RANCANG BANGUN MARITIME BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM DI PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA
|
|
- Sonny Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) RANCANG BANGUN MARITIME BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM DI PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA Tri Kurniawan, Syamsul Arifin dan Imam Abadi Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya syamsul@ep.its.ac.id Abstrak Negara Indonesia adalah negara maritim. Pola cuaca dan iklim yang tidak beraturan telah mengancam transportasi laut, data KNKT terjadi 38% kecelakaan transportasi laut disebabkan oleh bencana alam, seperti badai, ombak besar, dll. Jumlah weather station di Indonesia tidak sebanding dengan luas lautan Indonesia, tercatat hanya 198 buah weather station di Indonesia. Keluaran penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan buoy weather yang dapat diletakkan ditengah laut untuk membantu transportasi laut. Beberapa variabel yang diukur oleh maritime buoy weather ini adalah tekanan udara (HP03), arah angin (optocoupler), kelajuan angin (rotary encoder) serta suhu dan kelembaban (SHT 11). Spesifikasi sistem suhu udara adalah ketidakpastian sebesar 0,028 O C. kelembaban udara memiliki nilai ketidakpastian sebesar 0,051%. tekanan udara memiliki nilai ketidakpastian sebesar 0,0164mbar,. arah angin memiliki nilai ketidakpastian sebesar 2,9 O. kelajuan angin memiliki nilai ketidakpastian sebesar 0,0363 m/s. Kata Kunci arah angin, kelajuan angin, kelembaban udara, maritime buoy weather, suhu udara, tekanan udara. B I. PENDAHULUAN adan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga yang menangani masalah cuaca dan iklim di Indonesia. Lembaga ini mendirikan stasiun meteorologi di berbagai tempat untuk mengamati kondisi lingkungan yang ada di sekitar stasiun tersebut. Parameter yang diambil adalah suhu, kelembaban, kecepatan, arah angin, curah hujan dan intensitas penyinaran matahari. Sejak tahun 1991, pola iklim di Indonesia tidak dapat diprediksikan (musim hujan atau kemarau). Pola cuaca dan iklim yang tidak beraturan ini akan mengganggu sarana transportasi laut, dimana menurut laporan KNKT terjadi 38% kejadian kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh bencana alam, seperti badai, anging kencang, ombak besar, dll. Faktor kesalahan manusia juga menjadi 41% penyebab kecelakaan transportasi laut. Faktor lainnya yang cukup besar menjadi penyebab kecelakaan transportasi laut adalah akibat strukur kapal yang tidak kuat dengan prosentase sebesar 21%. Melihat permasalahan yang seperti ini pemerintah melakukan upaya, yaitu dengan memberikan perijinan berlayar untuk kapal-kapal yang berlabuh dan bersandar melalui syahbandar. Selain itu beberapa pendukung lain yang dilakukan yaitu: (i) website bmkg.go.id yang memberikan Informasi dan prakiraan cuaca setiap harinya, (ii) peningkatan jumlah dan jangkauan radio pantai dan, (iii) sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP). Perlu diketahui Jumlah stasiun cuaca sekitar 198 di Indonesia dari wilayah Banda Aceh sampai dengan Timika yang mencakup luasan wilayah 7,9 juta km2 dengan 1,8 juta km2 daratan, 6,1 juta km2 luas laut. Penambahan stasiun cuaca ini tidak mungkin dilakukan dengan bebas, dikarenakan biaya pengadaannya yang cukup mahal. Maritime buoy weather ini diharapkan bisa menjadi alat alternatif untuk mengetahui informasi prakiraan cuaca maritim dan juga dapat mendukung sistem informasi cuaca maritim. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tugas akhir ini adalah merancang maritime buoy weather dengan akurasi dan juga presisi yang sesuai dengan kondisi sebenarnya serta murah dan dapat mudah dioperasikan A. Alur Penelitian II. URAIAN PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini memiliki langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Adapun langkah-langkah tersebut digambarkan dalam diagram alir pada gambar 1. Pada diagram alir diatas dapat dilihat bahwa dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: Penentuan spesifikasi perancangan alat dengan cara menentukan kriteria komponen ataupun rangkaian yang akan dibutuhkan untuk dapat merancang alat ini. Selanjutnya menentukan komponen dan rangkaian seperti apa yang akan digunakan. Kemudian perancangan rangkaian yang dibutuhkan seperti rangkaian catudaya, sensor suhu, sensor kelembaban, sensor tekanan udara, sensor arah dan kelajuan angin, mikrokontroler ATMega8535 beserta pemrogramannya dan buoy. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan dan pengujian alat. Jika alat yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi awal maka dapat dilakukan analisa, jika tidak sesuai maka akan dilakukan studi literatur lagi untuk mencari rangkaian perancangan yang sesuai spesifikasi. Adapun variabel yang diukur adalah suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah angin dan juga kelajuan angin. Dengan sensor SHT 11 untuk mengukur suhu dan kelembaban udara, sensor HP03 ntu mengukur tekanan udara, sistem optocoupler untuk mengukur arah angin dan juga sistem rotary encoder untuk mengukur kelajuan angin.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) penghalang yang berbentuk juring 1/8 lingkaran pada bagian bawahnya, sehingga ketika salah satu optocoupler yang tertutupi oleh juring tersebut maka keluarannya akan bernilai high dan informasi ini yang akan diolah oleh mikrokontroler menjadi data arah angin. Gambar 3. Sensor kecepatan angin dan arah angin B. Spesifikasi Perangkat Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Sensor SHT 11 dipilih sebagai sensor untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara karena sensor ini dapat mengukur kedua besaran fisis dalam satu alat. Sedangkan Sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah sensor modul barometer HP03. Kedua Sensor ini membutuhkan supply tegangan 2,4-5,5 volt. Sensor ini juga memiliki SCK (Serial Clock Input) digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroler dengan SHT11 dan DATA (Serial Data) digunakan untuk transfer data dari dan ke SHT 11. Data yang dihasilkan dari modul sensor SHT 11 adalah data digital 14bit. Gambar 2. Sensor SHT 11 dan modul barometer HP 03 Sensor arah angin dibuat seperti jarum penunjuk yang dibelakangnya memiliki sirip. Informasi arah angin itu menunjukkan arah dari mana datangnya angin tersebut, bukan kemana angin itu akan bergerak. Pada sensor arah angin ini menggunakan optocoupler sebagai sensor yang memberikan informasi arah angin. Optocoupler disini terdapat delapan buah, dimana setiap masing masing mewakili satu dari arah mata angin (utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut). Optocoupler disini akan memiliki keluaran high jika cahaya transmitter yang menuju receiver terhalang dan akan memberikan nilai low jika cahaya transmitter yang menuju receiver tidak terhalang. Jarum penunjuk pada sensor arah angin ini dihubungkan dengan Sensor kelajuan angin dibuat dari corong atau mangkok alumunium yang dibentuk menjadi baling baling seperti yang digunakan pada anemometer corong atau wind cup dengan jari jari sebesar 12,5 cm. Putaran dari baling - baling yang disebabkan oleh angin memiliki kecepatan yang sebanding putaran baling-baling. Pengukuran kecepatan putaran baling - baling dilakukan dengan menambahkan rotary encoder pada poros corong atau bagian bawahnya. Disini fungsi dari rotary encoder adalah mengubah kecepatan putaran corong menjadi sinyal pulsa yang kemudian akan diproses di mikrokontroler sehingga diperoleh kelajuan anginnya. Rotary encoder disini berupa piringan kisi yang memiliki 22 buah lubang dengan diameter kisi adalah 3,7 cm. C. Perancangan sistem mekanik dan elektrik mekanik memiliki dua rangka yaitu rangka utama penyangga diatas dan juga rangka buoy dibawah. Gambar 4 merupakan desain dari maritime buoy weather. Gambar 4. Design dari maritime buoy weather Untuk langkah awalnya pembuatan maritime buoy weather ini yaitu dengan mendesain rangka dari tempat instrumentinstrument yang akan digunakan. Setelah semua mekanik instrument yang akan digunakan telah jadi, langkah berikutnya yaitu menghitung berat dari rangka dan instrument tersebut. Hal ini dilakukan untuk menentukan desain dari maritime buoy weather. Gambar 5. maritime buoy weather
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Setelah itu mendesain buoy atau wahana terapungnya agar dapat menopang rangka dan instrument tersebut agar tetap stabil apabila diletakkan pada permukaan air, serta dilakukan penataan untuk tempat elektriknya pada maritime buoy weather. Wahana pelampung ini terbuat dari bahan dasar fiber glass yang merupakan bahan dasar dari pembuatan kapal speedboat. Secara keseluruhan diagram blok dari sistem akuisisi data maritime buoy weather yang dirancang bisa digambarkan seperti pada Gambar 4. Variabel suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kelajuan dan arah angin diukur oleh sensor dan diproses supaya dapat tertampil nilai terukurnya di PC. Gambar 1. Diagram blok sistem maritime buoy weather Display dalam sebuah sistem itu penting karena dapat digunakan untuk mengetahui nilai dari besaran fisis yang terukur. Jadi semua hasil pengolahan data dari mikrokontroler ditransmisikan menuju PC menggunkan komunikasi serial. Setelah itu baru dilakukan pemrograman guna menampilkan data tersebut pada tampilan software visualisasi. III. HASIL DAN DISKUSI A. Pengujian sistem suhu udara Sebelum sensor SHT 11 digunakan maka harus dilakukan kalibrasi sensor SHT dengan kalibrator. Cara pengkalibrasiannya dilakukan dengan cara memanaskan air dan sensor SHT 11 diletakkan dekat dengan air. Sensor SHT 11 mengukur suhu udara disekitar air tersebut dari suhu 22 o C sampai suhu mencapai 50,6 o C. Disini terdapat dua suhu yang tercatat. Dimana pembacaan alat dan juga pembacaan yang kedua adalah pembacaan dari thermometer digital yang dijadikan kalibrator. 60 y = 0.010x R² = Suhu Udara Data Biner 14 Bit Grafik 1. Hubungan keluaran SHT 11 dengan Suhu Udara Dari grafik diatas didapatkan nilai regresi linier yang menjadi masukan untuk mikrokontroler. Kemudian dilakukan pengujian pembacaan berulang dan juga pengujian data acak. Tabel 1. Analisa error pada sistem suhu udara Jumlah d'' deviasi Data diatas merupakan data pengulangan dimana rata-rata error suhu udara sebesar -0,03 0 C dan untuk pengujian data acak error nya adalah -0,199 0 C untuk pengujian naik serta 0,56 0 C untuk pengujian turun. B. Pengujian sistem kelembaban udara Sama halnya dengan suhu udara sensor SHT 11 perlu pengkalibrasian terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk mengukur. Cara pengkalibrasian untuk kelembaban udara ini dilakukan dengan cara memanaskan air dan sensor SHT 11 diletakkan dekat dengan air. Dari pemanasan tersebut maka akan timbullah uap air, uap air inilah yang diukur kelembabannya. Sensor SHT 11 mengukur kelembaban udara dari uap air tersebut dari kelembaban 57% sampai dengan kelembaban 92,5%. Dalam proses ini terdapat dua nilai kelembaban yang tercatat. Dua nilai itu adalah pembacaan alat dan juga pembacaan dari hygrometer digital yang dijadikan sebagai kalibrator. Kelembaban y = 0.015x R² = Data Biner 14 Bit Grafik 2. Hubungan keluaran SHT 11 dengan Kelembaban Udara Dari data yang di ambil didapatkan persamaan baru yang merupakan hasil dari regresi linier. Persamaan yang muncul adalah kelembaban = 0,015 (data kelembaban) + 42,1. Selanjutnya persamaan tersebut dimasukkan dalam pemrograman mikrokontroler. Setelah itu dilakukan pengujian
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) pembacaan berulang dan juga pengujian pengambilan data dengan nilai acak. Tabel 2. Analisa error pada sistem kelembaban udara jumlah d'' deviasi Data diatas merupaan data pengulangan dimana rata-rata error pada pada adalah -0,02 %. C. Pengujian sistem tekanan udara Sebelum sensor HP03 digunakan maka harus dilakukan kalibrasi sensor HP03 dengan kalibrator. Cara pengkalibrasiannya dilakukan dengan cara membandingkan nilai yang keluar dari sensor dengan nilai barometer sebagai kalibrator. 120 Kalibrator sensor Grafik 3. Hubungan keluaran sensor dengan kalibrator tekanan Data regresi liner digunakan untuk dijadikan rumus yang akan dimasukan dalam mikrokontroler. Adapun rumus yang tercantum dalam mikro adalah tekanan = ((256*39)+((1,003x)-0,471))/10, dimana nilai x adalah nilai yang tercatat dalam sensor. Kemudian diambil data pengujian berupa data pengulangan dan juga data acak y = 1.003x R² = Tabel 3. Analisa error pada sistem tekanan udara rata-rata jumlah d'' deviasi Dari table diatas dapat dilihat error data pengulangan adalah 0,0145 mbar dan error data acaka adalah 0,0068 mbar. D. Pengujian sistem arah angin Pada sistem arah angin ini dilakukan pengujin awal untuk mengetahui apakah sistem ini dapat bekerja dengan baik.pengujiannya menggunakan bantuan kompas untuk membantu menunjukkan arah yang sesungguhnya. Tabel 4. Pengujian awal sensor arah angin PortC Arah Angin Tertampil Seharusnya Loading Loading Barat Barat Barat Laut Barat Laut Utara Utara Timur Laut Timur Laut Timur Timur Tenggara Tenggara Selatan Selatan Barat Daya Barat Daya Dari data pengujian diatas secara tidak langsung sensor arah ini hanya bisa mendeteksi minimal 45 O. Ketika optocoupler yang tertutupi ada 2 buah maka yang tertampil adalah loading, disini berarti masih belum jelasnya arah angin yang diterima sensor. sensor akan menunjukkan arah ketika hanya ada satu saja optocoupler yang tertutupi oleh kisi. Tabel 5. Analisa error pada sistem arah angin rata-rata Jumlah 2025 deviasi
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) E. Pengujian sistem kelajuan angin Dalam pengujian sistem penguuran kelajuan angin disini diawal perlu dilakukan pengkalibrasian antara nilai pulsa yang tercatat oleh counter perdetiknya dengan kelajuan angin yang sesungguhnya. Kelajuan angin dihasilkan dari kipas angin yang memiliki variasi kelajuan angin low, medium dan juga high. Setiap kelajuan angin yang tercatat pada anemometer disesuaikan dengan nilai pulsa perdetik dari hitungan counter pada sensor. Dari situ maka akan terbentuk hubungan antara pulsa perdetik dengan kelajuan angin yang sebenanya pps Grafik 4. Hubungan pps pada sensor dengan kelajuan angin Dari data yang di ambil didapatkan persamaan baru yang merupakan hasil dari regresi linier. Persamaan yang muncul adalah kelajuan angin = 0,028*(pps) + 0,1. Selanjutnya persamaan tersebut dimasukkan dalam pemrograman mikrokontroler. Setelah itu dilakukan pengujian data berupa pembacaan berulang dalam mengukur kelajuan angin serta melihat nilai kelajuan angin yang tertampil. Dalam pengujian ini terdapat dua nilai kelajuan angin yang tercatat. Yang pertama adalah pembacaan alat dan yang kedua adalah pembacaan dari anemometer digital yang dijadikan kalibrator. Disini nilai koreksi berasal dari selisih antara pembacaan alat dengan pembacaan dari kalibrator. Disini nilai d didapat dari selisih antara nilai koreksi dengan koreksi ratarata. Tabel 6. Analisa error pada sistem kelajuan angin 6.5 kelajuan angin (m/s) y = 0.028x R² = jumlah d'' deviasi Data diatas merupakan data pengulangan dimana rata-rata error pada pada adalah m/s. Selain itu diambil pula data pengujian data naik dan pengujian data turun. Pembacaan t Tabel 7. Data pengujian sistem kelajuan angin Pengujian naik pembacaan alat error Pengujian turun pembacaan alat error Perbedaan error F. Analisa rata-rata rata-rata Setelah dilakukan pengujian dan melihat apakah telah memenuhi kriteria dari maritime buoy weather, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap data data yang telah diperoleh dari proses pengujian. Adapun kriteria terseut adalah error yang dihasilkan mendekati limit 0, kemudian memiliki range yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan riil variabel cuaca, memiliki linieritas lebih dari 90% dan juga memiliki sensitivitas dibawah 1. Pada saat pengujian diperoleh beberapa data yaitu error, koreksi, d, D yang akan digunakan untuk analisa. Analisa yang dilakukan adalah untuk mengetahui nilai ketidakpastian, analisi error, dan juga sensitivitas. Hasil analisa sistem akuisisi data yang telah dibuat akan dibahas masing masing untuk setiap variabel yang diukur. a. Analisa sistem suhu Range dari sensor ini adalah antara 15 O C sampai dengan 77 O C, sehingga sistem ini memiliki span 57 O C. Sebenarnya range dari sensor adalah -40 O C sampai 123,8 O C namun dalam keadaan real untuk suhu udara disekitar laut range yang sudah ditetapkan sudah mencakup. Range suhu yang dihasilkan merupakan keluaran dari sistem suhu sedangkan masukannya adalah data biner 14 bit. Dari data tersebut didapat kan informasi bahwa range keluaran adalah 62 dan range masukan 6200, dari data biner 14 bit 77 O C dikurangi dengan data biner 15 O C yaitu Sensitivitas yang merupakan ratio dari perbedaan keluaran dibagi perbedaan masukan menghasilkan nilai 0,01 O C. Sehingga nilai sensitivitas sebesar 0,01 O C. Analisis error sistem pengukuan suhu diperoleh dari data hasil pengujian pembacaan berulang dengan mencari nilai error dan juga nilai d. nilai d didapat dari nilai error dikurangi dengan nilai error rata-rata. Dari data tersebut didapatkan nilai deviasi dari suhu adalah dengan error rata-rata adalah -0,03 0 C. Selanjutnya dicari pula nilai ketidakpastian untuk sistem data suhu diperoleh dari data hasil pengujian pembacaan berulang juga. Untuk mencari nilai ketidakpastian diperlukan data D yang didapat dari nilai koreksi dikurangngi dengan koreksi rata-rata. Adapun nilai koreksi didapat dari pembacaan alat dikurangi dengan nilai pembacaan dari alat.
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Dari pengujian diperoleh hasil Σ(D) 2 sebesar 0,1692 dengan jumlah data limabelas. jadi nilai deviasi koreksi maksimumnya (σu) sebesar 0,1099 O C. Ketidakpastian sistem suhu berdasarkan pengujian adalah 0,028 O C, sehingga toleransi dari sistemnya adalah ±0,028 O C. b. Analisa sistem kelembaban Range dari sensor ini adalah antara 47% sampai dengan 92.5%, sehingga sistem ini memiliki span 44,5%. Selanjutnya range masukan dari sistem adalah data biner 14 bit yaitu 3033,33 yang berasal dari 8973,33 yang merupakan data biner 14 bit dari 92,5% yang dikurangi dengan 5940 yang merupakan data biner 14 bit dari 47%. Sehingga sensitivitas dari kelembaban adalah 0,015%. Analisis error sistem pengukuan kelembaban nilai deviasi dari kelembaban adalah 0, dengan error rata-rata adalah -0,02%. Selanjutnya nilai ketidakpastian untuk sistem data kelembaban (σu) sebesar 0,1998%. Ketidakpastian sistem suhu adalah 0,051%, sehingga toleransi sistem kelembaban udara adalah ±0,051%. c. Analisa sistem tekanan udara Range dari sensor ini adalah antara 1000 mbar sampai dengan 1100 mbar, sehingga sistem ini memiliki span 100 mbar. Range masukan dari sistem adalah data biner 16 bit yaitu 1000 yang berasal dari 1016 yang merupakan data biner 16 bit dari 1100 mbar yang dikurangi dengan 16 yang merupakan data biner 16 bit dari 1000 mbar. Sehingga sensitivitas dari tekanan udara adalah 0,1 mbar. Analisis error sistem pengukuan tekanan udara diperoleh nilai deviasi dari tekanan udara adalah 0,05179 dengan error rata-rata adalah 0,01452 mbar. Selanjutnya nilai σu sebesar 0,0517 mbar. Ketidakpastian sistem suhu adalah 0,0164 mbar, sehingga toleransi nya adalah ±0,0164 mbar. d. Analisa sistem arah angin Range dari keluaran sensor ini adalah 360 O. Sedangkan masukan dari sensor ini juga 360 O. Sehingga sensor ini memiliki sensitivitas sebesar 1 O. Analisis error sistem pengukuan arah angin nilai deviasi dari suhu adalah 11,6189 dengan error rata-rata adalah -11,25 O. Selanjutnya nilai σu sebesar 11,61 O. Ketidakpastian sistem arah angin berdasarkan pengujian adalah 2,904 O, sehingga toleransi sistemnya adalah ±2,904 O. e. Analisa sistem kelajuan angin Range dari keluaran sensor ini adalah 0,1-5,6 m/s. Sedangkan range dari msukan sensor ini adalah 197 yang berasal dari 197 yang merupakan putaran per sekon (pps) dari 5,6 m/s yang dikurangi dari 0 yang merupakan pps dari 0,1 m/s. Sehingga sistem ini memiliki sensitivitas sebesar 0,0279 m/s. Analisis error sistem pengukuan kelajuan angin diperoleh nilai deviasi dari suhu adalah 0,1205dengan error rata-rata adalah -0,084 m/s. Selanjutnya nilai σu sebesar 0,12m/s. Ketidakpastian sistem kelajuan angin berdasarkan pengujian adalah 0,036m/s, sehingga toleransi sistemnya adalah ±0,036m/s. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Telah dirancang maritime buoy weather dengan variabel yang diukur adalah suhu, kelembaban, tekanan udara, arah angin dan kelajuan angin dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Spesifikasi sistem suhu memiliki sensitivitas 0,01 O C, nilai ketidakpastian sebesar 0,028 O C dengan deviasi sebesar 0,1099 O C. 2. kelembaban memiliki sensitivitas 0,015%, nilai ketidakpastian sebesar 0,051% dengan deviasi sebesar 0,1998%. 3. tekanan udara memiliki sensitivitas 0,1 mbar, nilai ketidakpastian sebesar 0,0164 mbar dengan deviasi sebesar 0,0517 mbar. 4. arah angin memiliki sensitivitas 1 O, nilai ketidakpastian sebesar 2,9 O dengan deviasi sebesar 11,6189 O. 5. kelajuan angin memiliki sensitivitas 0,0279 m/s, nilai ketidakpastian sebesar 0,0363 m/s dengan deviasi sebesar 0,1205 m/s. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, H. (2008). Pemograman Mikrokontroler AVR ATMEGA 16 Menggunakan Bahasa C (CodeVision AVR). Bandung: Informatika. Arifianto, B. Modul Training Mikrokontroller for Bigginer. Maxtron. Bentley, J. P. (1995). Principle of Measurement Sytem 3rd ed. England: Longman Group Limited. BLH. (2008). Laporan Pemeliharaan Stasiun Monitoring Udara Ambient Tahun Surabaya. BMKG. (2010). Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, dan Diseminasi Infoormasi Cuaca Ekstrim. Jakarta: Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia. Chandra, H., & Cahyadi, A. (2010). Analisis Perbandingan Wave Heading pada simulasi design buoy solid. Down East Instrumentation. (2002). Automated Buoy Weather Station. LLC. Garaudy, H. (2010). Perancangan Monitoring Kelembaban dan Temperatur menggunakan Komunikasi Zigbee 2,4 GHz. Heryanto, A. (2008). Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMega8535. Yogyakarta. KNKT. (2009). Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun Jakarta: PT. Trans Asia Consultans. Moore, R. B. (2001). On The Meaning of Precision Versus Accuracy. Mories, S. A. (2001). Measurement and Instrumentation Principle 3rd. Great Britain: Butterworth Heinemann,. Yulianto, E. (2011). Perancangan Akuisisi Data pada Mini Weather Station. Surabaya.
PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION. Oleh: Edi Yulianto. Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST.
SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM AKUSISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION Oleh: Edi Yulianto Pembimbing : Ir.Syamsul Arifin, MT Imam Abadi, ST. MT 1 LATAR BELAKANG Pemanasan global Pola iklim
Lebih terperinciPerancangan Sistem Akuisisi Data Maritime Buoy Weather Station
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-83 Perancangan Sistem Akuisisi Data Maritime Buoy Weather Station Aditya G. A, Syamsul Arifin, dan Andi Rahmadiansah Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga yang menangani masalah cuaca dan iklim di Indonesia. Lembaga ini mendirikan stasiun meteorologi
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT
SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT Muhammad Sa ad 2408100106 Dosen Pembimbing Ir. Syamsul Arifin, MT. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION
1 PERANCANGAN SISTEM AKUISISI DATA PADA MINI MARITIME WEATHER STATION Edi Yulianto 1) ; Ir. Syamsul Arifin, MT.; Imam Abadi, ST. MT. 1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology
Lebih terperinciMONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol.0 4, No. 02, Juli Tahun 2016 MONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB Yuri Pramono, Warsito dan Syafriadi Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan Angin Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P
Rancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan Angin Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P Ridho Prabowo a),abdul Muid a*,riza Adriat a a) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. H. Hadari
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto
Lebih terperinciPerancangan Sistem Telemetri Akuisisi Data Cuaca Dengan XBee Pro-S2
Perancangan Sistem Telemetri Akuisisi Data Cuaca Dengan XBee Pro-S2 Mashaler Suradam, Rifki Reinaldo, Eko Andri, Iwan Sugihartono Fisika, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perubahan cuaca bisa sangat berpengaruh pada kondisi suatu tempat terutama pada daerah sekitar aliran sungai. Curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan meluapnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat ukur adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat ukur adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk membantu dalam proses penentuan parameter. Berbagai jenis teknologi alat ukur telah banyak diciptakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan dan latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan skripsi 1.1. Tujuan
Lebih terperinciPENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI
PENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI Siswoko ; Muhamad Mujahidin ST, MT ; Dr. Irdam Adil MT ; Moh. Iqbal Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : wokobros@gmail.com
Lebih terperinciPENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK
PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UKUR KECEPATAN ANGIN DAN PENUNJUK ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT-MEGA (*Maya Azlina*), (**Drs.Takdir Tamba M.Eng.
PEMBUATAN ALAT UKUR KECEPATAN ANGIN DAN PENUNJUK ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT-MEGA 8535 (*Maya Azlina*), (**Drs.Takdir Tamba M.Eng.SC**) *e-mail(mayaazlina@ymail.com)* **e-mail(takdir@usu.ac.id)**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara sangat mempengaruhi cuaca karena perubahan tekanan udara akan menyebabkan perubahan
Lebih terperinciANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh
ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh (1) Leonard Lalumedja, (2) Derek Missy, (3) Dinna Kartika Pasha Putri, (4) Dinna Kartika Pasha
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA
RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA Cahya Edi Santosa, Ari Sugeng Budiyanta Peneliti Bidang Instrumentasi dan Wahana Dirgantara, LAPAN ABSTRACT Temperature and humidity are the important
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1 Blok Diagram Rangkaian Untuk merealisasikan perancangan dan pembuatan alat sistem pengamatan cuaca berbasis Arduino Mega 2560, perlu adanya LCD agar dapat memonitor
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Pembahasan Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk merealisasikan perangkat keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol suhu dan kelembaban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Fasinmirin dkk. (2011) merancang anemometer mangkok untuk mengukur kecepatan angin. Dimana sensor yang digunakan adalah kombinasi antara LED dan fototransistor.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535
RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Herlina Nainggolan, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS Sumartini Dana 1, Rochani 2, James Josias Mauta 3 Abstrak : Sistem komunikasi data saat ini bukan hanya secara fix cable
Lebih terperinciAPLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)
APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angin merupakan salah satu potensi sumber daya alam. Sumber daya ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angin merupakan salah satu potensi sumber daya alam. Sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia. Angin merupakan bagian dari kondisi cuaca
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciGambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital
Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin
30 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 2010 Perancangan Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin Ery Safrianti, Feranita dan Hendra Surya Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT MONITORING CURAH HUJAN, KECEPATAN ANGIN, TEMPERATUR UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT MONITORING CURAH HUJAN, KECEPATAN ANGIN, TEMPERATUR UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Fitra Panji Trisno¹, Achmad Rizal², M. Ramdhani³
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535
Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535 Muryono 1), Ir. Sulistyo M Buwono 2), Akuwan Saleh, SST 3) 1) Jurusan Teknik Telekomunikasi,PENS ITS Surabaya Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan perangkat pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian menghasilkan perkembangan baru dalam
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.
44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI PADA KAPAL (MCST-1 SHIP AUTOPILOT) DENGAN MEDIA KOMUNIKASI RF RADIO UNTUK MENDUKUNG SISTEM AUTOPILOT
PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI PADA KAPAL (MCST-1 SHIP AUTOPILOT) DENGAN MEDIA KOMUNIKASI RF RADIO UNTUK MENDUKUNG SISTEM AUTOPILOT Disusun Oleh : ARIF MUSA KUSUMA WARDHANA NRP. 2409 105 035 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian
Lebih terperinciPerancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber
1 Perancangan Monitoring dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber Mudito A. Wardhana 1, M. Julius St. 2, dan Nurussa adah 2 Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16
Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x
ABSTRAK Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR KELAJUAN UDARA TIPE TERMAL TERINTEGRASI TERMOMETER UDARA BERBASIS SENSOR LM35 DAN PT100
J. Sains Dasar 2017 6 (2) 91-97 RANCANG BANGUN ALAT UKUR KELAJUAN UDARA TIPE TERMAL TERINTEGRASI TERMOMETER UDARA BERBASIS SENSOR LM35 DAN PT100 DEVELOPMENT OF THERMAL TYPE ANEMOMETER INTEGRATED WITH AIR
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI SUGENO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERANCANGAN SISTEM PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI SUGENO Nur Wakhid Habibullah, dan Syamsul Arifin, Bambang Lelono Widjiantoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang
Lebih terperinciPengembangan OSD (On Screen Display) dengan Penambahan Menu untuk Aplikasi pada Semi Autonomous Mobile Robot dengan Lengan untuk Mengambil Objek
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-929 Pengembangan OSD (On Screen Display) dengan Penambahan Menu untuk Aplikasi pada Semi Autonomous Mobile Robot dengan Lengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciSISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER
SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER Alhusen Mustarang Stasiun Geofisika Palu Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Email: alhusenmustarang007@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah sistem pengukuran ketinggian suatu tempat sangatlah dibutuhkan. Berbagai bidang di kehidupan kita
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini mikrokontroler 2560 sebagai IC utama untuk
Lebih terperinciPerbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation
65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah
Lebih terperinciMuhajir Ikhwani Marendra Kurniawan Suwito ST, MT
TUGAS AKHIR ANGGOTA DOSEN PEMBIMBING KELOMPOK Muhajir Ikhwani 2209030056 Marendra Kurniawan 2209030062 Suwito ST, MT PERMASALAHAN Melihat latar belakang yang telah ada, maka dirumuskan permasalahan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, sehingga memberikan dampak
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciRancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.2, No.1, (2014) 1-6 1 Rancang Bangun Sensor Kapasitif untuk Level Air Eli Zahrotin dan Endarko Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum
Lebih terperinciTachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold
Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur
Lebih terperinciOleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT
Uji Kinerja Sensor Temperature pada Portable Portable Biodigester Oleh : Mulyayanti 2406 100 086 Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciBAB III. Perencanaan Alat
BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin berkembang tidak seiring dengan kesejahteraan para petani beras di Indonesia khususnya.ketidaksejahteraan petani ini disebabkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan
BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Pengujian Alat Dengan menggunakan berbagai metoda pengujian secara lebih akurat akan memudahkan dalam mengambil sebuah analisa yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan,
Lebih terperinciTingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam.
Latar Belakang 2/3 wilayah indonesia adalah lautan yang menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang menjadi faktor utama pendorong terjadinya kegiatan transportasi laut di Indonesia. Tingginya kasus
Lebih terperinciAlat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang
Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang Eko Nurcahyo 1,*, Ni Putu Agustini 1, Bambang Prio Hartono 1,Teguh Herbasuki 1 1 Program Studi
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH
PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Cuaca merupakan keadaan udara pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Cuaca memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Cuaca mempengaruhi
Lebih terperinciREALISASI ALAT PERAGA UNTUK MEMANTAU CUACA. Ananta Leska Saputra /
REALISASI ALAT PERAGA UNTUK MEMANTAU CUACA Ananta Leska Saputra / 0422090 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jln. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bidang kehidupan manusia yang amat memperhatikan keadaan cuaca adalah bidang transportasi,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan
Lebih terperinciDesain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No., Juli 6 Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce Afrida Hafizhatul Ulum, Gurum Ahmad Pauzi & Warsito
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciBab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses
Lebih terperinciALAT UKUR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS KOMPUTER
71 ALAT UKUR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS KOMPUTER Arief Rachman Hakim, Litasari, Djuniadi ABSTRAK Akuisisi data cepatan dan arah angin dibutuhkan untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN ANGIN DAN ARAH ANGIN UNTUK SISTEM KEPELABUHANAN
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN ANGIN DAN ARAH ANGIN UNTUK SISTEM KEPELABUHANAN Dzulkarnain Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, dzulkarnain14@gmail.com Rozeff Pramana Dosen Pembimbing,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME
RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME Vandri Ahmad Isnaini, Indrawata Wardhana, Rahmi Putri Wirman Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Digital Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG TRANSPORTASI LAUT DI INDONESIA Muhammad Sa ad, dan Syamsul Arifin, ST, MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinci1. Pendahuluan PEMANFAATAN LM35 SEBAGAI SENSOR SUHU OTOMATIS PADA SISEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN PENGERING (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK) Santoso
Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 7-12 PEMANFAATAN LM35 SEBAGAI SENSOR SUHU OTOMATIS PADA SISEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN PENGERING (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK) 1 Ari Rahayuningtyas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 RANCANG BANGUN RANGKAIAN PENGENDALI UNTUK VALVE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SALURAN MASUK GAS N 2 DAN O 2 PADA ALAT KALIBRASI SENSOR OKSIGEN Hasan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinci