BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berguna dalam menganalisa masalah. Tujuannya adalah agar konsep jalannya penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berguna dalam menganalisa masalah. Tujuannya adalah agar konsep jalannya penelitian"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memperoleh pijakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori, konsep dan pendekatan yang berkaitan dengan obyek penelitian, yang akan sangat berguna dalam menganalisa masalah. Tujuannya adalah agar konsep jalannya penelitian sebagaimana telah dituliskan dalam bab I. konsep dan teori serta pendekatan yang akan diuraikan dalam bab II ini mempunyai relevansi terhadap masalah yang akan diteliti. 2.1 Hubungan Internasional Makna hubungan internasional memiliki arti aktivitas yang lebih luas lagi. Lopez dan Stohl secara eksplisit mengatakan bahwa perkembangan yang terjadi dalam hubungan internasional dewasa ini mengarah pada kegiatan-kegiatan seperti perang, bantuan kemanusiaan, perdagangan internasional dan investasi, turisme serta olimpiade (Lopez dan Stohl, 1989:3). Menurut Paul R. Viotti dan Mark V. Kaupi, dalam bukunya International theory: Realism,Pluralism,Globalism and Beyond, menyatakan bahwa: Hubungan Internasional adalah interaksi penuh yang berupa politik, sosial,ekonomi, budaya dan bentuk interaksi lainnya yang terjadi antara aktor negara dengan aktor non negara. 1 Menurut Joshua S. Goldstein: IR is an unpredictable realm of turbulent processes and event that catch the entire expert by surprise. 2 1 Paul R. Viotti, dan Mark V.Kaupi International Relations and Worlds Politic; Security, Economy, Identity. Upper Sadle. New Jersey: Prentice Hall. Hal 483.

2 Selanjutnya menurut Steve Chan, mendefinisikan hubungan internasional sebagai interaksi antar aktor-aktor atau kondisi-kondisi yang memiliki konsenkuensi penting terhadap aktor lain di luar batas-batas yuridiksi efektif dari unit-unit politik. 3 Hubungan internasional terjadi karena adanya kontak dan interaksi antar negara seperti interaksi politik antar pemerintah, misalnya perang, aliansi, hubungan diplomatic, negosiasi dan ancaman kekuatan militer. Setelah mengambil beberapa defenisi dari hubungan internasional, menyryt Steve Chow setidaknya ada empat kata kunci dalam memahami hubungan internasional, yaitu: 1. Interaksi, yang menyatakan hubungan resiprokal atau mutual. Hal ini secara tidak langsung mengatakan bahwa hubungan internasional dibangun dari sedikitnya dua aktor. 2. Bangsa, yang menyatakan bahwa peristilahan yang digunakan untuk menyatakan adanya hubungan antar bangsa dalm istilah hubungan internasional tidaklah selalu tepat dalm menggambarkan fenomena. 3. Batas, yang menyatakan bahwa perbedaan antara interaksi domestic dan luar negeri dibedakan pada dampak terhadap unit-unit lain diluar batas yuridksi nasionalnya. 4. Aktor secara umum, yang dinilai berdasarkan tindakan atau kondisi yang melingkupi aktor yang bersangkutan. 4 Jadi hubungan internasional tidak hanya menekankan pada aspek hubungan politik saja tetapi juga unsure-unsur ekonomi, sosial dan budaya. Luasnya aktivitas yang 2 Joshua S. Goldstein International relations,3 rd edition. New York. Wesley Longman Inc. hal 7. 3 Peter A. Toma. dan Robert F. Gorman International Relations; Understanding Global Issues. California: Brooks/Cole Publishing Company. Hal 11 4 Steve Chan International Relations in Perspective: The pursuit of Security, Ibid. hal 5-6

3 dikategorikan sebagai aktivitas hubungan internasional telah memungkinkan munculnya aktor-aktor internasional yang terlibat dalam hubungan tersebut. Aktor-aktor yang terlibat bukan hanya aktor pemerintah yang merupakan wakil resmi dari suatu negara, tetapi juga aktor-aktor non pemerintah yang memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan aktor-aktor pemerintah. Beberapa istilah lain yang dekat hubungannya dengan hubungan internasional yaitu politik internasional dan politik atau kebijakan luar negeri. Pemakaian ketiga istilah ini sering kali membingungkan karena banyak sekali defenisi. Pada umumnya, objek yang dikaji dalam politik internasional adalah kajian serupa pada kebijakan luar negeri. keduanya menitik beratkan pada penjelasan mengenai kepentingan, tindakan serta unsur power negara. Perbedaan anatara kedua istilah itu mungkin akan lebih bersifat akademis daripada kenyataan bahwa kedua istilah tersebut bisa digunakan untuk memperkirakan perbedaan antara tujuan dan tindakan suatu negara atau interaksi antara dua negara atau lebih. 5 Peneliti yang menganlitis tindakan negara terhadap lingkungan eksternal serta berbagai kondisei domestik yang menopang formulasi tindakan, pada dasarnya berkaitan erat kajian kebijakan luar negeri, sedangkan peneliti yang memandang tindakan sebagai salah satu aspek pola tindakan suatu negara serta reaksi atau sambutan oleh negara lain, berkaitan erat dengan kajian politik internasional. Perbedaan kedua pandangan tersebut bisa dilihat melalui gambar sebagai berikut: 6 Dalam system internasional yang kerap kali diwarnai dengan konflik-konflik antar negara atau konflik domestic suatu negara, beberapa serta dalam upaya penyelesaian konflik negara lain tersebut dengan harapan agar kondisi yang damai dan tenang dapat terwujud. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh negara terhadap upaya penyelesaian konflik negara 5 Op.Cit. K.J. Holsti. Hal 26 6

4 lain adalah dengan melakukan intervensi (campur tangan) yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusian dan hukum internasional Hubungan internasional mencakup berbagai macam hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda kewarganegaraan, berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung dengan baik secara kelompok maupun secara perorangan dari suatu bangsa yang melakukan interaksi secara resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain. (T. May Rudy, 1993:3) Tujuan utama studi hubungan internasional menurut Mochtar Mas oed adalah untuk mempelajari perilaku internasional, yakni perilaku para aktor negara maupun non negara dalam area transaksi internasional. Perilaku itu dapat berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan sebagainya (Mas oed, 1994:29). Hal ini berarti hubungan internasional mencakup interaksi yang dilakukan oleh semua anggota masyarakat internasional baik secara langsung maupun tidak langsung dalam segenap kehidupan manusia. 2.2 Diplomasi Sejarah Diplomasi Sejarah diplomasi telah ada sebelum munculnya hubungan internasional modern. Hal ini dapat dilacak kembali pada jaman kunci di Cina, India dan Mesir, yaitu pada pengiriman dan pemberitahuan, pembelaan suatu kasus, dan pertukaran cinderamata dari satu kepala suku ke suku yang lain.

5 Di dalam dunia yang terdiri dari berbagai negara berdaulat, terdapat dua faktor yaitu diplomasi dan hokum internasional, merupakan hal yang paling penting dalam pemeliharaan perdamaian. Hokum internasional telah memberikan tatanan bagi dunia yang anarkis, sedangkan diplomasi selalu memainkan peranan yang penting. Diplomasi sangat penting dalam meningkatkan pemeliharaan keseimbangan dan perdamaian dalam tatanan internasional. Diplomasi juga selalu memainkan peranan besar dalam mengatur kebijakankebijakan internasional. Banyak masalah internasional yang dapat diselesaikan dengan diplomasi. Kata diplomasi diyakini berasal dari kata Yunani diploun yang berarti melipat. Menurut Nicholson, pada massa Kekaisaran Romawi semua paspor, yang melewati jalan milik negara dan surat-surat jalan dicetak pada piringan logam dobel, dilihat dan dijahit jadi satu dalam cara yang khas. Surat jalan logam ini disebut diplomas. Selanjutnya kata ini berkembang dan mencakup pula dokumen-dokumen resmi yang bukan logam, khususnya yang memberikan hak istimewa tertentu atau menyangkut perjanjian dengan suku bangsa asing di luar bangsa Romawi. Karena perjanjian-perjanjian ini semakin bertumpuk, arsip kekaisaran menjadi beban dengan dokumen-dokumen kecil yang tak terhitung jumlahnya yang dilipat dan diberikan dalam cara khusus. Oleh karena itu dirasa perlu untuk memperkerjakan seseorang yang terlatih untuk mengindeks, menguraikan dan memeliharanya. Isi surat resmi negara yang dikumpulkan, disimpan di arsip, yang berhubungan dengan hubungan internasional, dikenal pada Zaman Pertengahan sebagai diplomaticus atau diplomatique. Siapa pun yang berhubungan dengan surat-surat tersebut dikatakan sebagai milik res diplomatique atau bisnis diplomatic (S.l Roy, 1991:1). Dari peristiwa ini lama kelamaan kata diplomasi menjadi dihubungkan dengan manajemen hubungan internasional, dan siapa pun yang ikut mengatur dianggap sebagai diplomat.

6 Praktek diplomasi dilembagakan pada jaman Yunani dan Roma. Utusan (duta) tidak hanya berperan sebagai pembawa pesan, tapi juga sebagai negosiator. Walaupun begitu kedutaan tetap yang pertama, belum didirikan samapai abad XIV di bawah system perwakilan ini menyebar dengan cepat ke seluruh bagian Eropa. Selama abad XVII dan XVIII, terdapat dua tipe perwakilan diplomatik, yaitu duta besar, yang mendapat hak yang lebih tinggi danprotokoler dan agen semi pejabat yang fungsi aksesnya terhadap sumbersumber informasi otoritatif lebih terbatas Definisi Diplomasi Para pakar member definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford English Dictionary member konotasi sebgai berikut: manajemen hubungan internasional melalui negosiasi; yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur ole duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Menurut The Chamber s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah senia berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negaranegara; keahlian politik. Sir Ernest Satow sejak tahun1922 telah mendefinisikan diplomasi sebgai aplikasi inteljen dan taktik untuk menjalankan hubungan resmi antara pemerintahan yang berdaulat, yang kadangkala diperluas dengan hubungan dengan negara-negara jajahannya (Sir Ernest Satow, 1922:1). Sejalan dengan definisi Satow, Barston mendefinisikan diplomasi sebgai manajemen hubungan antar negara atau hubungan antar negara dengan aktor-aktor hubungan internasional lainnya. Negara, melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor lain berusaha menyampaikna, mengkoordinasikan dan mengamankan kepentingan nasional khusus atau yang lebih luas, yang dilakukan melalui korespondensi, pembicaraan tidak resmi, saling menyampaikan cara pandang, lobby, kunjungan, dan aktivitas-aktivitas yang damai, dapat

7 juga terjadi di dalam kondisi perang atau konflik senjata, karena tugas utama diplomasi tidak hanya manajemen konflik,tetapi juga manajemen perubahan dan pemeliharaannya dengan cara melakukan persuasi yang terus menerus ditengah-tengah perubahan yang tengah berlangsung. Sebuah definisi yang paling dekat terkait dengan metode dan isi adalah Diplomasi mewakili tekanan politik, ekonomi dan militer kepada negara-negara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam pertukaran permintaan dan konsensi antara para pelaku negosiasi. Untuk mencapai kepentingan nasional, keterampilan dalam berdiplomasi merupakan syarat utama seorang diplomat yang terlibat dalam politik internasional, yang pada dasarnya dipergunakan untuk mencapai kesepakatan, kompromi, dan penyelesaian masalah dimana tujuan-tujuan pemerintah saling bertentangan. Sebagai aktor diplomatik, pekerjaan diplomat bukanlah menyusun kebijakan; peranan itu dimainkan oleh politikus dan negarawan. Sebgai pelaksanaan kebijakan luar negeri, diplomat menyampaikan detail kebijakan pemerintahan negara lain, menjelaskannya, dan memperoleh dukungan, dan jika dikehendaki, menegosiasikan kesepakatan untuk meningkatkan dan mewujudkannya. Kondisi ini memungkinkan diplomat untuk menikmati keuntungan dari dua dunia; kegagalan dapat dislalahkan kepada kebijakan, sementara keberhasilan tidak semata-mata ditentukan oleh kebijakan tetapi juga dalam mempresentasikan kebijakan tersebut. Diplomat dapat memberi nasihat kepada pemerintahannya mengenai kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi posisi tawar dan kekuatan sebuah negara. Teori-teori diplomasi yang dikenal sekarang dibentuk dengan kerangka pengalaman negara-negara Eropa/Amerika Utara. Dengan kemajuan hubungan internasional pada abad ke

8 20 dan munculnya AS sebagai kekuatan yang baru, pemikiran Amerika telah mempengaruhi praktek diplomasi secara signifikan. Diplomasi memiliki banyak arti dalam hubungan internasional. Beberapa penulis memandangnya sebagai suatu seni memimpin negosiasi dalam proses implementasi kebijakan luar negeri. Penulis lainnya menggunakan istilah diplomasi yang dapat ditukartukar dengan kebijakan luar negeri yang melibatkan seluruh proses hubungan luar negeri (Robert D. Cantor, 1976:105). Menurut Russert & Starr, bagian penting dari diplomasi adalah fungsi komunikatifnya (Bruce Russert & Harvey Starr, 1985:163). Penulis lain masih melihatnya sebagai proses atau metode yang digunakan pemerintah guna mencapai kebijakan luar negeri (William C. Olson, 1987:149). Adapun definisi yang digunakan, secara logika tidak ada diplomasi tanpa diplomat. Maka definisi yang dapat digunakan sebagai acuan adalah pelaksanaan hubungan antar negara bangsa melalui pejabatpejabat yang terakreditasi untuk meningkatkan tercapainnya kepentingan terhadap negara yang ditentukan. Fungsi utama politik luar negeri adalah mengambil keputusan mengenai hubungan luar negeri, sedangkan tugas utama diplomasi adalah untuk melaksanakannya dengan baik dan efektif. Diplomasi sangat erat kaitannya dengan politik luar negeri, namun disisi lain politik luar negeri lebih berkaitan dengan perumusan suatu keputusan, maka diplomasi terutama dihubungkan dengan pelaksanaannya. Bagaimanapun diplomasi akan dapat membantu perumusan politik luar negeri. Para diplomatlah yang mengirimi informasi tentang negara lain, dengan demikian diplomasi mempengaruhi pembuat keputusan.

9 Semua diplomat memperoleh beberapa keistimewaan dan kekebalan. Walaupun mereka diharapkan untuk tunduk secara sukarela terhadap hokum dan kebijakan negara tuan rumah, mereka dibebaskan dari yuridiksi criminal dan sipil, termasuk pajak. Kedutaan kebal terhadap penggeledahan dan wilayah atau tempat duta besar dianggap sebagai pulau kecil yang berdaulat. Pada masa ini, diplomasi telah dikategorikan menurut metode yang dipakai dalam hubungan-hubungan diplomatik. Kategori-kategori ini dibagi dalam berbagai tipe,yaitu: 1. Diplomasi Komerisal Menurut Nicholson, diplomasi ini merupakan diplomasi borjuis atau diplomasi sipil yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromi antara mereka yang berselisih melaui negosiasi adalah pada umumnya lebih menguntungkan daripada penghancuran total musuh-musuh. 2. Diplomasi Demokratis Diplomasi terbuka atau disebut juga diplomasi demokratis menunjukkan bahwa diplomasi harus dijalankan secara terus terang dan terbuka serta memperoleh pengawasan penuh dari publik. 3. Diplomasi Totaliter Bawa negara yang menggunakan diplomasi totaliter, pembuatan keputusan tidak berada di bawah pengawasan rakyat. Satu orang atau satu kelompok

10 kecil bisa mengambil keputusan akhir dalam segala hal dan dalam waktu yang begitu singkat. 4. Diplomasi Melalui Konferensi Untuk melakukan diplomasi ini diperlukan beberapa persiapan, seperti pembahasan dan programnya disetujui oleh semua pihak yang ikut serta, dan memperoleh jaminan bahwa pandangan-pandangan pihak-pihak yang berunding tidak berbeda hingga tidak ada harapan dipertemukan. 5. Diplomasi Diam-Diam Tipe diplomasi ini dikembangkan dengan pertumbuhan dan perkembangan Perserikatan Bangsa-bangsa, dimana pertukaran pandangan-pandangan diamdiam oleh para wakil negara-negara terjadi sering melalui jabatan penting Sekretaris Jenderal organisasi dunia, di luar kemilau publisitas. 6. Diplomasi Preventif Diplomasi ini mempunyai kedudukan penting, khusus dalam kasus-kasus dimana konflik permulaan bisa dikatakan sebagai akibat dari, atau secara tidak sengaja menimbulkan resiko bagi terciptanya suatu kekosongan kekuasaan si antara blok-blok utama. 7. Diplomasi Sumber Daya

11 Diplomasi ini terbentuk dari negara-negara yang tidak memiliki bahan-bahan mentah seperti batu bara, minyak, uranium, dan sebagainya. Bagi negaranegara kuat yang tidak memilikinya, mereka berusaha memperoleh penguasaan beberapa wilayah yang mempunyai bahan-bahan tersebut Fungsi Diplomasi Diplomasi berupaya untuk merubah kebijakan, tindakan, tujuan, dan sikap pemerintah negara lain dan diploma-diplomanya melalui persuasi, menawarkan penghargaan, saling mempertukarkan konsensi, atau mengirimkan ancaman. Masalah permanen diplomasi adalah untuk mencapai kompromi yang akan digunakan menjalankan kepentingan suatu negara dengan sebaik-baiknya. Penyelesaian kompromi ini umumnya dicapai melalui kegiatan para diplomat yang dibekali kekuasaan persuasi. Seorang diplomat juga memainkan peranan penting dalam misi politik luar negeri suatu negara. Ia mempunyai berbagai fungsi untuk dilaksanakan. Salah satu fungsi utama adalah mewakili negaranya. Pada awalnya, istilah diplomat hanya digunakan untuk para utusan, tetapi kini ia mempunyai arti yang lebih luas. Sekarang, artinya mencakup semua abdi negara di bidang hubungan diplomatik, baik yang bertugas di dalam negeri, di departemen luar negeri

12 maupun sebagai anggota kedutaan dan kantor perwakilan lainnya di luar negeri. Mereka dianggap sebagai anggota lembaga diplomatik dan dinas diplomatik. Seorang diplomat yang ditempatkan di negara lain menjalankan berbagai fungsi, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, dengan memberikan informasi penting yang dibutuhkan kepada pemerintahnya ia membantu proses perumusan politik luar negeri. Bila pada satu sisi merupakan tugasnyalah untuk tetap member informasi kepada pemerintahnya tentang peristiwa-peristiwa up-to-date negeri dimana ia ditempatkan, maka di sisi lain juga merupakan tugasnyalah untuk menjelaskan kebijakan pemerintahnya kepada pemerintah lain untuk memenuhi tujuan-tujuan itu. Ada 6 fungsi diplomat, yaitu: 1. Perwakilan Seorang diplomat merupakan wakil formal sekaligus simbolis negaranya di negara lain. Seorang duta besar, yang sebagai seorang diplomat mewakili negaranya, pergi ke negara lain sebagai wakil sah pemerintahnya. Ia benarbenar dating sebagai wakil kepala negaranya. 2. Negosiasi Negosiasi sesungguhnya merupakan sinonom diplomasi dan negosiasi merupakan urusan diplomat yang biasa. Banyak hal yang dirundingkan setiap harinya, dan pemerintah negara-negara secara konsisten terlibat dalam tawar-

13 menawar diplomatik untuk menyusun berbagai hal mulai dari persetujuan komersial dan tariff, sampai pada aliansi politik atau militer. 3. Pelaporan Mengumpulkan informasi dan data yang benar yang berhubungan dengan berbagai aspek negara lain, merupakan faktor pokok bagi perumusan politik luar negeri. 4. Perlindungan Mempunyai tugas ganda, yaitu: a) Perlindungan atas kepentingan nasionalnya dan mengedepankannya melalui berbagai cara adalah tugas primer seorang diplomat. b) Seorang diplomat diisyaratkan untuk melindungi kepentingan warga negaranya sendiri di negara asing. 5. Hubungan Masyarakat Sebagai wakil sah dan simbolis negaranya, seorang diplomat terlibat dalam usaha untuk menciptakan dan menyebarluaskan kerjasama yang baik dan menguntungkan negara dan politiknya sendiri.

14 6. Administrasi Administrasi kantor bukan merupakan tugas diplomat. Tetapi misi diplomatik yang dikirim ke negara lain sekarang ini terdiri dari rombongan jumlah besar. Dalam konsep diplomasi yang dikenal di negara-negara Barat, peran agama tidak disinggung sama sekali, bahkan tidak dikenal sama sekali oleh otoritas dalam hokum internasional dan diplomasi. Kata-kata diplomasi di negara-negara Barat memilii beberapa perbedaan arti, yang artinya, seperti yang dikatakan oleh Afzal Iqbal, seringkali tidak cocok dengan kebaikan dan kejujuran seperti dalam standar yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Studi diplomasi Barat kemudian memperoleh pengaruh signifikan dari peradaban Yahudi dan Kristen, sehingga semua pembahasan tentang Islam telah dihapuskan dan dianggap Abad Kegelapan. Islam menyediakan ide negara universal yang berdasarkan pada kesamaan manusia. Dalam hokum Islam, hak-hak musuh banyak dibahas, baik dalam kondisi damai ataupun perang, hak-hak tersebut seperti yang telah digariskan oleh Nabi Muhammad dan Al- Quran. Hokum internasional dalam Islam mencoba mengatur pelaksanaan sebuah negara Islam dan menerapkan dasar yang paling adil, tidak saja menyangkut hubungan dengan sesame negara Islam, akan tetapi juga dengan negara-negara non-islam (Afzal Iqbal, 1965:103).

15 Sumber-sumber hokum Islam dalam negara terdapat dalam kategori-kategori seperti yang didefinisikan oleh hakim-hakim modern. Hokum Islam yang terkait dengan masalah kesepakatan, bea cukai, dasar politik, dan otoritas pemerintahan. Al-Quran memberikan ajaran-ajaran untuk diterapkan dalam pemerintahan, melalui Sunnah (Penerapan dan contoh-contoh kehidupan nabi) seperti yang diwakili oleh bea, peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di dalam Traktat dimasukkan ke dalam kategori kesepakatan, serta opini dari para sahabat (Khalifah) dan keputusan-keputusan pengadilan yang termasuk dalam alasan. Tujuan utama diplomasi adalah untuk mencari cara penyelesaian damai dari masalahmasalah internasional dan menciptakan harmoni antara negara-negara yang beragama. Nabi Muhammad SAW, yang juga seorang Kepala Negara, telah mencapai tujuan ini dengan metode diplomasi yang telah dipelajari dengan baik, melalui negosiasi, mediasi, dan arbitrasi. Diplomasi ala Nabi Muhammad SAW lebih lanjut mengatakan bahwa ketika seorang muslim membuat komitmen dengan seorang individu atau dengan negara lain, tindakan diasumsikan sebagai membuat kesepakatan dengan Tuhan. Dalam Islam, komitmen dari seorang individu telah menjadi kewajiban dari seluruh umat. Maka dari itu, jika ia gagal untuk menghargai kata-katanya, dia akan bersalah karena telah mengingkari kebenaran. 2.3 Komunikasi Internasional

16 Sebgai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tah ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan anatara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983:10). Menurut Shannon dan Weaver (1994) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Hubungan internasional memberikan arti tentang interaksi antar bangsa atau antar individu dari bangsa-bangsa yang berbeda-beda. Hubungan itu dapat bersifat politis, cultural, ekonomis atau militer. Dasar pemikirannya berhubungan erat dengan, dan seringkali meliputi berbagai subyek seperti politik internasional, diplomasi, komunikasi internasional dan organisasi-organisasi internasional. Komunikasi internasional pada umumnya belum dpat berlangsung secara efektif dan maksimal, dikarenakan berbagai hambatan, baik karena sebab-sebab fisik, semantic, kekurangan media maupun karena aspek-aspek politik yang ditentukan oleh berbagai negara, misalnya dasar negara, ideology, strategi dan taktik. Aspek dalam komunikasi internasional adalah yang menyangkut kepada politik, yang komunikasi politik

17 internasional (Santoso Sastropoetro, 1992:16). Penegrtian lain dari komunikasi politik internasional adalah komunikasi yang dipergunakan oleh berbagai negara nasional untuk mempengaruhi tingkah laku penduduk negara lain secarapolitis yang relevan. Yang termasuk kedalam komunikasi internasional adalah propaganda dan aktivitas penyebaran informasi yang dilakukan kebanyakan dari instansi pemerintah, khususnya Departemen Luar Negeri. Dalam kegiatan itu termasuk pula aspek-aspek diplomasi, sedangkan kegiatan kantor-kantor berita tidaklah termasuk dalam aktivitas komunikasi politik internasional, demikian pula halnya dengan berbagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan internasional atau aktivitas dari misionaris atau utusan lembagalembaga keagamaan. Dengan komunikasi dimaksudkan untuk melakukan transfer/ mengalihkan pengertian, baik yang tertuli, lisan atau melalui gambar-gambar atau dengan menggunakan berbagai lambing lainnya. 2.4 Media Massa Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artunya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi.

18 Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti hanlnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosure, stiker, bulletik, hand out, poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televise, video recording, computer, electronic board, dan lain-lain. Media massa adalah alat yang digunkan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada penerima dengan menggunkan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Karakteristik media massa adalah (Hafied Cangara, 1998:134): 1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai penyajian informasi. 2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. 3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. 4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya. 5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun. yang berarti melipat.

Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun. yang berarti melipat. Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun yang berarti melipat. Menurut Nicholson (seorang pengkaji dan ahli dalam diplomasi abad 20) pada masa kekaisaran Romawi semua paspor, yang melewati jalan milik

Lebih terperinci

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi Mata Kuliah Dosen : Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si Memahami Diplomasi Pada masa kini dengan berkembang luasnya isu internasional menyebabkan hubungan internasional tidak lagi dipandang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Sukawarsini Djelantik

Sukawarsini Djelantik eori antara Praktik Sukawarsini Djelantik 17.os. J.ot(. J Diplomasi antara Teori & Praktik :;a!1fbeij. un MC............................. GRAHAILMU 1.i mi; ol \4\\0:;l - / ($ - ft(,\ Diplomasi antara Teori

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e f bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kemerdekannya, Indonesia memiliki kondisi yang belum stabil, baik dari segi politik, keamanan, maupun ekonomi. Dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

Pada waktu sekarang hampir setiap negara. perwakilan diplomatik di negara lain, hal ini. perwakilan dianggap sebagai cara yang paling baik dan

Pada waktu sekarang hampir setiap negara. perwakilan diplomatik di negara lain, hal ini. perwakilan dianggap sebagai cara yang paling baik dan 1 A. URAIAN FAKTA Pada waktu sekarang hampir setiap negara perwakilan diplomatik di negara lain, hal ini mempunyai dikarenakan perwakilan dianggap sebagai cara yang paling baik dan efektif dalam mengadakan

Lebih terperinci

Kapita Selekta Ilmu Sosial

Kapita Selekta Ilmu Sosial Modul ke: Kapita Selekta Ilmu Sosial Fungsi Sistem Komunikasi Politik Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran Fungsi Sistem Komunikasi Politik Kapita Selekta Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak : PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH ROMANIA TENTANG KERJASAMA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL, TERORISME DAN JENIS KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak lahirnya Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945, dalam melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak lahirnya Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945, dalam melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lahirnya Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945, dalam melakukan interaksi atau hubungan dengan Negara-negara lain, Indonesia berpegang teguh pada prinsip

Lebih terperinci

HUKUM INTERNASIONAL Argentina Mengakui Negara Palestina. Oleh : Didik Sugianto ( )

HUKUM INTERNASIONAL Argentina Mengakui Negara Palestina. Oleh : Didik Sugianto ( ) HUKUM INTERNASIONAL Argentina Mengakui Negara Palestina Oleh : Didik Sugianto (134704009) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PMP-KN PROGRAM STUDI ILMU HUKUM 2014 A. Uraian kasus Argentina

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL

HUBUNGAN INTERNASIONAL BAB I HUBUNGAN INTERNASIONAL A. Pengertian Hubungan Internasional Hubungan internasional dapat diartikan sebagai hubungan antarbangsa, yang menyangkut hubungan di segala bidang yaitu di bidang politik,

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak : PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK POLANDIA TENTANG KERJASAMA PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL DAN KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 60/1994, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK ITALIA MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI dan DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI dan DIPLOMASI Modul ke: TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI dan DIPLOMASI Pertemuan ke 1 Tgl. 03 Sept 2016 DEFINISI LOBBY, NEGOSIASI & DIPLOMASI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK ITALIA MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL (Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1994 Tanggal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi dan proteksi Hak Asasi Manusia (HAM) boleh dikatakan telah menjadi agenda internasional. Jika sebelumnya, selama lebih dari 40 tahun, ide dan pelaksanaan HAM

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1995 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA BERKENAAN DENGAN ANGKUTAN UDARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi setua peradaban manusia di dunia ini, dan sejalan dengan perkembangan zaman. Bentuk komunikasinya pun terus berkembang. Melalui komunikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk

Lebih terperinci

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis P R E P A R E D B Y : I R M A M. N A W A N G W U L A N, M B A M G T 4 0 1 - H U K U M B I S N I S S E M E S T E R G A N J I L 2 0 1 4 U N I V E R S

Lebih terperinci

2. Iklan Taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu.

2. Iklan Taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. JENIS-JENIS IKLAN Bermacam-macamnya tujuan dari sebuah iklan yang dibuat oleh sebuah perusahaan maka berdampak pada berbedanya jenisjenis dari sebuah iklan. Iklan yang sering muncul diberbagai media dan

Lebih terperinci

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma

Lebih terperinci

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL RESUME SKRIPSI LATAR BELAKANG KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL Disusun oleh: DAHLIA NUR FARIDA NIM. 151040188 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: , Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. Saat ini kita bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yang tiba2 saja berpotensi menjadi konflik berkepanjangan dan sulit dideteksi penyebabnya sehingga

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PENGESAHAN. Perjanjian. Bantuan Timbal Balik. Viet Nam. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 277). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sepanjang perjalanan sejarah umat manusia, selalu timbul perbedaan kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan ini memberikan dinamika

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu perilaku interaksi yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara

Lebih terperinci

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK SOSIALIS VIET NAM (TREATY ON MUTUAL

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Kedudukan Perwakilan Diplomatik di Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Kedudukan Perwakilan Diplomatik di Indonesia PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Kedudukan Perwakilan Diplomatik di Indonesia Makna kata Perwakilan Diplomatik secara Umum Istilah diplomatik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila kita substitusikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila kita substitusikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adalah suatu menjadi pendapat umum bahwa hakekat manusia itu adalah sebagai kepribadian dan masyarakat.dua unsur eksistensi ini merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut perspektif sebuah negara, diplomasi terdiri dari perumusan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut perspektif sebuah negara, diplomasi terdiri dari perumusan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut perspektif sebuah negara, diplomasi terdiri dari perumusan, pembentukan dan implementasi kebijakan luar negeri. Diplomasi adalah instrumen negara melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 277, 2015 PENGESAHAN. Perjanjian. Bantuan Timbal Balik. Viet Nam. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5766). UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Sessi. Dosen Pembina:

Sessi. Dosen Pembina: Sessi Lingkungan Perdagangan Internasional yang Dinamis Dosen Pembina: Mumuh Mulyana Mubarak, SE. http://moebarak.wordpress.com Dengan Ekonomi Global Tercipta Pasar Dunia yang Kompetitif Terbentuk Pasar-pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diaspora India adalah sekelompok orang yang bermigrasi dari wilayah teritori negara India menuju luar batas negara India. Migrasi yang dilakukan juga berlaku

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL Oleh : IKANINGTYAS, SH.LLM Fakultas Hukum Universitas Brawijaya 1 Pengertian Hk. Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia di dalam masyarakat dan mempunyai proses yang jelas, baik itu proses secara primer

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka melindungi segenap

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5514 PENGESAHAN. Perjanjian. Republik Indonesia - Republik India. Bantuan Hukum Timbal Balik. Pidana. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Republik Demokratik Timor Leste sebagai negara baru yang sedang berkembang memerlukan berbagai kebijakan pemerintahan di segala bidang dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Pemerintah Indonesia melayangkan nota protes ke Kedubes Amerika Serikat setelah koran terkemuka di Australia Sydney Morning Herald, Selasa (29/10), menyebut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

KONVENSI ROMA 1961 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK PERLINDUNGAN PELAKU, PRODUSER REKAMAN DAN BADAN-BADAN PENYIARAN

KONVENSI ROMA 1961 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK PERLINDUNGAN PELAKU, PRODUSER REKAMAN DAN BADAN-BADAN PENYIARAN KONVENSI ROMA 1961 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK PERLINDUNGAN PELAKU, PRODUSER REKAMAN DAN BADAN-BADAN PENYIARAN Diselenggarakan di Roma Tanggal 26 Oktober 1961 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DUNIA JENEWA

Lebih terperinci

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1995 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN SPANYOL MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN SECARA RESIPROKAL ATAS PENANAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja dimana suatu ide atau informasi dialihkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN

Lebih terperinci

Tehnik Lobby, Negosiasi & Diplomasi

Tehnik Lobby, Negosiasi & Diplomasi MODUL PERKULIAHAN Tehnik Lobby, Negosiasi & Diplomasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 01 42023 Abstract Modul ini akan membahas tentang definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di

Lebih terperinci

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan Hak-Hak Atas Informasi Pendahuluan Apa itu informasi? Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. BAB IV KESIMPULAN Terjadinya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat turut mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. Salah satunya adalah sikap yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 83, 2004 () KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar / Umum 2.1.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya

Lebih terperinci

BAGIAN KEEMPAT AKTIFITAS NEGARA DALAM MASYARAKAT INTERNASIONAL BABXII PERWAKILAN NEGARA

BAGIAN KEEMPAT AKTIFITAS NEGARA DALAM MASYARAKAT INTERNASIONAL BABXII PERWAKILAN NEGARA BAGIAN KEEMPAT AKTIFITAS NEGARA DALAM MASYARAKAT INTERNASIONAL BABXII PERWAKILAN NEGARA A. Macam-macam perwakilan negara Dewasa ini hampir setiap negara yang berdaulat selalu mengadakan hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa itu, orang dapat menyampaikan berbagai berita batin, pikiran, dan harapan kepada sesama

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu negara. Dimana dalam kehidupan internasional, setiap negara melakukan kerjasama,

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci