara yaitu wanita yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan telah melahirkan buah kehamilannya lebih dari 5 kali.

49 34 e. Great grandemultipara Adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi yang sudah viable 10 kali atau lebih (Wiknjosastro, 2002). Seorang wanita sedang atau telah hamil tanpa memandang hasil akhir kehamilan disebut gravidarum (Pusdiknakes, 2003). 2.4 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Senam hamil Persalinan Normal Gambar 2.1 Kerangka Konsep 2.5 Hipotesa Penelitian Ada hubungan antara pengaruh senam hamil terhadap persalinan normal di RSIA Stella Maris Medan.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravid,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi : 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002,

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3) STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 Sri Wahayu 1, Erika Agung M, SST 2, Heni Maryati, S.Kep.,Ns,.M.Kes

Lebih terperinci

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang merupakan tujuan kelima untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan Normal Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan dan Kemajuan Persalinan Persalinan / Partus Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus

Lebih terperinci

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA Sri Mintarsih STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: herianibiomedik@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 KEPERAWATAN Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Senam Nifas 1. Defenisi Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 40 minggu, pada letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati urutan tertinggi di ASEAN yaitu 228/100.000 kelahiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017 ISSN:2089-6778 HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL Rusmini, 1

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 1 Akbid Sari Mulia Banjarmasin 2 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan *E-mail

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan Mata Kuliah Semester/Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Dosen Pengampu : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir : III/Reguler : Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal 2.1.1 Pengertian Persalinan Normal Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan dan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN Khotijah, Tri Anasari, Amik Khosidah Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Prodi D3 Kebidanan Email : dindaamik@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN : SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN : SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA Siti Farida 1, Sunarti 2 D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta Email: faridajihan45@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh SRI ISNIN KADARTI NIM J110070074 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II Nurotun Eniyah¹, Machmudah², Pawestri³ ¹Alumni Program S Keperawatan FIKKES UNIMUS,3 Staf Keperawatan Maternitas FIKKES UNIMUS ummu_aulya@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA Oleh : Ita Rahmawati, S. SIT, M..Kes (Dosen AKBID ISLAM AL HIKMAH JEPARA) ABSTRAK Perdarahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO Nur Aini Rahmawati 1, Titin Rosyidah 2, Andrya Marharani 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Persalinan Sungsang dengan lancar. Dalam pembuatan referat ini, penulis

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Pada saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lebih terperinci

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Disusun oleh : Kartika Eka Wulandari S.Ked ( 2009730089 ) DOSEN PEMBIMBING : dr.edy Purwanta, Sp.OG PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Efektifitas Senam Hamil terhadap Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin di Puskesmas Limboto

Efektifitas Senam Hamil terhadap Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin di Puskesmas Limboto Efektifitas Senam Hamil terhadap Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin di Puskesmas Limboto Juli Gladis Claudia 1) dan Wirdawaty S Adam 2) 1 I Jurusan Kebidanan Politekhnik Kesehatan Kemenkes Gorontalo

Lebih terperinci

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru The Differences Of Lateral And Semi Fowler Position Toward Second Stage Of Labor

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo. 2005.hlm.180).

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN. Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN. Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN Nor Tri Astuti Wahyuningsih, SST, M.Kes 5P (faktor) Tenaga atau kekuatan (Power) Janin (Passanger) Jalan lahir (passage) Psikis ibu Penolong POWER Adalah kekuatan

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah pelepasan dan pengeluaran produk konsepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta)nyang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) pada tujuan yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL Nurul Dwi Ariastuti 1, Edi Sucipto 2, Istiqomah Dwi Andari 3 Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI KONTRAKSI PADA IBU INPARTU (Relationship Between Pregnancy Exercise With Pain Contraction In Labour)

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI KONTRAKSI PADA IBU INPARTU (Relationship Between Pregnancy Exercise With Pain Contraction In Labour) HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI KONTRAKSI PADA IBU INPARTU (Relationship Between Pregnancy Exercise With Pain Contraction In Labour) Eka Purnama Sari dan Laily Prima Monica STIKes Patria Husada Blitar

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laserasi perineum merupakan robekan yang terjadi pada perineum sewaktu proses persalinan. Persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi forsep, ekstraksi vakum, versi

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN PENGARUH SENAM HAMIL PADA KELAS IBU HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALUSI KEC. KORMOMOLIN KAB. MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) Sitti Suharni Hermanses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), indikator kesejahteraan suatu bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin tinggi angka tersebut,

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA Sinopsis Rencana Tesis Oleh : Husna Maulida, SST BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN EVA HASFIANTY 135102148 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK AKUPRESUR DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I

PENGARUH TEKNIK AKUPRESUR DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I PENGARUH TEKNIK AKUPRESUR DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I Hanin Safaringga, Riski Candra Karisma AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email : jurnalwijayakusuma@gmail.com Abstrak:Angka

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu dipertimbangkan, terutama pada ibu pasca persalinan. Persalinan sering kali mengakibatkan robekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses perubahan fisiologis pada daur kehidupan wanita yang lazim terjadi pada setiap wanita. Sebagian wanita, terutama yang memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN Lilin Turlina*, Wirantika** Dosen Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM SUMMARY FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Tri Rahyani Turede NIM 841409074 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu. Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Lina Oktavia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi

Lebih terperinci

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap senam hamil.. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi berarti penilaian atau penaksiran

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 Ayu Wulansari 1, Tonasih 2, Eka Ratnasari 3 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci