BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bola Basket a. Pengertian Bola Basket Bola basket adalah permainan bola besar yang dimainkan secara berkelompok yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari lima pemain setiap timnya. Bola basket dimainkan pada sebuah lapangan yang permukaannya rata dan keras yang bebas dari segala sesuatu yang menghalangi. Lapangan permainan memiliki ukuran panjang 28 meter dan lebar 15 meter yang diukur dari sisi dalam garis batas. Dalam permainan bola basket terdapat sebuah bola yang dimainkan oleh para pemainnya. Bola yang terbuat dari kulit atau karet tersebut dimainkan oleh para pemain dengan tujuan dari masingmasing tim untuk mencetak angka yang sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka. Permainan bola basket diawali dengan bola loncat atau jump ball dari tengah lapangan yang dilakukan oleh wasit. Dalam permainan bola basket terdapat dua atau tiga wasit yang memimpin pertandingan. Permainan bola basket dilakukan selama 4 x 10 menit setiap babaknya dengan waktu istirahat permainan selama dua menit diantara babak pertama dan kedua pada babak pertama dan diantara babak ketiga dan keempat pada babak kedua dan akan ada jeda permainan paruh waktu selama lima belas menit. Yang dikatakan memenangkan pertandingan adalah tim yang mengumpulkan angka terbanyak dalam waktu yang ditentukan. Jika terjadi angka yang sama dari kedua tim, maka diberikan waktu tambahan lima menit, jika masih sama diberi waktu 6

2 7 tambahan lagi sampai ada selisih angka. Jadi dalam permainan bola basket tidak ada istilah draw atau imbang. Menurut Imam Sodikun (1992) mengatakan bahwa: Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar ke teman), bola dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh dua regu masingmasing terdiri dari 5 (pemain) setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin (hlm. 8). Menurut Agus Margono (2010:9) mengatakan bahwa: Setiap orang dalam melakukan aktivitas jasmani atau berolahraga mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Kesenangan ataupun keinginan dari seseorang untuk bermain bola basket tidak selalu sama tujuannya, ada orang-orang yang ingin berolahraga dengan bermain bola basket sekedar hanya untuk rekreasi dalam waktuwaktu yang senggang dan terluang saja, tetapi ada pula mereka yang sejak mulai bermain bola basket telah bertujuan untuk menjadi pemain yang ulung dan mahir. Permainan bola basket dimainkan dengan tujuan yang berbedabeda, baik itu untuk pendidikan, meraih prestasi maupun hanya untuk mencari kesenangan saja. Hal tersebut terlihat dengan digemarinya permainan bola basket oleh masyarakat luas karena permainan bola basket dapat dimainkan setiap orang, mulai dari anak kecil sampai dengan dewasa. Hal tersebet sesuai dengan prinsip permainan bola basket yang dikemukakan oleh Agus Margono (2010:6) yang mengemukakan bahwa Pada prinsipnya permainan bola basket dapat dimainkan oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua yang usianya diatas lima puluh tahun.

3 8 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan jumlah setiap tim sebanyak lima orang pemain dan memiliki tujuan yang berbeda-beda bagi setiap orang yang memainkannya. b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang memiliki berbagai unsur gerak yang ada di dalamnya. Unsur-unsur gerak yang ada dalam permainan bola basket merupakan suatu rangkaian gerakan yang terkoordinasi dengan rapi untuk dapat bermain bola basket. Serangkaian gerakan yang ada dalam permainan bola basket merupakan berbagai teknik dasar yang harus dikuasai pemain untuk dapat bermain bola basket dengan baik dan efisien. Adapun teknik dasar tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribble) Menggiring bola adalah gerakan membawa bola ke segala arah dengan cara dipantulkan. Menggiring bola tidak diperkenankan dengan dua tangan, melainkan hanya dengan satu tangan. Menggiring bola merupakan salah satu unsur penting dalam permainan bola basket karena memiliki banyak kegunaan. Selain untuk menerobos pertahanan lawan, menggiring bola juga dapat dilakukan untuk mengatur tempo permainan, menjauhkan bola dari lawan, serta suatu cara untuk menciptakan peluang serangan untuk dapat mendekati ring basket dan mencetak angka. Menggiring bola dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggiring bola tinggi dan menggiring bola rendah. Cara menggiring bola menurut Nuril Ahmadi (2007:18) sebagai berikut:

4 9 a) Pegang bola dengan kedua tangan. Lakukan secara rileks dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola. b) Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang melakukan giringan, dan lutut sedikit ditekuk. c) Condongkan badan ke depan, berat badan diantara dua kaki. d) Bola dipantul-pantulkan, dengan pandangan mata ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola. e) Lakukan gerakan sambil berjalan maju mundur atau di tempat. f) Setelah menguasai gerakan di atas, lanjutkan gerakan menggiring sambil berlari ke depan. g) Lakukan gerakan kombinasi antara mengoper, menggiring, dan menembak dengan gerakan yang cepat. Gambar 1. Menggiring Bola (Sumber: Danny Kosasih, 2008:38) 2) Teknik Dasar Mengoper Bola (Passing) Nuril Ahmadi mengemukakan bahwa Passing berarti mengoper bola (2007:13). Passing adalah mengoper atau melempar bola kepada teman. Passing ini terbagi menjadi tiga yaitu chest pass (lemparan dari depan dada), bounce pass (lemparan pantul), dan overhead pass (lemparan dari atas kepala). Ada 3 jenis passing dalam bola basket :

5 10 a) Mengoper Bola Setinggi Dada (Chest Pass) Operan setinggi dada sering dilakukan oleh pemain pada saat bermain bola basket. Operan yang dilakukan dari depan dada dengan cepat, tepat, dan cermat ini sangat tepat untuk operan jarak pendek. Cara melakukan operan bola setinggi dada menurut Nuril Ahmadi (2007:14) sebagai berikut: (1) Bola dipegang sesuai dengan teknik memegang bola basket. (2) Sikut dibengkokkan ke samping sehingga bola dekat dengan dada. (3) Sikap kaki dapat dilakukan sejajar atau kuda-kuda dengan jarak selebar bahu. (4) Lutut ditekuk, badan condong kedepan, dan jaga keseimbangan. (5) Bola didorong ke depan dengan kedua tangan sambil meluruskan lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga telapak tangan menghadap keluar. (6) Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat dibantu dengan melangkahkan salah satu kaki ke depan. (7) Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima. (8) Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan. Gambar 2. Mengoper Bola Setinggi Dada (Sumber: Danny Kosasih, 2008:28)

6 11 b) Mengoper Bola dari Atas Kepala (Overhead Pass) Lemparan ini biasanya dilakukan untuk mengoper bola kepada teman dengan jarak yang jauh yang bertujuan untuk menghindari raihan dari lawan. Cara melakukannya operan dari atas kepala menurut Nuril Ahmadi (2007:14) sebagai berikut: (1) Cara memegang bola sama dengan lemparan dari depan dada, hanya saja posisi permulaan bola di atas kepala sedikit di depan dahi dan siku agak ditekuk. (2) Bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan yang arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan. (3) Lepasnya bola dari tangan menggunakan jentikan ujung jari tangan. (4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, maka untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat kedua tumit. Gambar 3. Mengoper Bola dari Atas Kepala (Sumber: Danny Kosasih, 2008:29)

7 12 c) Mengoper Bola Pantulan (Bounce Pass) Operan pantulan dilakukan dengan dua tangan dalam posisi bola di depan dada. Operan ini biasanya dilakukan untuk operan jarak pendek. Operan ini juga sangat efektif dilakukan pemain ketika mendapat penjagaan ketat dari lawan dikarenakan gerakannya yang tidak terduga dan sulit untuk diserobot lawan. Cara melakukan lemparan pantulan dengan kedua tangan menurut Nuril Ahmadi (2007:15) sebagai berikut: (1) Metode pelaksanaanya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada. (2) Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawah dari letak badan lawan dengan jarak kira-kira 1/3 dari penerima. (3) Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian ke penerima. (4) Bila berhadapan dengan lawa, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri lawan. Gambar 4. Mengoper Bola Pantulan (Sumber: Danny Kosasih, 2009:28)

8 13 3) Teknik Dasar Menerima Bola (Catching) Dalam permainan bola basket terdapat teknik dasar mengoper (passing), mengoper merupakan teknik dasar melemparkan bola kepada teman untuk menyusun suatu pola penyerangan. Bola dilemparkan dari satu pemain kepada pemain lain dengan teknik tertentu. Dengan adanya pemain yang melemparkan bola kepada pemain lain tentu saja pemain yang diberi umpan mempunyai tugas untuk menerima bola dengan baik. Agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi, pemain harus menguasai teknik dasar menerima bola dengan baik. Cara melakukan teknik menerima menurut Nuril Ahmadi (2007:16) sebagai berikut: a) Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola. b) Kedua lengan dijulurkan ke depan menyongsong arah datangnya bola dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola. c) Berat badan bertumpu pada kaki depan. d) Setelah bola menyentuh telapak tangan, tariklah kaki ke depan ke belakang, siku kedua lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada/badan. e) Badan agak condong ke depan. f) Berat badan bertumpu pada kaki belakang. g) Posisi bola dipegang di depan badan.

9 14 Gambar 5. Menerima Bola (Sumber: Danny Kosasih, 2008:33) 4) Teknik Dasar Menembak (Shooting) Menembak merupakan gerakan yang sangat penting dalam permainan bola basket. Dalam permainan bola basket, menembak merupakan gerakan penentu dari serangkaian gerakan teknik dasar dalam permainan bola basket. Dengan demikian untuk dapat mencetak angka, pemain harus bisa memasukkan bola ke dalam ring dengan cara menembak. Maka dari itu menembak merupakan salah satu unsur gerakan terpenting dalam permainan bola basket. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18-19) mengemukakan bahwa Usaha memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay up. a) Tembakan satu tangan (one hand set shoot) Sikap badan pada waktu akan menembak bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri di belakang, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan ditekuk ke depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk

10 15 menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan ke keranjang (ring basket). Kemudian bola ditembakkan ke keranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan. Gambar 6. Tembakan Satu Tangan (Sumber: Danny Kosasih, 2008:50) b) Tembakan dua tangan Sikap badan pada waktu akan melakukan tembakan adalah: badan tegak, keduakaki dibuka sejajar. Kedua lutut ditekuk. Bola dipegang dengan kedua belah tangan atas dan di depan dahi. Kedua siku ditekuk, pandangan diarahkan ke keranjang basket yang menjadi sasaran tembakan. Bola ditembakkan ke keranjang basket dengan bantuan dorongan, lengan (siku), badan dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari tangan dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digerakkan ke atas ke depan dan ke bawah. Jadi jalannya bola ke atas, ke depan, dan akhirnya ke bawah menuju ke keranjang.

11 16 Gambar 7. Sikap Menembak dengan Dua Tangan (Nuril Ahmadi 2007: 20) c) Tembakan lay-up shoot Menurut Nuril Ahmadi (2007:19) mengemukakan bahwa Tembakan lay-up shoot adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerak dua langkah. Sedangkan menurut Imam Sodikun (1992:64) menyatakan bahwa Tembakan lay-up shoot adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Tembakan lay-upshoot merupakan tembakan yang mempunyai peluang besar untuk mencetak angka karena dilakukan dengan jarak yang dekat dengan ring basket. Tembakan lay-up shoot diawali dengan gerakan melangkah mendekati ring basket dengan dua langkah gerakan dan pada

12 17 akhir langkah diakhiri dengan tolakan setinggi-tingginya untuk mendekati ring basket dan kemudian tangan diluruskan mendekati ring basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket. Usahan pantulan bola berada pada kotakan yang ada pada papan pantul. Ketika memantulkan bola pada papan pantul, bola jangan terlalu keras agar supaya bola tidak memantul keras dan keluar dari ring basket. Menurut Nuril Ahmadi (2007:20) mengemukakan bahwa: Teknik dasar melakukan lay-up shoot dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Bila tolakan pertama dengan kaki kanan maka langkah pertama dengan kaki kiri dan langkah kedua dengan kaki kanan atau sebaliknya. Gambar 8. Dua Langkah Sebelum Melakukan Lay-Up Shoot (Sumber: Nuril Ahmadi, 2007:20) 2) Ketika melakukan latihan lay-up shoot, biasakan berlari dengan langkah lebar dengan badan condong ke depan. Kemudian berilah tanda dan rintangan agar dapat melangkahkan kaki sesuai dengan langkah lay-up shoot, langkah pertama lebar dan langkah kedua pendek dan diakhiri dengan lompatan setinggi-tingginya. 3) Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin dan memelihara keseimbangan. Langkah kedua pendek dengan maksud mempersipkan diri untuk membuat awalan agar menolakkan kaki sekuat-kuatnya supaya memperoleh lompatan setinggi-tingginya.

13 18 4) Lompatan terakhir harus setinggi-tingginya dengan maksud mendekatkan diri dengan keranjang basket, dan menghilangkan kecepatan ke depan. 5) Setelah langkah kaki terakhir, kaki ditolakkan sekuatkuatnya agar dapat mencapai titik tinggi sedekat mungkin dengan keranjang basket. Pada saat berhenti pada titik tertinggi, luruskan tangan memegang bola ke atas, dan pada saat berhenti lepaskan tangan kiri yang membantu memegang bola, serta lecutkan pergelangan tangan yang memegang bola (tangan kanan) hingga jalannya bola tidak kencang. Berikut ini gerakan langkah lay-up shoot bola basket: Gambar 9. Lay-Up Shoot (Danny Kosasih, 2008:50) 2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut Abdillah yang dikutip Aunurrahman (2012:35) menyimpulkan dari beberapa ahli pendidikan bahwa, Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut Wingkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran yang dikutip H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999:6) menyatakan bahwa

14 19 Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar melalui latihan dan pengalaman dalam inetraksinya dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku dan pengetahuan yang bersifat konstan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan adanya interaksi individu dengan lingkungannya membuat individu mendapat pengalaman atau pengetahuan yang baru maupun yang sudah pernah diperoleh. Pengalaman dan pengetahuan baru yang didapat individu akan membuat perubahan tingkah laku individu yang merupakan hasil dari proses belajar. Perubahan yang dimaksud adalah yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. b. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran identik dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta yang dikutip H.J Gino dkk (1993: 30), bahwa Pengajaran mempunyai arti : 1. cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru, dan ada yang diajar atau yang belajar yaitu siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam

15 20 kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapatnya terjadi kegiatan belajar yang optimal. Sama halnya dengan pendapat Syaiful Sagala (2009:61) yang menyatakan bahwa Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Corey (1986) berpendapat bahwa Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan (Syaiful Sagala, 2009 : 61). Menurut Aunurrahman (2012) menyatakan bahwa: Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik (hlm. 34). Berdasarkan pernyataan beberapa ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi dua arah antara guru dengan siswa yang dirancang dan dikelola dalam pendidikan untuk dapat mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa yang semula belum terdidik menjadi terdidik, siswa yang semula belum mempunyai pengetahuan menjadi memiliki pengetahuan.

16 21 c. Hasil belajar Hasil belajar ditandai dari perubahan tingkah laku. Penilaian merupakan salah satu unsur utama yang ada dalam proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai siswa melalui perubahan tingkah laku yang dapat dilakukan. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:15) mengemukakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2013:3) berpendapat bahwa Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai: 1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. 3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Sedangkan tujuan penilaian adalah untuk: 1) Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan

17 22 dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya.memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat menentukan suatu nilai pada siswa, diperlukan adanya ukuran atau kriteria dalam memberikan nilai. Penilaian terhadap siswa bisa dikatakan baik, sedang, kurang diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana bisa dikatakan baik, bagaimana yang sedang, dan bagaimana yang bisa dikatakan kurang. Untuk itu perlu adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria atau apa harusnya. Menurut Nana Sudjana (2013:3) berpendapat bahwa Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Menurut Usman (2001) yang dikutip Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:16) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2013) menyatakan bahwa: Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotoris (hlm. 22). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dari belajar siswa yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh setelah melakukan proses

18 23 pembelajaran dan diukur dengan penilaian yang dilakukan oleh guru yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. d. Komponen Pembelajaran Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pengajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi itu dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode dan media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan kegiatan belajar-mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi. Dengan uraian tersebut, dapat deketahui bahwa kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen. Menurut H.J. Gino dkk, (2000) : 1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; 2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar-mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peranan lainya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang efektif; 3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginka terjadi pada siswa setelah mengikuti belajarmengajar, perubahan tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif; 4) Isi pelajaran, yakni segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan; 5) Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan; 6) Media, yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan; 7) Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar-mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen kegiatan belajarmengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar-mengajar

19 24 tersebut saling berinteraksi dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem(hlm.30). 3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin yang yang merupakan bentuk jamak dari medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah. Menurut Briggs ( 1997 : 4 ) mengatakan bahwa media pada hakikatnya adalah perlatan fisik untuk membawakan dan menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk didalamnya, buku, videotape, slide suara, suara, suara guru atau salah satu komponen dari suatu system penyampaian. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara. Menurut Bretz ( 1971 : 5 ) menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah bahwa yang pertama merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakan saling tindak antara pembelajar dengan subyek yang dipelajari, yang kedua semata-mata adalah penunjang pada penyajian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpilkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau media komunikasi yang berguna untuk menyampakan maksud dan tujuan pembelajaran kepada pembelajar.

20 25 b. Jenis-jenis Media Pembelajaran Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich and Molenda (2005) yaitu 1) Teks. Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi. 2) Media Audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya. 3) Media Visual Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya. 4) Media Proyeksi Gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, videkaset (CD, VCD, atau DVD) 5) Benda-benda Tiruan/miniature Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. 6) Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu. c. Media-media Yang Biasa Digunakan Dalam Proses Pembelajaran 1) Media Visual Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau

21 26 menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. 2) Media Audio Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang aditif. 3) Media Audio Visual Media audio visual adalah jenis media pembelajaran yang merupakan media untuk menyampaikan informasi dan tujuan melaui bentuk bentuk visual yang yang dapat dilihat dengan penglihatan dan didengar dengan pendengaran (audio). Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah: a) Program TV Televisi merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan- pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. b) Film Gerak Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat meanrik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, beberapa keunggulan film sebagai media pembelajaran adalah: (1) Keterampilan membaca atau menguasai penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan menggunakan film. (2) Sangat tepat untuk menerangkan suatu proses.

22 27 (3) Dapat menyajikan teori ataupun praktek dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus ataupun sebaliknya. (4) Film dapat mendatangkan seorang yang ahli dan memperdengarkan suaranya di depan kelas. (5) Film dapat lebih realistis, hal-hal yang abstrak dapat terlihat menjadi lebih jelas. (6) Film juga apat merangsang motivasi kegiatan siswa. c) Film Gelang Film gelang atau film loop adalah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8 mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan berulang terus menerus jika tidak dimatikan. Kelebihan penggunaan media ini sebagai media pembelajaran adalah: (1) Ruangan tidak perlu digelapkan. (2) Dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas. (3) Mudah diintegrasikan kedalam pelajaran dan dipakai bersama dengan media lain. (4) Siswa juga dapatmenggunakannya sendiri karena sederhana. (5) Film dapat dihentikan kapan saja untuk diselingi oleh penjelasan atau diskusi. d) Video Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Beberapa kelebihan penggunaan media video dalam pembelajaran adalah: (1) Dengan alat perekam video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari para ahli. (2) Demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar seorang guru dapat memusatkan perhatian pada penyajiannya.

23 28 (3) Menghemat waktu karena rekaman dapat diputar ulang. (4) Dapat mengamati lebih dekat dengan objek yang berbahaya ataupun objek yang sedang bergerak. (5) Ruangan tidak perlu digelapkan pada saat penyajian e) Multimedia Vaughan (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video melalui yang diterima oleh pengguna komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005) multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh peralatan memadai seperti LCD proyektor dan adanya aliran listrik. Keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar, menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. f) Benda Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu

24 29 proses pembelajarandengan baik terutama jika metode yang digunakan adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan. d. Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pertimbangan yang utama karena pertimbangan yang dipilih harus sesuai dengan Hujar AH Sanaky (2011:6) 1) Tujuan pengajaran 2) Bahan pengajaran 3) Metode mengajar 4) Tersedia alat yang dibutuhkan 5) Pribadi pengajar 6) Minat dan kemampuan pembelajar, dan 7) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung e. Media Audio Visual Media audio visual diyakini suatau media yang dapat diterima baik melaui indera pendengaran, maupun indera penglihatan. Media audio visual ini semakin lama semakin popular dalam manyarakat kita. Pesan yang disampaikan bersifat fakta (kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Salah satu contoh media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah video. Sebagian besar tugas film dapat digantikan dengan oleh video. Tetapi video tidak dapat menggantikan kedudukan film. J. E Kemp (1985 : 221) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap.

25 30 Media video, sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Gambar bergerak yang disertai unsur suara 2) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh 3) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:72) mengatakan bahwa video mempunyai kelebihan, yaitu: 1) Penyajiannya tidak memerlukan tempat gelap 2) Program dapat diputar berulang-ulang 3) Program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bias memusatkan perhatian pada penyajian 4) Mudah dikontrol oleh guru Sedangkan keterbatasannya adalah: 1) Daya jangkaunya terbatas 2) Sifat komunikasinya satu arah 3) Perlatannya cukup mahal Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa video merupakan media pembelajaran yang efektif untuk menyampaikan tujuan dan maksud pembelajaran. Dalam penelitian ini video yang digunakan sebagai media pembelajran adalah video yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan model yang sudah berpengalaman di bidangnya yakni bola basket. f. Manfaat Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:

26 31 1) Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti: a) Obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, gambar video, atau model b) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film slide, gambar video atau gambar. c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse, highspeed photografi atau slow motion playback video. d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan lagi melalui rekaman film, video, atau foto. e) Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dll. f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, slide, gambar atau video 3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a) Menimbulkan gairah belajar. b) Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. c) Memungkinkan siswa belajar sendiri menurut minat dan kemampuannya. d) Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran dalam kemampuannya: (1) Memberikan perangsang yang sama. (2) Menyamakan pengalaman. g) Menimbulkan persepsi yang sama

27 32 4. Pembelajaran Keterampilan Bermain Bola Basket Menggunakan Media Audio Visual Guru bertindak sebagai fasilitator yang artinya guru harus bisa memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran yang dijalankan. Agar materi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik perlu diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Seperti yang diketahui proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah masih terkesan belum efektif. Hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang digunakan guru masih tradisional dan membuat siswa cepat merasa bosan dan kurang aktif mengikuti proses pembelajaran sehingga membuat siswa tidak paham dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Maka dari itu perlu digunakan media pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga materi yang akan disampaikan guru kepada siswa dapat dipahami siswa dengan baik. Media pengajaran harus dipilih secara sitematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:117) mengatakan bahwa ada tiga langkah prosedur penggunaan media pembelajaran yang perlu diikuti, yaitu : a) persiapan, b) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), c) tindak lanjut. Penyajian video pembelajaran pada cabang bola basket dapat diputar berulang, di awal pembelajaran dan diakhir permbelajaran bola basket. Prosedur penggunaan video pembelajaran pada bola basket adalah sebagai berikut:

28 33 a. Persiapan Sebelum melihat video pembelajatran bola basket, telebih dahulu harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan video yang akan disajikan pada saat pembelajaran akan berlangsung. 2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi dan tujuan yang ingin dicapai dari program tersebut. 3) Mengontrol peralatannya, meliputi laptop, LCD, speaker dan lain-lain yang dibutuhkan saat penggunaan video pembelajaran berlangsung. 4) Mentapkan LCD dan speaker pada posisi yang memungkinkan seluruh siswa dapat melihat dan mendengar isi program yang baik. 5) Mengatur tata letak tempat duduk siswa sedimikan rupa sehingga siswadapat dikontrol supaya suasana menjadi represntatif dalam penyampaian materi. b. Pelaksanaan Pada saat penyajian video pembelajaran bola basket perlu diperhatikan: 1) Agar siswa berada pada posisinya sehingga perhatian siswa fokus pada video pembelajaran. 2) Agar siswa dapat mengingat hal-hal yang kurang jelas dan belum mengerti untuk ditnyakan atau didiskusikan setelah penyajian video pembelajaran berakhir 3) Agar dimungkinkan bagi penyaji untuk dapat menghentikan sementara video pembelajaran, untuk menjelaskan hal-hal yang perludapat mendapat penekanan. 4) Agar menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (bila ada) sesuai perintah dalam video pembelajaran tersebut.

29 34 Berikut gambar video yang ditampilkan Gambar 10. Video Shooting Gambar 11. Video Passing dan Catching Gambar 12. Video Dribbling

30 35 c. Tindak Lanjut Setelah video pembelajaran disajikan, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan anata lain: 1) Mendiskusikan isi dari video pembelajaran. 2) Melakukan percobaan, penelitian, tes dan melatih keterampilan sesuai dengantopik video pembelajaran. 3) Menulis laporan. 4) Meberikan balikan terhadap program. B. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan proses belajar siswa yang dirancang dan disusun secara sistematis oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan jasmani, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam setiap proses pembelajaran tersebut. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah tidak tersampaikannya materi pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa dengan baik. Hal tersebut dikarenakan siswa seringkali kurang mampu memahami materi yang disapaikan guru. Gerakan teknik dasar bola basket yang dicontohkan guru mungkin kurang ditangkap siswa dan dipahami kerena waktu menyampaikan terlalu singkat dan juga saat penyampaian banyak siswa yang kurang memperhatikan guru saat guru memberikan penjalasan materi. Dengan demikian membuat pembelajaran menjadi kurang efektif karena kurangnya keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Sehingga materi pelajaran yang diberikan guru kepada siswa tidak dapat dipahami siswa dengan baik. Permasalahan tersebut muncul dalam pembelajaran permainan bola basket di SMK Negeri 3 Surakarta khususnya kelas XI Akuntansi 1.

31 36 Dalam suatu pembelajaran terdapat proses interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa. Proses interaksi tersebut yang menunjukkan terjadinya proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pemberi materi dan siswa bertindak sebagai penerima materi. Guru dalam menyampaikan materi perlu menggunakan suatu media pembelajaran yang tepat dan sesuai, supaya materi pelajaran yang diberikan guru kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan dapat dipahami oleh siswa dalam suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan menggunakan media pembelajaran audio visual merupakan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa yang kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran. Tujuan utama dalam mengajarkan suatu tenik adalah untuk membenarkan gerak yang sesuai dengan tujuan melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan tujuan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa tentang teknik yang sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan. Pembelajaran menggunakan media audio visual diyakini juga dapat merangsang keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran karena dapat memunculkan minat dan motivasi siswa melalui video pembelajaran yang ditampilkan. Dengan demikian penggunaan media audio visual berusaha merangsang ketertarikan dan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar. Berdasarkan hal tersebut, sasaran dari proses pengajaran menggunakan media audio visual adalah meningkatkan keterampilan bermain bola basket dengan menggunakan kombinasi teknik-teknik yang benar dan sesuai. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi siswa dapat teratasi dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. Sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar dan selalu berperan aktif dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Siswa merasa senang

32 37 dan semangat karena pembelajaran berlangsung menarik dan materi pelajaran dapat dipahami siswa dengan baik serta pembelajaran yang diberikan guru tidak lagi membosankan sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan tersampaikannya materi pembelajaran yang disampaikan guru secara jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa, maka siswa dapat melakukan berbagai gerakan teknik dasar bermain bola basket pada situasi bermain yang sebenarnya dengan baik dan benar sehingga hasil belajar yang dicapai siswa dapat meningkat. Secara sederhana bentuk kerangka berpikir digambar sebagai berikut: a Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru : pembelajaran monoton, kurang kreatif, dan inovatif dalam mengajar Meningkatkan hasil belajar keterampian bermain bola basket menggunakan media audio visual Dengan penggunan media audio visual, akan mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan bermain bola basket pada siswa serta membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar bisa maksimal a. Siswa kesulitan saat melakukan praktek, tidak aktif, mudah bosan saat proses pembelajaran b. Pemahaman materi teknik permainan bola basket rendah c. Hasil belajar bermain bola basket rendah Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bermain bola basket, menggunakan media audio visual Siklus II : upaya perbaikan dari tindakan siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar bermain bola basket, menggunakan media audio visual Gambar 13. Alur Kerangka Berpikir (Agus Kristiyanto, 2010:134)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut Abdillah

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket a. Perngertian Bola Basket A. Kajian Teori Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Bola Basket Dewasa ini olahraga bola basket menjadi olahraga yang sangat kompetitif dengan perangkat peraturan yang semakin lengkap yang diberlakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Variasi a. Latihan Latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya, realisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bola Basket merupakan cabang olahraga yang populer diseluruh dunia. Olahraga ini telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak

Lebih terperinci

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB Oleh Dadang Supriatna, M.Ed PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK KANAK DAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Semakin ke depan peraturan bola basket juga mengalami

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket. ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DADA MELALUI PENDEKATAN PERLOMBAAN DENGAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN III KABUPATEN SUMEDANG Oleh Juariah NIP. 1963 0120 1984 1020 03 Menyikapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Menurut Roji ( 2004 : 20 ) bahwa permainan bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, menarik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai -

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan a. Pengertian Keterampilan Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan :

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan : BAHAN AJAR 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET 2. Penyusun : Drs, Syahrizal 3. Tujuan : Agar siswa dapat Menggunakan berbagai formasi, bentuk dan strategi dalam permainan bola basket Agar siswa dapat Menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas / Program : XI Materi Pokok : Permainan Bola Besar (Bola Basket) Tema Topik : Teknik dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus.

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam permainan bola tangan, sangat diperlukan shooting yang baik untuk menghasilkan poin atau angka. Karena itu para pemain harus memiliki keterampilan shoting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan motorik, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dimana kedua tim saling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga bola basket merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga ini juga sudah berkembang pesat di Indonesia. Terbukti sudah banyak klub-klub

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bola Basket Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing regu dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia dan menduduki peringkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket semakin digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen atar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA juga sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar menggunakan permainan sepakbola Permainan bola besar menggunakan permainan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN OPERAN DAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN DRIBBLE TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BAGI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang di berikan di semua sekolah baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan rangkaian aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui proses pendidikan jasmani yang kondusif siswa dibantu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini permainan bola basket sangat berkembang dengan baik di indonesia, olahraga bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar di dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak

I. TINJAUAN PUSTAKA. bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993:38) menjelaskan bahwa anak bukanlah

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA NURANI BELAWANTAHUN AJARAN 2015/2016 Andi Nur Abady Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1 BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Permainan Sepak Bola 1. Bermain Sepak Bola Menggunakan Berbagai Variasi Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Menendang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Popularitas bola basket di dunia sekarang ini bukanlah secara kebetulan, akan tetapi perkembangannya telah meningkat dengan daya saing yang tinggi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani

Lebih terperinci

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra SEPAK BOLA III Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular dikalangan muda

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Prima Dewi

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 1 Comal Kab. Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket A. Kajian Teori Bola basket merupakan olahraga permainan yang mempunya peraturan-peraturan tertentu, sehingga untuk dapat bermain sesuai dengan peraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dimainkan di lapangan dengan ukuran 28 x 15 meter dengan permukaan yang keras. Prinsip dasar permainan bola basket adalah untuk memenangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sosial.permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sosial.permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki karakter sosial.permainan basket banyak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Daya Tahan Aerobik a. Kebugaran Aerobik Menurut Rizky Kurnia yang dikutip dari Miller (2002: 115) kebugaran aerobik adalah kemampuan dari sistem sirkulasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan jenis olahraga populer yang diminati masyarakat luar ataupun dalam negeri. Di Indonesia permainan ini diminati oleh kalangan

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346 UPAYA PENINGKATAN SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI SHOOTING DENGAN PURING PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 LASEM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Lilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Olahraga bola basket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bertanding untuk mendpatkan point. merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bertanding untuk mendpatkan point. merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah olaharaga bola berkelmompok yang terdiri atas dua team beranggotakan masing-masing

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI Volume 13, Nomor 1, Hal. 13-18 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI Ilham Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak diadakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Mengajar merupakan suatu usaha penciptaan

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ semester Materi Pokok Fokus Pembelajaran Alokasi Waktu : SMP N 3 PAJANGAN : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan : VIII / 1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI KETERAMPILAN DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI KETERAMPILAN DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI KETERAMPILAN DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA BADURONIDONGORAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan umum pembangunan pendidikan indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan pendidikan biasanya dimulai dari kurikulum, hal ini

Lebih terperinci