ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA RUMPUT LAUT Gracillaria sp. DAN AGAR DESA KUPANG, KECAMATAN JABON, SIDOARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA RUMPUT LAUT Gracillaria sp. DAN AGAR DESA KUPANG, KECAMATAN JABON, SIDOARJO"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA RUMPUT LAUT Gracillaria sp. DAN AGAR DESA KUPANG, KECAMATAN JABON, SIDOARJO Sukma Qumain 1, Agus Dharmawan 2, Sitoresmi Prabaningtyas 3 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang squmain@gmail.com ABSTRAK: Tercemarnya sungai porong menyebabkan area pertambakan Gracillaria sp. di Desa Kupang tercemar logam berat timbal (Pb). Jenis rumput laut ini banyak digunakan sebagai bahan produksi agar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. dengan rumput laut yang sudah diolah menjadi agar. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitis. Hasil analisis kadar logam berat Pb menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Berdasarkan hasil analisis statistik uji T satu sampel dengan SPSS menunjukkan nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (p<0,05) maka kadar Pb pada rumput laut dan agar dengan batas cemaran Pb pada pangan berbeda nyata. Analisis statistik uji T dua sampel menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) maka kadar Pb pada rumput laut Gracillaria sp. dengan agar sangat berbeda nyata. Rerata kadar Pb rumput laut Gracillaria sp. sebesar 0,725 ppm sudah melebihi batas ambang cemaran logam SNI (0,5 ppm) sehingga tidak layak konsumsi. Setelah rumput laut diolah menjadi agar kadar logam berat timbal (Pb) terjadi penurunan dan didapatkan rerata kadar Pb pada agar sebesar 0,037 ppm berada dibawah batas ambang cemaran logam SNI (0,5 ppm) sehingga layak konsumsi. Kata kunci: Logam Berat Timbal (Pb), Gracillaria sp., Agar, Tambak ABSTRACT: The pollution in the Porong river is causing the aquaculture area of Gracillaria sp. in the village of Kupang has been contaminated by heavy metals lead (Pb). Gracillaria sp. are widely used as production of agar. The research aims to determine differences the level of heavy metals lead (Pb) in seaweed Gracillaria sp. with seaweed that has been processed into Agar. The research carried out by descriptive analytical method. The results of the analysis of levels of heavy metals Pb using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Based on the results of statistical analysis of one sample T test with SPSS shows significant value 0,000 lower than the probability value of 0,05 (p<0,05). The levels of heavy metal Pb in seaweed and agar with Pb s limit contamination in food significantly different. Statistical analysis of two samples T test showed that the obtained value significancy of 0,000 (p<0,05), the levels of heavy metal Pb in the seaweed Gracillaria sp. with agar were significantly different. The average of Pb level on seaweed Gracillaria sp. reached 0,725 ppm has been exceeding the threshold of hevy metal contamination by SNI (0,5 ppm) so it is not appropriate for human consumption. After the seaweed processed to agar, there was a reduction in levels of heavy metals lead (Pb) and obtained the mean Pb on agar at 0,037 ppm is below the threshold limit metal contamination SNI (0,5 ppm) so it worth for the human consumption. Keywords: Heavy Metals Lead (Pb), Gracillaria sp., Agar, Embankment 1

2 PENDAHULUAN Pencemaran di perairan Sidoarjo akibat buangan limbah industri dan limbah dari lumpur Lapindo semakin mengkhawatirkan. Salah satu sungai yang terkena dampak limbah industri dan buangan lumpur Lapindo adalah sungai Porong, Desa Kupang, Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parawita dkk. (2009) menunjukkan sungai porong mengandung logam berat Pb diatas ambang batas sebesar 0,490 ppm sesuai Keputusan Menteri LH Nomor 51 tahun 2004, ambang batas timbal (Pb) perairan yaitu 0,008 ppm. Sungai Porong di desa Kupang, Sidoarjo dimanfaatkan oleh petani untuk mengairi tambak budidaya Gracillaria sp. sebagai bahan produksi agar yang memiliki peranan penting dalam sektor ekonomi. Budidaya Gracillaria sp. menggunakan sistem polikultur dengan udang windu (Penaeus monodon Fab.) dan ikan bandeng (Chanoschanos forskal) (Dharmawan, 2012). Rumput laut sebagai organisme biota air dapat terkena dampak yang besar dari adanya pencemaran perairan tempat rumput laut tersebut hidup, khususnya percemaran dari logam berat Pb. Keberadaan logam berat diperairan dapat menyebabkan logam berat terserap oleh rumput laut. Menurut Surahman (2007), rumput laut jenis Gracillaria sp. memiliki kemampuan daya serap terhadap logam berat Pb mencapai 1,2 ppm. Hasil penelitian Ihsan dkk. (2015) Gracillaria sp. dapat dijadikan agen bioremediasi karena mampu menyerap kadar Pb dalam air laut. Konsentrasi Pb 1 ppm dapat mengganggu pertumbuhan Gracillaria sp.. Kemampuan rumput laut dalam menyerap logam berat di perairan dapat menyebabkan logam berat terakumulasi. Logam berat seperti Pb dalam rumput laut dapat membahayakan apabila rumput laut tersebut dikonsumsi. Kondisi di kawasan budidaya Gracillaria sp. sangat memprihatinkan karena adanya kandungan logam berat dalam sungai porong menimbulkan persepsi bahwa rumput laut yang diproduksi di area pertambakan Sidoarjo tercemar logam berat. Hal ini akan mempengaruhi nilai jual atau pemasaran produksi rumput laut. Dampak penurunan pemasaran tersebut dapat mengakibatkan turunnya pendapatan masyarakat dan serapan tenaga kerja. Permasalahan yang terjadi yaitu menurun atau tidaknya kadar kandungan logam berat sebelum dan sesudah proses produksi menjadi agar. Oleh karena itu, untuk membandingkan kandungan logam berat rumput laut (Gracillaria sp.) sebagai bahan baku dan agar, maka dilakukan penelitian yang berjudul, Analisis Perbandingan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Rumput Laut Gracillaria sp. dan Agar Desa Kupang Kecamatan Jabon Sidoarjo. 2

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitis mengenai kadar kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. dan agar. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pengambilan sampel Rumput Laut Gracilaria sp. dilakukan di Tambak Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Analisis Logam berat dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang dan Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Brawijaya. Pembuatan agar dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November Objek Penelitian Objek penelitian yaitu Pb yang terkandung pada Gracillaria sp. yang diambil di tambak Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Rumput laut Gracillaria sp. yang diambil berumur hari. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu kantong plastik, karet gelang, kertas label, pinset besar, ember, nampan plastik, saringan, gelas ukur, waterbath, kasa, beaker glass, thermometer, spatula, mortar dan pistil, Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu rumput laut gracillaria sp. Segar dan kering, agar, serat, larutan H 2 SO 4 0,1%, larutan HNO 3 2M, aquades. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut. a) Pengambilan Sampel Rumput Laut Gracillaria sp. Pencuplikan sampel dilakukan di 5 tambak yang tersebar dari hulu ke arah hilir. Setiap tambak, diambil sampel rumput laut yang memiliki kualitas bagus sebanyak 1 kg. Sehingga didapatkan sampel rumput laut seluruhnya sebanyak 5 kg. Selanjutnya semua sampel tersebut di campur sampai homogen. Penentuan titik sampel pada masing-masing tambak dilakukan secara acak. 3

4 Gambar 3.2 Peta lokasi Lumpur Lapindo dan Letak Pengambilan Sampel (Sumber: Google Eart, 2016) Sungai Porong Gambar 3.3 Tambak Lokasi Penelitian (Sumber: Google Eart, 2016) Keterangan: tambak yang diambil tersebar di aliran Sungai Porong (tersebar secara acak, dari hulu sampai ke hilir) b) Pembuatan Agar Tahapan pengolahan rumput laut menjadi agar yaitu rumput laut basah dicuci kemudian dikeringkan sinar matahari selama 2-3 hari. Rumput laut kering dilakukan pemotongan dengan ukuran 1-2 cm, kemudian dilakukan pengasaman dengan direndam H 2 SO 4 0,1% selama 30 menit. Rumput laut dihidrolisis dengan H 2 SO 4 untuk memecah ikatan polisakarida dan merusak dinding sel rumput laut. Larutan H 2 SO 4 sangat berbahaya sehingga konsentrasinya 0,1% dan untuk 4

5 menghilangkan larutan H 2 SO 4 dilakukan perendaman dengan aquades untuk menetralkan rumput laut dengan ph 6-7. Rumput laut yang direndam dengan aquades di ekstraksi menggunakan waterbath selama 4 jam dengan suhu 90 o C, kemudian hasil ekstraksi didinginkan lalu disaring dan didapatkan residu dan filtrat. Pembentukan gel dilakukan dalam suhu ruang dan didinginkan semalam. Selanjutnya dikeringkan dalam oven dan didapatkan agar (Winarno, 1996). Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji t satu sampel untuk mengetahui perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. segar dan kering dengan batas maksimum cemaran logam berat, kemudian perbandingan kandungan logam berat timbal (Pb) pada agar dan serat dengan batas maksimum cemaran logam berat. Selanjutnya menggunakan uji t dua sampel untuk mengetahui perbedaan kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. segar dengan rumput laut Gracillaria sp. kering, agar dengan serat, rumput laut Gracillaria sp. dengan agar. Sebelum dianalisis data kandungan logam berat baik rumput laut Gracillaria sp. segar dan kering, agar, serat dan diuji normalitas menggunakan Shapiro-Walk dan uji homogenitas menggunakan Levenes. Hasil data yang diperoleh normal dan homogen kemudian dapat dianalisis statistik uji t satu sampel dan dua sampel menggunakan software SPSS for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel rumput laut yang diambil dari 5 tambak dilakukan pengujian logam berat sebanyak 4 kali pengujian. Pengujian logam berat dilakukan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Rerata hasil pengujian diuraikan pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram rerata kadar logam berat Pb rumput laut segar, rumput laut kering, agar dan serat. 5

6 Hasil diagram rerata kadar logam berat Pb menggunakan AAS pada Gambar 3 menunjukkan bahwa kadar Pb rumput laut baik segar maupun kering lebih tinggi daripada kadar Pb pada agar dan serat. Hasil pengukuran logam berat Pb pada rumput laut segar, kering, agar dan serat tersebut kemudian dianalisis statistik uji t satu sampel yang disajikan pada Tabel 1. Uji t dua sampel juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut segar dengan rumput laut kering Gracillaria sp., perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada agar dengan serat, dan antara rumput laut Gracilaria sp. dengan agar yang hasilnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Uji t satu sampel perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada rumput laut segar, rumput laut kering, agar dan serat dengan batas maksimum cemaran logam berat Rumput laut segar Rumput laut kering Test Value = 0.5 t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Agar Serat Hasil analisis statistik uji t diketahui rerata kadar logam berat Pb yang terkandung pada rumput laut segar Gracillaria sp. sebesar 0,7450 ppm dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (p<0,05), maka kadar Pb pada rumput laut segar dengan batas cemaran Pb pada pangan berbeda nyata. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) batas maksimum cemaran logam berat Pb pada rumput laut segar sudah melebihi batas maksimum yaitu 0,5 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rumput laut segar tidak layak untuk dikonsumsi. Kadar logam berat Pb pada rumput laut segar Gracillaria sp. berada diatas ambang batas maksimum cemaran karena rumput laut dapat mengakumulasi logam yang terdapat di tambak. Tambak desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo mendapat masukan air dari sungai porong yang tercemar logam berat Pb. Penelitian Parawita dkk. (2009) sungai porong mengandung logam berat Pb berada jauh di ambang batas dengan nilai konsentrasi timbal yaitu 0,490 ppm. Menurut Keputusan Menteri LH Nomor 51 tahun 2004, konsentrasi timbal yang diperbolehkan hanya 0,008 ppm. Kadar logam berat yang terkandung di dalam rumput laut segar melebihi batas maksimum karena dipengaruhi oleh kandungan Pb pada air sungai porong. 6

7 Logam berat Pb masuk ke dalam Gracillaria sp. karena dipengaruhi oleh senyawa yang terdapat pada Gracillaria sp. yang mampu menyerap ion logam di dalam sel. Masuknya unsur logam berat ke dalam tubuh tanaman, mengakibatkan terjadinya persenyawaan antara logam dengan protein dan polisakarida yang selanjutnya mampu menembus dinding sel dan masuk ke dalam sitoplasma (Phillips, 1980). Secara umum, logam asli tidaklah larut dalam air dan terdapat dalam lingkungan sebagai ion-ion. Prijambada (2014) menyatakan bahwa senyawa pengkhelat berasal dari polipeptida yaitu fitokhelatin dan metalothionein. Metalothionein dapat mengikat logam yang bersifat toksik. Metalothionein merupakan polipeptida yang kaya sistein yang mempunyai kemampuan mengikat logam. Kemampuan metalothionein mengikat ion logam berkaitan dengan keberadaan gugus merkaptida yang dimilikinya. Sampel rumput laut yang sudah dicuci kemudian direndam air sampai bersih dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan airnya. Setelah sampel kering kemudian diuji kadar logam berat. Hasil rerata pengujian didapatkan kadar Pb yang terkandung pada rumput laut kering ppm. Berdasarkan standar Nasional Indonesia (SNI) batas maksimum cemaran logam berat Pb pada rumput laut kering melebihi batas maksimum yaitu 0,5 ppm. Menurut hasil analisis statistik uji t pada rumput laut kering menunjukkan bahwa nilai signifikasi sebesar 0,006 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (p<0,05) hal ini menunjukkan kadar Pb pada rumput laut kering dengan batas cemaran Pb pada pangan berbeda nyata. Dengan demikian rumput laut kering memiliki kadar logam berat Pb lebih tinggi dari batas maksimum cemaran logam. Tingginya kadar logam pada rumput laut kering karena logam berat tidak dapat menguap ketika dijemur dengan sinar matahari karena suhu yang rendah. Hal ini di dukung oleh pernyataan Palar (1994) mengungkapkan bahwa logam Pb pada suhu tinggi o C dapat menguap dan membentuk oksigen di udara dalam bentuk timbal oksida. Berdasarkan hasil rerata pengujian menggunakan AAS kadar logam berat Pb pada agar sebesar ppm. Hasil analisis statistik uji t diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,006 (p<0,05), maka kadar Pb pada agar dengan batas cemaran Pb pada pangan berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa agar memiliki kadar logam berat Pb lebih rendah dari pada batas maksimum cemaran logam berat sebesar 0,5 ppm. Rendahnya kadar logam pada agar menunjukkan agar layak untuk dikonsumsi. Pengolahan Gracillaria sp. menjadi agar yang dilakukan dengan cara pencucian terlebih dahulu kemudian dilakukan pemotongan kecil-kecil dan untuk lebih memudahkan ekstraksi dinding sel perlu dipecah dengan menambahkan larutan H 2 SO 4 atau asam sulfat dengan konsentrasi 0,1% selama 30 menit. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam aquades selama 30 menit supaya netral dengan pengukuran 7

8 ph 6-7. Selanjutnya ekstraksi dilakukan menggunakan waterbath dengan suhu 90 o C, setelah dilakukan pemanasan selama 4 jam hasil ekstraksi didinginkan kemudian disaring dan didapatkan filtrat atau agar (Winarno, 1996). Adanya proses perebusan pada ekstraksi agar tersebut dapat menyebabkan terjadinya degradasi kandungan polisakarida yang ada di rumput laut Gracillaria sp., sehingga agar yang dihasilkan memiliki kandungan polisakarida dengan struktur yang lebih sederhana yaitu monosakarida (glukosa) (Adini dkk., 2015). Serat yang dihasilkan dari penyaringan agar juga diuji kadar logam berat (Pb) menggunakan AAS, didapatkan hasil rerata sebesar ppm terlihat bahwa nilai kadar logam berat Pb pada serat berada dibawah batas maksimum cemaran logam sebesar 0,5 ppm. Hal ini juga dibuktikan dari nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas sebesar 0,05 maka kadar Pb pada serat dengan batas cemaran Pb pada pangan berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa serat memiliki kadar logam berat timbal (Pb) lebih rendah dari batas maksimum cemaran logam berat Pb pada pangan. Kadar logam berat Pb yang terdapat dalam serat masih ada namun sedikit, disebabkan masih adanya zat organik yang berikatan dengan logam dan tidak terhidrolisis sempurna dengan asam. Hasil analisis yang berada di bawah batas maksimum menunjukkan bahwa serat masih layak untuk dikonsumsi sebagai pakan ternak. Tabel 2. Uji t dua sampel perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada rumput laut segar dengan rumput laut kering Gracillaria sp., perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada agar dengan serat Gracillaria sp., dan perbandingan kadar logam timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. dengan agar Rumput laut Segar - kering Mean Std. Deviation Paired Differences Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t Df Sig. (2- tailed) Agar - Serat Rumput laut - Agar Hasil analisis statistik uji t antara rumput laut segar dengan rumput laut kering diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,597 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar logam berat Pb rumput laut segar dengan rumput laut kering. Berdasarkan penelitian Yulianto (2006) diketahui bahwa Gracillaria sp. memiliki efektivitas yang relatif tinggi dalam menyerap logam toksik dalam suatu perairan. Mekanisme pemasukan logam Pb ke dalam thallus adalah melalui dinding sel. Pada dinding sel ini logam Pb diikat oleh protein dan polisakarida sehingga logam Pb dalam bentuk Pb 2+ menjadi 8

9 senyawa yang non toksik. Logam Pb dalam bentuk ion bebas Pb 2+ berpotensial menjadi toksik apabila masuk menuju bagian sel yang lebih dalam. Rumput laut yang diambil dari tambak dan melalui tahapan pembersihan dengan air masih mengandung logam berat timbal, hal ini karena tidak ada proses pemecahan pada rumput laut Gracillaria sp. sehingga logam berat masih berikatan dengan polisakarida yang berada di dalam dinding sel rumput laut. Pengeringan rumput laut tidak mempengaruhi kandungan logam berat timbal karena pengeringan dengan cahaya matahari tidak merubah struktur dari rumput laut. Sehingga senyawa organik yang terdapat didalam rumput laut Gracillaria sp. kering masih berikatan dengan logam berat timbal (Pb). Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara agar dengan serat diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05 hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kadar logam berat Pb antara agar dan serat. Kadar serat lebih tinggi dari kadar logam berat timbal pada agar, namun masih layak konsumsi karena berada dibawah batas maksimum cemaran logam berat Pb pada pangan. Gracillaria sp. mengandung protein dan polisakarida. Jenis polisakarida yang terdapat pada gracillaria adalah selulosa. Ketika proses pembuatan agar dilakukan hidrolisis dalam larutan H 2 SO 4, terjadi pemisahan antara selulosa yang berikatan dengan logam berat. Selulosa yang terhidrolisis sempurna akan menghasilkan monomer selulosa yaitu glukosa (Eshaq dkk., 2011). Pada ekstraksi agar juga melalui proses perebusan yang dapat merubah struktur rumput laut, perubahan struktur rumput laut menyebabkan terjadinya degradasi polisakarida. Hal ini sesuai hasil penelitian Adini dkk. (2015) adanya proses perebusan pada ekstraksi agar dapat meyebabkan terjadinya degradasi kandungan polisakarida yang ada dirumput laut Gracillaria sp. sehingga agar yang dihasilkan memiliki kandungan polisakarida dengan struktur yang sederhana. Sehingga pada agar kadar logam berat Pb sangat rendah. Serat memiliki kandungan logam berat sedikit lebih banyak dari agar. Polisakarida yang terdapat pada serat masih berikatan dengan logam berat timbal (Pb). Senyawa polisakarida yang diproduksi oleh tanaman mengikat ion logam pada jaringan tanaman. Penambahan asam dapat membantu membebaskan ion logam dari senyawa pengikatnya (Ariono, 1996). Berdasarkan hasil analisis statistik uji t antara rumput laut dengan agar diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar logam berat timbal rumput laut dan agar Gracillaria sp. Hasil rerata dari pengukuran AAS rumput laut Gracillaria sp. sebesar dibandingkan dengan agar sebesar berbeda nyata. Kadar Pb pada agar lebih rendah dari kadar Pb pada rumput laut Gracillaria sp., pada proses pengolahan terjadi pengurangan kadar Pb. Kadar logam berat Pb pada agar berada dibawah batas maksimum cemaran logam berat Pb pada pangan yaitu 0,5ppm sehingga layak dikonsumsi. 9

10 Rumput laut yang belum diolah menjadi agar masih memiliki kadar logam berat timbal yang tinggi. Sedangkan dengan pengolahan bisa memutus ikatan antara logam berat dengan polisakarida yang membuat kadar logam timbal menurun. Polisakarida terhidrolisis oleh asam kuat dengan menggunakan perendaman H 2 SO 4. Penambahan asam sulfat pada pembuatan agar dilakukan untuk hidrolisis asam, hidrolisis secara kimiawi umumnya menggunakan asam. Beberapa polisakarida terhidrolisis oleh asam mineral seperti asam sulfat (H 2 SO 4 ) (Tjokroadikoesoemo, 1986). Logam Pb yang berikatan dengan polisakarida, kemudian terlepas ikatannya dan logam Pb 2+ berikatan dengan H 2 SO 4 menghasilkan timbal sulfat (PbSO 4 ) dengan melepas ion H 2 +. Menurut Svehla (1985) timbal sulfat berupa endapan putih. Timbal sulfat yang dalam proses pengolahan agar dibuang. Jadi perendaman dengan H 2 SO 4 dapat mengikat logam berat Pb sehingga menurunkan kadar logam berat pada agar. Gracillaria sp. mempunyai kemampuan penyerapan logam berat yang tinggi dikarenakan dinding selnya mengandung polisakarida (Yulianto dkk., 2006). Akumulasi logam berat terjadi karena polisakarida yang terdapat pada dinding sel Gracillaria sp. dapat mengikat ion logam berat dan membentuk senyawa kompleks dengan zat-zat organik yang terdapat dalam tallus (Lobban & Harrison, 1994). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa. 1. Kandungan logam berat timbal Pb pada rumput laut Gracillaria sp. segar dan kering tidak memenuhi syarat konsumsi karena melebihi batas maksimum cemaran logam berat. Kandungan logam berat timbal (Pb) pada agar dan serat layak konsumsi karena kurang dari batas maksimum cemaran logam berat. 2. Kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. segar dengan kering tidak berbeda nyata. 3. Kandungan logam berat timbal (Pb) pada agar dengan serat Gracillaria sp. berbeda nyata. 4. Kandungan logam berat timbal (Pb) pada rumput laut Gracillaria sp. dengan agar berbeda nyata. Kadar logam berat Pb pada agar lebih kecil dari rumput laut Gracillaria sp. sehingga ada penurunan kadar logam timbal (Pb) dari rumput laut, diolah menjadi agar. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan. 1. Perlu adanya penanganan masalah pencemaran logam berat timbal (Pb) yang ada di aliran sungai porong dan di kawasan tambak Gracillaria sp. Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. 10

11 2. Perlu dilakukan penelitian kandungan logam berat Pb pada Gracillaria sp. dan agar dengan pengambilan sampel di bedakan per tambak. 3. Perlu dilakukan pengukuran kandungan logam berat lainnya pada Gracillaria sp. dan agar yang dibudidayakan di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. DAFTAR RUJUKAN Adini, S., Kusdiyantini, E.,& Budiharjo, A Produksi Bioetanol dari Rumput Laut dan Limbah Agar Gracilaria sp. dengan Metode Sakarifikasi yang Berbeda. BIOMA. 16 (2): Ariono, David Bioremidiation of Heavy Metal in Aquatic Environment by Using Microbe. Biota. 1(2): Dharmawan, A Kajian Potensi Rumput Laut di Jawa Timur. FMIPA Universitas Negeri Malang kerjasama dengan Balitbang Provinsi Jawa Timur: Tidak diterbitkan. Eshaq, F.S., Mir, N.A. & Mahzharuddin, K.M Production of Bioethanol from next generation feed-stock alga Spirpgyra species. International Journal of Engineering Science and Technology. 3 (2): Google Eart Peta Lokasi Tambak Rumput Laut Gracillaria sp. Sidoarjo. (Online) diakses pada tanggal 7 Desember Ihsan, Y.N., Aprodita, A., Rustikawati, Ike. & Pribadi, T.D Kemampuan Gracilaria sp. Sebagai Agen Bioremediasi dalam Menyerap Logam Berat Pb. Jurnal Kelautan. 1 (8): Lobban, CS., & Harrison, P.J Sea Weed Ecology and Physiology. Cambridge University Press. P Palar, Heryanto Pencemaran dan Teknologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Parawita, D., Insafitri,. & Nugraha, A. W Analisis Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) di Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan. 2(2): Phillips, D.J.H Quantitave aquatic biological indicator and their use monitoring trace metal and organo chlorine pollution. Applied Science Publisher, Ltd. 66 p. Prijambada, I.D Peran Mikroorganisme Dalam Penyerapan Logam Oleh Tanaman. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar. Jogjakarta. UGM. SNI Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Bandung: Dewan Standarisasi BPOM. Surahman Analisis Tingkat Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Kota Ternate. Makassar: Universitas Hasanuddin. Svehla, G, Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka, Bagian I. 11

12 Tjokroadikoesoemo, P HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Jakarta: Gramedia. Winarno, FG Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Yulianto, B., Ario, R., & Triono, A., Daya Serap Rumput Laut Gracillaria sp. terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter. Jurnal Kelautan. 11 (2):

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui RAL (Rancangan

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013. Pengambilan sampel dilaksanakan di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Sidoarjo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT (Cu, Fe, Zn) KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN DENSITAS AIR SUNGAI GAUNG DI DESA SEMAMBU KUNING KECAMATAN GAUNG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Dahlia Segeryanti *, Riad Syech, Usman

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016 Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanum lycopersicum L.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) The Effect of Soaking Solution Tomato (Solanum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif karena tidak dilakukan perlakuan terhadap objek yang diuji (Nazir,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET Dwi Puryanti, Rizka Pramita Sari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari) BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu bulan penanaman jamur tiram putih terhadap produktivitas (lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dua kali

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-985 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 286-471 PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP KADAR LOGAM BERAT DAN KADAR GIZI PADA KACANG PANJANG Hening Widowati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria TUGAS AKHIR SB 1358 PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria sp.) OLEH: HENNY ANDHINI OKTAVIA (1504 100 022) DOSEN PEMBIMBING: 1. KRISTANTI INDAH.P.,S.si.,M.si 2. TUTIK

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati, Wahyuningsih,

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.1412-2960.; e-2579-521x

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lapangan dan di laboratoirum. Pengambilan sampel ikan bertempat di DAS Citarum bagian hulu dengan 4 stasiun yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dilakukan manipulasi terhadap variabel dan adanya kontrol (Nazir, 1983: 284). B. Desain Penelitian

Lebih terperinci

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung ISSN 1907-566 PENETAPAN KADAR PENCEMARAN LOGAM Pb DAN Cr PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI MUARA SUNGAI BADUNG N. W. Bogoriani 1 1) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

Lebih terperinci

OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS

OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS TESIS Oleh : HILFI PARDI 1520412008 PASCA SARJANA JURUSAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Heri Purwoto ), Siti Gustini ) dan Sri Istini ),) BPP Teknologi, Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta ) Institut Pertanian Bogor, Bogor e-mail:

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi) terhadap Kadar Pb SAWI HIJAU (Brassica juncea)

Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi) terhadap Kadar Pb SAWI HIJAU (Brassica juncea) ISSN: 76 2252-3979 LenteraBio Vol. 4 No. 1, Januari 2015: 77 81 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi)

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian diawali dengan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2012. Penelitian utama ini telah dilaksanakan pada Januari 2013 - Februari

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulosa merupakan polisakarida yang berbentuk padatan, tidak berasa, tidak berbau dan terdiri dari 2000-4000 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

sp) Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter Daya Serap Rumput Laut ( Abstrak Abstract Pendahuluan

sp) Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter Daya Serap Rumput Laut ( Abstrak Abstract Pendahuluan ISSN 0853-7291 Daya Serap Rumput Laut ( (Gracilaria sp) Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter Bambang Yulianto*, Raden Ario dan Agung Triono Jurusan Ilmu Kelautan FPIK Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk 85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014 ANALISIS LOGAM TIMBAL (Pb) PADA IKAN PETEK (Leiognathus sp.) DAN IKAN TERI (Stelophorus sp.) DI KAWASAN LAUT TELUK PALU SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM LEAD DETECTION ON Leiognathus sp. AND Stelophorus

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD Fidyan Hifzhani., Syarifudin A., Arifin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing 78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama

Lebih terperinci

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA SKRIPSI Oleh : I Putu Bagus Mahendra NIM. 1108105011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan. Keberadaan logam- logam ini sangat berbahaya, meskipun dalam jumlah yang kecil. Berbagai kegiatan manusia seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara agraris (agriculture country) yang mempunyai berbagai keragaman hasil pertanian mulai dari padi, ubi kayu, sayursayuran, jagung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Muara Kamal pada bulan Agustus Oktober 2011. Analisis preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas

Lebih terperinci

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,

Lebih terperinci

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ANALSS ON LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDMEN, AKAR, KULT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM Fitriani, Syarifudding Liong dan Maming Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya semakin meningkat. Hal ini disebabkan kerena pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi 16 III. BHN DN METODE. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor,

Lebih terperinci

EVALUATION OF HEAVY METAL CONTENT (Cu, Cd, Fe, Pb) OF CORN (Zea METESEH, SEMARANG) SKRIPSI

EVALUATION OF HEAVY METAL CONTENT (Cu, Cd, Fe, Pb) OF CORN (Zea METESEH, SEMARANG) SKRIPSI EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT (Cu, Cd, Fe, Pb) PADA BULIR JAGUNG (Zea mays L.) YANG BERASAL DARI DUA LOKASI YANG BERBEDA (SAYUNG, DEMAK DAN METESEH, SEMARANG) EVALUATION OF HEAVY METAL CONTENT (Cu, Cd,

Lebih terperinci

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR C.1. Lokasi Pengambilan Rumput Ilalang Gambar C.1. Lokasi Tempat Pengambilan Rumput Ilalang C.2. Bahan Baku (Rumput Ilalang) Gambar C.2. Bahan Baku (Rumput Ilalang) 71

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau menginterpretasikan datadata yang

Lebih terperinci

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : 19-23. April 2016. ISSN : 2460-9226 AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang merupakan satu diantara penghuni perairan dan juga menjadi sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, kerang juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang menjelaskan/menggambarkan suatu keadaan berdasarkan fakta dilapangan dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon biologis tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) akibat pencemaran ogam berat

Lebih terperinci

Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.

Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus. Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus., L) Oleh: Annisa Rakhmawati, Agung Budiantoro Program Studi Biologi Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Syarat mutu dendeng sapi (SNI 2908:2013. Dendeng Sapi) No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Bau - Normal 2 Warna - Normal 3 Kadar Air %

Lampiran 1. Syarat mutu dendeng sapi (SNI 2908:2013. Dendeng Sapi) No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Bau - Normal 2 Warna - Normal 3 Kadar Air % Lampiran 1. Syarat mutu dendeng sapi (SNI 2908:2013. Dendeng Sapi) No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Bau - Normal 2 Warna - Normal 3 Kadar Air % Maks 12 4 Kadar Lemak % Maks 3 5 Kadar Protein % Min

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *) Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif Oleh : Sri Purwanti *) Pendahuluan Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas

Lebih terperinci