KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM
|
|
- Suparman Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM Made Piliani Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram - Abstrak: Percaya diri sangat diutamakan pada umumnya, akan tetapi dalam kompetisi pendidikan sekarang ini, kepercayaan diri siswa dalam meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik. Percaya diri menimbulkan rasa optimis dan pemikiran yang positif terhadap kejadian yang akan dihadapinya. Sedangkan ketika individu memiliki percaya diri yang rendah rentan mengalami rasa pesimis dan berpikir negatif terhadap sesuatu yang dialami dan cenderung menyalahkan orang lain. Hal demikian juga akan menimbulkan motivasi belajar individu menjadi terhambat dan cenderung untuk mengambil segala cara untuk menghindari kegagalan yang akan dialami. Metode penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment dan subyek penelitian terdiri dari 35 siswa SMP di Mataram. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan nilai tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 adalah 0,334. Berarti hitung > tabel (0,911>0,334). Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai Korelasi Product Moment yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai tabel, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nilai (Ho) ditolak yaitu Tidak Ada Korelasi Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP di Mataram dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti Ada Korelasi Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP di Mataram. Kata Kunci: Kecerdasan Emosi, Motivasi Belajar PENDAHULUAN Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna dari ciptaan yang lain. Dari itu manusia dituntut untuk selalu bersyukur dan mengembangkan sikap yang baik dalam berinteraksi sosial baik dengan Tuhan, manusia maupun mahluk yang lainnya. Dalam berinteraksi sosial seluruh individu membutuhkan sikap percaya diri yang baik agar dapat berkomunikasi dengan lancar sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Selain itu juga dalam dunia pendidikan percaya diri sangat diutamakan, karena dalam persaingan saat sekarang ini kecerdasan bukan pedoman utama menentukan kesuksesan individu, namun sikap percaya diri merupakan modal awal yang dapat menentukan keberhasilan orang lain. Menurut Fatimah (2010: 21) menjelaskan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembankan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa sikap percaya diri adalah suatu bentuk sikap optimis, krativitas yang dibawa sejak lahir, ulen, tekun, jujur, bertanggung jawab dan memiliki harga diri yang baik serta disegani oleh orang lain (Kartini, 2010: 74). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap percaya diri merupakan suatu bentuk perilaku yang dimiliki oleh segenap individu dalam mengembangkan perilaku positif dan optimis dengan segala perilaku dan tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya. individu yang percaya bahwa ia akan mampu menghadapi persoalan dengan baik dan menganggap bahwa dia akan berhasil menghadapinya, akan mendorongnya lebih semangat dan berusaha semaksimal munkin mencari jalan keluar pemecahan masalah yang di hadapinya. Individu yang memiliki sikap optimis sering kali berhasil memecahakan suatu persoalan dibandingkan dengan orang yang optimis. Adapun Fatimah (2010: 150) menyebutkan karakteristik individu yang kurang percaya diri adalah: 1). Berusaha menunjukkan sikap kompromis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok, 2). Menyimpan rasa takut/kehawatiran terhadap penolakan, 3). Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemapuan diri sendiri namun dilain pihak, meransang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri, 4). Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative, 5). Takut gagal, sehimgga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk ISSN:
2 berhasil, 6). Cendrung menolak pujian yang ditujukan secara tulus, (karena undervalue diri sendiri), 7). Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu, 8. Mempunyai extemal locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain). Karakteristik individu yang memiliki percaya diri yang tinggi dan percaya diri yang kurang dapat memberikan dampak pada motivasi belajarnya juga. Karena individu yang percaya dirinya tinggi akan memberikan pengaruh pada sikap optimis dan merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan dan tugastugas yang diberikan guru di sekolah. Namun individu yang memiliki karakteristik kepercayaan diri yang rendah akan memberikan dampak pada sikap pesimis dan tidak mampu untuk bersosial maupun menyelesaikan tugas pembelajaran yang ada di sekolah. Sehingga kegiatan tersebut akan menghambat motivasi belajar yang dimiliki siswa. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya feeling dan dihalui dengan respon terhadap adanya tujuan yang dimiliki oleh setiap individu Mc. Donald (dalam Sardiman 2005:73). Sedangkan (Hakim 2005:26) menjelaskan bahwa suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Menurut menurut Sardiman (2001: 90) menyatakan bahwa bentuk-bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah 1). Memberi angka 2). Memberi hadiah 3).Saingan kompetisi 4). Memberi ulangan 5).Pujian 6).Hukuman 7). Hasrat untuk belajar. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul dalam diri individu yang dilatar belakangi oleh tujuan tertentu seperti adanya pemberian hadiah, persaingan dengan teman, pemberian pujian serta hukuman yang membuat individu jera untuk melakukan perbuatannya. Siswa SMP di Mataram terkadang jarang menunjukan sikap percaya diri yang baik. Hal tersebut terbukti dengan sekitar 75% siswa sering melakukan mencontek ketika berlansung ujian semester maupun ujian nasional. Dengan sedikitnya kepercayaan diri yang disebabkan oleh sifat optimism yang kurang tersebut memunculkan motivasi belajar siswa menjadi rendah dan tidak sedikt siswa berhenti sekolah dan dari sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah atas (SMA). Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang korelasi antara sikap percaya diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara sikap percaya diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram? PEMBAHASAN Rintyastini dan Challote (2005: 132) sikap percaya diri adalah sikap positif seseorang individu untuk merasa memiliki kompetensi, kemampuan serta keyakinan dan percaya diri bahwa dia bisa mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan Sangkala (2010: 183) menyebutkan bahwa percaya diri adalah sikap positif yang ditanamkan individu untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri, lingkungan maupun situasi yang di hadapi dalam proses pencapaian diri yang baik dalam lingkungan sosial. Dari pendapat Sengkala sikap percaya diri harus ditanamkan orangtua terhadap anak didik dari sejak awal agar mereka mampu untuk menilai diri dan menanmkan sikap keyakinan diri yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Adapun ciri-ciri kepercayaan diri menurut Fatimah (2010: 149) sebagai berikut: (a). Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang lain, (b). Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap komfermis demi diterima oleh orang lain atau kelompok, (c). Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain berani menjadi diri sendiri, (d). Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya setabil), (e). Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung/mengharapkan bantuan orang lain), (f). Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya, (g). Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. (Fatimah, 2010: 149). Menurut ahli lain menyatakan bahwa kepercayaan diri sendiri menyebabkan orang ISSN:
3 yang bersangkutan mempuyai sifat optimis, kreatif, dan memiliki harga diri. Semua sikap ini sangat bermanfaat bagi perkembangan sesorang (Kartono 1997: 127). Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap percaya diri adalah sebagai berikut; Fatimah (2010: 150) menyebutkan karakteristik individu yang kurang percaya diri adalah: 1. Berusaha menunjukkan sikap kompromis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok, 2. Menyimpan rasa takut/kehawatiran terhadap penolakan, 3. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemapuan diri sendiri namun dilain pihak, meransang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri, 4. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative, 5. Takut gagal, sehimgga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil, 6. Cendrung menolak pujian yang ditujukan secara tulus, (karena undervalue diri sendiri), 7. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu, 8. Mempunyai extemal locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain). Berdasarkan penjelasan teori diatas, bentuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap percaya diri individu tidak terlepas dari pengaruh pembawaan individu dari sejak lahir yang akan memberikan dampak pada adanya sikap optimisme yang dimiliki oleh individu yang ditanamkan oleh keluarga atau orangtua di rumah serta bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan yang lainnya. Sikap percaya diri itu juga sangat diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya agar setiap individu mampu untuk memotivasi dirinya untuk giat dan ulet dalam belajar. Menurut Sardiman (2005:78) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah suatu energi positif yang dikembangkan oleh individu untuk selalu terdorong dan giat untuk melakukan sesuatu dalam kehidapuannya. Sedangkan Hakim (2005:26) menj elaskan bahwa motivasi belajar adalah suatu keterampilan yang dimiliki oleh individu dalam membentuk diri agar terbentuk keinginan yang besar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam proses kehidupannya. Menurut para ahli ahli lain dalam buku pisikologi belajar bahwa: macam-macam motivasi hanya dibahas dari dua sudut pandang yaitu motivasi dalam diri sendiri ( motivasi intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang (motivasi ekstrinsik) (Djamarah, 2008: ). 1). Motivasi instrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karna dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan, untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua orang. 2). Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berpungsi karna adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan. Motivasi ekstrinsik dibagi menjadi 3 yaitu : informal, formal, dan non formal. Informal yaitu motivasi yang berasal dari keluarga, temen-temen dan lingkungan sekitar. Formal yaitu motivasi yang berasal dari dimana ia disekolahkan (sekolah), dan non formal. Menurut menurut Sardiman (2001: 90) menyatakan bahwa bentuk-bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah 1). Memberi angka 2). Memberi hadiah 3).Saingan kompetisi 4). Memberi ulangan 5).Pujian 6).Hukuman 7). Hasrat untuk belajar. Dari pendapat tersebut di atas, bahwa bentuk-bentuk/jenis motivasi terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Namun motivasi intrinsik meliputi: 1). Hasrat untuk belajar 2). Minat 3).Minat yang diakui. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi: 1). Memberi angka 2). Hadiah 3). Saingan kompetisi 4).Memberi ulangan 5). Pujian 6). Hukuman. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bentuk/jenis motivasi belajar siswa sebagai berikut: (1). Memberi Angka. Ban yak siswa belajar, yang utamanya justru untuk meraih sebuah angka/nilai yang baik.angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.tetapi ada juga bahkan banyak siswa belajar hanya ingin mengejar naik kelas semata. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka-angka baik. Namun demikian semua ini harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka itu belum mencapai hasil belajar yang sejati atau bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana memberikan angka-angka yang dikaitkan dengan nilai yang terkandung dalam aspek kognitif dan psikomotorik. (2). Hadiah. Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, namun tidaklah selalu demikian, oleh karena hadiah itu ISSN:
4 pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seorang yang tidak senang. (3). Saingan Kompetisi. Saingan kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, akan tetapi juga digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. (4). Memberi Ulangan. Para siswa akan lebih giat lagi untuk belajar kalau seandainya mareka tahu akan diadakannya ulangan. Oleh karena itu, meberikan ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena membosankan. Dalam hal ini seorang guru juga harus terbuka jika akan ada ulangan dengan cara memberi tahukan kepada siswa sebelumnya. (5). Pujian. Apabila ada seorang siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu untuk diberikan sebuah pujian dan ini adalah bentuk penguatan positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan dapatmenumbuhkan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. (6). Hukuman. Hukuman dapat juga dijadikan penguat yang negatif, akan tetapi kalau penyalurannya dapat dilakukan secara tepat dan bijak maka hukuman bisa dijadikan alat motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian motivasi. (7). Hasrat untuk Belajar. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebig baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar pada diri seorang anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. (8). Minat. Motivasi sangat erat kaitannya dengan unsur minat.motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat. Selain itu, Menurut (Sadiman, 2005:85) fungsi dari motivasi adalah: (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motorik yang melepaskan energi, (2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, (3) Menyelesaikan perbuatan, yatu menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesrasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut, (4) Diharapkan juga kepada guru mata pelajaran dan guru pembimbing memberikan perhatian yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Jadi motivasi belajar individu akan dibentuk dari sikap percaya diri individu. Ketika individu memiliki sikap percaya yang baik akan memunculkan motivasi belajar yang baik yang ditunjukan dengan sikap optimis, ulet, tekun, bertanggung jawab serta mampu melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sedangkan ketika individu memiliki sikap percaya diri yang kurang cenderung individu akan membentuk motivasi yang rendah yang ditunjukan dengan sikap pesimis atau selalu berpikiran negatif dan tidak mampu untuk melakukan suatu kegiatan aktifitas. METODE Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variable X disebutkan variabel bebas (independen) adalah sikap percaya diri variabel Y disebutkan variabel terikat (dependen) adalah Motivasi belajar siswa. Sedangkan populasi adalah keseluruhann objek dan subyek dari penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitaiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006: 130). Kemudian yang akan menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 140 siswa. Untuk mengetahui besarnya jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 01 berikut ini: ISSN:
5 No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan 1. Kelas VII A Kelas VII B Kelas VIII A Kelas VIIIB Kelas IX A JUMLAH Sedangkan ahli lain menyatakan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2006: 131). Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Maka teknik sampling yang digunakan peneliti proportion random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstarata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis (Riduwan dan Alma, 2004: 59). No Kelas Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1. Kelas VII A Kelas VII B Kelas VIII A Kelas VIIIB Kelas IX A JUMLAH Kemudian teknik analisis data dalam penelitian tersebut adalah menggunakan Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Pada umumnya metode analisis data dibedakan menjadi dua cara yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Dalam hal ini metode Analisis data yang dilgunakan dalam penelitian adalah analisis statistic Produck Moment. Dengan rumus sebagai berikit: r XY xy 2 2 x y HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan nilai tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 adalah 0,334. Berarti hitung > tabel (0,911>0,334). Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai Korelasi Product Moment yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari pada nilai tabel, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nilai (Ho) ditolak yaitu Tidak Ada Korelasi antara Kepercayaan Diri Dengan motivasi belajar pada siswa SMP Mataram dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti Ada Korelasi antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar pada Siswa SMP Mataram. Kepercayaan diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilain positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahwa hingga kini), setiap setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak-anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir bahwa untuk bisa di terima, di hargai, di cintai, dan di akui, di haruskan menyenangkan orang lain dalam mengikuti keinginan mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Kepercayaan diri yang baik sesuai dengan realitas atau kenyataan diri. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukan bahawa kepercayaan diri siswa dalam meningkatkan motivasi belajar sangat tinggi karna hal tersebut dilihat dari hasil ISSN:
6 lapangan yang kebanyakan siswa mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Sehingga dapat dikatakan, bahwa siswa yang mempunyai kepercayaan diri, maka siswa tersebut lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya dalam prestasi belajarnya. Sehingga dalam penelitian ini, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,911 dan termasuk pada kategori tinggi. Jadi terdapat hubungan yang tinggi antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar pada siswa SMP di Mataram. Hasil analisis data di atas kemudian dikonsultasikan pada tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 diperoleh tabel = 0,334, hasil ini menunjukkan bahwa hitung> tabel. Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yaitu Tidak Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran 2013/2014 dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa di SMP Mataram. Dengan demikian Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP di Mataram. Kartini, K., (2010). Piskologi kepribadian, Jakarta: CV Rajawali. Riduwan dan Alma, B., (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alvabeta. Ryntyastini, Yulita dan Challote, Suzy Y., (2005). Bimbingan dan konseling di SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis. Sardiman. (2011). Interaksi danmotivasi belajar mengajar. Jakarata: PT.Raja Grafindo Persada. Sangkala, C.,( 2010) Berdamai Dengan Diri Sendiri. Jakarta: Diva Press. KESIMPULAN Hubungan tersebut terlihat dari adanya signifikansi korelasi product moment antara kepercayaan diri dengan motivasi belajar, yakni hasil analisis data yang diperoleh pada hitung = 0,911 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikan 5% dan N = 35 diperoleh tabel = 0,334. Hasil ini menunjukkan bahwa hitung> tabel. Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nihil (Ho) yaitu Tidak Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP di Mataram ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar pada Siswa di Mataram. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogjakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. Bahri., (1991). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Banjarmasin: Usaha Nasional. Fatimah, E., (2010). Psikologi perkembangan. Bandung: Cv. Pustaka Setia. ISSN:
KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.
KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram. Abstrak Percaya diri menimbulkan rasa optimisme terhadap
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI. Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Atlet Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang
Lebih terperinciAnanda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang
PERBEDAAN MOTIVASI SISWA MEGIKUTI BELAJAR TAMBAHAN DI SEKOLAH ANTARA SISWA LAIK-LAKI DAN PEREMPUAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Nasution (2010), memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin beralamatkan di Jalan Mangga III Rt. 22 No. 48 Kecamatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Kompetisi dalam Belajar Kompetisi merupakan perasaan dimana individu atau kelompok tidak mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan
Lebih terperinciPENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAPIAN SISWA KELAS X SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN
ISSN: 2303-3738 Vol.06/No.01/Juni 2015 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGAPIAN SISWA KELAS X SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:
PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo Motivasi orang tua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo dikategorikan tinggi, berdasarkan angket maka diketahui
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Data Hasil Penelitian Penelitian hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tumijajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pada remaja dapat diselesaikan. Apabila tugas tugas pada remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja di harapkan dapat berkembang secara optimal agar tugas-tugas perkembangan pada remaja dapat diselesaikan. Apabila tugas tugas pada remaja dapat diselesaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL.
PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL Oleh : SITI RUKAIYAH 911 411 018 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pada Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMPN 4 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMPN 4 KOTA JAMBI Oleh: NONONG WAZIR NIM: ERA 1D 010116 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciDINA FITMILINA A1A110053
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi belajar Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG
Wayan Satria Jaya STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK This study aims to obtain data on how far the relationship between motivation to learn with the learning outcomes of students in school. Method used
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Haris Safrudin (10220038-ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Dalam menjalani proses belajar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciOmega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)
ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SARANA LABORATORIUM KOMPUTER DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HUBUNGAN ANTARA SARANA LABORATORIUM KOMPUTER DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Evi Dariani, Zul Anwar, dan M. Suhadi, AR Teknologi Pendidikan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode
Lebih terperinciKardi * Yohni Alimin Prasongko ** Kata Kunci: Kedisiplinan Belajar, Minat Belajar, Pestasi Belajar
PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAGANGAN KABUPATEN MADIUN TAHUN AJARAN 2010/2011 Abstrak Kardi * Yohni Alimin Prasongko ** Penelitian
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A
PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (Putriamaharani81@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to know the
Lebih terperinciPengaruh Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika
Jurnal Analisa 3 (1) (2017) 76-84 p-iss: 2549-5135 http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index e-iss: 2549-5143 Pengaruh Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Witri Lestari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2005:84-85) mengemukakan bahwa: Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian atau proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Getasan dengan responden penelitian sebanyak 126 siswa dengan rincian sebaran pada data 4.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang
Lebih terperinciHubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik
Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang
Lebih terperinci2010), Cet. 16, hlm. 23. hlm Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
92 BAB IV ANALISA DATA A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make A Match Pada Materi Mengenal Nama dan Tugas Malaikat pada Kelas IV SD Negeri 07 Payaraman Kecamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI
Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ditempuh seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu mencapai kualifikasi
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kerja di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinci*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Sismeri Dona 1, Ravenalla Abdurrahman A.S.P.S
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang
Lebih terperinciPERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA
A.24 PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA Partini A.Z. Rivai Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi. Belajar merupakan kewajiban dari setiap remaja yang
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Tiara Rosalina E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145 Abstract: The purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, semakin menjadi perhatian berbagai pihak. Kebutuhan menjadi bangsa yang kreatif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto
Hermanto, Hubungan Motivasi Pembelajaran oleh Guru Kelas 149 HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI Sogi Hermanto Prodi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan: Menurut Sukardi (2008: 166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 09/03/2013 hlm. 1-7 HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Karakteristik Siswa 2.1.1.1 Pengertian Karakteristik Siswa Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3
MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan uraian keaslian penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR Sri Wahyuni (sriwah@yahoo.co.id) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aims
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Yunia Trias Kristiawati, Budiyono, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSerambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :
HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP JAUHNYA TOLAK PELURU MAHASISWA PENJASKES FKIP UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH Edi Azwar 1) 1) Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Irma Rostiani, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Anak untuk Bersekolah HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15
25 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari lima kelas,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, Menurut Saifuddin Azwar pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan Konseling FKIP
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan
32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang berkembang dan mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN AJARAN 2011/2012
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat yang menuntut setiap manusia mengembangkan dan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu
Lebih terperinciUPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Siti Suprihatin Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Sitisuprihatin43@yahoo.com Abstrak Guru bagi masyarakat awan selama ini dipahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECENDERUNGAN PUTUS SEKOLAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA DOHOLOR KELURAHAN DOHO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI
Lebih terperinciKata kunci: Fasilitas Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa
0 1 PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Rahmin H. Hasan 1, Dr. Hamzah Yunus, M.Pd
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar
319 Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Smk Al Munawwarah Kesugihan Cilacap
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Korelasi. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (006:70): Metode Penelitian Korelasional
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu
BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah Sultan Agung Jabalsari Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi dalam belajar sehingga terbentuk
Lebih terperinciPengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa Moh. Mega Nirwana (07220676) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian adalah
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/1014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KINERJA MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian
66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti
Lebih terperinciNusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018
PERANAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE TERHADAP PERESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DEGAN MATERI POKOK UANG PADA PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG NATAL TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Ali Nurdin
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Pendidikan Akuntansi
MOTIVASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 JURNAL PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan dengan sadar, bertahap, dan berkesinambungan. Namun demikian hambatan
Lebih terperinciSTUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO
STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI PURWOHARJO MUHAMAD IRCHAM EVI SUPRIYATI ISPARWOTO Pendidikan Sejarah Fakultas
Lebih terperinci