III. TEMA KONSEP Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah Soul Of The Temple, dimana penjabarannya adalah sebagai berikut : - Soul : Jiwa, ada
|
|
- Sudirman Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Kawasan Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah Panggih Aprillyanto, Ir. Arief Rahman, MT., Lilik Setiawan HP, ST., MT. Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa Dua, Depok INDONESIA Intisari Candi merupakan situs peninggalan purbakala, benda bersejarah hasil karya seni budaya nenek moyang yang sangat tinggi nilainya. Candi juga berkaitan erat dengan ajaran, falsafah, adat, budaya dan agama yang berkembang pada zaman dahulu di masa candi tersebut dibangun, dimana satu sama lainnya saling mempengaruhi secara positif. Salah satu candi bersejarah yang merupakan warisan budaya bernilai tinggi yang ada di Indonesia adalah Candi Plaosan. Candi yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini merupakan perpaduan antara aliran agama Budha dan Hindu namun dilihat dari bentuk dan reliefnya Candi Plaosan mencirikan peninggalan budaya Budha. Selain memiliki nilai historis dan budaya, candi ini juga memiliki makna keagamaan dan ajaran toleransi yang tinggi, karena berada dalam satu komplek dengan Candi Prambanan yang bernafaskan budaya Hindu yang berbeda dengan Budha. Banyaknya nilai serta makna diatas dari situs Candi Plaosan ini harus dapat dilestarikan, sekaligus harus dapat didayagunakan dengan cara mengolah atau merevitalisasi lingkungan sekitar dengan cara menambahkan fungsi bangunan baru sebagai pendukung kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan candi. Adapun diantaranya penambahan fungsi bangunan baru yang akan dimasukkan ke dalam perancangan ini adalah penginapan, amphiteater, pusat meditasi, pusat cinderamata, restauran, museum, dan ruang pemugaran. Kata kunci Pengembangan, Kawasan Candi Plaosan. I. PENDAHULUAN Tujuan dari pengolahan dan penataan kawasan ini adalah menyediakan bangunan yang dapat mendukung aktifitas di dalam kawasan candi khususnya untuk kegiatan rohani yang berlangsung di dalam Candi Plaosan. Selain itu juga untuk mendukung upaya pelestarian situs purbakala melalui kegiatan pariwisata, menyediakan wadah bagi kaum akademis dalam proses pemerolehan informasi mengenai religi serta kebudayaan masa lalu, serta mendorong tumbuhnya peluang usaha dan partisipasi masyarakat lokal di dalam kawasan sekitar Candi Plaosan yang diharapkan akan meningkatkan nilai manfaat ekonomi mauapaun nilai sosial dari keberadaan candi ini. II. DESKRIPSI PROYEK Judul Proyek : Pengembangan Kawasan Candi Plaosan Lokasi : Klaten, Jawa Tengah Luas Lahan : 10 Ha Tema : Soul of The Temple Status Proyek : Semi Riil Pemilik : Pemerintah Fungsi Utama : Wisata, Keagamaan & Cagar Budaya Fasilitas : - Kantor Pengelola - Restaurant - Tempat Meditasi - Area Souvenir - Penginapan - Amphitheater - Pusat Informasi dan Museum Arkeologi
2 III. TEMA KONSEP Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah Soul Of The Temple, dimana penjabarannya adalah sebagai berikut : - Soul : Jiwa, adalah roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup); nyawa; sesuatu atau orang yg utama dan menjadi sumber tenaga dan semangat; isi (maksud) yg sebenarnya; suatu jiwa atau rasa yang terdapat dalam suatu objek, baik objek hidup ataupun objek mati. - Temple : Candi, yaitu bangunan kuno yg dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pada zaman dulu). Jadi maksud dari tema Soul Of The Temple adalah mempergunakan jiwa-jiwa yang menjadi unsur utama dalam terbentuknya candi, seperti Aksis, Hirarki, dan Tridhatu dalam modul penataan bangunan dan kawasan, sehingga terjadi kesinambungan antara desain dengan objek utama. Candi Plaosan merupakan candi beraliran Buddha yang memiliki banyak nilai serta makna seperti historis, budaya, keagamaan, dan lainnya sehingga harus dapat dilestarikan sekaligus harus dapat didayagunakan dengan cara mengolah atau merevitalisasi lingkungan sekitar dari candi bersejarah tersebut. Dalam hal ini, konsep yang ada pada bangunan lama (candi) turut diterapkan pada bangunan baru. wisata. Pencapaian dapat ditempuh dengan mempergunakan kendaraan pribadi, bus pariwisata, andong (kereta kuda), becak, ojek atau dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan alam sekitar yang masih alami. B. Kondisi Eksisting Luas kawasan Candi Plaosan sendiri mencapai 10 Ha dimana ini merupakan area penyangga yang tidak diperbolehkan adanya pembangunan apapun di dalamnya, sedangkan wilayah pengembangan haruslah berada pada zona pengembangan yaitu diluar zona penyangga yang saat ini merupakan areal persawahan milik warga dengan status tanah sertifikat hak milik, dimana rencana pengembangan candi ini sudah sesuai dengan rencana pemerintah setempat yang akan mengembangkan area Candi Plaosan sebagai kawasan wisata candi. Site terpilih berada pada zona pengembang dengan panjang site meter yang membentang dari utara ke selatan, dan lebar meter yang membentang dari timur ke barat, dimana site ini terletak pada bagian barat areal kompleks Candi Plaosan yang 70% nya merupakan lahan kosong berupa areal persawahan milik desa, dan 30% nya merupakan perumahan penduduk. IV. ANALISIS SITE A. Aksesibilitas Lokasi Candi Plaosan yang berada di Jalan Sewu yang merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan raya utama Jogja Solo dengan area Perkompleksan Candi Prambanan merupakan sarana yang sangat memadai sebagai sarana pencapaian menuju Candi Plaosan dengan dimensi jalan yang cukup besar dan baik karena merupakan jalur Kondisi Eksisting Site Sedangkan untuk keadaan topografi di Kawasan Candi Plaosan yang memiliki tingkat kelerengan yang datar yaitu di kisaran 0% sampai dengan 2% sehingga padakawasan
3 ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan berbagai macam kegiatan di dalamnya. Candi Plaosan juga memiliki potensi view yang sangat menarik dimana candi ini berada di kawasan yang masih sangat alami dikelilingi oleh area persawahan milik warga Desa Plaosan, pegunungan, hutan dan desa tradisional dengan bentuk arsitektural tradisional Jawa, serta jauh dari kebisingan dan polusi karena letaknya yang agak jauh dari jalan utama sehingga sangat memungkinkan untuk memberi bukaan dari dalam ke luar site. yaitu : Bangunan candi secara vertikal terdiri dari 3 bagian, a. Bagian kaki yang disebut Kamadhatu; b. Bagian tubuh yang disebut Rupadhatu; c. Bagian atap yang disebut Arupadhatu. Konsep 3 Dhatu Aspek View dari Site V. KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Dasar Ide dasar yang digunakan dalam perancangan ini adalah candi, dimana konsep yang diambil merupakan adaptasi dari beberapa konsep yang diterapkan di dalam pembentukan candi pada masanya dan dijadikan konsep dasar dalam perancangan ini. 1) Struktur Candi (3 Dhatu) : Konsep pertama yang diambil adalah konsep Tri Dhatu, dimana konsep dalam ajaran Buddha merupakan tahapan yang harus dilalui oleh mereka yang ingin mencapai ke-buddha-an. Hal ini juga merupakan simbol lingkungan alam semesta. 2) Hirarki : Hirarki secara ritual menggambarkan adanya suatu prosesi menuju ke sesuatu yang ditinggikan. Konsep ini diterapkan pada pola penataan kawasan candi dengan adanya perbedaan baik secara bentuk dan dimensi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan skala besaran candi induk, candi anak, perwara dan stupa yang saling memiliki perbedaan besaran untuk mempertegas posisi atau keberadaan dari candi induk. Konsep hirarki dalam bangunan candi juga diterapkan dalam besaran ruang yang tercipta di dalamnya. 3) Aksis : Letak Candi Plaosan Lor dan Kidul pada dasarnya bersumbu tegak lurus dari Gunung Merapi, yang mana pada zaman dahulu gunung dianggap sebagai bentukan alam yang sakral sehingga dijadikan tempat suci ritual dan keberadaanya dijadikan sebagai kiblat bangunan keagamaan pada masanya. Pada Candi Plaosan Lor, terdapat sebuah teras batu yang cukup luas mirip panggung dengan perwara di sisisisinya yang disebut mendapa. Mendapa ini berfungsi sebagai altar meditasi dan upacara keagamaan, terletak pada sisi paling utara dari Candi Plaosan Lor sehingga menghadap langsung ke arah Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan kegiatan peribadatan sangat diutamakan sehingga ditempatkan pada sisi pertama yang secara langsung menghadap ke arah Gunung Merapi. Sumbu aksis utama didapat berdasarkan pada pola Candi Induk (Plaosan Lor), yang tepat berada di belakang
4 mendapa lalu diikuti lagi oleh Candi Anak (Plaosan Kidul) tegak lurus di belakang Candi Induk. Kemudian pada candi utama (Plaosan Lor) yang pada zaman dahulu terdapat sebuah gerbang masuk areal candi, yang dimana hal ini diperkuat dengan adanya peninggalan reruntuhan yang membentuk sumbu aksis primer yang memotong site secara vertikal. Sedangkan aksis sekunder pada site didapat berdasarkan pembagian sumbu horizontal terhadap candi, atau pembagian searah dengan sumbu utama, sebagai sumbu antara kegiatan rohani pada bagian utara dan kegiatan komersil pada bagian selatan. Berdasarkan proses ini terbentuklah pembagian zona kegiatan pada kawasan site, antara lain zona utama, zona rekreasi, zona keagamaan dan entrance dan zona service. Aksis utama dan aksis primer candi B. Penerapan Konsep Pada Tapak Perencanaan tapak pada site ini menerapkan konsep aksis yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada penjelasan di atas, Gunung Merapi dijadikan poros utama oleh candi dalam menarik sumbu aksis primer. Namun pada site, yang menjadi poros penarikan sumbu bukan lagi Gunung Merapi, melainkan adalah candi itu sendiri (candi utama). Hal ini secara tidak langsung telah membentuk zonasi kawasan berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Pada sumbu aksis primer ini diletakan fungsi bangunan utama, yaitu sebagai Museum dan Pusat Informasi. Peletakan ini bertujuan agar sebelum pengunjung masuk ke dalam areal candi, pengunjung dapat memperoleh informasi seputar candi. Sehingga ketika memasuki areal candi pengunjung sudah memiliki informasi tentang candi tersebut dan dapat lebih menghargai candi ketika berada di dalam areanya. Lalu dari bangunan utama sumbu primer diteruskan dengan fungsi plaza dan pintu masuk site. Aksis Dalam Site Pembagian zona kegiatan dalam site Kemudian untuk lansekap, plaza pada kawasan mengambil konsep berdasarkan bentuk geometri susunan batu candi yang membentuk kotak-kotak secara acak, dimana material yang dipergunakan adalah perpaduan acak antara 4 unsur penting dalam keagamaan Budha, yaitu tanah (rerumputan), batu (perkerasan), air (kolam), dan kayu (pohon). Lansekap pada plaza C. Gubahan Massa Gubahan massa pada bangunan utama mengadopsi konsep 3 dhatu yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai bentuk penyelaras antara bangunan utama terhadap candi sebagai objek utama, penerapannya melalui pembagian 3 bagian bangunan secara vertikal, antara lain : 1. Kamadhatu (kaki); pada bangunan utama ini direpresentasikan pada lantai dasar yang memiliki banyak aktifitas dan kegiatan masal.
5 2. Rupadhatu (tubuh); pada bangunan utama ini diterapkan pada level kedua yang kegiatannya mulai terfokus atau hanya satu jenis aktifitas saja. 3. Arupadhatu (atap), pada level ini ini direpresentasikan dengan atap yang mengadopsi budaya tradisional khas Jawa sebagai identitas lokalitas lingkungan dalam bangunan utama. Konsep 3 Dhatu dalam aktifitas ruang Hirarki pada bangunan D. Struktur dan Konstruksi 1) Struktur Atap : Struktur atap pada bangunan utama mempergunakan rangka baja profil I (lihat gambar A). Sedangkan pada bangunan pendukung, struktur atap bangunan mempergunakan rangka atap baja ringan (lihat gambar B) dan dak beton bertulang sebagai penopang roof garden (lihat gambar C). A Hasil Gubahan Massa Sedangkan untuk bangunan pendukung sengaja dirancang dengan level ketinggian yang lebih rendah dibandingkan bangunan utama, dengan bentukan yang menyatu seperti kontur dan material yang ringan sehingga mempertegas identitas bangunan utama. Ini merupakan penerapan dari konsep hirarki yang bertujuan agar bangunan utama lebih menonjol dan menjadi focal point diantara bangunan pendukung lainnya. Penerapan konsep hirarki ini secara dimensi juga membentuk skyline kawasan yang menyatu dengan objek utama yaitu candi. B C Struktur atap 2) Badan Bangunan : Struktur yang dipergunakan dalam perancangan badan bangunan mempergunakan struktur konvensional, yaitu kolom beton bertulang. Skyline yang membentuk hierarki bangunan Struktur badan bangunan kolom
6 VI. HASIL PERANCANGAN C. Bangunan Utama A. Peta Situasi Plaza B. Bangunan Utama Site Plan dan Block Plan Plaza utama dengan elemen air, rumput dan perkerasan dibentuk sedemikian rupa menyerupai pola susunan batu candi yang dimodifikasi dengan perbedaan material. Untuk memberikan efek sensasi berbeda pada area tersebut. Tampak bangunan utama Interior lobby bangunan utama dengan konsep modern sengaja dibuat sebagai alur cerita masuk ke dalam bangunan utama.yang didalamnya terdapat seqwence cerita masa lalu hingga masa sekarang. Interior pada bangunan utama lantai 2,mengusung konsep rumah khas Jawa Tengah, tiang soko guru dengan material beton dilapis dengan finishing model kayu dengan ornamen batik, sedangkan pada plafond rangka atap sengaja diekspose agar semakin memperkuat kesan joglo di dalam bangunan. Tampak depan meditasi Bangunan meditasi dirancang dengan konsep hierarki, dimana bangunan office utama dibentuk bangunan dengan atap konvensional, sedangkan bangunan meditasinya dibuat tersamar dengan material roof garden. Tampak depan meditasi Interior museum Taman Meditasi
7 Sisi dalam meditasi, atau meditasi outdoor di desain dengan perpaduan elemen air, tanah, kayu dan batu sebagai unsure elemen dasar alam, dengan perkerasan sebagai elemen buatan memperkuat keadaan lingkungan meditasi lebih tercipta. Exterior bangunan restoran yang mengusung konsep bangunan hierarki terhadap bangunan utama, menjadikan bangunan restaurant seperti menyatu dengan bangunan utama. Tampak kios Interior meditasi tertutup Tampak depan penginapan Interior lobby meditasi Desain interior meditasi menggunakan material batu candi dan kayu sebagai pendukung kegiatan di dalamnya, dengan banyaknya bukaan kaca, memberi efek luas dalam bangunan. Tampak dalam penginapan Interior restoran Kamar penginapan Tampak restoran Ruang rapat Interior ruang rapat dengan pemilihan material natural, batu dan kayu agar kesan bangunan moder dan tradisi tetap terasa didalamnya.
8 Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah yang diberikan sehingga tugas ini dapat terselesaikan, kemudian kepada kedua orang tua, pembimbing, serta teman-teman yang telah membantu dengan tulus dalam menyelesaikan penulisan ini. [11] Rahardjo, Supratikno Peradaban Jawa : Dinamika pranata politik, agama, dan ekonomi jawa kuno. Jakarta : Komunitas Bambu. [12] Roesmanto, Totok Pemanfaatan potensi local dalam arsitektur Indonesia; Pidato Pengukuhan Guru Besar Arsitektur. Semarang : Universitas Diponegoro. REFERENSI [1] Ching, Francis D.K. & Paulus Hanoto Aji (penerjemah) Arsitektur :bentuk, ruang dan susunannya. Jakarta : Erlangga. [2] (Diakses tanggal 30 Oktober 2011) [3] (Diakses tanggal 30 Oktober 2011) [4] ont ent&view=article&id=35%3adefinisipengertian-dalam- pelestarian-bangunanlingkungan- &catid=1%3alatest&itemid=1 (Diakses tanggal 16 November 2011) [5] (Diakses tanggal 20 November 2011) [6] an-dan-museum-bung-karno.html (Diakses tanggal 18 Desember 2011) [7] (Diakses tanggal 18 Desember 2011) [8] htm (Diakses tanggal 18 Desember 2011) [9] (Diakses tanggal 19 Desember 2011) [10] Neufert, Ernst Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.
BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciIntegrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-169 Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan Shinta Octaviana P dan Rabbani Kharismawan Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERENCANAAN
BAB IV: KONSEP PERENCANAAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan Seperti yang telah disinggung pada bab bab sebelumnya, dasar konsep perancangan bangunan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini adalah heritage
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang
BAB VI HASIL PERANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu Ekoturisme, dengan empat unsur yang diusung yaitu Sustainable, Pendidikan, Peningkatan
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB VI DESAIN PERANCANGAN
BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Identitas Proyek Desain perancangan Redesain Saung Angklung Udjo merupakan aset bagi wilayah kota Bandung pada umumnya dan khususnya bagi pemilik Objek wisata Saung Angklung
Lebih terperinciBAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan
BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan
Lebih terperinciBAB VI DESAIN PERANCANGAN
BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Perancangan Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi sebagai bangunan sebagai lanskap candi Prambanan dan tidak menonjolkan karakter bangunan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciMUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU
JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 88-93 88 MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU Danny Tedja Sukmana, dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciHotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo
JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Sekolah Islam Terpadu memiliki image tersendiri didalam perkembangan pendidikan di Indonesia, yang bertujuan memberikan sebuah pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Menitikberatkan HERITAGE sebagai acuan dasar konsep perancangan agar menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan wujud produknya, meliputi antara lain: a) Aspek arsitektural
Lebih terperinciBAB VI : DESAIN RANCANGAN
BAB VI : DESAIN RANCANGAN A. Heritage Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi yang menitik beratkan Prambanan sebagai peninggalan sejarah maka untuk memberikan kesan heritage
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciFasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya
JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperincinegara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola
SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan
Lebih terperinciBAB V: KONSEP PERENCANAAN
BAB V: KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Desain Dasar konsep desain pada rancangan ini adalah mengambil tema Neo vernacular dan green hotel. Tema Neo vernacular diterapkan karena
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III
BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem
Lebih terperinciBAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Dalam perancangan museum ini menggunakan dasar pemikiran dari alur
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Dalam perancangan museum ini menggunakan dasar pemikiran dari alur cerita pengaruh raja Bhre Wengker I(Wijayarajasa) selama berada di kerajaan Majapahit. Dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada
190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,
Lebih terperinciKONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus
30 KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum
Lebih terperinciHotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban
JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-7 1 Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban Penulis : Albert Santoso dan Dosen Pembimbing : Ir. Handinoto, M.T. Program Studi Arsitektur,
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN LOKASI
BAB III: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Taman Wisata Prambanan 3.1.1. Profil Taman Wisata Prambanan Gagasan pendirian PT. TWCBPRB ini diawali dengan adanya Proyek Pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB V KONSEP RANCANGAN
BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Sumedang Convention Center ini adalah menyediakan atau membangun sarana MICE ( Meeting, Incentives, Conference, Exhibition) yang memenuhi
Lebih terperinciANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta Selatan dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU
Lebih terperinciJURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :
JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH Disusun Oleh : Nama : M. Edi Kurniawan NPM : 20303058 Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN
BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang Lingkup Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciVihara Buddha Theravada di Surabaya
Vihara Buddha Theravada di Surabaya Penulis A. Agung, dan Dosen Ir. Benny Poerbantanoe, MSP Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: arachniderchen@gmail.com
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan
BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan
BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif
Lebih terperinciMUSEUM KEBUDAYAAN DI KOTA KUDUS
TUGAS AKHIR DAFT Periode 138/60 Februari Juni 2017 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM KEBUDAYAAN DI KOTA KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN NEO VERNAKULAR Diajukan Oleh : Arlina
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 1.1. Peta situasi Penataan masa bangunan berada di penggir site, betuk persegi panjan mengikuti tapak yang ada sehingga bangunan asrama ini bisa memiliki kenyaman dan keindahan tersendiri
Lebih terperinci5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung
5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung
Lebih terperinciMAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan
MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman
BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5
DAFTAR ISI Halaman Judul... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Lebih terperinci-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR THE BATAVIAN BUTIK HOTEL SEBAGAI SARANA ISTIRAHAT YANG NYAMAN DENGAN MEMADUKAN HOTEL BINTANG 4 DAN KEBUDAYAAN BETAWI
TUGAS AKHIR THE BATAVIAN BUTIK HOTEL SEBAGAI SARANA ISTIRAHAT YANG NYAMAN DENGAN MEMADUKAN HOTEL BINTANG 4 DAN KEBUDAYAAN BETAWI DI BANTARAN SUNGAI CILIWUNG JAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di
Lebih terperinciBAB V: DESAIN RANCANGAN
BAB V: DESAIN RANCANGAN 5.1 Konsep PEMBANGUNAN DI KAWASAN CAGAR BUDAYA PENGEMBANGAN KAWASAN CAGAR BUDAYA (LOKASI) 1. PLESTARIAN KAWASAN 2. PENGEMBANGAN AKOMODASI TEMPAT MENGINAP 1. PUSAT KOTA 2. KAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Wisata Budaya Ponorogo yang mengintegrasikan antara konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan perancangan yang lebih spesifik dan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang
Lebih terperincidaya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. BANTEN b. Bila ditinjau dari faktor tingkat pendidikan masyarakat yang berpendidikan dan
HOTEL RESOR PANTAI DAN KLUB SELAM DI TANJUNG LESUNG Ridho Cristian Satdes Limbong 20305044 ABSTRAKSI Banten merupakan wilayah potensial yang mempunyai kekayaan alam yang sangat tinggi. Sehingga perencanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat
BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep
Lebih terperinciBAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst.
BAB V PENDEKATAN & KONSEP 5.1 Pendekatan Konsep Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. 5.1.1 Pendekatan Karakteristik Tapak Karakteristik kawasan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Penerapan Konsep Perancangan Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari proses melanjutkan atau mencari keberlanjutan sebuah tradisi dengan cara
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang melatarbelakangi perancangan stasiun tv TPI didasarkan pada empat isu utama, yaitu : Pembagian sirkulasi yang sederhana, jelas, dan efisien
Lebih terperinciTransformasi pada objek
PROFIL UKURAN LAHAN KEBUTUHAN RUANG KONSEP PELETAKAN MASSA wadah kegiatan komersil dan kegiatan wisata edukasi untuk meningkatkan apresiasi konsumen terhadap hasil karya produsen. Pemilik : Swasta - APTA
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN
BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI
BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota
BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan
Lebih terperinci