DNA, Kebudayaan, Persebaran pada Suku Nias

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DNA, Kebudayaan, Persebaran pada Suku Nias"

Transkripsi

1 DNA, Kebudayaan, Persebaran pada Suku Nias Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara (MKK00102) Disusun oleh: 1. Anna Alphilia C. P. ( ) 2. Hari Setiawan ( ) FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

2 Suku Nias Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Dalam masyarakat nias di kenal pula adanya sistem kasta (12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari. Berikut ini adalah beberapa unsur-unsur budaya dari suku nias : A. Perkampungan Pada masyarakat nias, masih mengacu pada sebuah kelompok masa lalu yang berkelompok-kelompok. Oleh karena hal tersebut, masyarakat nias masih berkelompok-kelompok. Seperti halnya kelompok perkampungan, masyarakat nias memiliki aspek yang menjadi aturan adat, adaptasi masyarakat dalam menyikapi kehidupan dan lainnya,semakin lama semakin bervariasi. Persyaratan fisik maupun konsep religius juga mengalami perkembangan dan lain sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendirian sebuah desa harus memperhatikan hunian makro, antara lain harus ada unsur lahan pertanian, perkebunan, perternakan, dan lain-lain. Sedangkan masyarakat di Nias Selatan dan Utara yang merupakan syarat-syarat utama yang erat kaitannya dengan sumber daya abiotik, biotik harus memperhatikan antara lain: a. Harus ada gunung. b. Harus ada air, berupa sumber air, sungai, telaga, danau, rawa dan lain-lain. c. Harus ada lahan (tanah) untuk tempat pengembangan tanaman pangan, berternak, dan lahan perburuan. d. Harus ada tukang besi. e. Harus dapat melihat sekelilingnya. Selain memperhatikan sumber daya biotik, masyarakat nias juga memperhatikan sumber daya abiotik seperti gunung, sungai, batuan dan lain sebagainya. Sumber daya abiotik yang terpenting dalam pembuatan desa adalah sumber air dan bahan batuan yang biasanya di temukan di sungai dan perbukitan. Mereka juga harus mampu beradaptasi, adapun proses adaptasi dengan lingkungan abiotik:

3 a. Pemanfaatan SDA, seperti bahan-bahan batuan yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan di masyarakat untuk keperluan pemukiman, rumah tangga, sampai keperluan yang bersifat religius. b. Pemanfaatan gunung atau bukit-bukit tinggi yang dipergunakan sebagai tempat tinggal, sehingga mendukung keamanan dan kesejahteraan mereka. c. Pemanfaatan air sebagai sumber daya yang sangat diperhatikan dalam proses pembudidayaan tanaman pangan, kemudahan dalam mencari makanan dan area untuk bergerak (transportasi). B. Bentuk Rumah Adat Bentuk rumah adat di Nias terbagi menjadi dua, yaitu rumah adat berbentuk oval dan rumah adat berbentuk persegi. Rumah adat yang berbentuk oval hanya dapat pada wilayah Nias bagian utara sedangkan rumah adat berbentuk persegi terdapat pada wilayah Nias bagian tengah dan selatan. (Rumah Adat bentuk oval) (Rumah adat bentuk persegi) Rumah adat yang difungsikan sebagai tempat tinggal di Nias selatan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu rumah adat di daerah pertengahan sekitar gomo dan rumah adat di sekitar teluk dalam.

4 C. Religi Istilah Lowalangi dalam suku nias adalah cara penyebutan masyarakat nias sebagai nama Allah. Selain itu ada pula yang disebut Lature Dano yaitu pembela, penjaga, dan pemerintah Dunia bawah. Di antara dewa atas dan dewa bawah, ada lagi dewi yang disebut Nazariya Mbanua, istilah orang Nias Selatan untuk menyebut dewi Silewe Nazarata. Silewe Nazarata (istilah Nias Utara yang dipakai sekarang adalah dewi penghubung di antara Lowalani (dewa dunia atas) dan Lature Danö (dewa dunia bawah) dan juga sebagai dewi penghubung di antara kaum dewa dan ummat manusia. Maka boleh dikatakan bahwa agama kuno Nias termasuk agama Polythesis. Bermacam ciptaan makhluk disembah oleh orang Nias. Benda ciptaan dan makhluk ini meliputi matahari, bulan, pohon-pohon besar, buaya, cecak dan lain-lain. Oleh sebab itu, agama orang Nias itu bukan hanya polytesis tetapi juga animistis. Pelbegu, adalah nama agama asli yang diberikan oleh pendatang yang berarti "penyembah ruh". Nama yang dipergunakan oleh penganutnya sendiri adalah molohe adu (penyembah patung). Sifat agama ini adalah berkisar pada penyembahan roh leluhur. Untuk keperluan itu mereka membuatn patung-patung dari kayu yang mereka sebut "adu". Patung yang ditempati oleh ruh leluhur disebut adu zatua dan harus dirawat dengan baik. Pada umumnya, setiap keluarga memahat patung nenek moyang mereka masingmasing (adu Nuwu dan adu Zatua). Setiap desa juga memahat patung kesatria mereka (adu Zato). Orang harus menyembah kedua jenis patung ini demi hubungannya dengan keluarga dan masyarakat desanya. Adu Zato itu adalah patung para pendiri desa, patriot, berbakat, pemburu yang hebat dan sebagainya. Pasangan adu Zato dan adu Nuwu atau adu Zatua tak boleh disembah secara terpisah. Oleh karena setiap keluarga memahat patung nenek moyangnya masing-masing dan mereka menganggap patung-patung itu sebagai illah mereka, maka upacara dan sikap keagamaan para keluarga di desa selalu bervariasi satu sama lain. Setiap orang berkata "Tuhanku adalah nenek moyangku" yang berarti dia dan Tuhannya lain dari pada orang dan illah keluarga lain. Menurut kepercayaan penganut pelbegu ini, tiap orang mempunyai dua macam tubuh, yaitu yang kasar dan yang halus. Yang kasar disebut boto (jasad) dan yang halus terdiri dari dua macam yaitu noso (nafas) dan lumo-lumo (bayang-bayang). Jika mati atau meninggal, botonya kembali menjadi debu, sedangkan nosonya kembali kepada lowalangi (Tuhan). Sedangkan lumo-lumonya berubah menjadi bekhu (makhluk halus). Selama belum dilakukan upacara kematian, bekhu akan tetap berada di sekitar tempat pemakamannya. Karena menurut kepercayaan, untuk pergi ke teteholi ana'a (dunia ruh atau gaib), Ia harus lebih dahulu menyeberangi suatu jembatan yang di sana dijaga ketat oleh seorang dewa penjaga bersama mao-nya didorong masuk ke dalam neraka yang berada di bawah jembatan.

5 Menurut kepercayaan pelbegu, kehidupan sesudah mati adalah kelanjutan dari kehidupan seseorang di dunia. Orang yang kaya atau berkedudukan tinggi maka akan begitu pula keadaannya di "teteholi ana'a. Sebaliknya demikian juga bagi mereka yang miskin. Perbedaan dunia sana dengan dunia sini yaitu terletak pada keadaan "terbalik" yaitu jika di sini siang maka di sana malam, demikian juga kalimat dalam bahasa di sana serba terbalik. Menurut keterangan Bamböwö Laia, orang Nias mempercayai bahwa manusia itu hanyalah sebagai ciptaan biasa dari dewa-dewa, sebagian dari ciptaan lainnya, Manusia itu adalah "babi dewa-dewa (illah)". Bila dewa berselera memakan daging "babi" (dalam hal ini, "babi" adalah manusia) maka secara bebas dewa mengambil dan membunuh satu atau lebih "babi"nya. Itulah maka "babi" merupa kan unsur penting dalam kebudayaan Nias. Budaya megelitik dengan kepercayaan inilah maka babi tidak bisa dipisahkan dalam acara adat masyatakat Nias. D. Upacara Berbagai upacara yang ada pada masyarakat sejak manusia lahir hingga meninggal merupakan bentuk upacara inisiasi bagi pengusung budaya itu. Selain itu upacara merupakan sisitem simbol dimana individu atau kelompok masyarakat memakai simbol-simbol yang dimaksud dalam upaya mengidentifikasikan dunia mereka. adapun upacara yang umum ditemukan yaitu : a. Upacara Kelahiran Adapun urutan upacara kelahiran yang dilakukan masyarakat nias pada umumnya sebagai berikut : 1. Upacara yang idenya adalah jika anak pertama lahir, maka si ayah akan pergi ke mertua untuk menyampaikan bahwa cucunya telah lahir. Si ayah akan di beri anak babi, beras, dan lainnya oleh mertua. Pada upacara ini mertua diwajibkan membuat pesta dengan memotong babi. 2. Setelah anak berumur 1-2 bulan maka anak itu akan di beri nama. Pada kegiatan ini juga dipotong seekor babi bagi sanak keluarga dan masyarakat sekitar. 3. Penyampaian kepada pendeta atau ere agar si anak seha-sehat saja dengan persembahan yang tidak terlalu besar. 4. Pada waktu-waktu yang ditentukan ere datang ke rumah untuk memberikan do a kepada si anak dan orang tuanya menjamu ere serta ketika pulang diberikan emas atau perak. 5. Setelah berumur 3 bulan orangtua membayar jujuran kepada mertua yang dihadiri oleh ayah, ibu, dan anak yang baru lahir. b. Upacara Perkawinan Kedudukan seseorang dalam masyarakat di dapatkan dengan cara : 1. Tahap meminang yang terdiri dari upacara mengantar emas pertunangan atau mamebola dan upacara pengambilan kantong tikar atau famuli mbola.

6 2. Tahapan penentuan hari pernikahan atau fangoto-bongi yang di dalamnya juga membicarakan emas perkawinan. 3. Pernikahan atau fangualu 4. Upacara menjenguk orangtua atau fanguli-nucha c. Upacara Kematian Dalam upacara kematian untuk orang tua dengan jenis kelamin laki-laki maka pada waktu sakit dilakukan pesta memotong babi serta mendatangkan ere. Upacara ini di tekankan pada pemberian makan terakhir bagi yang sakit. 5. Bahasa Bahasa Nias atau Li Niha dalam bahasa aslinya adalah bahasa yang dipergunakan oleh penduduk di Pulau Nias. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa di dunia yang masih belum diketahui persis darimana asal bahasa ini. Bahasa Nias merupakan salah satu bahasa dunia yang masih bertahan hingga sekarang dengan jumlah pemakai aktif sekitar 1 juta orang. Bahasa ini dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik karena merupakan satu-satunya bahasa didunia yang setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Suku Nias mengenal enam huruf vokal, bukan lima seperti di daerah di Indonesia lainnya. Suku Nias mengenal huruf vokal a,e,i,u,o dan ditambah dengan ö (dibaca dengan e seperti dalam penyebutan enam ). Tak kenal konsonan double, setiap kata selalu diselingi dengan huruf vokal (misal, bilang pastor jadi pasitoro). Dalam penulisan kata yang terdapat huruf double harus menggunakan tanda pemisah (') contoh kata Ga'a dan semua kata dalam bahasa Nias asli selalu ditutup oleh huruf vokal. 6. Kesenian a. Lompat Batu Lompat batu merupakan salah satu contoh budaya yang paling terkenal dan unik. Pada acara itu, seorang pria melompat diatas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Tradisi lompat batu adalah ritual budaya Nias untuk menentukan apakah seorang pemuda itu akan di akui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani dan memenuhi syarat untuk menikah apabila dapat melompati batu setinggi 2 meter atau lebih. b. Tari Perang Tari Perang atau tari Fatele merupakan lambang ksatria para pemuda desadesa di Nias, untuk melindungi desa dari ancaman musuh, yang diawali dengan Fana a atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Ronda. Pada saat ronda itu jika ada aba-aba bahwa desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk menyerang musuh. Setelah musuh diserang, maka kepala musuh itu dipenggal untuk dipersembahkan kepada raja. Persembahan

7 ini disebut juga dengan Binu. Sambil menyerahkan kepala musuh yang telah dipenggal tadi kepada raja, para prajurit itu juga mengutuk musuh dengan berkata Aehohoi yang berarti tanda kemenangan setelah didesa dengan seruan Hemitae untuk mengajak dan menyemangati diri. Dengan membentuk tarian memutar lalu menyerahkan binu kepada raja. Setelah itu, raja menyambut para pasukan perang itu dengan penuh sukacita dengan mengadakan pesta besar-besaran. c. Tari Maena Tari Maena sering kali menjadi pertunjukan hiburan ketika suku Nias mengadakan pesta pernikahan adat. Dalam upacara pernikahan adat, pertunjukan tari Maena diselenggarakan ketika mempelai lelaki tiba dirumah mempelai wanita. Tarian ini ditarikan oleh keluarga dari pihak mempelai lelaki untuk memuji kecantikan mempelai wanita dan kebaikan keluarga pihak wanita. Tarian ini menjadi simbol untuk memuji mempelai lelaki beserta keluarganya. Sesekali, tari Maena menjadi tari penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke Pulau Nias. Dalam sebuah pertunjukan, tari Maena ditarikan oleh beberapa pasang penari lelaki dan wanita. Dari awal hingga pertunjukan usai, gerakan tari Maena didominasi dengan perpaduan gerak tangan dan kaki. Gerakannya terlihat sederhana namun tetap penuh semangat dan dinamis. d. Tari Moyo Tari moyo menandakan betapa indahnya sebuah persatuan dalam sebuah perdamaian seperti gerakan yang lemah gemulai, menunjukkan bahwa dalam keteduhan bisa mencapai cita-cita kami bagaikan elang mengarungi angkasa raya. DNA Semua manusia yang ada di dunia ini pastilah memiliki DNA. DNA merupakan singkatan dari Deoxyribonucleic Acid atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Asam Deoksiribosa Nukleat. Dalam DNA terdapat kromosom Y dan mitokondrial DNA (mtdna). Kromosom Y adalah salah satu kromosom penentu jenis kelamin dan hanya laki-laki yang memiliki kromosom Y. Kromosom Y diturunkan oleh ayah kepada anak laki-laki. Sementara mtdna, meski dimiliki laki-laki dan perempuan, tetapi hanya ibu yang dapat menurunkannya kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, mtdna dapat digunakan untuk mengkaji garis keturunan ibu. DNA juga berfungsi untuk mengetahui keturunan seseorang. Oleh karena hal tersebut ada penelitian tentang DNA pada suku Nias. Beberapa pendapat mengatakan bahwa orang nias berasal dari China, Thailand, Vietnam, Mongolia, atau Jepang jika dilihat dari segi fisik. Sementara jika ditelusuri secara tradisi lisan pendapat yang lain mengatakan suku Nias berasal dari langit, nidada. Memang

8 sangat sulit dalam memutuskan antara kebenaran akan misteri ini. Oleh sebab itulah untuk mendekati guna mendapatkan kebenaran maka cara ilmiah pun akhirnya ditempuh untuk mengetahui asal-usul suku Nias, yakni melalui tes DNA. Kegiatan Penelitian ini dilakukan oleh dua peneliti asal Belanda, yakni ahli genetika Professor Ingo Kennerknecht dari University of Münster, Jerman, dan Mannis van Oven, mahasiswa S-3 bidang Biologi Molekuler Forensik, Erasmus MC-University Medical Center Rotterdam, Belanda. Bersama dengan Direktur Museum Pusaka Nias yang juga pemerhati sejarah Nias, Pastor Yohannes Hämmerle, Professor Ingo Kennerknecht mengumpulkan 407 sampel darah atau air liur orang Nias dari berbagai klan marga yang tersebar di beberapa wilayah di Nias. Pengumpulan sampel dilakukan pada 2002 dan Dalam hal ini, mereka dibantu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nias. Di Nias Selatan, sampel diambil dari kelompok bangsawan si ulu, Fau dan Sarumaha. Sementara di Nias bagian Utara (saat itu masih belum pemekaran wilayah) sampel diambil di antaranya dari marga Hia, Ho, Daeli, Zebua, Hulu, Baeha, dan Zalukhu, serta sekelompok orang Nias lainnya yang tersebar di beberapa daerah lainnya di Nias. Dari sampel itu, DNA diekstraksi di laboratorium di Jerman. Ekstraksi itu yang kemudian dianalisis oleh Professor Ingo dan Mannis Van Oven. Analisis dilakukan dari dua perspektif yang berbeda, yakni kromosom Y dan mtdna. Dari kromosom Y terdapat dua variasi gen spesifik yang diteliti yakni Single-Nucleotide Polymorphisms (SNPs) dan Short Tandem Repeats (SRTs). Adapun mtdna dirangkai dalam satu bagian yang disebut Hypervariable Segment I (HVS-I). Dari analisis ini, mereka menemukan haplogrup yakni evolusioner golongan bertipe sama, hampir sama seperti golongan darah. Di belahan dunia yang berbeda, perbedaan haplogrup juga terjadi. Haplogrup diindikasikan dengan huruf yang diikuti oleh nomor subgrup. Contoh, Haplogrup A, dapat dibagi menjadi A1, A2, A3, dan seterusnya. Berdasarkan kajian ilmu pengetahuan, haplogrup kromosom Y di wilayah Asia Timur dan Tenggara didominasi oleh haplogrup O. Oleh karena itu, pertama-tama mereka mengidentifikasi haplogroup O dari sampel yang ada dan hasilnya semua positif. Kemudian dianalisis lagi untuk mengetahui subhaplogrup. Hal yang sama juga dilakukan pada mtdna. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa sampel kromosom Y tersebut 100 persen masuk kategori haplogroup O. Hal ini mengindikasikan rendahnya perbedaan genetik di Nias (khususnya dari garis keturunan ayah), tidak seperti daerah lainnya di Sumatera yang biasanya memiliki rentang haplogrup yang luas. Pada subhaplogrup, semua sampel (kecuali satu) masuk dalam haplogrup O1a (ditandai dengan M119). Kemudian dalam haplogrup O1a, 30 persen di antaranya masuk kategori O1a2 (ditandai dengan M110). Baik M119 dan M110 ditemukan pada suku bangsa asli Taiwan dan keduanya berkaitan dengan penyebaran ras Austronesia. Bila dilihat secara geografis, haplogrup O-M persen berada di Nias bagian tengah hingga ke utara dan jarang ditemukan di Nias bagian selatan. Dari semua populasi yang diteliti, haplogrup O-M119 mendominasi di semua tempat. Sementara,keberadaan haplogrup O-M110 di Nias Selatan mengundang tanda tanya besar karena jarang ditemukan pada populasi di daerah sekitarnya. Perbedaan yang mencolok antara Nias Selatan dengan

9 daerah lainnya di Pulau Nias juga terlihat dalam analisis STR kromosom Y. Belum jelas apakah perbedaan ini terjadi karena diferensiasi dini kelompok ini yang diikuti oleh pengasingan atau perbedaan populasi nenek moyangnya. Sementara dari analisis mtdna, ada 18 haplogrup yang ditemukan. Secara geografis, satu haplogrup ditemukan tersebar di seluruh daerah sebesar 40 persen. Haplogrup ini juga berkaitan dengan penyebaran orang Taiwan. Hampir semua haplogrup mtdna yang terdeteksi di Nias serupa dengan suku asli Asia bagian timur (dan mungkin ras Austronesia). Hanya dua haplogrup yang mungkin berasal dari Asia Tenggara (2 persen). Meskipun demikian, ruang distribusinya tidak seekstrem pada hasil kromosom Y. Ketika perbedaan tingkat genetika ini dibandingkan dengan populasi lainnya di luar Nias, jelas terlihat bahwa perbedaan genetika orang Nias sangat kecil dibanding populasi di Asia Timur, Tenggara dan Oceania, terutama kromosom Y-nya. Pengamatan ini mengindikasikan asal usul nenek moyang cukup kuat atau terjadinya hambatan dalam sejarah populasi orang Nias terutama kaum prianya. Semua tipe kromosom Y dan hampir semua tipe mtdna di Nias bisa dihubungkan dengan nenek moyang ras Austronesia yang sebagian besar berasal dari Taiwan, yang kemudian melewati Filipina dan menyebar ke Pulau-pulau di Asia Tenggara sekitar tahun lalu. Data ini didukung juga dengan bahasa Nias yang masuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Penemuan yang masih belum mencapai hasil akhir ini diteliti lebih dalam lagi. Sebab, bila dihitung secara angka, kesamaan DNA orang Nias dengan Taiwan hanya 40 persen dan sebagian kecil di Filipina. Hal ini mengindikasikan bahwa sisanya berasal dari daerah lain. Selama 10 tahun dilakukan penelitian terhadap kecocokan DNA orang Nias dengan DNA orang-orang dari beberapa daerah lainnya. Dari hasil penelitian, DNA inilah disimpulkan kalau suku Nias berasal dari Taiwan. PERSEBARAN Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut "Sigaru Tora`a" yang terletak di sebuah tempat yang bernama "Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut di atas mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias. Sementara itu penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak tahun lampau, kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam. Persebaran Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu

10 A. Bangsa Melayu Tua / ProtoMelayu Bangsa Proto Melayu memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun SM. Bangsa Proto Melayu adalah suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunani, dekat lembah Sungai Yang Tze, Cina Selatan. Alasan-alasan yang menyebabkan bangsa Melayu Tua meninggalkan daerah asalnya sebagai berikut : 1. Adanya desakan suku-suku liar yang datangnya dari Asia Tengah 2. Adanya peperangan antar suku 3. Adanya bencana alam berupa banjir akibat sering meluapnya Sungai She Kiang dan sungai-sungai lainnya didaerah tersebut. Ciri-ciri Bangsa Melayu Tua : 1. Kulit sawo matang 2. Rambut lurus 3. Badan tinggi ramping 4. Bentuk mulut dan hidung sedang Kebudayaan Bangsa Proto Melayu : 1. Termasuk kebudayaan Batu Muda (neolitikum) 2. Hasil kebudayaannya masih terbuat dari batu dan telah dikerjakan dengan sangat baik 3. Kapak Lonjong 4. Kapak persegi Keturunan Bangsa Proto Melayu : 1. Suku Toraja (Sulawesi Selatan) 2. Suku Sasak (Pulau Lombok) 3. Suku Dayak (Kalimantan Tengah) 4. Suku Nias (Pantai barat Sumatera) 5. Suku Batak (Sumatera Utara) Suku Kubu (Sumatera Selatan) B. Bangsa Melayu Muda / Deutro Melayu Bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan Bangsa Melayu Muda (Dikenal dengan kebudayaan Dongson) meliputi: 1. Kapak corong atau kapak sepatu 2. Nekara 3. Bejana perunggu KeturunanBangsa DeutroMelayu: 1. Suku Aceh 2. Suku Minangkabau 3. Suku Jawa 4. Suku Bali 5. Suku Bugis 6. Suku Makassar Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia Proto Melayu 1) Jalur Selatan melalui Thailand Selat Malaka masuk ke Indonesia. 2) Jalur Timur melalui Vietnam Taiwan Filipina masuk ke Indonesia dari arah utara.

11 Deutro Melayu Semenanjung Melayu Sumatera-tersebar ke wilayah Indonesia yang lain.

12 DAFTAR REFERENSI wiradnyana, Ketut. Legitimasi Kekuasaan pada Budaya Nias. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta:

Winda Setya M. / Najwa Ilham K. /

Winda Setya M. / Najwa Ilham K. / Winda Setya M. / 14148128 Najwa Ilham K. /14148157 Masyarakat Nias dianggap berasal dari sekelompok keturunan suku birma dan assam, tapi berbeda dengan asal usul orang batak. Ada banyak teori tentang asal

Lebih terperinci

Oleh : Jumbuh Karo K ( ) Tommy Gustiansyah P ( )

Oleh : Jumbuh Karo K ( ) Tommy Gustiansyah P ( ) Oleh : Jumbuh Karo K (13148134) Tommy Gustiansyah P (14148114) Suku Nias adalah suku bangsa atau kelompok masyarakat yang mendiami pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara. Gugusan pulaupulau yang membujur

Lebih terperinci

WAWASAN BUDAYA NIAS. Disusun Oleh : 1. Levi Alvita / Deina Safira / INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

WAWASAN BUDAYA NIAS. Disusun Oleh : 1. Levi Alvita / Deina Safira / INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA WAWASAN BUDAYA NIAS Disusun Oleh : 1. Levi Alvita /14148126 2. Deina Safira /14148131 INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Letak Geografis Pulau Nias Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatra

Lebih terperinci

MENGENAL NIAS SEBELUM KEKRISTENAN

MENGENAL NIAS SEBELUM KEKRISTENAN CROSS AND ADU MENGENAL NIAS SEBELUM KEKRISTENAN Sudah siap membahas Kondisi Ono Niha sebelum Kekristenan? KATANYA: BERASAL DARI TETEHOLI ANA A YANG DITURUNKAN DI GOMO SIHAYA-HAYA, DAN KEMUDIAN MENYEBAR

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4. Yunani. Cina. Vietnam. Yunan. Teluk Tonkin

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4. Yunani. Cina. Vietnam. Yunan. Teluk Tonkin SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4 1. Berdasarkan kesamaan artefak yang ditemukan menurut Prof. H.C Kern nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah...

Lebih terperinci

Tugas Wawasan Budaya Nusantara. Kebudayaan, DNA dan Persebaran Nias

Tugas Wawasan Budaya Nusantara. Kebudayaan, DNA dan Persebaran Nias Tugas Wawasan Budaya Nusantara Kebudayaan, DNA dan Persebaran Nias Disusun oleh: Ferry Julianto (14148107) Sri Cahyani Putri Purwaningsih (14148150) FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai perubahan telah terjadi yang diiringi dengan zaman yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai perubahan telah terjadi yang diiringi dengan zaman yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa dulu akan sangat berbeda bila dibandingkan dengan masa sekarang. Berbagai perubahan telah terjadi yang diiringi dengan zaman yang semakin berkembang. Demikian

Lebih terperinci

MASA PRA AKSARA DI INDONESIA

MASA PRA AKSARA DI INDONESIA Pola Kehidupan Manusia Purba Manusia Purba di Indonesia Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia A. Pengertian Apakah kalian sudah pernah membuat peristiwa sejarah? Tentunya setiap manusia sudah membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus sebagai salah satu unsur pokok dalam pembangunan manusia Indonesia dalam kehidupan berbangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap suku biasanya memiliki tradisi yang menjadi keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik dan peninggalan yang dimaksud masih tetap berdiri tegar diperkampunganperkampungan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah kabupaten dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertunjukan kuda lumping berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akhirnya menyebar keseluruh Indonesia termasuk di propinsi Sumatera Utara. Perkembangan pertunjukan

Lebih terperinci

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan). Kehidupan Manusia Pra Aksara Pengertian zaman praaksara Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : 7 Waktu : 10.00-11.30 No.Induk : Hari/Tanggal : Senin, 08 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka Ono Niha (Ono = anak/keturunan; Niha

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

Ketika Orang Nias Memikul Beban Tradisi

Ketika Orang Nias Memikul Beban Tradisi Ketika Orang Nias Memikul Beban Tradisi J. A. Sonjaya, M. Hum. Doesn Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM & Peneliti Pusat Studi Asia Pasifik UGM Orang Nias atau Ono Niha mengenal ungkapan bo o mbanua,

Lebih terperinci

Coon: Paleomongolid (kecoklatan) = Mongolid asli (kuning) + Weddid (hitam) Howells: keturunan 3 ras = hitam, kuning dan putih.

Coon: Paleomongolid (kecoklatan) = Mongolid asli (kuning) + Weddid (hitam) Howells: keturunan 3 ras = hitam, kuning dan putih. Coon: Paleomongolid (kecoklatan) = Mongolid asli (kuning) + Weddid (hitam) Howells: keturunan 3 ras = hitam, kuning dan putih. Ras putih di Iran pindah ke Asia Timur: menyeberang ke Jepang jadi bangsa

Lebih terperinci

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga termasuk kaya akan keragaman budaya. Beraneka ragam budaya dapat dijumpai di Negara ini. Keragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH www.bimbinganalumniui.com 1. Studi tentang kebudayaan adalah suatu studi yang mempelajari... (A) Gagasan-gagasan untuk mewujudkan tindakan dan artefak (B) Kesenian (C) Karya sastra dan cerita rakyat (D)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5 1. Kebudayaan Bascon Hoa bin adalah kebudayaan yang berasal dari wilayah Vietnam utara kemudian masuk ke Indonesia. Berikut

Lebih terperinci

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya

Lebih terperinci

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Beragam kebudayaan Indonesia di berbagai daerah seperti bahasa dan budaya yang berbeda dan keunikan yang dipengaruhi lingkungan sosial maupun ekoniminya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat membangkitkan

BAB I PENDAHULUAN. kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat membangkitkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama telah menimbulkan khayalnya yang

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 1. Hipotesis yang menyebutkan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang adalah hipotesis...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa perkembangan seni rupa Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut juga seni primitif.

Lebih terperinci

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM Cupture 2 Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM 1 Kebudayaan Austronesia yang datang dari Yunan, Sungai Yan-Tse atau Mekong, dari Hindia Belakang telah mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat dilihat bahwa adat sistem perkawinan suku Pakpak Kelasen sudah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali Masyarakat Bali saat ini merupakan hasil perkembangan masyarakat Bali yang menghuni Bali sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini terdiri dari kebudayaan-kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat

Lebih terperinci

Cover Page. The handle holds various files of this Leiden University dissertation.

Cover Page. The handle  holds various files of this Leiden University dissertation. Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/20262 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Tulius, Juniator Title: Family stories : oral tradition, memories of the past,

Lebih terperinci

FUNGSI BUDAYA MEGALITIK DI ORAHILI-GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN. ( Supsiloani, S.Sos dan Sulian Ekomila, S.Sos)

FUNGSI BUDAYA MEGALITIK DI ORAHILI-GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN. ( Supsiloani, S.Sos dan Sulian Ekomila, S.Sos) FUNGSI BUDAYA MEGALITIK DI ORAHILI-GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN ( Supsiloani, S.Sos dan Sulian Ekomila, S.Sos) ikan- ikan hias dan pantai berpasir putih. Adapun peninggalan Budaya zaman Megalitik berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa

Lebih terperinci

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja Upacara pemakaman yang dilangsungkan saat matahari tergelincir ke barat. Jenazah dimakamkan di gua atau rongga di puncak tebing batu. Sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM

TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM (bentuk bentuk diferensi sosial agama) Nama : Febrinasari SMA : Mutiara, Natar Kata diferensiasi berasal dari bahasa Inggris different yang berarti berbeda. Sedangkan sosial

Lebih terperinci

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA A. Pengertian Interprestasi Peta Unsur geografis adalah keadaan alam di muka bumi yang membentuk lingkungan geografis adalah bentang alam, letak,

Lebih terperinci

BERBAGAI RAGAM KEBUDAYAAN NIAS

BERBAGAI RAGAM KEBUDAYAAN NIAS BERBAGAI RAGAM KEBUDAYAAN NIAS Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya dan suku di dalamnya. Budaya yang ada di Indonesia sangatlah

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kearifan merupakan salah satu bagian yang melekat pada masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Kondisi lingkungan dan pengalaman belajar yang spesifik membuat masyarakat

Lebih terperinci

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah NENEK GAYUNG Nenek Gayung adalah sebuah urban legend yang berasal dari Indonesia tentang penampakan nenek misterius yang tiba-tiba muncul di tepi jalan. Menurut legendanya, Nenek Gayung merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai

Lebih terperinci

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei Laporan dari Tiongkok Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei Sabtu, 5 Mei 2018 13:06 WIB Seorang pengunjung melihat keindahan kampung budaya Shapowei di kota Xiamen, Fujian, Cina, Rabu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tumpah darahnya kepulauan Nias yang di sebut Tano Niha. Wilayah tano niha

BAB 1 PENDAHULUAN. tumpah darahnya kepulauan Nias yang di sebut Tano Niha. Wilayah tano niha BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Nias menamakan dirinya Ono Niha atau anak manusia dan tanah tumpah darahnya kepulauan Nias yang di sebut Tano Niha. Wilayah tano niha merupakan tempat yang terpencil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami tiga peristiwa penting, yaitu waktu dilahirkan, waktu menikah atau berkeluarga dan ketika meninggal dunia. Meskipun semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya terbentuk dan berkembang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di suatu tempat. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan I. PENDAHULUAN 1.1, Latar Belakang. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan Lampung Jurai Pepadun. Dapat dikatakan Jurai Saibatin dikarenakan orang yang tetap menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau dan bersifat majemuk. Kemajemukan itu berupa keanekaragaman ras,

BAB I PENDAHULUAN. pulau dan bersifat majemuk. Kemajemukan itu berupa keanekaragaman ras, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan bersifat majemuk. Kemajemukan itu berupa keanekaragaman ras, suku, dan kebudayaan di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa kebudayaan diantaranya dimulai pada masa prasejarah yang

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan, 2018 Pengenalan Lingkungan dan Potensi Daerah (Sumatera)

Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan, 2018 Pengenalan Lingkungan dan Potensi Daerah (Sumatera) Sub Topik: - Alur Persebaran Manusia di Pulau Sumatera - Suku-suku di Pulau Sumatera - Dinamika Peradaban di Pulau Sumatera Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan, 2018 Pengenalan Lingkungan dan Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Nias merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0 0 12 1 0 32 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT). Secara adimistratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya yang dimilikinya,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya yang dimilikinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya yang dimilikinya, setiap daerah mempunyai ciri tersendiri dalam hasil budaya yang dimiliki. Keberagaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing

Lebih terperinci