Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV"

Transkripsi

1 Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV Prof. Dr. E. S. Margiantari, SE., MM. (Rektor Universitas Gunadarma) Prof. Dr. A. M. Heru Basuki, MPSi. (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma) Riyanto (Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarama) Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV ABSTRAK Istilah AIDS secara resmi diterima dan digunakan oleh Centeres Disease Control (CDC) Amerika Serikat (AS) mulai tanggal 14 September AIDS disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV menyerang sel-sel darah putih yaitu suatu sistem kekebalan tubuh manusia yang berfungsi menangkal infeksi dan pada akhirnya dapat menimbulkan AIDS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, hal ini dikarenakan untuk memperoleh gambaran permasalahan subjek penelitian secara mendalam. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara dengan pedoman umum, agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) oleh masyarakat umum dianggap suatu penyakit yang cukup menakutkan dan merupakan isyarat atau vonis, bahwa si pengidap penyakit tersebut dengan tidak mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode observasi yang digunakan adalah metode observasi non partisipan. Orang yang melakukan pengamatan tidak berperan serta atau tidak ikut ambil bagian didalam kehidupan orang yang diamati. Karakteristik orang yang digunakan adalah penderita HIV tingkat 2. Awalnya subjek tidak menerima keadaannya sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Saat mengetahui dirinya mengidap HIV/AIDS subjek menjadi pendiam, menutup diri dari keluarga dan lingkungannya dan pernah mencoba untuk bunuh diri, namun subjek sudah bisa menerima keadaan dirinya dengan banyak melakukan kegiatan positif untuk mengendalikan emosi dan membangkitkan semangatnya seperti mengikuti seminar-seminar tentang HIV/AIDS dan berdiskusi dengan sesama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). mengabaikan kekuasaan Tuhan YME telah dipastikan akibatnya akan meninggal, karena sampai saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya dan belum ada vaksin pencegahnya. AIDS disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV menyerang sel-sel darah putih yaitu suatu sistem kekebalan tubuh manusia yang berfungsi menangkal infeksi dan

2 pada akhirnya dapat menimbulkan AIDS menurut Sabrawi, Kamil, & Maclaren (dalam Keyes CLM, Shmolkin D, 2002). AIDS pertama kali dijumpai di Indonesia pada bulan April 1987, saat seorang wisatawan Belanda seorang homoseksual yang sedang berlibur dibali meninggal di RSUP Denpasar. Tahun 1988 seorang pria warga negara Indonesia asal Manado meninggal di Bali dengan indikasi AIDS. Banyak masyarakat yang menganggap datangnya penyakit yang sangat mematikan dan sulit diobati seperti AIDS adalah peringatan dan bahkan adalah hukuman dari Tuhan akibat dosa-dosa yang diperbuat manusia. Penularan utama dari penyakit HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV, sehingga sulit untuk melakukan pencegahannya. Setelah individu terinfeksi HIV individu akan mengalami masa tanpa gejala yang cukup panjang yaitu 5-10 tahun. Individu yang mengetahui dalam tubuhnya ada HIV pada mulanya merasa amat ketakutan dan putus asa. Individu akan merasa segera meninggal dan seluruh masa depannya sirna. Cukup banyak orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa dalam tubuhnya terdapat HIV. Tidak ada seorang pun mempunyai tingkat kesehatan mental yang sama. Adapun perbedaan tingkat psikologi kesehatan mental tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh dari berbagai faktor. Diantaranya adalah faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, pendapatan dan status perkawinan. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental penderita HIV melalui studi kasus. B. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana keadaan kesehatan mental subjek? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesehatan mental subjek? 3. Bagaimana proses perkembangan kesehatan mental subjek? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri, faktor-faktor penyebab, proses perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mentalnya. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan psikologi sosial mengenai kesehatan mental penderita HIV dan dapat dipakai sebagai pedoman dalam melakukan penelitian secara lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis

3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita HIV/AIDS rentan terhadap kesehatan mental, ini terlihat bahwa subjek mengalami perasaan-perasaan kekhawatiran, ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi penderita HIV/AIDS khususnya yang mengalami gangguan kesehatan mental, serta memberikan pemahaman lebih luas dan bagaimana mengadapi kesehatan mental agar tidak menghambat kehidupan penderita HIV/AIDS untuk melanjutkan semangat hidupnya. Dari penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat dan masukan pada masyarakat pada umumnya, keluarga penderita HIV dan pada penderita HIV itu sendiri agar tidak memiliki kesehatan mental yang negatif, bertahan hidup dan menambah kepercayaan diri sehingga mampu berinteraksi sosial dan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dengan semaksimal mungkin tanpa melihat penyakit HIV dalam dirinya sebagai sesuatu kekurangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesehatan Mental 1. Pengertian Kesehatan Mental Secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Alexander Schneiders mengatakan bahwa: Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri (dalam Semiun, 2006 a). 2. Konsep Kesehatan Mental Memahami konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang sejarah makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Selain itu treatment yang dilakukan juga disesuaikan dengan pemahaman terhadap kesehatan tersebut. Harber dan Runyon (dalam Siswanto, 2006), menyebutkan sejumlah

4 ciri individu yang bisa dikelompokkan sebagai normal adalah sebagai berikut: a) Sikap terhadap diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realitas. b) Persepsi terhadap realita. Pandangan yang realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya. c) Integrasi. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflikkonflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki toleransi yang baik terhadap stress. d) Kompetensi. Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional dan sosial untuk dapat melakukan coping terhadap masalahmasalah kehidupan. e) Otonomi. Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial. f) Pertumbuhan dan aktualisasi diri. Mengembangkan kecenderungan kearah peningkatan kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai seorang pribadi. g) Relasi interpersonal. Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim. h) Tujuan hidup. Tidak terlalu kaku untuk mencapi kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih di dalam kemampuan individu. 3. Kriteria Kesehatan Mental Sangat sulit untuk menetapkan satu ukuran dalam menentukan dan menafsirkan kesehatan mental. Alexander A. Schneiders dalam bukunya yang berjudul Personality Dynamics and Mental Health mengemukakan beberapa kriteria yang sangat penting dan dapat digunakan untuk menilai kesehatan mental. Kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut menurut Schneiders (dalam Semiun, 2006 b). a. Efisiensi Mental b. Pengendalian dan Integrasi Pikiran dan Tingkah Laku c. Integrasi Motif-motif serta Pengendalian Konflik dan Frustasi d. Perasaan-perasaan dan Emosi-emosi yang Positif dan Sehat

5 e. Ketenangan atau Kedamaian Pikiran f. Sikap-sikap yang Sehat g. Konsep-Diri (Self-Concept) yang Sehat h. Identitas Ego yang Adekuat i. Hubungan yang Adekuat dengan Kenyataan 4. Sikap-sikap yang Penting dalam Menentukan Kesehatan Mental Hal yang penting dalam memajukan kesehatan mental adalah sejumlah sikap yang dimiliki individu dan kelompok masyarakat di mana individu itu sendiri menjadi anggotanya. Pada dasarnya sikap-sikap tersebut yang termasuk dalam segi pandangan kesehatan mental (Semiun, 2006 c) adalah: a. Sikap menghargai diri sendiri, b. Sikap memahami dan menerima keterbatasan diri sendiri dan keterbatasan diri sendiri dan keterbatasan orang lain, c. Sikap memahami kenyataan bahwa semua tingkah laku ada penyebabnya, d. Sikap memahami dorongan untuk aktualisasi-diri. 5. Dimensi-dimensi Kesehatan Mental Berikut adalah penjelasan dari masing-masing dimensi kesehatan mental yang dirumuskan oelh Ryff (dalam Keyes CLM, Shmolkin D, 2002): a. Dimensi hubungan positif dengan orang lain b. Dimensi Otonomi c. Dimensi Penguasaan Lingkungan d. Dimensi Pertumbuhan Pribadi e. Dimensi Penerimaan Diri f. Dimensi Tujuan dalam Hidup 6. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan mental Berikut ini adalah perbedaan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental: a. Faktor-faktor Demografis dan Klasifikasi Sosial b. Dukungan Sosial c. Daur Hidup Keluarga d. Evaluasi terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu e. Ideologi Peran Jenis Kelamin B. HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS AIDS menurut Departemen Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yakni HIV (Human Immunideficiency Virus) ditandai dengan sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh (Departemen Kesehatan dan Direktorat Jendral

6 pelayanan Medik, 1994) lebih lanjut Departemen Kesehatan dan Direktorat Jendral tenaga Medik penyebab AIDS adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan manusia, virus ini merusak salah satu sel darah putih yang dikenal sel T. 2. Penyebab HIV/AIDS Faktor penyebab AIDS adalah sejenis virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga kekebalan tubuh penderita sangat lemah. Melalui pembuluh darah, virus menuju kelenjar getah bening yang merupakan markas Limfosit-T. Disinilah virus terus merusak sel-sel limfosit-t. Maka kekebalan tubuh lambat laun akan sirna (www. HIV/AIDS.com). Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk menyembuhkan penderita HIV/AIDS. 3. Cara Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Menurut dr Zubairi Djoerban (dalam Green, Chris. W, 1996) virus HIV dapat ditularkan melalui : a. Hubungan seksual b. Menerima transfusi darah dari orang yang terkena HIV/AIDS c. Pemakaian alat-alat yang sudah tercemar HIV seperti jarum suntik dan pisau cukur. d. Melalui ibu yang hidup dengan HIV kepada janin di kandungannya atau bayi yang disusuinya. AIDS tidak ditularkan melalui menurut Zubairi Djoerban (dalam Green, Chris. W, 1996): a. Hidup serumah dengan pengidap HIV/AIDS b. Berjabat tangan atau ciuman pipi c. Berenang di kolam renang yang sama d. Menggunakan fasilitas bersama seperti toilet dan telepon e. Minum dan makan dari gelas dan piring yang sama f. Bersin dari penderita HIV/AIDS 4. Pembagian Tingkat Klinik Penyakit Infeksi HIV a. Tingkat Klinik 2 (Dini): 1) Penurunan berat badan kurang dari sepuluh persen. 2) Kelainan mulut dan kulit yang ringan. 3) Herpes Zoster yang timbul pada lima tahun terakhir. 4) Infeksi saluran nafas bagian atas berulang, misalnya sinusitis.

7 5) Pada tingkat ini, penderita sudah menunjukkan gejala tetapi aktivitas tetap normal b. Tingkat Klinik 3 (Menengah): 1) Penurunan berat badan lebih dari sepuluh persen 2) Diare kronik lebih dari satu bulan, penyebabnya tidak diketahui. 3) Panas yang tidak diketahui sebabnya selama lebih dari satu bulan, hilang timbul maupun terus menerus. 4) Kandisiasis mulut 5) Bercak putih berambut di mulut (Hairy Leukopia). 6) Tuberkolosis paru setahun terakhir. 7) Penderita biasanya berbaring di tempat tidur lebih dari dua belas jam sehari, selama sebulan terakhir. c. Tingkat Klinik 4 (Lanjut): 1) Badan menjadi kurus (HIV wasting syndrome), 2) Timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Penderita HIV AIDS pertama kali dijumpai di Indonesia pada bulan April 1987, saat seorang wisatawan Belanda seorang homoseksual yang sedang berlibur di Bali meninggal di RSUP Denpasar Tahun 1988 seorang pria warga negara Indonesia asal Manado meninggal di Bali dengan indikasi AIDS. (Wartanto, Pangkahila, 1999 dalam Green, Chris. W, 1996). Penularan utama dari penyakit HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV, sehingga sulit untuk melakukan pencegahannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Dari pandangan-pandangan Stake (dalam Heru Basuki, 2006) studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatiif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas. B. Subjek Penelitian ODHA dengan usia penyakit HIV/AIDS tingkat 2 dan 3 selama 5-10 tahun, dikarenakan penyebaran HIV/AIDS lebih cepat dan lebih mudah menemukan subjek, maka subjek yang

8 diambil adalah yang berdomisili di Jakarta. C. Tahap-tahap Penelitian Tahap persiapan dan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam penelitian, meliputi beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam studi kasus ini peneliti menggunakan bentuk observasi non partisipan, dimana observer tidak berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan observee. E. Alat Bantu Penelitian Dalam pengambilan data dalam metode wawancara dan observasi diperlukan alat bantu untuk mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yaitu, pedoman BAB IV HASIL DAN ANALISA 1. Bagaimana Keadaan Kesehatan Mental Subjek Samson, Sin dan Hofilena mendefinisikan ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi-fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidakmampuan menyesuaikan diri atau wawancara, alat perekam, lembar observasi, alat tulis. F. Keakuratan Penelitian Peneliti menggunakan triangulasi metode, triangulasi data, triangulasi pengamat, triangulasi teori. G. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Poerwandari (1998) mengemukakan bahwa dalam menganalisa penelitian kualitatif ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, organisasi data, koding dan analisis, pengujian terhadap dugaan dan tahapan interpretasi. kegiatan-kegiatan mental yang kalut. (Samson, Sin & Hofilena, 1963). Subjek merasa dirinya bermanfaat bagi orang lain dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS seperti memberikan seminar-seminar tentang HIV. Hal tersebut dapat membantu mengembangkan perasaan dan meningkatkan rasa percaya diri subjek.

9 Subjek juga memiliki hubungan yang hangat dengan keluarganya dan keluarganya mendukung semua aktifitas yang dilakukan subjek. Subjek pun mengikuti kegiatan sosial dimasyarakat sekitar subjek sehingga subjek merasa berharga bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar subjek. Dengan pengembangan keterampilan yang di miliki subjek sekarang yang bisa 2. Faktor-faktor yang Menyebabakan Kesehatan Mental Subjek a. Sikap Terhadap Diri Sendiri Mampu menerima diri sendiri apa adanya, memiliki identitas yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realitas. Subjek mengakui dengan subjek yang memiliki keinginan besar untuk sembuh dari penyakitnya, subjek merasa memiliki harga diri. b. Persepsi Terhadap Realita Pandangan yang realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lainmaupun segala sesuatunya. Subjek merasa bahwa keluarga dan orang-orang dekat subjek mendukung setiap kegiatan positif subjek selama ini. c. Integrasi menguasai tentang mesin motor dan komputer. Sekarang subjek merasa sudah mengembangkan kemampuan emosional melalui mengontrol emosinya lebih baik lagi, kemampuan sosialnya pun dikembangkan melalui kegiatankegiatan sosial yang ada di lingkungan sekitar, dan subjek pun aktif dalam kegiatan karang taruna di tempat tinggalnya. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflik-konflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki toleransi yang baik terhadap sress. Subjek merasa bahwa stress yang dimiliki subjek tidak terlalu tinggi karena subjek sudah merasa mampu dalam mengendalikan stressnya. d. Kompetensi Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional, dan sosial untuk dapat melakukan coping terhadap masalah-masalah kehidupan. Subjek merasa memiliki katerampilan setelah lulus dari STM walaupun sedikit-sedikit dan selalu mengembangkan keterampilannya dengan belajar lagi meskipun dari teman, sedangkan subjek merasa

10 mengembangkan kemampuan intelektualnya dengan mengambil kursus komputer dan merasa subjek mengembangkan kemampuan emosionalnya dan sosialnya dari kehidupan sehari-hari. e. Otonomi Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentu diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial. Subjek merasa memiliki tanggung tanggung jawab terhadap penyakitnya dan tanggung jawab terhadap keluarganya. f. Pertumbuhan dan Aktualisasi Diri Mengembangkan kecenderungan kearah peningkatan kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai seorang pribadi. Subjek merasa dengan sudah berkeluarga dan merasa bermanfaat buat ODHA lainnya, subjek sudah merasa tercapai dalam kehidupannya dan subjek pun merasa memiliki potensi dalam diri subjek dan subjek merasa memiliki keinginan untuk mengembangkan lagi potensinya. g. Relasi Interpersonal Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim. Subjek merasa memiliki hubungan yang baik antara subjek dengan lingkungan subjek dan subjek pun merasa tidak memiliki kesulitan dalam menjalani hubungan subjek dengan lingkungan. h. Tujuan Hidup Tidak terlalu kaku untuk mencapai kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih didalam kemampuan individu. Subjek merasa mempunyai tujuan hidup dan subjek merasa harus memiliki pandangan yang realistis dan bermanfaat buat orang lain, walaupun dengan kondisi subjek sebagai ODHA. 3. Bagaimana Proses Perkembangan Kesehatan Mental Subjek a. Sikap Terhadap Diri Sendiri Mampu menerima diri sendiri apa adanya, memiliki identitas yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realitas. Awalnya subjek tidak bisa menerima keadaan dirinya sebagai ODHA dan membuat subjek mudah marah. Untuk mengatasinya subjek mulai mengikuti

11 kegiatan keagamaan. Awalnya subjek menganggap tidak merasa memiliki kekurangan dalam dirinya, namun setelah subjek mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV, subjek merasa memiliki kekurangan yang ditimbulkan dari penyakit yang di deritanya sehingga menyebabkan subjek merasa sulit untuk bergaul. Namun untuk mengatasi kekurangannya, subjek bergabung dalam suatu LSM HIV yang dirasa dapat menutupi kekurangannya dan memberikan manfaat untuk orang lain. b. Persepsi Terhadap Realita Pandangan yang realistis terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lainmaupun segala sesuatunya. Awalnya subjek tidak memiliki pandangan yang realistis terhadap diri sendiri karena kecewa dengan kondisi yang dialaminya. Namun akhirnya subjek menyadari subjek harus memiliki pandangan yang realistis terhadap diri sendiri yang harus menerima kenyataan dirinya sebagai ODHA. c. Integrasi Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflik-konflik batin yang mengakibatkan ketidakmampuan dan memiliki toleransi yang baik terhadap sress. Subjek akhirnya menyadari bahwa dirinya harus berubah dan mampu mengontrol emosinya dengan mencoba terbuka terhadap keluarga. Hingga akhirnya subjek mampu mengendalikan konflik dalam dirinya, mengelola stres dengan baik dan harus menerima kenyataan bahwa dirinya sebagai ODHA. d. Kompetensi Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional, dan sosial untuk dapat melakukan coping terhadap masalah-masalah kehidupan. Awalnya subjek memiliki keterampilan dalam bidang teknik mesin, selanjutnya subjek mengembangkan keterampilan pada bidang yang lain. Subjek merasa dari awal sampai sekarang selalu mengembangkan keterampilannya dengan otodidak. Subjek mengungkapkan bahwa dengan keterampilan yang di miliki subjek, subjek mampu mengatasi masalah dalam kehidupannya dan menafkahi anggota keluarganya. e. Otonomi

12 Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentu diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial. Dari kejadian tersebut subjek menyadari bahwa semua yang dilakukan adalah tidak baik. Akhirnya subjek berubah dan tidak ingin melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan kondisinya memburuk. Dari kejadian itu pula subjek banyak belajar dan akhirnya subjek bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri terutama terhadap penyakitnya sehingga dia bisa bertanggung jawab pula kepada keluarganya. Akhirnya subjek bisa mendapat hikmah dari kejadian itu dan membuat orang lain merasa memiliki semangat hidup walaupun terinfeksi virus HIV. e. Pertumbuhan dan Aktualisasi Diri Mengembangkan kecenderungan kearah peningkatan kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai seorang pribadi. Subjek juga mengungkapkan, subjek ingin membantu orang-orang yang berlatar belakang sama dengan dirinya dengan memberikan pengetahuan tentang HIV melalui seminar-seminar yang seringkali dilakukannya. Selanjutnya subjek mengembangkan potensi subjek dalam berbicara didepan orang banyak melalui peyuluhan dan seminar. f. Relasi Interpersonal Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim. Subjek aktif dalam kegiatan masyarakat contohnya menjaga keamanan dan ketertiban wilayahnya. Subjek merasa dari awal subjek mengidap HIV sampai sekarang subjek belum mencapai kesempurnaan dalam kehidupan subjek. Namun menurut subjek menganggap semua ini adalah ujian dari Tuhan. g. Tujuan Hidup Tidak terlalu kaku untuk mencapai kesempurnaan, tetapi membuat tujuan yang realistik dan masih didalam kemampuan individu. Awalnya tujuan hidup subjek hanya berbuat kesenangan. Subjek juga merasa pada awalnya kurang berfikir yang realistis terhadap hidup yang mengakibatkan subjek mengidap HIV, dan dari awal sampai sekarang subjek merasa kurang mampu untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup karena kondisinya. Subjek merasa sudah

13 membuat tujuan hidup yang realistis dengan berusaha keras untuk sembuh. BAB V A. Kesimpulan 1. Bagaimana Keadaan Kesehatan Mental Pnderita HIV? Keadaan kesehatan mental subjek sebagai penderita HIV/AIDS atau biasa disebut dengan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) cukup baik. Keluarga dan lingkungan subjek juga 2. Faktor-faktor yang menyebabkan kesehatan mental penderita HIV? a. Sikap Terhadap Diri Sendiri Subjek berpendapat bahwa subjek menerima diri sendiri subjek sebagaimana adanya, dan subjek pun mengakui bahwa kondisinya sekarang adalah kekurangan subjek, dan subjek merasa berharga dan bermanfaat buat orang lain dengan memberikan seminar tentang HIV. b. Persepsi Terhadap Realita Dengan kondisinya sekarang subjek tidak mau banyak berandai-andai, melainkan dengan kondisinya subjek harus menerima kenyataan bahwa subjek adalah ODHA. c. Integrasi Pada awalnya subjek merasa belum menerima dirinya sebagai ODHA mendukung semua aktifitas yang dilakukan subjek walaupun pada awalnya keluarga dan lingkungan juga sempat mendiskriminasikan subjek karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya AIDS. Subjek menyatakan bahwa semua yang dijalaninya dan dideritanya di serahkan kembali kepada Tuhan YME. sebagaimana adanya. Namun setelah subjek bisa mengatasi stress dengan kondisinya sekarang dan subjek pun merasa sudah mampu sedikit-sedikit mengelola stressnya dengan baik. d. Kompetensi Subjek merasa dengan kemampuan yang kembangkannya sedikit banyak membantu menyelesaikan masalah di kehidupan subjek. e. Otonomi Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab dan penentu diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh sosial. Subjek merasa memiliki tanggung tanggung jawab terhadap penyakitnya dan tanggung jawab terhadap keluarganya. f. Pertumbuhan dan Aktualisasi Diri

14 Subjek merasa dengan sudah berkeluarga dan merasa bermanfaat buat ODHA lainnya, subjek sudah merasa tercapai dalam kehidupannya dan subjek pun merasa memiliki potensi dalam diri subjek dan subjek merasa memiliki keinginan untuk mengembangkan lagi potensinya. g. Relasi Interpersonal Subjek merasa dengan menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar subjek sudah bisa mengatasi relasi interpersonal subjek. h. Tujuan Hidup Subjek marasa belum mencapai kesempurnaan dalam tujuan hidup subjek, tetapi itu semua mendorong subjek untuk lebih baik lagi dalam mencapai tujuan hidup yang sempurna. B. Saran Dari hasil penelitian tentang kesehatan mental penderita HIV, maka peneliti mengajukan saran sebagai barikut: 1. Bagi Subjek Dalam penelitian ini subjek diharapkan lebih bisa menerima kenyataan hidup dengan menyandang sebagai ODHA. Dengan adanya kesehatan mental yang baik maka akan membuat subjek dalam menjalankan hidupnya dengan lebih baik pula. 2. Bagi Orang-Orang disekitar Subjek (Keluarga dan Lingkungan) Kepada para keluarga dan orangorang terdekat agar tidak menjauhi dan bahkan melakukan diskriminasi kepada para ODHA sehingga ODHA tidak merasa dijauhi dan merasa hidup sendiri dalam menjalani kenyataan yang terberat dalam hidupnya. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti kesehatan mental, perlu dikembangkan lagi pada bidang-bidang tertentu yang membahas tentang kesehatan mental. Serta lebih menggali teori-teori dan aspek-aspek dari kesehatan mental, sehingga didapat data yang lebih banyak mengenai kesehatan mental untuk melengkapi pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

15 DAFTAR PUSTAKA Basuki, H. (2006). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan Dan Budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma. Bambang Hartono Perkembangan Penyakit HIV/AIDS. Jakarta : Departemen Kesehatan Djoerban, Zubairi. (2000). Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA. Yogyakarta : Galang Press. Green, Chris W dkk. (1996). Perawatan dan Dukungan Untuk Orang Dengan HIV/AIDS di Masyarakat. Jakarta : Yayasan Pelita Ilmu diterbitkan dengan dukungan The Ford Foundation. Juniawati & Wirawan, Henny E. (2003). Dinamika Penyesuaian Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Menuju Kesejahteraan Emosional Setelah Didiagnosis HIV. Jurnal Ilmiah Psikologi. Keyes CLM, Shmolkin D. (2002). Optimizing well-being: The empirical encounter of two traditions. Moleong, J.L Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Poerwandari, K. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Poerwandari, K. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ryff CD. 1989: Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological wellbeing. J Pers Soc Psychol. Ryff CD, Keyes CL. 1995: The structure of psychological well-being revisited. J Pers Soc Psychol. Sabrawi, Kamil, Maclaren, Langkah Memahami AIDS, LP3Y, Yogyakarta. Samsuridjal, Djauzi. (1997). Seminar Meraih Makna Hidup dalam Penderitaan. Jakarta : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Semiun, Y. (2006 a). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Semiun, Y. (2006 b). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Semiun, Y. (2006 c). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Siswanto. (2006). Kesehatan Mental : Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi. T. Hermaya Ensiklopedi Kesehatan. Jakarta : Cipta Adi Pustaka Wartono, H. JH. (1990). AIDS/HIV Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta : Lembaga Pengembangan Informasi Indonesia (LEPIN).

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berita akhir-akhir ini terlihat semakin maraknya penggunaan narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan berdampak buruk terhadap

Lebih terperinci

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut

Lebih terperinci

KONSEP KESEHATAN MENTAL LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

KONSEP KESEHATAN MENTAL LIA AULIA FACHRIAL, M.SI KONSEP KESEHATAN MENTAL LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu menjelaskan konsep sehat-sakit Memahami model-model kesehatan yang hidup di masyarakat sekarang ini Mampu menunjukkan kaitan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunice

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Imunno deficiency Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus atau yang dikenal dengan HIV merupakan sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah kurang lebih lima hingga

Lebih terperinci

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS Astrid Wiratna Psikologi dan HIV-AIDS HIV-AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Virus HIV bisa menginfeksi tubuh seseorang karena perilakunya Psikologi

Lebih terperinci

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan Agar terhindar dari berbagai persoalan karena aborsi, maka remaja harus mampu menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kritis mengenai segala kemungkinan

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang diantaranya Acquired Immuno Defesiiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN HIV/AIDS

HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN HIV/AIDS KESEHATAN MENTAL HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN HIV/AIDS SUGIYANTO BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo, Karang Malang, Yogyakarta 55281 Website:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok LATAR BELAKANG Psikologi memiliki peran penting pada penyakit kronis: Mulai mengidap Adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit tersebut muncul begitu saja. Seperti kata pepatah Tidak ada asap tanpa adanya api, tentu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek kesehatan. Tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency Virus) yang dapat menular dan mematikan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran warga negara dalam terselenggaranya pemerintahan dalam suatu negara adalah penting hukumnya. Pemerintahan dalam suatu negara akan berjalan dengan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sebuah sindrom

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sebuah sindrom 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sebuah sindrom yang menyerang sistem imun manusia yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan Juni 2012, kasus HIV/AIDS tersebar di 378 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

Gambaran Psychological Well-Being pada Odha Stadium IV di LSM Rumah Cemara Bandung

Gambaran Psychological Well-Being pada Odha Stadium IV di LSM Rumah Cemara Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Gambaran Psychological Well-Being pada Odha Stadium IV di LSM Rumah Cemara Bandung 1 Marina Savira, 2 Agus Budiman 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan global dewasa ini. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna. Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna. Jangan Menunda Masalah Adakan dialog terbuka dengan anak, jangan menuduh anak pada saat dalam pengaruh narkoba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga membuat tubuh manusia rentan terhadap

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman sekarang ini banyak mengalami perubahan, terutama meningkatnya jumlah kasus penyakit menular langsung di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan manusia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Bukti dari adanya epidemi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) ditemukan pada pertengahan antara musim semi dan musim dingin di tahun 1980. Antara

Lebih terperinci

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari sebuah interaksi. Interaksi yang berlangsung dapat mendorong para pelaku untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dewasa ini, terdapat hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI., 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN HIV/AIDS OLEH Dedy Sambahtera, S.Kep., M.Kes AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI 2015 DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB l PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu 100 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu kenyataan yang harus ditanggung oleh para ODHA. Terinfeksinya ODHA dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebermaknaan Hidup 2.1.1. Pengertian Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno Deficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria atau banci adalah laki-laki yang berorientasi seks wanita dan berpenampilan seperti wanita, (Junaidi, 2012: 43). Waria adalah gabungan dari wanita-pria

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 42 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA DENGAN TINDAKAN TERHADAP HIV/AIDS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdapat pada kuesioner

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS Oleh: KHOIRUL HARIS KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN MALANG 2012 SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang studi

Lebih terperinci

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, 2016 AIDS ( Acquired Immuno Deficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS,

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS, BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dahulu hingga saat ini terdapat penyakit yang dapat menimbulkan kesakitan secara mendalam bagi penderitanya, baik fisik maupun psikis. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sel darah putih bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari 1.000.000 kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang termasuk dalam famili lentivirus. HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus

Lebih terperinci

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) 1 Hany Fakhitah, 2 Temi Damayanti Djamhoer 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA Rosnancy Sinaga : Email: sinagaantyj@yahoo.com Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena adanya peningkatan penderita HIV/AIDS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodefeciency Virus (HIV). AIDS telah dilaporkan oleh lebih dari 93 negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh manusia. Sejalan dengan berkembangnya proses infeksi, mekanisme pertahanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Posttraumatic Growth 1. Pengertian Posttraumatic Growth Posttraumatic Growth (PTG) telah dimasukkan sebagai kontruksi di cabang psikologi positif (Buxton, 2011). Psikologi positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retrovirus yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus ini ditularkan melalui kontak darah,

Lebih terperinci

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T S A S D P L b/c f/c Info Seputar AIDS HIV Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: IMS N C Y F O R IN R N A I ON AG AL V D O I UN N M inside f/c inside b/c Apakah HIV itu? HIV, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh

Lebih terperinci

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci