ANALISA KINERJA WASTE HEAT BOILER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KINERJA WASTE HEAT BOILER"

Transkripsi

1 ANALISA KINERJA WASTE HEAT BOILER DENGAN METODE KESETIMBANGAN PANAS DAN MASSA DIPABRIK 1 (SATU) PT.PETROKIMIA GRESIK ( Nur Laila Hamidah, Ir.Sarwono,MM, Ir.Ronny Dwi Noriyati,M.Kes) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp : Fax : Yamapi_mymy@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan analisa kinerja waste heat boiler dengan metode kesetimbangan panas dan massa pabrik 1 PT.Petrokimia Gresik, metode kesetimbangan panas dan massa digunakan untuk menurunkan persamaan model matematis dari tiap-tiap komponen WHB, yang kemudian akan digunakan untuk mensimulasikan proses yang ada pada WHB guna mengetahui kinerja dari WHB tersebut. Dari analisa hasil simulasi yang telah dilakukan diketahui bahwa produk steam yang dihasilkan adalah kg/s,dimana kapasitas terpasang yang terdapat pada waste heat boiler pabrik 1 PT.Petrokimia Gresik adalah 25 kg/s, sehingga dapat diketahui efisiensi produk yang dihasilkan adalah %. Penambahan bahan bakar pada WHB terlalu besar, sehingga terjadi banyak pembuangan kalor, yang mengakibatkan kinerja WHB tidak optimal. Untuk mencapai temperatur steam sesuai yang diharapkan yaitu sebesar 460 o C, Penambahan bahan bakar dapat dihemat sebesar 42 % dari kj/s menjadi kj/s. Dengan penghematan bahan bakar yang dilakukan didapatkan nilai kalor yang dihasilkan burner sebesar kj/s dan kalor yang dibuang ke main stack sebesar kj/s sehingga efisiensi pemakaian kalor pada WHB adalah %. Pada Real plant efisiensinya lebih besar yaitu 98.6 %. namun suhu yang dihasilkan jauh melebihi set point yaitu o C. Diharapkan tidak ada kalor yang dibuang ke main stack sehingga pemakaian bahan bakar dapat dioptimalkan. Untuk optimalisasi pemakaian bahan bakar pada waste heat boiler dapat dirancang sistem monotoring mengenai berapa banyak bahan bakar dan berapa sisa yang telah digunakan serta dapat pula dirancang sistem kontrol bukaan valve bahan bakar dari hasil monitoring yang telah dibuat. Kata kunci : analisa, kinerja, waste heat boiler I. PENDAHULUAN Waste Heat Boiler merupakan bejana tertutup yang memanfaatkan limbah panas atau gas buang untuk pembakarannya, dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam yang akan digunakan untuk memutar sudu turbin.waste Heat Boiler pabrik 1 (urea) PT.Petrokimia Gresik mempunyai umur yang sudah cukup lama yaitu mulai beroperasi tahun 1991, dari umur Waste Heat Boiler yang sudah cukup tua ini menyebabkan kinerjanya (efinsiensi) menurun. Waste Heat Boiler pabrik 1 (urea) PT.Petrokimia Gresik memanfaatkan gas buang dari Generator Turbin Gas (GTG) untuk pembakaran pada burnernya, namun kinerja dari WHB belum maksimum, yaitu dari kapasitas maksimum terpasang adalah 90 ton/jam sedangkan operasionalnya adalah 72 ton/jam. Pada WHB ini kondisinya masih belum maksimal kapasitas terpasang dikarenakan suplay gas buang dari Generator Turbin Gas masih belum memenuhi yaitu dari kapasitas terpasangnya 33 ton/jam operasionalnya hanya 28 ton/jam. Padahal kinerja (efisiensi) dari Waste Heat Boiler ini sangatlah dipengaruhi oleh gas buang dari Generator Turbin Gas tersebut.. Dari uraian ini dapat diketahui bahwa kinerja (efisiensi) dari Waste Heat Boiler pabrik 1 (urea) PT Petrokimia Gresik masih belum optimum. Untuk mengetahui penyebab ketidak efisiensian tersebut perlu dipahami alur proses WHB itu sendiri. Komponen-komponen penyusunnya juga harus dipahami agar dapat diketahui variable variable input-output dari proses pada Waste Heat Boiler dengan penurunan model matematik tiap komponen menggunakan metode kesetimbangan panas dan massa. Dari analisa komponen-komponen yang ada pada Waste Heat Boiler pada pabrik 1 PT.Petrokimia Gresik tersebut akan dianalisa hubungan sebab-akibat yang ada antara komponen yang satu dengan komponen yang lain yang saling mempengaruhi melalui simulasi dengan menggunakan software Simulink Matlab. Sehingga diharapkan dari analisa hubungan sebab akibat dari komponen komponen pada Waste Heat Boiler dengan mempergunakan metode kestimbangan panas dan massa tersebut akan dapat dianalisa penyebab tidak tercapainya kapasitas terpasang dan dapat diketahui kinerja dari Waste Heat Boiler pada pabrik 1 (urea) PT.Petrokimia Gresik.Dari penyebab tidak tercapainya kapasitas terpasang bagi PT.Petrokimia Gresik akan digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja dalam hal ini adalah efisiensi dari Waste Heat Boiler pabrik 1 PT.Petrokimia Gresik. Sehingga apabila kinerja Waste Heat Boiler meningkat maka produksi juga akan meningkat. II. TEORI DASAR 1. Deskripsi Boiler Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan 1

2 tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Boiler mendapatkan suplay panas dari burner.boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.. [7] 2. Waste Heat Boiler Tipe Waste heat boiler Boiler dengan proses pemanasan dari gas buang dari sumber lain ( GT ) Non additional firing dan additional firing Single steam drum, double steam drum ( LP - HP ), triple steam drum ( LP - IP - HP ) 3. Komponen-komponen Boiler WHB a. Deaerator Deaerator merupakan suatu komponen dalam waste heat boiler yang berfungsi untuk mengurangi kandungan oksigen didalam air sebelum air dimasukkan kedalam proses waste heat boiler. b. LP Drum LP Drum merupakan tempat penampungan air pada waste heat boiler, yang kemudian akan dialirkan ke feed water pump untuk dipompakan menuju economizer.lp drum juga menerima suplay air dari flash vessel.pada LP drum fasa masih dalam bentuk cair sehingga tidak terjadi perubahan fasa. Dinamakan LP (Low Pressure) drum karna masih dalam bentuk cair,sehingga tekanan didalam tangki masih rendah. c. Feed Water Pump Feed Water Pump boiler adalah tipe khusus dari pompa yang digunakan untuk memompa air hasil kondensasi menuju ke steam drum pada boiler. [7] d. Economizer Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular yang digunakan untuk memanaskan air umpan boiler dari BFWP (Boiler Feed water pump) sebelum masuk ke steam drum. [7] e. HP Drum HP drum adalah tempat penampung siklus pemanasan air dalam boiler yang digunakan untuk memisahkan wujud fluida, antara yang berwujud air dengan yang berwujud uap (steam). Di dalam HP drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran akan jatuh dan masuk Atau ke saluran primary superheater. Air yang jatuh akan dialirkan ke bagian bawah dari drum secara gravitasi dan mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian keluar menuju Flash vessel. [7] f. Flash Vessel Flash vessel merupakan tempat penampungan atau tangki penampungan air dari HP drum yang masih mengandung uap atau steam untuk dipisahkan dengan steam. air yang sudah dipisahkan akan menuju ke LP drum.sedangkan uap hasil pemisahan tersebut akan menuju ke blowdown tank.pemisahan pada flash vessel ini dilakukan secara gravitasi sehingga tidak ada panas yang mengalir, dan tidak terjadi perubahan temperatur g. Evaporator Evaporator berfungsi sebagai tube pemanasan pada waste heat boiler yang digunkan untuk membantu pemanasan air yang berada pada tangki LP drum (LP evaporator) dan HP drum (HP evaporator) h. Superheater Superheter :adalah tempat berupa jalur pipapipa sebagai proses lanjut dalam pengolahan steam yang memanfaatkan flue gas hasil pembakaran, sehingga di dapat steam untuk proses ke turbin yang sesuai dengan standard yang telah di tentukan. i. Burner Burner Merupakan peralatan pembakar pada Waste Heat Boiler dimana bahan bakar utamanya adalah natural gas. j. Cerobong (Stack) Cerobong adalah alat untuk membuang gas hasil pembakaran ke udara bebas. 4. Hukum Kesetimbangan Panas dan Massa Hukum kstimbangan panas dan massa ( Heat and Mass Balance ) yaitu kalor dan massa yang masuk sama dengan kalor dan massa yang keluar ditambah dengan kalor dan massa yang tersimpan dalam sistem, untuk menghitung ksetimbangn panas dan massa dilakukan pendekatan control volume. Kontrol Volume Energi Gambar 1. energi dalam Control volume.[1] (1) (2) [2] Kontrol Volume Massa Gambar 2. massa dalam Control volume.[1], Total Mass Balance akumulasi massa total waktu, massa total waktu, (3) [2] massa total waktu (4) Dimana : dan laju aliran Fluida [volume per unit waktu(ft 3 /min atau m 3 /min)] untuk aliran input dan output. Asumsi bahwa densitas konstan (temperatur tidak berubah) sehingga persamaan 4 menjadi (5) Total Energy Balance akumulasi energi total Energi total energi total waktu waktu waktu Energi total waktu Atau, 2

3 2. Diagram Blok Sistem Waste Heat Boiler (6) Dimana Q adalah jumlah suplay panas per unit waktu.asummsi 0, sehingga persammannya menjadi: (7) [2] 5. Konveksi Paksa didalam Pipa dan saluran q = m c v T (8) dimana: q = laju perpindahan panas ke fluida (kj/s) m = laju aliran massa (kg/s) c v = Panas pada volume konstan (kj/kg.k) T = Beda suhu antara penampang penampang yang bersangkutan ( o K) [3] Sedangkan Untuk menghitung Perpindahan panas persatuan panjang yang melewati suatu pipa, atau panas yang hilang atau diserap oleh fluida dalam suatu pipa adalah: [4] Perp. panas persatuan panjang = q/l (9) 6. Efisiensi Thermal Gambar 4. Diagram sistem pada WHB 3. Penurunan Model Matematika a. Deaerator Deaerator merupakan suatu komponen dalam waste heat boiler yang berfungsi untuk mengurangi kandungan oksigen didalam air sebelum air dimasukkan kedalam proses waste heat boiler. (10) III. PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM WASTE HEAT BOILER 1. Flowchart Alur Penelitian mulai Studi Literatur Pengambilan Data Gambar 5 Gambar sistem pada Deaerator Air dari condensor hanya dilewatkan saja pada tangki deaerator menuju LP drum,tidak terdapat akumulasi air dalam tangki sehingga tidak ada penurunan model matematis untuk tangki deaerator. b. LP Drum Membuat Diagram Blok Sistem WHB dari PFD WHB Penurunan model matematis setiap komponen WHB dengan hukum kesetimbangan panas dan massa Tidak Simulasi dari model matematis masing-masing komponen Ya Penggabungan tiap-tiap komponen WHB menjadi satu sistem WHB dengan matlab Simulink Ya Ya Pengujian dan analisa Ya Penyusunan Laporan Tugas Akhir Selesai Tidak Tidak Gambar 6. Sistem pada LP Drum Hukum kesetimbangan Massa pada LP drum (11) = Laju aliran massa dari Condensator (kg/s) = Laju aliran massa ke flash vessel (kg/s) = Laju aliran massa ke feed water pump (kg/s) Laju aliran massa ke LP Evaporator (kg/s) Laju aliran massa) dari LP Evaporator (kg/s) A = Luas penampang dari LP drum(m 2 ) h = Level ketinggian fluida pada LP drum (m) = Dnsitas cair (kg/m3) Berdasarkan data teknis di lapangan maka diperoleh model dinamika dari persamaan 11 pada LP drum sbb: Gambar 3. Alur penelitian. 3

4 c. LP Evaporator = densitas uap pada Economizer (kg/m3) = volume Economizer (m 3 ) Cv = kalor spesifik pada Economizer (kj/kg.k) = laju massa dari Feed water Pump (kg/s) = laju massake HP Drum (kg/s) = Temperatur input Economizer (K) = Temperatur output Economizer (K) = Kalor pembakaran pada Economizer (kj/s) Gambar 7. Sistem pada LP Evaporator Hukum kesetimbangan energi pada LP Evaporator = Densitas uap pada LP Evaporator (kg/m3) = Volume LP Evaporator (m 3 ) Cv = Kalor spesifik pada LP Evaporator (kj/kg.k) =Laju massa dari LP drum (kg/s) = Laju massa ke LP drum (kg/s) = Laju massa) ke Blowdown Tank (kg/s) = Temperatur input LP Evaporator (K) = Temperatur output LP Evaporator (K) = Kalor pembakaran pada LP Evaporator (kj/s) model dinamika dari pers 12 pada LP Evaporator LPEv m (13) Dan merupakan panjang penampang pipa economizer d. Feed Water Pump Gambar 8. Sistem pada feed water pump Hukum kesetimbangan Massa pada feed water pump (14) = Laju aliran massa dari LP drum (kg/s) = Laju aliran massa ke economizer (kg/s) = Laju aliran massa ke DSH (kg/s) e. Economizer Hukum kesetimbangan energi pada Economizer..... (15) Gambar 9. Sistem pada Economizer model dinamika dari pers 15 pada Economizer ec (16) Dan merupakan panjang penampang pipa HP evaporator f. HP Drum Gambar 10. Sistem pada Steam Drum Hukum kesetimbangan massa pada HP drum (17) = Laju aliran massa dari Economizer (kg/s) = Laju aliran massa ke flash vessel (kg/s) = Laju aliran massa ke Superheater 1(kg/s) Laju aliran massa ke HP Evaporator (kg/s) Laju aliran massa ke HP Evaporator (kg/s) A = Luas penampang dari HP drum (m 2 ) h = Level ketinggian fluida pada HP drum (m) = Dnsitas uap (kg/m3) model dinamika dari pers 17 pada HP drum sebagai berikut :

5 g. Flash Vessel Dan merupakan panjang penampang pipa superhaeater 1 i. Superheater 1 Gambar 11. Sistem pada Flash Vessel Hukum kesetimbangan Massa pada Flash vessel (18) = Laju aliran massa dari HP drum (kg/s) = Laju aliran massa ke LP drum (kg/s) = Laju aliran massa ke blowdown tank (kg/s) A = Luas penampang dari flash vessel (m 2 ) h = Level ketinggian fluida pada flash vessel(m) = Dnsitas cair (kg/m3) model dinamika dari pers 18 pada Flash Vessel h. HP Evaporator = Gambar 12. Sistem pada HP Evaporator Hukum kesetimbangan energi pada HP Evaporator (19) = densitas uap pada HP Evaporator (kg/m3) = volume HP Evaporator (m 3 ) Cv = kalor spesifik pada HP Evaporator (kj/kg.k) = laju massa dari HP drum (kg/s) = laju massa ke HP drum (kg/s) = laju massa ke Blowdown Tank (kg/s) = Temperatur input HP Evaporator (K) = Temperatur output HP Evaporator (K) = Kalor pembakaran pada HP Evaporator (kj/s) model dinamika dari pers 19 pada HP Evaporator HPEv = [ ] [ ] [ ] + (20) Gambar 13. Sistem pada Superheater 1 Hukum kesetimbangan energi pada superheater (21) = densitas uap pada superheater 1 (kg/m3) = volume superheater1 (m 3 ) Cv = kalor spesifik pada suprheater 1 (kj/kg.k) = laju massa ( mass flow rate) dari HP drum (kg/s) = laju massa ( mass flow rate) ke superheater 2 (kg/s) = Temperatur input Superheater 1(K) = Temperatur output Superheater 1(K) = Kalor pembakaran pada Superheater 1 (kj/s) model dinamika dari pers 21 pada superheater sh1 = [ ] [ ].+ 22 Dan merupakan panjang penampang pipa superhaeater 2 j. Superheater 2 Hukum kesetimbangan pada superheater (23) Gambar 14. Sistem pada Superheater 2 = densitas uap pada superheater 2 (kg/m3) = volume superheater2 (m 3 ) Cv = kalor spesifik pada suprheater 2 (kj/kg.k) 5

6 = laju massa dari DSH (kg/s) = laju massa dari superheater1(kg/s) = laju massa) HP steam(kg/s) = Temperatur input Superheater 2(K) = Temperatur output Superheater 2(K) = Kalor pembakaran pada Superheater 2 (kj/s) model dinamika dari pers 23 pada superheater 2 89, sh2 = [ ] [. 2073,925. ] + Dimana : = (24) k. Duct Burner Gambar 15. Sistem pada Duct Burner Model matematik Duckburner:... (25) = Laju bahan bakar (kg/s) HHV = High Heating value = MJ/Kg (Sesuai dengan data teknis) mex = laju aliran massa exhaust gas = Kg/s (Sesuai dengan data teknis) Cv = kalor spesifik pada volume konstan = 1244,334 KJ/Kg.K T = beda temperatur sebelum masuk burner(k) = Kalor Pembakaran yang dihasilkan Burner (kj/s) model matematik dari persamaan 25 pada Burner. 47, , ,334. dilapangan perubahan laju fluida max hingga 0,5 % [2] dari kapasitas maksimum tangki LP drum dengan volume 36 m 3 dan ketinggian maksimum 6.6m. Gambar 16. Grafik Sinyal output LP Drum (dh/dt) b. LP Evaporator Pada uji LP evaporator ini akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Selain laju massa diberikan sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q5) yang masuk pada LP evaporator. Kalor (Q5) ini yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang masuk melalui LP evaporator. Pada simulasi sendiri, temperatur inputan steam diasumsikan sebesar 60 0 C. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui Temperatur output dari LP evaporator akibat dilewati kalor (Q5) berupa exhaust gas. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian dan Analisa Tiap-tiap Komponen Waste Heat Boiler. Sebelum dilakukan pengujian secara menyeluruh, maka sebelumnya dilakukan pengujian input output untuk masing masing komponen. Dari uji input output ini akan diperoleh respon untuk masing masing komponen. a. LP Drum Pada pengujian LP drum kali ini, akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, sebesar kg/s, sebesar kg/s, sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui laju perubahan ketinggian fluida pada tangki LP drum (dh/dt). Dimana pada data teknis Gambar 17. Grafik Sinyal output LP Evaporator (T) d. Feed Water Pump Pada pengujian feed water pump kali ini, akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, sebesar kg/s, Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui laju laju massa output fluida pada feed water pump yaitu DSH (. Laju massa DSH ini digunakan sebagai tambahan inputan pada superheater 2., namun pemodelan yang diturunkan pada feed water pump ini dan adalah variabel yang dianggap kostan untuk menghasilkan nilai dari. Sehingga berubahnya nilai dan akan berpengaruh terhadap perubahan 6

7 nilai inputan yaitu sebesar kg/s, sebesar kg/s, sebesar kg/s, sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui laju perubahan level fluida pada tangki HP drum (dh/dt). Dimana pada data teknis dilapangan perubahan laju fluida maksimal hingga 0,5 % [2] dari kapaitas maksimum tangki HP drum dengan volume 12 m 3 dan ketinggian 5.2 m. Gambar 18. Grafik Sinyal output FWP ( ) e. Economizer Pada uji economizer ini akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Selain laju massa diberikan sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q4) yang masuk pada economizer. Kalor (Q4) ini yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang masuk melalui economizer. Pada simulasi sendiri, temperatur inputan steam adalah hasil temperatur output dari Lp evaporator. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui Temperatur output economizer akibat dilewati kalor (Q4) berupa exhaust gas. g. Flash Vessel. Pada pengujian flash vessel kali ini, akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, sebesar kg/s. Pada pengujian ini, dimaksudkan agar mengetahui laju perubahan level fluida pada flash vessel (dh/dt). Dimana pada data teknis dilapangan perubahan laju fluida maksimal adalah 0,5 % [2] dari kapasitas maksimum flash vessel dengan volume m 3 dan ketinggianmaksimum 1.7 m. Pada flash vessel kurang lebih 50 % dari kapasitas maksimal dibuang ke blowdown tank, yang dibuang adalah fluida yang sudah tidak dapat disirkulasikan lagi dalam proses waste heat boiler atau disebut drainage. Gambar 21.Grafik Sinyal output Flash Vessel (dh/dt). Gambar 19. Grafik Sinyal output Economizer (T) h. HP Evaporator f. HP Drum. Gambar 22. Grafik Sinyal output HP Evaporator (T) Gambar 20. Grafik Sinyal output Hp Drum (dh/dt) Pada pengujian LP drum kali ini, akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar Pada uji HP evaporator ini akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Selain laju massa diberikan 7

8 sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q3) yang masuk pada HP evaporator. Kalor (Q3) ini yang digunakan untuk menaikkan temperatur steam yang masuk melalui HP evaporator. Dimana kenaikan temperatur ini digunakan untuk memanaskan air yang berupa saturated vapor dari economizer pada HP drum sehingga nantinya dapat diproses pada superheater1. kg/s.jumlah produk steam yang bergantung pada input air pada LP drum yang mana mendapatkan input air dari condensor. Sehingga semua proses pada waste heat boiler ini saling mempengaruhi antara komponen satu dengan komponen yang lainya. i. Superheater 1 Pada uji Superheater 1 ini akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Selain laju massa diberikan sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q2) yang masuk pada Superheater 1. Kalor (Q2) ini yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang masuk melalui HP Superheater 1 Gambar 24. Grafik Sinyal output Superheater 2 (T) k. Duct Burner Gambar 23. Grafik Sinyal output Superheater (T) j. Superheater 2 Pada uji Superheater 2 ini akan diberikan sinyal uji berupa laju massa dengan standar nilai inputan yaitu pertambahan dari outputan Superheater sebesar kg/s dan dari DSH yaitu sebesar kg/s, dan sebesar kg/s. Selain laju massa diberikan sinyal inputan yang direpresentasikan sebagai kalor (Q1) yang masuk pada Superheater 2. Kalor (Q1) ini yang digunakan untuk menaikkan suhu steam yang masuk melalui Superheater 2. Q yang didapatkan superheater 2 adalah Q keluaran dari burner. Dikarenakan antara burner dan superheater 2 tidak ada sekat, sehingga diasumsikan tidak ada energi panas yang hilang. Untuk menaikkan suplay kalor, berarti harus menambahkan suplay bahan bakar pada burner agar didapatkan hasil pembakaran yang maksimal. Namun apabila kalor hasil pembakaran pada burner meningkat maka akan meningkatkan suhu output steam waste heat boiler.sehingga suhu steam bisa melebihi set point. Pemanasan steam pada superheater 2 ini mencapai set point yang diinginkan yaitu 460 o C. Dengan produk steam sebesar kg/s. Pada kapasitas terpasang waste heat boiler pabrik 1 PT.petrokimia gresik produk maksimal yang mampu dihasilkan adalah 90 ton/hr atau 25 kg/s, namun pada operasionalnya produk yang dihasilkan sekitar Gambar 25. Grafik Sinyal Output Burner (Q) Pada uji ductburner, sinyal inputan direpresentasikan sebagai laju bahan bakar yang keluar dari kontrol valve dan perubahan temperatur exhaust gas sebelum memasuki duct burner. Dimana sebesar kg/s dan perubahan temperatur exhaust gas sebelum masuk duct burner adalah 3.1 o C. Besar input yang diberikan ini agar temperatur produk steam mencapai set point yaitu 460 o C. Laju bahan bakar dan perubahan temperatur exhaust gas ini akan mempengaruhi besarnya kenaikan kalor yang dihasilkan oleh burner, semakin besar laju bahan bakar dan perubahan temperatur exhaust gas, maka semakin besar pula kalor yang dihasilkan burner 2. Pengujian dan Analisa Sistem Waste Heat Boiler. Setelah dilakukan pengujian setiap komponen dari waste heat boiler, dimana untuk menganalisa kinerja dari tiap-tiap komponen itu sendiri.kemudian akan dilakukan uji input-output dari semua sistem waste heat boiler. Untuk mengetahui kinerja dari sistem waste heat boiler secara keseluruhan. Pada tabel 1 dapat diketahui nilai 8

9 input sistem waste heat boiler berupa exhaust gas, laju masa bahan bakar ( ) dan yang merupakan nilai input air dari condensor ( ditandai dengan warna biru ). Input air ini diproses melalaui komponen komponen pada waste heat boiler yang nantinya akan dihasilkan steam berupa (ditandai dengan warna merah) dengan suhu yang sesuai dengan set point T 5 (ditandai dengan warna merah). Untuk mengubah air menjadi steam dengan nilai laju massa dan suhu output sesuai yang diinginkan diperlukan kalor (Q) (ditandai dengan warna biru). Kalor yang digunakan untuk pemanasan pada proses waste heat boiler berasal dari pembakaran pada burner. Besar kalor yang dihasilkan tergantung dari nilai exhaust gas dan. Sisa kalor yang telah digunakan akan dibuang melewati cerobong main stack sebesar Q main stack (ditandai dengan warna merah). Dari sisa kalor ini maka akan diketahui efisiensi penggunaan kalor pada proses Waste heat boiler. Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan sebanyak 10 kali dengan mengambil data real plant selama 10 jam. Dari besarnya laju massa input dari condensor yang masuk pada waste heat boiler sebesar kg/s dihasilkan produk steam yang dihasilkan oleh superheater 2 sebesar kg/s. Dari data kapasitas terpasang maksimum pada waste heat boiler sebesar 25 kg/s.sehingga efisiensi dari produk steam adalah: 100 % kg/s 100 % 73.47% 25 k/s Efisiensi yang tidak maksimal ini dikarenakan dikarenakan untuk memutar sudu turbin pada proses pabrik 1 petrokimia gresik dibutuhkan kurang lebih steam kg/s. Sehingga efisiensi memang ditujukan pada nilai itu yaitu sekitar % Daridata pada tabel 1 mengenai nilai2 input output setiap komponen pada waste heat boiler, dapat diketahui bahwa kinerja dari setiap komponen waste heat boiler sudah baik, namun pada LP evaporator kenaikan temperaturnya belum mencapai maksimum, hanya mencapai C dimana maksimumnya adalah o C begitu pula pada Economizer hanya mampu menaikkan 73 o C dimana seharusnya yang mampu Tabel 1 Hasil Input Output Sistem Waste Heat boiler dicapai adalah 94 o C. Hal ini yang mengakibatkan temperatur output pada economizer, HP evaporator dan superheater 1 kurang maksimal. Sehingga pada superheater 2 membutuhkan kalor yang besar untuk mencapai temperatur output dari produk steam sesuai yang diinginkan.. Pada simulasi ini besar bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan steam hingga 460 o C adalah kg/s sedangkan pada real plant besar sebesar kg/s Sehingga dari simulasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pemakaian bahan bakar dapat dihemat sebesar 42 %. Dan besarnya kalor yang dibuang ke main stack tidak terlalu besar. Dari penggunaan kalor pada tube tube pemanas pada waste heat boiler dapat diketahui sisa kalor yang akan dibuang ke main stack yaitu sebesar kj/s dimana kalor yang dihasilkan oleh burner sebesar kj/s. sehingga efisiensi dari WHB: 100% X 10 kj/s Kj/s X % kj/s 87.01% Sehingga dapat diketahui efisiensi pemakaian kalor sebesar %.Sedangkan pada real plant dengan pemakaian bahan bakar kg/s kalor yang dihasilkan adalah kj/s dimana kalor yang dibuang ke main stack sebesar kj/s. Efisiensinya adalah : X 10 kj/s Kj/s X % kj/s 98.6% Dengan bahan bakar yang digunakan pada real plant ini suhu yang steam yang dihasilkan mencapai o C, hal ini jauh melebihi kondisi suhu steam yang diinginkan yaitu 460 o C. Apabila suhu steam melebihi set point hal ini akan mengakibatkan sistem pada waste heat boiler trip. Jika dibandingkan dengan kondisi real plant pada simulasi efisiensinya lebih kecil, namun bahan bakar yang digunakan lebih kecil dan kalor yang dibuang kestack juga lebih kecil. sehingga pemakaian bahan bakar dapat dihemat hingga 42 % dan suhu steam yang dihasilkan sesuai dengan set point.untuk meningkatkan efisiensi waste heat boiler diperlukan pengoptimalan pemakaian bahan bakar, sehingga hampir tidak ada kalor yang dibuang ke main stack. 9

10 NB: Notasi angka romawi merupakan lanjutan tabel 1 V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Dari hasil tugas akhir ini telah dianalisa kinerja dari waste heat boiler pabrik 1 PT petrokimia gresik dengan menggunakan metode kesetimbangan panas dan massa. b. Dengan dilakukan simulasi pada simulink, Waste heat boiler yang sudah beroperasi cukup lama masih bekerja dengan baik. Namun pada LP evaporator kenaikan temperaturnya belum mencapai maksimum, hanya mencapai C dimana maksimumnya adalah o C begitu pula pada Economizer hanya mampu menaikkan 73 o C dimana seharusnya yang mampu dicapai adalah 94 o C. Hal ini yang mengakibatkan temperatur output pada economizer, HP evaporator dan superheater 1 kurang maksimal. Sehingga pada superheater 2 membutuhkan kalor yang besar untuk mencapai temperatur output dari produk steam sesuai yang diinginkan. c. Dari besarnya laju massa input r sebesar kg/s dihasilkan produk steam sebesar kg/s. Dari data kapasitas terpasang maksimum sebesar 25 kg/s dapat diketahui nilai efisiensi produk steam yaitu sebesar %. yang d. Pada simulasi ini besar bahan bakar digunakan untuk memanaskan steam hingga 460 o C adalah kg/s sedangkan pada real plant besar sebesar kg/s,sehingga dari simulasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pemakaian bahan bakar dapat dihemat sebesar 42%. e. Dari simulasi efiseiensi pemakaian kalor adalah %.Sedangkan pada realplant dan efisiensi pemakaian kalornya adalah 98.6 %. Pada Real plant efisiensinya lebih besar namun suhu yang dihasilkan jauh melebihi set point yaitu oc.untuk meningkatkan efisiensi waste heat boiler diperlukan pengoptimalan pemakaian bahan bakar, sehingga hampir tidak ada kalor yang dibuang kemain main stack. 2. Saran a. Dapat dirancang sistem monitoring mengenai berapa banyak bahan bakar dan berapa sisa yang telah digunakan. Sehingga dapat dilakukan optimalisasi waste heat boiler b. Dapat pula dirancang sistem kontrol bukaan valve bahan bakar dari hasil monitoring yang telah dibuat sehingga penggunaan bahan bakar pada waste heat boiler dapat optimal. DAFTAR PUSTAKA [1] Incropera, Frank P., DeWitt, David P. Fundamental of Heat and mass transfer, Fourth Edition, John Wiley and Sons, inc., Canada,1996 [2] Stephanopolous, George Chemical Process Control an introduction to Theory and practice, Prentice/Hall international,inc,1984 [3] Kuehn, Thomas H., Ramsey, James W. & Threlkeld, James L. THERMAL ENVIRONMENTAL ENGINEERING, third edition, prentice-hall, inc., 1998 [4] Holman, J.P., Jasfi, E. PERPINDAHAN KALOR edisi ke 6, Erlangga, 1997 [5] Kreith, F., Prijono, A., Prinsip-Prinsip Perpindahan Kalor, edisi ketiga, erlangga, 1997 [6] (ebook) MatLab - Simulink v Dynamic System Simulation For Matlab, januari, 1999 [7] <URL: l_and_gas_combutsion>, November,2009 [8] <URL: iensi_thermal>, Mei,2010 [9] Prasetyo,Youdhiyan POWER PLANT IN- HOUSE TRAINING Boiler Basic,2009 [10] Proses Flow Diagram & Piping & Instrumen Diagram Waste Heat Boiler, PT.Inka Karya Persada Teknik, 1992 BIODATA PENULIS Nama : Nur Laila Hamidah TTL : Jombang, 10 Juni 1988 Alamat :JL. KH.Ahmad Dahlan No Surabaya yamapi_mymy@yahoo.com Riwayat Pendidikan : MI As-Sulaimaniyah ( ) SLTPN I Mojoagung ( ) SMAN 2 Jombang ( ) S1 Teknik Fisika (2006 sekarang) 10

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). Mohammad khatib..2411106002 Dosen pembimbing: Dr. Ridho Hantoro,

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT Anwar Ilmar Ramadhan 1,*, Ery Diniardi 1, Hasan Basri 2, Dhian Trisnadi Setyawan 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 Anwar Ilmar,ST,MT 1,.Ali Sandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wahana Teknik Vol 02, Nomor 02, Desember 2013 Jurnal Keilmuan dan Terapan teknik Hal 70-80 ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wardjito, Sugiyanto

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai,beserta sistematika laporan dari penelitian

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW

PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW F. Burlian (1), A. Ghafara (2) (1,2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER ERANCANGAN SISEM ENGENDALIAN EMBAKARAN ADA DUC BURNER WASE HEA BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Amri Akbar Wicaksono, Ronny Dwi riyati, otok Soehartanto. Jurusan eknik Fisika Fakultas eknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU

ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU *Yongki Afrianto 1, MSK. Tony Suryo U. 2, Berkah Fajar T.K 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI Dosen Pembimbing : Ir. Joko Sarsetiyanto, MT Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP Yopi Handoyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas "45" Bekasi E-mail : handoyoyopi@yahoo.com Abstrak Pada dunia industri terutama pada sektor produksi

Lebih terperinci

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-132 Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin Anson Elian dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus

Lebih terperinci

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Mustaza Ma a 1) Ary Bachtiar Krishna Putra 2) 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI

PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI Nama : Afrian Syaiibrahim Kholilulloh NRP : 42 09 100

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System 32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik SKRIPSI LOGO Januari 2011 Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik PUTRA IS DEWATA 4206.100.061 Contents BAB I

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap *Eflita Yohana

Lebih terperinci

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 B-38 Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Heat Recovery Steam Generator di PT Gresik Gases and Power Indonesia (Linde

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR Dian Samto Bagus Pramana, Rusdhianto Effendie A.K, Joko Susila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siklus Air dan Uap Siklus air dan uap di PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar Awar sebagai tinjauan pustaka awal dan pembahasan awal yang nantinya akan merujuk ke unit kondensor. Siklus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO 12300041 RISKY MAHADJURA 12304716 SWIT SIMBOLON 12300379 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE TUGAS AKHIR TM141585 ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE RYAN HIDAYAT NRP. 2112100061 Dosen Pembimbing Bambang Arip

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara P 3 SKRIPSI (ME 091329) Bima Dewantara 4207 100 411 Tinjauan Teknis Perubahan Kinerja Steam Drum Di Boiler Akibat Blowdown Pada PLTU Unit 3 Dan 4 ( Studi Kasus di PT PJB UP Gresik ) Tujuan Adapun tujuan

Lebih terperinci

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN

Lebih terperinci

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Ika Shanti B, Gunawan Nugroho, Sarwono Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER 1 of 10 12/22/2013 8:36 AM PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja

Lebih terperinci

III.11 Metode Tuning BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN IV.1 Alat Penelitian IV.2 Bahan Penelitian IV.3 Tata Laksana Penelitian...

III.11 Metode Tuning BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN IV.1 Alat Penelitian IV.2 Bahan Penelitian IV.3 Tata Laksana Penelitian... DAFTAR ISI SKRIPSI... i PERNYATAAN BEBAS PLAGARIASME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMBANG DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Air dan Uap Sebagai penjelasan awal sebelum merujuk ke unit high pressure heater, berikut adalah penjelasan siklus air dan uap di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang. Gambar

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengumpulan dan penyajian data 4.1.1 Pengumpulan data dan penyajian data Pada tabel 4.1 Check sheet temperatur dan tekanan pompa sirkulasi periode Tabel 4.1 Check Sheet

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK OLEH : NANDA DIAN PRATAMA 2412105013 DOSEN PEMBIMBING : TOTOK RUKI BIYANTO, PHD IR. RONNY DWI NORIYATI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER

PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER Tugas Akhir Ini Didedikasikan Untuk Pengembangan Teknologi LNG di Indonesia TRANSPORT Disusun oleh : PRATAMA NOTARIZA

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain BAB II TEORI DASAR 2.1 PLTG (Open Cycle) Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dengan udara tekan. Udara tekan dihasilkan

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

STUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK

STUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK STUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK Oleh : Andhika Bagus P (NRP. 2406 100 043) Pembimbing: 1. Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes 2. Dr. Ir. Totok Soehartanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI DOSEN PEMBIMBING : DEDY ZULHIDAYAT NOOR, ST, MT, PHD TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI ANALISIS PERFORMA HRSG 1.3 PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Ardian Oktakaisar, Supari, Herwin Suprijono Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 78-83 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F. Gatot Sumarno, Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.

Lebih terperinci