BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mereka gunakan. Namun ketikan masing-masing budaya tersebut menggunakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mereka gunakan. Namun ketikan masing-masing budaya tersebut menggunakan"

Transkripsi

1 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antar dua orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Ditengah perbedaan budaya itulah kadang muncul gangguan yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari masingmasing budaya tersebut, salah satu contoh perbedaannya adalah bahasa yang mereka gunakan. Namun ketikan masing-masing budaya tersebut menggunakan satu bahasa yang sama yaitu indonesia, maka muncul sebuah gangguan yang mungkin saja dapat terjadi. Gangguan tersebut yaitu adanya perbedaan nada bicara diantara komunikasi yang sedang terjalin diantara budaya tersebut. Berdasarkan hal tersebut kali ini pusat objek penelitian adalah pelaku komunikasi dari dua budaya yang akan diteliti, yaitu budaya Batak dan Jawa- Solo. TABEL PROFILE WAWANCARA NAMA USIA TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJAAN Jimmy Sinarmata 66th SMP Pedagang Endang Purwaningsih 55th SD Pedagang Tabel diatas merupakan perwakilan narasumber dari masing-masing budaya yang akan dijadikan objek penelitian. Hal itu dipilih karena masing-masing budaya memiliki nada bicara yang sangat berbeda dan dapat dijadikan objek penelitian. Budaya batak berada pada kepuluan sumatera dimana mayoritas masyarakat hidup ditengah pengunungan. Dalam segi suara budaya batak memiliki suara yang

2 50 kencang dan lantang, terkadang suara lantang tersebut didukung dengan bahasa nonverbal ( bahasa tubuh ) yang terkesan arogan. Sedangkan budaya jawa-solo itu sendiri terletak dibagian tengah kepulauan jawa. Dalam segi suara, mayoritas budaya jawa memiliki suara yang bernada rendah dan lembut, hal itu didukung dengan bahasa tubuh yang terkesan sopan. Dari kedua budaya tersebut jelas terdapat adanya perbedaan sederhana berupa nada bicara yang mungkin terkesan sering diabaikan oleh pelaku komunikasi. Namun penulis menganggap perbedaan tersebut merupakan gangguan yang dapat timbul apabila adanya komunikasi yang dilakukan oleh dua budaya tersebut, walaupun dalam komunikasinya masing-masing budaya menggunakan bahasa indonesia sebagai pengantar. Akan tetapi ciri khas suara dari dalam diri, yang penulis sebut nada bicara yang dihasilkan oleh pelaku komunikasi antar budaya tersebut jelas akan berbeda. Hal yang mungkin awalnya hanya berupa ganguan kecil ketika dilakukan oleh pelaku yang memiliki dua budaya tersebut, yang belum saling mengenal satu sama lain, akan menimbulkan salah pengertian. Beda halnya ketika pelaku komunikasi sudah saling mengenal cukup lama dan saling berusaha mengerti akan perbedaan yang ada. 4.2 Hasil Penelitian Seperti yang telah disebutkan pada tujuan penelitian bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan nada bicara, serta mengetahui noise/gangguan yang terbentuk akibat adanya perbedaan nada bicara antar suku batak dan jawa-solo. Penelitian ini dilakukan karna penulis beberapa kali melihat adanya komunikasi yang tidak efektif disekitarnya.

3 51 Beberapa kejadian yang penulis anggap sebagai sebuah gangguan adalah adanya tanggapan miring suatu wilayah permukiman ketika mendengar tentangganya yang bersuku batak sedang ikut dalam kegiatan gotong royong, disana orang batak tersebut entah tanpa sadar atau memang seperti itu berbicara cukup kencang, lantang dan tegas ketika berbicara dengan tetangganya yang lain untuk membantunya. Namun tetangga tersebut menganggap bahwa beliau marah dan membentaknya. Kejadian kedua penulis pernah berada di kota batam dalam rangka survei lokasi pekerjaan dengan atasan, namun ketika bertemu dengan partner bisnis yang tanpa sengaja merupakan orang bersuku batak disitu penulis merasakan adanya ketidaknyamanan dalam komunikasi yang dilakukan oleh atasan dengan partner bisnisnya. Hal itu sangat penulis rasakan ketika melihat respon yang timbul dalam komunikasi tersebut. Masih banyak beberapa contoh kejadian akibat komunikasi yang tidak efektif yang tidak dapat penulis gambarkan dalam penelitian ini. Penulis beranggapan bahwa gangguan komunikasi terkadang sering diabaikan oleh banyak pelaku komunikasi itu sendiri, apalagi gangguan itu hanya berupa nada bicara antar budaya/suku yang berbeda. Hal itu penulis anggap sebagai daya tarik dimana gangguan komunikasi sering diabaikan dalam beberapa kejadian. Dikarenakan beberapa contoh kejadian tersebut tidak dapat diualang untuk dijadikan sebagai penelitian. Maka dari itu penulis sengaja membuat suatu set dimana masing-masing orang dari kedua budaya tersebut belum mengenal satu sama lain dan dipertemukan dalam suatu tempat untuk berkenalan dan memulai

4 52 percakapan. Maka demikian penulis mengoptimalkannya dan berusaha membuat seperti apa yang selama ini penulis rasakan disekitarnya. Pengambilan sampling budaya yang dijadikan sebagai penelitian bertujuan untuk membatasi cangkupan wilayah gangguan itu sendiri. penelitian tentang komunikasi antarbudaya pada kedua orang yang memiliki budaya yang berbeda yaitu batak dan jawa-solo ini didukung dengan hasil rekaman percakapan yang diimplementasikan kedalam bentuk narasi / teks tanpa mengubah dari aslinya. Hasil percakapan yang ada difungsikan untuk mendapatkan informasi tentang pola / cara komunikasi yang dapat menimbulkan hambatan hambatan / gangguan dari komunikasi yang dilakukan antar kedua budaya tersebut. Dalam melakukan penelitiannya penulis mengelompokannya dengan beberapa tahap, seperti, Tahap Perkenalan Informan Perkenalan penulis terhadap informan berawal dari pencarian yang dilakukan untuk mencari jawaban atas penelitian yang sedang dilakukan. Sesuai dengan tema penelitian yaitu gangguan komunikasi antar budaya dimana membandingkan nada bicara suku batak dan jawa-solo. Sebagai perwakilan dari masing-masing suku tersebut penulis menjadikan om jimmy sinarmata sebagai informan dari suku batak dan ibu endang purwaningsih sebagai informan dari suku jawa-solo. Penulis memulai penelitiannya dengan melakukan pendekatan terhadap masing-masing perwakilan dari budaya tersebut, mulai dari melihat kesehariannya. Dimana om jimmy merupakan seorang pedagang lele dan

5 53 pisang di pasar, serta ibu endang merupakan pedangang nasi/warteg. Kemudian penulis melakukan pendekatan lebih dalam dan menyisipkan sedikit pertanyaan penunjang penelitian. Hal itu dimulai dari menannyakan hal tentang keluarga serta budayanya. Seperti yang penulis kutip dari jawaban om jimmy yang memiliki budaya atau bersuku batak, adapun beliau berkata, Banyak ciri khas dari budaya yang saya miliki. Mulai dari ritual adat istiadat, suara, dsb 1 Jawaban yang hampir sama juga penulis dapatkan ketika menanyakan kepada ibu endang purwaningsih informan dari suku jawa-solo, beliau mengatakan, Budaya saya memiliki banyak ciri khas, mulai dari makanan, tata krama, adat, kesopanan / nada santun serta kepercayaan dan keyakinan budaya. Dari kecil saya berada dilingkungan 2 yang menghargai budaya. Hasil/jawaban dari pertanyaan pertama yang penulis lontarkan, bahwa mereka memiliki budayanya masing-masing. Dimana masing-masing budaya tersebut memikiki banyak ciri khas didalamnya, keanekaragaman / ciri khas tersebut yang penulis anggap sebagai sebuah perbedaan yang mereka miliki. Berlanjut kedalam pertanyaan kedua dari beberapa pertanyaan yang telah penulis siapkan untuk masing-masing budaya tersebut yaitu dengan menanyakan tanggapan kepada om Jimmy ketika melihat orang jawa? adapun tanggapan yang diberikan, Mereka orang jawa itu ramah, sopan, mungkin jarang terlihat marah. Karna menurut saya mereka sabar dan sangat menghormati 3 orang lain. mereka terlalu mudah terbawa perasaan. 1 Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 18 November Wawancara dengan Ibu Endang pada tanggal 15 November Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 18 November 2015

6 54 Pertanyaan yang samapun penulis lontarkan sebaliknya kepada bu endang purwaningsih yang memiliki suku jawa-solo, berikut merupakan perkataan beliau tentang orang yang memiliki suku batak, Badanya besar, mukanya seram atau galak, berbicaranya kencang seperti orang membentak. 4 Masing-masing dari mereka memiliki tanggapannya sendiri. tanggapan itu berupa presepsi atau pengelihatan atas apa yang mereka lihat dari budaya. Hampir dari mereka menilai dari kepribadian dari cara bicara serta fisik orang yang mewakili budaya tersebut. Dari tanggapan mengenai gambaran yang dilihat orang tentang sosok budayanya, penelitipun menanyakan lebih lanjut tentang tanggapan orang luar tentang budaya mereka. satu contoh utama berupa pertanyaan yang penulis lontarkan kepada informan suku batak yaitu bapak jimmy sinarmata. Berikut merupakan kutipan pertanyaan dan tanggapan beliau, Menurut anda apakah pendapat orang tentang nada bicara dan gestur orang batak yang terkesan kencang dan kasar itu benar?, Ya... memang itulah keluarga besar batak. Banyak orang yang bilang kalo batak itu seram, tapi kami sebenarnya biasa saja. Suara kami memang kencang, wajah kami memang seram. 5 Tapi itu sudah dari sanannya. Beliau membenarkan adanya presepsi atau tanggapan orang mengenai budaya batak. Dengan kata lain mereka atau informan mengetahui adanya perbedaan diantara mereka. Dengan demikian untuk membahas lebih dalam mengenai 4 Wawancara dengan Ibu Endang pada tanggal 15 November Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 18 November 2015

7 55 penelitian yang sedang dilakukan penulispun mengadakan percakapan dengan mempertemukan dari kedua budaya tersebut Tahap Perekaman Percakapan Tahap lanjutan dari tahap awal yaitu perkenalan terhadap informan adalah merekam percakapan yang terjadi antara keduanya pada hari Minggu, 24 November 2015, disebuah bilangan jakarta utara. Pelaku percakapan Om Jimmy Simarmata dan Ibu Endang Purwaningsih. Kedua pelaku komunikasi itu belum saling mengenal satu sama lain, mereka berada disatu lingkup yang sama dikarenakan penulis ingin menjadikan mereka sebagai informan dari penelitian yang sedang dilakukan. Penulis memulai penelitiannya dengan merekam awal perkenalan mereka hingga terjadinya sebuah percakapan, dengan gestur tubuh dan wajah yang terkesan arogan om Jimmy memulai perkenalan dengan berkata, : hey bu, kenalkan aku jimmy. Silahkan lah duduk. 6 Sapaan awal yang kalimatnya jika kita baca atau diimplementasikan dalam bentuk teks terkesan biasa saja dan tidak terdapat masalah atau gangguan dalam komunikasi. namun ketika kita dengar dan melihat langsung, maka kita dapat melihat bahwa sapaan itu memiliki nada bicara yang tinggi dan terkesan lantang. Hal itu dapat dilihat dari respon singkat yang diberikan oleh ibu endang purwaningsih, iya om, saya bu endang. 7 6 Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 24 November Wawancara dengan Bu Endang pada tanggal 24 November 2015

8 56 Jawaban yang sangat singkat dan memberikan keterangan berupa namanya, menurut penulis itu merupakan awal dari komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Hal itu penulis lihat dari respon awal percakapan tersebut. Perbincangan itupun berlanjut untuk menawarkan sang ibu untuk memasan makan. Adapun kata yang dikatakan om Jimmy yaitu, hey bang, aku mau pesan lah ini. coba lah bu, sekalian kau mau pesan apa?? pesan lah cepat, biyar kita bisa bicarakan usaha kita. 8 Entah karna satu dan lain hal, untuk kedua kalinya ibu tersebut merespon dengan kurang baik hal itu terlihat dari pengamatan penulis ketika ibu tersontak kaget dan tidak ingin memesan makanan yang ditawarkan. Ia merespon dengan nada rendah dan berkata, oh iya om, gampang. Nanti saya pesan.. Dari efek komunikasi yang dilakukan oleh kedua pelaku komunikasi tersebut terdapat gangguan komunikasi yang menimbulkan respon yang kurang baik, sehingga tidak terjadinya komunikasi yang efektif diantara mereka. Respon yang timbul secara tidak baik, menandakan adanya masalah dalam komunikasi yang dilakukan. Masalah tersebut kita dapat katakan adalah gangguan dalam komunikasi Tahap Tanggapan Informan Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, baik dari hasil percakapan yang dilihat secara langsung dan direkam untuk dilakukan penelitian lebih cermat lagi. Gangguan yang muncul diantara komunikasi 9 8 Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 24 November Wawancara dengan Bu Endang pada tanggal 24 November 2015

9 57 antarbudaya tersebut adalah adanya perbedaan penafsiran yang diterima oleh komunikan terhadap kata dan nada bicara atau intonasi yang dilontarkan oleh komunikator yang dimana dalam hal ini komunikator adalah Om Jimmy Sinarmata ( berkebudayaan batak ), komunikan adalah Ibu Endang Purwaningsih ( bekebudayaan jawa-solo ). Ibu Endang merasa tersinggung karna merasa digentak / sang komunikator berbicara keras dan terkesan membentak sehingga sang ibu merasa tidak dihargai, hal itu terjadi ketika komunikator hendak menawarkan sang ibu untuk memesan makanan. Hal tersebut merupakan hasil dari gambaran atau penilaian yang penulis lakukan dari komunikasi tersebut,namun penilaian atau tanggapan penulis didukung oleh respon akhir dari masing-masing informan dimana diakhir percakapan tersebut penulis membuat pertanyaan berupa tanggapan dari percakapan yang telah mereka lakukan. Adapun tanggapan tersebut, Om jimmy tadi saya merasa ibu endang orangnya diam, sombong. saya tawarkan dia untuk makan, dia bilang nanti saja. Dia terkesana menunduk dan tak ingin lihat saya. 10 Ibu endang pun memberikan tanggapan tidak enak berbicara dengan dia, saya merasa tidak nyaman. Dia berkatanya kencang, membentak dan tidak sopan, 11 malah terlihat kasar. Walaupun dalam wawancara penulis sebelumnya dengan Om Jimmy bersuku batak, beliau memberikan penjelasan akan nada bicara dan gestur tubuh yang iya punya. Beliau menjelaskan bahwa itu merupakan ciri khas budaya mereka, tanpa memiliki arti lebih atau terkesan membentak. Apa yang dia 10 Wawancara dengan Om Jimmy pada tanggal 24 November Wawancara dengan Bu Endang pada tanggal 24 November 2015

10 58 ucapkan hanya sekedar berbicara. Beliau juga mengakui bahwa kadang ketika berbicara dengan orang yang berbeda budaya, banyak yang terkesan kaget mendengarnya. Namun hal itu hanya dialami di beberapa awal pertemuan saja, jika sudah terlalu lama, hal itu jaang terjadi. Dari hasil akhir wawancara yang penulis lakukan berupa tanggapan dari percakapan yang ada, penulis menemukan sebuah gangguan komunikasi seperti apa yang selama ini penulis sering temukan dibeberapa kasus yang ada disekitarnya. Penulis menyimpulakan bahwa hal yang terkada dianggap sepele atau terkadang diabaikan, itu telah menjadi penyebab sebuah komunkasi yang tidak efektif dimana ketidak efektifan muncul ketika perbedaan nada bicara suku batak yang terkesan kencang, lantang, tegas dan didukung oleh gestur/ bahasa tubuh. Disandingkan oleh orang yang bersuku jawa-solo yang memiliki nada bicara lembut, santun, dan terkesan ramah. Nada bicara yang berbeda membuat adanya gangguan berupa perasaan sensitif akibat hal yang tidak biasa dilihat dan didengar dan perasaan tidak dihargai ketika melakukan komunikasi. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara orangorang dengan budaya yang berbeda. Termasuk juga bahasa yang berbeda. Namun ketika kedua orang berbudaya tersebut berada dalam ruang lingkup / tinggal tidak di daerahnya masing-masing maka berbeda halnya. Bahasa bukanlah sesuatu hal yang dipermasalahkan, karna mereka sudah beradaptasi dan menggunakan satu bahasa yang sama. Ketika satu bahasa yang sama sudah digunakan, bukan berarti gangguan komunikasipun tidak akan terjadi.

11 59 Hal itu disebabkan nada bicara / logat dari masing-masing budaya akan tetap melekat. Seperti halnya gangguan komunikasi yang ada dalam komunikasi antarbudaya tersebut terjadi bukan karena mereka tidak memahami bahasa yang dilakukan dari masing-masing pelaku komunikasi, namun gangguan itu mencul akibat nada bicara yang dianggap kasar. Pemaknaan nada bicara yang dianggap kasar / tidak terjadi akibat adanya perbedaan budaya diantara mereka. Tradisi, kebiasaan, dan tata cara bicara yang berbeda menimbulkan makna/respon yang timbul secara tidak baik maka terdapatlah gangguan komunikasi. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam lingkup komunikasi antarbudaya diindonesia yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Dalam komunikasi tersebut mulai dari aktivitas komunikasi, hambatan komunikasi akibat perbedaan budaya dan nada bicara serta langkah yang akan dilakukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi hambatan atau gangguan dalam komunikasi tersebut. Bagi sebagian besar orang, percakapan merupakan interaksi sehari-hari yang informal, tetapi dalam teori komunikasi, kata tersebut memiliki makna khusus. Percakapan dalam komunikasi merupakan sebuah rangkaian interaksi dengan awal dan akhir, pergantian giliran yang jelas, dan beberapa maksud dan tujuan. Percakapan sering diartikan sebagai pertukaran informasi antara satu pihak dengan pihak lain. Pengertian percakapan itu sendiri sesungguhnya berkaitan erat

12 60 dengan pengertiab bahasa. Bahasa diperlukan sebagai media dalam komunikasi verbal. Kaidah-kaidah bahasa dirumuskan dalam bentuk yang mencirikan elemen bahasa seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Dalam komunikasi antarbudaya bahasa serta nada bicara juga dapat menyebabkan hambatan atau gangguan dalam komunikasi. Bahasa menyediakan pembendaharaan kata atau tanda (vocabulary) serta perangkat aturan bahasa (grammar dan sintaks) yang harus dipatuhi jika hendak mengasilkan sebuah ekspresi yang bermakna, dimana tata bahasa (grammar) memiliki struktur bahasa yang terdiri dari morfologi, sintaksis dan pragmatik. Morfologi adalah bagian terkecil dari bahasa yang memiliki arti seperti morfem. Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang menggambarkan bagaimana mengkombinasikan kata-kata menjadi frase, klausa (anak kalimat) dan kalimat. Sedangkan Pragmatik yaitu aturan dari bahasa yang digunakan dalam kontek sosial, pengetahuan yang individu miliki tentang peraturan-peraturan yang mendasari bahasa. Pragmatik tidak hanya mencangkup tentang bicara dan menulis tetapi juga berhubungan dengan bagaimana sumber komunikasi mengemukakan bahasanya sehingga dapat dimengerti orang lain. Jadi gangguan atau hambatan dalam komunikasi dalam bahasa pada penelitian ini masuk terhadap tata bahasa (grammar) dimana spesifikasi lebih tetap kepada Pragmatik yaitu kemampuan individu untuk membuat kata-kata atau suara-suara yang dikombinasikan menjadi suatu ucapan atau suatu kalimat yang utuh yang dapat dimengerti oleh dirinya sendiri dan orang lain. dimana individu dapat mengerti ucapan atau bahasa yang disampaikan orang lain dan mampu

13 61 menunjukkan atau mengucapkan bahasa pada orang lain, sehingga komunikasi berjalan dengan efektif dan tidak terjadi gangguan dalam komunikasi. Pada penelitian ini variasi situasional timbul karna pemakai bahasa memiliki ciri-ciri bahasa tertentu dalam situasi tertentu. Faktor medium pengungkapan membedakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Dimana dialek terdapat didalamnya, dialek itu sendiri merupakan sebuah variasi bahasa yang ada ditentukam oleh sebuah latar belakang asal si penutur, dijelaskan bahwa dialek memiliki persamaan dengan idiolek-idolek yang lain atau gambungan dari idiolek sehingga menjadi dialek. Besarnya persamaan ini disebabkan oleh letak geografisnya yang berdekatan dan memungkingkan komunikasi antara penutur-penutur idiolek. Dalam dialek dibedakan menjadi tiga macam, dialek geografis yaitu tempat asal daerah si penutur dalam bahasa jawa misalnya solo, dialek sosial adalah latar belakang tingkat sosial dari mana penutur berasal dimana dibedakan menjadi dialek tingkat sosial tinggi-menengah-merendah, dialek usia adalah varian bahasa yang ditandai oleh latar belakang umur penuturnya. Dari berbagai variasi dalam bahasa pada penelitian ini penulis melihat bahwa dialek geografis dapat menjadi salah satu faktor timbulnya gangguan dalam komunikasi, dimama letak geografis budaya batak dan jawa-solo menimbulkan perbedaan cara bicara atau nada yang dilontarkan oleh mereka yang dapat menimbulkan sebuah gangguan komunikasi. Gangguan adalah faktor yang mempengaruhi informasi yang disampaikan kepada penerima atau mengalihkan dari penerima tersebut, secara umum ada dua jenis gangguan dalam komunikasi, yaitu gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis menyangkut hambatan yang ada pada saluran

14 62 komunikasi yang menjadi media antara komunikator dan komunikan. Sedangkan gangguan sematik yaitu gangguan yang berkaitan dengan masalah pemahaman yang berbeda tentang makna dari simbol atau isi pesan yang disampaikan, misalkan masalah bahasa yang berbeda. Namun beda halnya dalam penelitian ini, gangguan semantik yang timbul diakibatkan adanya pemaknaan mengenai image budaya yang tidak baik, disertakan dengan komunikasi yang berjalan tidak efektif sehingga muncul sebuah gangguan semantik dalam komunikasi. Penelitian yang dilakukan penulis mengenai komuikasi antar budaya yang berbeda ini memiliki hasil penelitian yang berhubungan dengan motivasi dalam sebuah komunikasi, dimana motivasi itu berupa keinginan untk mendapatkan hasil berupa komunikasi efektif. Dalam komunikasi antarbudaya banyak para ahli yang beranggapan, salah satunya antara lain., Definisi komunikasi antarbudaya menurut Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras dan kelas sosial. Sedangkan menurut Samovar dan Porter, komunikator antarbudaya terjadi diantara produsen dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. 12 Penelitian ini mengambil contoh Budaya Batak dan Jawa-Solo, dimana masing-masing budaya tersebut memiliki bahasa dan nada bicara yang berbeda. Definisi yang disampaikan oleh para ahli sangat sesuai dengan penelitian yang dilakukan yakni, komunikasi yang dilakukan oleh suku bangsa, etnik, ras atau memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. 12 Larry A. Samovar dan Rich E. Porter, Intercultural Communication: A Reader. 1976, Hal 25

15 63 Dikemukakan bahwa prinsip komunikasi antarbudaya, terbagi menjadi tiga prinsip. Yakni, prinsip pertama adalah suatu sistem sandi bersama yang tentu saja terdiri dari dua aspek verbal dan nonverbal. Sarbaugh (1979) berpendapat bahwa tanpa suatu sistem bersama, komunikasi akan menjadi tidak mungkin. 13 Akan terdapat berbagai tingkat perbedaan, namun semakin sedikit persamaan sandi itu semakin sedikit komunikasi yang mungkin terjadi. Prinsip kedua, kepercayaan dan perilaku yang berlainan dianatara pihakpihak yang berkomunikasi merupakan landasan bagi asumsi-asumsi berbeda untuk memberikan respon. Kepercayaan-kepercayaan dan perilaku-perilaku kita mempengaruhi presepsi kita tentang apa yang dilakukan orang lain. Prinsip ketiga adalah hal yang punya impilaksi penting bagi komunikasi antarbudaya adalah tingkat mengetahui dan menerima kepercayaan dan prilaku orang lain. Steriotip adalah dalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Dalam penelitian ini masing-masing orang atau kelompok dari budaya memiliki steriotip atau penilaian kepada budaya lain. Dimana jika dilihat dari prinsip-prinsip tersebut yang diungkapkan oleh Sarbaugh, bahwa kepercayaan seseorang terhadap individu yang lain sangat mempengaruhi presepsi seseorang terhadap prilaku orang lain. Ini sangat jelas terlihat, karena informan yaitu Ibu Endang ( berkebudayaan jawa-solo) memiliki presepsi yang negatif terhadap uncapan dan nada bicara yang dilontarkan oleh komunikator yaitu Om Jimmy (berkebudayaan 13 Mulyana, D dan Rahmat, J Komunikasi Antar Budaya. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, Hal 2

16 64 batak). Hambatan komunikasi mengacu pada hasil wawancara dengan para informan tersebut jelas terlihat bahwa mereka memiliki banyak hambatan dalam melakukan komunikasi. hambatan-hambatan tersebut dapat muncul dari dalam dan luar orang tersebut.

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang dijadikan sebagai perantara dalam pembelajaran. Penggunaan bahasa sesuai dengan kedudukannya yaitu pada situasi resmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin

Lebih terperinci

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reza Febri Abadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reza Febri Abadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri karena selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam melaksanakan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam melakukan komunikasi untuk mendukung proses interaksi. Secara umum bentuk dari bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan tingkahlaku manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang sangat penting bagi manusia. Kepentingan bahasa itu hampir mencakupi segala bidang

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI ETIKA DALAM BERKOMONIKASI PENGERTIAN ETIKA Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula merusak hubungan diantaranya adalah hubungan sosial dapat terlihat dalam aktifitas jual beli dipasar. Keharmonisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi kepada muridnya. Karena seorang guru bahasa sunda harus menyampaikan pesan yang disengaja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Linguistik merupakan suatu ilmu yang mempelajari bahasa. Bahasa memiliki peranan sangat besar karena mampu mengungkapkan keinginan, gagasan, kehendak, kemauan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Asertif. jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Perilaku asertif adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya (Davis, 1981).

Lebih terperinci

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A 0 PERBEDAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA MASYARAKAT SUKU SAMIN DENGAN MASYARAKAT SUKU JAWA DI BLORA: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki acara adat yang berbeda-beda dalam upacara adat perkawinan, kematian dan memasuki rumah baru.dalam

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa identik dengan perantau, lokasi universitas yang tersebar di seluruh Indonesia serta proses seleksi masuk universitas dengan skala nasional menyebabkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing di dalamnya. Termasuk Indonesia yang memiliki kekayaan dan keragaman budaya dengan ciri khas masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. 1. Mengapa Kita Berkomunikasi? 2. Macam-Macam Komunikasi 3. Cara Berkomunikasi 4. Komunikasi Efektif. Hatiningrum, SH.

KOMUNIKASI EFEKTIF. 1. Mengapa Kita Berkomunikasi? 2. Macam-Macam Komunikasi 3. Cara Berkomunikasi 4. Komunikasi Efektif. Hatiningrum, SH. KOMUNIKASI EFEKTIF Modul ke: 05 Udjiani Fakultas PSIKOLOGI 1. Mengapa Kita Berkomunikasi? 2. Macam-Macam Komunikasi 3. Cara Berkomunikasi 4. Komunikasi Efektif Hatiningrum, SH., M Si Program Studi PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam hidup kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam hidup kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan simbol yang paling rumit, halus, untuk digunakan manusia berkomunikasi antar sesama manusia. Komunikasi merupakan keterampilan paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN

KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN Oleh Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Seorang pejabat/ pegawai tertentu, seperti pegawai yang bertugas yang melayani

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 2 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Subjek, Wilayah dan Fokus Kajian Komunikasi Antarbudaya DESKRPISI Dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan setelah dikonfirmasikan dengan teori yang ada, peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai beberapa hal yang menjadi fokus dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA Barbara Pesulima, Sukojati Prasnowo barbara.pesulima@gmail.com, sprasnowo@gmail.com ABSTRAK Pengajaran berbicara dalam program Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sosial kemasyarakatan, santun berbahasa sangat penting peranannya dalam berkomunikasi. Tindak tutur kesantunan berbahasa harus dilakukan oleh semua pihak untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dengan masyarakat yang lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk interaksi kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN KAB. JEPARA (KAJIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA) 4.1 Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan Etnis

Lebih terperinci

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci