ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTORAL DI PASAR MODAL JURNAL ILMIAH.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTORAL DI PASAR MODAL JURNAL ILMIAH."

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTORAL DI PASAR MODAL JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Inda Yunita Sari JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

2 LEMBAR PENGESAHAN Artikel Jurnal dengan judul: ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTORAL DI PASAR MODAL Yang disusun oleh: Nama : Inda Yunita Sari NIM : Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 30 Maret Malang, 30 Maret 2016 Dosen Pembimbing, Tyas Danarti Hascariani., SE., ME. NIP

3 ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTORAL DI PASAR MODAL Inda Yunita Sari, Tyas Danarti Hascariani., SE., ME. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 165 Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektoral di pasar modal, dan (2) inflasi terhadap indeks harga saham sektoral di pasar modal. Pada bulan januari September Penelitian ini menggunakan data bulan januari 2013 September 2015 dengan jumlah 33 data time series untuk setiap sektoral. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi model SUR. Terdapat tiga temuan dalam penelitian ini. Pertama, kurs rupiah menekan Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur, Sektor Property dan Sektor Keuangan sedangkan disisi lain kurs rupiah mendorong Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi dan Sektor Pertambangan. Kedua, inflasi mendorong Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur dan Sektor Keuangan sedangakan disisi lain Inflasi menekan Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan dan Sektor Property. Kata kunci: Kurs Rupiah, Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan Sektoral A. PENDAHULUAN Krisis keuangan global yang terjadi di Amerika mulai mempengruhi kinerja perekonomian Indonesia yang hingga saat ini penuh dengan ketidakpastian. Meningkatnya perekonomian dapat diindikasikan m4eelalui volume perdagangan yang terjadi di Pasar Modal. Dan sebaliknya pasar modal juga menjadi pandangan yang menunjukkan tingkat kenaikan atau penurunan perekonomian suatu Negara, sehingga membuat Pasar Modal menjadi salah satu instrumen penting dalam perekonomian yang dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasar Modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena menjalankan dua fungsi yaitu, pertama sebagai saran pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan Dana dari masyarakat pemodal atau investor. Kedua menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa Dana dan lain-lain. Kehadiran Pasar Modal di Indonesia menambah alternatif investasi berupa surat-surat berharga kepad apara investor untuk menanamkan kelebihan Dana yang dimilikinya. Investasi sebagai suatu kegiatan yang menempatkan Dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan mengharapkan keuntungan dan peningkatan nilai investsi. Kegiatan berinvestasi di Pasar Modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang banyak diminati oleh masyarakat yang mempunyai Dana berlebihan. Dan ketika melakukan investasi dalam bentuk saham seringkali yang tergolong mempunyai resiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan yang terjadi oleh sumber yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri. Perubahan tersebut dapat berdampak secara positif ataupun negatif terhadap harga saham di Pasar Modal.

4 Gambar 1: Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2015 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2015 Dari gambar 1 diatas menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan mulai Mei 2015 hingga September Dimana fenomena penurunan ini terjadi disebabkan oleh pelemahan kurs rupiah dan kenaikan laju inflasi. Gambar 2: Data Kurs Rupiah 2015 Sumber: Bank Indonesia, Dari gambar 2 diatas menunjukkan bahwa mulai Januari 2015 mengalami pelemahan kurs rupiah hingga Maret 2015 kemudian terjadi penguatan kurs pada bulan April 2015, setelah mengalami penguatan kurs rupiah selama satu bulan pada bulan Mei 2015 hingga September 2015 terus mengalami pelemahan kurs rupiah dikarenakan krisis global di Amerika yang berpengaruh terhadap kurs rupiah, sehingga membuat kurs rupiah mengalami pelemahan yang cukup tajam.

5 Gambar 3: Data Inflasi 2015 Sumber: Bank Indonesia, Dari gambar 3 diatas menunjukkan bahwa pada Januari 2015 inflasi mengalami penurunan hingga bulan Februari 2015, namun setelah mengalami penurunan selama satu bulan laju inflasi mengalami kenaikan dari bulan maret hingga Juli 2015, dan setelah terjadi kenaikan inflasi mulai mngalami penurunan lagi hingga Sepember 2015 meskipun tidak mengalami penurunan tajam seperti yang terjadi pada bulan Februari Sehingga kesimpulan dari gambar 1, 2, dan 3 yaitu terlihat bahwa ketika terjadi perubahan kurs rupiah dan fluktuasi inflasi maka akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Di Pasar Modal karena akan menambah beban perusahaan, dan membuat perusahaan harus menanggung biaya produksi dan jumlah investasi yang dilakukan oleh masyarakat menjadi semakin tinggi. Dan untuk perusahaan yang go public di Pasar Modal yang mempunyai utang luar negeri dalam bentuk valuta asing, ketika terjadi pelemahan nilai kurs rupiah beban yang harus ditanggung perusahaan akan semakin tinggi, karena sebagian besar produknya mengandung impor yang tinggi. Adapun penelitian terdahulu mengenai pengaruh nilai kurs rupiah dan inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sektoral di Pasar Modal. Namun hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu memiliki kesimpulan yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Deny Rohmanda, Suhadak, dan Topowijoyo (2013) mendukung teori yang berlaku dimana variabel kurs rupiah dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan harga saham dengan arah hubungan negatif. Dampak Kurs Rupiah Terhadap Pasar Modal B. TINJAUAN PUSTAKA Nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang Negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, nilai tukar rupiah terhadap yen dan sebagainya. Kurs sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di Pasar Modal maupun Pasar Uang. Sehingga membuat investor cenderung berhati-hati untuk melakukan investasi. Karena menurunya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dollar AS memiliki pengaruh negatif terhadap perekonomian dan Pasar Modal. Dampak Inflasi Terhadap Pasar Modal Inflasi merupakan suatu peristiwa atau proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Inflasi adalah proses menurunnya nilai mata uang secara berkelanjutan. Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi.

6 Kenaikan inflasi dapat menurunkan capital gain yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor ketika melakukan investasi di Pasar Modal. Indeks Harga Saham Gabungan Sebagai Indikator Kinerja Pasar Modal Indeks Harga Saham adalah indicator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam kinerja Pasar Modal. Indeks berfungsi sebagai indicator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini: apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat. Hipotesis 1. Diduga bahwa kurs rupiah berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur, Sektor Property, dan Sektor Keuangan Di Pasar Modal. 2. Diduga bahwa laju inflasi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur, Sektor Property, dan Sektor Keuangan Di Pasar Modal. C. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kurs rupiah dan inflasi terhadap variabel Indeks Harga Saham gabungan sektoral. Unit analisis penelitian ini adalah Sembilan indeks sektoral Pasar Modal, antara lain Indeks Sektor Agroindustri, Indeks Sektor Industri Dasar Kimia, Indeks Sektor Konstruksi, Indeks Sektor Pertambangan, Indeks Sektor Infrastruktur, Indeks Sektor Manufaktur, Indeks Sektor Perdagangan, indeks Sektor Property Dan Indeks Sektor Keuangan. Tabel 1. Variabel Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel Konsep Variabel Rumus Ukuran Kurs rupiah Nilai tukar adalah harga mata uang Rp terhadap dollar Amerika suatu Negara terhadap mata uang Negara lain. Inflasi Inflasi terjadi ketika tingkat harga % umum naik. Saat ini kita menhitung inflasi dengan menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk individual. IHSG sektoral Indeks Harga Saham secara sektoral menggunakan semua saham yang Satuan poin termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertanian, pertambangan, industry dasar kimia, konstruksi, property, infrastruktur, perdagangan, dan manufaktur Seluruh data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh melalui berbgai sumber dengan teknik dokumentasi. Kurs rupiah dan inflasi diperoleh dari situs web resmi BI, dan Indeks Harga Saham Sektoral dari situs web BEI. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda model Seemigly Unrelated Regression (SUR), uji t-statistik dan koefisien determinan melalui software Eviews 6.

7 D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Regresi Dari persamaan regresi yang telah dilakukan dengan menggunakan model Seemigly Unrelated Regression (SUR) untuk sektoral di Pasar Modal dan hasil Uji t-statistik pada dasarnya menunjukkan sebarapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial didalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 1. Persamaan Regresi dan Uji t-statistik Indeks Sektoral Variabel t-statistik prob. Keputusan Kesimpulan Sektor Agroindustri Y 1 = X X 2 Sektor Industri Dasar Kimia Y 2 = X X 2 Sektor Konstruksi Y 3 = X X 2 Sektor Pertambangan Y 4 = X X 2 Sektor Infrastruktur Y 5 = X X 2 Sektor Perdagangan Y 6 = X X 2 Sektor Manufaktur Y 7 = X X 2 Sektor Property Y 8 = X X 2 Sektor Keuangan Y 9 = X X 2 Kurs Menolak Inflasi Menerima Kurs Menolak Inflasi Menerima Kurs Menerima Inflasi Menolak Kurs Menerima Inflasi Menolak Kurs Menolak Inflasi Menerima Kurs Menolak Inflasi Menerima Kurs Menolak Inflasi Menerima Kurs Menolak Inflasi Menolak Kurs Menolak Sumber: Output Eviews6 Diolah, Inflasi Menerima terhadap IHS Sektor Agroindustri Agroindustri terhadap IHS Sektor Industri Dasar Kimia Industri Dasar Kimia kurs terhadap IHS Sektor Konstruksi Ada pengaruh signifikan dari Konstruksi kurs terhadap IHS Sektor Pertambangan Ada pengaruh signifikan dari Pertambangan terhadap IHS Sektor Infrastruktur Infrastruktur terhadap IHS Sektor Perdagangan Perdagangan terhadap IHS Sektor Manufaktur Manufaktur terhadap IHS Sektor Manufaktur Ada pengaruh signifikan dari Property terhadap IHS Sektor Keuangan Keuangan

8 1. Indeks Sektor Agroindustri Model yang terbentuk untuk sektor Agroindutri adalah Y 1 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Agroindustri. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Agroindustri. 2. Indeks Sektor Industri Dasar Kimia Model untuk sektor Indutri Dasar Kimia adalah Y 2 = X X 2. Dari tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Industri Dasar Kimia. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Industri Dasar Kimia. 3. Indeks Sektor Konstruksi Model untuk sektor Konstruksi adalah Y 3 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Konstruksi. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Konstruksi. 4. Indeks Sektor Pertambangan Model untuk sektor Pertambangan adalah Y 4 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Pertambangan. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Pertambangan. 5. Indeks Sektor Infrastruktur Model untuk sektor Infrastruktur adalah Y 5 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Infrastruktur. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Infrastruktur. 6. Indeks Sektor Perdagangan Model untuk sektor Perdagangan adalah Y 6 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Perdagangan. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Perdagangan. 7. Indeks Sektor Manufaktur Model untuk sektor Manufaktur adalah Y 7 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05

9 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Manufaktur. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Manufaktur. 8. Indeks Sektor Property Model untuk sektor Property adalah Y 8 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Property. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Property. 9. Indeks Sektor Keuangan Model untuk sektor Keuangan adalah Y 9 = X X 2. Dari regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs rupiah adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel kurs rupiah terhadap indeks harga saham sektor Keuangan. Dan untuk nilai t-hitung dari inflasi adalah sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham sektor Keuangan. Tabel 2. Koefisien Determinan (R square) No. Indeks Sektoral R square 1 Indeks Sektor Agroindustri Indeks Sektor Konstruksi Indeks Sektor Industri Dasar Kimia Indeks Sektor Pertambangan Indeks Sektor Infrastruktur Indeks Sektor Perdagangan Indeks Sektor Manufaktur Indeks Sektor Property Indeks Sektor Keuangan Sumber: Output Eviews6 Diolah, Indeks Sektor Agroindustri Hasil dari regresi untuk sektor Agroindustri nilai R 2 adalah atau 45.8% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 45.8% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan faktor lain. 2. Indeks Sektor Industri Dasar Kimia Hasil dari regresi untuk sektor Industri Dasar Kimia nilai R 2 adalah atau 80.1% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Industri Dasar Kimia dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 19.9% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 3. Indeks Sektor Konstruksi Hasil dari regresi untuk sektor Konstruksi nilai R 2 adalah atau 24.1% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 75.9% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 4. Indeks Sektor Pertambangan Hasil dari regresi untuk sektor Pertambangan nilai R 2 adalah atau 35.8% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan dapat dijelaskan oleh variabel

10 kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 64.2% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 5. Indeks Sektor Infrastruktur Hasil dari regresi untuk sektor Infrastruktur nilai R 2 adalah atau 16.0% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Infrastruktur dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 84% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 6. Indeks Sektor Manufaktur Hasil dari regresi untuk sektor Manufaktur nilai R 2 adalah atau 28.2% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 71.8% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 7. Indeks Sektor Perdagangan Hasil dari regresi untuk sektor Perdagangan nilai R 2 adalah atau 26.5% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Perdagangan dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 73.5% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 8. Indeks Sektor Property Hasil dari regresi untuk sektor Property nilai R 2 adalah atau 46.9% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Property dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 53.1% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. 9. Indeks Sektor Keuangan Hasil dari regresi untuk sektor Keuangan nilai R 2 adalah atau 49.2% yang artinya variabel Indeks Harga Saham Sektor Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel kurs rupiah dan variabel inflasi sebesar 50.8% sedangkan sisanya sebesar 54.2% dijelaskan oleh faktor lain. Pembahasan penelitian Berdasarkan hasil dari pengujian statistik dan ekonomi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk menerangkan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektoral di Pasar Modal. 1. Depresiasi Kurs Rupiah menekan Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri karena membuat biaya produksi bahan Baku menjadi mahal. Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur, dan Sektor Property Karena ketika fenomena kurs mengalami depresiasi akan menyebabkan biaya produksi yang memiliki kandungan impor tinggi dan meningkatkan jumlah utang luar negeri perusahaan di Pasar Modal. Dan Sektor Keuangan karena return dan resiko yang diterima akibat depresiasi kurs rupiah membuat keuntungan perusahaan menurun. Sehingga menimbulkan ekspektasi negatif terhadap sektoral di Pasar Modal. 2. Depresiasi kurs rupiah mendorong Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi dan Pertambangan. Karena ketika pelemahan kurs membuat jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan ikut meningkat, dimana asset alokasi (seperti proyek pembangunan jembatan, bandara dan jalan tol) tidak terlalu terganggu ketika kurs terguncang karena tidak memandang nilai kurs melainkan jumlah asset yang telah diinvestasikan, sehingga membuat keuntungan Sektor Konstruksi tetap stabil. Dan ekspor pertambangan tetap naik karena harga jual yang disepakati harga internasional. Sehingga membuat kedua sektor ini tetap mendapatkan keuntungan meski melemahnya kurs. 3. Kenaikan inflasi menekan Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan, dan Sektor Property. Karena terjadi kenaikan harga barang-barang menyebabkan biaya bahan Baku mahal dan harga jual menjadi naik. Sehingga berpengaruh terhadap jumlah permintaan yang membuat pendapatan perusahaan mengalami penurunan. Sehingga menimbulkan ekspektasi negatif terhadap ketiga sektoral yang terdaftar di Pasar Modal. 4. Kenaikan inflasi mendorong Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur dan Sektor Keuangan. Karena ketika harga barang-barang meningkat tidak terlalu berdampak pada biaya produksi keenam sektor ini. Dan sektor-sektor tersebut telah mengantisipasi dampak yang muncul ketika terjadi kenaikan inflasi, Sehingga pendapatan dan

11 keuntungan yang diperoleh tetap stabil dan tidak terlalu besar jumlah yang harus ditanggung untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Sehingga menimbulkan ekspektasi positif pada keenam sektoral di Pasar Modal. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Depresiasi Kurs Rupiah menekan Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur,Sektor Property, dan Sektor Keuangan. 2. Depresiasi kurs rupiah mendorong Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi dan Pertambangan. 3. Kenaikan inflasi menekan Indeks Harga Saham Sektor Konstruksi, Sektor Pertambangan, dan Sektor Property. 4. Kenaikan inflasi mendorong Indeks Harga Saham Sektor Agroindustri, Sektor Industri Dasar Kimia, Sektor Infrastruktur, Sektor Perdagangan, Sektor Manufaktur dan Sektor Keuangan. Saran 1. Bagi para investor selalu perhatikan perkembangan variabel kurs rupiah dan inflasi yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Karena hasil yang diperoleh memiliki perbedaan terhadap satu sektor dengan sektor lain yang terdaftar di Pasar Modal. 2. Pemerintah dan Otoritas Kebijakan mempunyai banyak responsif terhadap perubahan kurs rupiah dan inflasi, maka diharapkan dapat menciptakan iklim investasi dalam negeri yang lebih kondusif agar menarik minat investor local untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satunya dengan menjaga stabilitas kurs rupiah dan inflasi. Hal ini dimaksudkan agar proporsi investor local dalam pasar modal meningkat supaya pasar modal dalam negeri tidak mudah dikuasai oleh pihak asing. DAFTAR PUSTAKA Ade Widyaningsih, Made Susilawati, I Wayan Sumarjaya Estimasi Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) dengan Metode Generalized Least Square (GLS). Jurusan Matematika. FMIPA. Universitas Udayana. Adiningsih, dkk Perangkat Analisis dan Teknik analisis Invstasi di Pasar Modal. Jakarta: PT BEJ. Ang, Robert Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia Ari, Normansyah Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar As Terhadap Harga Saham Subsector Industry Rokok Yang Terdaftar Di Burs Efek Indonesia. Bandung: Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bank Indonesia Data Kurs Rupiah. Diakses tanggal 6 Oktober Bank Indonesia Data Inflasi. Diakses tanggal 6 Oktober Bayu Seto Sambodo, Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar Rupiah, dan Harga Emas Dunia Terhadap Indeks Harga Saham Pertambangan di BEI. Malang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya.

12 Bursa Efek Indonesia Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia. Deny Rohmanda, Suhadak, Topowijono, Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi dan BI Rate Terhadap Harga Saham. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Elton, Edwin J. and Gruber, Martin J Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ghozali, Imam Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Undip. Gujarati, Damodar Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hooker, M.A Macroeconimoc Factors and Emerging Markets Revies 5, pp Husnan, Suad Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Joven Sugianto Liauw dan Trisnadi Wijaya, Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia. STIE MDP. Kamarudin, Ahmad Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: Rineka Cipta. Kewal, Suramaya Suci Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks harga saham Gabungan. Jurnal Economia 8:1, pp Kuncoro M Manajemen Keuangan Internasional, Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE. Khamsatul Faizati, Sri Sulistijowati H., Tri Atmojo Kusmayadi Estimasi Parameter Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) Dengan Residu Berpola Autoregressive Orde Satu (AR(1)) Dengan Metode Park. Jurusan Matematika FMIPA UNS. Madura, Jeff Financial Management. Floryda University Express. Mankiw N. Gregory Makroekonomi edisi ke-6. Jakarta: Erlangga. Mar atus Sholihah, Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Nurdin Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Pertumbuhan Ekonomi, Kebijakan Pemerintah, Struktur Modal, Struktur Aktiva, Liquiditas Terhadap Resiko Sektor Property Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Putu Fenta Pramudya Cahya dkk, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Dan Real Estate Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun Jurusan Manajemen, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Indonesia. Rahardja, P., dan Manurung, M Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

13 Rahman, L., dan Uddin, J Dynamic Relationship between Stock Price and Exchange Rate. International Business Research 2:2, pp Samuelson & Nordhaus Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi. Samsul, Mohammad Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga Siriat dan D. Siagian Analisis Keterkaitan Sektor Riil, Sektor Moneter dan Sektor Luar Negeri Dengan Pasar Modal: Stusi Empiris Di Bursa Efeke Indonesia. Jurnal Ekonomi Perusahaan. Vol 9 No 2. Sitinjak, E.L.M, dan Kurniasari, Widuri Indikator-indikator Pasar Modal Dan Pasar Uang Yang Saling Berkaitan Ditinjau Dari Psar Saham Sedang Bullish Dan Bearish. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol 3 No 3. Sjahrir Tinjauan Pasar Modal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, CV Sukirno, Sadono Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UP STIM YKPN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dapat diambil kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dapat diambil kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari penelitian mengenai analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, Produk Domestik Bruto, dan harga minyak dunia terghadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditemukan bahwa Perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Perubahan Suku Bunga

BAB V PENUTUP. ditemukan bahwa Perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Perubahan Suku Bunga BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Selama masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditemukan bahwa Perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Perubahan Suku Bunga SBI secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan data

BAB V PENUTUP. di Bursa Efek Indonesia tahun Penelitian ini menggunakan data 48 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Arif, M. R. (2010). Teori Makro Ekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Arif, M. R. (2010). Teori Makro Ekonomi Islam. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Al-Arif, M. R. (2010). Teori Makro Ekonomi Islam. Bandung: Alfabeta. Al-Ghazali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Algifari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Sektoral BEI (Bursa Efek Indonesia) merupakan sub indeks dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sugeng Priyanto 1, Mia Laksmiwati 2 Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Noor dan Liana Pengaruh Suku Bunga dan Kurs Dollar Terhadap

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Noor dan Liana Pengaruh Suku Bunga dan Kurs Dollar Terhadap DAFTAR PUSTAKA Achmad, Noor dan Liana. 2012. Pengaruh Suku Bunga dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham di BEI. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.12, No.2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor Adib, Ahmad

Lebih terperinci

PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Indeks Sektoral Bursa Efek Indonesia Periode )

PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Indeks Sektoral Bursa Efek Indonesia Periode ) PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Indeks Sektoral Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2013) Deny Rohmanda Suhadak Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan alternatif bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi) selain bank dan lembaga keuangan non bank. Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Imam Ghozali Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Bayu Setiawan Nugroho. 2012. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham LQ45 Periode 2007-2011 (Studi Kasus di LQ45), Institut Manajemen Telkom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh negatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Akuntansi ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR, SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012 2014 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tidak dipengaruhi oleh nilai kurs valuta asing dan laju inflasi. 2. Hasil Estimasi VAR First Difference menunjukkan bahwa:

BAB V PENUTUP. tidak dipengaruhi oleh nilai kurs valuta asing dan laju inflasi. 2. Hasil Estimasi VAR First Difference menunjukkan bahwa: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hubungan Kausalitas Granger menunjukkan bahwa: Pada hasil pengujian

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

PENGARUH NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PENGARUH NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) Denny Andriana denny.andriana@upi.edu (Universitas Pendidikan Indonesia) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: AIZATIN NADHIROH PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

SKRIPSI OLEH: AIZATIN NADHIROH PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR Umi Murtini Sirilus Kristiyo Amijoyo Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki dua fungsi dalam perekonomian suatu Negara, yang pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal dan perbankan merupakan lembaga penyedia jasa keuangan sekaligus pengatur perekonomian Negara dan nilai tukar mata uang. Karena pasar modal merupakan sarana

Lebih terperinci

Putu Fenta Pramudya Cahya, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Putu Fenta Pramudya Cahya, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Putu Fenta Pramudya Cahya, I Wayan Suwendra, Fridayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak akan terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan dunia kembali mengalami resesi. Resesi ekonomi dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika Serikat (AS). Indeks

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen inflasi, BI Rate,

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen inflasi, BI Rate, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen inflasi, BI Rate, kurs dan IHSG terhadap variabel dependen return saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) Dewi Anjarwani Mugiasih anjar_zoe@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh factor penentu perilaku investor dalam keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.Ellen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan laba oleh investor dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data tentang economic value added, Indonesia periode , dapat disimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data tentang economic value added, Indonesia periode , dapat disimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang economic value added, earnings per share dan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap harga saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbukanya pasar bebas ASEAN Free Trade Associaciont (AFTA) industri otomotif tak hanya berkonsentrasi pada kebutuhan domestik, tetapi terbuka pula peluang memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI OLEH : NAMA :MUHAMMAD BAIQUNI NIM : B 200 010 091 NIRM : JURUSAN : AKUNTANSI JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif penghimpun dana dari masyarakat selain sistem perbankan (pasar uang). Pasar modal diperlukan bila akumulasi usaha suatu perusahaan (sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidaasi karena tidak mampu melaksanakan kewajiban terhadap nasabah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Perkembangan Ekspor Dan Impor Indonesia Agustus http: Diakses 11 Januari 2013.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Perkembangan Ekspor Dan Impor Indonesia Agustus http:  Diakses 11 Januari 2013. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Achmad A.T. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka 70 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Setiap investor atau orang yang melakukan investasi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaanya yang mendukung penelitian ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaanya yang mendukung penelitian ini : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji, dan Piji. (2003), Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji, dan Piji. (2003), Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Anoraga, Pandji, dan Piji. (2003), Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta. Arifin, Ali, (2002). Membaca Saham. Panduan Dasar Seni Berinvestasi dan Teori Permainan Saham:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam melakukan aktivitas kegiatan oprasionalnya pasti membutuhkan dana, baik berasal dari internal perusahaan seperti laba ditahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat. Masyarakat mulai tertarik dengan dunia investasi untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan Zumrotun Nafiah Jurusan Akuntansi STIE SEMARANG Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif tetapi tidak

BAB V PENUTUP. 1. Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif tetapi tidak BAB V PENUTUP Pada bab lima ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bagian sebelumnya, peneliti berhasil menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IHSG yang mencatat pergerakan saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga mencerminkan pasar modal yang tengah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam meramalkan dan memahami kondisi

Lebih terperinci