Analisis Performansi FHMIPv6 (Fast Handover for Hierarchical Mobile IPv6) pada Jaringan WAVE (Wireless Access in Vehicular Environment) 802.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Performansi FHMIPv6 (Fast Handover for Hierarchical Mobile IPv6) pada Jaringan WAVE (Wireless Access in Vehicular Environment) 802."

Transkripsi

1 Analisis Performansi FHMIPv6 (Fast Handover for Hierarchical Mobile IPv6) pada Jaringan WAVE (Wireless Access in Vehicular Environment) p Analysis of FHMIPv6 (Fast Handover for Hierarchical Mobile IPv6) Performance in WAVE (Wireless Access In Vehicular Environment) p Network Wilis Tirta N 1, Fazmah Arif Yulianto 2, Anton Herutomo 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom 1 wilistirta@gmail.com, 2 faz@telkomuniversity.ac.id, 3 anton.herutomo@gmail.com Abstrak Mobile IPv6 (MIPv6) adalah protokol internet pada jaringan IPv6 yang mendukung mobilitas user sehingga user tetap dapat terkoneksi dengan internet meskipun harus berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain. Proses perpindahan jaringan dalam MIPv6 dilakukan secara otomatis sehingga koneksi user dengan internet tetap berjalan dengan baik tanpa terputus meskipun user berpindah dari jangkauan suatu jaringan ke jangkauan jaringan lainnya atau yang biasa disebut dengan handover. Proses handover yang banyak memakan waktu menjadi salah satu hal penyebab terganggunya konektivitas dan bahkan dapat mengakibatkan terputusnya jaringan pada mobile user. Pada Mobile IPv6 terdapat beberapa metode dalam proses handover, salah satunya adalah Fasthandover for Hierarchical MIPv6 atau FHMIPv6. Tugas akhir ini membandingkan performa FHMIPv6 dengan MIPv6 dalam menangani handover pada jaringan Wireless Access in Vehicular Environments (WAVE) berdasarkan karakteristik perubahan kelajuan dan jumlah mobile node pada lingkungan urban dan highway melalui simulasi yang dilakukan dengan NS2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa performa dari FHMIPv6 lebih unggul dibandingkan dengan MIPv6. Kedua protokol tersebut mengalami peningkatan handoff latency dan delay serta penurunan throughput dan PDR pada kondisi mobilitas node yang padat. Penurunan performa tersebut terjadi pula pada lingkungan dengan kelajuan mobile node yang tinggi, namun hasil pengujian pada skenario perubahan kelajuan mobile node menunjukkan besar delay yang stabil. Kata Kunci: Mobile IP, MIPv6, FHMIPv6. Abstract Mobile IPv6 (MIPv6) is an internet protocol on IPv6 network that supports user mobility, so that the user stay connected to the Internet even though the user should move from one network to others. The process of network moving on MIPv6 is performed automatically so that the connection of user to the Internet continues to run well without interruption even if the user moves from the range of a network to the range of other networks or commonly called as handover. When the handover process takes a long time, it will be one that causes distruption of connectivity and can even lead to the lost connection of mobile user. In the Mobile IPv6, there are several methods in the handover process, one of them is Fasthandover for Hierarchical MIPv6 or FHMIPv6. The Final project is to compare the performance of FHMIPv6 and MIPv6 on the network Wireless Access in Vehicular Environments (WAVE) based on the change of velocity and the number of mobile nodes in the urban environment and the highway through simulations conducted with NS2. The test results show that the performance of FHMIPv6 is better than MIPv6. The increase of the handoff latency and delay as well as the decrease in throughput and PDR in the crowded environments occur in both of these protocol. The decrease performance also happends in high velocity of mobile node environment, but the result of testing on these change of velocity of mobile nodes scenarios show the value of a stable delay. Keywords: Mobile IP, MIPv6, FHMIPv6. 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi telah membawa berbagai perubahan terhadap pola hidup manusia, salah satunya adalah kecenderungan untuk selalu ingin terhubung dengan internet kapanpun dan di manapun. Riset yang diadakan pada 2012 menunjukkan bahwa sebanyak 65% pengguna internet Indonesia lebih sering terkoneksi melalui ponsel [11] yang dapat mendukung mobilitas pengguna internet tersebut dan nilai tersebut akan terus meningkat. Tidak sedikit pula para pengguna internet menggunakan berbagai layanan internet ketika

2 sedang berkendara bahkan berbagai macam kendaraan saat ini secara otomatis sudah terhubung dengan internet untuk berbagai macam keperluan. Salah satu teknologi pada jaringan IPv6 yang mendukung akses data dari user yang bergerak adalah protokol Mobile IPv6 (MIPv6). Dalam mobilitasnya, user yang berada pada suatu jangkauan sebuah jaringan dapat berpindah jangkauan jaringan lain. Proses tersebut secara otomatis dapat ditangani dengan suatu mekanisme yang disebut dengan handover sehingga memungkinkan konektivitas mobile user tersebut tetap terjaga. Proses handover yang banyak memakan waktu menjadi salah satu hal penyebab terganggunya konektivitas dan bahkan dapat mengakibatkan terputusnya jaringan pada mobile user. Dalam perkembangan MIPv6 dilahirkan beberapa protokol-protokol baru dengan tujuan untuk meningkatkan konektivitas mobile user tersebut, salah satunya adalah Fast handover for Hierarchical Mobile IPv6 (FHMIPv6) yang merupakan penggabungan mekanisme Hierarchical Mobile IPv6 (HMIPv6) dengan teknologi Fast handover for Mobile IPv6 (FMIPv6). [6] Pada tugas akhir ini diujikan protokol handover FHMIPv6 dengan menggunakan NS2 pada jaringan Wireless Access for Vehicular Environments (WAVE) yang juga dikenal dengan IEEE p. WAVE merupakan amandemen dari IEEE atau yang lebih dikenal dengan Wireless Fidelity (Wi-Fi). [13] WAVE diperlukan untuk mendukung Intelligent Transportasion System (ITS) pada komunikasi jarak dekat yang dapat dikombinasikan dengan berbagai fasilitas multimedia untuk meningkatkan layanan terhadap user dan memberikan layanan data dengan kecepatan tinggi dan efisien. Performa FHMIPv6 pada jaringan WAVE diuji melalui simulasi pada lingkungan urban dan lingkungan highway dengan karakteristik mobilitas masing-masing. Pada setiap lingkungan simulasi tersebut terdapat masing-masing skenario perubahan kelajuan dan perubahan jumlah mobile user. Performansi FHMIPv6 dapat dilihat dengan membandingkan hasil simulasi protokol FHMIPv6 dengan mekanisme standar MIPv6 berdasarkan parameter delay, throughput, packet delivery ratio (PDR), dan handoff latency. Hasil analisis yang diperoleh dapat menggambarkan performansi FHMIPv6 terhadap pengaruh jumlah dan kelajuan mobile user yang berada pada lingkungan urban maupun highway. 2. Dasar Teori 2.1 FHMIPv6 Prosedur Fast handover for Hierarchical MIPv6 atau FHMIPv6 digunakan agar dapat menggabungkan mekanisme Hierarchical MIPv6 (HMIPv6) dan Fast handover for MIPv6 (FMIPv6). Apabila pada mekanisme FMIPv6 terdapat oar sebagai penanggung jawab dalam mem-forward-kan paket setelah MN melakukan handover, maka dalam FHMIPv6 yang bertanggung jawab menangani tugas tersebut adalah MAP. Hal ini dapat mengurangi handoff latency yang dikarenakan paket yang di-forward-kan tidak perlu menempuh jalur yang panjang akibat adanya penambahan MAP diantara oar dengan MN yang sudah berada pada foreign network. Gambar 1. Prosedur pengiriman pesan pada FHMIPv6 [6] Selain itu, trafik pada FMIPv6 pada jaringan hierarchy yang akan dialihkan pada saat oar menerima F-BU akan mengakibatkan hilangnya paket-paket dari oar yang ditujukan ke ocoa pada saat MN melakukan handoff sesaat setelah mengirimkan pesan F-BU namun pesan F-BU tersebut belum diterima oleh oar. Hal tersebut akan mengakibatkan meningkatnya handoff latency dan packet loss. Sehingga pada FHMIPv6 dilakukan

3 penungguan sampai koneksi terputus dengan menunggu F-BAck pada link yang lama untuk memulai handover, sehingga ketika F-BAck diterima, tidak terjadi hilangnya paket yang dikirim ke ocoa dan paket yang dialihkan ke ncoa akan ditampung dalam buffer sehingga tidak ada packet loss. F-BAck akan berperan sebagai semacam sinkronisasi paket yang memberikan informasi bahwa paket yang dikirim ke ncoa sudah menunggu atau sudah sampai di nar sehingga handover latency pada jaringan wired dapat dikurangi. FHMIPv6 menggunakan mekanisme recovery yang sama dengan mekanisme pada FMIPv6 dimana MN harus melakukan prosedur-prosedur dalam jangka waktu yang dimulai ketika MN akan melakukan handover sampai MN benar-benar harus melakukan handover karena terputusnya koneksi dengan oar. [6] 2.2 WAVE Wireless Access in Vehicular Environments (WAVE) merupakan standar yang digunakan untuk komunikasi antarkendaraan atau vehicle-to-vehicle (V2V) yang merupakan standar p. Selain itu WAVE juga menyediakan layanan pertukaran data antara kendaraan dan infrastruktur jaringan yang berada di jalanan atau vehicle-to-infrastructure (V2I). Jaringan WAVE mendefinisikan perangkat tambahan untuk , yang biasa dikenal dengan Wi-Fi, yang diperlukan untuk mendukung aplikasi Intelligent Transportation Systems (ITS), yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan tinggi dan efisien. The Institute of Electrical and Electronics Engineer (IEEE) 1609 merupakan standar pada layer yang lebih tinggi dalam jaringan WAVE yang mendefinisikan arsitektur dan standarisasi layanan dan antarmuka yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi nirkabel dan akses fisik untuk kecepatan tinggi hingga 27 MB/s pada jarak dekat (hingga 1000m) dengan latency rendah. Standar IEEE 1609 terdiri dari tiga standar, empat standar lain tidak dipublikasikan, seperti yang digambarkan pada tabel 2.1 berikut. Standar IEEE p yang merupakan amandemen dari standar IEEE , yang dikenal dengan Wifi, mendukung Intelligence Transportation System (ITS) yang memberikan fasilitas komunikasi pada kendaraan atau node yang bergerak dengan kecepatan tinggi pada frekuensi 5,9 GHz (5,85 s/d 5,925 GHz). Secara umum, IEEE p dan IEEE masing-masing digunakan untuk menggambarkan layer fisik dan Media Access Control (MAC). Sementara IEEE digunakan untuk menggambarkan layer network dan transport, dan IEEE menggambarkan fungsi dan layanan keamanan. 3. Proses Simulasi Perancangan Sistem Gambar 2. Topologi jaringan Pada tugas akhir ini dilakukan simulasi untuk menguji performansi FHMIPv6 pada jaringan WAVE dengan menggunakan simulator NS2. Performansi dievaluasi dengan pengujian melalui skenario perubahan jumlah node dan perubahan kelajuan node masing-masing pada lingkungan perkotaan (urban) dan jalan tol (highway). Gambar 2 di atas merupakan topologi jaringan yang akan digunakan dalam sistem, terdiri dari Home Agent (HA) dan Correspondent Node (CN) yang terhubung ke Central Router (CR) melalui Intermediate Router

4 (IR) dengan bandwidth masing-masing sebesar 100Mb. Pada FHMIPv6, fungsionalitas dari Mobility Anchor Point (MAP) ditambahkan pada CR, dan domain micro-mobility dibentuk oleh CR, IR dan AR. Kemudian terdapat enam buah Access Router (AR) yang disusun pada tepi jalan dan terhubung dengan CR melalui IR dan setiap IR tersebut menangani dua buah AR. Simulasi pada domain wireless dilakukan pada jaringan WAVE p dimana setiap AR memiliki jangkauan area dengan radius sebesar 1 km [13]. Agar mendekati kenyataan, secara teori setidaknya terdapat 20% dari area jangkauan AR tersebut saling tumpang tindih (overlap) dengan AR yang berada di dekatnya sehingga antar AR yang satu dengan yang lain pada sistem disusun dengan jarak sebesar 1,6 km, dengan kata lain terdapat area sebesar 400 m yang merupakan daerah overlap antara dua buah AR yang saling berdekatan. [3] Parameter Pengukuran Performansi Jaringan Delay Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung ketika paket data dikirimkan hingga data diterima oleh receiver. Standarisasi nilai delay menurut versi ITU-T (International Telecommunication Union - Telecommunication) G.144 adalah sebagai berikut. Tabel 1. Standarisasi Delay [6] Kategori Latency Besar Delay Baik < 150 ms Cukup 150 s/d 400 ms Buruk > 400 ms Throughput Throughput adalah kecepatan rata-rata data yang diterima oleh suatu suatu node dalam selang waktu tertentu yang dinyatakan dalam Kbps. Throughput merupakan bandwidth aktual yang diterima oleh user. Packet Delivery Ratio (PDR) PDR atau perbandingan paket terkirim adalah perbandingan jumlah paket data yang berhasil diterima dengan jumlah paket data yang dibangkitkan yang dinyatakan dalam persen. Sedangkan untuk jumlah paket yang gagal diterima atau packet loss, secara umum terdapat tiga kategori penurunan kualitas jaringan sesuai dengan versi ITU-T G.144 yaitu packet loss dengan nilai dibawah 3% termasuk dalam kategori baik, 15% masuk dalam kategori cukup, dan lebih dari 25% menunjukkan kualitas jaringan yang buruk. [6] Handoff latency Handoff latency merupakan waktu yang terhitung sejak paket terakhir dari rute pengiriman paket lama hingga paket pertama diterima oleh mobile node dari rute pengiriman paket baru setelah terjadinya handover. 4. Pengujian dan Analisis Skenario Pengujian Mobilitas node pada simulasi dibagi ke dalam lingkungan urban dan lingkungan highway. Karakteristik mobilitas pada lingkungan urban adalah kelajuan kendaraan-kendaraan yang melewatinya cenderung rendah sedangkan pada lingkungan highway kelajuan kendaraan cenderung jauh lebih tinggi. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 ayat 5 tentang Batas Kecepatan Kendaraan yang menyatakan bahwa batas kecepatan maksimum dalam kota adalah 50 km/jam, pemukiman (keramaian) 25 km/jam, dan jalan bebas hambatan 100 km/jam. Pengujian dilakukan dengan skenario perubahan kelajuan node dan perubahan jumlah node pada masing-masing lingkungan urban dan highway dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Skenario perubahan kelajuan node lingkungan urban Jumlah Node Kelajuan Node (km/j) Tabel 3. Skenario perubahan jumlah node lingkungan urban Jumlah Node Kelajuan Node (km/j) Tabel 4. Skenario perubahan kelajuan node lingkungan highway Jumlah Node Kelajuan Node (km/j) Tabel 5. Skenario perubahan jumlah node lingkungan highway Jumlah Node Kelajuan Node (km/j)

5 4. 2. Analisis Hasil Pengujian Perubahan Jumlah Node Hasil pengujian pada skenario perubahan jumlah node dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3. Grafik delay terhadap perubahan jumlah node lingkungan urban Gambar 4. Grafik PDR terhadap perubahan jumlah node lingkungan highway Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah node mengakibatkan delay antar hop semakin besar, sedangkan Gambar 4 menunjukkan pada skenario bertambahnya jumlah node mengakibatkan paket yang diterima menurun, baik pada MIPv6 maupun FHMIPv6. Gambar 5. Grafik throughput terhadap perubahan jumlah node lingkungan urban Gambar 6. Grafik handoff latency terhadap perubahan jumlah node lingkungan highway Gambar 5 dan 6 dapat dilihat bahwa performansi baik MIPv6 maupun FHMIPv6 menurun yang ditunjukkan dengan meningkatnya handoff latency dan turunnya throughput ketika jumlah node bertambah. Jumlah node yang semakin besar menghasilkan signaling load yang besar pula sehingga akan menyebabkan trafik jaringan semakin tinggi. Packet loss yang terjadi bisa berasal dari Neighbor Discovery (ND) atau bisa juga berasal dari HA. Besarnya trafik jaringan dan waktu akses yang besar tidak didukung oleh kemampuan buffer ND untuk menampung paket dengan alamat tujuan sama yang terbatas. Hal ini menyebabkan banyaknya paket yang didrop dari buffer ND tersebut sehingga paket-paket tersebut tidak akan dikirim melalui wireless channel dan menyebabkan throughput jaringan menurun. Packet loss juga dapat terjadi pada HA apabila lifetime BU untuk CN dan HA expired. Semakin banyak jumlah node menyebabkan packet loss pada HA juga semakin besar. Hal tersebut dikarenakan MN harus menunggu BAck dari MAP untuk mengirim BU ke CN dan HA yang dapat memakan banyak waktu dan menyebabkan throughput jaringan menurun ketika terjadi high congestion pada wireless channel Analisis Hasil Pengujian Perubahan Kelajuan Node Hasil pengujian pada skenario perubahan kelajuan node dapat dilihat pada gambar berikut.

6 Gambar 7. Grafik delay terhadap perubahan kelajuan node lingkungan urban Gambar 8. Grafik PDR terhadap perubahan kelajuan node lingkungan highway Pada gambar 7 dan 8 di atas menunjukkan bahwa perubahan kelajuan node tidak mempengaruhi delay. Namun kelajuan node yang semakin besar akan mengakibatkan jumlah paket yang diterima menurun atau dengan kata lain jumlah paket yang hilang (packet loss) semakin besar. Gambar 9. Grafik throughput terhadap perubahan kelajuan node lingkungan urban Gambar 10. Grafik handoff latency terhadap perubahan kelajuan node lingkungan highway Gambar 9 dan 10 menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah node mengakibatkan throughput MIPv6 maupun FHMIPv6 menurun dan handoff latency keduanya meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah node mengakibatkan traffic yang berupa data maupun signaling load membebani jaringan meningkat sehingga mengakibatkan menurunnya performa jaringan tersebut Analisis Keseluruhan Hasil Pengujian Pada dasarnya, jarak di mana MN dapat memperbarui entitas untuk mem-forward-kan pesan pada domain wired pada FHMIPv6 lebih dekat apabila dibandingkan dengan yang terdapat pada MIPv6. MN yang melakukan handoff pada dua buah AR hanya perlu mengirimkan informasi handoff tersebut kepada MAP saja sehingga dapat mengurangi handoff latency dan delay pada mekanisme FHMIPv6. Selain itu MAP yang bertanggung jawab dalam pengalihan paket dapat memberikan keuntungan berupa waktu paket-paket untuk dapat sampai ke tujuan menjadi lebih singkat. Hal ini berbeda dengan mekanisme pada MIPv6 yang mengharuskan MN menginformasikan terjadinya handoff pada HA dan CN yang berada jauh dari MN sehingga mempengaruhi delay pengiriman paket data. Namun meskipun end to end delay meningkat, nilai delay tersebut tidak melebihi 150 ms, di mana nilai tersebut menunjukkan kondisi jaringan MIPv6 maupun FHMIPv6 tetap berada dalam kategori baik, meskipun dilakukan penambahan jumlah node, berdasarkan standar rekomendasi ITU-T G.114. Jumlah node yang semakin besar menghasilkan signaling load yang besar pula hingga mencapai lebih dari 20% dari total data yang dikirimkan oleh node sehingga akan menyebabkan trafik jaringan semakin tinggi. Trafik jaringan yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya packet loss yang berasal dari proses Neighbor

7 Discovery (ND) pada AR atau dapat berasal dari HA. Besarnya trafik jaringan dan waktu akses yang besar tidak didukung oleh kemampuan buffer AR untuk menampung paket dengan alamat tujuan sama yang terbatas. Hal ini menyebabkan banyaknya paket yang didrop dari buffer ND tersebut sehingga paket-paket tersebut tidak akan dikirim melalui wireless channel dan menyebabkan throughput jaringan menurun. Packet loss juga dapat terjadi pada HA apabila lifetime BU untuk CN dan HA expired. Semakin banyak jumlah node menyebabkan packet loss pada HA juga semakin besar. Hal tersebut dikarenakan MN harus menunggu BAck dari MAP untuk mengirim BU ke CN dan HA yang dapat memakan banyak waktu dan menyebabkan throughput jaringan menurun ketika terjadi high congestion pada wireless channel. Sedangkan bertambahnya kelajuan mobile node tidak mempengaruhi latency atau end to end delay pengiriman data. Pada mekanisme FHMIPv6, MN dan MAP melakukan mekanisme bahkan sebelum MN melakukan handoff sehingga dapat memperkecil latency dan penundaan pengiriman data. Pengalihan trafik dari oar ke nar juga ditangani dengan baik sehingga mekanisme tersebut memberikan throughput jaringan yang lebih baik dan kemungkinan paket didrop akan lebih kecil apabila dibandingkan dengan MIPv6. Pesan signaling pertama dari fast handover (PrRtSol) ketika sampai di tujuan akan memicu adanya pengiriman pesan HI, kemudian AR akan menyiapkan untuk membentuk link layer address sebelum mem-forward-kan paket data ke MN. Prosedur ND dapat terjadi setelah paket pertama yang diterima nar yang merupakan BAck yang dikirim oleh MAP. Pada topologi hierarchical, BAck tidak selalu diikuti dengan paket data karena HA dan CN belum ter-update dan paket didrop oleh HA, sehingga memberikan tambahan waktu kepada nar untuk membentuk link layer address. Namun ketika MN bergerak dengan kelajuan yang lebih tinggi, prosedur-prosedur handover tersebut berkemungkinan kecil untuk dapat diselesaikan seluruhnya. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya packet loss dan menurunnya throughput jaringan. Tetapi meskipun demikian, FHMIPv6 tetap menunjukkan performa yang lebih baik apabila dibandingkan dengan MIPv6. Hal ini dikarenakan mekanisme handover pada MIPv6 ditangani oleh HA dan CN sehingga apabila MN bergerak dengan kelajuan yang tinggi, MN membutuhkan mekanisme penanganan handover yang lebih cepat sedangkan apabila kondisi trafik padat maka HA dan CN akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menangani proses handover dan menyebabkan packet loss yang besar. Pada skenario penambahan jumlah node maupun perubahan kelajuan node lingkungan urban, nilai PDR pada MIPv6 berada di bawah 97% atau packet loss pada skenario tersebut lebih dari 3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa MIPv6 tidak memenuhi kriteria kualitas jaringan yang baik berdasarkan standar rekomendasi ITU-T G.114. Sedangkan nilai PDR FHMIPv6 selalu berada di atas 97% atau dengan kata lain packet loss FHMIPv6 pada setiap skenario kurang dari 3% sehingga menunjukkan kualitas jaringan yang baik berdasarkan standar rekomendasi ITU-T G Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisa terhadap protokol FHMIPv6 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. FHMIPv6 memiliki performa yang lebih baik dari MIPv6 apabila dilihat dari delay, throughput, PDR, maupun handoff latency. Kelajuan maupun jumlah mobile node yang semakin besar mengakibatkan performansi FHMIPv6 maupun MIPv6 menurun yang dapat dilihat dari nilai handoff latency yang semakin besar. Kelajuan mobile node tidak berdampak secara langsung pada delay karena mekanisme handover tetap dapat ditangani dengan baik meskipun mobile node bergerak dalam kelajuan yang tinggi. Sedangkan jumlah mobile node mempengaruhi besar delay, karena semakin besar jumlah mobile node mengakibatkan meningkatnya trafik jaringan sehingga membebani jaringan dan membuat delay semakin besar. Hasil pengujian MIPv6 maupun FHMIPv6 menunjukkan kualitas jaringan yang baik berdasarkan standar rekomendasi ITU-T G.114 apabila dilihat dari nilai delay yang tidak melebihi 150 ms

8 Nilai PDR dan throughput jaringan dipengaruhi oleh kelajuan dan jumlah mobile node. PDR maupun throughput akan menurun apabila kelajuan mobile node meningkat atau apabila jumlah mobile node bertambah sehingga mengakibatkan performa jaringan menurun. Hasil pengujian menunjukkan performansi FHMIPv6 yang lebih baik apabila dibandingkan dengan MIPv6 dan menunjukkan menunjukkan kualitas jaringan yang baik berdasarkan standar rekomendasi ITU-T G.114 apabila dilihat dari nilai PDR FHMIPv6 yang lebih besar dari 97%, atau dengan kata lain nilai packet loss yang tidak melebihi 3% Saran Untuk pengembangan tugas akhir ini diharapkan dapat dilakukan pengujian pada jaringan selain p dan dengan trafik yang bervariasi. Penambahan background traffic juga perlu dilakukan agar simulasi mendekati kondisi riil. Selain itu diharapkan untuk dapat dilakukan pengujian dengan peta simulasi yang lebih luas dan dengan durasi pengujian yang lebih besar dengan tetap memperhatikan spesifikasi hardware dan software yang memadai. Daftar Pustaka : [1] B. Li, M. S. Mirhashemi, X. Laurent and J. Gao, "Wireless Access for Vehicular Environments". [2] B. Wirawan, A. and I., Mudah Membangun Simulasi dengan Network Simulator-2 (NS-2), Yogyakarta: ANDI, [3] C. G. Panayiotou and C. G. Cassandras, "Call Allocation in Cellular Communication Systems with Overlapping Coverage," Dept of Manufacturing Engineering, Boston, [4] D. Johnson, C. Perkins and J. Arkko, "Mobility Support in IPv6," Internet Society, [5] E. R. Koodli, "Mobile IPv6 Fast Handovers," IETF, [6] H. Jung, H. Soliman, S. J. Koh and J. Y. Lee, "Fast Handover for Hierarchical MIPv6 (F-HMIPv6)," IETF, [7] H. Soliman, C. Castelluccia, K. ElMalki, L. Bellier, "Hierarchical Mobile IPv6 (HMIPv6) Mobility Management," IETF, [8] ITU-T, " ITU-T Recommendation G.114: "One-way transmission time"". [9] J. Febrian, Kamus Komputer & Teknologi Informasi, Bandung: Penerbit Informatika, [10] O. Z. Tamin, "Hubungan Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalulintas di Ruas Jalan H.R. Rasuna Said (Jakarta)," Teknik Sipil ITB, Bandung. [11] P. Marius and F. Pinontoan, Penggunaan Internet Sektor Bisnis 2013, Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, [12] PT Jasamarga, "Volume Lalu Lintas," PT Jasamarga, [Online]. Available: [13] R.a.I.T.A, "ITS Standards Fact Sheets," [14] S. Yankov and S. Wiethoelter, Handover Blackout Duration of Layer 3, Berlin: Telecommunication Networks Group, [15] "SUMO - Simulation of Urban MObility," [Online]. Available: [16] X. P'erez-Costa, M. Torrent-Moreno and H. Hartenstein, "A Performance Comparison of Mobile IPv6, Hierarchical Mobile," 2003.

Keywords: Mobile IP, FMIPv6, WAVE, NS-2, SUMO Syadwina Mayhani 1, Fazmah Arif Yulianto, ST., MT. 2, Anton Herutomo, S.T., M.Eng.

Keywords: Mobile IP, FMIPv6, WAVE, NS-2, SUMO Syadwina Mayhani 1, Fazmah Arif Yulianto, ST., MT. 2, Anton Herutomo, S.T., M.Eng. ANALISIS PERFORMANSI FMIPV6 (FAST HANDOVER MOBILE IPV6) PADA JARINGAN WIRELESS ACCESS IN VEHICULAR ENVIRONMENT (WAVE) 802.11P PERFORMANCE ANALYSIS OF FMIPV6 (FAST HANDOVER MOBILE IPV6) ON WIRELESS ACCESS

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5870

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5870 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5870 ANALISIS PERFORMANSI FMIPV6 (FAST HANDOVER MOBILE IPV6) PADA JARINGAN WIRELESS ACCESS IN VEHICULAR ENVIRONMENT (WAVE) 802.11P

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kecelakaan pada kendaaraan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya [1]. Bahkan banyak orang terluka dan korban mati terjadi di jalan raya diakibatkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alamat IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya

Lebih terperinci

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6 Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6 Nur Hayati 1, Prima Kristalina 2, M. Zen S. Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad-hoc Network (VANET) merupakan perkembangan dari Mobile Adhoc Network (MANET). Perbedaan utama antara kedua sistem tersebut dimana VANET adalah jaringan

Lebih terperinci

MEKANISME FAST HANDOVER UNTUK PROSES MOBILITY MANAGEMENT DI MOBILE IPv6

MEKANISME FAST HANDOVER UNTUK PROSES MOBILITY MANAGEMENT DI MOBILE IPv6 MEKANISME FAST HANDOVER UNTUK PROSES MOBILITY MANAGEMENT DI MOBILE IPv6 Rokhmat Wahyuanto 1, Ir. Prima Kristalina, MT 2, Haryadi Amran Darwito, S.ST 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET

ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET Daniel Martua Helya Sitompul, I Gde Dharma Nugraha Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan bergerak, atau yang lebih populer dengan nama Mobile Network (MN), adalah sekumpulan node yang dapat berpindah-pindah tempat dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE Aditya Pratomo Sarwoko / 0622008 surel: adityapratomosarwoko@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

NETWORK MANAGEMENT TASK 2 NETWORK MANAGEMENT TASK 2 DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017 SNMP information based routing mechanism for fast handoff

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Implementasi Simulasi Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain : 1. sizemobile

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang VANET (Vehicular Ad Hoc Network) adalah bagian dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana setiap node yang berada pada cakupan suatu jaringan bisa bergerak dengan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA SIMULASI DAN EVALUASI PROTOKOL ROUTING AODV,AOMDV, DAN OLSR PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK (VANET) MENGGUNAKAN NS2 DAN SUMO DI SEKITAR JALAN HR RASUNA SAID JAKARTA TUGAS AKHIR Syahrul Hidayat NIM: 1102001027

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Internet akhir-akhir ini telah membuat Internet Protokol (IP) yang merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI MOBILE IPV6 DENGAN FAST HANDOVER MOBILE IPV6

ANALISA PERFORMANSI MOBILE IPV6 DENGAN FAST HANDOVER MOBILE IPV6 ANALISA PERFORMANSI MOBILE IPV6 DENGAN FAST HANDOVER MOBILE IPV6 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Aletheia Anggelia Tonoro 1, Hartanto Kusuma Wardana 2, Saptadi Nugroho 3 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah cepat demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Perkembangan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi memiliki dampak yang besar terhadap efisiensi dan kemudahan pengguna pada sistem transportasi, diantaranya memeberikan informasi seperti kondisi cuaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wireless Local Area Network (WLAN) mesh network yang merupakan bagian dari Wireless Mesh Network (WMN) adalah suatu perkembang teknologi jaringan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik Simulation and Analysis of Mobile IPv6 By Using OMNeT++ Simulator Gede Pradipta Yogaswara Undergraduate Program, Faculty of Industrial Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Sofian Wiranandi 1,. Gandeva Bayu Satrya, ST.,MT 2, Tri Brotoharsono, ST., MT 3

Sofian Wiranandi 1,. Gandeva Bayu Satrya, ST.,MT 2, Tri Brotoharsono, ST., MT 3 Analisis Perbandingan Performansi Fast Handover pada Proxy Mobile IPv6 (FPMIPv6) dan Hierarchical Mobile IPv6 (FHMIPv6) menggunakan IEEE 82.21 Media Independent Handover Function pada Heterogeneous Network

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN COVERAGE AREA DAN ANALISA HASIL PENGUKURAN NILAI RSSI MENGGUNAKAN TOPOLOGY MESH WI-FI DALAM IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WI-FI SMART CITY Stevent Leonard Naibaho / 0522109 Email : steventln2011@gmail.com

Lebih terperinci

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-464 Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data merupakan suatu hal yang memiliki andil besar atau alasan khusus mengapa komputer digunakan. Ketersediaan data menjadi salah satu hal yang sangat penting pada

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan internet berbasis TCP/IP saat ini mendukung komunikasi end-to-end dengan fixed path antar peers yang tersedia [8], koneksi yang selalu tersedia dan maksimum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN. ABSTRAK VPN merupakan sebuah teknologi yang hadir sebagai solusi dari tuntutuan user yang menginginkan proses pengiriman data yang lebih aman dan sudah banyak dipakai oleh Service Provider pada jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI ROUTING PROTOKOL GPSR, GyTAR, DAN B-MFR PADA VANET UNTUK INTER VEHICLE COMMUNICATION

ANALISIS PERFORMANSI ROUTING PROTOKOL GPSR, GyTAR, DAN B-MFR PADA VANET UNTUK INTER VEHICLE COMMUNICATION ANALISIS PERFORMANSI ROUTING PROTOKOL GPSR, GyTAR, DAN B-MFR PADA VANET UNTUK INTER VEHICLE COMMUNICATION PERFORMANCE ANALYSIS OF GPSR, GyTAR, AND B-MFR ROUTING PROTOCOL IN VANET FOR INTER VEHICLE COMMUNICATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Eri Sugiantoro Laboratory for Telecommunication Networks Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111 Tel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu 42 BAB 3 KONSEP MOBILE IP 3.1 Mobile IPv4 Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu lokasi ke lokasi yang lain pada jaringan IPv4 dan memelihara proses komunikasi yang aktif

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini ditampilkan hasil dari simulasi yang telah dilakukan pada tahap penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET

ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET ANALISIS KINERJA POLA-POLA TRAFIK PADA BEBERAPA PROTOKOL ROUTING DALAM JARINGAN MANET Didik Imawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Januari 29

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1485 ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan

Lebih terperinci

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Tugas Akhir - 2011 ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI PROTOKOL ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) DAN OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Widianto Wahyu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA Bambang Sugiantoro 1, Yuha Bani Mahardhika 2 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi berkembang dengan pesatnya, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan mengakses informasi pun semakin mudah. Perangkat mobile

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Internet akhir-akhir ini telah membuat Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK PERFORMANCE ANALYSIS OF MAXPROP ROUTER ON VEHICULAR AD HOC NETWORK BASED DELAY TOLERANT NETWORK Yasir Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nirkabel menjadi area yang paling berkembang di bidang jaringan dan telekomunikasi. Jaringan dengan teknologi tersebut dapat mempertukarkan suara, data, dan

Lebih terperinci

Bab 3 Parameter Simulasi

Bab 3 Parameter Simulasi Bab 3 Parameter Simulasi 3.1 Parameter Simulasi Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini memakai varian jaringan wireless mesh yaitu client mesh. Dalam hal ini akan digunakan client mesh dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

OPTIMASI CROSS LAYER UNTUK PROTOKOL DYNAMIC SOURCE ROUTING PADA KOMUNIKASI ANTAR KENDARAAN BERBASIS VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs)

OPTIMASI CROSS LAYER UNTUK PROTOKOL DYNAMIC SOURCE ROUTING PADA KOMUNIKASI ANTAR KENDARAAN BERBASIS VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) TUGAS AKHIR - TE 141599 OPTIMASI CROSS LAYER UNTUK PROTOKOL DYNAMIC SOURCE ROUTING PADA KOMUNIKASI ANTAR KENDARAAN BERBASIS VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) Kevianda Kamarullah NRP 2213 100 174 Dosen

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK

EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK Veronica Windha Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Laporan Penelitian Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : Hasan Mustafa NIM : 672008322 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed Pada gambar 4.1 adalah lokasi testbed yang akan diambil datanya. Lokasi testbed berada di lingkungan fakultas teknik Universitas, tiga buah router diletakkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan akan flexibilitas komunikasi pada jaringan menuntut teknologi untuk mengembangkan komunikasi yang lebih flexible, dapat bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC SONY CANDRA D. NRP 5104 100 008 Dosen Pembimbing Ir. Muchammad Husni, M.Kom. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN ANALISA UNJUK KERJA JARINGAN BERBASISKAN MOBILE IPV4 Alex 0700726464 Shendy Jayadi

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-49 Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami Hasbi As Shiddi

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS Aries Pratiarso, M. Zen Samsono Hadi, Dwi Ayu Rahmadita Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

Lebih terperinci