REZIM MEDIS DAN PENGOBATAN TRADISIONAL. ( Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ) ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REZIM MEDIS DAN PENGOBATAN TRADISIONAL. ( Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ) ABSTRAK"

Transkripsi

1 1

2 REZIM MEDIS DAN PENGOBATAN TRADISIONAL ( Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ) ABSTRAK Nirmawati R. Abas. Nim: Rezim Medis dan Pengobatan Tradisional (Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango provinsi gorontalo). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.pd.,M.Si dan pembimbing II Yowan Tamu, S,Ag.,MA Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Untuk mendekskripsikan bagaimana perilaku masyarakat, kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta pola pemikiran masyrakata terhadap pengobatan tradisional dan medis. Adapun teori yang di pakai dalam penelitian ini adalah teori fungsional struktural. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data di lakukan denga cara observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bagaimana perilaku masyarakat terhadap sistem pengobatan. Pengobatan tradisional tetap bertahan sampai dengan sekarang di karenakan kebutuhan dari masyarakat. Hal ini tetap bertahan karena. Yang menggunakan pengobatan tradisional ini pun tidak hanya masyarakat kalangan ekonomi bawah saja, akan tetapi ada juga masyarakat ekonomi kalangan menengah sampai dengan kalangan atas datang berobat ke dukun yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah. Selain itu juga mengapa masyarakat lebih memilih pengobatan tradisonal semua itu di sebabkan oleh faktor ekonomi dan kebiasaan masyarakat untuk melakukan pengobatan tradisional. Selain faktor-faktor tersebut dalam penelitian ini juga di temukan ada beberapa kalangan menengah keatas yang mengunakan penggobatan tradisional, dan datang kedukun dengan keluhan-keluhan yang bermacam-macam. Kata kunci. Dukun dan pengobatan tradisional Nirmawati R. Abas. Nim: Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.pd.,M.Si dan pembimbing II Yowan Tamu, S,Ag.,MA Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh berkembang, berkarya dan mengaplikasikan ide-ide yang dimilki dengan baik. Salah satu strategis adaptasi manusia mengaplikasikan ide-ide yang dimiliki dengan cara untuk menguasai lingkungan dibidang kesehatan. Strategi ini tumbuh dan berkembang dalam 2

3 usaha manusia untuk menghindari dan menanggulangi penyakit. Seperti dinyatakan oleh Fostor Foster dan Anderson (1979: 13) 1 dalam menghadapi penyakit ini, manusia telah mengembangkan suatu pengetahuan yang luas dan komplek, yang mencakup kepercayaan, teknik, peranan, norma, nilai ideologi, sikap, kebiasaan, ritus, dan berbagai lambang (simbol) yang satu sama lain bertalian erat dan membentuk suatu kekuatan. Inilah yang melahirkan suatu sistem kesehatan, yang merupakan keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, keterampilan, dan praktek yang secara komprehensif mencakup seluruh aktivitas klinis dan nonklinis serta melibatkan institusi formal dan informal. Dengan demikian seperti yang dijelaskan di atas bahwa tingkah laku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan sifatnya terencana atau terpola dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan salah satu bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Salah satu budaya masyarakat gorontalo yakni dalam sistem pengobatan penyakit yang di derita oleh masyarakat, pengobatanya menggunakan jasa dukun. Masyarakat gorontalo sejak dulu sudah mengenal dukun sebagai tempat berobat sebelum adanya tenaga medis yang mengatasi keluhan-keluhan atau penyakit, maka dari itu budaya pengobatan dukun agar kiranya dapat dilestarikan keberadaanya. Serta dapat diwariskan kepada masyarakat gorontalo. Pewarisanya pun dapat dilakukan melalui keluarga dan dengan beriringnya waktu proses tradisi itu sendiri dapat berkembang melalui lembaga pendidikan dan lembaga sosial masyarakat dari sinilah masyarakat dibelajarkan dan akan mengetahui seberapa pentingnya tradisi itu untuk dipertahankan. Warisan budaya pada intinya adalah suatu pengetahuan yang dapat berfungsi menghadapi tantangan kehidupan. Dalam masyarakat tradisional pengetahuan umumnya diperoleh dengan cara belajar dan mewarisinya secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 1 Fostor Foster dan Anderson dalam T. Sianipar (DKK), Dukun Mantra Dan Kepercayaan. PT Gratikatama Jaya Hal, 2 3

4 Sebagai salah satu unsur kebudayaan daerah yang bersifat universal yang telah diwarisi secara turun tenurun oleh masyarakat pendukungnya, salah satu diantaranya adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kesehatan khususnya pengobatan tradisional. 2 Setiap kelompok etnis relatif telah menguasai dan mengembangkan pengetahuan kesehatan. Pengetahuan kesehatan tradisonal dengan pengetahuan medis modern memiliki persamaan dan juga perbedaan, namun secara umum pengobatan kesehatan tradisional yang dikenal dan dipahami oleh dukun berbeda dengan pengobatan kesehatan medis modern. 3 Dukun merupakan seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit melalui tenaga supranatural, dan dukun ini pula dikenal dengan orang yang dapat meringgankan penyakit yang diderita oleh pasien model penyembuhanya pula dilakukan dengan cara model penyembuhan kesehatan tradisional, alat yang digunakan, obat yang digunakan terkadang memakai ritual, iringan musik tradisional, tari-tarian, penggunaan mantra, mengenal kemali (pantangan), atau dengan kata lain penyembuhan dengan menggunakan keterampilan tangan seperti cara mengalun, bagian-bagaian tertentu, di samping itu memberikan berbagai obatobatan dari macam-macam ramuan yang berasal dari dedaunan, akar tumbuh-tumbuhan, dan umbi-umbian yang keseluruhan jarang dijumpai dalam sistem kesehatan medis modern. 4 Sudah menjadi pengetahuan umum dimana-mana di indonesia selalu ada terdapat dukun. Dukun sendiri pun tidak lepas dari pengalaman peraliahan itu. Percampuran konsep lama dan baru (modern) tentang penyakit, seperti terungkap dalam praktek pengobatan sanro menunjukan gejala ini. Namun dapat pula dikatakan, bahwa dukun merupakan agen penerus dan pengawet segi tertentu dari kebudayaan asli masyarakat. 5 2 Ilham, 2012, Skripsi. Eksistensi Pengobatan Dukun Patah Tulang. Studi Pada Masyarakat Gayo. Universitas Negeri Medan. Hal, 1 3 Ilham. Ibid, Hal, Di Akses Tanggal 25 Januari, T. Sianipar (DKK), Ibid, hal, 107 4

5 Berdasarkan latar belakang diatas maka, yang menjadi rumusan masalah adalah 1. Bagamana perilaku masyarakat mengenai pengobatan tradisional? 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Suwawa Tengah? 3. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat? Pengobatan Tradisional Di Indonesia istilah pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional. Menurut pendapat organisasi kesehatan dunia (WHO) ada beraneka-macam jenis pengobatan tradisional yang bisa dibedakan lewat cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi yang berdasarkan cara-cara seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib atau terapi dengan tusukan jarum. Jenis terapi yang kedua berdasarkan obat-obatan seperti jamu dan pengobatan herbal (Timmermans 2001:1). 6 Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang berdasarkan mantra-mantra dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan alat-alat. Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khusunya pengobatan yang pakai cara-cara. Ini tergantung pada faktor keahlian dan apakah pengobatan ini bisa ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat Cina seperti jamu dan pengobatan herbal, bisa ditulis. Kebijaksanaan bisa dipelajari dari buku-buku. Walaupun pada pihak yang lain pengobatan alternatif yang dipengaruhi supranatural atau metafisik tidak bisa dipelajari dari buku-buku, malahan pelajaran atau pendidikan pengobatan yang terkait hal gaib hanya bisa dilatih orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat dari tuhan, karena itu bukan setiap orang bisa memilih berlatih pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib. 6 Timmermans 2001:1,2004, Dalam Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan Dan Persepsi. Tugas Studi Lapangan Diajukan Untuk Menemuhi Persyaratan Dalam Program ACICIS Studi Lapangan. Universitas Muhammadiyah Malang. Hal, 11 5

6 (Timmermans 2001:1). 7 Akan tetapi, organisasi sistem pelayanan kesehatan, baik modern maupun tradisional, sangat menentukan dan berpengaruh terhadap perilaku mencari pengobatan (Rahmadewi, 2009). 8 Secara umum Kalangie membagi sistem medis ke dalam dua golongan besar, yaitu sistem medis ilmiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan (terutama dalam dunia barat) dan sistem non medis (tradisional) yang berasal dari aneka warna kebudayaan manusia (Rahmadewi, 2009). 9 Pengobatan kedokteran berbasis pembuktian ilmiah, sedangkan pengobatan tradisional berdasarkan kearifan lokal yang berasal dari kebudayaan masyarakat,termasuk di antaranya pengobatan dukun, yang dalam mengobati penyakit menggunakan tenaga gaib atau kekuatan supranatural. Pengobatan maupun diagnosis yang dilakukan dukun selalu identik dengan campur tangan kekuatan gaib atau pun yang memadukan antara kekuatan rasio dan batin. Pengobatan Modern Pengobatan modern merupakan pengobatan yang mengunakan alat-alat cangih atau pun pengobatannya dilakukan oleh tenaga medis dan sudah berkompoten dalam bidangnya. Maka hal ini akan berhunbungan dengan rumah sakit dan dunia kedokteran, sehingganya menimbulkan banyak rumah sakit dibangun dengan standar internasional. Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Pengobatan ini sangat berbeda satu sama lain. Pengobatan modern adalah pengobatan pengobatan yang dilakukan dengan caracara modern atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan. Namun, dari cara pembuatan obat modern memiliki sedikit keunggulan, karena dibuat 7 Timmermans 2001:1,2004, Op.cit, Dalam Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan Dan Persepsi. Tugas Studi Lapangan Diajukan Untuk Menemuhi Persyaratan Dalam Program ACICIS Studi Lapangan. Universitas Muhammadiyah Malang. Hal, 11 8 Rahmadewi Dalam Muhammad Irfan (DKK). 2012, jurnal, Etnografi Dukun. Studi Antropologi Tentang Praktik Pengobatan Dukun Di Kota Makasar. Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama Makassar, Universitas Hasanudin. Hal, 3 9 Op.cit.Hal, 3 6

7 dengan mesin dan pada umumnya dilakukan secara terukur dan melalui proses percobaan yang terkontrol. Sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga. Pengobatan modern menurut hemat penulis, pada dasarnya mengunakan tenaga medis atau dengan kata lain adalah dokter. dan semua aktifitas yang terjadi pun sistem modern. Adapun alat yang digunakan oleh pengobatan medis ini merupakan alat-alat cangih. Serta sistem pengolahan obat-obatan pun sudah menggunakan teknologi modern. Sampai-sampai lembaga medis ini semakin memiliki legitimasi untuk membedakan, menentukan, bahkan memprediksi bahwa manusia yang tergolong dalam kategori sehat atau sakit. Tenaga medis (dokter) merupakan salah satu penopang penting dalam pengobatan modern. karena dengan keahlian yang dimiliki oleh seorang dokter ini dapat membantu dalam pengobatan modern salah satu contonya yakni dokter ini dapat mendeteksi penyakit yang diderita. Fungsionalisme Struktural Secara ekstrim, fungsionalis berfikir bahwa masyarakat pada awalnya disusun oleh individu yang ingin memenuhi kebutuhan biologisnya secara bersama, namun pada akhirnya berkembang menjadi kebutuhan-kebutuha masyarakat. Nah dari kolektif inilah yang membentuk nilai masyarakat, dan nilai inilah yang membuat masyarakat seimbang. Setiap manusia yang hidup pasti memiliki fungsinya masing-masing, begitu pun dengan dukun dan pengobatannya. 10 Dukun memiliki fungsi dimata masyarakat guna dalam penyembuhan penyakit yg diderita. Tidak hanya dukun saja yang memiliki fungsi akan tetapi dalam pengobatannya pun ada model pengobatan tradisional yang memiliki fungsi. Contohnya adalah air, air tersebut fungsinya untuk mengobati atau meringankan penyakit, ketika air itu diminum dan diusapkan pada bagian yang sakit maka itu lah fungsi dari air tersebut. Karena 10 Ridwan Ibrahim, Bahan Ajar Pengantar Sosiologi. Universitas Negeri Gorontalo. Hal 21 7

8 manusia hanya dalam keadaan sehat bisa beraktifitas dengan baik, jika salah satu anggota tubuhnya tidak berfungsi maka manusia itu tidak akan berfungsi juga. Mengapa peneliti memilih fungsionalisme sebagai teori ini karena hal ini ada keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Karena fungsionalisme melihat sistem sosialnya dan teori ini juga berdasarkan mekanisme sosial masyarakat dan prinsip-prinsip yang ada didalam masyarakatnya. Dalam hal ini masyarakat tersusun atas bagian-bagian seperti dalam masyarakat disuwawa tengah ada yang masih mempercayai pengobatan tradisional yang mengunakan jasa dukun sebagai tempat berobat karena menurut mereka pengobatan itu memiliki fungsi untuk menyembuhkan penyakit yang diderita dan media yang dilakukan seperti air memiliki fungsi juga dimata mereka. Secara ringkas, fungsionalisme itu sendiri melihat masyarakat itu ibarat sebuah organisme, mahluk hidup yang bisa sehat atau sakit. Ia bisa sehat jika bagian-bagian dari fungsi pengobatan yang ada. Dalam hal ini perlu dibedakan dua fungsi sosial, yaitu fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes adalah fungsi yang diketahui dan dimafhumi oleh individu-individu dalam sistem sosial tersebut, sementara fungsi laten adalah fungsi yang tak diketahui. 11 METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini adalah sembilan bulan terhitung sejak dari bulan februari 2014 hinga awal bulan oktober Dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolanga Provinsi Gorontalo. Pertimbangan memilih Kecamatan Suwawa Tengah adalah. 1. Kecamatan Suwawa Tengah adalah satu Kecamatan yang masih mempertahankan budaya pengobatan tradisional (dukun) mereka sejak dulu sampai dengan sekarang. Perkembangan dunia teknologi tidak membuat masyarakat yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah menghilangkan kebiasaan yang sudah mereka pertahankan. 11 Ridwan. Ibid, Hal 21 8

9 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hal ini karena masalah yang diteliti merupakan suatu situasi sosial yang sifatnya deskriptif. Menurut Satori dan Komariah, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan cara mendeskripsikannya secara benar, dibentuk menggunakan kata-kata serta berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alamiah. 12 Sementara itu Bogdan dan Guba mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang ataupun dari perilaku yang diamati. 13 Oleh karena itu, data dalam penelitian ini merupakan datadata deskriptif, yakni data yang berupa kata-kata dan tidak menekankan pada angka (kuantitas) tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan makna dari peristiwa yang ada. Sugiyono mengungkapkan bahwa, metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, yakni data yang mengandung makna. 14 Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, peneliti dalam hal ini sekaligus instrumen penelitian. Penentuan informan dilakukan dengan purposive, yang terdiri dari duku, masyarakat setempat, dan pasien Informan yang dipilih adalah mereka yang mudah diajak bicara, mengerti tentang informasi yang peneliti butuhkan, dan yang senang diajak bekerja sama (Endaswara, 2006). Data pada penelitian ini dibagi atas dua yakni data primer dan data sekunder. Satori dan Komariah mengatakan bahwa data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung 12 Djam an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung. Hal, Dalam Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung: Refika Aditama. Hal, Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal, 9 9

10 memberikan data kepada peneliti. 15 Data primer diperoleh melalui proses wawancara secara mendalam antara peneliti dan informan terpilih. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen (resmi dan tidak resmi) seperti buku, internet dan profil lokasi penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah dalam penelitian. Analisis data diakukan secara deskriptif etnografi, yakni berusaha mendeskriptikan subjek penelitian dan cara mereka bertindak, berkata-kata. Analisis data juga dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Setelah itu mereduksi data, memaparkan data dan simpulan melalui pelukisan dan verifikasi. 16 Pendekatan etnografi yang digunakan dalam penelitian ini mengaju pada model pendekatan emik, yakni memandang fenomena-fenomena sosial budaya atas dasar sudut pandang masyarakat yang menjadi objek kajian, yakni dukun, masyarakat, dan pasien. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnografi. HASIL PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGOBATAN TRADISIONAL Pengobatan tradisional memang merupakan salah satu penggobatan yang di gemari oleh masyarakat pedesaan hal ini terjadi di karenakan biyayanya yang murah dan jaraknya pun tidak begitu jauh dari pemukiman warga setempat. Karena yang melakukan pengobatan tersebut merupakan masyarakat yang berada tinngal di pemukuman warga. Salah satu dari mereka memiliki keterampilan untuk melakukan pengobatan yang berorientasi terhadap penggobatan tradisioanal. Secara komprensif dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki sistem kesehatan, dapat dimaklumi banwa di Indonesia memiliki berbagai sistem kesehatan,masing-masing 15 Djam an Satori dan Aan Komariah. Ibid, hal, Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 10

11 kelompok budaya etnis ini telah mengembangkan sistem kesehatan mereka, yang mungkin satu sama lain memiliki perbedaan. 17 KONDISI EKONOMI SOSIAL MASYARAKAT Penelitian rezim medis dan pengobatan tradisional ini juga membahas bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah sehinganya kita bisa mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional Faktor ekonomi sangat mempengaruhi setiap kehidupan manusia. Karena hanya dengan inilah manusia dapat melanjutkan hidup, dan dengan ini pula masyarakat bisa mencapai semua keiginan mereka. Sama halnya dengan beberapa masyarakat yang tidak memiliki uang untuk berobat, maka masyarakat tersebut memilih alternative lain. Sebab hanya dengan pergi ke dukun mendapatkan pelayanan dan biyaya berobat pun dapat dicapai oleh masyarakat. KESEHATAN Tradisional Pengobatan tradisional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda oleh masing-masing yang mengobati penyakit, dalam pengobatan tradisional ini ada yang menggunanakan ramuan untuk berobat, rempah-rempah, dan air. Yang di gunakan di sesuaikan dengan penyakit yang dialami oleh pasien. A. Proses Pengobatan Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih pengobatan tradisional, harus yakin bahwa pengobatan tradisional tersebut bisa memuaskan, bisa di jangkau, tidak bertolak belakang dengan adat istiadat, dan yang paling penting adalah efek samping yang justru akan 17 Di kutip dari Usman Pelly dalam Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat. PT Gratikatama Jaya Hal, 3 11

12 merugikan kesehatan. Dalam pengobatan tradisional ada beberapa hal yang di perhatikan yaitu proses pengobatanya, karena dalam pengobatan tradisional terdapa beberapa proses yang harus dilaksanakan sebelum mendapatkan kesembuhan yang sebenarnya. Proses pengobatanya itu ada yang harus melalui Proses jangka panjang dan proses jangka pendek. Proses jangka pendek itu dalah proses yang bisa di obati hanya pada saat itu juga seperti, gurumi, sakit perut, sakit kepala karena pengobatannya ini hanya menngunakan air atau rempah-rempah di beri mantra oleh dukun setelah itu di gunakan pada bagian yang sakit. Menggunakan pengobatan tradisional sudah menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat, selain biyayanya yang murah, pemanfaatannya pun terjadi tidak ada efek samping bagi yang menggunakan pengobatan tradisional, sama halnya dengan tanaman daun sukun ini, siapa saja yang akan mengkomsumsi hasil dari air perasaan ini tidak akan mengalami efek samping apa pun juga karena obat ini tidak memilki rasa, seperti obat-obatan pada umumnya. Fakta di indonesia khususnya pada masyarakat suwawa tengah masih ada banyak masyarakat yang percaya dengan pengobatan tradisonal. Memang pengobatan tradisional termasuk sebagian dari kebudayaan indonesia dan bentuknya bermacam-macam mengenai pengobatan tradisonal yang terkait dengan hal gaib. Dan dalam prespektif ini masyarakat Suwawa Tengah terhadap jenis topik ini sangat di sukai oleh masyarakat. Presepsi masyarakat terhadap pengobatan tradisional khsusnya di kecamatan suwawa tengah masyarakatnya masih banyak perpandangan bahwa pengobatan tradisonal ini perlu di pertahankan, karena pengobatan ini sudah dari zaman dahulu ada. Sebelum ada pengobatan modern. Pengobatan alternatif merupakan pengobatan tradisional yang bersifat holosti. Pengobatan tradisional banyak bermunculan baik di kota maupun di desa. Hal ini karena minat masyarakat yang sadar akan kesehatan namun dengan memilih cara pengobatan lain selain 12

13 pengobatan modern yang bisa lebih di jangkau dari segi ekonomi. Pengobatan tradisional juga tidak kalah penting dibandingkan denagan pengobatan modern karena efek sampingnya juga tidak merugikan kesehatan dalam jangka panjang. B. Jenis-Jenis Penyakit Yang Di Obati Seringkali yang terlihat segar bugar tidak selamanya orang tersebut terhindar yang namanya penyakit. Penyakit yang dialami oleh masyarakat pun berbeda-beda. Di bawah ini adalah tabel klasifikasi penyakit yang dialami oleh masyarakat di Kecamatan Suwawa Tengah. Tabel. Klasifikasi Penyakit Yang Sering di Alami Masyarakat No Klasifikasi Penyakit 1. usus buntu 2. Mag 3. Kanker payudara 4. Kista 5 Gula 6. Munta ber 7. Kaki bengkak 8. Ganguan ilmu hitam 9. Patah tulang 10. Liper 11. Gatal-gatal atau alergi 13

14 kulit Sebagai mahluk sosial, manusia akan saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu akan membantu jika ada salah satu dari masyarakat itu akan mengalami kesusahan. hal inilah yang membuat masyarakat suwawa tengah lebih memilih menggunakan pengobatan dibandingkan dengan pengobatan medis. Sebab pengobatan yang mengunakan jasa dukun ini sudah menjadi suatu kepercayaan masyarakat setempat, dan ini adalah salah satu budaya leluhur yang sampai kapan pun tidak akan pernah luntur dari kebiasaan masyarakat suwawa tengah. Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. MEDIS Dalam setiap tindakan pasti ada cara atau proses untuk melaksanakan semua kegiatan itu supaya berjalan dengan apa yang kita harapkan, seperti halnya dalam penyembuhan penyakit, ada beberapa cara dan bahan yang dilakukan dalam proses pengobatan. Pengobatan modern merupakan pengobatan yang mengunakan alat-alat cangih atau pun pengobatannya dilakukan oleh tenaga medis dan sudah berkompoten dalam bidangnya. Maka hal ini akan berhunbungan dengan rumah sakit dan dunia kedokteran, sehingganya menimbulkan banyak rumah sakit dibangun dengan standar internasional. Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Pengobatan ini sangat berbeda satu sama lain. Pengobatan modern adalah pengobatan pengobatan yang dilakukan dengan cara- 14

15 cara modern atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan. Namun, dari cara pembuatan obat modern memiliki sedikit keunggulan, karena dibuat dengan mesin dan pada umumnya dilakukan secara terukur dan melalui proses percobaan yang terkontrol. Sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga. Kesimpulan Kepopuleran pengobatan tradisional ini tidak hanya terjadi pada masa dahulu, tetapi pengobatan tradisional pada saat ini juga masih populer sampai dengan saat ini. Hal ini di buktikan dengan adanya masih banyaknya masyarakat percaya dan menggunakan pengobatan tradisional ini untuk berobat. Dengan bantuan dukun. Dukun sendiri sudah terkenal dari pelosok desa sampai dengan kota-kota ternama. Ada beberapa dukun yang memang sudah di kenal banyak oleh masyarakat yang ada di kecamatan suwawa tengah. Dan para dukun ini pun dapat melampaui dunia kedokteran. Para dukun ini bekerja membantu masyarakat terkait dengan pengobatan tradisional, entah itu berhubungan dengan hal gaib penyakit yang tak nyata atau dengan penyakit nyata. Penyakit tidak nyata itu yakni ganguan ilmu hitam, serta penyakit yang nyata itu adalah penyakit yang benar-benar sudah terlihat oleh dukun tersebut. Dari penelitian ini dapat di simpulkan pula faktor-faktor menyebabkan masyarakat lebih memilih pengoban tradisional di sebabkan oleh faktor ekonomi dan faktor sosial atau kebiasaan. Hal ini terjadi di karenakan masyarakat setempat masih mempercayai pengobatan tradisional dalam penangganan kesehatan. Masyarakat setempat pun pro akan pengobatan tradisional ini, sebab sejak zaman dulu daerah ini memang sudah terkenal dengan pengobatan tradisional. Sehinnganya banyak juga masyarakat yang dari luar daerah ini datang berobat. Dengan berbagai macam keluhan dan penyakit. 15

16 Saran Kecamatan suwawa tengah merupakan tempat yang dihuni oleh berbagai latar belakang satus sosial dan pemahan yang berbeda-beda. Untuk itu adanya perhatian dari semua pihak terutama pemerintah setempat, sehingga hubungan masyarakat tetap berjalan dengan baik tanpa ada kesalapahan yang akan terjadi Masyarakat yang ada di kecamatan suwawa tengah merupakan masyarakat yang masih mempercayai pengobatan tradisional, oleh karena itu para tokoh, agama, masyarakat, dan tokoh adat. Harys memberikan aspirasi kepada generasi penerus untuk bisa mempertahankan apa yang telah di milki oleh masyarakat saat ini (pengobatan tradisional) dengan baik serta mengimplementasikannya kepada generasi muda untuk tidak mudah melupakan kearifan lokal yang teah ada. DAFTAR FUSTAKA Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama Djam an Satori dan Aan Komariah, (2011) Mengelola Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung Ibrahim Ridwan, (2010). Bahan Ajar Pengantar Sosiologi. Universitas Negeri Gorontalo Sianipar. T Alwisol, dan Yusuf Munawir. (1992), Dukun Mantra dan Kepercayaan Masyarakat. PT Gratikatama Jaya Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung Sumber Jurnal Muhammad Irfan (dkk), (2012), Dalam Jurnal, Etnografi Dukun. Studi Antropologi Tentang Praktek Pengobatan Dukun di Kota Makasar Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makasar. Universitas Hasanudin 16

17 Putriyani. (2012), Presepsi Tentang Kesehatan Diri dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Berobat Kedukun Cilik Ponari. Dalam Jurnal Universitas Ahmad Dahlan Sumber Skripsi, Thesis dan Disertasi Idah Rahmadewi, (2009), Skripsi, Pengobatan Tradisional Pada Patah Tulang Gula Guru Singa. Universitas Indonesia Ilham, (2012). Eksistensi Pengobatan Dukun Patah Tulang Studi Pada Masyarakat Gayo. Universitas Negeri Medan Sumber Internet Online. di Akses 25 Januari, 19:

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 bulan. Penelitian ini lebih mengedepankan wilayah kultural ketimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di seluruh Kota Gorontalo selama ± 6 bulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di seluruh Kota Gorontalo selama ± 6 bulan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh Kota Gorontalo selama ± 6 bulan. Lokasi tempat perkumpulan Geng Motor di Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode, Pendekatan, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode, Pendekatan, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode, Pendekatan, Lokasi, dan Waktu Penelitian. 3.1.1 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Fraenkel dan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang masih merasakan tantangan berat di dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memberikan sebuah keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur memberikan kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia ini menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan berbagai bangsa untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang pada mulanya berbasis pada sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Pengobatan dan penyembuhan suatu jenis penyakit yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat yang majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia merupakan buah Pergumulan Kreatif dari penduduk setempat dan telah menjadi warisan untuk genarasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara keseluruhan akan menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan persepsi tentang kesehatan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercaya Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hampir setiap komunitas masyarakat mempunyai pengetahuan yang diturunkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dikembangkan dan dilestarikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan kualitatif. Menurut Satori dan Komariah, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan manusia yang memiliki pengetahuan dan harapan. Hal tersebut didapatkan berdasarkan hasil adaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Masalah kesehatan difokuskan pada penyakit yang diderita manusia untuk dilakukannya pengobatan dan penyembuhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak menyadari bahwa tubuhnya terus berinteraksi dengan sesama lingkungan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah semua spesies tumbuhan baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (Hamid et al. 1991). Tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai program pembangunan yang diselengarakan oleh pemerintah selama ini, pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif yaitu data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk biologis senantiasa menjalankan dan mempertahankan kehidupannya. Dalam menjalankan serta mempertahankan kehidupannya, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode dan Pendekatan Penelitian 1.1.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Fraenkel dan Wallen (Uhar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Sejarah pengobatan tradisional dukun patah bawang dimulai dari desa Bawang dan terus mengalami perkembangan sehingga membuka cabang baru di desa Tiga Panah.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan masyarakat global untuk back to nature memberi dampak meningkatnya kebutuhan produk- produk yang berbahan dasar alami. Salah satunya adalah jamu. Jamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekskriptif kualitatif dengan teknik survey karena tidak adanya perlakuan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Karya seni adalah merupakan salah satu produk budaya suatu bangsa, dengan sendirinya akan berdasar pada kebhinekaan budaya yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA Rizky Imania Putri Siswandari 1, Muh. Ariffudin Islam 2, Khamadi 3 Jurusan Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang membahas mengenai permasalah yang ada terkait dengan sebuah objek. Adanya permasalahan menimbulkan beberapa pertanyaan, yang akan dibahas untuk menghasilkan solusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat II. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih

Lebih terperinci

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran BAB 7 Standar Kompetensi Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan keberadaan dan perkembangan tradisi lisan dalam masyarakat setempat. 2. Mengembangkan sikap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan pendekatan penelitian 1. Metode penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian lapangan dengan mengumpulkan informasi atau data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Satori & Aan Komariah (2014, hlm. 25) mengemukakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang menggunakan obatobatan yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: 1992). Obat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah merupakan kekayaan budaya nasional sejak dahulu kala. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam rempah-rempah yang disediakan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengakuan keesaan Tuhan dalam mantra Sahadat Sunda pengakuan keislaman sebagai mana dari kata Sahadat itu sendiri. Sahadat diucapkan dengan lisan dan di yakini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2) BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2) saran. Pada bagian pertama akan disajikan simpulan dari empat permasalahan yang telah dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup seorang diri, karena kelemahan kelemahan fisiknya dan karena harus belajar berbagai unsur budaya dari orang lain. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia

Lebih terperinci

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah tertentu yang terus berkembang secara turun temurun, dan terus dinikmati oleh

Lebih terperinci

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah suatu Negara yang berbentuk Republik, dengan banyak Pulau di dalamnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan di dalamnya tumbuh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab.

BAB I PENDAHULUAN. kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umumnya pengetahuan pengobatan tradisional hanya dikuasai oleh kaum tua. Generasi muda saat ini kurang termotivasi untuk menggali pengetahuan dari kaum tua,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gorontalo merupakan penghuni asli bagian Utara Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Gorontalo, provinsi ke-32 Indonesia, yang pada tahun 2000 memekarkan diri dari Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan sebenarnya sudah menjadi suatu kajian ilmu bagi Antropologi, yakni antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

Lebih terperinci

Hubungan antropologi dengan ilmu lain

Hubungan antropologi dengan ilmu lain Hubungan antropologi dengan ilmu lain Hubungan antropologi dengan ilmu anatomi Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi. Meneliti ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri dari berbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara pengguna tumbuhan obat terbesar di dunia bersama Negara lain di Asia seperti Cina dan India. Hal ini sangat erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang dalam penelitian. Dalam kegiatan suatu penelitian, metode memegang peranan yang sangat

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di wilayah

Lebih terperinci

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan Budaya merupakan suatu hal yang dihasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkristal atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat mengembangkan pemahaman akan Penggerakan Dakwah Korps

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat mengembangkan pemahaman akan Penggerakan Dakwah Korps BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana analisis proses dari penelitian secara jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah menghadirkan tantangan serta peluang yang baru bagi manusia dan kehidupan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuankemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di Kampung Sinar. Lebih tepatnya bertempat di hutan sekitar kampung pada saat pewarisan pengetahuan berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di desa Pondok Wonolelo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan pendidikan. Karena hanya dengan kondisi kesehatan yang baik

Lebih terperinci

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

yang dirasakan individu terhadap pengobatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak, produktif serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Keadaan untuk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kearifan merupakan salah satu bagian yang melekat pada masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Kondisi lingkungan dan pengalaman belajar yang spesifik membuat masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman 1. Definisi Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA SUNGAI GELAM KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI OLEH: KIKI AMELIA I1B113018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dipilih karena untuk mengungkap dan mengkaji hal-hal yang tidak dapat diukur

III. METODE PENELITIAN. dipilih karena untuk mengungkap dan mengkaji hal-hal yang tidak dapat diukur 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kwalitatif. Metode ini dipilih karena untuk mengungkap dan mengkaji hal-hal yang tidak dapat diukur

Lebih terperinci