PEMBUATAN SIMULATOR TORQUE CONVERTER TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA KIJANG LGX SERI A45DE TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN SIMULATOR TORQUE CONVERTER TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA KIJANG LGX SERI A45DE TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PEMBUATAN SIMULATOR TORQUE CONVERTER TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA KIJANG LGX SERI A45DE TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Oleh : YULIANDA PROGRAM STUDI D-III TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

2 HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SIMULATOR TORQUE CONVERTER TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA KIJANG LGX SERI A45DE Oleh Nama : Yulianda BP. NIM : Jenjang Program Jurusan Fakultas : Diploma III : Teknik Otomotif : Teknik Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Padang, Juli 2012 Ketua Jurusan Teknik Otomotif Disetujui Oleh, Pembimbing Drs. Martias, M.Pd Drs. Daswarman, M.Pd NIP NIP i

3 LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Otomotif Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Judul Tugas Akhir PEMBUATAN SIMULATOR TORQUE CONVERTER TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA KIJANG LGX SERI A45DE Oleh : Nama : Yulianda BP. NIM : Jenjang Program Jurusan Fakultas : Diploma III : Teknik Otomotif : Teknik Padang, 17 Juli 2012 Dewan Penguji Nama Tanda Tangan 1. Ketua : Drs. Daswarman, M.Pd 2. Sekretaris : Drs. Erzeddin Alwi, M.Pd 3. Anggota : Drs. Hasan Maksum, M.T Ketua Program Studi Teknik Otomotif ( D3) Disetujui Oleh, Pembimbing Drs. Andrizal, M.Pd Drs. Daswarman, M.Pd NIP NIP ii

4 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim Padang, Juli 2012 Yang menyatakan Yulianda iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Kenalilah Allah diwaktu lapang, pasti Dia akan mengenalmu diwaktu sempit, ketahuilah! Sesungguhnya apa yang ditetapkan tidak mengenaimu pasti tidak akan menimpamu, sebaliknya apa saja yang ditetapkan menimpamu, kamu pasti tidak akan dapat menghindarinya. Sesungguhnya pertolongan itu datangnya bersama kesabaran, kesenangan bersama kesusahan dan sesungguhnya beserta kesulitan adalah kemudahan. (HR. Muttafaq alaih) Teruntuk : Kedua Orang Tuaku Atas kasih sayang, cinta dan pengorbanan dalam hidupku Kakak-kakakku yang selalu memberiku semangat Teman-teman yang terus membantuku Almamaterku iv

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur penulis haturkan kepada sang khalik. Karena atas izin-nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Simulator Torque Converter Transmisi Otomatis Toyota Kijang LGX Seri A45DE. Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program D III di Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP). Dalam membuat laporan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan penulis baik pengalaman maupun pengetahuan. Berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut dan akhirnya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. 2. Ketua Jurusan Teknik Otomotif. 3. Sekretaris Jurusan Teknik Otomotif. 4. Ketua Program Studi D III Jurusan Otomotif. 5. Penasehat akadenik Program Studi D III Jurusan Otomotif BP Pembimbing penyelesaian Tugas Akhir Bapak Drs. Daswarman, M. Pd. v

7 7. Dosen dan staf Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNP yang telah membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga. 8. Terkhusus buat kedua orangtua dan keluarga yang selalu mendukung secara moril dan materil 9. Seterusnya kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran Tugas Akhir dan penulisan laporan ini. Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan pahala dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi yang bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta para pembaca pada umumnya. Padang, Juli 2012 Penulis vi

8 DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... i LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 2 C. Pembatasan Masalah... 3 D. Rumusan Masalah... 3 E. Tujuan Tugas Akhir... 3 F. Manfaat Tugas Akhir... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teoritis Torque Converter... 5 B. Prinsip Kerja Torque Converter... 7 C.Konstruksi Torque Converter... 8 D. Cara Kerja Torque Converter E. Kemampuan Torque Converter BAB III PEMBAHASAN A. Proses Pembuatan,Konstruksi, dan Tahap Pengerjaan Stand B. Hasil BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA vii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1. Komponen torque converter... 5 Gambar 2. Prinsip kerja torque converter... 7 Gambar 3. Konstuksi pump impeler... 9 Gambar 4. Konstuksi turbine runner... 9 Gambar 5. Konstuksi stator Gambar 6. Prinsip pemindahan tenaga Gambar 7. Prinsip melipat gandakan momen Gambar 8. Cara melipatgandakan momen Gambar 9. Cara kerja kopling satu arah Gambar 10. Cara kerja kopling satu arah berlawanan arah Gambar 11. Pada saat aliran vortex besar Gambar 12. Pada saat aliran vortex kecil Gambar 13. Bekerjanya converter pada saat kendaraan berhenti Gambar 14. Bekerjanya converter pada kecepatan rendah Gambar 15. Mekanisme lock-up clutch Gambar 16. Konstruksi lock-up clutch Gambar 17. Lock-upclutchtidak berhubungan Gambar 18.Lock up clutch berhubungan Gambar 19. Torque ratio Gambar 20. Efisiensi transmisi) Gambar 21. Gambar rancangan konstruksi stand Gambar 22. Pembuatan stand simulator transmisi otomatis Gambar 23.Pemotongan converter case Gambar 24.Hasil pemotongan converter case Gambar 25.Pemasangan torque converter pada poros input transmisi Gambar 26.Pengecatan stand simulator torque converter Gambar 27.Motor listrik dan handle transmisi pada dudukannya Gambar 28.Pengecatan pada komponen transmisi viii

10 Gambar 29.Simulator transmisi otomatis tampak samping Gambar 30.Simulator transmisi otomatis tampak depan ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan negara industri dapat maju pesat karena dipengaruhi oleh adanya hasil teknologi yang tinggi dimana komponen-komponen mesin memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar, baik dari segi komponen maupun umur penggunaan yang tahan lama. Penemuan alat-alat modern dan otomatis membawa manusia ketingkat kenyamanan yang lebih tinggi. Perkembangan teknologi tersebut juga berpengaruh dalam bidang otomotif khususnya pada engine, chasis, body, accessoris serta kelengkapan lainnya. Mahasiswa dituntut belajar mengenal teknologi baru yang sedang berkembang terutama di bidang otomotif khususnya di bidang sistem pemindahan tenaga. Satu contohnya adalah ketika praktik sistem pemindah tenaga. Adapun bahan praktek transmisi otomatis di workshop Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang tidak memperlihatkan semua komponen-komponen yang terdapat pada transmisi otomatis dan torque converter, sehingga hal ini menjadi hambatan bagi mahasiswa dalam memahami dan mengenal komponen-komponen serta cara kerja komponen pada transmisi otomatis dan torque converter. Menyikapi hal tersebut, maka penulis beserta teman sekelompok mendiskusikan masalah ini. Keputusannya yang diambil adalah bahwa kami sepakat menyediakan bahan praktek berupa simulator transmisi otomatis Kijang LGX dan penulis mengambil judul Pembuatan Simulator Torque Converter Transmisi 1

12 2 Otomatis Kijang LGX dan diharapkan bisa membantu kegiatan praktek. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah dapat mengenal secara langsung komponen-komponen serta cara kerja komponen-komponen transmisi otomatis dan torque converter itu sendiri. Mahasiswa banyak yang kurang mengetahui tentang transmisi otomatis Kijang LGX. Salah satu perbedaan pada transmisi konvensional dengan transmisi otomatis adalah sistem pemindahan tenaganya. Pada transmisi konvensional masih mengguanakan kopling hidrolik dengan kanvas kopling untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga dari engine ke poros input transmisi, sedangkan pada transmisi otomatis sudah menggunakan kopling fluida (torque converter) untuk memindahkan tenaga yang bekerja berdasarkan putaran engine. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis berusaha memberikan informasi tentang mengenal komponen-komponen serta cara kerja komponen torque converter Kijang LGX. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Bahan praktek sistem pemindahan tenaga di Jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang berupa stand transmisi otomatis tidak memperlihatkan semua komponen pada transmisi otomatis tersebut. 2. Pengetahuan mahasiswa tentang komponen-komponen serta cara kerja komponen torque converter transmisi otomatis masih kurang.

13 3 C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya komponen-komponen yang terdapat pada transmisi otomatis serta guna tercapainya tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah hanya membahas tentang mengenal komponen pada torque converter dan cara kerja torque converter pada transmisi otomatis Kijang LGX. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara pembuatan stand simulator torque converter transmisi otomatis. 2. Bagaimana fungsi masing-masing komponen serta cara kerja masingmasing komponen tersebut. E. Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah: 1. Membuat simulator torque converter transmisi otomatis. 2. Menjelaskan fungsi masing-masing komponen serta cara kerja komponen torque converter tersebut.

14 4 F. Manfaat Tugas Akhir Manfaat yang dapat diperoleh dalam pembuatan dan penyusunan proyek akhir yang berjudul Pembuatan Simulator Torque Converter Transmisi Otomatis Kijang LGX Seri A45DE adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program studi Diploma III di Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. 2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang torque converter pada transmisi otomatis Kijang LGX. 3. Bisa digunakan sebagai bahan pratikum mahasiswa di workshop.

15 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teoritis Torque Converter Torque converter adalah kopling yang digunakan pada transmisi otomatis dengan fungsi sebagai penghubung dengan motor. Pada transmisi manual menggunakan kopling (clutch) manual untuk memutus hubungan dengan motor (engine), sedangkan pada transmisi otomatis menggunakan Pengubah Torsi (torque converter) atau sering disebut kopling fluida. Gambar 1. Komponen torque converter (Sumber : 5

16 6 Torque converter memindahkan dan memperbesarkan momen dari mesin dengan mengunakan minyak transmisi sebagai perantara. Torque converter terdiri dari pump impeller yang digerakkan oleh poros engkol; turbine runner yang di hubungkan oleh poros engkol dengan poros input transmisi ; stator yang terpasang pada transmission case dengan kopling satu arah ( one way clutch ) dan stator shaft dan converter case yang berisi semua bagian tersebut. Converter terisi minyak transmisi otomatis yang berasal dari oil pan dan dipompakan oleh pompa oli : minyak ini meluncur keluar dari pump impeller dengan arus yang cukup kuat dan memutarkan turbine runner. Torque Converter merupakan kopling fluida yang berfungsi untuk: 1. Memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi. 2. Memperbesar momen. 3. Meredam getaran fly wheel. 4. Menggerakan pompa oli. Dengan kopling fluida (fluid coupling), memungkinkan motor berputar secara independen terhadap transmisi. Saat motor berputar pelan yaitu saat idle, maka pemindahan torsi mesin ke transmisi sangat rendah, akan tetapi jika transmisi pada posisi D (drive) sudah mampu menggerakan mobil sehingga dibutuhkan sedikit injakan pedal rem. Jika pedal gas ditekan lebih dalam sementara mobil berhenti maka, dibutuhkan tekanan pedal rem lebih kuat, hal ini disebabkan putaran motor lebih tinggi dan impeller mengalirkan cairan ke turbin lebih kuat dan menyebkan pemindahan torsi ke transmisi juga lebih kuat.

17 7 Unit rumah torque converter dibaut pada flywheel, sehingga putarannya mengikuti putaran engine. Sirip impeller pembangkit aliran dilekatkan pada rumah torque converter, sehingga sirip berputar sama seperti putaran engine. B. Prinsip Kerja Torque Converter Jika dua kipas angin ditempatkan saling berhadapan satu sama lain, dan salah satu kipas angin dinyalakan, angin yang ditimbulkan akan menggerakkan sirip kipas angin satunya ( kipas angin yang tidak dinyalakan ) dan akhirnya keduanya berputar. Sirip kipas angin yang berputar pertama kali akan berputar secara bertahap lebih cepat sampai pada akhirnya kedua kipas angin berputar dengan kecepatan yang sama. Gambar 2. Prinsip kerja torque converter (Sumber : trans-metic-modul1 hal. 4) Apa yang terjadi dengan sistem transmisi otomatis adalah mirip dengan kejadian di atas. Kipas angin digantikan dengan dua roda yang bersirip. Dua roda bersirip tersebut diletakkan saling berdekatan dalam sebuah casing yang berbentuk lingkaran dan dibautkan pada roda gila ( flywheel ) mesin. Casing

18 8 tersebut diisi dengan minyak/oli yang berfungsi sebagai medium menggantikan fungsi angin dalam gambaran kerja dua kipas angin. Torque converter terbuat dari plat baja yang dipasang pada drive plate poros engkol sehingga torque converter berputar sesuai dengan putaran mesin. C. Konstruksi Torque Converter 1. Pompa impeller Konstruksi impeller pump terdiri dari blade yang diikat menyatu dengan case torque converter. Pompa impeller ( impeller pump ) disatukan dengan converter case dan di sekeliling bagian dalamnya terpasang vane yang melengkung. Sebelah dalam vane diberikan guide ring untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak. Converter case di hubungkan dengan poros engkol melalui drive plate. Sehingga impeller pump akan berputar sesuai dengan putaran mesin. impeller pump akan memompa fluida kemudian memberikannya ke turbine runner sehingga turbine berputar.

19 9 Gambar 3. Konstruksi pompa impeller (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 18) 2. Turbine runner Konstruksi turbine runner terdiri dari blade yang tersusun bebas terhadap case torque converter. Sehingga turbine runner akan berputar bebas terhadap torque converter. Turbine runner akan meneruskan momen dan putaran dari impeller pump melalui fluida. Besarnya putaran turbine tergantung dari besarnya tekanan fluida dari impeller pump. Gambar 4. Konstruksi turbine runner (Sumber : Seperti pada pompa impeller, turbine runner juga memiliki banyak blade. Arah lengkungan blade pada turbine runner berlawanan dengan

20 10 yang terdapat pada pompa impeller. Turbine runner dipasang pada poros input transmisi sehingga blade-nya berhadapan dengan pump impeller blade dengan celah yang sangat kecil. Turbine runner dihubungkan dengan poros input tramnsmisi dan berputar bersama pada saat kendaraan berjalan dengan transmisi pada posisi D, 2, L atau R. akan tetapi turbine runner tidak berputar pada saat kendaraan berhenti dengan transmisi pada posisi D, 2, L, atau R, dan berputar bebas bersama putaran pompa impeller pada saat transmisi pada posisi P, atau N. 3. Stator Stator ditempatkan pada tengah-tengah antar pompa impeller dan turbine runner. Dipasang pada poros stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch. Stator blade menangkap minyak yang keluar dari turbine runner dan mengarahkan kembali ke bagian belakang blade pump impeller,sehingga memberika tambahan tenaga pada pump impeller.

21 11 Gambar 5. Konstruksi stator (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 19) 4. One Way Clutch Stator dipasang diatas one way clutch yang ditempatkan diatas input shaft yang memungkinkan stator hanya akan berputar searah dan akan mengunci manakala terdapat putaran balik. Kopling satu arah (one way clutch) memungkinkan stator untuk berputar searah dengan putaran poros engkol dan pada saat stator mempunyai kecenderungan berputar balik, kopling satu arah akan menguncinya sehingga tidak berputar. Oleh karena itu, stator akan

22 12 berputar atau terkunci tergantung pada arah dorongan minyak pada vanenya. 5. Lock-Up Clutch Konstruksi lock-up clutch terbuat dari bahan asbes paduan yang dipasang dibelakang turbine runner yang berfungsi untuk menghubungkan turbine runner dengan case torque converter sehingga putaran turbine akan menjadi 1 : 1 dengan putaran impeller pump. Lockup clutch akan bekerja pada kecepatan kendaraan mencapai 60 km/jam atau lebih. D. Cara Kerja Torque Converter 1. Power transmission / pemindahan tenaga Pompa impeller digerakkan oleh poros engkol, minyak yamg berada di dalamnya akan berputar bersama dengan arah yang sama. Kecepatan pompa impeller ditambah gaya sentrifugal akan menyebabkan minyak mulai mengalir keluar dari bagian tengah pompa impeller ke permukaan vane. Apabila kecepatan pompa impeller ditambah, minyak akan dipaksa keluar dari pompa impeller. Minyak akan membentur vane pada turbine runner dan selanjutnya turbine runner mulai berputar dengan arah yang sama seperti pompa impeller.

23 13 Gambar 6. Prinsip pemindahan tenaga (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 20) Setelah minyak menghamburkan energi ke vane pada turbine runner, ia akan mengalir ke dalam ke dalam di sepanjang vane pada turbine runner. Pemukaan bagian dalam kurva runner mengarahkan minyak kembali ke pompa impeller dan siklus akan dimulai kembali. Seperti disebutkan diatas pemindahan momen dipengaruhi siklus minyak melalui pump impeller dan turbine runner. 2. Prinsip Melipat Gandakan Momen Pada bab yang lalu, pemindahan momen pada kopling fluida dijelaskan dengan dua buah kipas listrik sebagai contoh. Dikatakan bahwa kopling yang terdiri dari dua buah kipas angin listrik dapat memindahkan tenaga tetapi tidak dapat memperbesar tenaga. Akan tetapi, bila pada dua buah kipas ini ditambahkan air duct, udara akan mengalir ke kipas B (kipas yang digerakkan ) dan kembali ke kipas A ( kipas penggerak ) dari belakang melalui air duct, seperti digambarkan di bawah. Ini akan

24 14 mengintensifkan aliran udara yang di hembuskan oleh kipas angin A karena energi yang tertinggal di udara setelah melalui kipas B akan membantu putaran kipas A. Dalam sebuah torque converter, stator berfungsi sebagai air duct. Gambar 7. Prinsip melipat gandakan momen (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 21) Melipatgandakan momen oleh torque converter dipengaruhi oleh pengaliran minyak kembali ke pompa impeller dengan adanya stator vane, setelah melalui turbine runner. Dengan kata lain, pompa impeller diputarkan oleh momen dari mesin dan diperbesar momen oleh adanya aliran minyak balik dari turbine runner.

25 15 3. One Way Clucth Gambar 8. Cara melipatgandakan momen (Sumber: a. Cara kerja one way clucth Pada saat outer race akan berputar searah dengan tanda panah A seperti terlihat pada gambar di bawah, ia akan mendorong bagian atas sprag. Karena jarak l lebih pendek maka, outer race akan berputar. Gambar 9. Cara kerja kopling satu arah (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 21) Akan tetapi bila outer race akan berputar pada arah yang sebaliknya B sprag tidak dapat miring karena jarak l 2 lebih besar dari

26 16 pada jarak l. akibatnya, sprag berfungsi sebagai baji yang mengunci outer race mencegahnya berputar. Gambar 10. Cara kerja kopling satu arah berlawanan arah (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 21) b. Fungsi one way clutch 1) Pada saat aliran vortex besar Jumlah minyak memasuki stator tergantung pada perbedaan kecepatan putar dari pompa impeller dan turbine runner. Jika perbedaan ini besar, kecepatan minyak yang bersikulasi ( vortex flow ) melalui turbine runner dan impeller pump tinggi. Jadi, minyak mengalir dari turbine ke stator dengan arah yang menahan putaran pompa impeller seperti digambarkan di bawah ini.

27 17 Gambar 11. Pada saat aliran vortex besar (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 22) Disini minyak membentur permukaan bagian depan stator vane, menyebabkan stator berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran putaran pompa impeller. Karena stator terkunci one way clutch, ia tidak berputar tetapi vane-nya menyebabkan arah aliran minyak berubah ke arah yang akan membantu putaran pompa impeller. 2) Bila vortex flow kecil Bila kecepatan putaran turbine runner mendekati kecepatan pompa impeller, maka kecepatan minyak ( rotary flow ) yang berputar dengan turbine runner pada arah yang sama akan bertambah.

28 18 Gambar 12. Pada saat aliran vortex kecil (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 23) Dalam hal lain, kecepatan minyak ( vortex flow ) yang bersikulasi pada turbine runner dan pompa impeller berkurang. Oleh karena itu, arah aliran minyak dari turbin ke stator sama seperti arah putaran pompa impeller. Karena pada saat ini minyak membentur permukaan bagian belakang stator vane, maka stator vane akan menghalangi aliran minyak. Dalam hal ini, one way clutch akan membisakan stator berputar dengan pompa impeller, jadi memungkinkan minyak untuk kembali ke pompa impeller. Seperti diterangkan diatas, stator berputar searah dengan putaran pompa impeller pada saat putaran turbine runner sebanding dengan kecepatan putar pompa impeller. Ini disebut dengan clutch point atau coupling point. Setelah clutch point tercapai, maka peningkatan momen puntir tidak terjadi dan torque converter berfungsi sebagai kopling fluida biasa.

29 19 4. Bekerjanya Converter a. Kendaraan berhenti, mesin idling Pada saat mesin idling, maka momen yang dihasilkan oeh mesin itu sendiri minimum. Bila rem ( parking brake dan / foot brake ) dioperasikan beban pada turbine runner, menjadi besar karena tidak dapat berputar. Karena kendaraan berhenti, maka speed ratio antara pompa impeller dan turbine runner nol sedangkan torque rationya maksimum. Oleh karena itu, turbine runner akan selalu siap untuk berputar dengan momen yang lebih tinggi dari momen yang dihasilkan oleh mesin. Gambar 13. Bekerjanya converter pada saat kendaraan berhenti (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 26) b. Kendaraan mulai bergerak Pada saat rem dibebaskan, maka turbine runner dapat berputar dengan poros input transmisi. Dengan menekan pedal akselarator, maka turbine runner akan berputar dengan momen yang lebih besar dari yang di hasilkan oleh mesin, jadi kendaraan mulai bergerak.

30 20 c. Kendaraan mulai berjalan dengan kecepatan rendah Bila kecepatan kendaraan bertambah, putaran turbine runner dengan cepat mendekati pompa impeller. Torque rationya dengan cepat mendekati 1,0. Pada saat perbandingan putaran turbine runner dan pompa impeller mendekati angka tertentu (clutch point) stator mulai berputar. Dengan kata lain torque converter mulai berkerja sebagai kopling fluida. Oleh karenanya, kecepatan kendaraan naik hampir berbanding lurus dengan putaran mesin. Gambar 14. Bekerjanya converter pada kecepatan rendah (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 26) d. Kendaraan berjalan pada kecepatan sedang sampai tinggi Torque converter hanya berfungsi sebagai kopling fluida. Turbine runner berputar pada kecepatan yang hampir di identik dengan pump impeller. Selama kendaraan start normal, torque converter mencapai clutch point dalam 2 sampai 3 detik setelah start, akan tetapi bila beban berat bahkan sampai kendaraan mencapai kecepatan sedang

31 21 sampai tinggi, torque converter tidak dapat bekerja pada converter range. 5. Mekanisme Lock Up Clutch Pada coupling range ( tidak ada peningkatan momen puntir) torque converter meneruskan momen input dari mesin ke transmisi pada ratio mendekati 1:1. Pada pompa impeller dan turbine runner paling sedikit terdapat perbedaan kecepatan putar 4% sampai 5%. Oleh sebab itu, torque converter tidak memindahkan 100% tenaga dibangkitkan oleh mesin ke transmisi jadi terdapat kerugian energi. Untuk mencegahnya dan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar, lock up clutch secara mekanik menghubungkan pompa impeller dengan turbine runner pada saat kecepatan kendaraan mencapai 60 km/jam atau lebih.,dengan demikian hampir 100 % tenaga yang dibangkitkan oleh mesin diteruskan ke transmisi. Gambar 15. Mekanisme lock-up clutch (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 27)

32 22 a. Konstruksi Lock up dipasang pada turbine runner dibagian depan turbine runner. Damper spring meredam tenaga yang terjadi pada saat hubungan untuk mencegah terjadinya kejutan. Bahan gesek sama seperti yang digunakan pada brake atau clutch disc dilekatkan pada converter case atau lock up piston dari torque converter untuk mencegah slip pada saat hubungan. b. Operasi Gambar 16. Konstruksi lock-up clutch (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 27) Pada saat lock-up bekerja, ia akan berputar bersama pompa impeller dan turbine runner.bekerja atau tidaknya lock-up diatur oleh perubahan arah aliran minyak hidrolik pada torque converter. c. Tidak berhubungan Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah minyak yang bertekanan ( tekanan converter ) mengalir ke bagian depan

33 23 lock-up clutch. Oleh karena itu, tekanan pada bagian depan dan belakang tidak sama, dengan demikian lock-up clutch tidak berhubungan dengan front cover ( lock-up clutch tidak bekerja ). Gambar 17. Lock-up clutch tidak berhubungan (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 28) d. Berhubungan Pada saat kendaraan berjalan dengan kecepatan sedang ( biasanya 50 km/jam atau lebih),minyak yang bertekanan mengalir ke bagian belakng lock up clutch. Oleh karena itu, lock up clutch tertekan kearah converter case. Akibatnya lock up clutch dan front cover akan berputar bersama ( disini lock up clutch berhubungan atau mengunci ). Hal ini mengakibatkan lock up clutch bekerja.

34 24 Gambar 18. Lock up clutch berhubungan (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 29) E. Kemampuan Torque Converter 1. Torque ratio Melipat gandakan momen oleh torque converter akan semakin tinggi sebanding dengan vortex flow seperti telah diterangkan sebelumnya. Tingkat maksimum akan dicapai pada saat turbine runner berhenti. Bekerjanya torque converter dibagi dalam dua tingkatan : yaitu converter range dimana pada tingkat itu terjadi lipat gandakan momen. Clutch point adalah garis pembagi antara kedua tingkatan diatas.

35 25 Dimana : Gambar 19. Torque ratio (Sumber: Toyota Automatic Transmission, 1996: 24) Torque ratio ( t ) Turbine runner output ratio = Pump impeller input torque Speed ratio ( e ) Turbine runner rpm = Pump impeller rpm 2. Stall point Bila speed ratio (e) nol, yaitu bilamana turbine runner tidak berputar sama sekali (umpama bila mesin berputar dan shift selector pada posisi D sedangkan kendaraan tidak dapat berjalan ), perbedaan putaran antara pompa impeller dengan turbine runner pada tingkat maksimum.

36 26 Stall point terjadi pada stator turbine runner tidak bergerak atau pada saat speed ratio (e) nol. Torque ratio maksimum dari torque converter pada saat stall point. Ini biasanya antara 1,7 dan 2,5. 3. Clutch point Pada saat turbine runner mulai berputar dan speed ratio bertambah, maka perbedaan kecepatan putaran antara turbine runner dan pompa impeller mulai berkurang. Bila speed ratio mencapai tingkat tertentu, maka vortex flow mencapai minimum, jadi torque ratio hampir mencapai 1:1. Karena minyak yang mengalir dari turbine runner membentur permukaan bagian belakang stator vane pada speed ratio yang lebih tinggi, maka kopling searah akan menyebabkan stator berputar berputar searah dengan pompa impeller. Dengan kata lain, torque converter mulai bekerja sebagai kopling fluida pada saat clutch point untuk mencegah torque ratio menurun di bawah Efisiensi Transmisi Efisiensi transmisi dari torque converter menunjukkkan efektifitas torque converter dalam memindahkan energi yang diberikan ke pompa impeller yang di teruskan ke turbine runner. Energi disini adalah output mesin itu sendiri dan sebanding dengan kecepatan ( rpm) dan momen sendiri.

37 27 Power = K x T x R Dimana, K = coefficient, T = torque, R = rpm Dimana, Gambar 20. Efisiensi transmisi (Sumber : Toyota Automatic Transmission, 1996 : 2005) Efisiensi transmisi (n) Turbine runner output = x 100 (%) Pump impeller output Turbine runner output race = x speed ratio ( e) x 100 (%) Pump impeller input race Pada saat stall point, pompa impeller berputar tetapi turbine runner berhenti. Momen maksimum diteruskan ke turbine runner tetapi efisiensi transmisinya nol, karena turbine tidak berputar. Pada saat turbine runer mulai berputar, output turbine runner yang sebanding dengan rpm dan momen pompa impeller menyebabkan

38 28 peningkatan yang tajam pada efisiensi transmisi yang mencapai maksimum pada speed ratio menjelang clutch point. Setelah mencapai titik efisiensi maksimum efisiensi transmisi mulai turun karena sebagian minyak yang mulai mengalir ke permukaan belakang stator vane. Pada clutch point, dimana sebagian besar minyak dari turbine runner membentur permukaan bagian belakang stator vane mulai berputar, mencegah penurunan efisiensi transmisi lebih jauh dan torque converter mulai berfungsi sebagai kopling fluida. Momen dipindahkan pada perbandingan mendekati 1:1 dalam kopling fluida, efisiensi transmisi pada tahap kopling meningkat berbanding lurus dengan speed ratio. Akan tetapi, sirkulasi minyak menyebabkan sebagian energi kinetic ( energi gerakan ) minyak menjadi hilang pada saat suhu minyak naik disebabkan gesekan dan benturan. Oleh sebab itu, efisiensi transmisi pada torque converter tidak mencapai 100% dan biasanya tidak lebih dari 95%.

39 BAB III PEMBAHASAN A. Proses Pembuatan, Konstruksi, dan Tahap Pengerjaan Stand Pembuatan simulator transmisi otomatis ini melibatkan 4 orang anggota dan dosen pembimbing lapangan, dimana dalam proses pembuatannya meliputi beberapa tahap yaitu, 1. Proses Pembuatan Stand Proses pembuatan ini meliputi pengumpulan ide, saran sebagai masukan dan acuan dalam proses pembuatan media pembelajaran Simulator Transmisi Otomatis. Dalam pembuatan media pembelajaran Simulator Transmisi Otomatis ini dari bahan, proses pengerjaan sampai dengan tahap finishing membutuhkan dana ± 5 juta rupiah. Jadi tiap mahasiswa dibebankan dana sebesar 1,25 juta rupiah, dana tersebut digunakan untuk biaya pembelian bahan pembuatan meliputi: transmisi Transmisi Otomatis Kijang LGX Seri A45DE, motor listrik,puly dan fan belt, besi kanal U 8mm, karet bantalan, besi siku, besi plat, saklar, murbaut, kabel listrik, roda untuk stand. Pembelian alat proses pembuatan meliputi: mata circle, mata gerinda tangan, mata gergaji besi, elektroda las. Pembelian kebutuhan tahap finishing meliputi: amplas, kuas cat, bensin, cat besi, cat body, clear. Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan dari awal hingga akhir: kunci ring dan kunci pas satu set, obeng, tang, gerinda tangan, las listrik dan, kompresor listrik, spet untuk cat semprot, pen brush. 29

40 30 2. Konstruksi Stand Konstruksi stand mempunyai spesifikasi panjang: 86 cm, lebar: 75 cm, tinggi: 65 cm untuk rangka penopang depan dan 39 cm untuk rangka penopang belakang. rangka penopang menggunakan besi kanal U dengan tebal 8 mm, rangka penopang berbentuk persegi dengan panjang 86 cm, dan lebar 75 cm, pada bagian tengah ditopang dengan besi kanal U 8 mm agar lebih kuat, penyambungannya menggunakan las listrik. Setelah kerangka dasar terbentuk dilanjutkan mengukur tinggi dudukan atau penyangga transmisi otomatis tersebut, pembuatan dudukan dibuat bertahap mulai dari pembuatan dudukan transmisi bagian depan dengan tinggi 65 cm, jarak antara kedua penyangga 28 cm dengan bahan besi siku, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dudukan transmisi bagian belakang dengan tinggi 39 cm dan lebar 29 cm, sesuaikan dengan dudukan pada transmisi, lubangi dengan bor berdiameter 12 mm, sesuaikan dengan jumlah baut pada transmisi. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan tempat dudukan handle dengan tinggi 34 cm, dan panjang ke samping 15 cm, pada bagian bawah di las dengan rangka dasar. Dilanjutkan dengan pembuatan dudukan motor listrik dengan panjang 65 cm yang dilas pada kerangka dasar stand.

41 31 Gambar 21. Gambar rancangan konstruksi stand 3. Tahap Pengerjaan Stand dan Pemotongan converter case. Tahapan pengerjaan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pertama tahap perancangan yang meliputi kalkulasi dana yang dibutuhkan serta perancangan desain stand simulator transmisi otomatis Tahap kedua tahap konstruksi, pembuatan stand dan perakitan stand simulator transmisi otomatis, serta penempatan motor listrik, dan instalasi kabel termasuk saklar penghubung. Tahap ketiga tahap finishing yaitu tahap pengecatan akhir. a. Tahap pertama; tahap ini adalah tahap pengumpulan ide-ide, kalkulasi dana yang dibutuhkan. Setelah melalui tahap kalkulasi dicapai kesepakatan danam yang dibutuhkan ± 5 juta rupiah, dibebankan oleh 4 orang anggota jadi tiap anggota dibebankan biaya sebesar 1,25 juta rupiah. Selanjutnya dilanjutkan ke tahap desain konstruksi stand, pertama anggota melakukan observasi dan pengukuran konstruksi

42 32 stand. Setelah gambaran awal desain konstruksi didapat dilanjutkan membeli komponen-komponen transmisi otomatis, dan bahan untuk konstruksi stand. b. Tahap kedua; setelah komponen utama transmisi otomatis, dan bahan konstruksi stand tersedia dilanjutkan dengan pembuatan kerangka dasar stand serta penempatan atau pembuatan dudukan komponen transmisi otomatis. Anggota dibagi menjadi dua kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 2 orang anggota. Kelompok pertama mertugas membuat stand beserta dudukannya, kelompok kedua bertugas cut. Gambar 22. Pembuatan stand simulator transmisi otomatis ( Sumber: Dokumentasi 9 Mei 2012) Cut engine adalah pemotongan bagian luar (housing) sehingga bagian dalam yang bergerak dapat terlihat, sehingga hubungan atau perkaitan bagian-bagian dapat dilihat jelas, sebagai contoh cut engine pada bagian transmisi agar kita dapat melihat jelas roda gigi yang berhubungan pada tiap tahap percepatan. Setelah stand dan cut engine tersebut selesai sesuai konstruksi dan desain yang didapat dari

43 33 observasi yang telah dilakukan modifikasi konstruksi maka dilanjutkan dengan merakit komponen transmisi otomatis sesuai dudukan yang terdapat pada stand. Sebagai penggeraknya menggunakan motor listrik ¾ PK.. Gambar 23. Pemotongan converter case ( Sumber : Dokumentasi 20 Maret 2012 ) Komponen yang di potong pada torque converter adalah bagian converter case. Ini bertujuan untuk memperlihatkan komponenkomponen yang terdapat di dalam converter case seperti pompa impeller dan turbine runner. Pemotongan converter case menggunakan gerinda dan gergaji besi, sedangkan untuk menghaluskan permukaan hasil pemotongan menggunakan kikir.

44 34 Gambar 24. Hasil pemotongan converter case (Sumber : Dokumentasi 23 Maret 2012 ) Gambar 25. Pemasangan torque converter pada poros input transmisi (Sumber : Dokumentasi 7 Mei 2012 ) c. Tahap ketiga; tahap finishing, tahap pengecatan atau sentuhan akhir. Pada tahap ini semua komponen dilepas dari stand. Anggota dibagi menjadi 2 tim yang beranggotakan 2 orang, tim pertama mengecat stand, tim kedua mengecat komponen-komponen transmisi otomatis. Tahap pengecatan dimulai dari pembersihan bagian yang akan di cat dari kotoran, karat dan cat lama. Pembersihan menggunakan amplas, setelah bagian yang akan di cat bersih dilakukan pengecatan dasar,

45 35 setelah kering dilanjutkan dengan pengecatan utama, setelah kering semprotkan clear agar cat terlindungi lebih mengkilap. Gambar 26. Pengecatan stand simulator torque converter (Sumber : Dokumentasi 1 Juni 2012 ) Gambar 27. Motor listrik dan handle transmisi pada dudukannya (Sumber : Dokumentasi 1 Juni 2012 )

46 36 Gambar 28. Pengecatan pada komponen transmisi ( Sumber : Dokumentasi 5 Juni 2012 ) B. Hasil Tahap pengerjaan dari awal hingga akhir membutuhkan waktu ± 5 bulan, hasil akhir yang didapat dengan proses yang memakan waktu dan pikiran yang tidak sedikit itu dapat diselesaikan dengan semangat antar anggota yang saling mendukung hingga terselesaikan proyek akhir tersebut dengan judul Simulator Transmisi Otomatis. Hasil akhir proyek akhir tersebut dapat dilihat pada gambar atau foto-foto berikut. Pada gambar berikut, dapat dilihat susunan simulator transmisi otomatis tampak dari samping dimana seluruh komponen berada pada dudukannya (stand). Pada gambar dibawah (gambar 29) diperlihatkan bagian-bagian transmisi otomatis yang dilakukan proses cutting, cutting dilakukan agar komponen-komponen yang terdapat didalam transmisi dapat terlihat dari luar sehingga komponen-komponen yang bergerak dapat di amati. Begitu juga dengan torque converter, kita dapat melihat komponen-komponen yang terdapat didalam converter case.

47 37 Gambar 29. Simulator transmisi otomatis tampak samping (Sumber : Dokumentasi 7 Juni 2012) Pada gambar dibawah (gambar 30) adalah gambar simulator torque converter dilihat dari depan. Pada bagian puli adalah bagian yang memerlukan pengerjaan yang lebih sulit karena pada bagian ini kami harus memasang secara simetris antara puly pada transmisi dengan puly pada motor listrik agar pada saat dioperasikan tidak bergetar. Proses yang paling sulit pada saat proses pengelasan puly yang berdiameter 180 mm dengan poros transmisi karena membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar puli tidak oleng pada saat pengelasan. Gambar 30. Simulator transmisi otomatis tampak depan (Sumber : Dokumentasi 7 Juni 2012)

48 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembuatan Simulator Torque Converter Transmisi Otomatis Toyota Kijang LGX seri A45DE dan merujuk kepada laporan tugas akhir yang telah dibuat, dapat penulis ambil beberapa kesimpulan: 1. Torque Converter adalah kopling yang digunakan pada transmisi otomatis dengan fungsi sebagai penghubung dengan motor. Torque converter memindahkan dan memperbesarkan momen momen dari mesin dengan mengunakan minyak transmisi sebagai perantara. 2. Prinsip kerja torque converter yaitu jika dua kipas angin ditempatkan saling berhadapan satu sama lain, dan salah satu kipas angin dinyalakan, angin yang ditimbulkan akan menggerakkan sirip kipas angin satunya ( kipas angin yang tidak dinyalakan ) dan akhirnya keduanya berputar. 3. Proses pembuatan simulator transmisi otomatis ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: (1) merancang konstruksi stand dari simulator torque converter transmisi otomatis, (2) membeli bahan yang dibutuhkan, (3) merakit dan merawat simulator transmisi otomatis. 38

49 39 B. Saran Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis perlu menyampaikan saran-saran, sebagai berikut : 1. Dalam mempelajari cara kerja sistem transmisi otomatis pada mobil diperlukan sekali pengetahuan yang mendalam, termasuk pengetahuan komponen, fungsi dan cara kerja masing-masing komponen pada sistem Sehingga dalam melakukan penerapan mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan. 2. Pembuatan Simulator Transmisi Otomatis ini juga ditujukan sebagai media pembelajaran pada beberapa mata kuliah di jurusan teknik otomotif, khususnya tentang pembelajaran Sistem Transimisi Otomatis. 3. Hendaklah Simulator Transmisi Otomatis ini dapat kita jaga bersama sehingga dapat terus berguna dalam menunjang kegiatan praktek di workshop jurusan Teknik Otomotif. 4. Perlu ditingkatkan lagi layanan penunjang di labor serta bimbingan dari semua pihak supaya hasil pembuatan Tugas Akhir bisa lebih maksimal

50 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang. Toyota, Toyota Automatic Transmission (1996), Jakarta : PT. Toyotaastra Motor. Toyota, CD Repair Manual Toyota (2010), Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. Training Manual PT. Astra International Toyota Automatic Transmission Basic, diakses 23 Mei

51

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2017. 2. Tempat pelaksanaan 1. Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN)

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN) RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 Disusun oleh : DHENI KRISTANTO I8611015 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 REKONDISI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisikan uraian seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Mulai Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X. Waktu Pelaksanaan : 1 Januari April 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X. Waktu Pelaksanaan : 1 Januari April 2016 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X sebagai berikut : Tempat pembuatan stand : Bengkel Kampus Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM PEMINDAH TENAGA SKS : 2 teori, 1 praktik Kode Mata Kuliah : OTO 321 Smt : Genap/ Gasal *) Waktu Pertemuan : 2 x 50 Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : Mengingat,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Disusun oleh: 1. Deltama asparingga. N (09) Kelas : XII-TKR1 UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET Jl. By pass kertasada kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429 Email : smkn1kalianget@yahoo.com-web

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan semakin berkembangnya zaman dan semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan mobilitas yang semakin tinggi menjadi alasan yang tepat guna mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan Media pembelajaran stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten 2. Tempat

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM PEMBUATAN MESIN CRUSHER SAMPAH ORGANIK KAPASITAS 738 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh : NANDRA KURNIAWAN 2009-55-004 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dan pengujian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini: Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan Bahan

Lebih terperinci

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PROYEK AKHIR Diajukan Kapada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D TUGAS AKHIR PERENCANAAN FAN PENDINGIN RADIATOR PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN DAYA MESIN 88 HP DAN PUTARAN 3100 RPM DENGAN JUMLAH SUDU 8 BUAH SERTA DIAMETER KIPAS 410 mm Tugas Akhir Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: SUPRIYADI I8612046 PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN DAUR ULANG GYPSUM (BAGIAN STATIS)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN DAUR ULANG GYPSUM (BAGIAN STATIS) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN DAUR ULANG GYPSUM (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh Aris Wijaya 121903101005 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh: Hari Yudha Dwi Septian

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh: Hari Yudha Dwi Septian i PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUAS TRANSMISI TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh: Hari Yudha Dwi Septian 101903101015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YUNIAS AGIL ASKARI NIM. I 8111041 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN A. Konsep Perancangan Modifikasi Modifikasi sistem rem tromol belakang GL PRO 1995 menjadi rem cakram dengan teknologi Combi Brake berfungsi untuk memberikan keamanan pengendara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI 28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Penyediaan Alat dan bahan Perancangan Chasis Pembuatan Chasis Pengujian Chasis Analisa dan Pembahasan

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci