PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN SLEMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN SLEMAN"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERIKANAN DI KABUPATEN SLEMAN PRAKATA Perubahan sistem dan struktur pemerintah daerah secara umum dan instansi secara khusus membawa konsekuensi pada ketersediaan dan kesiapan SDM aparatur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang diharapkan dapat berperan dan berfungsi sebagai motor penggerak jalannya pemerintahan daerah yang kuat, efektif, efisien, dan memiliki akuntabilitas. Harus dapat dipahami bahwa untuk kepentingan tersebut (baca: mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah yang akuntable) tidak saja diperlukan aparatur yang memiliki keterampilan dan kemampuan profesional dibidangnya, lebih daripada itu diperlukan aparatur yang memiliki etika dan moral yang tinggi, berdedikasi dan jiwa pengabdian terhadap masyarakat khususnya masyarakat perikanan. Potensi perikanan Kabupaten Sleman khususnya perikanan budidaya air tawar (karena Kabupaten Sleman tidak memiliki laut) dapat dikatakan cukup baik, namun potensi tersebut tidak akan pernah berarti apapun tanpa sentuhan pengelolaan SDM yang memadai. Di sisi lain, potensi SDM yang cukuppun (dalam jumlah) tidak akan pernah menghasilkan apapun tanpa adanya interaksi dan komunikasi yang baik antara petugas (baik fungsional maupun struktural) dengan masyarakat. Dalam kaitan inilah penyuluhan perikanan menjadi bagian yang sangat penting karena pada dasarnya kegiatan melayani masyarakat perikanan agar mereka mau dan mampu memanfaatkan potensi yang ada (SDM dan SDA) adalah merupakan fungsi kegiatan penyuluhan, dan fungsi penyuluhan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan fungsi pengaturan, fungsi pelayanan, dan fungsi pengawasan sebagaimana diemban oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. TATA NILAI ORGANISASI Untuk dapat menyelenggarakan dan melakukan pengembangan penyuluhan perikanan, harus disepakati nilai-nilai organisasi yang akan digunakan sebagai rambu-rambu bagi seluruh stakeholder perikanan baik petugas maupun masyarakat. Secara substansial pembangunan perikanan Sleman pada dasarnya adalah pembangunan sumber daya manusia agar dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal, sehingga inti dari pembangunan perikanan adalah membangun dan mengembangkan sikap mental dan moral para pelaku pembangunan itu sendiri. Melalui pembangunan yang berakibat pada perubahan perilaku manusianya inilah, diharapkan akan menghasilkan manusia-manusia yang berjiwa selalu ingin 1

2 membangun, serta memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan yang diinginkan. Menyadari bahwa kata kunci keberhasilan dari setiap program yang akan dilaksanakan terletak pada sikap mental (attitude) dari pelaku pembangunan itu sendiri maka Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan melalui proses konsolidasi, menerapkan nilat-nilai yang menjadi bekal setiap pelaku pembangunan. Nilai-nilai tersebut adalah : a) Jujur, b) Terbuka, c) Bertanggung jawab, d) Ikhlas, e) Kerjasama dan f) Profesional. Selain hal tersebut di atas, agar pembangunan perikanan yang dilaksanakan benar-benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat maka penerapan prinsip pemberdayaan dan partisipasi harus selalu menjadi jiwa dalam setiap kegiatan penyuluhan perikanan. Roh atau jiwa partisipasi yang selalu ingin diterapkan adalah sebagaimana secara implisit terangkum dalam puisi karya Lau Tze, seorang pujangga klasik Cina: Pergi dan temuilah masyarakatmu, hiduplah dan tinggallah bersama mereka, cintai dan berkaryalah bersama mereka. Mulailah dari apa yang telah mereka miliki, buat rencana lalu bangunlah rencana itu dari apa yang mereka ketahui, sampai akhirnya, ketika pekerjaan usai, mereka akan berkata: Kamilah yang telah mengerjakannya. KELEMBAGAAN Dalam Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, PPL Perikanan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas yang dalam operasionalnya dikoordinasikan oleh Bidang Perikanan Sleman. Dengan memahami bahwa PPL Perikanan merupakan bagian yang tidak akan pernah dapat terpisahkan dengan struktur Dinas yang secara langsung selalu berinteraksi, berkoordinasi dan bersama dalam melaksanakan tugas melayani masyarakat perikanan maka hingga saat ini PPL Perikanan Sleman ada dalam satu koordinasi Dinas melalui Bidang Perikanan. SK yang dimiliki oleh PPL Perikanan Kabupaten Sleman yang tadinya adalah PPL Pertanian, saat ini sudah berubah menjadi PPL Perikanan sejak tahun Dalam melaksanakan tugasnya PPL Perikanan bergabung dengan PPL bidang lainnya di lingkup Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman dalam sebuah UPT Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang di Sleman tersebar di 8 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Sleman. 2

3 Menyatunya fungsi penyuluhan ke dalam satu Dinas yang mencakup semua sektor pertanian, perikanan dan kehutanan sejauh ini dapat dikatakan kondusif dan penyelenggaraan penyuluhan perikanan saat ini dapat berjalan cukup baik. Hanya karena pedoman pembinaan penyuluhan yang digunakan masih mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Deptan maka dibutuhkan pedoman yang spesifik perikanan mengingat masalah dan sasaran yang dihadapi juga spesifik. Peranan dan fungsi penyuluhan perikanan sangat dibutuhkan untuk dapat menyelenggarakan penyuluhan secara efektif, oleh karena itu penataan ulang sistem, kelembagaan penyelenggara penyuluhan, peningkatan sarana prasarana dan pengalokasian dana secara proporsional merupakan prioritas untuk segera dipenuhi. Dalam perkembangan terakhir, dengan telah diundangkannya Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, diharapkan dapat segera dilengkapi dengan perangkat peraturan lainnya sehingga dapat segera dioperasionalkan, mengingat kegiatan penyuluhan akan berjalan terus karena merupakan inti dari segala kegiatan yang dilakukan oleh Dinas di daerah dalam melayani masyarakat perikanan. KETENAGAAN Di Kabupaten Sleman yang memiliki 17 kecamatan dengan 86 desa, pada tahun 2012 tercatat 507 kelompok perikanan yang merupakan sasaran komunikasi dan pelayanan 20 Penyuluh Perikanan PNS yang ada. Atau dapat dikatakan bahwa masing-masing PPL melaksanakan tugasnya melayani masyarakat perikanan (yang tergabung dalam kelompok-kelompok) dalam satu wilayah kecamatan. Selain Penyuluh Perikanan PNS, di Kabupaten Sleman juga terdapat 4 orang penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak dan 35 orang Penyuluh Swadaya guna mendukung penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Sleman. Latar belakang pendidikan PPL Perikanan PNS adalah lulusan S1 (6 orang), D3 (8 orang), SLTA (6 orang), dasar ilmu pertanian dan perikanan dengan masa kerja rata-rata diatas 15 tahun. Sedangkan PPTK Kabupaten Sleman mempunyai latar belakang pendidikan SI Perikanan dengan periode kontrak sejak Penyuluh Swadaya di Kabupaten Sleman berasal dari para pelaku utama yang bergerak di bidang perikanan dan dikukuhkan pada tahun Saat ini urusan yang menyangkut kepegawaian PPL Perikanan PNS baik angka kredit dan kenaikan pangkat sepenuhnya dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Penilaian angka kredit dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit yang terdiri dari unsur-unsur bidang dalam lingkup Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dan sejauh ini berjalan cukup lancar. Rasio Penyuluh Perikanan Sleman terhadap kelompok perikanan saat ini adalah kira-kira seorang penyuluh melayani 14 kelompok perikanan; hampir sesuai dengan standar nasional untuk penyuluh pertanian yang menentukan bahwa seorang penyuluh melayani 16 kelompok. 3

4 Permasalahan yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan sangatlah spesifik sehingga PPL Perikanan perlu dibekali dengan ilmu perikanan yang spesifik melalui pendidikan/ pelatihan baik teknis, manajerial dan dukungan kelengkapan sarana dan prasarana penyuluhan untuk dapat melayani masyarakat perikanan dengan lebih baik. PENDANAAN Sumber-sumber pendanaan yang digunakan dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan diperoleh dari pemerintah baik dana pusat, APBD Propinsi maupun APBD Kabupaten. Dukungan dana dari pihak swasta sangat kecil dan umumnya dalam bentuk fasilitasi kegiatan di kelompok perikanan misalnya informasi teknis (dikaitkan dengan promosi produk mereka), studi banding, pelaksanaan uji coba dan sebagainya. Sejak tahun 2006, PPL Perikanan PNS Sleman mendapatkan dukungan dana berupa Biaya Operasional Penyuluh (BOP) dari Pusluh BPSDM KP sebesar Rp ,-/ PPL/ bulan. Dukungan dana dari APBD Propinsi DIY berupa tunjangan untuk pengumpulan data statistik serta dari APBD Kabupaten untuk tunjangan pendampingan penguatan modal kelompok dan dana untuk penyusunan programa penyuluhan perikanan. Dana yang disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok perikanan sebagian besar berupa dana penguatan modal baik yang bersumber dari APBN maupun APBD dengan mekanisme yang telah ditentukan oleh Dinas Kabupaten, sementara dana lainnya bagi masyarakat diwujudkan dalam bentuk pelatihan, magang, studi banding, lomba, penghargaan bagi kelompok yang berprestasi dan fasilitasi untuk pertemuan berbagai forum masyakat perikanan Sleman. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, telah ditentukan pembagian tugas pendanaan bagi penyuluhan yaitu Pemerintah Pusat berkewajiban menyediakan dana untuk tunjangan jabatan fungsional penyuluh, BOP dan sarana/ prasarana penyuluhan sementara Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/ Kota berkewajiban menyediakan dana untuk penyelenggaraan penyuluhan di kabupaten, kecamatan dan desa, yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan programa penyuluhan perikanan. Rencana pada tahun 2014 Kabupaten Sleman akan memberi dukungan penyuluh swadaya berupa sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan water test kit. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERIKANAN Pengembangan penyuluhan perikanan intinya adalah pemberdayaan baik petugas maupun masyarakat. Masyarakat sebagai subyek yang melaksanakan pembangunan sementara petugas sebagai fasilitator dan motivator yang mendampingi masyarakat. 4

5 Misi pemberdayaan rakyat dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberdayakan petugas, sehingga petugas mampu memberikan pelayanan prima bagi masyarakat. Pemberdayaan petugas dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai organisasi dan memberikan kebebasan untuk berkreasi serta bertanggung jawab. Pemberdayaan petugas dimulai dengan melakukan pendekatan komunikasi antara jajaran struktural dengan fungsional penyuluh yang didasari dengan prinsip saling menghargai yang dalam bahasa Jawa lebih dikenal dengan istilah ngewongke wong yaitu bukan saja membebani PPL dengan tugas tetapi juga memperhatikan segala kebutuhannya yang tentunya dengan segala keterbatasan yang ada. Dalam hal ini, motto berbuat bersama berperan setara antara petugas fungsional (PPL Perikanan) dengan petugas struktural menjadi landasan dalam bekerja. Dalam kerangka ini, pranata yang dikembangkan adalah mengadakan pertemuan rutin antara PPL dengan petugas struktural paling tidak 2 (dua) kali setiap bulan. Bentuk perhatian terhadap sebagian kebutuhan PPL antara lain dengan memberikan kewenangan penuh kepada PPL untuk memberikan pelayanan yang terbaik di wilayahnya, pelatihan tertentu bagi yang memenuhi persayaratan, dan mengusulkan penghargaan Bupati bagi PPL yang berprestasi. Sejauh ini, semua hal tersebut, selain dapat meningkatkan kemampuan teknis, meningkatkan rasa percaya diri PPL dalam melayani masyarakat, juga dapat mereka usulkan untuk memperoleh angka kredit (PPL Perikanan PNS). Disamping itu, diupayakan juga menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam melayani masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Perikanan sangat mempertimbangkan masukan dan saran dari petugas lapangan (PPL) dan menempatkannya sebagai mitra kerja bukan bawahan. Dengan melaksanakan hal tersebut ternyata dalam kurun waktu lebih kurang 14 tahun, para PPL berkompetisi positif untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Pemberdayaan rakyat dimulai dengan melaksanakan komunikasi secara intensif antara petugas (baik Dinas maupun PPL) dengan melaksanakan kunjungan dan pertemuan-pertemuan. Pada tahun 2012 tercatat ada 507 kelompok pembudidaya ikan yang merupakan basis di masyarakat. Kelompok pembudidaya ikan ditempatkan sebagai pelaku utama pembangunan perikanan, yang terlibat secara aktif sejak proses perencanaan sampai dengan evaluasinya. Dengan menumbuhkan kelompok yang nyata dan dinamis petugas berupaya mengungkap potensi masyarakat sebagai upaya awal proses pemberdayaan, sehingga sejak tahun 1997, tidak ada lagi program bantuan gratis dari perikanan pada kelompok pembudidaya ikan. Untuk dapat selalu menjaga dan meningkatkan dinamika, pranata yang dikembangkan adalah disetiap kelompok mengadakan pertemuan rutinnya baik setiap bulanan ataupun setiap selapanan (setiap 35 hari) yang biasanya secara berkala dihadiri juga oleh PPL Perikanan. Terutama bagi kelompok pemula, tiap pertemuan rutinnya wajib dihadiri oleh PPL Perikanan mengingat pada kelompok pemula dinamikanya masih sangat rendah. Kemudian di tingkat 5

6 kecamatan juga dibentuk forum kelompok perikanan yang anggotanya adalah perwakilan dari kelompok perikanan yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Kelompok yang telah tumbuh nyata dan dinamis, difasilitasi dengan suatu forum silaturrahim, antara lain Forum Silaturrahim Keluarga Perikanan Sleman 3 Bulanan yang diikuti oleh seluruh pelaku pembangunan perikanan di Kabupaten Sleman (kelompok, pengusaha pakan, pemancingan, rumah makan khas ikan, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan lain-lain) yang pada tanggal 19 Desember 2013 merupakan pertemuan yang ke-65 kalinya (sejak November 1996). Pranata pertemuan tiga bulanan ini telah sempat dihadiri oleh para pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan antara lain Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri (saat itu sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan), beberapa Dirjen Perikanan, para Direktur, Kepala Pusat Riset Budidaya Perikanan, disamping tentunya juga sempat dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Ketua DPRD Sleman dan lain-lain. Pertemuan ini merupakan ajang komunikasi antara perwakilan seluruh kelompok perikanan se-kabupaten Sleman, wakil Perguruan Tinggi, pengusaha pakan, rumah makan ikan, para pedagang ikan yang sekaligus merupakan refleksi intensifnya komunikasi antara PPL perikanan dengan masyarakat. Sebagai bentuk komunikasi yang lain, setiap tahun secara rutin dilaksanakan juga kunjungan petugas Bidang Perikanan Sleman yang sekaligus melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan kelompok pembudidaya ikan berdasarkan kelas kemampuan kelompoknya (yaitu Pemula dan Madya) yang usulannya disampaikan oleh PPL (Perlu diketahui, mulai tahun 2013 Kabupaten Sleman sudah menggunakan kelas kelompok baru, yaitu kelas kelompok pemula, madya, dan utama sesuai dengan Permen No.KEP. 14/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan Dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan). Kegiatan tersebut dirasakan sangat efektif untuk memberdayakan kelompok dan bagi nominator kelompok terbaik, menjadi kelompok pembelajaran bagi kelompok-kelompok lainnya (learning organization), sehingga bagi kelompok yang dikunjungi menjadi bertanggung jawab untuk mempertahankan dan meningkatkan kegiatannya. Dalam kondisi demikian, jika pada saatnya dibutuhkan evaluasi berdasarkan komoditaspun, bukan menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan. Dan sebagai bentuk telah tumbuhnya komunikasi yang baik antara Pemerintah dengan kelompok pembudidaya ikan, sejak tahun 1997 diluncurkan Program Penguatan Modal yang merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan program perguliran, baik dari UPP maupun Kabupaten. Selain penguatan modal tersebut, kelompok pembudidaya ikan juga sudah mengenal kredit program maupun komersial sejak 3 tahun terakhir. Data yang diperoleh sampai akhir tahun 2012 untuk sumber permodalan yang sudah diakses oleh kelompok perikanan adalah sebagai berikut : 6

7 1. Dana Pemberdayaan Pemerintah Kabupaten Sleman (Hibah) sejumlah Rp ,- untuk 126 kelompok; 2. PUMP-PB (Hibah) sejumlah Rp ,- untuk 20 kelompok; 3. PUMP-P2HP (Hibah) sejumlah Rp ,- untuk 6 kelompok; 4. Dana Penguatan Modal Pemerintah Kabupaten Sleman sejumlah Rp ,- untuk 92 kelompok; 5. Dana Penguatan Modal UPP Rp ,- untuk 59 kelompok; 6. KUR Bank BNI (Kredit Program) sejumlah Rp ,- untuk 20 kelompok; serta 7. KKPe Bank BPD (Kredit Program) sejumlah Rp ,- untuk 95 kelompok. Tidak itu saja, tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok pembudidaya ikan sebagai wadah pembelajaran usaha juga dipengaruhi oleh peran beberapa pembudidaya ikan berpengalaman yang dengan suka rela berjalan seiring dengan PPL, berbagi pengalaman usaha dengan pembudidaya/ kelompok pembudidaya ikan lainnya. Baik langsung maupun tidak, selama ini ternyata pembudidaya ikan tersebut telah ikut memberikan kontribusinya terhadap usaha pemberdayaan rakyat. Oleh karenanya Bidang Perikanan saat itu memberikan penghargaan kepada mereka sebagai Penyuluh Perikanan Mandiri Profesional. Penghargaan ini selain sebagai bentuk penghormatan jajaran Bidang Perikanan terhadap karya nyata mereka juga diharapkan dapat lebih mendorong dan memotivasi mereka untuk selalu memberikan yang terbaik bagi usaha pembangunan perikanan di Kabupaten Sleman. Saat ini telah bertambah banyak pemuka kelompok perikanan yang dengan sukarela berfungsi menjadi penyuluh perikanan mandiri. Penyuluh Perikanan Mandiri Profesional ini dalam perkembangannya ternyata sesuai dengan yang diharapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fasilitasi yang diberikan kepada masyarakat pembudidaya ikan dalam rangka pemberdayaan antara lain : 1. Forum silaturrahim pengolah dan pedagang Belut Godean. Forum ini lahir pada tanggal 4 April 2002 beranggotakan para pengolah dan pedagang belut wilayah Godean dan sekitarnya. Forum ini berperan mengatasi permasalahan permodalan, ketersediaan baban baku, peningkatan kualitas hasil olahan dan pemasaran. 2. Forum silaturrahim pelaku usaha Udang Galah. Forum ini lahir di Minggir pada tanggal 6 April Saat ini Kabupaten Sleman merupakan salah satu penghasil dan pemasar udang galah yang cukup diperhitungkan di Indonesia. 3. Forum silaturrahim pengelola pasar ikan kelompok. Forum yang beranggotakan 14 pasar ikan kelompok ini lahir pada tanggal 23 April 2002, diharapkan dapat memiliki peran yang besar dalam pemasaran ikan di DI Jogjakarta. Pasar-pasar ikan ini tumbuh dari kebutuhan kelompok dalam memasarkan hasil budidayanya dan tujuan jangka panjang 7

8 diselenggarakannya forum ini adalah menjadi barometer harga benih ikan dan menjadi ujung tombak perkembangan usaha perikanan di Kabupaten Sleman. 4. Paguyuban Pembudidaya Ikan Nila yang didirikan pada hari minggu 20 Maret 2005 dengan nama : MINA MITRA yang anggotanya terdiri dari gabungan kelompok Pembudidaya Ikan Nila dari beberapa kecamatan. Tujuan utama paguyuban ini adalah pengadaan bersama sarana produksi perikanan dan pemasaran hasil pendederan benih Nila. Sampai saat ini paguyuban telah mampu menyalurkan pakan ikan ton/ bulan kepada seluruh anggota paguyuban. Produksi benih Nila yang dihasilkan tidak kurang dari 30 ton/ bulan untuk memenuhi permintaan pembudidaya jaring apung di Jateng dan Jabar. 5. Asosiasi Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (ASPPIN) Kabupaten Sleman dikukuhkan pada tanggal 9 Juli 2010 dan beranggotakan sekitar 30 orang pengolah dan pemasar hasil perikanan di Kabupaten Sleman. Saat ini pengolah hasil perikanan sudah menghasilkan bermacam-macam produk, seperti keripik Nila, abon Nila, abon Lele, abon Tuna, bakso ikan, siomay ikan, keripik Belut, Bandeng presto, Nila presto, nugget, otak-otak, dan lain-lain. Pemasaran hasil olahan tersebut sudah menjangkau pasar online sampai ke Kalimantan, Sumatera, dan Jakarta. Sedangkan untuk pasar lokal, hasil olahan perikanan dipasarkan di supermarket, pusat oleh-oleh dan toko-toko makanan. 6. Paguyuban Pedagang Ikan Kabupaten Sleman (PAPIKS) berdiri pada tahun 2007 dan beranggotakan pedagang ikan di Kabupaten Sleman sekitar 22 orang. Paguyuban tersebut diharapkan dapat menjadi titik temu diantara produsen dan konsumen ikan di Kabupaten Sleman dan menjadi media pertukaran informasi tentang harga ikan. Rata-rata pedagang ikan menjual benih ikan ke waduk-waduk sekitar untuk dibesarkan, dan menjual ikan konsumsi ke pemancingan, pasar, dan rumah makan. 7. Mulai tahun 2002, Bidang Perikanan melaksanakan kontes Gurami yang diikuti wakil-wakil dari 17 kecamatan, dengan tujuan utama lebih memasyarakatkan ikan Gurami sebagai komoditas ekonomi bukan sekedar komoditas kelangenan'. Dan mulai tahun 2006 kegiatan kontes Gurami diganti menjadi kegiatan Lomba Petani UPR, mengingat di Kabupaten Sleman berkembang cukup banyak kegiatan pembenihan, baik yang dilakukan oleh kelompok maupun secara individu dan sampai dengan tahun 2006, hampir sekitar 80 % produksi benih ikan air tawar di DIY diproduksi oleh Sleman. 8. Di pertengahan tahun 2002 pula dimulai lomba masak ikan dan kudapan berbahan baku ikan yang seleksinya dimulai dari tingkat kecamatan dan juara masing-masing kecamatan 'diadu' di tingkat kabupaten. Kegiatan inipun telah dijadikan agenda tahunan Bidang Perikanan dengan tujuan utama memasyarakatkan makan ikan dan memberikan pilihan keragaman menu masakan dan kudapan berbahan baku ikan. 8

9 9. Gerakan Cinta Ikan bagi siswa TK dan SD merupakan agenda bulanan PPL Perikanan di Wilayah kerjanya. Yang sangat membanggakan adalah dalam program ini bahwa PPL mampu memotivasi kelompok perikanan untuk mau peduli kepada anak-anak sekolah dengan menyumbangkan sebagian dari hasil produksi ikannya secara sukarela untuk disajikan sebagai menu mereka dan kegiatan ini berjalan terus dan berkembang, sehingga fungsi Bidang Perikanan betul-betul sebagai fasilitator. Demikian juga dengan Lomba Lukis Anak bertemakan Perikanan merupakan agenda tahunan Bidang Perikanan Sleman. Kedua kegiatan tersebut bertujuan : Memasyarakatkan dan membiasakan makan ikan serta meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya ikan sebagai sumber protein yang berguna dalam meningkatkan kecerdasan anak serta memperkenalkan perikanan sejak dini kepada anakanak. PENUTUP Dalam organisasi apapun, sumberdaya manusia menjadi pemegang peranan kunci keberhasilan, sehingga pengelolaan SDM ini selalu menjadi prioritas penting, namun ironisnya bahwa saat ini sebagian besar program yang dicanangkan lebih berfokus dan menitikberatkan pada sisi fisik atau materi saja dan sangat sedikit yang menga ngkat mengenai SDM. Disadari bahwa salah satu kunci utama keberhasilan pembangunan perikanan adalah manakala setiap unsur/ komponen yang terlibat dalam pembangunan dapat bekerjasama dengan baik maka komunikasi dan interaksi melalui pengembangan budaya silaturrahim diantara semua pelaku perikanan (Pemerintah Daerah, Kelompok Pembudidaya Ikan, Perguruan Tinggi, dll) menjadi hal yang mutlak harus dilakukan. Tidaklah mudah menyatukan seluruh pelaku pembangunan perikanan dalam satu gerak langkah dan lebih tidak mudah lagi menjaga kelangsungan komunikasi dan interaksi diantara mereka, yang sudah berjalan sejak tahun 1996 ini. Oleh karena itulah, kesediaan dan keikhlasan untuk tetap memberikan yang terbaik bagi pengembangan perikanan Sleman merupakan keniscayaan. Dan kata kunci keberhasilan ini terletak pada bagaimana kita menerapkan nilai-nilai secara konsisten bagi setiap pelaku pembangunan perikanan yaitu : Jujur, Terbuka, Bertanggung jawab, Ikhlas, Kerjasama, dan Profesionalisme. Tulisan ini dimaksudkan untuk dapat memberikan sedikit gambaran dan masukan mengenai pengembangan penyuluhan perikanan di Kabupaten Sleman, semoga dapat lebih meyakinkan para penentu kebijakan dan pengambil keputusan bahwa sudah saatnya Penyuluhan Perikanan dapat memperoleh perhatian lebih khusus, mengingat potensi perikanan yang dapat dikembangkan masih cukup besar (khususnya perikanan budidaya) dan dengan pengelolaan yang 9

10 tepat, perikanan dapat menjadi alternatif pengentasan kemiskinan dan mengatasi pengangguran dan kesemuanya berawal dari berdayanya petugas yang akan melayani masyarakat. Semoga... 10

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN AN KELAUTAN DAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN AN Oleh : KUSDIANTORO Kepala Bidang Program dan Monev, Pusat Penyuluhan KP Disampaikan pada acara Temu Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUARA ENIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH?

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH? TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH? Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, API, MPS PENYULUH PERIKANAN MADYA PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A. JUSTIFIKASI

Lebih terperinci

2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN

2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN 2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN KEBUMEN (4/5/2014) www.pusluh.kkp.go.id Dalam upaya mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 2010 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa penyuluhan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN -1- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb KATA PENGANTAR Assalammu alaikum wr. Wb Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015. Laporan ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN

Lebih terperinci

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K) PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Dari beberapa pengalaman yang telah dilakukan oleh penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan, ternyata yang memberikan dampak terhadap

Dari beberapa pengalaman yang telah dilakukan oleh penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan, ternyata yang memberikan dampak terhadap 2013/11/19 11:45 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan KEMAMPUAN PENYULUH DALAM PENGGUNAAN MEDIA PENYULUHAN Sosialisasi suatu teknologi baru pada lahan usaha pelaku utama atau pelaku utama memerlukan penggunaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEEN HALMAHERA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KEHUTANAN BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Draft Rekomendasi Kebijakan Sasaran: Perikanan Budidaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Seri

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TUNJANGAN PROFESI UNTUK PENYULUH PNS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

KEBIJAKAN TUNJANGAN PROFESI UNTUK PENYULUH PNS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KEBIJAKAN TUNJANGAN PROFESI UNTUK PNS PERTANIAN,, DAN KEHUTANAN Oleh : Dr. Suseno Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Disampaikan pada acara Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian, Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum UU SP3K No.16 Tahun 2006 pasal 1 ayat (2) Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Penyuluhan

Lebih terperinci

MEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI

MEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI MEMUPUK SEMANGAT ENTERPRENEUR KEBAHARIAN GENERASI MUDA MENUJU GENERASI YANG MANDIRI DAN CINTA BAHARI Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo Penyuluh Perikanan Madya Pusluh KP BPSDMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM. Menimbang : BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

2017, No Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelaut

2017, No Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelaut No.500, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 15 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANA RAHADIAN HIDAYAT, S.St.Pi PENYULUH PERIKANAN BANTU BERHASIL MENINGKATKAN PENGETAHUAN KELOMPOK SADOMAS TERHADAP CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

RANA RAHADIAN HIDAYAT, S.St.Pi PENYULUH PERIKANAN BANTU BERHASIL MENINGKATKAN PENGETAHUAN KELOMPOK SADOMAS TERHADAP CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK 2016/08/24 09:57 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan RANA RAHADIAN HIDAYAT, S.St.Pi PENYULUH PERIKANAN BANTU BERHASIL MENINGKATKAN PENGETAHUAN KELOMPOK SADOMAS TERHADAP CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MAJALENGKA

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kabupaten Jayawijaya merupakan Organsasi

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY Oleh : KUSDIANTORO, S.Pi., M.Si (Kepala Bidang Program, Monev) Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

PA N D U A N JAMBORE DAN FESTIVAL KARYA PENYULUH PERTANIAN 2006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN (FORUM TEKNIS PENYULUHAN PERTANIAN)

PA N D U A N JAMBORE DAN FESTIVAL KARYA PENYULUH PERTANIAN 2006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN (FORUM TEKNIS PENYULUHAN PERTANIAN) PA N D U A N JAMBORE DAN FESTIVAL KARYA PENYULUH PERTANIAN 2006 (FORUM TEKNIS PENYULUHAN PERTANIAN) BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN P A N D U A N JAMBORE DAN FESTIVAL

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEBERHASILAN PENDAMPINGAN PENYULUH PADA POKLAHSAR PENERIMA BLM PUMP TAHUN 2013 DI KAB. KUNINGAN

KEBERHASILAN PENDAMPINGAN PENYULUH PADA POKLAHSAR PENERIMA BLM PUMP TAHUN 2013 DI KAB. KUNINGAN 2013/12/10 15:57 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan KEBERHASILAN PENDAMPINGAN PENYULUH PADA POKLAHSAR PENERIMA BLM PUMP TAHUN 2013 DI KAB. KUNINGAN Dalam berbagai kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) RINGKASAN Kinerja input, proses dan output PNPM-PB secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com

Lebih terperinci

PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN

PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN 2016/09/15 10:26 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN MAGELANG (15/9/2016) www.pusluh.kkp.go.id

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN Irawati, Nurdeana C, dan Heni Purwaningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Email : irawibiwin@gmail.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian dan kelautan yang memiliki peran penting sebagai penggerak kemajuan perekonomian nasional di Indonesia. Selain menjadi

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Misi, Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun 2016 2021

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004 QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERDAYAAN SENTRA USAHA KECIL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGIROE ACEH DARUSSALAM,

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELATIHAN DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Pasal Permen 70/PERMEN-KP/2016 Rancangan Perubahan Keterangan

Pasal Permen 70/PERMEN-KP/2016 Rancangan Perubahan Keterangan MATRIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NOMOR 70/PERMEN- KP/2017 TENTANG PEDOMAN UMUM DALAM RANGKA PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN - 1 - SALINAN Desaign V. Santoso, 10 April 2013 PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

HAL HAL PENTING DALAM PENYUSUNAN PROGRAMMA PENYULUHAN PERIKANAN

HAL HAL PENTING DALAM PENYUSUNAN PROGRAMMA PENYULUHAN PERIKANAN HAL HAL PENTING DALAM PENYUSUNAN PROGRAMMA PENYULUHAN PERIKANAN Programa penyuluhan perikanan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban untuk mewujudkan visi dan misi organisasinya sehingga visi dan misi Pemerintah dapat terwujud dengan

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci