PSIKOLINGUISTIK DALAM KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI. Oleh: Dessy Wardiah (Dosen Universitas PGRI Palembang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PSIKOLINGUISTIK DALAM KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI. Oleh: Dessy Wardiah (Dosen Universitas PGRI Palembang)"

Transkripsi

1 PSIKOLINGUISTIK DALAM KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI Oleh: Dessy Wardiah (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Psikolinguistik merupakan ilmu yang berhubungan dengan perilaku manusia dalam mendapatkan atau menggunakan bahasa. Kemampuan berbahasa yang dibahas dalam makalah ini adalah kemampuan berbicara pada anak usia dini terkait dengan kajian psikolinguistik. Banyak faktor penghambat dalam kemampuan berbicara anak, diantara adalah (1) hambatan pendengaran, (2) hambatan perkembangan pada otak yang menguasai oral-motor, (3) masalah keturunan, (4) masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua, dan (5) faktor Media dalam hal ini televisi. Untuk itu peran orang tua, guru, dan lingkungan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Beberapa upaya dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada usia dini akan dibahas secara spesifik dalam makalah ini. Kata Kunci : Psikolinguistik, Kemampuan Berbicara, Anak Usia Dini SPEAKING ABILITY TO EARLY CHILDREN RELATED TO PSYCHOLINGUISTIC STUDY Abstract Psycholinguistic is a science that is related to human behavior in acquiring or getting the language. The language ability that will be discussed in this paper is the speaking ability to early children related to psycholinguistic study. Many inhibitors factors in early children ability, they are (1) hearing inhibitor, (2) brain development inhibitor that rules oral-motor, (3) decendant problem, (4) problem with learning and communication with older people, and (5) media factors in this case is television. For that reason, the role of parent, teacher, and environment are very important in increasing early children speaking ability. Some efforts, in increasing speaking ability to early children will be discussed specifically in this paper. Kata Kunci : Psycholinguistics, Speaking Ability, Early Children 1

2 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 A. PENDAHULUAN Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu yaitu psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke-20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar-dasar prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang ilmiah. Secara umum, psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat proses-proses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi (Subyantoro, 2012). Sedangkan linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa (Bloomfield dalam Subyantoro, 2012). Berdasarkan dua ilmu tersebut, muncullah ilmu baru yaitu psikolinguistik yaitu ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak dalam Subyantoro, 2012:2). Jadi ilmu psikolinguistik merupakan ilmu yang berhubungan dengan perilaku manusia dalam mendapatkan atau menggunakan bahasa. Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Slobin, 1974). Secara teoretis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari teori yang bisa diterima secara linguistik dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dari teori-teori tersebut maka diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa atau linguistik ini pasti membutuhkan psikologi atau kejiwaan dan bakat yang dimiliki masing-masing Individu. Seperti kita ketahui, seorang anak yang baru dilahirkan tidak langsung dapat berbahasa (berbicara), tetapi ia mempunyai potensi berbahasa yang dibawa sejak lahir. Menurut chomsky (dikutip Nababan, 1992:77), sejak lahir seorang anak telah dilengkapi dengan Langguage Acquisition Device 2

3 (LAD). Dengan adanya LAD, seorang anak tidak perlu menghapal dan memerlukan pola-pola kalimat agar mampu menguasai satu bahasa. Anak akan mampu mengucapkan suatu kalimat yang belum pernah didengarnya dengan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa yang secara tidak sadar diketahui melalui LAD, dan seperti kita ketahui juga bahwa keterampilan dalam berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui proses. Dalam suatu proses tersebut tentunya bahasa dan perilaku ikut berperan aktif. Kemampuan berbicara akan mulai diproses sejak anak usia dini bahkan sebelum anak lahir pun biasanya sering kali dilakukan terapi berbicara dengan anak dalam kandungan. Berbicara adalah salah satu indikator perkembangan anak. Anak yang bisa bicara lancar maka menandakan bahwa anak tersebut memiliki perkembangan yang baik. Begitu pula sebaliknya ketika anak terlambat berbicara maka anak perlu diwaspadai. Tujuannya adalah untuk memberikan stimulasi yang baik dan benar kepada anak agar anak cepat berbicara. Keterampilan berbicara penting dikuasai anak, sebab berbicara bukan hanya sekedar pengucapan kata atau bunyi saja tetapi dengan berbicara anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya, mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku orang lain. Penguasaan bahasa khususnya penguasaan keterampilan berbicara anak usia dini dapat diperoleh melalui pembelajaran. Pembelajaran bahasa mengacu pada pengumpulan pengetahuan bahasa melalui sesuatu yang disadari oleh pembelajar bahasa. Berkenaan dengan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas secara spesifik mengenai kaitan psikolinguistik dalam kemampuan berbicara anak usia dini. 3

4 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 B. PEMBAHASAN 1. Peran Orang Tua dalam Melatih Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Fungsi keterampilan berbicara pada anak usia dini menurut teori belajar (Tarigan dalam Handayani 2008:282), anak anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses: asosiasi, imitasi dan peneguhan. Ketiga proses tersebut tidak luput dari kemampuan berbahasa dan juga perilaku anak dalam berbahasa. Perilaku asosiasi berarti melazimkan suatu bunyi dengan obyek tertentu. Untuk membuat suatu bunyi itu lazim, maka pembelajar bahasa harus mengetahui cara atau sikap apa yang akan dilakukan. Kegiatan asosiasi akan berpengaruh pada imitasi. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur kalimat yang didengarnya. Setelah anak berhasil meniru kalimat yang ia dengar, maka anak akan cenderung meneguhkan kata atau kalimat yang ia dapatkan. Kata atau kalimat itu kemudian akan menjadi perbendaharaan kata pada anak. Peneguhan dimaksudkan sebagai ungkapan kegembiraan yang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata dengan benar. Melalui tiga perilaku berbahasa yang dilakukan oleh anak di atas, maka perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Menurut pendapat Dyson (Mukalel, 2003) bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis. Hal itu dapat dicontohkan dari perkembangan seorang bayi yang dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya orang tua dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Untuk itu, orang tua harus peka terhadap keunikan yang dimiliki oleh anak-anaknya. Keunikan ini biasanya akan terlihat dari cara anak bersikap dan memulai bicara awal. Setiap orang tua pasti bangga jika melihat anaknya sudah bisa berbicara walaupun hanya dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak lengkap. Melihat 4

5 kenyatakan semacam itu, peran serta orang tua sangat diperlukan. Salah satu hal yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan memberikan stimulasi agar anak cepat bicara dengan lancar. Ada banyak stimulus yang bisa diberikan oleh orang tua khususnya ibu kepada balitanya. hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memberikan stimulus pada balitanya agar bisa bicara yaitu (1) berkomunikasi dengan anak menggunakan kata-kata yang benar (2) Hindari memotong bicara anak (3) Seringlah mengajak anak berkomunikasi dengan berbicara (4) Membacakan cerita dengan anak (5) Melatih anak berbicara (6) Melatih otot bicaranya (7) memberikan penghargaan. Mengajak anak untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang benar akan merangsang anak untuk berbicara dan menirukan apa yang telah kita ucapkan dan yang ia dengar. Hal itu karena pada dasarnya balita atau anak yang baru latihan untuk berbicara akan mengucapkan apa yang ia dengar mengingat sumber kata yang ia dapat hanyalah dari ia mendengar bukan membaca. Dengan mengajari mengucapkan kata-kata yang benar walaupun pada kenyataannya anak belum bisa mengucapkan secara lengkap dan benar, namun dalam mainsetnya akan ia simpan bahwa kata itu yang benar. Hal itu akan berpengaruh positif pada perilaku berbahasa anak. Berbicara merupakan suatu keterampilan yang harus sering dilakukan untuk bisa mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kita harus sering-sering mengajak balita kita untuk berbicara walaupun pada kenyataannya kita berbicara sendiri seperti orang gila. Namun, ada sisi positif dari kegiatan itu. Dengan mengajak bicara, anak akan sering mendengarkan kata-kata yang kita lontarkan sehingga walaupun ia belum bisa bicara, ia akan menyimpan kata-kata itu di memorinya dan akan membuat ia terangsang untuk segera mengucapkan kata-kata yang masih abstrak tersebut. Semakin sering diajak berbicara, semakin tajam pula rangsangan yang ia peroleh. Kegiatan orang tua melibatkan anak dalam bicara merupakan cara efektif untuk membantu mengajarkan anak bicara. Hal itu karena kita ketahui bersama bahwa kemampuan berbicara tidak bisa langsung dilakukan secara sempurna tanpa latihan. Latihan akan membuat anak semakin lancar dalam berbicara. Latihan 5

6 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 berbicara ini tidak luput dari aktivitas melatih otot bicara. Anak bisa bicara karena ada otot-otot yang bekerja. Untuk anak usia dini yang masih dalam proses belajar bicara hendaknya mengajarinya untuk menggunakan otot-otot itu secara maksimal. Pengunaan otot-otot yang maksimal akan mempengaruhi pelafalan anak. 2. Bentuk-Bentuk Kata Baru yang Tidak Sempurna Berbicara merupakan salah satu kegiatan berbahasa. Dengan kata lain, anak akan bisa bicara jika ia telah memperoleh bahasa. Bahasa akan diterima anak secara relatif dan berjalan secara alami. Chomsky (dalam ( mengatakan bahwa anak yang memperoleh bahasa tidak hanya belajar sebuah akumulasi tuturan yang acak, tetapi mempelajari seperangkat kaidah yang mendasari prinsip pembentukan pola ujaran. Berdasarkan pendapat itu, kita ketahui bersama bahwa berbicara tidak merupakan keahlian yang instan. Untuk memiliki kemampuan berbicara, anak harus mendapatkan bahasa terlebih dahulu. Bahasa itu dapat diperoleh anak dari rekan bicaranya atau masyarakat sekitarnya. Hal itu sesuai yang diungkapkan oleh kaum behaviorisme yang berasumsi bahwa pemerolehan bahasa pertama lahir bukan dari diri si anak, melainkan dari lingkungan sekitar. Namun, selain dipengaruhi oleh lingkungan, kemampuan anak untuk menerima bahasa dipengaruhi oleh tingkat kognitif tiap anak. Dalam hal ini terdapat kolaborasi antara teori behaviorisme dan teori kognitivisme. Anak usia dini atau bisa dikatakan masih usia balita pada umumnya belum bisa mengucapkan kata-kata secara benar dan tepat. Ia akan membuat perbendaharaan kata tersendiri sesuai dengan apa yang dapat ia katakan atau ucapkan. Ketidaksempurnaan ujaran anak karena alat bicaranya yang belum berfungsi secara maksimal itu akan mempengaruhi proses perkembangan bicara anak. Pada proses perkembangan bicara anak, kita akan melihat secara nyata bahwa psikologi anak akan terlihat nyata pada tingkah laku anak. Anak yang baru latihan berbicara akan menampilkan sikap yang lucu, aneh, dan sikap-sikap lain yang 6

7 sekiranya menarik perhatian rekan bicaranya. Jurus jitu anak untuk menarik perhatian rekan bicaranya adalah dengan sikap yang kekanak-kanakan. Hal itu karena dalam benaknya ia tahu bahwa kata yang ia hasilkan kurang bisa dipahami oleh orang dewasa dan untuk menutupi kekurangannya tersebut, anak cenderung berperilaku manis. Ketidakmampuan anak untuk mengucapkan kata secara sempurna akan menyebabkan timbulnya bentuk-bentuk kata baru. Bentuk kata baru itu yaitu (1) babbling, (2) bahasa planet, (3) sepotong-sepotong, (4) sulit mengucapkan huruf atau suku kata, (5) terbalik-balik, (6) cadel, (7) salah makna kata/kalimat, dan (8) gagap. Babbling biasa dialami oleh sebagian anak diawal usia batita. Babbling yaitu mengeluarkan suara berupa satu suku kata, seperti ma... atau ba.... namun itu masih belum bermakna. Setelah melakukan babbling, anak akan berusaha berbicara lebih baik lagi. Biasanya ditandai dengan keluarnya bahasa planet. Contoh bahasa planet yaitu saat meminta sesuatu dia hanya menunjuk sambil mengeluarkan katakata yang tidak dimengerti orang dewasa atau sekedar menggunakan bahasa tubuh. Bahasa planet itu juga didukung dengan pengucapan kata hanya sepotong-sepotong. Hal itu dikarenakan kemampuan untuk menangkap, mencerna, dan mengeluarkan apa yang ingin diucapkan masih dalam tahap belajar, sehingga pengucapan sepotongsepotong dan tersendat-sendat masih wajar dilakukan oleh anak. Sebagai contoh saat ingin mengucapkan kata minta namun yang keluar adalah kata ta. Bahasa planet yang lain yaitu sulit mengucapkan huruf/ suku kata, misalnya kata mobil disebut mobing atau toko menjadi toto. Pengucapan seperti ini akan menjadi sulit ditangkap artinya. Biasanya kendala ini akan hilang dengan bertambahnya usia. Ada banyak bahasa planet yang diprduksi oleh anak yang baru belajar bicara, namun bahasa planet yang sulit diatasi adalah bahasa planet yang berkenaan dengan alat ucap anak, misalnya cadel. Cadel bisa karena kelainan fisiologis, misalnya lidahnya pendek, tak punya anak tekak, atau langit-langitnya cekung. Untuk menanganinya tentu harus dikonsultasikan dengan dokter. Efek dari cadel ini akan 7

8 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 berimbas pada kesalahan makna kata/ kalimat. Meskipun anak sudah bisa mengucapkan kata-kata menjadi kalimat. Namun masih sering terjadi salah makna. Sumber bahasa planet yang lain yaitu gagap (stuttering). Pada masa batita, gagap dianggap normal karena masih belajar mengembangkan keterampilan dan kemampuan bicara. Namun, jika gagap itu selalu digunakan tanpa ada usaha untuk mengubahnya maka lama-lama akan menjadi kebiasaan dan sulit dihilangkan. Biasanya gagap yang berkelanjutan akan terus dipelihara sampai pertumbuhan anak menjadi dewasa. Menurut teori behaviorisme keluarnya bahasa planet semacam itu tidak instan terlontar begitu saja dari mulut si anak. Ada proses yang harus dialami anak untuk menghasilkan bahasa tersebut. Menurut Vigotsky dalam Suryani (2010), ada tiga tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu (1) tahap eksternal, (2) tahap egosentris, dan (3) tahap internal. Tahap eksternal terjadi pada anak ketika ia berbicara secara eksternal yakni ketika sumber berpikir anak berasal dari luar diri anak. Tahap selanjutnya adalah tahap egosentris yaitu proses berbicara anak disesuaikan dengan jalan pikirannya. Tahap yang terakhir yaitu tahap internal yakni keinginan bicara anak keluar dari diri anak itu sendiri. Tahap terakhir ini terjadi pada anak yang sudah lumayan mendapatkan banyak kosa kata dan lancar untuk mengucapkannya. Berbeda dengan teori Vigotsky, menurut Subyantoro (2012:69-71) ada empat proses dasar yang terjadi pada tubuh seseorang ketika berbicara. Proses tersebut adalah (1) respirasi yaitu proses yang menjadi sumber tenaga ketika berbicara. Semakin panjang kalimat atau semakin banyak kata yang dilontarkan, maka semakin panjang pula nafas yang dikeluarkan. (2) fonasi yaitu proses yang terjadi di dalam tubuh manusia dimana udara dikeluarkan dengan melewati pita suara dan menggetarkan pita suara. Hasilnya keluarlah suara manusia. (3) resonansi yaitu proses keluarnya gelombang udara dari proses respirasi dan fonasi. Proses ini menyebabkan perbedaan suara pada tiap-tiap individu (4) artikulasi yaitu proses 8

9 terbentuknya gelombang suara menjadi suara vokal dan konsonan yang merupakan unsur penting dalam berbicara. 3. Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Bicara merupakan kegiatan yang sangat penting dan familiar untuk dilakukan oleh setiap individu. Kegiatan berbicara harus diajarkan sedini mungkin. Berhubungan dengan ilmu psikolingustik, berbicara anak usia dini biasanya melibatkan sikap atau perilaku anak yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan anak. Ini membuktikan bahwa dalam berbicara, sikap juga mempengaruhi tujuan berbicara. Menurut Suryani (2010), ada beberapa sikap anak dalam menyampaikan tujuan bicaranya yaitu (1) anak memperlihatkan gerak tubuh atau ekspresi wajahnya serta menangis ketika ia menginginkan sesuatu. Dengan demikian kemampuan bicara anak yang masih kurang Ia imbangi dengan gerakan-gerakan badan, (2) anak akan berperilaku cerewet dan hiperaktif saat ia mulai mengenal kata. Sikap yang demikian itu dilakukan oleh anak untuk menarik perhatian dari orang lain atau rekan bicaranya. Sikap anak semacam itu membuat anak menjadi mudah bergaul dengan temannya. (3) biasanya anak akan berperilaku manis dan sopan serta berbicara secara halus dan pelan ketika ia mempunyai tujuan tertentu terhadap rekan bicaranya. Pencapaian kemampuan bicara sejak dini memerlukan metode atau cara untuk mempermudah proses penguasaan anak. Metode yang dapat digunakan misalnya metode bercakap-cakap. Bercakap- cakap merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah percakapan yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan (Dhieni, dalam Handayani, 2008:64). Metode bercakap-cakap sangat efektif digunakan karena kita ketahui bahwa saat kita bercakap-cakap, kita memperlihatkan kemampuan bicara kita. Jadi, jika metode ini diterapkan pada anak usia dini yang baru belajar bicara akan sangat 9

10 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 membantu mereka. Anak akan antusias dan berusaha berinteraksi dengan dengan kita. Selain itu, anak akan berusaha menanggapi apa yang kita bicarakan pada mereka. Dengan begitu secara tidak langsung terjadi stimulus. Selain metode bercakap-cakap, ada metode lain yaitu mengajarkan bicara dengan media gambar. Media gambar dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada anak karena pada umumnya anak-anak usia balita sangat suka dengan gambar. Setelah melihat gambar, biasanya anak mencelotehkan apa-apa yang berkenaan dengan gambar tersebut. Anak akan menceritakan pengalaman atau hal apa yang ia ketahui tentang gambar. Ini akan mengefektifkan belajar bicara anak. Jika anak sudah menceloteh dengan sendirinya mengenai gambar yang kita suguhkan, maka akan meminimalkan kita untuk memberikan stimulus yang lain. Setelah bercakap-cakap dan gambar, metode lain yaitu dengan bernyanyi. Anak-anak biasanya sangat antusias dalam bernyanyi. Hal itu terlihat pada praktik pembelajaran di PAUD yang lebih mengedepankan bermain dan bernyanyi. Dalam kegiatan bernyanyi, anak akan meluapkan ekspresinya melalui gerakan tubuh dan suaranya. Dengan begitu alat-alat bicara anak akan bekerja secara optimal. Keuntungan lain yang didapat dari kegiatan menyanyi adalah anak belajar untuk mengingat kata yang ada pada lirik lagu. Beberapa metode atau cara tersebut sangat efektif untuk membantu anak untuk memperlancar proses bicara. Hal itu karena, ketiga metode tersebut sangat memerlukan kerja sama antara alat-alat bicara dan alat indera. Apalagi menurut penelitian, belajar dengan melibatkan semua alat indera akan mempercepat pemahaman anak. Selain itu, metode-metode tersebut juga sangat menyenangkan dalam penerapannya sehingga anak tidak merasa sedang belajar melainkan bermain. Selain metode, terdapat faktor-faktor pendukung lain yang juga sangat penting. Diantaranya adalah (1) Kematangan alat berbicara. (2) kesiapan bicara (3) adanya model yang baik untuk dicontoh anak (4) kesempatan berlatih (5) motivasi belajar dan berlatih, dan (6) bimbingan ( 10

11 Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempurna dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara. Kematangan alat bicara akan mempengaruhi kesiapan berbicara, dalam ini adalah kesiapan mental. Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimulai sejak anak berusia antara bulan, yang disebut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar bicara yang sesungguhnya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peran model sangat penting dalam bicara. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Hal ini berhubungan erat dengan imitasi atau tiruan. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau aktor film yang bicaranya jelas dan berarti. Model ini juga akan menjadi pendukung anak untuk terus berlatih. Hal itu dapat kita ketahui bahwa pada umumnya anak yang baru belajar bicara akan senantiasa menggunakan kata yang baru ia dengar. 4. Faktor-Faktor Keterlambatan Berbicara Pada Anak Usia Dini Suatu aktivitas atau pencapaian tidak luput dengan kendala atau hambatan. Begitu juga dengan usaha untuk mengembangkan kemampuan bicara anak juga mengalami hambatan. Hambatan itu misalnya gangguan keterlambatan bicara. Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara pada anak-anak tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya (Subyantoro 2012:58). 11

12 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 Pada umumnya keterlambatan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu (1) hambatan pendengaran, (2) hambatan perkembangan pada otak yang menguasai oralmotor, (3) masalah keturunan, (4) masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua, dan (5) faktor media dalam hal ini televisi. Masalah-masalah tersebut sangat dekat dengan kehidupan anak ( Hambatan pendengar ini sangat berpengaruh besar pada kemampuan bicara anak karena anak akan bisa bicara jika ia telah bisa mendengar. Apa yang ia dengar akan dicerna oleh otak kemudian baru diwujudkan dalam bentuk tindakan. Tindakan dalam hal ini adalah ujaran dalam bicara. Selain itu garis keturunan juga mempengaruhi. Jika anak berasal dari keturunan yang berpotensi untuk bisu, maka anak itu sedikit atau banyak akan membawa gen tersebut. Hal semacam itu akan didukung dengan interaksi anak dengan orang tua atau televisi. Jika interaksi anak tidak sering dilakukan, potensi untuk menjadi sulit bicara (bisu) juga akan semakin terlihat. Selain penyebab di atas, penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal. Hal itu karena terbatasnya kesempatan praktik berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah. Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak. Hambatan atau kendala yang terjadi dalam kegiatan bicara sangat banyak dan berasal dari berbagai hal. Kendala dalam bicara selain yang telah disebutkan di atas, ada hal lain yang biasa disebut dengan kelainan bicara. Menurut Harras (2009:111) kelainan bicara dan/atau bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara. Keterlambatan dan kelainan mungkin bervariasi dari yang ringan atau tidak ada pengaruhnya berhadap kehidupan sehari-hari dan sosialisasi, sampai yang tidak mampu untuk mengeluarkan suara atau memahami dan mempergunakan bahasa. Betapa pentingnya bahasa dan keterampilan berkomunikasi dalam kehidupan anak- 12

13 anak, baik ringan atau sedang, kelainan atau gangguannya dapat berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan. Dampak terbesarnya yaitu bisa saja anak yang mengalami gangguan bicara dapat terisolasi dari kelompok bermainnya. Hal itu sering kita temukan di lapangan. Anak yang kurang mampu berbicara akan tersisih dari pergaulan. The American Speech-Language-Hearing Association dalam Harras (2009: 111) mendefinisikan kelainan komunikasi sebagai adanya kelainan dengan menunjukkan ketidakmampuan menerima, menyampaikan, memproses, dan memahami konsep-konsep atau simbol-simbol verbal, nonverbal, dan gambar. Kelainan komunikasi ini mungkin muncul dengan jelas pada proses mendengar, berbahasa, dan/atau berbicara. Jika hal itu dialami oleh anak, maka secara tidak langsung anak tersebut bagaikan mati dalam hidup. Anak tidak akan bisa menguasai apa itu ilmu-ilmu baru karena kelainan yang dideritanya. Untuk itu, kelainan pada anak harus kita deteksi sedini mungkin karena jika tidak, akibatnya akan fatal. Penyebab kelainan bahasa dan bicara dapat diakibatkan oleh berbagai macam yaitu dari segi fungsional atau organik (Harras, 2009:111). Penyebab fungsional, seperti stres, tidak ada dasar kerusakan secara fisik. Dalam hal ini peran psikologi orang sangat mempengaruhi. Psikolongi anak yang tahan banting atau kuat terhadap berbagai keadaan, maka tidak akan ada kejadian stress yang akan menghambat proses belajar bicara. Kondisi anak yang stres semacam itu pada dasarnya alat-alat bicara anak berfungsi dengan baik hanya saja karena adanya tekanan pada psikis anak maka anak tidak berkeinginan untuk bicara dan melatih alatalat bicaranya. Selain kelainan fungsional, ada juga kelainan organik, seperti bibir sumbing. Kelainan ini dapat dihubungkan dengan kelainan fisiologis. Berbicara tidak bisa lepas dari bahasa. Bahasa termasuk patologi yang menyertainya. Bahasa itu dapat dibagi menjadi dua bentuk dasar, yaitu bahasa reseptif atau kemampuan memahami apa yang dimaksud dalam komunikasi lisan, dan bahasa ekspresif atau kemampuan memproduksi bahasa yang dapat dipahami 13

14 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 oleh dan berarti bagi orang lain (Friend & Bursuck dalam Harras, 2009). Kita sebagai guru ataupun orang tua harus mampu mengenali ciri-ciri atau karakter yang ditunjukkan oleh anak-anak yang mengalami kelainan. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari aktifitas anak setiap harinya, misalnya (1) anak-anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pikirannya atau memahami apa yang diucapkannya, (2) kesulitan menggunakan bahasa ekspresif yang termasuk di dalamnya tata bahasa, struktur kalimat, kefasihan, perbendaharaan kata, dan pengulangan. Hal itu terlihat ketika seorang anak yang tidak mampu berkomunikasi secara jelas karena tata bahasanya jelek, perbendaharaan katanya kurang, atau masalah produksi seperti kelainan artikulasi, (3) lemah dalam berbahasa reseptif yakni berhubungan dengan menanggapi, mengabstraksikan, menghubungkan, dan menggali pemikiran. Kelemahan dalam bahasa reseptif ini ditandai dengan siswa yang tidak mampu mengikuti perintah secara efisien di dalam kelasnya. Anak-anak yang mengalami kelainan seperti itu akan mengalami ketertinggalan dalam akademisnya ataupun dunia yang lebih luas lagi. 5. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kelainan bicara dan bahasa dapat berpengaruh terhadap prestasi dan perilaku siswa. Hubungan ini ditemukan oleh para ahli di sekolah, dan karena kondisi itu para ahli secara bersamasama bekerja dengan para guru kelas lainnya, guru khusus, atau orang-orang lain yang menjamin semua siswa menerima bantuan komunikasi sedini mungkin yang diperlukan untuk pengembangan yang krusial keterampilan bahasa dan pengenalan huruf. Kinerja yang dilakukan oleh para ahli dan guru itu adalah (1) memberikan layanan bicara dan pembelajaran kemampuan pengenalan huruf, (2) komunikasi dengan mempergunakan teknologi. Guru beserta pihak yang peduli terhadap keterampilan berbicara anak usia dini merencanakan dua layanan yang sangat baik dan dimungkinkan dapat mengatasi kelainan bicara pada anak. Menurut the American Speech-Language-Hearing 14

15 Association (Kamhi dalam Harras, 2009), para ahli bicara/bahasa dapat menguatkan hubungan antara bahasa lisan dan keterampilan pra-pengenalan huruf, memberikan intervensi yang berhubungan dengan kesadaran fonem dan ingatan, menganalisis penggunaan bahasa yang ditemukan di dalam buku bacaan dan bahan-bahan sekolah lainnya serta media, dan menganalisis bahasa siswa sehingga intervensi akan sesuai dengan kebutuhan anak. Para ahli bicara/bahasa dapat memainkan peran dalam melakukan pencegahan, intervensi dini, asesmen, terapi, pengembangan program dari berbagai dokumen yang dihasilkan. Mereka juga dapat membantu dengan mendukung program pengenalan huruf baik pada tingkat daerah maupun pusat. Berdasarkan ide kreatif tersebut, para ahli bicara/bahasa berinisiatif untuk melakukan pembicaraan dengan guru-guru untuk mendiskusikan kebutuhan siswa dan langkah-langkah untuk intervensi. Dengan demikian komunikasi yang jelas dan sering sangat diperlukan. Rencana besar dan mulia itu akan terlaksana dengan baik jika ada kerja sama yang baik pula. Rencana besar itu tidak bisa berjalan sendiri karena butuh peran serta orang tua dan orang-orang yang ahli dibidangnya. Jika rencana mulia itu terlaksana dengan baik, dimungkinkan kesulitan anak dalam berbicara dapat diminimalisasi. Kebanyakan anak dengan kelainan bicara dan bahasa dapat dibantu banyak dengan penggunaan teknologi (Lund & Light dalam Harras,2009). Teknologi yang dimaksudkan yaitu berupa perangkat keras dan perangkat lunak komputer, PDA (Personal Digital Assistants), dan berbagai pilihan lainnya yang dewasa ini tersedia melalui internet dapat membantu anak berkomunikasi secara efektif dan mempraktikan keterampilan-keterampilan mereka dalam belajar. Dengan bantuan teknologi semacam itu akan membantu anak untuk berpikir secara menyenangkan. Teknologi yang bisa disetting sedemikian rupa sehingga menarik akan membantu anak untuk menggunakan bahasa ekspresif dan reseptif. Kedua bahasa itu bisa dipelajari anak dengan pembelajaran yang menyenangkan. 15

16 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 Pembelajaran yang menyenangkan juga akan merangsang psikis anak. Jika kondisi psikis anak baik, maka stimulus yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar. Pada pembelajaran berbasis teknologi ini akan diterapkan komunikasi augmentatif dan alternatif serta teknologi untuk praktik bahasa. Menurut Harras (2009:116), komunikasi augmentatif dan alternatif berhubungan dengan strategi untuk mengkompensasikan keterbatasan komunikasi individu. Komunikasi augmentatif dan alternatif ini biasanya dibagi ke dalam dua bagian yaitu tidak dengan mempergunakan alat bantu (mereka yang tidak memerlukan penggunaan alatalat atau bahan-bahan khusus, seperti bahasa isyarat), dan yang memerlukan alat bantu (mereka yang mempunyai ketergantungan pada jenis alat atau bahan). Contoh penerapan komunikasi augmentatif adalah dengan penggunaan papan. Biasanya alat bantu ini menggunakan gambar, simbol, atau huruf cetak untuk memfasilitasi komunikasi anak. Alat-alat itu bisa dibuat dengan teknologi tinggi atau rendah. Contoh papan komunikasi yang berisi gambar-gambar kecil yang ditata berbentuk benda yang menyenangkan bisa digunakan untuk anak yang membutuhkan komunikasi secara sederhana. Cara pemanfaatan papan tersebut yaitu siswa menunjuk pada gambar yang tertera untuk mengungkapkan keinginannya (contoh: Saya ingin minum, dengan menunjuk pada gambar gelas, atau saya lapar dengan menunjuk pada gambar piring). Pembuatan media papan semacam itu disesuaikan dengan kebutuhan anak yang akan menggunakannya. Papan komuikasi untuk anak yang masih kecil mungkin sederhana, tetapi papan komunikasi untuk remaja dan dewasa mungkin mengandung berbagai macam simbol dan memungkinkan untuk dilakukan komunikasi yang lebih tinggi lagi. Selain papan komunikasi, dapat juga dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk mempraktikkan kemampuannya tentang huruf dan suara. Anak mungkin telah belajar bagaimana membuat satu kata dengan mengkombinasikan huruf-huruf. Teknologi seperti ini menjadi sesuatu yang umum dan mempunyai makna bagi para siswa yang memerlukan praktik bicara intensif dalam dasar-dasar bicara dan bahasa.teknologi untuk anak dengan kelainan 16

17 bicara dan bahasa terus dikembangkan. Seperti yang dilakukan oleh para guru dengan mempergunakan microphone dan siswa duduk dekat dengan pengeras suara sehingga mereka dapat mendengar dengan jelas suara guru ketika berbicara. Melihat kenyataan itu semua dapat kita jadikan pelajaran betapa pentingnya kemampuan bicara. Orang yang mengalami hambatan atau mempunyai kelainan dalam bicara akan sulit untuk menghadapi persaingan kehidupan yang makin keras ini. Untuk itu, kemampuan bicara anak harus diperhatikan sejak dini. Hal yang jangan sampai kita lupakan bahwa sikap dan perilaku anak saat usia dini memiliki arti dalam mengawali kegitan bicara. Untuk itu sebagai guru atau orang tua kita harus peka terhadap perkembangan sikap dan perilaku anak terlebih jika anak sudah memasuki usia bicara. C. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Kemampuan berbicara akan mulai diproses sejak anak usia dini bahkan sebelum anak lahir pun biasanya sering kali dilakukan terapi berbicara dengan anak dalam kandungan. Berbicara adalah salah satu indikator perkembangan anak. Sangat erat kaitannya kemampuan berbicara dengan psikolinguistik, psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat- kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa dalam hal ini adalah berbicara diperoleh oleh manusia. Kemampuan berbicara tentu saja melibatkan peran orang tua sebagai fasilisator dan motivator, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulus berupa (1) berkomunikasi dengan anak menggunakan kata-kata yang benar (2) hindari memotong bicara anak (3) seringlah mengajak anak berkomunikasi dengan berbicara (4) membacakan cerita dengan anak (5) melatih anak berbicara (6) melatih otot bicaranya (7) memberikan penghargaan. Selain itu ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melatih kemampuan berbicara pada anak usia dini diantaranya 17

18 Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 1-19 metode bercakap-cakap, metode berbicara dengan media gambar dan metode bernyanyi. Banyak faktor penghambat dalam kemampuan berbicara anak, yaitu (1) hambatan pendengaran, (2) hambatan perkembangan pada otak yang menguasai oralmotor, (3) masalah keturunan, (4) masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua, dan (5) faktor media dalam hal ini televisi. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini tersebut maka dilakukan upaya diantaranya adalah (1) memberikan layanan bicara dan pembelajaran kemampuan pengenalan huruf, (2) komunikasi dengan mempergunakan teknologi. 2. SARAN 1) Mengingat berbicara merupakan sebuah kemampuan krusial yang wajib dimiliki oleh anak, maka peran serta orang tua sebagai fasilisator dan motivator sangat besar pengaruhnya. Secara psikologis orang tua harus mampu memahami berbagai tingkah laku dan sikap anak yang berkenaan dengan kemampuan berbicara. 2) Peran serta guru dalam hal ini guru-guru PAUD juga sangat penting, harus disadarkan bahwa tugas guru PAUD adalah memotivasi anak dalam melihat minat dan bakat serta melatih anak bersosialisasi dan berkomunikasi bukan memberikan pelajaran-pelajaran membaca dan menulis ataupun memberikan dogma-dogma akademis sehingga target anak selesai PAUD harus bisa membaca dan menulis. Hal ini akan bertentangan dengan tumbuh kembang kebahasaan anak secara psikologis. 3) Lingkungan masyarakat tempat anak dibesarkan harus mampu mendukung keberadaan anak secara psikologis agar dapat berlatih secara terus menerus dalam berbicara, karena berbicara merupakan keterampilan proses, proses disini artinya perlu latihan dalam mematangkan kemampuan yang dimaksud. 18

19 DAFTAR PUSTAKA Anisa Amalia, Faktor Hambatan Berbicara Pada Anak Usia Dini. di unduh tanggal 5 Juli Harras, Kholid A Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI Press kerja sama dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia. Handayani, Putri Ayu Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbicara pada Anak Usia Dini Melalui Metode Bercakap-Cakap. Jurnal. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung. Kess, Joseph Psycholinguistics: Psichology, Linguistics, and The Study of Natural Language. Philadelphia: John Benyamins Publishing Co. Mukalel, Josep C., Psychology of Language Learning, New Delhi: Discovery Publishing House. Nababan, Sri Utari Subyakto Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Subyantoro Psikolinguistik: Kajian Teori dan Implementasinya. Semarang : Unnes Press Suryani, Ade Irma Perkembangan Bahasa (Berbicara) Pada Anak Usia Dini. diunduh tanggal 5 Juli Simanjuntak, Mangantar Psikolinguistik Perkembangan: Teori teori Pemerolehan Fonologi. Jakarta: Gaya Media Pratama. Slobin, Dan I Psycolinguistics, London: Scott Foresman and Company. Diterjemahkan oleh Ton Ibrahim Ilmu Psikolinguistik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. 19

ANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA. bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara

ANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA. bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara ANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA A. Definisi Kelainan Bicara dan Bahasa Kelainan bicara dan/atau bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak normal, usia 6 tahun merupakan masa yang paling sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa mendatang. Bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara (communicative competence) seorang anak dengan anak yang lain berbeda-beda. Ada anak yang perkembangan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterkaitan antara pendengaran dengan kemampuan berbahasa sangat erat, karena kemampuan berbahasa diperoleh melalui proses mendengar, dengan mendengar seseorang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mengembangkan dirinya dengan mengadakan interaksi dengan orang lain melalui bahasa. Melalui bahasa diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang berbagai hal

Lebih terperinci

Bahasa dan Ketunagrahitaan. Oleh Didi Tarsidi

Bahasa dan Ketunagrahitaan. Oleh Didi Tarsidi Bahasa dan Ketunagrahitaan Oleh Didi Tarsidi Bahasa dan inteligensi begitu berkaitan sehingga ada orang yang mendefinisikan ketunagrahitaan berdasarkan defisit bahasanya. Diasumsikan secara meluas bahwa

Lebih terperinci

Makalah ASPEK BAHASA pada anak usia 0-5 tahun. Oleh: Fitriani Y. Lubis, M.Psi, Psikolog Staf Pengajar Fakultas Psikologi UNPAD

Makalah ASPEK BAHASA pada anak usia 0-5 tahun. Oleh: Fitriani Y. Lubis, M.Psi, Psikolog Staf Pengajar Fakultas Psikologi UNPAD Makalah ASPEK BAHASA pada anak usia 0-5 tahun Oleh: Fitriani Y. Lubis, M.Psi, Psikolog Staf Pengajar Fakultas Psikologi UNPAD Untuk dipresentasikan pada Kegiatan Parenting pada Sabtu, 6 Desember 2008 SALMAN

Lebih terperinci

Perkembangan Bicara & Bahasa. Smith & Neisworth

Perkembangan Bicara & Bahasa. Smith & Neisworth Perkembangan Bicara & Bahasa Smith & Neisworth 1. Reflexive Vocalization Dari lahir sampai + 3 mg Menangis tidak dapat dibedakan tanpa memperhatikan keadaan psikologisnya, seperti lapar, dingin, sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut Paud merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian

Lebih terperinci

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh anak baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai anak adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan bahasa dan bicara anak yang paling intensif terletak pada lima tahun pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PUTRI AYU HANDAYANI NIM:08030053 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu seringkali memiliki kebiasaan-kebiasaan yang salah saat berbicara terutama ketika melafalkan kata-kata. Kondisi tersebut merupakan dampak dari

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarsesama, berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa bertahan hidup secara sendiri. Fungsi dari manusia sebagai makhluk sosial yaitu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang merupakan satu upaya pembinaan bagi anak melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Metode Bercerita Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan merupakan pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup (Santrock, 2007 : 7). Perkembangan adalah hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini dalam perjalanan umur manusia merupakan periode penting bagi pembentukan otak, intelegensi, kepribadian, memori, dan aspek perkembangan yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, manusia akan mudah dalam bergaul dan

Lebih terperinci

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak merupakan masa perkembangan. Cara mendidik sangat menentukan perkembangan anak terutama pada perkembangan bahasa anak.pendidikan di Taman Kanak-kanak

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengucap Syair 1. Pengertian Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menangani anak usia 4-6 tahun. Menurut para ahli, usia ini disebut juga usiaemas (golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI KOMUNIKASI PADA BAYI DAN BALITA A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan kelompok potensial dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan proritas khusus, baik para orang tua dan lembaga pendidikan. Keputusan

Lebih terperinci

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas B Taman Kanak-kanak Al-Kautsar Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang sangat menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat penting sebagai sarana ilmu dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Bicara berarti memproduksi suara yang sistematis dari dua aspek yaitu

Lebih terperinci

SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI

SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KOMUNIKASI Komunikasi : proses seseorang dalam menyampaikan ide, perasaan, pendapat, atau pesan ke orang lain, juga termasuk menerima

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi PG-PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TOPI RAJA PADA ANAK KELOMPOK B TK PGRI BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa Judul : Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa Nama Penulis : Widad Nabilah Yusuf (209000274) Pendahuluan Soemantri (2006) mengatakan tunagrahita memiliki

Lebih terperinci

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Persyaratan Perolehan Bahasa Pada Anak 1. Anak perlu memperoleh akses bahasa informasi kebahasaan dalam jumlah yang sangat besar. 2. Anak selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Untuk dapat berhubungan dan saling memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Lisza Megasari, S.Pd

Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Lisza Megasari, S.Pd Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Tunarungu kelas 3 SLB Negeri Binjai Oleh: Pendahuluan Anak berkebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar 8 II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar ditaman kanak-kanak adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otak manusia secara genetik telah disiapkan untuk berbahasa. Salah satu alat dalam otak manusia untuk menerima bahasa disebut LAD (Language Acqusition Device).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

Tahap Pemrolehan Bahasa

Tahap Pemrolehan Bahasa Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Lebih terperinci

HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA. Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd

HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA. Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd HAKIKAT PERKEMBANGAN BAHASA Errifa Susilo, S.Pd,M.Pd 1 PERKEMBANGAN Suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, seperti : biologis, kognitif,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA Anwardiani Iftaqul Janah Mahasiswa PGPAUD UAD Yogyakarta email: iftaquljanah@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN. ABSTRAK PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN. (Penelitian Eksperimen Single Subjek Research Kelas IX SLB-C Asih Manunggal Bandung) Imas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan intrauterin ke ekstrauterin (Dewi, 2011). Pada dasarnya bayi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan intrauterin ke ekstrauterin (Dewi, 2011). Pada dasarnya bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi merupakan anugerah terindah Pencipta yang tumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi kemampuan kepada manusia untuk dapat berbahasa. Manusia diberi bekal untuk berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat. 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakanng Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan psikologi menusia tersebut. Kita dapat melihat hal tersebut pada pertumbuhan seorang anak dari

Lebih terperinci

Konsep Dasar Artikulasi

Konsep Dasar Artikulasi Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia ( Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera

Lebih terperinci

Tumbuh Kembang Anak Usia KOMPETESI DASAR. 5-6 Tahun

Tumbuh Kembang Anak Usia KOMPETESI DASAR. 5-6 Tahun Tumbuh Kembang Anak Usia KOMPETESI DASAR 5-6 Tahun Masa kanak-kanak Awal= masa Pra Sekolah Tugas Perkembangan: Harapan sosial untuk setiap tahap perkembangan TUGAS PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK AWAL Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI. Tadkiroatun Musfiroh

PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI. Tadkiroatun Musfiroh PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI Tadkiroatun Musfiroh Pengertian Perkembangan bahasa meliputi juga perkembangan kompetensi komunikasi, yakni kemampuan untuk menggunakan semua keterampilan

Lebih terperinci