BAB IV PENENTUAN ARAH KIBLAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENENTUAN ARAH KIBLAT"

Transkripsi

1 BAB IV PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Pengertian Kiblat Secara etimologis, kata kiblat berasal dari bahasa Arab berarti menghadap atau berarti arah dan yang dimaksud arah di sini adalah arah ke ka bah, Syekh Abu Bakar M. Syatho menjelaskan : Kiblat menurut bahasa berarti arah, yang dimaksud disini adalah ka bah. 1 Kata kiblat, jihah dan syathrah identik dengan kata azimuth yang berarti suatu arah yang posisinya diukur dari titik utara (0 derajat) sepanjang lingkaran horizon se arah jarum jam. Azimuth terukur sepanjang lingkaran horizon 360 derajat. Dalam al-qur an al-karim, kata kiblat digunakan dalam dua pengertian, yaitu arah dan tempat sholat. Kiblat yang berarti arah terdapat pada QS. al- Baqarah (2) ayat 142) : س ق ول الس ف ه اء م ن الن اس م ا و اله م ع ن ق ب ل ت ه م ال ت ك ان وا ع ل ه ا ق ل ل ل ال م ش ر ق و ال م غ ر ب ه د ي م ن ش اء إ ل ى ص ر اط م س ت ق م Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya? Katakanlah: Kepunyaan Allah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-nya ke jalan yang lurus. (QS. Al- Baqarah :142). Sedangkan kata kiblat yang berarti tempat shalat sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Yunus (10) ayat 87.: و أ و ح ن ا إ ل ى م وس ى و أ خ ه أ ن ت ب و آ ل ق و م ك م ا ب م ص ر ب وت ا و اج ع ل وا ب وت ك م ق ب ل ة و أ ق م وا الص الة و ب ش ر ال م ؤ م ن ن Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya : Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat bersembahyang dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman (QS. Yunus : 87). Para ahli falak mengkaitkan pengertian arah kiblat dengan paradigma bumi sebagai planet yang bulat sehingga seseorang yang menghadap kiblat hendaknya mengambil arah yang paling dekat. Jadi arah kiblat adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati ke Ka bah (Makkah) dengan tempat kota yang bersangkutan. 2 Dengan demikian tidak selalu berlaku paradigma umat Islam yang berada di sebelah utara ka bah 1342 H. Hlm Abu Bakar Al Dimyathi, I anah al-thalibin, Juz II, Mesir : Musthafa al-bab al-halabi. 2 Loc. Cit. Muhyiddin (2004), hlm. 3

2 menghadap ke selatan, yang di selatan menghadap ke utara, yang di barat menghadap ke timur dan yang di timur ka bah menghadap ke barat. Seperti halnya arah kiblat untuk kota San Fransisco yang berlintang tempat ( ) 37º 45 LU dan bujur tempat ( λ ) -122 º 30 BB adalah sebesar 18º (U-T). Hal ini berarti orang San Fransisco ketika melaksanakan shalat menghadap Ka'bah pada arah ke Utara agak serong ke Timur sebesar 18º (U-T). Padahal San Fransisco berada di sebelah barat kota Makkah. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh dari bentuk bumi yang bulat. 3 B. Hukum dan Cara Menghadap Kiblat Para ulama telah membuat sebuah konsesus (Ijma') yang menetapkan ka'bah sebagai arah atau kiblat bagi seluruh umat Islam, dengan berdasarkan beberapa firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw. Misalnya QS. al- Baqarah (2) ayat 144. ق د ن ر ى ت ق ل ب و ج ه ك ف الس م اء ف ل ن و ل ن ك ق ب ل ة ت ر ض اه ا ف و ل و ج ه ك ش ط ر ال م س ج د ال ح ر ام و ح ث م ا ك ن ت م ف و ل وا و ج وه ك م ش ط ر ه و إ ن ال ذ ن أ وت وا ال ك ت اب ل ع ل م ون أ ن ه ال ح ق م ن ر ب ه م و م ا للا ب غ اف ل ع م ا ع م ل و ن Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang di beri al-kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al- Baqarah :144). Juga dalam QS. al-baqarah (2) ayat 150.: و م ن ح ث خ ر ج ت ف و ل و ج ه ك ش ط ر ال م س ج د ال ح ر ام و ح ث م ا ك ن ت م ف و ل وا و ج وه ك م ش ط ر ه ل ئ ال ك ون ل لن اس ع ل ك م ح ج ة إ ال ال ذ ن ظ ل م وا م ن ه م ف ال ت خ ش و ه م و اخ ش و ن و ألت م ن ع م ت ع ل ك م و ل ع ل ك م ت ه ت د و ن Dan darimana saja kamu keluar (datang) maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada Ku. Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-ku atas kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk (QS. Al-Baqarah: 50). Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Tsabit bin Anas, beliau berkata : 3 Loc. Cit. Izzuddin (2006), hlm

3 أن رسول للا صل ى للا عل ه وسل م كان صل نحو ب ت المقدس فنزلت " ق د ن رى ت ق ل ب و ج ه ك ف الس م اء ف ل ن و ل ن ك ق ب ل ة ت ر ضه ا ف و ل و ج ه ك ش ط ر ال م س ج د ال ح ر ام " فمر رجل من بن سلمة وهم ركوع فى صالة الفجر وقد صلوا ركعة فنادى أال ان القبلة قد حولت فمالوا كماهم نحو القبلة. )رواه مسلم( Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW (pada suatu hari) sedang Shalat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian turunlah ayat Sesungguhnya Aku melihat mukamu sering menengadah ke langit, maka sungguh Kami palingkan mukamu ke Kiblat yang kamu kehendaki. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Kemudian ada seseorang dari bani Salamah bepergian, menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku pada Shalat fajar. Lalu ia menyeru Sesungguhnya Kiblat telah berubah. Lalu mereka berpaling seperti kelompok Nabi, yakni ke arah Kiblat (HR. Muslim). Demikian sahabat Jabir ra menjelaskan bahwa : كان رسول للا صل ى للا عل ه وسل م صل على راحلته ح ث توج هت. فإذا أراد الفر ضة نزل فاستقبل القبلة. )رواه البخارى( "Ketika Rasulullah SAW Shalat di atas kendaraan (tunggangannya) beliau menghadap ke arah sekehendak tunggangannya, dan ketika beliau hendak melakukan Shalat fardlu beliau turun kemudian menghadap Kiblat." (HR. Bukhari). Secara teknis menghadap kiblat terdapat perbedaan pendapat, terutama pada toritorial daerah yang jauh dari ka'bah. Paling tidak terdapat dua versi perbedaan pendapat, menurut pendapat pertama bahwa di manapun berada umat Islam, baik yang dekat maupun jauh dari ka'bah wajib menghadap bentuk fisik ka'bah (ain al-ka'bah), pendapat ini didukung oleh Imam Syafi'i dan Imam Ahmad ibn Hambal. Sedangkan pendapat kedua merekomendasikan cukup menghadap arah ka'bah saja (Jihat al-ka'bah), dan pendapat kedua ini didukung oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malik ibn Anas. 4 Titik temu dari kedua pendapat tersebut pada konteks bahwa bagi umat Islam pada teritorial daerah yang mampu melihat fisik ka'bah maka cara menghadapnya adalah menghadap bentuk fisik ka'bah (ain al-ka'bah), sedangkan bagi bagi yang jauh dan tidak dapat melihat bentuk fisik ka'bah maka diperkenankan untuk tidak persis menghadap ain al-ka'bah secara yakinan tetapi paling tidak secara dhannan. Hal ini diperkuat dengan berdasarkan dalil hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqiy, Rasulullah SAW bersabda : ما ب ن المشرق و المغرب قبلة اذا توجه نحو الب ت )رواه الب هق ( Di antara timur dan barat terdapat kiblat, jika seseorang menghadap-nya ke arah baitullah. (HR. Baihaqi) tt. hlm Abdurrahman Al Jaziriy. Al-Fiqh 'ala Madzahib al-arba'ah, Juz I, Baerut: Dar al-fikr. 42

4 الب ت قبلة الهل المسجد و المسجد قبلة الهل الحرم و الحرم قبلة الهل االرض ف مشارقها و مغاربها من ام ت )رواه الب هق ( Baitullah kiblat bagi penghuni Masjidil Haram, Masjidil Haram kiblat bagi penghuni tanah Haram, Tanah Haram kiblat bagi penduduk bumi di penjuru timur dan barat dari ummatku. (HR. Baihaqi) Di sisi yang lain, para ulama juga sepakat tentang diperbolehkannya membuat barisan yang panjang di luar ka'bah. Hal ini memberikan petunjuk bahwa yang diwajibkan bukan menghadap fisik ka'bah (ain ka'bah), apabila berada pada daerah yang jauh yang tidak terlihat ka'bah. 5 Meski demikian, terdapat peluang untuk tidak menghadap kiblat, yaitu apabila seseorang hendak melakukan shalat ketika di atas kendaraan, maka diwajibkan baginya untuk menghadap kiblat sepenuhnya (mulai takbiratul ihram sampai dengan salam) ketika melaksanakan shalat fardlu, akan tetapi dalam melaksanakan shalat sunnah hanya diwajibkan ketika melakukan takbiratul ihram saja. Dengan kata lain, para fuqoha sepakat bahwa dalam situasi normal, menghadap kiblat itu wajib sebagai salah satu syarat sahnya shalat. 6 C. Menentukan Arah Kiblat Perkembangan metode dan alat menentukan arah kiblat dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik dari segi teknologi maupun dari aspek kualitas akurasinya. Dulu Imam Nawawi al-bantani pernah merekomendasikan penduduk pulau Jawa dalam menentukan arah kiblat dengan cara mengamati posisi matahari terbenam saat busur siang yang paling panjang waktu musim kemarau (sekitar 21 Juni) dan posisi matahari terbenam di waktu hari di mana busur siangnya paling pendek pada musim penghujan (21 Desember), kemudian jarak kedua posisi (yang membentang dari utara ke selatan) tersebut dibagi tiga, dan dibuang 2/3 dari posisi yang utara, maka 1/3 dari posisi selatan tersebut adalah arah kiblat 7 Sekarang ini cara dan metode yang sering dipergunakan untuk menentukan arah kiblat adalah (1) dengan menggunakan teori Azimuth Kiblat dan (2) menggunakan teori Bayang-bayang Kiblat, yang sebagian ahli falak menyebutnya teori Rashdul Kiblat 8. 5 Team FKI (Forum Kajian Ilmiah), Esensi Pemikiran Mujtahid, Kediri : Purna Siswa III Aliyah 2003 PP. Lirboyo. hlm Loc. cit. Abu Bakar Syatho, hlm Al Nawawi, tt. al-majmu Syarh al-muhadzdzab, Madinah : Al-Maktabah al- Salafiyah., hlm TIM, Depag RI, 1995, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam. dapat juga dilihat pada Izzuddin, Ahmad "Hisab Praktis Arah Kiblat" Makalah disampaikan dalam Materi Pelatihan Hisab Rukyah Tingkat Dasar Jawa Tengah Pimpinan Wilayah Lajnah Falakiyyah NU Jawa Tengah, LF PWNU Jawa Tengah, Semarang : 43

5 1. Teori Azimuth Kiblat Azimuth Kiblat adalah arah atau garis lurus yang menunjuk pada ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam. Menentukan azimuth (arah) kiblat membutuhkan data (1) Lintang dan Bujur Tempat, dan (2) Lintang dan Bujur Tempat Ka'bah a. Menentukan Lintang dan Bujur Tempat Lintang tempat (urdh al-balad) dan bujur tempat (thul al-balad) dapat diketahui dengan beberapa cara : a. Berpedoman daftar lintang dan bujur tempat di buku-buku falak. b. Berpedoman pada peta c. Berpedoman pada alat GPS ( Globe Positioning System ). 1) Menggunakan Daftar Lintang dan Bujur Tempat Menentukan lintang dan bujur tempat dengan cara melihat atau mencari lintang dan bujur tempat kota pada daftar yang tersedia dalam buku, atlas atau almanak. misalnya : a) Buku-buku falak biasanya memiliki daftar lintang dan bujur tempat. b) Atlas Der Gehele Aarde oleh PR Bos Jf Meyer JB, Wolter Groningen, Jakarta, c) Almanak Jamiliyah yang disusun oleh Sa'adoeddin Djambek 2) Menggunakan Peta Lintang dan bujur tempat di bumi ini dapat dicari dengan menggunakan peta. Adapun caranya antara lain : a) Melihat posisi kota yang dicari koordinatnya pada peta bumi, misalnya kota A (kota yang dicari) yang terletak di antara : 1) dua garis lintang ( 5 º LS dan 10 º LS). 2) dua garis bujur ( 105 º BT dan 120 º BT). b) Mengukur jarak antara dua garis lintang dan posisi kota A tersebut dengan satuan centimeter (cm), misalnya : 1) Jarak 5 º LS dan 10 º LS adalah 10 cm 2) Jarak 105 º BT dan 120 º BT adalah 30 cm 3) Jarak kota A dengan garis lintang 5 º LS adalah 2 cm atau 8 cm dari garis lintang 10 º LS. 4) Jarak kota A dengan garis bujur 105 º BT adalah 9 cm atau 21 cm dari garis bujur 120 º BT. c) Perhatikan gambar berikut : Gambar 6 Pengukuran Jarak dalam Peta 44

6 d) Menghitung lintang tempat kota A = 5 º + (( 2 / 10 ) x ( 10 º - 5 º )) = 5 º + ( 0.20 x 5 º) = 5 º + 1 º = 6 º e) Menghitung bujur tempat kota A = 120º - (( 21 / 30) x (120º -105 º)) = 120º - (0,7 x15 º) = 120º º = 109,5 º = 109 º 30 ' 3) Menggunakan GPS (Global Positioning System) GPS adalah sebuah peralatan elektronik yang bekerja dan berfungsi memantau sinyal dari satelit untuk menentukan posisi tempat (koordinat geografis/lintang dan bujur tempat) di bumi. Adapun cara untuk mengoperasikan GPS adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pasanglah GPS di tempat terbuka agar cepat mendapat sinyal dari satelit. Gunakanlah selalu Chart Table Mount (kaki GPS) untuk menjamin agar antenna GPS menghadap persis ke atas. 2. Di sudut kanan atas akan muncul kata searching, kemudian akan berubah menjadi Get Data, lalu akhirnya menjadi Locked. 3. Setelah muncul kata-kata Locked tekan tombol POS, dan layar akan menampilkan lintang dan bujur tempat yang bersangkutan. Misalnya pada layar GPS menampilkan data : S 07º 58' 54 E 112º Data ini menunjukkan bahwa tempat yang bersangkutan terletak pada 7º Lintang Selatan dan 112º Bujur Timur. 9 Suatu tempat juga dapat diketahui dengan menggunakan perbandingan (rujukan) data lintang dan bujur kota terdekat yang telah diketahui lintang dan bujur tempatnya, sebagaimana tercantum dalam buku-buku falak, dengan rumus : φ N =..km : φ M λ N = (. Km : 111) cos f N + λ M 9 Nabhan Maspoetra, "Koordinat Geografis dan Arah Kiblat (Perhitungan dan Pengukurannya)", Makalah disampaikan dalam Pelatihan Tenaga Teknis Hisab Rukyah Tingkat Dasar dan Menengah, Depag RI. Ciawi-Bogor : Juni 2003, h 2-15 dan juga lihat Loc cit Izzudin,

7 Keterangan : M = tempat yang sudah diketahui N = tempat yang ditanyakan Contoh : 1. Diketahui posisi kota M ; φ = dan λ = Jarak kota N dari kota M = 30 km (sebelah utara kota M) = - 55 km (sebelah barat kota M) φ N = 30 : = λ N = ( -55 : 111) x cos = Diketahui posisi kota A ; φ = dan λ = Jarak kota B dari kota M = - 30 km (sebelah selatan kota A) = 55 km (sebelah timur kota A) φ N = - 30 : = λ N = ( 55 : 111) x cos = b. Lintang dan Bujur Ka'bah Berdasarkan Hasil Penelitian Drs. H. Nabhan Maspoetra pada tahun 1994 dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) data Lintang Makkah adalah 21º " LU dan Bujur Makkah 39º BT. Sedangkan Hasil Penelitian Sa adoeddin Djambek tahun 1972 menyebutkan bahwa Lintang Makkah adalah 21º 25 LU dan Bujur Makkah sebesar 39º 50 BT Menghitung Azimuth Kiblat Arah/azimuth kiblat suatu tempat dapat dicari dengan menggunakan beberapa teori, antara lain (1) Teori Imam Nawawi al-bantani, (2) Teori Cosinus Cinus, dan (3) Teori Cosinus dan Sudut Pembantu a. Teori Imam Nawawi al-bantani : Teori Imam Nawawi al-bantani ini dapat dilihat pada kitab Muraqy al- Ubudiyah syarah Matan Bidayatul Hidayah lil-ghazali 11. Menerut teori ini, untuk mencari Ain ka'bah bagi penduduk pulau Jawa, dapat diaplikasikan menggunakan data bujur dan lintang tempat dengan cara sbb : a) Mencari lintang dan bujur tempat kota yang dimaksud. b) Mencari lintang dan bujur tempat ka bah c) Mencari selisih bujur tempat ka bah dengan kota yang dimaksud. d) Menkonversi data (a, b, c) ke satuan ukur jarak (misalnya cm, atau dm). e) Membuat garis arah timur dan barat (arah mata angin). f) Membuat garis-garis sesuai dengan data tersebut (a, b, c) dan garis 10 Loc. cit. Susiknan Azhari, hlm Al Bantani, M. Nawawi, tt. Syarah Muraqy al- Ubudiyah, 'ala Matn Bidayah al- Hidayah Semarang: Thoha Putra. hlm

8 yang menghubungkan titik ujung timur selatan dan titik ujung barat utara inilah garis arah kiblat kota yang dicari. Contoh Perhitungan untuk kiblat kota Malang : 1) Lintang dan Bujur Ka bah = LU dan BT 2) Lintang dan Bujur Malang = LS dan BT 3) Selisih bujur Ka bah dan Malang = = Langkah berikutnya: 1) Data lintang Ka bah = dikonversi ke centimeter = cm 2) Data lintang Malang = dikonversi ke centimeter = 7.98 cm 3) Selisih bujur Malang dan Ka'bah = 72 46, dikonversi = 72,77 cm 4) Menentukan arah mata angin dengan kompas maupun tongkat istiwa dan menggambar arah kiblat, sebagai berikut : Gambar 7 Arah Kiblat b. Teori Cosinus Sinus Arah Kiblat : Dalam Almanak Hisab Rukyat Depag RI (1981), menentukan arah kiblat dapat menggunakan rumus cosinus sinus, sebagai berikut : 12 Cotan Q = cotan b x sin a - cos a x cotan c sin c Keterangan : Q = Arah kiblat suatu tempat a = 90º - Lintang tempat b = 90º - Lintang Mekah c = Bujur tempat - Bujur Mekah ( selisih bujur ka bah dengan bujur tempat yang akan dicari arah kiblatnya ). Contoh Hisab Arah Kiblat Kota Malang. 12 Loc. Cit. Ichtiyanto, hlm

9 Lintang tempat Malang (φ A) = - 7º 59 LS. Bujur tempat Malang (λ A) = 112º 36 BT. Lintang Mekah / Ka bah (φ m ) = 21º 25 LU. Bujur Mekah / Ka'bah ( λ m ) = 39º 50 BT. Dari data tersebut di atas diketahui : a = 90º - φ A = 90º - (- 7º 59 ) = 97º 59 b = 90º - φ m = 90º - 21º 25 = 68º 35 c = λ A - λ m = 112º 36-39º 50 = 72º 46 Ketentuan untuk nilai c : Jika λ (Bujur tempat) = 00 º 00' s.d. 39 º 50' BT, maka c = 39 º 50' λ Jika λ (Bujur tempat) = 39 º 50' s.d. 180 º 00' BT, maka c = λ - 39 º 50' Jika λ (Bujur tempat) = 00 º 00' s.d. 140 º 10' BB, maka c = λ + 39 º 50' Jika λ (Bujur tempat) = 140 º10' s.d. 180 º 00' BB, maka c = 39 º 50' + λ Rumus : Cotan Q = cotan b x sin a - cos a x cotan c sin c Aplikasi Rumus : Cotan Q = x ( x ) = _ ( ) = ( ) = Q = tan -¹ ( 1 / ( )) = 65º dari titik Utara ke titik Barat (U-B) = 90-65º = 24º (B-U) Secara praktis menggunakan kalkulator untuk penghitungan arah kiblat kota Malang dengan rumus aplikasi sebagai berikut : Cotan Q = cotan b. sin a - cos a. cotan c sin c Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : Untuk tipe : Casio Fx 3600 atau sejenisnya 68º 35 tan Inv 1/x x 97º 59 Sin = / 72º 48 sin = - 97º 59 cos X 72º 48 tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv tan Inv º Tampil di layar 24º Q = 24º (B-U) atau 65º (U B) 48

10 Untuk tipe : Casio 4500 atau sejenisnya Shift tan ( 1 / 1/tan 68º 35 x sin 97º 59 / sin 72º 46 cos 97º 59 x 1 / tan 72º 46 ) Exe Shift º Tampil di layar 24º Q = 24º (B-U) atau 65º (U B) c. Teori Cosinus Sinus Arah Kiblat dengan Sudut Pembantu (p) : Tan p = tan b x cos C Cotan Q = cotan C x sin ( a p ) sin p Contoh hisab kiblat kota Malang Lintang tempat Malang (φ A) = - 7º 59 LS. Bujur tempat Malang (λ A) = 112º 36 BT. Lintang Mekah (φ m ) = 21º 25 LU. Bujur Mekah ( λ m ) = 39º 50 BT. Dari data tersebut di atas diketahui : a = 90º - φ A = 90º - (- 7º 59 ) = 97º 59 b = 90º - φ m = 90º - 21º 25 = 68º 35 c = λ A - λ m = 112º 36-39º 50 = 72º 46 Rumus : Tan p = tan b x cos C Cotan Q = cotan C x sin ( a p ) sin p Aplikasi Rumus : Tan p = tan ( 68º 35 ) x cos ( 72º 46 ) = 2, x 0, = 0, p = tan -¹ ( 0, ) = 37, = 37 º Cotan Q = cotan ( 72º 46 ) x sin ( 97º º ) sin 37 º = / = Q = tan -¹ ( 1 / ( )) Q = 65º (U-B) = 90-65º = 24º (B-U) Cara mengunakan Calkulator : Tekan tombol kalculator secara berurutan sebagai berikut : 49

11 Untuk tipe I : Casio Fx 3600 atau sejenisnya 68º 35 tan x 72º 46 cos = Inv 1/x Inv 1/x Inv º p = 37 º º 35 tan Inv 1/x X 72º 46 Sin = / 72º 46 Sin = - 97º 59 cos x 72º 46 tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv tan Inv º Q = 65º (U B) Untuk tipe II : Casio 4500 atau sejenisnya Shift tan ( tan 68º 35 x cos 72º 46 Exe Shift º p = 37 º Shift tan ( 1 / ( 1 / tan 72º 46 x sin ( 97º º ) / sin 37 º ) Exe Shift º Q = 65º U B D. Praktik Pengukuran Arah Kiblat 1. Alat dan data yang diperlukan a. Data arah kiblat suatu tempat yang ditentukan, misalnya 24º (B-U) untuk Kota Malang. b. Kompas dan Tongkat Istiwa (Sinar Matahari), atau Theodolit. c. Meteran (mistar), Busur, Rubu, Benang, paku, palu, spidol dll. 2. Menggunakan Kompas Magnetic Kompas Magnetik adalah alat penunjuk arah mata angin, alat ini paling mudah digunakan, tetapi dengan koreksi : (1) Kompas magnit peka terhadap benda-benda logam yang berada disekitarnya (2) Tiap daerah memiliki koreksi arah utara-selatan sejati, hal ini disebut deklinasi kompas. Wilayah Indonesia dari barat sampai timur sebesar 1º s.d. + 5º. Kota Malang sebesar + 1º 10 artinya titik utara sejati berada di timur titik utara kompas sebesar 1º 10. (3) Memerlukan ekstra hati-hati dan kecermatan, mengingat jarum kompas itu kecil dan peka terhadap daya magnit. 3. Menggunakan Tongkat Istiwa Tongkat Istiwa dengan bantuan Sinar Matahari merupakan cara lebih akurat menentukan Timur dan Barat, dengan prosedur sbb : (1) Pilih tempat yang datar, rata, terbuka dan sinar matahari tidak terhalang. Kemudian buatlah lingkaran diameter 1 meter, dan 50

12 tancapkan sebuah tongkat sepanjang 150 cm (kayu, bambu atau besi) secara tegak lurus di titik pusat lingkaran tersebut. (2) Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh lingkaran pada pagi hari (sebelum zawal) dan beri tanda titik B, pada siang hari (sesudah zawal) beri tanda titik T. (3) Hubungkan kedua titik BT tersebut dengan sebuah garis lurus dan inilah garis arah Barat (B) dan arah Timur (T) sesungguhnya. (4) Selanjutnya buat garis tegak lurus dengan garis arah timur-barat tersebut, dan garis yang berpotongan tegak lurus (90º) inilah garis arah Utara (U) dan arah Selatan (S). Lihat gambar 8 aplikasi tongkat Istiwa berikut : 1 = Posisi matahari sebelum zawal 2 = Posisi matahari sesudah zawal = Arah gerak bayangan ujung tongkat B = Titik perpotongan bayangan ujung tongkat (Barat) T = Titik perpotongan bayangan ujung tongkat (Timur) U = Utara S = Selatan Gambar 8 Aplikasi Tongkat Istiwa (5) Keempat titik utara, timur, selatan dan barat diberi tanda (misalnya titik U, T, S dan B). masing-masing titik dihubungkan dengan benang (tulisan spidol) dan titik perpotongannya diberi tanda P. (6) Dari titik P ke titik B diperpanjang 2 meter (misalnya), kemudian membuat titik pada garis PB yang diukur sepannjang 1.5 meter dari titik P. yang diberi tanda B. (7) Pada titik B dibuat garis yang tegak lurus dengan garis PB ke arat Utara sepanjang tangens arah kiblatnya (misalnya untuk kota Malang 24º = 0.45 m) dan diberi tanda K. (8) Antara titik K dan titik P dibuat garis lurus sehingga terjadi garis PK. Garis PK menunjukkan arah kiblat kota Malang. (9) Kemudian membuat garis shaf shalat tegak lurus pada garis PK. Lebih lanjut lihat gambar 9 arah kiblat dan shaf shalat, berikut : 51

13 Gambar 9 Arah Kiblat dan Shof Sholat 4. Pengukuran Arah Kiblat dengan Theodolit a. Persiapan Pengukuran Pengukuran arah kiblat suatu tempat dengan theodolit dan data astronomis Ephemeris Hisab Rukyat dilakukan dengan persiapan sebagai berikut : 13 1) Menentukan tempat yang akan diukur arah kiblatnya. 2) Menyiapkan data Lintang Tempat ( φ ) dan Bujur Tempatnya ( λ ) 3) Melakukan perhitungan arah kiblat untuk tempat ybs. Data arah kiblat hendaklah diukur dari titik Utara ke Barat (U-B). 4) Menyiapkan data astronomis Ephemeris Hisab Rukyat pada hari atau tanggal pengukuran. 5) Menyiapkan jam penunjuk waktu yang akurat. 6) Menyiapkan alat Theodolit. b. Pelaksanaan Pengukuran Pengukuran dengan theodolit dilakukan dengan prosedur sbb : a. Pasang theodolit pada penyangganya. b. Periksa waterpas agar theodolit benar-benar datar. c. Berilah tanda pada tempat berdirinya theodolit (misalnya T) d. Bidiklah Matahari dengan theodolit, pasanglah filter pada lensa theodolit sebelum digunakan untuk membidik matahari. e. Kuncilah theodolit (dengan skrup horizontal clamp dikencangkan) agar tidak bergerak. f. Tekan tombol 0-Set pada theodolit, agar angka pada layar (HA = Horizontal Angle) menunjukkan 0 (nol) g. Mencatat waktu ketika membidik matahari; jam berapa (W). akan tetapi lebih baik dan memudahkan perhitungan selanjutnya apabila pembidikan matahari dilakukan tepat jam.(misalnya WIB tepat). h. Mengkonversi waktu GMT, (WIB dikurangi 7 jam). i. Melacak nilai Diklinasi Matahari ( δ ) pada waktu hasil konversi 13 Loc cit. Muhyiddin, hlm

14 tersebut (GMT) dan nilai Equation of Time (e) saat Matahari kulminasi (misalnya pada jam 5 GMT) dari data Ephemeris Hisab Rukyat. j. Menghitung waktu Meridian Pass (MP), dengan rumus : MP = ((105 - λ ) : 15) e k. Menghitung Sudut Waktu ( t ) dengan rumus : t = (MP W) x 15 l. Menghitung Azimut Matahari (Az) dengan rumus : Cotan Az = [((cos φ. tan δ ) : sin t ) ( sin φ : tan t )] m. [ Az =.] = harga mutlak n. Arah kiblat (AK) dengan theodolit adalah : 1) Jika Deklinasi Matahari (δ) positif (+) dan pembidikan dilakukan sebelum matahari berkulminasi maka AK = 360 Az Q 2) Jika Deklinasi Matahari (δ) positif (+) dan pembidikan dilakukan sesudah matahari berkulminasi maka AK = Az Q 3) Jika Deklinasi Matahari (δ) positif (-) dan pembidikan dilakukan sebelum matahari kulminasi maka AK = 360 (180 - Az ) Q 4) Jika Deklinasi Matahari ( δ ) positif ( - ) dan pembidikan dilakukan sesudah matahari kulminasi maka AK = Az Q o. Bukalah kunci harizontal tadi (kendurkan skrup horizontal clamp) p. Putar theodolit ke kanan dan atau ke kiri hingga layar theodolit menampilkan angka senilai hasil perhitungan AK tsb. q. Turunkan sasaran theodolit sampai menyentuh tanah pada jarak sekitar 5 meter dari theodolit. Kemudian berilah tanda atau titik pada sasaran itu, misalnya titik Q. r. Hubungkan antara titik sasaran (Q) tersebut dengan tepat berdirinya theodolit (T) dengan garis lurus atau benang. Garis / benang itulah arah kiblat untuk tempat atau daerah yang dicari arah kiblatnya. Contoh untuk Lokasi yang diukur Kota Malang, data sbb : Lintang Tempat ( φ ) = (LS) Bujur Tempatnya ( λ ) = (BT) Arah Kiblat (Q) = 65º (U-B) Tanggal Pengukuran = 21 Pebruari 2006 Pembidikan pada jam = WIB atau GMT Diklinasi Matahari ( ) = - 10º Equation of Time ( e ) = - 00 : 13 : 41 MP = ((105- λ) /15) +12 e = (( ) / 15 ) : 13: 41 = 11 : 43 : 17 Sudut Waktu (t) = (MP-W) x 15 = (11: 43: ) x 15 = 18 º Mencari Azimuth (Az) = Cotan Az = [((cos φ. tan δ ) : sin t ) ( sin φ : tan t )] 53

15 Az = shif tan (cos x tan - 10º / sin 18 º sin / tan 18 º ) = 9 º (B-U) (harga mutlak) = 80 º (U-B) (harga mutlak) Arah Kiblat pada Theodolit (AK) 1) Karena pada waktu pengukuran Deklinasi Matahari ( ) positif ( - ) dan pembidikan dilakukan sebelum matahari berkulminasi maka : AK = 360 (180 - Az ) Q 360 ( º ) - 65º AK = 194 º ) Kemudian theodolit diputar sedemikian rupa hingga layar theodolit (HA) menampilkan angka 194 º ) Turunkan sasaran theodolit sampai menyentuh tanah pada jarak sekitar 5 meter dari theodolit. Kemudian berilah tanda atau titik pada sasaran itu, misalnya titik Q. 4) Hubungkan antara titik sasaran (Q) tersebut dengan tepat berdirinya theodolit (T) dengan garis lurus atau benang. 5) Garis atau benang itulah arah kiblat untuk tempat atau daerah yang dicari arah kiblatnya. E. Bayang-Bayang / Rushdul Kiblat Rashdul kiblat adalah saat bayang-bayang semua benda di bumi menuju arah kiblat karena matahari berada persis di atas ka bah. Bayang-bayang kiblat tersebut terjadi tanggal 28 / 27 Mei dan tanggal 15 / 16 Juli. Matahari berada pada titik zenith ka bah (21 25' LU dan 39 50' BT) terjadi dua kali setiap tahun yaitu setiap tanggal 28 Mei (tahun bashitoh) atau 27 Mei (tahun kabisat) pada pukul WIB, dan juga pada tanggal 15 Juli (tahun bashitoh) atau 16 Juli (tahun kabisat) pukul 16:26:12.11 WIB. Pada dasarnya "bayang-bayang kiblat" suatu benda dapat dicari setiap hari dengan menghitung kapan terjadi berpotongan lingkaran azimut kiblat dengan lingkaran edaran harian matahari. 1. Rumus Bayang-Bayang Kiblat Untuk mengetahui terjadi bayang-bayang kiblat, dapat dilakukan dengan menghitung bayang-bayang kiblat berdasarkan rumus Sbb : Keterangan : Cotan p = Cos b x tan Q Cos ( t - p ) = Cotan a x tan b x cos p p = Sudut pembantu t = Sudut Waktu Matahari yang sedang membuat bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat 54

16 Q = Arah kiblat ( Dihitung dari titik utara ke arah barat / timur ). a = 90 - Deklinasi Matahari, yaitu jarak antara kutub utara dengan matahari diukur sepanjang lingkaran deklinasi / lingkaran waktu. b = 90 - Lintang Tempat, yaitu jarak titik kutub utara dengan titik zenith 2. Keadaan Yang Tidak Terjadi Bayang-Bayang Kiblat a. Jika harga mutlak deklinasi lebih besar dari harga mutlak ( 90 - Q ), sebab antara lingkaran azimut kiblat dengan lingkaran edaran harian matahari tidak berpotongan. b. Jika harga deklinasi matahari sama dengan harga p (lintang tempat ), sebab pada titik zenitlah lingkaran azimut kiblat berpotongan dengan lingkaran edaran harian matahari. 3. Penghitungan Bayang-Bayang Kiblat. Menghitung bayang-bayang kiblat, perlu ditentukan lebih dahulu daerah dan tanggal perhitungan beserta datanya. Misalnya kota Jakarta pada tanggal 5 Januari 2003, maka data yang diperlukan sebagai berikut : Lintang Tempat Jakarta = LS. Bujur Tempat Jakarta = BT. Lintang Mekah ( pm ) = LU. Bujur Mekah ( Bm ) = BT. Deklinasi matahari = Eq. Of Time ( e ) = Koreksi Waktu Daerah (KWD) = (Bujur Standar - Bujur Tempat /15) = ( / 15 ) = Rumus : Cotan p = Cos b x Tan Q Cos ( t - p ) = Cotan a x tan b x Cos p Keterangan : a = 90 - d = 90 ( ) = b = 90 - p = 90 ( ) = Q = (U B) Proses Penghitungan : 1) Cotan p = Cos b x Tan Q Cotan p = cos x tan = p = shift tan (1/ ) = ) Cos (t-p) = Cotan a x Tan b x Cos p Cos (t-p) = 1/tan x tan x cos Cos (t-p) = (t-p) = Shift cos = t = ( ) = Langkah berikutnya adalah : t / 15 + (12-e) + (KWD) 55

17 t / 15 = / 15 = MP = 12 - ( ) = KWD = (( ) / 15) = Bayang-Bayang Kiblat (WIB) = 8 : 44 : Cara mengunakan Calkulator ; Tekan tombol kalculator untuk Casio Fx 3600 secara berurutan : 68º 35 Tan x 72º 46 cos = Inv 1/x Inv 1/x Inv º p = 37 º º 35 Tan Inv 1/x x 72º 46 Sin = / 72º 46 sin = - 97º 59 cos X 72º 46 Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv tan Inv º Q = 65º (U B) Untuk tipe Casio 4500 atau sejenisnya tekan secara berurutan : Shift tan ( 1 / ( cos 96º 10 x tan ) ) Exe Shift p = Shift cos ( 1 / tan x tan x cos ) Exe Shift , Exe Shift ,26 / 15 Exe Shift ,08 + ( ) Exe Shift Exe Shift 8 : 44 : WIB. Jadi Bayang-Bayang arah kiblat pada tanggal 5 Januari 2003 untuk kota Jakarta terjadi pada 8 : 44 : WIB. 56

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT (Pendekatan Sistem Koordinat Geografik dan Ellipsoid) Oleh : Akhmad Syaikhu A. PERSIAPAN Untuk melakukan pengukuran arah kiblat suatu tempat atau kota dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para ulama sesuai petunjuk dalil syar i telah menyepakati bahwa menghadap kiblat di dalam shalat merupakan syarat sah shalat. Dengan demikian mengetahui arah

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح د ث ي ن ي ون س ب ن ع ب ي د ا ل ع ل ى أ خ ب ر ن اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ي ن ع م ر و أ ن أ ب ي ون س ح د ث ه ع ن أ ي ب ه ر ي ر ة ع ن

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR STANDAR KOMPETENSI 13. Memahami tatacara shalat jama dan qashar KOMPETENSI DASAR 13.1. Menjelaskan shalat jama dan qashar 13.2. Mempraktekkan shalat jama dan qashar A. Shalat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten Dalam sejarah Masjid Agung Banten, baik mengenai kapan berdirinya, tokoh utama pendiri

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibadah shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus senantiasa dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke arah kiblat serta sesuai

Lebih terperinci

Iman Kepada KITAB-KITAB

Iman Kepada KITAB-KITAB Iman Kepada KITAB-KITAB رمحو هللا Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Publication : 1437 H, 2016 M Iman Kepada KITAB-KITAB Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Disalin dari Kitab 'Aqidah AhlusSunnah

Lebih terperinci

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Penanya: Ferry al-firdaus, Dayeuhmanggung Rt. 01 / RW 05 Kec. Cilawu Garut Pertanyaan: Mohon penjelasan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar Ibnu Rifai Sahabat mulia, Malik bin al-huwairits radhiyallahu anhu bercerita, خ ب ر ن اه ه ل ن ا ف ا ل ن ا ع م ن ت ر ك ن ا ف ي أ ه

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT SINOPSIS Disusun oleh: Slamet Hambali. 085112075 PROGRAM MAGISTR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

Lebih terperinci

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM dan DEMOKRASI (1) ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri KOMPETENSI DASAR: 1. Menganalisis agama Islam sebagai agama yang fitri 2. Mengidentifikasi ciri-ciri yang menjadi karakterstik agama Islam sebagai agama yang fitri INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK Oleh: Ir. Djawahir, M.Sc Untuk mengidentifikasi posisi titik di bumi atau yang terkait dengan bumi, dikembangkanlah Sistem Koordinat Geografik dengan mendefinisikan bentuk bumi

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam Tangan Analog Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode Pengukuran Arah Kiblat Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Lebih terperinci

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA)

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA) MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 28 39. APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis Pertemuan ke-2 U L U M U L H A D I S Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Outline Pengertian Istilah : Hadis, Sunnah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT A. Definisi Arah Kiblat Arah kiblat tak bisa dilepaskan dari kosakata kiblat. Ibnu Mansyur dalam kitabnya yang terkenal Lisanul Arab menyebutkan, makna asal kiblat

Lebih terperinci

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya) SIFAT WUDHU NABI Apabila seorang muslim mau berwudhu, maka Hendaknya ia berniat di dalam hatinya, kemudian membaca Basmalah, sebab Rasulullah bersabda: ال و ض و ء ل م ن ل ي ذ ك ر اس م الل ه ع ل ي ه "Tidak

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 31-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Membatalkan Puasa Al-Bukhari 1797, 1800, 1815 Tirmidzi 652-653 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب 7 Aliran yang menolak sunah/hadis rasul Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah : Memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kearah mana seorang melakukan sholat? Setiap muslim pasti tahu jawabannya, yakni menghadap kiblat. Seberapa akuratkah dia mengahadap kiblat? Secara matematis atau astronomis,

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM www.ibnumajjah.wordpress.com TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download > 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com Kunjungi

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky 2 PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky Contoh Perhitungan Awal Waktu Shalat dengan Data Ephemeris Hisab Rukyat (Hisabwin Version 1.0/1993 atau Winhisab Version

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

A. JUDUL. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM

A. JUDUL. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM A. JUDUL Oleh Drs. H. Nabhan Maspetra, MM A. PENDAHULUAN Seperti telah kita ketahui bahwa dalam Pejelasan Undang-Undang Nmr 3 Tahun 2006, pasal 52-A, tercantum bahwa Pengadilan agama dapat memberikan keterangan

Lebih terperinci

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA! MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA! *Drs. Herman Yatim **Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Bengkulu Masih segar dalam ingatan kita, di penghujung tahun

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadap kiblat itu termasuk syarat sahnya shalat. Apabila tidak menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat 64 BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat Asar Beberapa Tempat di Kabupaten Semarang Penentuan salat lima waktu memerlukan

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat * Disampaikan dalam acara Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat di FIP UNNES, mangayubagya rehab bangunan musholla FIP UNNES 17/09/2014 Kiblat ke Kabah Posisi Indonesia Pengalaman

Lebih terperinci

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT SULIT Pendidikan Islam Kertas 2 SET 2 2015 1 jam BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA ================================== SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2015 PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 18-06-2017 23 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Bersedekah Al-Bukhari 1341-1343, 1345, 1349, 1350, 1353 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT 40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426

Lebih terperinci

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan : Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB NATIJAT AL MIQĀT KARYA AHMAD DAHLAN Al-TARMASI A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam Kitab Natijat al-miqāt Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI KELUARNYA DABBAH. Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya

BAB VI KELUARNYA DABBAH. Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya BAB VI KELUARNYA DABBAH 1. Bentuk Dabbah Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya seperti sapi, mempunyai dua tanduk, matanya seperti

Lebih terperinci

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus Sundial Mizwala Qibla Finder Sundial adalah instrumen penunjuk waktu

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Sumber Majalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) 36 PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) Majelis Ulama Indonesia,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi KOMPETENSI DASAR Menjelaskan tatacara salat lima waktu Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu Menjelaskan ketentuan waktu salat lima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat 6 BAB II LANDASAN TEORI A. ARAH KIBLAT 1. Pengertian Arah Kiblat Menghadap ke arah kiblat adalah salah satu syarat sah dalam menjalankan shalat. Oleh karena itu mengetahui secara pasti tentang hukum menghadap

Lebih terperinci

قبلة merupakan salah satu bentuk masdar dari kata kerja قبلة Kata

قبلة merupakan salah satu bentuk masdar dari kata kerja قبلة Kata ل BAB II Konsep Umum Arah Kiblat A. Pengertian Kiblat. قبلة Pengertian kiblat menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu قبلة merupakan salah satu bentuk masdar dari kata kerja قبلة Kata menghadap.

Lebih terperinci

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[ 2. Tauhid dan Niat TUJUAN Peserta memahami makna iman kepada Allah Peserta memahami hukum niat Peserta mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan niat Peserta termotivasi untuk selalu berusaha meluruskan

Lebih terperinci

Post

Post اليهود والنصارى هم بنو ا سراي يل.. Yahudi dan Kristen adalah bani Israel (Ya qub) As بسم االله الرحمن الرحيم والصلاة والسلام على جدي محمد رسول االله وا له الا طهار وجميع ا نبياء االله وا لهم الا طهار لا

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU A. Analisis Terhadap Praktik Penukaran Uang Dengan Jumlah Yang Tidak

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ش ر ع ال ق ر ع ة إ ذ ا ج ه ل ال م س ت ح ق و ت ع ذ ر ت ال ق س م ة Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB II KONSEP UMUM TENTANG ARAH KIBLAT. 1. Pengertian Kiblat Menurut Bahasa. bentuk masdar (derivasi) kata

BAB II KONSEP UMUM TENTANG ARAH KIBLAT. 1. Pengertian Kiblat Menurut Bahasa. bentuk masdar (derivasi) kata BAB II KONSEP UMUM TENTANG ARAH KIBLAT A. Pengertian Kiblat 1. Pengertian Kiblat Menurut Bahasa Kiblat (ا) berasal dari bahasa Arab, yang diambil dari bentuk masdar (derivasi) kata,, yang berarti menghadap,

Lebih terperinci

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan pertanyaan dari majalah SuaraAisyiyah berkenaan dengan hukum menyekolahkan anak di sekolah

Lebih terperinci