PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA"

Transkripsi

1 BAB II PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA Pada bab ini akan diuraikan mengenai permasalahan GKPB Jemaat Philia di Amlapura yaitu mengenai Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia, Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia, Fasilitas GKPB Jemaat Philia, Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia, Permasalahan pada GKPB Jemaat Philia serta Pemecahan Masalah GKPB Jemaat Philia. 2.1 Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia Pada pembahasan mengenai Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Kondisi Non Fisik dan Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia berdasarkan hasil pengamatan dan observasi dilapangan yang dilakukan oleh penulis. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 8

2 2.1.1 Kondisi Non Fisik GKPB Jemaat Philia Pada pembahasan mengenai Kondisi Non Fisik GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Jumlah Jemaat, Bidang Kegiatan, Jenis dan Kelompok Kegiatan dan Pelaku Kegiatan/Civitas. A. Jumlah Jemaat Jumlah anggota jemaat yang ada sampai tahun 2015 ini berdasarkan data jemaat yaitu mencapai 200 orang. Terdiri dari kaum bapak, kaum wanita, pemuda, remaja dan anak-anak sekolah minggu. B. Bidang Kegiatan Kegiatan-kegiatan yang ada di GKPB Jemaat Philia adalah kegiatan Persekutuan (Koinonia), Kesaksian (Marturia) dan Pelayanan (Diakonia). 1) Persekutuan (Koinonia) Arti persekutuan di dalam fungsi Gereja dalah semua aktifitas di dalam gereja yang mengutamakan perkumpulan antara orang-orang seiman, pertemuan manusia dengan Allah dan pertemuan antara manusia. Perwujudan fungsi persekutuan itu tercermin dalam fungsi gereja sebagai persekutuan jemaat. Persekutuan ini dilakukan di dalam ruang-ruang utama (ruang kebaktian) dan ruang-ruang penunjang lainnya. Gereja sebagai tempat bersekutu manusia dengan Tuhan biasanya di lakukan dalam ruang kebaktian sehingga ruang ini dianggap sebagai ruang kudus dan sakral. Walaupun pada hakikatnya semua tempat dapat dijadikan ruang untuk bersekutu dengan Tuhan, tetapi dengan berkumpulnya orang-orang seiman dalam waktu yang bersamaan, maka dibutuhkan ruang yang luas untuk menampungnya. 2) Kesaksian (Marturia) Kesaksian (Marturia) adalah salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 9

3 panggilan gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi manusia. 3) Pelayanan (Diakonia) Gereja mempunyai tugas atau fungsi pelayanan, agar manusia dapat semakin dekat dengan Tuhan. Pelayanan gereja adalah simbol kasih Tuhan untuk mengasihi semua orang. Fungsi pelayanan gereja ini semakin penting dirasakan, terutama ketika gereja berhadapan dengan begitu banyak dan kompleksnya persoalan manusia. C. Jenis dan Kelompok Kegiatan Dari penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di GKPB Jemaat Philia maka dapat diketahui aktifitas yang terjadi yaitu beribadah, berdoa, pelayanan rohani yang dijelaskan sebagai berikut: 1) Kelompok Kegiatan Ibadah Kegiatan ibadah yang termasuk didalamnya, yaitu: Ibadah Umum, Ibadah Pemuda dan Remaja, Ibadah Anak-anak Sekolah Minggu, Kebaktian Rumah Tangga, Kebaktian Ucapan Syukur dan Kebaktian Bidang Kategorial. 2) Kelompok Kegiatan Persekutuan Kegiatan Persekutuan yang termasuk didalamnya, yaitu: Rapat Jemaat, Rapat Pemuda/i dan Remaja, Rapat Sekolah Minggu, PA (Pendalaman Alkitab) dan Katekisasi. 3) Kelompok Kegiatan Pelayanan Kegiatan Pelayanan yang termasuk didalamnya, yaitu: Training Musik, Training Choir, Training Vokal, Training Koor. Selain itu terdapat pelayanan kesehatan berupa klinik yang diadakan sewaktuwaktu serta Pendidikan Agama Kristen (PAK). 4) Kelompok Kegiatan Pengelolaan/Kesekretariatan Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 10

4 Kegiatan Pengelolaan/Keseketariatan yang termasuk didalamnya, yaitu: administrasi dan staff. 5) Kelompok Kegiatan Servis Kegiatan Servis yang termasuk didalamnya, yaitu: kebersihan dan keamanan. D. Pelaku Kegiatan/Civitas 1) Kegiatan Ibadah a. Jemaat Bersalaman dengan jemaat lain/penyambut tamu dan mengambil tata ibadah/warta jemaat, memilih tempat duduk, mengikuti prosesi ibadah (berdoa, menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, memberi persembahan, mendengarkan pengumuman/warta jemaat), mengikuti perjamuan suci/perjamuan kudus (bagi yang sudah sidi), menerima doa berkat, bersalaman dengan jemaat/ majelis jemaat dan ramah tamah. b. Pendeta Berdoa, menyanyikan lagu pujian, menyampaikan firman Tuhan/khotbah, memimpin Perjamuan Suci/Kudus, memberikan pelayanan (baptisan, sidi dan pernikahan), dan berdoa berkat. c. Petugas Ibadah a) Majelis 1, civitasnya yaitu membuka ibadah dan menutup ibadah. b) Pemimpin Lagu Pujian (Worship Leader), civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan memimpin lagu pujian. c) Singers (Pendukung Worship Leader), civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mendukung Worship Leader dalam menyanyikan lagu pujian saat ibadah berlangsung. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 11

5 d) Choir (Paduan suara pendukung ibadah umum), civitasnya yaitu mendukung Worship Leader dalam menyanyikan lagu pujian saat kegiatan ibadah umum sedang berlangsung. e) Pemusik, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mengiringi lagu pujian yang dinyanyikan oleh para pemandu lagu pujian dan jemaat. f) Pembaca pengumuman/warta jemaat, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan menyampaikan pengumuman/warta jemaat kepada seluruh jemaat mengenai kegiatan yang sudah dilaksanakan, yang belum dan yang akan dilaksanakan gereja dalam sepekan terakhir. g) Operator multi media, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mengontrol jalannya ibadah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sound system dan alat-alat elktronik yang digunakan selama ibadah sedang berlangsung. h) Penyambut tamu (Majelis dan jemaat yang mewakili), civitasnya yaitu menyambut tamu dan jemaat yang akan mengikuti ibadah dan mengikuti prosesi ibadah yang berlangsung. i) Kolektan (Pembawa kantong persembahan), civitasnya yaitu mengikuti jalannya ibadah yang sedang berlangsung dan mengedarkan kantong persembahan. j) Tim pendoa, civitasnya yaitu mendoakan para umat atau jemaat yang membutuhkan pelayanan doa yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani. k) Pelayan anak sekolah minggu, yaitu mengatur anak-anak yang akan mengikuti kegiatan ibadah sekolah minggu dan melayani ibadah anak-anak sekolah minggu. 2) Kegiatan Persekutuan a. Rapat Jemaat, pelaku kegiatannya yaitu: Pendeta, Majelis Jemaat, Pengurus Kategorial (Bapak, Wanita, Pemuda/i dan Remaja serta Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 12

6 Sekolah Minggu) dan Jemaat. Civitasnya adalah melakukan kegiatan rapat yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan serta membahasnya dalam rapat kemudian diambil keputusan. b. Rapat Pemuda/i dan Remaja, pelaku kegiatannya yaitu: Majelis Pendamping, Ketua, Pengurus dan anggota Pemuda/i. civitasnya yaitu melakukan rapat rutin Pemuda/i dan Remaja untuk diambil keputusan seusai rapat. c. Rapat Sekolah Minggu, pelaku kegiatannya yaitu: Pembimbing Sekolah Minggu, Pengajar Sekolah Minggu dan anak-anak Sekolah Minggu. Civitasnya yaitu, membahas kegiatan anak-anak sekolah minggu. d. PA (Pendalaman Alkitab), pelaku kegiatannya yaitu: para peserta PA yang terdiri dari Majelis dan Jemaat. Civitas yang ada didalamnya, yaitu mempelajari lebih dalam tentang Alkitab. e. Katekisasi, pelaku kegiatannya, yaitu: para peserta Katekisasi yang terdiri dari Pemuda/i yang belum sidi (baptisan dewasa). Civitas yang ada didalamnya, yaitu mengikuti pembelajaran katekisasi sebelum para peserta menerima pelayanan sidi/baptisan dewasa. 3) Kegiatan Pelayanan a. Training (Musik, Choir, Vokal, Koor), pelaku kegiatannya, yaitu: para peserta yang membutuhkan training terdiri dari jemaat. Melatih dan mengajari para peserta training. b. Pelayanan Kesehatan, pelaku kegiatannya, yaitu: petugas kesehatan dan jemaat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. c. Pendidikan Agama Kristen (PAK), pelaku kegiatannya, yaitu: tim pengajar PAK dan siswa/i yang beragama Kristen. 4) Kegiatan Pengelolaan/Kesekretariatan a. Pengurus Harian Gereja, pelaku kegiatannya, yaitu: Sekretaris, Bendahara dan Staff Harian Gereja. 5) Kegiatan Servis Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 13

7 a. Cleaning Service, pelaku kegiatannya, yaitu: para pekerja yang ditugaskan untuk membersihkan gereja agar tetap bersih dan tidak kotor. b. Penjaga Gereja, pelaku kegiatannya, yaitu: petugas keamanan gereja yang bertugas untuk menjaga kemanan gereja saat ada kegiatan keagamaan maupun diluar kegiatan keagamaan Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia di Amlapura Pada pembahasan mengenai Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Lokasi serta Kapasitas dan Luasan Gedung. A. Lokasi GKPB Jemaat Philia berdiri sejak tahun 1962 berlokasi di Jl. Raya Sudirman No. 25x, Subagan-Amlapura. 1) Tapak Gambar 2.1 dapat menunjukan dimana lokasi dari GKPB Jemaat Philia. PETA PULAU BALI PETA KAB. KARANGASEM LOKASI GKPB JEMAAT PHILIA U Gambar 2.1 Peta Lokasi Sumber: Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 14

8 2) Batas-batas Tapak - Batas utara : jalan raya sebagai akses utama masuk ke tapak - Batas timur : kantor notaris dan rumah salah satu anggota jemaat. - Batas selatan : lingkungan rumah penduduk setempat - Batas barat : lingkungan rumah penduduk setempat dan lahan kosong 3) Hidrologi Sumber pengadaan air yang ada pada lingkungan tapak ini yaitu bersumber dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan bak-bak menampungan air hujan untuk menyiram lingkungan dan halaman gereja. 4) Infrastruktur Jaringan infrastruktur seperti listrik (PLN), air (PDAM), telepon dan jaringan internet sudah tersedia dengan baik. Jalan utama sebagai akses masuk ke tapak sudah tersedia terdapat dua sisi ruas yang masing-masing ruas berlebar 6 meter. Sudah tersedia pedestrian pada tepi jalan utama yang diperuntukan bagi pejalan kaki. Sudah tersedia got-got air atau riol pada tepi jalan utama. B. Kapasitas dan Luasan Gedung Berdasarkan dari hasil pengamatan dan data yang didapat, bahwa kapasitas Gedung Gereja sekarang dengan daya tampung 80 orang sudah tidak dapat menampung jemaat terutama pada event-event besar yang mencapai 250 orang untuk sekali ibadah. Sehingga Gedung Gereja dan gedung-gedung pendukungnya perlu untuk dilakukan perancangan kembali agar mampu menampung seluruh jemaatnya dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 15

9 2.2 Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia yaitu berupa: Gedung Gereja, Parkir Jemaat, Gedung Serbaguna, Pastori, Gedung Panti, Lapangan Olahraga, Panggung dan Parkir Panti. GKPB Jemaat Philia sampai sekarang ini terus mengalami pertumbuhan maka sebagai salah satu gereja yang terus bertumbuh harus mampu menyediakan gedung yang dapat menampung banyak orang. Kemampuan kapasitas yang disediakan harus dapat memberi kenyaman bagi para jemaat yang beribadah di gereja ini. Kehadiran jemaat pada saat ibadah rutin atau ibadah minggu berbeda jumlah dengan ibadah saat ada perayaan keagamaan Kristen. Hal ini dikarenakan beberapa jemaat yang masih sekolah ataupun bekerja di luar lingkungan Amlapura dan mereka akan pulang pada saat mereka mendapatkan libur hari raya. Kapasitas yang disediakan setelah dilakukannya redesain harus dapat menampung semua orang saat kegiatan ibadah berlangsung. Padahal jika dilihat dari segi kehadiran jemaat untuk beribadah kapasitas gedung gereja saat ini tidak mampu menampung semua jemaatnya. Keterangan: A : Gedung Gereja B : Parkir Jemaat C : Gedung Serbaguna D : Pastori E : Gedung Panti F : Lapangan Olahraga G : Panggung H : Parkir Panti Gambar 2.2 Exisitng Tapak Sumber: Survey Lapangan, September 2015 Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 16

10 Gambar 2.2 Existing Tapak, merupakan gambar yang menunjukan sarana dan prasarana apa saja yang ada di GKPB Jemaat Philia. Gambar yang ditampilkan merupakan uraian berdasarkan hasil pengamatan dan survey dilapangan yang dilakukan oleh penulis. Sarana dan Prasarana yang ada di GKPB Jemaat Philia akan dibahas pada uraian Tabel 2.1, dari hasil uraian maka akan diketahui aktivitas yang diwadahi didalamnya. Tabel 2.1 Sarana dan Prasaran GKPB Jemaat Philia Gedung A (Gedung Gereja, Lantai 2) 180 m² Gambar 2.3 Gedung Gereja Nama Ruang Keterangan Lantai 1 1. Ruang Serbaguna - Merupakan ruang yang digunakan untuk acara ramahtamah maupun kegiatan dalam persiapan acara keagamaan. 2. Toilet - Toilet yang digunakan oleh para civitas gereja. 3. Ruang - Merupakan ruang yang Administrasi 1 disediakan untuk administrasi gereja. Namun sekarang ruangan ini digunakan untuk adminstrasi/kantor untuk 4. Ruang Administrasi 2 pengelolaan panti asuhan. - Merupakan ruang yang disediakan untuk pengurus lembaga kategorial gereja. Namun sekarang ruang ini digunakan sebagai ruang tidur oleh staff panti asuhan. 5. Gudang - Merupakan ruang yang digunakan untuk menyimpan alatalat kebersihan. Lantai 2 6. Lobby - Merupakan ruang tunggu atau tempat mengantri bagi para jemaat ketika akan memasuki ruang ibadah. 7. Ruang Ibadah - Merupakan ruang utama yang Utama digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan keagamaan. 8. Ruang Persiapan - Merupakan ruang yang digunakan oleh pendeta dan para majelis sebelum menuju ruang ibadah. 9. Parkir Motor - Merupakan tempat parkir motor bagi para jemaat. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 17

11 Gedung B (Parkir) 45 m² 10. Parkir Mobil - Merupakan tempat parkir mobil bagi para jemaat. Gambar 2.4 Parkir Gedung C (Gedung Serbaguna) 74,25 m² 11. Teras - Merupakan ruang penerima sebelum masuk ke ruang utama serbaguna. 12. Ruang Utama - Ruang yang digunakan untuk kegiatan sekolah minggu/rapat majelis/ibadah kategorial. 13. Toilet - Toilet yang digunakan oleh civitas gereja. Gambar 2.5 Gedung Serbaguna Gedung D (Pastori/Rumah Pendeta) 110 m² Gambar 2.6 Gedung Pastori 14. Teras - Teras Depan - Teras Samping Kiri - Teras Samping Kanan - Merupakan ruang penerima sebelum masuk ke pastori/rumah pendeta. 15. Ruang Tamu - Merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu. 16. Ruang Keluarga/Ruang Makan 17. Ruang Tidur - Ruang Tidur Utama + KM/WC - Ruang Tidur Anak + KM/WC - Ruang Tidur Anak - Merupakan ruang yang digunakan oleh keluarga pendeta. - Merupakan ruang tidur bagi keluarga pendeta. - Terdapat 3 ruang tidur yang digunakan oleh keluarga pendeta. 18. KM/WC Luar - KM/WC yang digunakan untuk keperluan membersihkan diri, cuci, buang air besar/kecil yang digunakan oleh keluarga pendeta maupun tamu keluarga. 19. Dapur - Merupakan ruang yang digunakan untuk memasak bagi keluarga pendeta. 20. Ruang Tidur - Ruang tidur bagi anak putri. Anak Putri 21. Ruang Tidur - Ruang tidur bagi anak putra. Anak Putra 22. KM/WC Putri - KM/WC untuk keperluan bagi anak putri. 23. KM/WC Putra KM/WC untuk keperluan bagi anak putra. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 18

12 Gedung E (Panti Asuhan Anak) 195 m² Gambar 2.7 Gedung Panti Gedung F (Lapangan Olahraga) 24. Ruang Serbaguna/Ruang Makan/Ruang Belajar Anak 25. Ruang Tidur Pimpinan - Merupakan ruang yang digunakan oleh anak-anak panti asuhan dalam kegiatan seperti: menerima kunjungan tamu, makan, belajar, training dan ketrampilan. - Merupakan ruang yang digunakan untuk tidur oleh pimpinan panti yang mengasuh anak-anak. 26. Dapur - Merupakan ruang yang digunakan untuk memasak bagi pengelola panti dan anak-anak panti. 27. Lapangan Voli Outdoor - Tempat untuk berolahraga Gambar 2.8 Lapangan Olahraga Gedung G (Panggung) 28. Panggung - Merupakan ruang outdoor yang digunakan untuk event-event keagamaan gereja. Gambar 2.9 Panggung Gedung H (Parkir Panti) 29. Parkir Mobil - Meruapak ruang parkir yang digunakan oleh pengelola gereja dan pengelola panti. Gambar 2.10 Parkir Panti 2.3 Fasilitas GKPB Jemaat Philia Pada pembahasan mengenai Fasilitas GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai fasilitas apa saja yang ada di GKPB Jemaat Philia yang dikelompokan Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 19

13 berdasarkan sarana dan prasarananya. Dari hasil uraian mengenai fasilitas maka akan didapat data mengenai fungsi yang diwadahi didalamanya yang dianalisis berdasarkan hasil pengamatan dan survey dilapangan. R. Persiapan Gudang R. Duduk Majelis R. Altar R. Musik & Pemandu R. Duduk Jemaat Lobby Gambar 2.11 Denah Gedung Gereja Sumber: Survey Lapangan, September 2015 Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 20

14 1. Gedung Gereja Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai altar. Altar berfungsi sebagai tempat untuk pendeta memberikan pelayanan saat ibadah atau tempat untuk menampilkan paduan suara, tarian-tarian dan tontonan yang berhubungan dengan kegiatan ibadah. Gambar 2.12 Ruang Altar Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat duduk jemaat. Dari gambar 2.12 yang ditampilkan dapat terlihat jumlah kapasitas yang mampu ditampung pada ruang utama. Gambar 2.13 Tempat duduk jemaat Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat para pengiring musik, pemandu pujian/wl (Worship Leader) dan majelis dalam memberikan pengumuman. Gambar 2.14 Ruang Musik dan Pemadu Pujian Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 21

15 Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat duduk majelis. Tempat duduk majelis ini berada pada sisi kiri dan kanan tempat duduk utama jemaat. Gambar 2.15 Ruang Duduk Majelis Merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat persiapan oleh pendeta, majelis, pemain musik, pemandu pujian/wl dan para pembawa pelayanan tugas dalam ibadah. Gambar 2.16 Ruang Persiapan Area lobby ini merupakan ruang yang dijadikan sebagai tempat untuk bersalaman terhadap pendeta dan majelis pada saat jemaat selesai melakukan ibadah dan sebagi tempat jemaat mengantri sebelum masuk ke ruang ibadah. Gambar 2.17 Lobby Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 22

16 2. Parkir Merupakan ruang parkir yang disediakan untuk para jemaat, pendeta dan majelis. Ruang parkir ini berada di sisi selatan gedung gereja/belakang gedung gereja. Dari gambar 2.17 yang ditampilkan dapat terlihat jumlah kapasitas kendaraan yang dapat ditampung. Gambar 2.18 Parkir 3. Gedung Serbaguna Merupakan gedung serbaguna yang digunakan untuk ibadah anak-anak sekolah minggu pada saat ibadah minggu, ibadah remaja dan pemuda/i, rapat majelis dan pertemuan masing-masing kategorial. Gambar 2.19 Gedung Serbaguna 4. Gedung Pastori/Rumah Pendeta Merupakan gedung pastori yang digunakan oleh keluarga pendeta, vikaris (jika ada), mahasiswa praktek (jika ada), dan tempat menerima tamu gereja. Gambar 2.20 Gedung Pastori Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 23

17 5. Gedung Panti Asuhan Merupakan gedung panti asuhan anak yang saat ini digunakan oleh 23 orang. Terdiri dari 1 orang pimpinan beserta istri dan seorang anak, 10 orang anak putri dan 10 orang anak putra. Gambar 2.21 Gedung Panti Asuhan Sumber: Dokumen Pribadi 6. Lapangan Olahraga Merupakan ruang untuk kegiatan olahraga seperti voli dan futsal. Dan sewaktu-waktu digunakan untuk tempat ibadah secara outdoor apabila ada ibadah hari raya besar (karena gedung gereja tidak mampu menampung semua jemaat pada saat ibadah hari raya besar). Gambar 2.22 Lapangan Olahraga 7. Panggung Outdoor Merupakan ruang panggung / altar saat ibadah hari raya besar yang terselenggara secara outdoor. Dari gambar 2.22 yang ditampilkan terlihat menggunakan tenda sebagai penutup atap agar terlindung dari cahaya matahari langsung maupun hujan. Gambar 2.23 Panggung Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 24

18 8. Parkir Kendaraan Merupakan gedung parkir bagi pengelola panti asuhan anak. Gedung parkir ini berada dibatas sisi selatan tapak. Dari gambar 2.23 yang ditampilkan terlihat kapasitas kendaraan yang dapat ditampung. Gambar 2.24 Parkir Kendaraan 2.4 Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai studi tapak dan gedung GKPB Jemaat Philia berdasarkan hasil survey dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh penulis. Dari data yang telah didapat maka penulis menganalisis data yang ada Kekuatan (Strenght) Tabel 2.2 Kekuatan (Strenght) No. Kekuatan (Strenght) 1. Lokasi gereja yang strategis di Kota Amlapura dapat memudahkan umat Kristen dalam menjangkau lokasi gereja. 2. Tampak dari arsitektur bangunan yang selaras dengan kondisi setempat yaitu arsitektur Bali. 3. Tersedianya lahan yang memenuhi persyaratan untuk menambah kapasitas gedung dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan. 4. Merupakan satu-satunya gereja dengan denominasi dibawah naungan GKPB yang berada di Kota Amlapura. Sumber: Data Lapangan Kelemahan (Weakness) Tabel 2.3 Kelemahan (Weakness) No Kelemahan (Weakness) Terbatasnya kapasitas untuk jemaat didalam gedung gereja utama menjadikan ruang sirkulasi menjadi alternative pilihan untuk menampung jemaat yang kelebihan. Jumlah jemaat yang melonjak pada perayaan hari raya besar menjadi permasalahan tersendiri mengingat kapasitas gedung gereja yang tidak mencukupi. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 25

19 Sarana dan prasarana yang tersedia tidak dapat berfungsi optimal, misalnya: a. Terbatasnya ruang parkir bagi para jemaat. b. Tidak tersedianya ruang administrasi gereja dan lembaga ketegorial gereja. c. Fasilitas toilet yang tidak memadai. d. Fasilitas pemadam kebakaran tidak dimiliki. e. Fasilitas pembangkit listrik darurat tidak dimiliki. 3. f. Belum tersedianya fasilitas ruang baca. g. Keterbatasan ruang yang ada pada gedung gereja belum ada, seperti: - Ruang Konsistori - Ruang tunggu bagi para pelayan dalam ibadah - Ruang Duduk Majelis - Ruang Pelayan Musik dan pemandu lagu/wl (Worship Leader) - Ruang kontrol audio dan video - Ruang khusus bagi ibu menyusui Keterbatasan sarana dan prasaran seperti ruang-ruang bersama untuk 4. lebih mengakrabkan para jemaat dan ruang-ruang lembaga kategorial. Kurangnya kemudahan dalam bersirkulasi di lingkungan gereja dalam 5. mencapai antar bangunan maupun antar ruang. Belum tersedianya jalur pedestrian bagi pejalan kaki maupun orang 6. cacat. Penataan kawasan pada lingkungan gereja belum memadai dan masih 7. terdapat ruang-ruang yang kurang dalam pemanfaatan fungsinya. Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan Peluang (Opportunity) Tabel 2.4 Peluang (Opportunity) No. Peluang (Opportunity) Memberikan pilihan tempat bagi umat Kristen yang berada di Kota 1. Amlapura dan sekitarnya untuk bergabung, khusunya bagi umat Kristen yang belum beranggota gereja. Hadirnya gereja yang lengkap dengan fasilitas pendukung yang 2. memadai akan memberikan kesempatan bagi jemaatnya untuk mendapatkan pembinaan iman diluar ibadah umum maupun hari raya. Dengan semakin bertambahnya fasilitas keagamaan bagi umat Kristen, 3. maka dapat mewadahi segala aktivitas yang bersifat keagamaan maupun sosial. Dapat menjadi wadah bagi umat Kristen yang tergerak dalam bidang 4. pelayanan khusunya bagi anak-anak panti asuhan. Gereja dapat berfungsi untuk menambah wawasan tentang ajaran 5. Kristen yang belum didapatnya pada pendidikan formal (di Sekolah atau Perguruan Tinggi) Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 26

20 2.4.4 Tantangan (Threat) Tabel 2.5 Tantangan (Threat) No. Tantangan (Threat) GKPB Philia yang merupakan salah satu bagian dari denominasi gereja yang berada di Kota Amlapura harus memadai dan layak 1. digunakan oleh umat Kristiani sebagai tempat peribadatan, dan mampu memberikan pelayanan kerohanian yang baik dan optimal. Lokasi gereja yang berada dikawasan padat kendaraan yang 2. menimbulkan kebisingan. Lokasi gereja yang dihimpit oleh kawasan permukiman penduduk 3. sekitar yang relatif padat. Tidak tersedianya ruang publik dilingkungan tapak yang diperuntukan 4. bagi para jemaat. Tidak tersedianya ruang tunggu (pemberhentian) bagi para jemaat 5. apabila mereka menggunakan jasa angkutan kota. Dengan lokasi tapak berada dikawasan padat kendaraan akan 6. menghadirkan tantangan tersendiri apabila ada kunjungan dari jemaat lain/kelompok organisai tertentu yang menggunakan transportasi bus. Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan. 2.5 Pendekatan Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia Pada pembahasan ini akan diuaraikan mengenai Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia Amlapura. Evaluasi Purna Huni bertujuan untuk mengevaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancang bangun setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh civitasnya selama kurun waktu tertentu dan mencari fakta-fakta bukan kesalahan hasil rancang bangun, yang nantinya dipakai sebagai masukan bagi terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas lebih baik dimasa mendatang. Maka akan dihasilkan data berupa permasalahan khusunya mengenai sistem penataan tapak, keterbatasan gedung gereja dan keterbatasan fasilitas penunjang yang ada pada GKPB Jemaat Philia menurut analisis dari penulis berdasarkan data yang telah didapat dilapangan melalui pengamatan dan survey Sistem Penataan Tapak Tapak pada lokasi GKPB Jemaat Philia belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, berdasarkan hal itu maka redesain merupakan salah satu hal yang diperlukan. Sebagai contoh dapat dilihat pada uraian berikut ini, yaitu: Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 27

21 Gambar 2.25 Tapak Dari gambar 2.24 yang ditampilkan terlihat tapak yang belum dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga lahan tersebut menjadi kering dan gersang Keterbatasan Kapasitas Gedung Gereja Berdasarkan hasil dari survey dan observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa masalah pada gedung gereja. Permasalahan yang dimaksud salah satunya yaitu kapasitas gedung tidak mampu menampung semua jemaat. Gambar 2.26 Interior gedung gereja Dari gambar 2.25 yang ditampilkan terlihat bahwa jemaat tidak bisa melihat pendeta sebagai pemimpin ibadah saat ibadah sedang berlangsung karena terhalang oleh tembok pembatas ruang. Disisi lain ruang yang digunakan untuk menampung jemaat yang kelebihan merupakan jalur sirkulasi. Sehingga sirkulasi pada gedung gereja akan terganggu. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 28

22 2.5.3 Keterbatasan Fasilitas Penunjang Pada pembahasan tentang keterbatasan fasilitas penujnang akan diuraikan mengenai fasilitas penunjang apa saja yang dibutuhkan saat ini. a. Rumah Vikaris dan Mahasiswa Praktek Kependetaan Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh penulis yaitu belum adanya fasilitas untuk tempat tinggal vikaris dan mahasiswa praktek. Saat ini fasilitas untuk vikaris dan mahasiswa praktek menggunakan rumah pendeta sebagai tempat tinggalnya. b. Kantor Sekretariat Gereja Belum adanya fasilitas untuk kantor gereja, hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis. c. Ruang Pengurus Kesekretariatan Kategorial Belum adanya fasilitas untuk ruang pengurus kategorial, hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis. Pengurus Kategorial yang dimaksud yaitu, kaum bapak, kaum wanita, kaum pemuda/i dan anak sekolah minggu. 2.6 Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang telah dianalisis oleh penulis maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara meredesain gedung gereja dan fasilitas pendukungnya. Hal ini dilakukan agar permasalahan dapat diatasi sehingga mampu menyediakan fasilitas keagaaman dan fasilitas penunjang bagi para civitasnya. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 29

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian dan pemahaman terhadap redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura. 1.1 Latar Belakang Gereja

Lebih terperinci

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN GEREJA KRISTEN

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP 5.1 Program Dasar Perencanan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta Kelurahan Gondokusuman

Gambar 2 Peta Kelurahan Gondokusuman ibadah ini semakin lama semakin penuh dengan jemaat sehingga perlu tempat ibadah yang baru. Ps. Jonatan Setiawan juga memiliki visi untuk GBI Keluarga Allah yaitu satu juta jiwa diselamatkan. Visi tersebut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual 2.4 HASIL STUDI BANDING Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Kontekstual Arsitektural Terletak di Gedung Kuliah Bersama Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG Hibah Pengabdian bagi Pembangunan Masyarakat PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG Disusun Oleh: Tim Pengabdi Prodi Arsitektur Anastasia Maurina, ST., MT. Ariani Mandala, ST.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBJEK STUDI

DESKRIPSI OBJEK STUDI BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi Objek yang akan penulis redesain adalah sebuah Lembaga Pemasyaratan Sukamiskin Bandung. Lembaga Pemasyarakatan yang akan dirancang adalah salah satu

Lebih terperinci

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI BAB IV STUDI BANDING Studi banding dilakukan pada Pengadilan Negeri dengan kelas yang sama dengan Pengadilan Negeri Semarang, yakni Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus. Pemilihan studi banding yakni pada

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Januari Manasye Imanuelo

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Januari Manasye Imanuelo i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah dan rahmat-nya atas selesainya penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas akhir

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anakanak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011),

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Gereja dipandang sebagai sebuah gedung khusus tempat beribadah umat Kristen, sedangkan dalam kitab suci umat Kristen, gereja memiliki definisi yang lebih

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB III DATA SURVEY DAN ANALISA DATA PENGGUNA

BAB III DATA SURVEY DAN ANALISA DATA PENGGUNA BB III DT SURVEY DN NLIS DT PENGGUN Pada bab ini, mencoba menganalisa beberapa gereja yang telah penulis survey obyek pembanding dan sebagai salah satu sarana pendukung guna mencapai konsep umum perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

GBI Keluarga Allah Yogyakarta

GBI Keluarga Allah Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahi kelebihan-kelebihan yang luar biasa dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM STANDAR USAHA KELAB MALAM I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai 1.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Re - DesainTerminal Pelabuhan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Fasilitas Fisik Aktual 6.1.1.1 Kursi Kursi aktual yang digunakan dalam aktifitas jemaat di GMS Bandung berbahan pipa besi sebagai kaki dan penyangganya sedangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci