Kawasan Puspiptek Gd. 440 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
|
|
- Ari Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGATURAN DAYA PEMANAS SECARA KONTROL FASA PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS (DTA) Heri Nugraha 1), Bambang Hermanto ) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Gd. 470 Kawasan Puspiptek Serpong, 2) Pusat Penelitian Fisika-LIPI Kawasan Puspiptek Gd. 440 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan nugrahalipi@yahoo.com Abstrak Dalam kegiatan penelitian, system thermal memegang peranan yang sangat penting untuk mengetahui karakteristik suatu material pada temperature tertentu. Namun, system thermal untuk memanaskan saja tidak cukup, diperlukan system yang dapat menjaga kestabilan temperature dengan tingkat osilasi yang seminim mungkin. Salah satu peralatan thermal analysis yaitu DTA (Differential Thermal Anlysis) mengetahui sifat dari sebuah material, dalam DTA digunakan material pembanding atau yang disebut material referensi. Didalam system control DTA terdapat system control furnace hingga temperature C. Berbagai metode pengaturan tegangan salah satunya adalah dengan control fasa Thrystor, dengan control input 4-20 ma dari thermokontrol untuk mentrigger Thrystor. Thrystor banyak digunakan pada rangkaian pengendali dan pensaklaran. Kontrol fasa Thrystor ini memberikan range pengaturan tegangan yang lebih luas pada beban heater DTA dengan tahanan 50 ohm, dimana akan diuji pada pengaturan pada daya rendah, setengah daya, dan daya penuh untuk mengamati karakteristik, kelebihan dan kekurangan dari sistem pengaturan control fasa dan pengaruhnya terhadap temperature pemanas alat DTA. Hasil pengujian menunjukan tercapainya setting temperature diinginkan pada ketiga metode pengujian dengan control fasa ini untuk daya rendah atau 25 % daya, setting temperatur tidak tercapai dengan selisih antara PV dan SV 80 0 C, sedangkan untuk setengah daya atau 50 % daya, temperature hampir mendekati setting temperature yang diinginkan dengan selisih PV dan SV sekitar 5 0 C, berbeda dengan pengaturan pada 75% menunjukan tidak terjadi osilasi dan temperatur tercapai tepat sesuai setting value C, kemudian pada metode daya penuh, setting temperature tercapai tetapi dengan nilai osilasi sekitar 5 0 C. Kata kunci : Sistem Thermal,DTA,Kontrol Fasa Abstract In the course of the study, thermal system plays a very important to know the characteristics of a material at a particular temperature. However, thermal system to heat alone is not sufficient, is necessary to maintain system stability with temperature oscillations that minimum level. One of thermal analysis equipment is DTA (Differential Thermal anlysis) determine the properties of a material, the material used in the DTA called the comparison or reference material. Contained in the system control system control DTA furnace up to temperature C. Various methods of voltage regulation one is to control the phase Thrystor. With input control 4-20 ma to trigger the thrystor from thermocontrol. Thrystor widely used in the control and switching circuits. This phase control Thrystor provide voltage regulation range wider in the DTA heater load resistance of 50 ohms, which will be tested at low power settings, half power and full power to observe the characteristics, advantages and disadvantages of the phase control system settings and their effects heating temperature DTA device. The test results show the achievement of the desired temperature setting on the third phase of testing methods to control for low power or 25% power, the setting temperature is not reached by the difference between PV and SV 80 0 C, while for the half-power or 50% power, temperature nearing temperature setting desired by a margin of PV and SV around 5 0 C, in contrast with the setting at 75% showed no oscillations occur and achieve appropriate
2 Seminar Nasional Fisika 2013 ISSN Pusat Penelitian Fisika-LIPI Serpong, 4 September 2013 temperature setting value C, then the full power of the method, the setting temperature is reached but with values oscillating around 5 0 C. Keyword : Thermal System, DTA, Phase Control PENDAHULUAN Karateristik thermal material pada proses rekayasa material, ekstraksi material dan nano sangatlah diperlukan. Salah satu metoda untuk mengetahui karakteristik material adalah dengan perbedaan temperature. Alat yang digunakan adalah Differential Thermal Analysis (DTA). DTA merupakan alat analisis thermal dengan menggunakan metoda pembandingan perubahan temperature terhadap sampel referensi. Pusat Penelitian Fisika pada saat ini sedang mengembangkan alat analisa thermal DTA (Differential Thermal Analysis). Didalam system control DTA terdapat system control furnace hingga temperature C. Berbagai metode pengaturan tegangan salah satunya adalah dengan control fasa Thrystor. Thrystor banyak digunakan pada rangkaian pengendali dan pensaklaran. Kontrol fasa Thrystor ini memberikan range pengaturan tegangan yang lebih luas pada beban heater DTA dengan tahanan 50 ohm, dimana akan diuji pada pengaturan pada daya rendah, setengah daya, dan daya penuh untuk mengamati karakteristik, kelebihan dan kekurangan dari sistem pengaturan control fasa dan pengaruhnya terhadap temperature pemanas alat DTA. Pada sistem termal untuk memanaskan saja tidak cukup, tetapi sangat diperlukan sistem yang juga dapat menjaga besarnya temperatur dalam proses agar tetap stabil pada nilai yang diinginkan atau diperlukan tanggapan sistem dengan osilasi yang seminim mungkin. Untuk keperluan ini, maka digunakan suatu sistem pengaturan temperatur. Pada banyak aplikasinya, sistem pengaturan temperatur menggunakan pemanas (heater) yang menerapkan prinsip pemanasan secara listrik. Umumnya untuk pengaturan tegangan pemanas digunakan prinsip pengaturan tegangan secara on-off. Namun karena keterbatasan range pengaturan tegangan yang dapat diberikan, maka kontrol tegangan secara on-off kurang dapat memberikan akurasi nilai keluaran yang dibutuhkan oleh sistem pengaturan, sehingga untuk beberapa aplikasinya dapat menimbulkan tanggapan sistem pengaturan temperatur yang berosilasi. Terdapat alternatif lain untuk pengaturan tegangan pemanas, yaitu dengan pengaturan tegangan secara kontrol sudut fasa. Kontrol secara sudut fasa memberikan range pengaturan tegangan yang lebih luas, sehingga dapat memberikan akurasi nilai keluaran yang dibutuhkan oleh sistem pengaturan, dengan demikian dimungkinkan untuk memperoleh tanggapan sistem yang lebih halus (amplitudo osilasi yang minimum). Karena itu dirancang Studi Pengaturan Daya Pemanas Secara Kontrol Fasa Pada Pengendalian Temperatur Alat Differential Thermal Analysis (DTA) (Heri Nugraha, dkk.)
3 penggunaan kontrol tegangan secara sudut fasa untuk pemanas pada sistem pengaturan temperatur. Sebagai penentu besarnya tegangan pemanas secara sudut fasa. Secara sederhana sistem control thrystor ditunjukan pada gambar 1 berikut ini: Gambar 1. Sistem control fasa thrystor Sistem control diuji pada posisi daya rendah (25%), setengah daya (50% dan 75%), dan daya penuh (100%). Pengaturan trigger dilakukan secara manual pada knot pengontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat tanggapan yang terjadi pada beban, kemudian melihat karakteristik arus dan pengaruhnya terhadap pencapaian dari setting temperatur. PROSEDUR PERCOBAAN Sistem control beroperasi pada tegangan 220 volt dan frekuensi 50 Hz. Secara umum blok diagram rancangan alat adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 2. Gambar 2. Blok diagram sistem control temperatur Gambar 3 menunjukan sistem control DTA secara keseluruhan dan sampai saat ini pengembangan sistem semiotomats pada mekanik DTA dilakukan untuk memudahkan penggunaan penyimpanan sampel dan menjaga sampel agar tetap pada posisi center.
4 Seminar Nasional Fisika 2013 ISSN Pusat Penelitian Fisika-LIPI Serpong, 4 September 2013 Gambar 3. Sistem Kontrol DTA Pengaturan tegangan AC dilakukan oleh blok pengontrol tegangan AC Thrystor (gambar 4). Prinsip pengaturan tegangannya adalah menggunakan prinsip kontrol fasa, yaitu besarnya tegangan AC ditentukan oleh pemicuan thrystor. Variabel keluaran dari proses yaitu temperatur akan diukur oleh sensor temperatur yang kemudian menghasilkan sinyal sebagai masukan umpan balik bagi kontroler pada saat present value (PV) lebih kecil nilainya daripada setting value (PV). Kontroler akan membandingkan sinyal umpan balik dari sensor temperatur, Kontroler akan terus mengolah sinyal masukan dan menghasilkan suatu nilai keluaran sehingga terbentuk suatu sistem loop tertutup. Secara keseluruhan sistem pengendalian temperatur pada Furnace dengan heater berupa lilitan nikelin (R=50Ω) yang dikendalikan oleh temperature controller dan kontrol Thrystor sebagai pengendali arus yang dialirkan ke lilitan. Digunakan hardware sebagai pembaca arus, dan software untuk monitoring Present Value (PV) dan Set Value (SV). Gambar 4. Koneksi external thrystor Studi Pengaturan Daya Pemanas Secara Kontrol Fasa Pada Pengendalian Temperatur Alat Differential Thermal Analysis (DTA) (Heri Nugraha, dkk.)
5 Didalam power regulator ini terdapat thrystor yang berfungsi untuk mengontrol keluaran tegangan terhadap heater, menerima respon tegangan dari thermocontrol dan meneruskan tegangan tersebut menjadi control terhadap heater. Untuk menggunakan control input dari thermokontrol arus DC 4-20mA digunakan koneksi terminal pin 4 dan 5, untuk control input tegangan DC 1-5V menggunakan koneksi ke terminal pin 3 dan 5. Gambar 5 a dan 5 b dibawah ini adalah panel control yang duji cobakan pada sistem DTA. Terdapat pengukuran arus, sistem start dan stop control, dan thermokontrol. 5a. Panel Kontrol 5b. Pemanas DTA Gambar 5. Sistem kontrol Pemanas Sistem control ini memiliki spesifikasi pengaman MCB 2 Ampere, bekerja pada sumber tegangan AC 220 Volt. Pada saat MCB ON dan saat push button ON maka Temperature Kontrol, Amperemeter dan SPC yang terdapat rangkaian Thrystor menyala bersamaan. Trigger Thrystor tidak akan menyala sampai setting temperatur dilakukan. Dilakukan perubahan pada knot pengontrol untuk setting kondisi daya rendah setengah daya dan daya penuh. Penerapan mode phase dilakukan dengan menyetel knot pengontrol Thrystor. Pada pengambilan data digunakan perbandingan phase mode setting output adjusment 25%, 50%, 75% dan 100% untuk tahanan lilitan R=50Ω. Pemilihan resistansi 50Ω mengacu pada spesifikasi tahanan lilitan yang digunakan pada furnace. Percobaan dilakukan dengan menaikan temperatur dari temperatur ruang ke set point I 500 C, lalu ditahan 5menit. Selanjutnya dinaikkan temperaturnya sampai set pointii 1000 C dan kembali ditahan sampai 5menit.
6 Seminar Nasional Fisika 2013 ISSN Pusat Penelitian Fisika-LIPI Serpong, 4 September 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Ketika Thrystor dihubungkan pada sumber tegangan AC, Thrystor dapat juga digunakan untu merubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya Thrystor melakukan fungsi yang sama seperti rheostat, tetapi Thrystor jauh lebih efisien. Gambar 6. Menunjukan penggunaan Thrystor untuk mengatur suplai daya pada heater dari sumber arus bolak balik (AC). Gambar 6. Sistem Kontrol Heater Rangkaian Trigger menghidupkan thrystor selama siklus AC. Pada penyetelan setengah daya dari knot kontrol, terjadi pulsa triger gerbang pada titik tengah dari setengah siklus positif. Rangkaian anoda dan katoda menghantarkan untuk sisa siklusyang mensuplai hanya setengah tegangan maksimum dan setengah arus beban. Jumlah thrystor menghantar selama tiap siklus setengah positif menentukan daya yang diberikan pada beban. Dalam kasus sistem kontrol, temperatur adalah variabel yang akan dikontrol, dan nilai inilah yang diinginkan sebagai output, kemudian input kontrol adalah output dari pemanas listrik (eletric heater). Besarnya kalor sebagai input kontrol selalu diatur dengan mengatur tegangan yang diberikan ke pemanas. Hasil monitoring arus, PV dan SV yang tercatat pada software diperoleh sebagai berikut : Pada lilitan 50Ω, mode:phase control, out adj:25%, V= 55 volt, diperoleh grafik sebagai berikut: Studi Pengaturan Daya Pemanas Secara Kontrol Fasa Pada Pengendalian Temperatur Alat Differential Thermal Analysis (DTA) (Heri Nugraha, dkk.)
7 arus (Ampere) Gambar 7 Grafik hubungan -arus untuk output adjusment 25% temperatur ( C) Gambar 8. Grafik PV-SV untuk output adjusment 25% Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa arus maksimal 0.84 Ampere. Nilai PV juga tidak mencapai set pointi 500 C dan hanya bertahan pada nilai 424 C lama 40 menit. Hal ini dikarenakan arus yang dialirkan ke lilitan kurang besar. Untuk mode:phase control, out adj:50%, V=110 volt, diperoleh grafik sebagai berikut:
8 Seminar Nasional Fisika 2013 ISSN Pusat Penelitian Fisika-LIPI Serpong, 4 September 2013 arus (Ampere) Gambar 9. Grafik hubungan -arus untuk output adjusment 50% temperatur ( C) Gambar 10. Grafik PV-SV untuk output adjusment 50% Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa arus maksimal 2.6 Ampere. Nilai PV mencapai set point I selama 40 menit dengan nilai overshot 502 C, kemudian temperatur kembali naik sampai set point II selama 1 jam 35 menit dari awal temperatur kamar 40 0 C, namun hanya mampu mencapai nilai : 995 C. Studi Pengaturan Daya Pemanas Secara Kontrol Fasa Pada Pengendalian Temperatur Alat Differential Thermal Analysis (DTA) (Heri Nugraha, dkk.)
9 Untuk, mode:phase control, out adj:75%, V = 165 volt, diperoleh grafik sebagai berikut: arus (Ampere) temperatur ( C) Gambar 11. Grafik hubungan -arus untuk output adjusment 75% Gambar 12. Grafik PV-SV untuk output adjusment 75% Untuk variasi out adj 75%, terlihat bahwa arus maksimal 4.2 Ampere. Nilai PV mencapai set pointi selama 40 menit dengan nilai overshot 501 C, kemudian temperatur kembali naik sampai 1000 C selama 1 jam 40 menit dengan tidak munculnya overshoot saat set pointii. Untuk, mode:phase control, out adj:100%, V = 220 volt, diperoleh grafik sebagai berikut:
10 Seminar Nasional Fisika 2013 ISSN Pusat Penelitian Fisika-LIPI Serpong, 4 September 2013 arus (Ampere) temperatur ( C) Gambar 13. Grafik hubungan -arus untuk output adjusment 100% Gambar 14. Grafik PV-SV untuk output adjusment 100% Untuk variasi out adj 100%, terlihat bahwa arus maksimal 4.6 Ampere. Nilai PV mencapai set pointi selama 40 menit dengan nilai overshot 502 C, kemudian temperatur kembali naik sampai set pointii selama 1 jam 40 menit dengan nilai max. overshoot 1005 C. KESIMPULAN Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Pada perancangan alat, menunjukkan bahwa penggunaan pengatur tegangan pemanas secara kontrol sudut fasa memberikan cakupan nilai pengaturan tegangan yang cukup besar, sehingga memudahkan dalam menentukan besarnya keluaran dari pengendali. Studi Pengaturan Daya Pemanas Secara Kontrol Fasa Pada Pengendalian Temperatur Alat Differential Thermal Analysis (DTA) (Heri Nugraha, dkk.)
11 2. Sistem pengaturan temperatur yang dirancang dapat bekerja dengan baik, yaitu secara umum diperoleh respon sistem dengan amplitudo osilasi yang rendah. 3. Dari hasil pengambilan data yang telah dilakukan, terlihat bahwa pada mode phase control. Arus yang diberikan bergantung pada nilai out adj. yang disetel. Nilai arus yang dihasilkan merupakan hasil kali nilai setelan adjusment dikali nilai resistansi. Misalkan untuk nilai setelan adjusment 100%, arus maksimal yang mampu dihasilkan adalah (100% x 220V): 50Ω = 4.4 Ampere. Namun pada hasil percobaan nilai arus maksimal yang tercatat adalah 4.6 Ampere. Selisih nilai ini disebabkan dari inputan tegangan dari PLN yang fluktuatif.. Disamping itu, meskipun overshot masih tidak dapat dihindari namun nilai yang dihasilkan lebih kecil daripada mode on/off. Bahkan pada nilai nilai setelan output adjusment 75%, tidak terjadi overshot dimana nilai PV sama dengan SV pada nilai set point pada temperatur 1000 C. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Kompetitif Material Maju dan Nano Teknologi pada Kegiatan Pengembangan Instrumen Differential Thermal Analisis Material Maju dan Nano Material dengan Peneliti Utama Dr. Agus Sukarto Wismogroho. DAFTAR PUSTAKA [1] D.Petruzella, Frank Elektronik Industri. Yogyakarta : Andi Publisher. [2] Budiharto,Widodo. Sigit Firmansyah Elektronika digital dan Mikroprosessor. Yogyakarta : Andi Publisher. [3] Budiharto, Widodo Interfacing Komputer dan Mikrokontroller. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. [4] Surya, Hasan Bahan Ajar Elektronika Daya. Bandung : Politeknik Negeri Bandung. [5] Autonics Manual. diakses 1 Agustus [6] Bambang Herlambang, Djuhana. Rancang bangun sistem pengamatan temperatur air berbasis PC untuk pengukuran nilai air calorimeter suatu prototype calorimeter bahan bakar. Volume 28 No.2 Juli Desember 2004 [7] Enny Purwanti, Fitriyanti. Rancang bangun sistem control dengan menggunakan termokopel tipe K yang dilengkapi remote indicator. Jurnal ilmiah Universitas Batanghari vol.9 No.1 Februari.2009.
INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9
INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNAE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470, Serpong,
Lebih terperinciPerancangan Pengendali Sistem Otomasi pada DTA Menggunakan Programmable Logic Control MASTER K 120 S
57 Perancangan Pengendali Sistem Otomasi pada DTA Menggunakan Programmable Logic Control MASTER Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis
BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet
Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Sari Widya Fitri *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
Lebih terperinciRANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh : SANYOTO
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinciPerancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa
Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Indah Pratiwi Surya #1, Hafidh Hasan *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR
BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas
Lebih terperinci27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan
Lebih terperinciSistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi
Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,
Lebih terperinciDesain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877
16 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 010 Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877 Tarmizi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...
xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciAlat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis
Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis Hanny H Tumbelaka, Johannes Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: tumbeh@petra.ac.id Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating
Lebih terperinciBAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI
BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian
Lebih terperinciDX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound
LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512 Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound Panel Depan DX1220 terdiri dari 12 modul P-30 (1 ch modul) dan 1 buah DP-5 (DMX interface). Modul P-30 TRIG : menandakan jika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 3 permasalahan utama, yaitu bagaimana merancang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciDESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto
Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan
Lebih terperinciControl Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember
PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA
RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com
Lebih terperinciPrototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April 2017 Prototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing Akhyar Muchtar 1*, Umar Muhammad 2, Ainul Mariyah
Lebih terperincikali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting
27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420
RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing
DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR Dosen Pembimbing Noval Fauzi 2209 105 086 1. Prof.Dr.Ir.Mochamad Ashari, M.Eng.
Lebih terperinciAhmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,
Lebih terperinciPerancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TERKENDALI
FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada
Lebih terperinciPERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN
PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter
Lebih terperinciPERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
No Vol: September 0 ISSN : 0-99 PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 855 Cahayahati, Mirza Zoni Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta Program
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168
PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull
BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL
BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL 5.1 Respon Sensor Arus Pengujian terhadap sensor arus terbagi menjadi dua, yaitu pengujian tanpa rangkaian pengkodisisan sinyal (transformator arus dan sensor
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN 1 Ari Rahayuningtyas, 2 Teguh Santoso dan 3 Maulana Furqon 1,2,,3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan
BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200
Halaman : 1 dari 8 PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan Vacum Chamber JK-1200 sesuai dengan prosedur operasional yang disarankan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENULISAN
BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang
Lebih terperinciAPLIKASI MIKROKONTROLER ATMEGA16 SEBAGAI PENGONTROL POLARITAS TERMOELEKTRIK DAN TEMPERATUR KABIN DRY BOX
APLIKASI MIKROKONTROLER ATMEGA16 SEBAGAI PENGONTROL POLARITAS TERMOELEKTRIK DAN TEMPERATUR KABIN DRY BOX Application of ATMega16 Microcontroller As A Controller of The Thermoelectric Polarity And Cabinet
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciBAB lll METODOLOGI PENELITIAN
BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi
Lebih terperinciBab 5. Pengujian Sistem
Bab 5. Pengujian Sistem Pada bab berikut berisi langkah-langkah Pengujian Sistem Maximum Power Point Tracking Panel Surya Gama Solar 50P-36 dengan Buck Converter LM2596. Saat pengujian sistem terdiri dari
Lebih terperinciPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciTRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL
TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL FAKULTAS TEKNIK UNP JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : I PROGRAM STUDI : DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI051
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Tegangan Tiga Fasa Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan dalam sistem tiga fasa. Sistem ini memiliki besar arus
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI
BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPoliteknik Gunakarya Indonesia
THYRISTOR DAN APLIKASI SCR Disusun Oleh : Solikhun TE-5 Politeknik Gunakarya Indonesia Kampus A : Jalan Cutmutiah N0.99 Bekasi Telp. (021)8811250 Kampus B : Jalan Cibarusaah Gedung Centra kuning Blok C.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT
BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: IBM-PC UNIT SENSOR CAHAYA WEBCAM Gambar
Lebih terperinciALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Nyoman Wendri, I Wayan Supardi, K N Suarbawa, Ni Made Yuliantini 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE
BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE Setelah selesai pembuatan prototipe, maka dilakukan evaluasi prototipe, apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan SNI atau tidak, setelah itu baru
Lebih terperinciPERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS)
PERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS) Wahyudi Putra 1, Ibnu Kahfi Bachtiar, ST., M.Sc 2, Tonny Suhendra, ST., M.Cs 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik,
Lebih terperinciUJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL
UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL Saminto, Untung Margono, Ihwanul Aziz, Sugeng Riyanto - BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI PENGENDALI
Lebih terperinciGambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.
BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG
BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu
Lebih terperinci