PERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION"

Transkripsi

1 1 PERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION Edi Yulianto 1) ; Ir. Syamsul Arifin, MT.; Imam Abadi, ST. MT. 1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology ITS Surabaya Indonesia 60111, die_tf07@ep.its.ac.id Abstrak Perlu adanya tambahan weather station yang bisa dimanfaatkan pada transportasi laut untuk mengatasi minimnya jumlah weather station di Indonesia. Satu unit weather station harganya sangat mahal, sehingga penelitian tugas akhir ini merancang mini weather station dan sistem akuisisi datanya yang dilengkapi dengan data logger dengan harga murah dan nantinya bisa dimanfaatkan untuk trasnportasi laut. Weather station yang dirancang mengukur variabel cuaca suhu (LM 35), kelembaban (HSM 20G), kelajuan angin (rotary encoder), dan arah angin (optocoupler). Setelah sistem dirancang dilakukan pengujian dengan memberikan masukan tetap dan berubah terhadap sistem dan dilihat keluarannya. Sistem akuisisi data yang telah dirancang memiliki rentang suhu 26.2 o C sampai 80 o C, span 53.8 o C, ketidakpastian pengukuran 0.30 o C, error presisi 0.83 o C, error akurasi 0.84 o C, settling time dengan perubahan mendadak 1.73 menit, dan perubahan perlahan menit. Variabel kelembaban memiliki rentang 33.6% sampai 97.82%, span 64.22%, ketidakpastian pengukuran 4.26%, error presisi 0.46%, error akurasi 1.24%, dan settling time dengan perubahan perlahan 6.10 menit. Variabel kelajuan angin memiliki rentang 0 ms -1 sampai 5.6 ms -1, span 5.6 ms -1, ketidakpastian pengukuran 0.03 ms -1, error presisi 0.21 ms -1, dan error akurasi 0.37 ms -1, settling time perubahan mendadak 2.48 detik, dan perubahan perlahan 6.68 detik. Terakhir arah angin memiliki ketidakpastian pengukuran 2.90 o. Index Terms sistem akuisisi data, weather station, suhu, kelembaban, kelajuan angin, arah angin P I. PENDAHULUAN emanasan global telah memberikan dampak meningkatnya suhu permukaan bumi. Kenaikan suhu udara memicu topan di kawasan Asia, sedangkan di wilayah Indonesia terjadi kondisi cuaca yang berbeda beda akibat variabilitas suhu yang tidak menentu. Pola cuaca dan iklim yang tidak beraturan akan mengganggu sarana transportasi laut. 38 % kejadian kecelakaan transportasi laut disebabkan oleh bencana alam (badai, anging kencang, ombak besar, dll). Jumlah weather station di Indonesia sekitar 198 dari wilayah Banda Aceh sampai dengan Timika, hal ini tidak sebanding dengan luas wilayah Indonesia. Perlu adanya weather station tambahan untuk menunjang penyedian informasi dan prakiraan cuaca yang bisa dimanfaatkan pada transportasi laut, hanya saja harga satu unit weather station sangatlah mahal, padahal penjadwalan transportasi laut bertumpu pada informasi dan prakiraan cuaca tersebut. Pada penelitian tugas akhir ini dirancang mini weather station dan sistem akuisisi datanya yang dilengkapi dengan data logger. Tujuannya adalah mampu menghasilkan weather station dengan harga murah yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk trasnportasi laut. Variabel cuaca yang diukur pada sistem akuisisi data ini adalah suhu, kelembaban, kelajuan angin, dan arah angin. Sistem akuisisi data dengan empat variabel yang diukur tersebut dibangun menjadi weather station. Sensor yang digunakan untuk mengukur keempat variabel tersebut dipilih berdasarkan keeffektifan dan keeffisienan untuk mendukung jumlah produksi weather station secara massal. Komunikasi pada sistem akuisisi data ini menggunakan komunikasi serial dengan media transmisi kabel sepanjang 25 meter. Pada sistem akusisi data yang dirancang dilengkapi dengan data logger yang berguna untuk menyimpan data hasil pengukuran sehingga nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti penelitian, dsb. A. Weather station II. DASAR TEORI Untuk mengetahui kondisi cuaca dan iklim diperlukan adanya weather station (stasiun cuaca). Weather station adalah sebuah fasilitas dengan instrumen dan peralatan yang digunakan untuk mengamati kondisi atmosfer untuk memberikan informasi prakiraan cuaca atau penelitian tentang cuaca dan iklim. Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Berbeda halnya dengan cuaca, iklim adalah keadaan cuaca rata rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Variabel yang diamati oleh setiap stasiun pengamatan cuaca diantaranya adalah suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, arah dan kelajuan angin, curah hujan, penguapan, dan lamanya penyinaran oleh matahari. Variabel variabel tersebut memiliki pengertian masing masing yang bisa dijadikan prinsip dasar pengukurannya, sebagai contoh suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap panas dan dinginnya badan atau hawa. Kelembaban udara terbagi dua macam, yaitu kelembaban udara absolut dan kelembaban udara relatif. Kelambaban udara absolut adalah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat, dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m 3 udara. Sedangkan kelambaban udara relatif adalah perbandingan jumlah uap air dalam (kelembaban udara absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama, dinyatakan dalam persen (%).

2 2 B. Sistem Akuisisi Data Sistem akuisisi data pada dasarnya adalah suatu sistem pengukuran hanya saja variabel yang diukur banyak. Prinsip dasar dari sistem akusisi data adalah time shared diantara variabel yang akan diukur, teknik yang digunakan adalah time division multiplexing. Selain itu, sistem akusisi data juga memerlukan sistem komunikasi untuk mengirimkan data hasil pengukuran ke suatu tempat penyimpanan data, misalkan dari ke field instrument ke control room jika sistem akusisi datanya digunakan di industri. Pada time division multiplexing penyeleksian data masukan bergantian berdasarkan selang waktu tertentu. Teknik ini bisa dilakukan mneggunakan multiplekser dan demultiplekser atau penyeleksian data bisa berbasis program yang mengadopsi prinsip kerja dari multiplekser dan demultiplekser. Tipe seperti ini biasa digunakan pada sistem akusisi data yang menggunakan mikrokomputer atau mikrokontroler (1). Sistem akusisi data terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu sensor dan pengkondisian sinyal, multiplekser, ADC (analogue to digital converter), display, dan software untuk menyimpan data. Dewasa ini, elemen multiplekser dan ADC bisa langsung digantikan oleh mikrokontroler contohnya ATMEGA Mikrokontroller adalah piranti elektronik berupa IC (Integrated Circuit) yang memiliki kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat oleh programmer (2). Pada sistem akusisi data mikrokontroler memiliki peranan yang penting karena bisa merupakan komponen utama, mikrokontroler bisa diperankan sebagai ADC, multiplekser, interfacing dengan komponen lain, dll. Gbr 1. Skema ATMEGA 8535 (2) ATMEGA 8535 memiliki banyak fitur atau fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah sistem atau melakukan pemograman. Telah dijelaskan bahwa setiap pin yang ada di mikrokontroler memiliki fungsi masing masing. Fungsi fungsi tersebut dapat dijabarkan dalam fitur fitur, yaitu input/output (I/O), Timer/Counter, External Interupt, USART, ADC, analog comparator, SPI, I2C, LCD, dll. Fitur yang dimanfaatkan pada penelitian ini adalah I/O untuk arah angin, Timer dan External Interrupt untuk kelajuan angin, ADC untuk suhu dan kelembaban, dan USART untuk komunikasi serial. Sinyal digital serial atau komunikasi serial dapat digunakan untuk mengirimkan data dengan jarak yang lebih jauh (sekitar sampai 1 km) dan biasanya digunakan dalam sistem telemetri. Pada komunikasi serial, semua bits data dikirimkan setiap satu bit pada rentang waktu tertentu dalam satu jalur. Kecepatan pengiriman data pada komunikasi serial ditentukan dengan bit rate, ini adalah banyaknya bit yang dikirim dalam satuan waktu, biasanya dinyatakan dalam bits per second. Bagian terpenting dari komunikasi serial adalah konektor DB9 dan RS232. DB9 adalah konektor yang digunakan untuk mengubungkan hardware dengan komputer. Kegunaan RS232 adalah sebagai driver yang akan mengubah tegangan dari hardware agar sesuai dengan tegangan pada computer sehingga dapat dibaca. Rangkaian interface menerjemahkan level tegangan RS232 ke level tegangan TTL dan sebaliknya. Pada RS232 tegangan high (1) adalah -15V sampai dengan - 3V sedangkan tegangan low (0) adalah +3V sampai dengan +15V. Pada TTL tegangan high (1) adalah +2V sampai dengan +5V sedangkan tegangan low (0) adalah +0V sampai dengan +0,8V. Untuk menghubungkan antara mikrokontroler ke PC atau PC ke PC biasanya digunakan format null mode, pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangannya, pin sinyal ground dihubungkan dengan sinyal ground pasangannya. Gbr 2. Port DB9 (3) III. METODE Langkah langkah penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan bisa digambarkan dalam diagram alir seperti pada Gbr 3. A. Pra Eksperimen Pra eksperimen meliputi pemilihan sensor untuk setiap variabel yang diukur. Pemilihan sensor ini berdasarkan keefektifan dan keefisienan sensor, hal ini berarti sensor yang dipilih memiliki performa (akurasi, presisi, dll) bagus dengan harga yang relatif murah. Selain itu, pertimbangan lain adalah ketersediaan sensor dipasaran, hal ini untuk mempermudah pencarian sensor jika akan dilakukan produksi massal dikemudian hari. Mulai Pra Eksperimen Perancangan Sistem Pengujian Sistem Performansi bagus? Ya Analisa Data dan Pembahasan Penyusunan Laporan Selesai Tidak Gbr 3. Diagram alir penelitian

3 3 Sensor yang dipilih untuk mengukur suhu adalah LM 35. LM 35 memiliki tegangan keluaran yang linear terhadap perubahan suhu dan harganya relative murah. Selain itu, LM 35 memiliki rentang pengukuran -55 o C sampai 150 o C sehingga bisa digunakan untuk mengukur suhu udara. HSM 20G merupakan sensor yang dipilih untuk mengukur kelembaban. Tegangan keluaran HSM 20G linear terhadap masukan kelembabannya. HSM 20G memiliki rentang pengukuran 0% sampai 99%, oleh karena itu bisa digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Berbeda halnya dengan suhu dan kelembaban, kelajuan dan arah angin menggunakan sensor yang dibuat sendiri dengan menambahkan komponen elektrik. Kelajuan angin diukur menggunakan wind cup yang digabung dengan rotary encoder memanfaatkan photointerrupter (optocoupler tipe U) dan piringan kisi. Rotary encoder mengeluarkan sinyal pulsa yang frekuensinya sebanding dengan kelajuan angin. setiap variabel membutuhkan pemrosesan yang berbeda beda satu dengan yang lainnya. Berikut akan dijelaskan pemrosesan untuk masing masing variabel. Gbr 7. Rangkaian optocupler (4) 1) Suhu : Tegangan keluaran dari LM 35 langsung dimasukkan ke ADC mikrokontroler (PORTA) 10 bit. Nilai biner hasil konversi dikirim ke PC dengan komunikasi serial yang selanjutnya akan diproses sehingga diperoleh nilai suhu terukur. Untuk memperoleh nilai suhu terukur terlebih dahulu harus didapatkan hubungan antara ADC dan suhu (tahap pengujian). Diagram blok sistem akuisisi data suhu dapat dilihat pada Gbr 8. Gbr 4. Wind cup Seperti kelajuan angin, arah angin juga memanfaatkan optocupler untuk melakukan pengukuran. Optocoupler digabung dengan sensor arah angin seperti Gbr 5. Perbadaan antara kelajuan angin dan arah angin adalah penggunaan piringan kisinya, jika piringan kisi pada kelajuan angin memiliki bagian lubang dan hitam sebanyak 22 buah (Gbr 6) yang menyebabkan optocupler bisa mengeluarkan sinyal pulsa, arah angin hanya satu bagian hitam saja namun optocupler yang digunakan banyak. Gbr 5. Sensor arah angin Optocoupler merupakan alat yang terdiri dari transmitter infra merah dan receiver cahaya atau fotodetektor yaitu fototransistor. Jika cahaya dari transmitter yang menuju receiver tidak terhalang (mengenai lubang pada piringan kisi) maka keluarannya adalah low, sedangkan jika terhalang (mengenai bagian hitam piringan kisi) maka keluarannya adalah high. Pada Gbr 7, sinyal input dihubungkan ke tegangan Vcc sehingga transmitter selalu mengirimkan cahaya ke fotodetektor. Kaki keluaran optocoupler dimasukkan ke mikrokontroller Gbr 8. Diagram blok sistem akuisisi data suhu 2) Kelembaban : Seperti halnya LM 35, tegangan keluaran HSM 20G langsung dimasukkan ke ADC mikrokontroler (PORTA) 10 bit. Untuk memperoleh tegangan keluaran HSM 20G, maka sensor dirangkai seperti Gbr 9. Nilai biner hasil konversi dikirim ke PC dengan komunikasi serial yang selanjutnya akan diproses sehingga diperoleh nilai kelembaban terukur. Diagram blok sistem akuisisi data suhu dapat dilihat pada Gbr 10. Gbr 9. Rangkaian HSM 20G (5) Gbr 6. Piringan kisi B. Perancangan sistem Perancangan sistem meliputi pengukuran variabel dan interfacing termacuk data logger. Pengukuran variabel yang dirancang memanfaatkan sensor sensor yang telah dipilih pada tahap pra eksperimen. Sensor tersebut akan diproses sehingga diperoleh nilai variabel terukurnya. Pengukuran Gbr 10. Diagram blok sistem akuisisi data kelembaban

4 4 3) Kelajuan Angin : Sinyal pulsa yang dihasilkan oleh optocoupler sebagai informasi kelajuan angin dimasukkan ke external interrupt mikrokontroler, INT0 (PORTD.2), hal ini bertujuan untuk menghitung jumlah pulsa yang masuk dalam satu detik (counter). Selain INT0, counter juga memanfaatkan fasilitas Timer0 mikrokontroler untuk mewaktu selama satu detik sehingga akan diperoleh banyak pulsa per detik yang nantinya akan diproses sehingga diperoleh nilai kelajuan angin terukur. Diagram blok sistem akuisisi data kelajuan angin dapat dilihat pada Gbr 11. Gbr 13. Menara weather station Gbr 11. Diagram blok sistem akuisisi data kelajuan angin 4) Arah Angin : Delapan buah optocoupler yang digunakan sebagai sensor arah angin mewakili satu arah mata angin. Jika keluaran optocoupler adalah high, maka arah anginnya adalah yang diwakili oleh optocoupler tersebut. Keluaran dari optocoupler menjadi masukan pada mikrokontroler (PINC). Algoritma pemograman pada mikrokontroler yang digunakan untuk memperoleh arah angin berdasarkan sinyal informasi yang diperoleh dari optocoupler bisa dilihat pada Gbr 14. Diagram blok sistem akuisisi data arah angin bisa dilihat pada Gbr 12. Gbr 12. Diagram blok sistem akuisisi data arah angin Seluruh sensor yang telah djelaskan di atas selanjutnya diintegrasikan menjadi suatu sistem akusisi data. Sistem ini terpusat pada satu mikrokontroler yang dihubungkan dengan PC sebagai tampilan pengguna atau user interface nya. Sensor sensor yang digunakan ditempatkan pada sebuah tower dengan ketinggian 1.5 meter sehingga membentuk seperti weather station (stasiun cuaca) dalam skala kecil atau mini. Pada tower tersebut, ditempatkan pula mikrokontroler sebagai pusat sistem pada sebuah kotak yang didalamnya juga terdapat rangkaian catu daya sebagai sumber tegangan sistem. Mikrokontroler bisa bekerja jika diberi catu daya sebesar 5 volt DC, selain itu mikrokontroler memerlukan beberapa komponen tambahan supaya bisa bekerja yang dirangkai dalam rangkaian minimum system (minsys). Gbr 14. Diagram alir pemograman sensor arah angin Pada mikrokontroler, pemrosesan kebanyakan hanya pengubahan sinyal analog keluaran sensor menjadi digital, seperti pada pengukuran suhu, kelembaban, dan pengubahan menjadi besaran yang mewakili variabel yang diukur seperti pada pengukuran kelajuan dan arah angin. Sinyal sinyal informasi yang diterima oleh mikrokontroler dari sensor selanjutnya akan diolah di PC sehingga diperoleh nilai hasil pengukuran. Pengiriman data dari mikrokontroler ke PC menggunakan fasilitas komunikasi serial USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver/Transmitter) untuk mikrokontroler dan Microsoft Comm Control (MSCOmm) pada Visual Basic (VB) untuk PC. Untuk menghubungkan

5 5 mikrokontroler dan PC diperlukan rangkaian untuk mengubah tegangan keluaran mikrokontroler menjadi tegangan TTL. Gbr 15. Rangkaian catu daya Interfacing antara mikrokontroler dan PC menggunakan komunikasi serial dua arah, artinya mikrokontroler akan mengirimkan data jika ada permintaan dari PC untuk mengirimkan data tersebut. PC akan meminta mikrokontroler untuk mengirimkan semua data hasil pengukuran secara bergantian dengan mengumpankan perintah, dalam penelitian ini perintah dari PC berupa pengiriman karakter a, b, c, dan d yang masing masing mewakili satu variabel yang diukur. Teknik komunikasi seperti ini meniru prinsip kerja dari multiplekser dengan selektornya adalah karakter yang dikirimkan. Gbr 16. Rangkaian minsys Setelah data data hasil pengukuran diolah di PC sehinga diperoleh nilai hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan penyimpanan data data (data logging) hasil pengukuran tersebut menggunakan fasilitas Microsoft ADO Data Control (ADODC) pada VB yang dihubungkan dengan Microsoft Office Access (Access). Gbr 17. Jendela utama DAQ User interface DAQ yang telah dibuat menggunakan VB terdiri dari empat jendela (window), yaitu jendela log in, DAQ, control panel, dan graph. Jendela log in digunakan sebagai pengaman supaya tidak semua orang bisa menggunakan program ini. Jendela kedua adalah jendela utama (Gbr 17), yaitu jendela yang menampilkan data hasil pengukuran, grafik salah satu variabel pengukuran yang ingin ditinjau (pengaturan ada pada jendela graph), dan review data yang disimpan di Access. Jendela control untuk mengatur port serial yang digunakan, memulai dan menghentikan pengukuran atau penyimpanan data pengukuran. Jendela terakhir adalah jendela graph yang digunakan untuk mengatur variabel apa yang grafiknya akan ditampilkan (diamati) pada jendela utama. C. Pengujian Sistem Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui performa sistem. Pengujian tersebut diantaranya adalah, 1) Pengujian ADC : bertujuan untuk melihat apakah nilai ADC yang terbaca oleh mikrokontroler sudah sesuai dengan nilai seharusnya. Pengujian dilakukan dengan memberikan variasi tegangan ke ADC mikrokontroler dan melihat nilai ADC yang terbaca. Tegangan yang diberikan mulai dari 0 volt sampai 5 volt dengan 10 variasi. 2) Pengujian Komunikasi Serial : bertujuan untuk mengetahui error yang disebabkan oleh media transmisi (kabel 25 meter). Karena kabel yang dipakai untuk komunikasi serial ada tiga, receiver (rx), transmitter (tx), dan ground (gnd), sehingga pengujian dilakukan dua kali, yaitu pengujian rx gnd dan tx gnd. Pengujian dilakukan dengan memberikan variasi tegangan masukan disatu sisi kabel dan mengukur tegangan keluaran di sisi lainnya. Tegangan yang diberikan mulai 0 volt sampai5 volt dengan variasi sebanyak 5. 3) Pengujian Sistem Akuisisi Data Suhu : terdiri dari dua pengujian yaitu pengujian dengan memberikan suhu masukan tetap dan pengujian dengan memberikan suhu masukan yang berubah. Nilai suhu yang terukur oleh sistem dibandingkan dengan nilai suhu yang terukur oleh kalibrator (termometer digital). Pengujian suhu tetap dilakukan dengan memberikan masukan suhu 27.2 o C sedangkan pengujian dengan suhu berubah dilakukan dengan memberikan suhu mulai 34.6 o C sampai 80 o C. 4) Pengujian Sistem Akuisisi Data Kelembaban : terdiri dari dua pengujian yaitu pengujian dengan mengukur kelembaban ruangan (kelembaban tetap) dan pengujian dengan kelembaban berubah. Nilai kelembaban yang terukur oleh sistem dibandingkan dengan nilai kelembaban yang terukur oleh kalibrator (hygrometer). Kelembaban ruangan pada saat pengujian yang digunakan sebagai sumber kelembaban tetap adalah 72.62% sedangkan sumber kelembaban berubah yangdiberikan adalah % samapai 81.95%. 5) Pengujian Sistem Akuisisi Data Kelajuan Angin : terdiri dari pra pengujian hardware dan software, pengujian dengan memberikan sumber angin tetap, dan pengujian dengan memberikan sumber angin bebas (alam). Pra pengujian hardware dilakukan dengan memberikan variasi angin ke sensor dan melihat sinyal pulsa keluaran rotary encoder. Pra pengujian software dilakukan dengan memberikan sinyal pulsa dengan berbagai frekuensi dan dilihat berapa frekuensi yang terukur. Nilai kelajuan angin yang terukur oleh sistem pada saat pengujian dibandingkan dengan nilai kelajuan angin yang terukur oleh kalibrator (anemometer). Pengujian angin dengan sumber tetap dilakukan dengan memberikan 3 variasi kelajuan angin, yaitu 2.7 ms -1, 3.7 ms -1, dan 4.7 ms -1 sedangkan untuk sumber angin dari alam pada saat pengujian adalah 0 ms -1 sampai 3 ms -1. 6) Pengujian Sistem Akuisisi Data Arah Angin : dilakukan dengan mengarahkan baling baling pada sudut tertentu kemudian diukur tegangan masing masing optocoupler dan melihat arah angin terukurnya. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu

6 6 dilakukan pra pengujian dengan memberikan tegangan masukan pada PINC mikrokontroler sebagai representasi keluaran optocoupler dan dilihat arah angin yang ditampilkan. IV. HASIL PENELITIAN Setelah pengujian dilakukan diperoleh data data yang nantinya diolah sebagai bahan analisa. Berikut ini akan ditampilkan hasil dari pengujian. 1) Pengujian ADC : setelah dilakukan pengujian diperoleh rata rata error konversi sebesar -4 atau setara dengan rata rata presentase error sebesar 2%. Nilai ADC yang terbaca dibandingkan dengan nilai konversi secara teoritis dengan menggunakan persamaan (1) Data hasil pengujian dapat dilihat pada Gbr 18, garis merah adalah ADC terukur dan garis hitam adalah ADC teori. Garis hitam cuma terlihat sedikit karena berimpit dengan garis merah, hal ini mengindikasikan bahwa error antara ADC terukur dengan teori kecil. Gbr 20. Grafik perbandingan tegangan masukan dengan keluaran pengujian tx - gnd 3) Pengujian Sistem Akuisisi Data Suhu : sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dicari hubungan antara ADC dan suhu terukur dengan memberikan variasi suhu ke sensor dan melihat ADC keluarannya. Hubungan antara ADC dan suhu digambarkan pada Gbr 21. Gbr 18. Grafik perbandingan ADC terukur dengan ADC teori 2) Pengujian Komunikasi Serial : dari pengujian ini diperoleh rata rata error untuk pengujian rx gnd volt atau setara dengan rata rata presentase error %. Sedangkan pengujian tx gnd diperoleh rata rata error volt atau setara dengan rata rata presentase error %. Dari data tersebut bisa terlihat bahwa media transmisi komuniasi serial yang dipakai memiliki error yang kecil sehingga informasi yang dikirim tidak hilang. Gbr 21. Grafik hubungan ADC keluaran LM 35 dengan suhu Pengujian sistem akusisi data suhu dengan suhu tetap menghasilkan rata rata koreksi (selisih pembacaan standar dengan pembacaan alat) 0.07 o C dan presentase error pembacannya adalah 0.27%. Pengujian dengan suhu berubah memperoleh nilai D (selisih koreksi dengan rata rata koreksi), d (selisih nilai terukur dengan rata rata nilai terukur), dan error (selisih pembacaan alat dengan pembacaan standar). Nilai yang diperoleh adalah D 2 sebesar 5.11, d 2 sebesar 3.85, Error 2 sebesar D 2 digunakan untuk mencari ketidakastian pengukuran, d 2 digunakan untuk mencari error presisi, dan Error 2 digunakan untuk mencari error akurasi. Gbr 19. Grafik perbandingan tegangan masukan dengan keluaran pengujian rx gnd Data data hasil pengujian tx gnd dapat dilihat pada Gbr 19 sedangkan rx gnd pada Gbr 20. Kedua gambar tersebut menunjukkan perbandingan antara tegangan masukan dan tegangan keluaran sehingga bisa terlihat bahwa errornya. Gbr 22. Grafik perbandingan pembacaan alat dan standar pengujian suhu Gbr 22 menunjukkan perbandingan pembacaan alat dan standar berdasarkan data pengujian keseluruhan. Pada gambar tersebut kita bisa melihat errornya dengan memperhatikan garis merah (pembacaan alat) dan garis hitam (pembacaan standar). Error dari data seluruh pengujian rata rata adalah o C atau %.

7 7 4) Pengujian Sistem Akuisisi Data Kelembaban : Hubungan antara nilai ADC dengan kelembaban terukur digambarkan pada Gbr 23 Pengujian dengan kelembaban tetap (kelembaban lingkungan) memperoleh rata rata error 0.56 atau setara dengan rata rata presentase error 0.77%. Nilai lain yang diperoleh dari pengujian ini adalah D 2 sebesar 5.11, d 2 sebesar 2.20, Error 2 sebesar Pengujian lainnya adalah memberikan kelembaban yang berubah. Dari pengujian tersebut diperoleh rata rata koreksi sebesar 1.60% dan D 2 sebesar Hubungan antara banyak pulsa per detik dengan kelajuan angin terukur bisa dilihat pada Gbr 25. Pengujian dengan sumber tetap dilakukan sebanyak lima kali, mulai kelajuan 2.7 ms -1 sampai 4.7 ms -1 dan kembali lagi ke 2.7 ms -1. Dari pengujian ini diperoleh rata rata error ms -1 atau setara dengan rata rata presentase error %. Pengujian lainnya adalah dengan memberikan sumber angin bebas, dari pengujian ini diperoleh rata rata koreksi ms -1 dan D 2 sebesar Gbr 23. Grafik hubungan ADC keluaran HSM 20G dengan kelembaban Seluruh data hasil pengujian, baik pengujian dengan kelembaban tetap atau berubah, bisa digambarkan pada Gbr 24. Berdasarkan gambar tersebut kita dapat mengamati errornya. Secara kuantitatif error yang terjadi rata rata -0.84%. Gbr 24. Grafik perbandingan pembacaan alat dan standar pengujian kelembaban 5) Pengujian Sistem Akuisisi Data Kelajuan Angin : Hasil pra pengujian hardware menunjukkan bahwa frekuensi sinyal pulsa keluaran rotary encoder sebanding dengan kelajuan angin yang diberikan. Dari pra pengujian software diperoleh rata rata error pembacaan frekuensi sebsar 3.51 pulsa dan rata rata presentase error 1.13%. Berdasarkan pra pengujian hardware dan software yang telah dilakukan diketahui bahwa sistem dapat bekerja dan bisa digunakan untuk mengukur kelajuan angin. Gbr 25. Grafik hubungan kecepatan sudut dengan kelajuan angin Gbr 26. Grafik perbandingan pembacaan alat dan standar pengujian kelajuan angin Pada Gbr 26, garis merah (pembacaan alat) tidak banyak yang berimpit dengan garis hitam (pembacaan standar). Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak error namun errornya kecil (terlihat dari simpangan garis merah tidak terlalu jauh dari garis hitam). Rata rata error dari seluruh pengujian adalah 0.13 ms -1. 6) Pengujian Sistem Akuisisi Data Arah Angin : Dari pengujian awal diketahui bahwa dengan memberikan tegangan ke mikrokontroler sebagai representasi keluaran optocoupler sistem bisa bekerja. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh rata rata koreksi o dan D Selain pengujian pengujian yang telah dijelaskan tadi, telah dilakkan juga pengujian untuk mengetahui settling time sistem dengan memberikan perubahan secara mendadak dan perlahan. Dari hasil pengujian ini diperoleh rata rata settling time untuk sistem akuisisi data suhu untuk perubahan secara mendadak adalah 1.73 menit, sedangkan untuk perubahan secara perlahan adalah menit. Rata rata settling time untuk sistem akuisisi data kelembaban dengan perubahan perlahan adalah 6.10 menit. Rata rata settling time sistem akuisisi data kelajuan angin untuk perubahan mendadak adalah 2.48 detik, sedangkan untuk perubahan perlahan adalah 6.68 detik. Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem akuisisi data yang telah dirancang, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap data data yang diperoleh dari pengujian. Pada saat pengujian diperoleh data error, koreksi, d, D yang akan digunakan untuk analisa. Analisa yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan data tersebut diantaranya adalah mengetahui ketidakpastian pengukuran, error akurasi, dan error presisi. Ketidakpastian pengukuran bisa dicari dengan menggunakan persamaan 2, yaitu (2) (6) U a adalah ketidakpastian pengukuran, n adalah jumlah data, dan σ u adalah standar deviasi koreksi maksimum. Standar deviasi koreksi maksimum bisa dicari dengan menggunakan persamaan di bawah ini,

8 8 (3) (6) Error akurasi dan error presisi pada dasarnya sama, hanya saja error akurasi bergantung pada nilai standar sedangkan error presisi bergantung pada rata rata pembacaan alat. Error akurasi bisa dicari dengan menggunakan persamaan persamaan di bawah ini, 1.96 (4) (6) (5) (6) (6) (6) E a adalah error akurasi, σ a adalah standar deviasi akurasi, dan α a adalah error standar akurasi. Persamaan untuk mencari error presisi sama dengan error akurasi hanya saja yang membedakan adalah nilai standar deviasinya. Pada error akurasi nilai standar deviasi bergantung pada nilai error sedangkan error presisi bergantung pada nilai d, d adalah selisih antara pembacaan alat dengan rata rata pembacaan alat. Oleh karena itu, persamaan untuk mencari error presisi menjadi seperti di bawah ini, 1.96 (7) (6) (8) (6) (9) (6) E p adalah error presisi, σ p adalah standar deviasi presisi, dan α p adalah error standar presisi. Perhitungan error akurasi dan error presisi pada penelitian tugas akhir ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% sehingga pada persamaan 4.9 dan 4.12 yang digunakan hanya σ bukan 2σ ataupun 3σ. Error akurasi dan error presisi menunjukkan kesalahan maksimum yang mungkin terjadi dengan acuan nilai standar untuk akurasi dan rata rata pembacaan untuk presisi. Sistem akuisisi data suhu diperoleh rentang pengukuran 26.2 o C sampai 80 o C, sehingga span pengukurannya adalah 53.8 o C. Ketidakpastian pengukuran sistem akuisisi data suhu berdasarkan pengujian adalah 0.30 o C dengan standar deviasi koreksi maksimumnya (σ u ) sebesar 0.85 o C dan jumlah data koreksi yang diperoleh dari pengujian berulang adalah delapan. Berdasarkan pengujian dengan suhu tetap diperoleh σ p sebesar 0.38 o C dan α p sebesar 0.07, sehingga diperoleh E p sebesar 0.83 o C. selain itu, diperoleh σ a sebesar 0.39 o C dan α a sebesar 0.08, sehingga diperoleh juga E a sebesar 0.84 o C. Sistem akuisisi data kelembaban mempunyai rentang pengukuran 33.6% sampai 97.82% dan span pengukuran 64.22%. E p sistem akuisisi data kelemababan adalah 0.46% berdasarkan nilai σ p sebesar 0.22% dan α p sebesar E a sistem akuisisi data kelembaban adalah 1.24% berdasarkan nilai σ a sebesar 0.59% dan α a sebesar Jumlah data pengujian yang digunakan untuk memperoleh E p dan E a sistem akuisisi kelambaban adalah 47 data. Nilai rata rata E a sistem akuisisi data kelajuan angin sebesar 0.37 ms -1 dan rata rata E p sistem akuisisi data kelajuan angin sebesar 0.21 ms -1. Nilai tersebut diperoleh dari pengujian dengan sumber tetap. Berdasarkan pengujian dengan sumber bebas, diperoleh nilai ketidakpastian pengukuran sebesar 0.03 ms -1 dengan σ u sebesar 0.30 ms -1. Dari data data hasil pengujian dapat diketahui rentang pengukuran sistem akuisisi data kelajuan angin adalah 0 ms -1 sampai 5.6 ms -1 dan span pengukurannya adalah 5.6 ms -1. Nilai ketidakpastian pengukuran (U a ) sistem akuisisi data arah angin adalah 2.90 o. Nilai ini diperoleh berdasarkan nilai standar deviasi koreksi maksimum (σ u ) sebesar o. Karena sistem akuisisi data arah angin hanya mampu membaca delapan arah angin sehingga resolusinya adalah 45 o. V. KESIMPULAN Telah dirancang sistem akuisisi data untuk mini weather station dengan variabel yang diukur adalah suhu, kelembaban, kelajuan angin, dan arah angin. Spesifikasi sistem yang telah dirancang adalah sebagai berikut, 1. Sistem akuisisi data suhu memiliki rentang 26.2 o C sampai 80 o C, span 53.8 o C, ketidakpastian pengukuran 0.30 o C, error presisi 0.83 o C, dan error akurasi 0.84 o C. Settling time sistem akuisisi data suhu dengan perubahan mendadak adalah 1.73 menit dan untuk perubahan perlahan adalah menit. 2. Sistem akuisisi data kelembaban memiliki rentang 33.6% sampai 97.82%, span 64.22%, ketidakpastian pengukuran 4.26%, error presisi 0.46%, dan error akurasi 1.24%. Settling time sistem akuisisi data kelembaban dengan perubahan perlahan adalah 6.10 menit. 3. Sistem akuisisi data kelajuan angin memiliki rentang 0 ms - 1 sampai 5.6 ms -1, span 5.6 ms -1, ketidakpastian pengukuran 0.03 ms -1, error presisi 0.21 ms -1, dan error akurasi 0.37 ms -1. Settling time sistem akuisisi data kelajuan angin dengan perubahan mendadak adalah 2.48 detik dan untuk perubahan perlahan adalah 6.68 detik. 4. Sistem akuisisi data arah angin memiliki ketidakpastian pengukuran 2.90 o. Saran untuk pengembangan dari penelitian ini diantaranya adalah, a. Prinsip quadrature encoder yang biasa dipakai untuk mengukur sudut perubahan motor bisa dicoba diimplementasikan sebagai prinsip pengukuran arah angin karena prinsip yang digunakan pada penelitian ini memiliki banyak kelemahan. Prinsip yang dipakai pada penelitian ini memerlukan banyak optocoupler karena satu optocoupler mewakili satu arah angin. Banyaknya optocoupler membuat sistem rentan akan kerusakan dan sulit untuk melakukan perbaikan, hal ini terlihat dari data yang diperoleh sedikit dikarenakan sering tidak berfungsinya sistem tersebut. b. Penambahan variabel yang diukur seperti tekanan udara, radiasi sinar matahari, curah hujan, dll sehingga memberikan banyak data cuaca yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian lainnya seperti peramalan cuaca maritime secara real time. c. Desain mekanik dibuat lebih melindungi komponen komponen elektrik. Pada penelitian ini komponen elektrik sudah terlindungi hanya saja belum maksimal karena pernah mengalami masalah karena terganggu oleh hujan. VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Bentley, John P. Principles of Measurement System. Third. Singapore : Longman Singapore Publisher (Pte) Ltd., Arifianto, B. Modul Training Mikrokontroler for Begginer. s.l. : Max-tron.

9 9 3. [Online] January 11, pinout-cable/images/9-pinout.gif. 4. [Online] November 2008, [Online] September 15, Mories, S Alan. Measurement and Instrumentation Principle. 3rd. Great Britain : Butterworth Heinemann, Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Cuaca untuk Telemetri. Maulana, Yudi Yulius and Wahyu, Yuyu. 1, 2003, Vol. III. ISSN Aplikasi Sistem Logika Fuzzy pada Peramalan Cuaca di Indonesia untuk Mendeteksi Kejadian Anomali Tinggi Gelombang Laut Surabaya. Arifin, Syamsul Kresnawan, Andre. Penerapan Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Gangguan Cuaca Maritim di Wilayah Tanjung Perak Surabaya. Surabaya : Teknik Fisika - ITS, Barret, Steven F. and Pack, Daniel J. Atmel AVR Microcontroller Primer: Programming and Interfacing Andrianto, Heri. Pemograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C (CodeVision AVR). Bandung : Informatika, BIODATA Nama : Edi Yulianto TTL : Sukoharjo, 16 Juli 1989 Alamat : Kp Kaum Kidul Rt 01/02 Rajapolah Tasikmalaya die_tf07@ep.its.ac.id die_eagles@yahoo.com Riwayat Pendidikan : TK PGRI Fajar Kasih ( ) SDN 1 Rajapolah ( ) SMP Islam Cipasung ( ) SMAN 2 Tasikmalaya ( ) Teknik Fisika FTI ITS (2007 sekarang)

PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION. Oleh: Edi Yulianto. Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST.

PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION. Oleh: Edi Yulianto. Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST. SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION Oleh: Edi Yulianto Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST. MT 1 LATAR BELAKANG Pemanasan global Pola iklim

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MARITIME BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM DI PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA

RANCANG BANGUN MARITIME BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM DI PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 RANCANG BANGUN MARITIME BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM DI PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA Tri Kurniawan, Syamsul Arifin dan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT Muhammad Sa ad 2408100106 Dosen Pembimbing Ir. Syamsul Arifin, MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet

Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet Oleh: Syarif Hidayatullah 2205 100 158 Pembimbing: Ir. Harris Pirngadji, MT.ID. BIDANG STUDI ELEKTRONIKA Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan dan latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan skripsi 1.1. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga yang menangani masalah cuaca dan iklim di Indonesia. Lembaga ini mendirikan stasiun meteorologi

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO Emil Salim (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS Sumartini Dana 1, Rochani 2, James Josias Mauta 3 Abstrak : Sistem komunikasi data saat ini bukan hanya secara fix cable

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak dibutuhkan. Besaran fisik yang senantiasa mempengaruhi objek penelitian diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Akuisisi Data Maritime Buoy Weather Station

Perancangan Sistem Akuisisi Data Maritime Buoy Weather Station JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-83 Perancangan Sistem Akuisisi Data Maritime Buoy Weather Station Aditya G. A, Syamsul Arifin, dan Andi Rahmadiansah Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi Data Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data yang sedang berjalan, kemudian data tersebut diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

MUHAMMAD ZULFIKRI NIM.

MUHAMMAD ZULFIKRI NIM. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DAN KEAMANAN PARKIR SEPEDA MOTOR MAHASISWA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID DAN MAGNETIC STRIPE PADA KARTU TANDA MAHASISWA (KTM) TUGAS AKHIR Disusun Oleh : MUHAMMAD ZULFIKRI NIM.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat ukur massa jenis minyak kelapa sawit menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan tampilan ke komputer.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 34 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 2012. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z

BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z Pada bab ini dibahas mengenai rangkaian elektronika yang akan digunakan untuk mengendalikan gerak pahat dan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pendeteksi kadar alkohol pada buah-buahan untuk dikonsumsi ibu hamil menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK 1 ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK Fatahillah, Ponco Siwindarto dan Eka Maulana Abstrak Ikan nila banyak dibudidayakan di Indoneseia. Selain karena permintaan konsumen, ikan nila juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 E.14 RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 Arief Hendra Saptadi *, Danny Kurnianto, Suyani Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Sekolah

Lebih terperinci

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer M. Ulinuha Puja D. S.,Pembimbing 1:Waru Djuriatno, Pembimbing 2:Moch. Rif an Abstrak Teknologi yang berkembang pesat saat ini telah mendorong percepatan di

Lebih terperinci

MONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB

MONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol.0 4, No. 02, Juli Tahun 2016 MONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB Yuri Pramono, Warsito dan Syafriadi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci