BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa tersebut. Menurut Surya (2001:4- baik apabila berada dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang sedemikian rupa dapat menunjang terjadinya proses Oleh kerana itu guru harus menyadari kemungkinan banyak hal yang kurang lengkap dalam metode guru menyampaikan metode-metodenya serta perlu penyempurnaaan contohnya pada menggunakan alat peraga dan metode diskusi. Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh siswa. Namun seringkali siswa merasa bosan dengan metode yang bersifat monoton, dalam hal ini penulis akan meneliti cara pembelajaran dengan metode diskusi. Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan 1

2 2 ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama, bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat. Salah satu kemampuan yang dituntut guru dalam pembelajaran adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, dan kemampuan mengelola kelas dalam proses pembelajaran akan lebih efektif jika faktor-faktor yang mendukung keberhasilannya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah memilih metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran Penggunaan metode diskusi dalam proses belajar merupakan hal yang mesti dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, namun pada kenyataannya guru belum banyak melakukannya, guru sebagai pengelola proses pembelajaran belum dapat memberikan pembelajaran yang optimal, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sebagai wujud bahwa bahan ajar dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya terutama keterampilan siswa dalam menegemukakan pendapat dan inisiatif siswa dalam mengambil kesimpulan materi pelajaran. Untuk mendukung tumbuhnya hasil belajar dan aktivitas siswa khususnya mata pelajaran IPA perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa, diantaranya pemilihan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;

3 3 sedemikian kompleksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut. Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dari hasil pengamatan, selama ini proses pembelajaran satu tahun terakhir kualitas hasil belajar kelas IV SDN 1 Pasar Baru rendah. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak ter sebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model pembelajaran belum dikembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi didalam kelas yang melibatkan peserta didik untuk ingintahu atau ingin mencari suatu jawaban. Dalam kegiatan proses pembelajaran sering timbul masalah-masalah yang tidak dikehendaki. Misalnya itu datang dari diri siswa yang dalam proses belajar yang tidak disukai dah kejenuhan pada siswa itu sendiri. Maka perlu duperhatikan masalah-masalah tersebut. Masalah sebagai berikut: - Pada saat menyampaikan materi siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru sering bercerita dengan teman satu kelompok - Siswa kelas IV SDN 1 dalam mengerjakan tugas kelompok tidak mengerjakan tugas dengan baik.

4 4 Dari penyebab masalah tersebut, ditemukan beberapa paktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru antara lain dari pihak siswa, a) kondisi sosiokultur kelas kurang kondusif, b) sajian materi tidak menantang, c) rendahnya aktivitas belajar siswa, d) media pembelajaran tidak memadai, e) tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa, f) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa acuh tak acuh terhadap mata pelajaran yang mengakibatkan nilai siswa rendah. Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk : a) menjelaskan dan manfaat mata pelajaran, b) rendahnya KKM yang ditentukan, c) memberikan perhatian yang berat sebelah, d) tidak meberikan umpan balik penilaian unjuk kerja ( tidak mengembalikan hasil ) e) memberikan pujian kepada kelompok yang nilai terbaik, supanya kelompok lain berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai hasil yang lebih baik. Berdasarkan masalah diatas penulis ingin meneliti sekaligus ingin mengadakan tindakan pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut : a. Masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA b. Rendahnya hasil belajar siswa

5 5 c. Belum tercapainya KKM yang ditentukan (65) d. Guru belum menggunakan metode diskusi 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/ Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode diskusi pada mata mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Artinya peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik diberi kebebasan dan keleluasaan untuk

6 6 mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya. 2. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa pun dapat lebih meningkat. 3. Bagi Sekolah Hasil perbaikan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, serta hasil pembelajaran dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menunjukan kualitas sekolah. 4. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat lebih meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kedepanya lebih meningkat Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mana siswa belajar dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik

7 7 2. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran tiap siklusnya dan proses pembelajaran terdiri dari tiga siklus. 3. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IV semester ganjil SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2011/ Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah berbagai wujud benda. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi

8 8 adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya a dalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk 8 merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik Karakteristik Metode Diskusi Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa

9 9 menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, untuk menjawab permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, disamping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan Prosedur Metode Diskusi Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah: a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.

10 10 d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan Langkah-Langkah Metode Diskusi Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan diskusi diantaranya diuraikan oleh Karo-karo sebagai berikut: 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, apa tujuan masalah itu didiskusikan dan garis besar dalam pemecahan masalah 2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru membentuk kelompokkelompok diskusi. 3. Pelajar-pelajar berdiskusi dalam kelompoknya. Pada waktu pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan, 4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya, hasil-hasil yang telah dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan atau pertanyaan ini pada akhirnya harus ditanggapi atau dijawab olehguru agar pelajar mengetahui mana yang benar / salah, 5. Pelajar- pelajar mencatat hasil diskusi ( Karo-karo, 1998 : 27) Prinsip-Prinsip Metode Diskusi Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam berdiskusi, yaitu: a. Adanya topik pembicaraan b. Pembentukan kelompok c. Saling bekerjasama d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu. e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru. f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar. g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:422) Keunggulan Metode Diskusi Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi adalah:

11 11 a. Siswa dapat saling bertukar pikiran b. Siswa dapat menghayati permasalahan c. Merangsang siswa untuk berpendapat d. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa e. Membina kemampuan berbicara f. Memahami pendapat dan pikiran orang lain g. Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:422) 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian Aktivitas Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesi bukan, sedangakan menurut Nasution (2000) Aktivitas adala h keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. -kegiatan yang Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Maka keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang

12 12 diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar pendidikan, Trinandita, al yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan sisw interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi Pengertian Belajar Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan. Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

13 13 Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan Pengertian Aktivitas Belajar Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Menurut Poerwadarminta (2003:23), Aktivitas belajar adalah kegiatan - kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

14 14 Sardiman ( 2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa: melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengam Dari bebrapa definisi aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas.

15 15 Kesungguhan belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah, dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui daripendapat ahli pendidikan. Sudjana (2009:22) menyataka dimiliki siswa setelah i Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Winkel (dalam Sudjana, 2009:274) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu : a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas.

16 16 Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun hasil belajar dapat diartikan prestasi diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang

17 17 dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri. 1. Pengertian Pendidikan dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai a yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan

18 18 menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. 2. Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sist diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

19 19 sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar, meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: 1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; 2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses

20 20 pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi

21 21 ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum. Model Pembelajaran IPA di SDN 1 Pasar Baru melalui Metode Diskusi Model pembelajaran di SDN 1 Pasar Baru melalui metode diskusi hampir sama dengan pengajaran klasikal tetapi dalam hal ini jumlah siswa yang berbeda. Pembelajaran klasikal terdari dari prasiswa dalam satu kelas, sedangkan metode diskusi siswa yang belajar dalam satu kelas terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. metode diskusi sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di muka umum. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau

22 22 dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya didiskusikan dalam diskusi kelas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi, sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat dikembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam pelaksanaaan diskusi. Dalam proses pembelajaran IPA berisi struktur kurikulum tingkat sekolah. Yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upanya pencapaian standar kopetensi kelulusan ( SKL ) merupakan acuan utama bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum KTSP di SD/MIN meliputi a) Silabus pembelajaran tematik untuk SD kelas rendah kelas I, II, III b) Silabus mata pelajaran untuk untuk SD kelas tinggi kelas IV, V, VI c) Silabus muatan lokal dan mata pelajaran lain ( jika ada ) d) Silabus keagamaan ( kusus MI ) Dengan terstruktur kurikulum yang ada diharapkan siswa memahami potensi yang ada didalam diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Hasil belajar pada umumnya meliputi :

23 23 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa meliputi kontraksi belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesimpulan siswa belajar atas inisiatif sendiri. 4. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif. 5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa. 6. Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan evaluasi yang berkaitan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa. Dalam pembelajaran IPA, dengan model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan langkah-lagkah sebagai berikut ; a. Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok. b. Guru menyampaikan/menyajikan materi pelajaran mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lainnya. d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara koperatif berisi jawaban. e. Setelah selesai diskusi, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f. Guru memberikan penyajian singkat sekaligus memberi kesimpulan. g. Pengajaran diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan tugas rumah.

24 24 Adapun salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar IPA adalah sebagai berikut : 1. Dalam diri siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar dengan baik. 2. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran. 3. Ganguan dari luar ( meliat keluar, di ganggu teman ). 4. Siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu susah. 5. Siswa kelas rendah kebanyakan keinginan masih bermain dari pada belajar Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran BAB III

25 25 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/ Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 26 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 15 orang lakilaki dan dalam penelitian ini berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer Rencana Tindakan Rancangan Penelitian Penelitian PTK ini akan dilaksanakan selama tiga siklus yang terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun diagramnya sebagai berikut : 26

26 26 Gambar.3.1 : Alur PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart (Dalam Arikunto, 2010 : 137) Langkah-Langkah Penelitian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu penerapan keterampilan mengobservasi kepada siswa agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian, prosedur penelitian terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai, adapu pelaksanaannya sebagai berikut : - Perencanaan

27 27 Setelah diadakannya observasi pada minggu sebelumnya, kemudian dimulailah siklus I. pada siklus ini dilakukan beberapa rencana, antara lain: a). Merencanakan jumlah siklus yang akan dilaksanakan b). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan buku pelajaran, alat peraga, dan membuat soal tes tertulis. c). Merencanakan langkah-langkah pembelajaran, seperti apersepsi memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran, Tanya jawab materi prasyarat, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas, serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. - Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ini kegiatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan meliputi : a. Kegiatan awal di awali dengan kegiatan apersepsi dan motivasi a. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda b. Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya c. Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok kepada masingmasing kelompok. d. Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi

28 28 e. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang materi yang dipelajari f. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran. g. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain. h. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain. i. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik. j. Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran. - Observasi Dalam pelaksanaan observasi kagiatan peneliti dalam proses pembelajaran diamati oleh observer (teman sejawat) untuk menentukan skor aktifitas yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi kehadiran siswa, siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas, siswa yang aktif bertanya, siswa yang cepat mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru.

29 29 Evaluasi dilakukan umpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran dan menjalankan program perbaikan. Jika siswa kurang memuaskan maka perlu diadakan perbaikan tetapi bila siswa cukup baik maka perlu dipertahankan lagi termasuk memberikan pengayaan materi pembelajaran. - Refleksi Pada akhir siklus diadakan refleksi, refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari tiap siklus, refleksi terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi berupa catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya Teknik Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes dan non tes: 1. Tes, instrument ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan media gambar melalui metode diskusi. 2. Non tes, instrument ini berupa observasi yang dirancang dalam penelitian untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi terstruktur sehingga pengamat hanya tinggal menuliskan nilai pada tempat yang disediakan Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas: data

30 30 aktivitas siswa dan data kinerja guru selama kegiatan pembelajaran, data tersebut diperoleh dari lembar observasi dan lembar kuesioner, sedangkan analisis hasil belajar diperoleh dari data kualitas hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut : a. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa dan Guru Data observasi aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (0 dan 1) dimana angka 0 = Tidak Aktif, dan 1 = aktif, setelah itu semua nilai dihitung dengan rumus persentasi sebagai berikut: Skor yang diperoleh Nilai Prosentase = x 100 Skor Maksimal Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran sebagai berikut: Tabel 3.1 Nilai Konversi Aktivitas Siswa dan Guru Nilai hasil observasi Kategori penilaian 90% 100% Sangat Aktif 80% 89% Aktif 70% 79% Kurang Aktif 60% 69% Tidak Aktif 0% 59% Sangat Tidak Aktif b. Analisis Hasil Belajar Siswa (Sumber : Nur Ali : 2010 ) Data dari hasil tes tertulis siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Skor yang diperoleh N = x 100 Skor Maksimal

31 31 Dan untuk menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunkan rumus sebagai berikut: x x = N Keterangan : x = Nilai rata-rata x = Nilai N = Banyak data (Sumber Depdikbud, 1994), Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Siswa yang tuntas Belajar % = x 100 Jumlah Siswa Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran, siswa yang telah memperoleh nilai 70 dan mengubah data kuantitatif persentase ketuntasan belajar menjadi data kualitatif berpedoman pada acuan nilai konversi, yang disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 3.2 Nilai Konversi Ketuntasan Belajar Nilai hasil observasi Kategori penilaian 90 Sangat Baik

32 32 80 s.d 89 Baik 70 s.d 79 Cukup 60 s.d 69 Kurang < 60 Sangat kurang 3.5. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam prestasi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dari tiap siklusnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini : 1. Penguasaan materi Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru pada akhir penelitian ini meningkat mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal (KKM) 2. Penggunaan strategi pembelajaran dengan metode diskusi merupakan strategi yang efektif untuk mengajarkan materi IPA, dalam hal ini ditandai dengan peningkatan prestasi nilai yang didapatkan masing-masing siswa. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Tentang Setting Sejarah Singkat SDN 1 Pasar Baru

33 33 Setting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDN 1 Pasar Baru yang berlokasi di Desa Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Adapun sejarah berdirinya SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong tersebut berdasarkan dokumen sekolah yang telah dikemukakan oleh kepala SDN 1 Pasar Baru bahwa sekolah tersebut berdiri pada tahun Sejak awal berdirinya SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong telah 2 kali mengalami pergantian nama sekolah dan telah 5 kali pula dalam pergantian Kepala Sekolah. Adapun pergantian nama sekolah sebagai berikut: 1) Tahun yaitu SDN Sukarame 2) Tahun (Sekarang) yaitu SDN 1 Pasar Baru Sedangkan pergantian Kepala Sekolah sebagai berikut: 1) Tahun yaitu Ibu Ramlah Ali 2) Tahun yaitu Bapak M. Yusuf Thoras 3) Tahun yaitu Ibu Ade Laida Zaitun 4) Tahun yaitu Bapak Suudi Syah, S.Pd 5) Tahun (sekarang) yaitu Bapak Hermansyah, S.Pd. Sejak berdirinya sampai sekarang, SDN 1 Pasar Baru telah menjadi sekolah bagi masyarakat sekitar, 34 hal ini dikarenakan SDN 1 Pasar Baru selalu mengedepankan kualitas mutu pendidikan khususnya pendidikan yang berkompetensi dan berkualitas sehingga berprestasi berdasarkan iman dan taqwa (IMTAQ).

34 34 SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong merupakan tempat dilangsungkannya penelitian dan SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong merupakan sekolah dan pusat aktivitas belajar mengajar, yang secara administrasi berada dalam wilyah pemerintah Kabupaten Pesawaran. Di lihat dari jarak sekolah ke pusat kota pemerintahan bisa di bilang memang cukup dekat dari ibu kota Kabupaten Pesawaran. Akan tetapi saya cukup beruntung bisa dapat mengajar di SD tersebut sekalipun dilihat dari letak geografis SD tersebut berada di pinggiran kota. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong memiliki kecerdasan yang kurang memuaskan dengan nilai rata-rata 6,0 pada pelajaran IPA. Sebagian besar siswa kelas IV keluarganya hidup yang kurang berkecukupan pasalnya dilihat dari data pribadi orang tua anak didik sebagian besar berprofesi sebagai buruh dan pedagang Keadaan Siswa dan Guru SDN 1 Pasar Baru Tabel 4.1. Keadaan Siswa SDN 1 Pasar Baru No Kelas Banyaknya Jenis Kelamin Kelas Pria Wanita Jumlah 1 I II III IV V VI Jumlah

35 35 (Sumber : Data SDN 1 Pasar Baru) Tabel 4.2. Keadaan Guru SDN 1 Pasar Baru No Nama Pend. Terakhir Jabatan 1 HERMANSYAH, S.Pd S.1 Kepsek 2 Dra. LAILA SARI S.1 Guru 3 GUNARTO SAPUTRO SPG Guru 4 NURYANI SALEH D.II Guru 5 Hj. ISNAINI SUKMA D.II Guru 6 FAKHRIYAH SPG Guru 7 Hj. ALIMATUS ZAHRO D. II Guru 8 ALWARDAH D.II Guru 9 HERMAN D.II Guru 10 JANNATIN NAIM, S.Ag S.1 Guru 11 FARIDA FASA MEGAWATI D.II Guru 12 RENI INDRIYANI D.II Guru 13 ELIS NURMAWATI D.II Guru 14 AULIA D.II Guru 15 HERU PEBRIYANTO SLTP Penjaga Ket (Sumber : Data SDN 1 Pasar Baru) 4.2. Hasil Penelitian Siklus l 1. Perencanaan Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti menetapkan objek penelitian kelas IV dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, II dan III dengan model pembelajaran menggunakan matode diskusi pada pembelajaran

36 36 IPA kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong, maka peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut: a. Membuat perangkat pembelajaran, berupa memilih dan menetapkan silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, lembar kerja siswa (LKS), alat evaluasi. b. Merencanakan sekenario proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi sebagai model yang digunakan dengan Ibu Nuryani sebagai pengamat. c. Merancang dan mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa evaluasi, untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. d. Membuat soal-soal tes 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal Oktober 2011 sebanyak satu kali pertemuan dengan kompetensi dasar " Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya ". Adapun tahap pelaksanaan pembelajarannya yaitu: 1. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan ini peneliti menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Yaitu dengan cara menjelaskan tujuan, mengingatkan kembali materi prasyarat, dan mengkondisikankan siswa agar

37 37 siap mengikuti pembelajaran dan menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. 2. Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini peneliti mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap, serta menunjukkan contoh beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, adapun kegiatan penyajiannya sebagai berikut: 1. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang sifat benda padat dan memberikan contoh benda padat, bentuk benda padat tetap tidak mengikuti bentuk wadahnya serta bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu 4. Guru mensupervisi tiap kelompok diskusi 5. Siswa Presentasi hasil. 6. Guru memberikan komentar yang positif sebagai bentuk penguatan pada setiap akhir kegiatan presentasi masing-masing kelompok; 7. Siswa menyimpulkan hasil presentasi dengan bimbingan guru, 8. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini peneliti memberikan latihan terbimbing. Yaitu dengan cara siswa mengerjakan lembar kerja yang bersifat individu dan kelompok dan soal latihan pada buku paket, dan mengecek pemahaman dan

38 38 memberikan umpan balik. Yaitu dengan cara siswa memaparkan tugas kelompoknya, beberapa siswa mengerjakan tugas/pekerjaan rumah di depan kelas. Serta peneliti mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari yaitu berupa masalahmasalah yang berkaitan dengan beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Model pembelajaran diskusi menawarkan model evaluasi yang berbeda. Meskipun siswa bekerja bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Pemberian nilai hendaknya tidak dilakukan sampai siswa merasa senang dengan pembelajaran cooperative learning. Diakhir pembelajaran dilasanakan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi secara individu dalam waktu 45 menit. Pada saat evaluasi siswa hams menunjukkan apa yang telah ia pelajari. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yattg akan disumbangkan sebagai skor bagi siswa itu sendiri. 3. Observasi Pengamatan dilaksanakan secara langsung bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat dan telah disusun indikatornya. Perencanaan yang berkaitan dengan pedoman observasi aktivitas belajar adalah dengan membuat lembar observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran pemecahan masalah. Pada siklus I diperoleh data aktivitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran

39 39 seperti pada tabel berikut. Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Nama Aspek Yang Diamati Skor % Ket 1 Adam Putra Mutiara Candra TA 2 Ahmad Janib TA 3 Ahmad Junaidi TA 4 Dina Afriani TA 5 Dedi Sofia STA 6 Dian Gustiani TA 7 Deky Rizal Upera TA 8 Fahturoni A 9 Fikri Liansyaputra A 10 Hasan TA 11 Habibi Hermawan STA 12 Laila Andiani TA 13 Laras Ahzani TA 14 M. Ari Salahuddin A 15 M. Atollah TA 16 Maya Sofia TA 17 Pahmi Hidayat TA 18 Putrid Afrilianti TA 19 Riki Ardiansyah TA 20 Robiatun Asmunah TA 21 Siti Marwiyah TA 22 Siti Amalia A 23 Siti Khodijah TA 24 Sepi Prasetya A 25 Septiyani TA 26 Ubaidillah TA Skor per indikator Persentase (%) per indikator Total Skor yang diperoleh 81

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengarah pada situasi pembelajaran dan hasil kegiatan belajar mengajar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Alat Pernapasan Manusia Dan Hewan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Ampibabo Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menentukan peradaban suatu bangsa itu ditunjang oleh sumber daya manusia yang akan terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Sukatmaji 10 Abstrak. Inkuiri ilmiah merupakan

Lebih terperinci

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan, 7 Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup. 2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan pembentukan tingkah laku individu setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang dikehendaki

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu Asrini, Ratman, dan Najamuddin Laganing Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Sarkia S. Manto, Hartono D. Mamu, Jamaluddin M. Sakung Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari A. Metode Diskusi BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari bahasa Yunani (metha), yang berarti melalui atau melewati. Secara umum metode atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri Nurnaningsi Koida Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA Ira Astrina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo Kasnia Potimbang Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dini Apriani 1, Atep Sujana 2, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan 1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Sulastri, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan Rudi, Anthonius Palimbong, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal. 1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 IMPLEMENTASI PAKEM DENGAN KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 AMBARAWA Yuliana Indah Wulansari 1), Slamet Santosa 2), Riezky Maya Probosari 2) 1) Guru SMP Sudirman

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman merupakan hal yang penting bagi generasi muda, bukan hanya sekedar diingat tetapi juga sebagai cara bagi anak-anak untuk berkenalan dengan nilai-nilai

Lebih terperinci