Peneliti Isa Nagib Edrus

Transkripsi

1 RISET ADAPTIF PENANGKAPAN DI WILAYAH PENGELOLAAN REHABILITASI TERUMBU KARANG BUATAN (Tinjauan Aspek Penggunaan Bubu Laut Dalam dan Rawai Dasar serta Aspek Sosial Ekonominya) Peneliti Isa Nagib Edrus BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT 2012

2 LATAR BELAKANG 1. Prospek TKB sebagai teknologi untuk memperkaya SDA perairan diakui, namun sebagai wilayah tangkap masih menghadapi kendala, diantaranya INSTRUMEN time lag, rentanitas, kecocokan teknologi, dan sikap pengguna. 2. Introduksi teknologi penangkapan di areal TKB adalah salah satu upaya adaptif perikanan dalam kaitannya dengan pencarian pola diversifikasi alat tangkap dengan kapasitas optimum tetapi tetap memiliki kemampuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan keberlanjutan usaha perikanan. 3. Permasalahan utama dalam introduksi alat tangkap tersebut adalah kesesuaikan teknologi alat tangkap tersebut dengan karakteristik area rehabilitasi, skala dampak TKB, dan sosial budaya masyarakat pengguna. 4. 1

3 PERMASALAHAN 1. Ini semua menjadi suatu hal yang menarik untuk dianalsis, yaitu apakah introduksi suatu teknologi betul-betul memecahkan masalah teknis penangkapan, kebutuhan dan sosial ekonomi rumah tangga perikanan. 2. bahwa apakah masyarakat nelayan sudah betul-betul dikondisikan sebagai penerima teknologi TKB atau sudah betul-betul membuka diri terhadap pola-pola penangkapan yang berbeda dari kebiasaannya. 3. prospek alat tangkap harus jelas, di mana CPUE alat tangkap yang diadaptasi betul-betul dapat menjadi pembelajaran yang baik agar mereka dapat menentukan pilihan pada aplikasi selanjutnya. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang

4 METODOLOGI PELAKSANAAN RUANG LINGKUP Kegiatan ini berupa introduksi (pengadaan) alat tangkap bubu dan rawai, percobaan penangkapan, dan kemudian dilakukan analisis hasil tangkapan dan analisis finansial. FOKUS KEGIATAN : 1. Penyediaan pendidikan kepada nelayan untuk memastikan penggunaan metode penangkapan yang lebih baik guna menjaga kelangsungan produksi perikanan di wilayah rehabilitasi TKB; 2. Peningkatan produktivitas penangkapan melalui alih teknologi tepat guna di wilayah rehabilitasi; METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA 1. Framework penelitian terfokus pada analisis alat tangkap dan analisis pengguna alat tangkap. 2. Pendekatan yang digunakan adalah agribisnis dan partisipasi 3. Wawancara digunakan untuk menghimpun persepsi. 4. Analisis finansial digunakan untuk melihat keuntungan ekonomi. 3

5 HASIL KEGIATAN 1. CPUE bubu rata-rata 1,1 kg/unit/trip untuk perairan Pulau Pari dan 2,4 kg/unit/trip untuk perairan Pulau Pramuka. 2. CPUE rawai rata-rata 5 kg/unit/trip. 3. Nilai rata-rata CPUE bubu di kedua lokasi tersebut berbeda menurut uji ANOVA pada tingkal α = 0,1. 4. Perikanan bubu dan rawai tergolong layak ekonomi dalam integrasinya dengan perikanan multi alat tangkap. 5. Nilai tambah pendapatan dari penggunaan bubu berkisar pada Rp Rp per trip penangkapan, sedangkan nilai tambah rawai Rp ,- per trip. 4

6 Sinergi Koordinasi 1. Dalam LITBANG perikanan tersedia pola integrasi pengkajian yang mengkoordinasikan idea dan kepentingan berbagai pihak. 2. Rancangan Koordinasi dengan Kelembagaan - Program adalah berbentuk segitiga dan saling terkait antar tiga unsur dari mulai peneliti, prekayasa atau penyuluh dan nelayan, dimana secara sinergis bersama-sama melakukan pengkajian dan saling memberikan masukan dan berperan atas persiapan kegiatan, pengumpulan data dan analisis data. 3. Dengan jalan ini, program pemerintah dapat diterjemahkan secara cepat dan tepat karena di dalamnya terbentuk pola partnership yang memacu percepatan transfer dan adopsi teknologi. 4. Nelayan bukan lagi dipandang sebagai objek tetapi sudah menjadi subjek yang berintegrasi secara interaktif dan proaktif. INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Intensitas partisipasi tinggi 2. Perubahan sikap dan Adopsi teknologi 5

7 KERANGKA PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA 1. Sebagai metode produksi yang mendukung industri hulu. 2. Sebagai rekomendasi hasil yang mendukung pemanfaatan wilayah rehabilitasi perairan melalui introduksi alat tangkap yag efektif dan ramah lingkungan. 3. Sebagai sarana publikasi yang mendukung akses pada informasi tentang aplikasi alat tangkap pada wilayah yang direhabilitasi. 4. Sebagai sarana pembelajaran, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, sehingga mampu merubah sikap nelayan untuk lebih pengembangkan investasi usaha perikanan. Signifikasi Pemanfaatan Hasil : 1. Respon positif dari Suku Dinas Perikanan (Rencana Program) 2. Keberlanjutan usaha (adanya Investasi) 3. Peralihan pola perikanan dari muroami ke bubu 6

8 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN 1. Perikanan berskala agribisnis dengan aplikasi dua alat tangkap bubu dan rawai dipandang cocok untuk dikombinasikan dalam 1 unit usaha perikanan cumi, kepiting dan pelagis. 2. Pola seperti ini dapat berkembang dengan kapasitasnya yang rendah dan layak ekonomi di wilayah perairan pantai yang direhabilitasi. 3. Pada skala usaha yang lebih tinggi dengan jelajah penangkapan luas, kapasitas jumlah unit atau jumlah mata kail alat tangkap perlu ditingkatkan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti Perekayasa

9 PROGRAM DI LEVEL DINAS TERKAIT : 1. Pengembangan perikanan bubu dan rawai menurut paket integrasi multi alat tangkap dengan aplikasi rumpon laut dangkal atau rumpon laut dalam. 2. Melakukan restrukturisasi kelembagaan perikanan dalam kaitannya dengan aplikasi alat bantu penangkapan seperti alat pengumpul ikan atau rumpon dengan pola community based partisipative enginering. Langkah Selanjutnya : 1. Uji coba lanjutan dengan menggunakan alat tangkap jenis lain seperti jaring insang tetap dan jaring milenium untuk wilayah perairan yang diperkaya. 2. Melakukan pengkajian tipe-tipe umpan sebagai atraktan alat tangkap.

10 9