BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket a. Perngertian Bola Basket A. Kajian Teori Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran tertentu yang bertujuan memasukkan bola kearah keranjang lawan dan menahan lawan agar tidak memasukkan bola. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh banyaknya bola yang dimasukkan ke dalam keranjang lawan. Menurut Agus Margono (2010:6) menyatakan bahwa Permainan bola basket pada dasarnya merupakan permainan beregu. Pada awalnya masing-masing regu terdiri dari 9 orang yaitu 3 orang pemain depan, 3 orang sebagai pemain tengah dan 3 orang sebagai pemain belakang. Hal ini mengalami perkembangan dimana setiap regu terdiri dari 7 orang pemain, dan selanjutnya mengalami perubahan lagi menjadi 5 orang pemain disetiap regu sampai sekarang. Namun demikian akhir ini telah dikembangkan permainan bola basket 3 lawan 3 yang sering disebut three on three, dengan menggunakan separo lapangan permainan bola basket dan menggunakan satu keranjang (basket) sebagai sasaran kedua regu secara bergantian. Namun yang lazim dan populer di dunia hingga saat ini yang dipertandingkan serta dikompetisikan yaitu 5 melawan 5. Menurut Nuril Ahmadi (2007:2) menyatakan bahwa Permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih bergantinya mencetak poin dari regu yang bertanding. Menurut Danny Kosasih (2008:2) menyatakan bahwa Bola basket adalah permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dalam waktu yang tepat. Hal tersebut harus dilatihkan saat mengembangkan serta melatih skill individu pemain, fisik, emosi dan team balance, baik dalam posisi defense maupun offense. 6

2 7 Dari pengertian bola basket yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bola basket adalah suatu permainan yang di lakukan antara dua kelompok yang saling berhadapan dengan tiap kelompok terdiri dari lima orang untuk memasukan bola ke dalam keranjang. b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Pelaksanaan permainannya selalu berubah ubah yang menuntut keterampilan memainkan macam-macam teknik dasar yang ada didalamnya. Sebagai dasar agar mampu bermain bola basket adalah menguasai teknik dasar bola basket. Teknik dasar permainan bola basket merupakan faktor yang fundamental dan harus dikuasai setiap pemain. Penampilan seorang pemain atau tim dikatakan baik jika para pemainnya menguasai teknik dasar dengan baik pula. Menurut Nuril Ahmadi (2007:13-21) mengatakan bahwa Teknik dasar permainan bola basket terdiri atas : (A) teknik dasar mengoper bola, (B) teknik dasar menerima bola, (C) teknik dasar menggiring bola, (D) teknik dasar menembak, (E) teknik latihan olah kaki (F) teknik latihan pivot. 1) Passing (melempar bola) Menurut Nuril Ahmadi (2007:13) mengemukakan bahwa Passing berarti mengoper bola. Passing adalah mengoper atau melempar bola kepada teman. Passing ini terbagi menjadi tiga yaitu chest pass (lemparan dari depan dada), bounce pass (lemparan pantul), dan overhead pass (lemparan dari atas kepala). Ada 3 jenis passing dalam bola basket : a) Mengoper Bola Setinggi Dada (Chest Pass) Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek. Mengoper bola

3 dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5-7 meter. Menurut Nuril Ahmadi (2007:14) mengatakan bahwa Caracara melakukan operan bola setinggi dada adalah sebagai berikut: (1) Bola di pegang sesuai dengan teknik memegang bola basket. (2) Sikut dibengkokan ke samping sehingga bola dekat dengan dada. (3) Sikap kaki dapat dilakukan sejajar atau kuda-kuda dengan jarak selebar bahu (4) Lutut ditekuk, badan condong ke depan, dan jaga keseimbangan. (5) Bola didorong ke depan dengan kedua tangan sambil meluruskan lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke luar. (6) Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat di bantu dengan melangkahkan salah satu kaki ke depan. (7) Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima. (8) Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut : 8 Gambar 2.1. Teknik Melempar Bola dari Depan Dada (Chest Pass) (Nuril Ahmadi 2007: 14) b) Mengoper Bola dari Atas Kepala (Overhead Pass) Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat.

4 Menurut Nuril Ahmadi (2007:14) mengatakan bahwa Caracara melakukan operan dari atas kepala sebagai berikut : (1) Cara memegang bola sama dengan lemparan dari depan dada, hanya saja posisi permulaan bola di atas kepala sedikit di depan dahi dan siku agak di tekuk. (2) Bola dilemparkan dengan senyum lekukan pergelangan tangan yang arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan. (3) Lepasnya bola dari tangan menggunakan jentikan ujung jari tangan. (4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, maka untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat kedua tumit. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut : 9 Gambar 2.2. Teknik Mengoper dari Atas Kepala (Over Head Pass) (Nuril Ahmadi 2007: 15) Menurut Nuril Ahmadi (2007:15) mengatakan bahwa Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan operan bola dari atas kepala dengan dua tangan antara lain: (1) Dalam mengatur posisi, bola berada tepat di atas kepala dengan dua tangan. (2) Pada waktu melakukan operan, bola berada di belakang kepala. Seharusnya, bola berada di atas dan agak kebelakang dari kepala. (3) Tidak mengangkat tumit sehingga tidak bisa melambungkan bola dengan bebas. c) Mengoper Bola Pantulan (Bounce Pass) Operan pantulan dengan dua tangan dilakukan dalam posisi bola di depan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan di samping

5 kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya di belakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertahan/terserobot lawan. Lemparan pantulan dapat juga dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan, padahal bola dilemparkan ke sebelah kiri atau sebaliknya. Menurut Nuril Ahmadi (2007:15) mengatakan bahwa Caracara melakukan lemparan pantulan dengan kedua tangan sebagai berikut : (1) Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada. (2) Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawah dari letak badan lawan dengan jarak kira-kira 1/3 dari penerima. (3) Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian ke penerima. (4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri kaki lawan. 10 Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian pelaksanaan melempar bola pantulan sebagai berikut : Gambar 2.3. Bounce Pass (Danny Kosasih 2008: 29) Menurut Nuril Ahmadi (2007:16) mengatakan bahwa Kesalahan kesalahan yang dilakukan saat melempar bola pantulan dengan dua tangan sebagai berikut : (1) Titik pantulan terlalu dekat atau terlalu jauh dengan penerima. (2) Banyak memberikan putaran pada bola, sehingga mengakibatkan tolakan (pantulan) yang salah. (3) Gerakannya menolak bola tetapi membantingnya.

6 Menurut Danny Kosasih (2008:26) mengatakan bahwa Passing & catching adalah fundamental bola basket yang sering terabaikan untuk dilatih. Adalah sangat penting bagi seorang pemain untuk mengembangkan skill passing demi kesuksesan timnya. Salah satu poin yang harus ditekankan pada pemain adalah bahwa passing adalah skill yang tercepat dan terbaik untuk merubah arah serangan. Menurut Danny Kosasih (2008:105) dalam bukunya Fundamental Basketball mengatakan bahwa Passing adalah teknik untuk mengoper bola antar pemain dalam satu tim. 11 2) Dribbling (menggiring bola) Salah satu sisi yang menarik dari permainan bola basket yaitu dilakukannya dribbling yang bervariasi baik arah maupun kecepatannya untuk menerobos pertahanan lawan, dan selanjutnya memasukan bola ke dalam keranjang. Banyak angka tercipta karena diawali dengan dribble yang baik dan di akhiri dengan tembakan yang akurat. Menurut Nuril Ahmadi (2007:17) mengatakan bahwa Menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Dari kutipan tersebut berarti menggiring bola memiliki aturan yaitu membawa bola dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan. Berdasarkan pengertian dribble yang dikemukakan tersebu di atas dapat disimpulkan bahwa, dribble merupakan suatu cara membawa bola ke depan dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau dua tangan secara bergantian baik dengan berjalan maupun berlari. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18) mengatakan bahwa Cara-cara menggiring bola adalah sebagai berikut:

7 (1) Pegang bola dengan kedua tangan. Lakukan secara rileks dengan posisi tangan kanan di tatas bola dengan tangan kiri di bawah bola. Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang melakukan giringan, dan lutut sedikit ditekuk. (2) Condongkan badan ke depan, berat badan diantara dua kaki. (3) Bola dipantul-pantulkan, dengan pandangan mata ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola. (4) Lakukan gerakan sambil berjalan maju mundur atau di tempat. (5) Setelah menguasai gerakan di atas, lanjutkan gerakan menggiring sambil berlari ke depan. (6) Lakukan gerakan kombinasi antara mengoper, menggiring, dan menembak dengan gerakan yang cepat. 12 Gambar 2.4. Menggiring Bola Rendah dan Tinggi (Dribbling) (Nuril Ahmadi 2007: 18) 3) Shooting (menembak bola) Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Menurut Nuril Ahmadi (2007:18) mengatakan bahwa Usaha memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up. Dari kutipan tersebut dapat diartikan shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan dengan tujuan untuk meraih poin, serta shooting ini dilakukan dengan berbagai macam misalnya one hand shoot (tembakan satu tangan), two hand shoot (tembakan dua tangan), free throw (tembakan bebas), jump shoot (tembakan sambil melompat), three point (tembakan tiga angka), hook shoot (tembakan mengkait), lay up shoot (tembakan dengan langkah dan melompat).

8 Menurut Nuril Ahmadi (2007:18-20) mengatakan bahwa Menembak dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan lay up. Untuk penjelasannya dari lay up adalah sebagai berikut : Tembakan lay up Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola di letakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerak gerak dua langkah. Tembakan ini disebut gaya tembakan langkah tiga. Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring bola. Melangkahkan kaki dua kali, mengoper, atau menembakkan bola merupakan unsur yang sangat penting dalam gerakan lay up. Menurut Nuril Ahmadi (2007:19) mengatakan bahwa Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tembakan lay-up, yaitu : (1) Saat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang. (2) Saat melangkah, langkah pertama harus lebar atau jatuh guna mendapatkan jarak maju sejauh mungkin, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya. (3) Saat melepaskan bola, bola harus dilepas dengan kekuatan kecil. 13 Gambar 2.5. Gerak dasar memasukan bola (Agus Margono 2010: 20)

9 14 Pada dasarnya pendapat yang dikemukakan ahli diatas secara garis besar mengelompokkan teknik dasar permainan bola basket terdiri atas dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik dasar tersebut merupakan komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling berkaitan terhadap keterampilan bermain bola basket. Dengan menguasai teknik dasar bola basket, maka akan membantu penampilannya baik secara individu maupun kolektif, sehingga mempunyai peluang untuk memenangkan pertandingan. Seorang pemain yang menguasai teknik dasar dengan baik maka akan dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara kolektif. Selain itu seorang pemain dapat mencapai prestasi yang maksimal bila teknik dasar ini diterapkan dalam satu kesatuan yang utuh, artinya berbagai teknik dasar bola basket tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena sangat mendukung bagi keberhasilan untuk memenangkan suatu pertandingan disamping dibutuhkan kemampuan fisik, taktik dan mental guna mencapai prestasi maksimal. 2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, atau proses memperoleh pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) atau a body of knowledge dilahirkan dari pengalaman yang terjadi berulang kali, menurut pemahaman sains konvensional, istilah pengalaman (experience) terjadi apabila ada kontak manusia dengan alam. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut Abdillah menyimpulkan dari beberapa ahli pendidikan yang di kutip Aunurrahman (2012:35) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

10 15 Menurut Suyono dan Hariyanto (2014:9) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Menurut Hilgard (1962) yang di kutip Suyono dan Hariyanto (2014:12) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Menurut Skinner (1973) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:3) menyatakan bahwa Belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif. Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru terhadap suatu situasi. b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa agar siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:31) meyatakan bahwa Pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Menurut Winkel (1991) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:31) meyatakan bahwa Pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan

11 16 memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik. Dari pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. c. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata. Pengajaran pendidikan jasmani menekankan partisipasi aktif dari seluruh dan setiap siswa. Menurut Davies (1991:32) yang di kutip Aunurrahman (2012:113) mengatakan bahwa Prinsip-prinsip pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. (2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. (3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement). (4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. (5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka murid lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

12 d. Ciri ciri dan Tujuan Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Hal yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ahli yang mendalami ranah-ranah kejiwaan adalah Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Ketiga ahli tersebut menyusun penggolongan tingkatan jenis perilaku belajar yang terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu; 1) Ranah Afektif Berikut adalah bagan hirarkis perilaku belajar ranah afektif : RENDAH TINGGI PRA-BELAJAR Gambar 2.6. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taxonomi Krathwohl & Bloom,dkk. (Aunurrahman, 2012:51) Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar adalah proses menuju perubahan internal berkenaan dengan aspek-aspek afektif. Perubahan itu bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuankemampuan yang lebih tinggi. 5. PEMBENTUKAN POLA HIDUP Kemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pedoman hidup 4. ORGANISASI Kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup 3. PENILAIAN DAN PENENTUAN SIKAP Kemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap 2. PARTISIPASI Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan 1. PENERIMAAN Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan menerima sebagaimana adanya 17

13 18 2) Ranah kognitif Perilaku-perilaku dalam ranah ini menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Jika dituangkan dalam bentuk bagan, hirarkis perilaku belajar adalah seperti berikut : TINGGI 6. EVALUASI Kemampuan menilai berdasarkan norma, seperti menilai karangan, dsb. RENDAH PRA-BELAJAR 1. PENGETAHUAN Kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, metode, dsb. Gambar 2.7. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taxonomi Bloom, dkk. (Aunurrahman, 2012:50) 5. SINTESIS Kemampuan menyusun, seperti karangan, rencana, program kerja, dsb. 4. ANALISIS Kemampuan memisahkan, membedakan, merinci bagian-bagian, hubungan, dsb. 3. PENERAPAN Kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menunggu konsep, kaidah, prinsip, metode, dsb. 2. PEMAHAMAN Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dsb.

14 19 3) Ranah Psikomotor Dalam bentuk bagan urutan kemampuan-kemampuan psikomotor sebagai berikut : TINGGI 7. KREATIVITAS Kemampuan menciptakan pola baru 4. GERAKAN TERBIASA Keterampilan yang berpegang pada pola 2. KESIAPAN Kemampuan bersiap diri secara fisik 5. GERAKAN KOMPLEK Keterampilan banyak tahap, luwes, gesit lincah 3. GERAKAN TERBIMBING Kemampuan meniru contoh 6. PENYESUAIAN Kemampuan mengubah dan mengatur kembali 1. PERSEPSI Kemampuan memilah-milah dan kepekaan terhadap sesuatu hal RENDAH PRA-BELAJAR Gambar 2.8. Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Psikomotorik Taxonomi Simpson, dkk. (Aunurrahman, 2012:53) Bagan di atas menunjukkan bahwa seseorang yang belajar terlibat dalam suatu proses menuju perubahan internal, bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi pra-belajar, meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakan suatu kegiatan yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya akan dapat secara terus menerus mengembangkan kemampuan atau keterampilan motoriknya untuk mencapai tingkatan-

15 tingkatan kemampuan motorik yang lebih tinggi melalui proses belajar atau latihan yang dilakukan. 20 e. Komponen-Komponen Pembelajaran Sebagai suatu sistem tentu saja proses pembelajaran mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Menurut M. Sobry Sutikno (2013:35) mengatakan bahwa Komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut: (1) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. (2) Materi Pembelajaran Medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diperoleh oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pembelajaran harus berdasarka tujuan yang hendak dicapai, misalnyaberupa pengetahuan, keterampilan, sikap, san pengalaman lainnya. (3) Kegiatan Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlihat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran. Bahka siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. (4) Metode Metode adalah suatu cara yang diprergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. (5) Media Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (6) Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. (7) Evaluasi Evaluasi adalah suatu tindaka atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan aspek yang sangat penting, yang

16 berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. 21 f. Hasil Belajar Bola Basket Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang di peroleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan/keterampilan, bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Menurut Nana Sudjana (1991:3) mengatakan bahwa Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti telah dijelaskan di muka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bola basket merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran bola basket yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru yang mencakup aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif setiap selesai memberikan materi pembelajaran bola basket.

17 22 3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut Azhar Arsyad (2011:4) mengatakan bahwa Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media disebut media pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (1975) yang dikuti Azhar Arsyad (2011:4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, film, foto, gambar, grafik, televisi. Dari pengertian media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli maka dapat di tarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. b. Fungsi dan Tujuan Media Pembelajaran Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu, efektifitas media itu tergantung pada cara dan kemanpuan guru yang memakainya. Contohnya, sebuah gambar foto atau sebuah transparansi yang digunakan guru untuk menerangkan suatu konsep. Efektif dan tidaknya hal tersebut tergantung pada guru. Kalau guru dapat memanfaatkan dengan baik, siswa akan belajar dari gambar itu atau transparansi itu. Artinya, siswa akan memahami konsep yang sedang dipelajari itu karena bantuan gambar atau

18 23 transparansi itu. Tetapi kalau guru tak pandai atau tak banyak memanfaatkanya siswa tak akan belajar banyak dari media itu. Media itu dirancang, dikembangkan dan diproduksi secara sistematik serta dapat menyalurkan secara terarah untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Contohnya film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video film dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untukbelajar secara mandiri. Menurut Hamalik (1986) yang di kutip Azhar Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya dan memadatkan informasi. c. Jenis Jenis Media Pembelajaran 1) Media Visual Yakni media yang dapat diterima oleh indra penglihatan. Adapun yang termasuk dalam media visual diantaranya: a) Media gambar diam, yanki media yang dituangkan dalam bentuk gambar, grafis, kata kata atau symbol maupun gambaran. Jenis media gambar diam, antara lain : Grafik, Chart, Peta, Diagram, Poster, Karikatur, Objek, Komik, dll. b) Media papan, adalah media pembelajaran dengan papan atau board sebagai bahan baku utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa kapur tulis, spidol dsb. Jenis media papan diantaranya : Papan Tulis, Papan Flanel, Papan Tempel, Papan Pameran, dll.

19 24 c) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui proyeksi atau alat bernama proyektor yang ditampilkan melalui layar. Yang termasuk dalam media proyeksi diantarannya : Slide, Film strips, Overhead transparency, micro film, dll. 2) Media Audio Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra pendengaran. contohnya, adalah : kaset, tape recorder, dll. 3) Media Audio Visual Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun dindra penglihatan. Jenis media ini diantaranya : Televisi, Video, dll 4) Media Asli atau Orang Yakni media yang merupakan benda sebenarnya / sesungguhnya yang diperagaakan memalui sebuah model atau alat peraga. Macam dari media ini adalah : a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya. b) Mock-Up, adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian bagian tertentu dari suatu benda asli dan menghilangkan bagian lain dengan maksud menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada bagian yang dimaksud. c) Diorama, adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya. d) Museum, dll d. Pemilihan Media Pembelajaran Pertimbangan dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pertimbangan yang utama. Menurut Hujair AH Sanaky (2011:6) mengatakan bahwa Dalam pemilihan media harus ada pertimbangan adalah sebagai berikut:

20 25 (1) Tujuan pengajaran, (2) Bahan pelajaran, (3) Metode mengajar, (4) Tersedia alat yang dibutuhkan, (5) Pribadi pengajar, (6) Kondisi Siswa; minat dan kemampuan pembelajar, dan (7) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung. e. Media Audio Visual Media audio visual yakni suatu media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun indra penglihatan. Media audio visual ini semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (misalnya seperti cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Salah satu contoh media audio visual yang dapat digunakan sebagai pembelajaran adalah video. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tetapi video tidak dapat menggantikan kedudukan film. Menurut Hujair AH Sanaky (2013:123) mengatakan bahwa Media video, sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Gambar bergerak yang disertai unsur suara. (2) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh. (3) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung. Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:72) mengatakan bahwa Video mempunyai kelebihan, yaitu: (1) Penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap. (2) Program dapat diputar berulang-ulang. (3) Program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajian. (4) Mudah dikontrol oleh guru. Sedangkan keterbatasannya adalah : (1) Daya jangkauannya terbatas. (2) Sifat komunikasinya satu arah. (3) Peralatannya cukup mahal.

21 26 Dalam penelitian ini video yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah video yang dibuat sendiri oleh si peneliti dengan menggunakan model yang sudah berpengalaman di bidangnya yakni bola basket. 4. Pembelajaran Permainan Bola Basket Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat Setelah mempelajari jenis-jenis media dan mampu memilih media pengajaran yang diperlukan dengan tepat, maka langkah berikutnya adalah menggunakan media tersebut. Mengingat media pengajaran itu dapat digunakan untuk berbagai tatanan (setting), maka peneliti harus mengguasai pola-pola penggunaanya. Media pengajaran harus dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:117) mengatakan bahwa Ada tiga langkah prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti, yaitu : (a) persiapan, (b) pelaksanaan (penyajian, penerimaan), (c) tindak lanjut. Penyajian video pembelajaran pada cabang olahraga bola basket dapat dilaksanakan sebelum pembelajaran bola basket dan bisa juga pada saat pembelajaran bola basket berlangsung. Prosedur penggunaan video pembelajaran pada bola basket adalah sebagai berikut : (1) Persiapan Sebelum melihat video pembelajaran bola basket, terlebih dahulu harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : a) Menentukan video pembelajaran yang akan disajikan pada saat pembelajaran akan berlangsung. b) Menjelaskan kepada siswa tentang topik dan tujuan yang hendak dicapai dari program tersebut. c) Mengecek peralatannya, meliputi laptop, LCD, speaker dan lain-lain yang dibutu hkan saat penggunaan video pembelajaran berlangsung.

22 27 d) Menempatkan LCD dan speaker pada posisi yang memungkinkan seluruh siswa dapat melihat dan mendengar isi program dengan baik. e) Mengatur tata letak tempat duduk siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat dikontrol agar suasana kelas mampu mendukung penyajian program dengan baik. (2) Pelaksanaan (penyajian) Pada saat penyajian video pembelajaran permainan bola basket berlangsung perlu diperhatikan : a) Agar siswa berada pada posisinya sehingga perhatian siswa fokus pada video pembelajaran. b) Agar siswa mengingat atau mencatat hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah penyajian video pembelajaran berakhir. c) Agar dimungkinkan bagi penyaji untuk dapat menghentikan sementara video pembelajaran, untuk menjelaskan hal-hal yang perlu dapat mendapat penekanan. d) Agar menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (bila ada) sesuai perintah dalam video pembelajaran tersebut. (3) Tindak Lanjut Setelah video pembelajaran disajikan, dilanjutkan dengan kegiatankegiatan antara lain : a) Mendiskusikan isi dari video pembelajaran. b) Melakukan percobaan, penelitian, tes dan melatih keterampilan sesuai dengan topik video pembelajaran. c) Menulis laporan. d) Memberi balikan terhadap program.

23 28 B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran permainan bola basket bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan metode mengajar. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah media dan cara guru menyampaikan materi pelajaran. Siswa seringkali kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru. Gerakan-gerakan dalam permainan bola basket yang dicontohkan oleh guru mungkin kurang ditangkap dan dipahami oleh siswa karena waktu menyampaikan materi terlalu singkat namun banyak juga dari siswa yang tidak memperhatikan guru saat guru memberikan penjelasan. Media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual yang berupa video pembelajaran. Video merupakan media yang dapat menghasilkan unsur suara dan gambar yang bergerak (audio visual). Dengan penggunaan video pembelajaran, siswa akan lebih tertarik terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang melihat video akan mengetahui proses terjadinya suatu peristiwa berdasarkan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat membayangkan serta memperkuat pemahaman terhadap materi ajar sehingga siswa mempunyai gambaran tentang gerakan teknik dasar bola basket dengan baik sebelum praktek langsung di lapangan. Perkembangan teknologi pembelajaran dengan media elektronik rata-rata sudah berkembang di sekolah. Namun guru pendidikan jasmani kurang memanfaatkan media yang sudah ada di setiap sekolah tersebut. Kurang mampunya guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar :

24 29 Kondisi awal Guru: Kurang mampu dalam proses pembelajaran penjas Siswa: - Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran permainan bola basket - Hasil belajar siswa rendah - Pemahaman teknik dasar bola basket rendah Tindakan Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran audio visual Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar permainan bola basket Kondisi Akhir Melalui penggunaan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran permainan boala basket serta partisipasi aktif dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat Siklus II: Upaya perbaikan hasil belajar dari siklus I dikarenakan belum mencapai target yang telah ditentukan. Gambar 2.9. Kerangka berpikir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bola Basket a. Pengertian Bola Basket Bola basket adalah permainan bola besar yang dimainkan secara berkelompok yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Bola Basket Dewasa ini olahraga bola basket menjadi olahraga yang sangat kompetitif dengan perangkat peraturan yang semakin lengkap yang diberlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Semakin ke depan peraturan bola basket juga mengalami

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Menurut Roji ( 2004 : 20 ) bahwa permainan bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bola Basket merupakan cabang olahraga yang populer diseluruh dunia. Olahraga ini telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai -

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 1 Comal Kab. Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Variasi a. Latihan Latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya, realisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dimana kedua tim saling

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket. ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DADA MELALUI PENDEKATAN PERLOMBAAN DENGAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN III KABUPATEN SUMEDANG Oleh Juariah NIP. 1963 0120 1984 1020 03 Menyikapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PENERAPAN MEDIA BANTU PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Prima Dewi

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasa bahwa permainan bola basket

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Menurut Abdillah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Popularitas bola basket di dunia sekarang ini bukanlah secara kebetulan, akan tetapi perkembangannya telah meningkat dengan daya saing yang tinggi. Hal ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bola Basket Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing regu dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sosial.permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sosial.permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki karakter sosial.permainan basket banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan a. Pengertian Keterampilan Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

II. KAJIAN PUSTAKA. pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan. jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan :

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan : BAHAN AJAR 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET 2. Penyusun : Drs, Syahrizal 3. Tujuan : Agar siswa dapat Menggunakan berbagai formasi, bentuk dan strategi dalam permainan bola basket Agar siswa dapat Menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori BAB II LANDASAN TEORI 1. Bola Basket a. Permainan Bola Basket A. Kajian Teori Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan rangkaian aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya pembinaan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket merupakan jenis olahraga populer yang diminati masyarakat luar ataupun dalam negeri. Di Indonesia permainan ini diminati oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan salah satu olahraga yang populer di dunia. Khususnya di Indonesia, Olahraga ini diciptakan pada akhir abad ke-19. Penciptanya adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia dan menduduki peringkat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus.

I. PENDAHULUAN. dengan baik dan menarik perhatian para penontonya. keterampilan tersebut. dapat berupa keterampilan dasar serta keterampilan khusus. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam permainan bola tangan, sangat diperlukan shooting yang baik untuk menghasilkan poin atau angka. Karena itu para pemain harus memiliki keterampilan shoting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Latihan Konsentrasi Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar, atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup digemari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket.

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Bola Basket Untuk lebih memahami secara mendalam tentang pengertian perrmainan bola basket, maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dimainkan di lapangan dengan ukuran 28 x 15 meter dengan permukaan yang keras. Prinsip dasar permainan bola basket adalah untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Olahraga bola basket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dewasa ini sangat digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak diadakan turnamen antar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui proses pendidikan jasmani yang kondusif siswa dibantu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular dikalangan muda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN OPERAN DAN JUMP SHOOT DIDAHULUI DENGAN DRIBBLE TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BAGI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses belajar mengajar manusia. Terutama dalam pencapaian tujuan institusional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI Volume 13, Nomor 1, Hal. 13-18 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI Ilham Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Bola basket sudah berkembang pesat sejak pertama kali diciptakan pada akhir abad ke- 19. Dr. James Naismith,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar menggunakan permainan sepakbola Permainan bola besar menggunakan permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana dikemukakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Muda Patria Kalasan Mata Pelajaran : Penjasorkes Kelas / Program : XI Materi Pokok : Permainan Bola Besar (Bola Basket) Tema Topik : Teknik dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan mental-spritual, intelektual dan khususnya pembinaan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Kebijakan pemerintah meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket semakin digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen atar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA juga sampai

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN CHEST PASS PEMAIN BOLA BASKET SISWA SMP N 11 KOTA JAMBI Volume 13, Nomor 1, Hal. 13-18 Januari Juni 2011 ISSN 0852-8349 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Taryono, S.Pd. *) ABSTRAK Dalam proses pelatihan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan umum pembangunan pendidikan indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan pendidikan biasanya dimulai dari kurikulum, hal ini

Lebih terperinci

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN 25 MODUL 2 : PENDAHULUAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd Penyelenggaraan program pendidikan jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan

Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan Sabaruddin Yunis Bangun, Brian Devani S Correspondence: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan keterampilan teknik yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan keterampilan teknik yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan kemajuan dengan pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga di tanah air. Upaya

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346 UPAYA PENINGKATAN SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI SHOOTING DENGAN PURING PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 LASEM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Lilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Daya Tahan Aerobik a. Kebugaran Aerobik Menurut Rizky Kurnia yang dikutip dari Miller (2002: 115) kebugaran aerobik adalah kemampuan dari sistem sirkulasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Permainan Bola Basket A. Kajian Teori Bola basket merupakan olahraga permainan yang mempunya peraturan-peraturan tertentu, sehingga untuk dapat bermain sesuai dengan peraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia, ada berbagai macam tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga,yaitu: 1) Rekreasi, yaitu mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BERMAIN BASKET PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG Skripsi NINUK SUHARTATI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci