PENGEMBANGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN INOVASI PEMBELAJARAN
|
|
- Farida Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN PROFESIONALISME DOSEN DAN INOVASI PEMBELAJARAN Sri Redjeki Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Abstrak Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertugas menyiapkan generasi penerus bangsa memiliki tanggungjawab mencetak kader-kader profesional yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Salah satu komponen penting dari Perguruan Tinggi adalah dosen, yang merupakan ujung tombak keberhasilan dari pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karenanya, dosen diharapkan senatiasa meningkatkan kualitas dirinya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Profesionalitas dosen sangat diperlukan, karena tugas-tugas yang diselesaikan secara profesional akan dapat meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi tersebut. Pengembangan profesionalisme dosen dapat dilaksanakan melalui kegiatan pelatiha-pelatihan, workshop, seminar dan pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya. Dosen juga dituntut untuk inovatif, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk inovasi pembelajaran. Inovasi mutlak dilaksanakan terlebih memasuki era digital yang semakin maju. Implikasinya, inovasi pembelajaran menjadi sebuah jalan untuk menunjukkan profesionalitas dosen. Diharapkan dengan pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat menciptakan out put yang berkualitas. Kata Kunci: Profesionalisme, inovasi pembelajaran. I. Pendahuluan Salah satu kebijakan pembangunan di bidang pendidikan nasional adalah peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu unsur yang terkait langsung dengan kualitas pendidikan di perguruan tinggi adalah dosen, sebagai salah satu pelaku yang mentransformasikan nilai-nilai budaya dan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, sebagai ujung tombak kegiatan pembelajaran. Mengingat peran strategis kedudukan dosen, diperlukan dosen yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Pembinaan dosen perlu terus dikembangkan baik melalui inservice training maupun pelatihan-pelatihan di luar kampus untuk mencapai profesionalitas tenaga pendidik. Fakta di lapangan menunjukkan masih adanya berbagai masalah yang berhubungan dengan kondisi dosen (baik yang belum maupun yang sudah memperoleh sertifikat pendidik) yang belum menunjukkan profesionalisme kerja dalam menjalankan tugas utamanya. Metode proses pembelajaran cenderung belum efektif dan bermakna bagi mahasiswa serta belum berorientasi daya saing. Hal tersebut tercermin dalam kemampuan mengelola pembelajaran belum optimal, baik dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran serta tindak lanjut hasil evaluasi dosen. Demikian juga dengan pengembangan potensi diri yang dilakukan dosen guna meningkatkan profesionalismenya belum optimal. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dibutuhkan dosen yang profesional. Hal ini MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 92
2 sebagai tuntutan untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi di forum lokal, nasional maupun internasional. Beberapa karakteristik dosen profesional antara lain: (1) memiliki panggilan jiwa dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidik, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan, (4) memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi, (5) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, (6) memperoleh penghasilan yang layak, (7) memiliki kesempatan mengembangkan profesional, (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam menjalankan tugas keprofesionalannya, (9) dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan tugas keprofesionalannya (Nani Setiawati dalam Iskandar, 2014). Adanya sertifikat pendidik merupakan bukti formal sekaligus bentuk pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga profesional. Secara sederhana sertifikat dapat dimaknai sebagai sebuah dokumen, surat berharga yang menyatakan status atau kedudukan seseorang. Status tersebut dikaitkan dengan standar khusus yang diperoleh melalui ujian. Apabila seorang dosen telah memiliki sertifikat pendidik, berarti dosen itu (seharusnya) layak disebut sebagai dosen profesional yang memiliki ciri-ciri pekerjaan profesionalnya. Sertifikat pendidik dipandang sebagai upaya menata dosen agar lebih profesional dalam melaksanakan tugas dan perannya, sehingga dapat mencapai hasil pendidikan dengan kualitas yang memadai dan kompetitif. Sertifikasi selain untuk meningkatkan profesionalisme dosen juga untuk peningkatan kesejahteraan dosen serta bermuara kepada peningkatan mutu pendidikan. Untuk menjaga keprofesionalannya dosen sangat diperlukan latihan dan pengembangan yang berkesinambungan, baik oleh diri sendiri, perguruan tinggi, pemerintah, organisasi profesional, maupun pihak lain yang terkait. Selalu berupaya menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Dosen sebagai "jantung" perguruan tinggi, sangat menentukan kualitas lulusan perguruan tinggi tersebut. Jika para dosennya berkualitas, maka perguruan tinggi tersebut juga akan berkualitas dan sebaliknya. Hal itu karena untuk melaksanakan program pendidikan yang baik diperlukan para dosen yang berkualitas. Dengan memiliki dosendosen yang baik dan berkualitas, perguruan tinggi dapat merumuskan program serta kurikulum termodern untuk menjamin lahirnya lulusan-lulusan yang berprestasi dan berkualitas istimewa. Atas dasar itulah, pengembangan profesionalisme dosen menjadi upaya penting dalam rangka peningkatan kualitas perguruan tinggi. Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mensyaratkan dosen perguruan tinggi minimal S2. Dalam UU itu disebutkan, para pendidik jenjang pendidikan dasar dan menengah persyaratannya adalah minimal bergelar S1. Sementara, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 93
3 untuk mendidik di jenjang pendidikan akademis S1, maka sekurang-kurangnya bergelar strata dua (S2), sedangkan bagi program pascasarjana adalah doktor (S3) dan profesor. Dosen merupakan salah satu kebutuhan utama bagi perguruan tinggi. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 2, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen sebagai mesin penggerak bagi segala hal yang terkait dengan aktivitas akademis. Pentingnya keberadaan dosen bagi sebuah perguruan tinggi dapat membuat perguruan tinggi menjadi terkenal karena kualitas dan kapasitas para dosen yang bekerja di dalamnya. Sebaik apapun program pendidikan yang dicanangkan, bila tidak didukung oleh para dosen berkualitas, maka akan berakhir pada hasil yang tidak sesuai harapan dari program pendidikan. II. Pembahasan A. Pengembangan Profesionalisme Dosen Pengembangan profesionalisme dosen dapat diartikan usaha yang luas untuk meningkatkan kompetensi, kualitas pembelajaran dan peran akademis tenaga pengajar di perguruan tinggi. Dosen sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan sikap kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa sikap profesional terhadap: Peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2011). Sikap terhadap peraturan perundang-undangan, Dosen melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Kebijaksanaan pemerintah tersebut biasanya akan dituangkan ke dalam bentuk ketentuan-ketentuan pemerintah. Dari ketentuan-ketentuan pemerintah ini selanjutnya dijabarkan kedalam program-program umum pendidikan. Setiap dosen wajib tunduk pada ketentuan-ketentuan pemerintah yang berlaku dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia. Sikap terhadap organisasi profesi, setiap dosen diharapkan selalu meningkatkan kualitas dirinya dengan aktif didalam organisasi profesi yang diikutinya. Hal ini sebagai wadah agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, juga sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesinya. Usaha pengembangan kualitas profesi dapat dilakukan secara perseorangan oleh para anggotanya atau juga dapat dilakukan secara bersama. Baik dilakukan dengan cara formal (melalui pendidikan/pelatihan-pelatihan) maupun informal (mass media, buku-buku yang sesuai bidang profesinya. Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkembangkan adalah sikap terhadap teman sejawat, yaitu ingin bekerjasama, saling menghargai, saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sikap terhadap peserta didik, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 94
4 dalam hal ini mahasiswa. Perlu diciptakan hubungan antara dosen dengan mahasiswa yang ideal, bermuara kepada tujuan pendidikan, dengan prinsip membimbing dan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sikap terhadap lingkungan kerja, lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja. Sikap terhadap pemimpin, dosen dalam bekerja berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak pimpinan. Dosen bersikap positif terhadap pimpinan, bekerja sama dalam menyukseskan program-program kerja yang sudah disepakati. Sikap profesional yang lain adalah sikap terhadap pekerjaan, seseorang yang telah memilih karier tertentu biasanya akan berhasil baik apabila ia komitmen dengan pekerjaannya. Dosen dituntut dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap peserta didik, terus menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan (baik secara formal maupun informal), mengembangkan keterampilan, dan kualitas layanannya serta menjunjung tinggi martabat profesinya. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengembangkan profesinalisme dosen dapat dilakukan secara formal maupun informal. Secara formal pengembangan profesional dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya, workshop, secara berkesinambungan. Atau secara informal melalui media massa seperti internet, televisi, radio, surat kabar, dsb (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2011). Pengembangan profesionalisme dosen perlu secara berkesinambungan dengan mengembangkan kompetensinya. Agustan Syamsudin (dalam Iskandar Agung, 2014) menyatakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 18/2007 dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Nur Syam mengemukakan, pengembangan profesi dosen meliputi empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogis atau kemampuan dosen mengelola pembelajaran, kompetensi kepribadian atau standar kewibawaan - kedewasaan dan keteladanan, kompetensi profesional atau kemampuan dosen untuk menguasai content dan metodologi pembelajaran, serta kompetensi sosial atau kemampuan dosen untuk melakukan komunikasi sosial, baik dengan mahasiswa maupun masyarakat luas. Pendapat lain menyatakan bahwa pengembangan kompetensi dosen meliputi: 1. Pengembangan Kompetensi Pedagogis Kompetensi pedagogis terkait dengan cara mengajar yang baik dan tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Dosen harus memiliki keahlian di bidang keilmuannya, juga harus menguasai teori-teori dan teknik MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 95
5 pembelajaran serta aplikasinya dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan di bidang ini merupakan hal utama dalam pengembangan profesionalisme dosen. Untuk meningkatkan kemampuan pedagogis ini, dosen perlu diberikan pelatihan yang terkait dengan metode pembelajaran di perguruan tinggi. 2. Pengembangan Kompetensi Teknik Informasi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat cepat menuntut para dosen untuk mengikuti dinamika. Para pakar pendidikan memandang bahwa penguasaan dosen terhadap teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap kesuksesannya dalam mengelola pembelajaran. Oleh sebab itu, dosen perlu diberikan pelatihan penggunaan berbagai macam teknologi informasi yang tersedia. Pengembangan kemampuan menggunakan teknologi informasi ini dibutuhkan dalam perencanaan pendidikan, terutama yang terkait dengan desain, implementasi, hingga evaluasi instruksional pendidikan. Dengan mengikuti pelatihan teknologi informasi dosen akan dapat mengikuti perkembangan jaman. 3. Pengembangan Kompetensi Manajemen/Administrasi Di lingkungan perguruan tinggi terdapat komunitas berbeda yang saling terkait, yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Model manajemen yang diterapkan di sebuah perguruan tinggi berdasarkan perkembangan perguruan tinggi tersebut. Manajemen di perguruan tinggi yang baru didirikan berbeda dengan manajemen di perguruan tinggi yang sudah maju. Untuk itulah dosen sebagai salah satu bagian utama dari perguruan tinggi perlu untuk terlibat langsung dalam mengelola perguruan tinggi, baik pada level pimpinan institut, fakultas, jurusan, program studi, maupun unit lain yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Oleh karena itulah pengembangan kemampuan manajemen sangat penting bagi para dosen. Jika mereka diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan perguruan tinggi, maka kemampuan administrasi dan manajemen mereka perlu terus dikembangkan. 4. Pengembangan Kompetensi Kurikulum Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting untuk mencetak mahasiswa yang berkualitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang didalamnya memperhatikan kemampuan peserta didik serta mampu mendorong kemampuan mereka menjadi daya kreatif dan inovatif. Dosen adalah kunci pembuka pengembangan kurikulum, karena merekalah yang paling menguasai secara mendalam masing-masing disiplin keilmuan. Namun penguasaan terhadap suatu disiplin ilmu bukanlah satusatunya ukuran kesuksesan profesi seorang dosen. Mereka juga dituntut mampu MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 96
6 merumuskan kurikulum yang dapat menciptakan para sarjana berprestasi, berperilaku terhormat, serta berbudi baik. Karena itu, para dosen perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti perkembangan terbaru bidang ilmu yang digelutinya agar mereka dapat merumuskan kurikulum juga berdasarkan perkembangan terbaru. 5. Pengembangan Kompetensi Ilmiah (Penelitian dan Publikasinya) Salah satu tugas pokok perguruan tinggi adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Tugas tersebut direalisasikan melalui riset-riset ilmiah yang dilakukan oleh civitas akademika, terutama para dosen. Dosen dituntut terus melakukan riset-riset ilmiah secara serius dalam bidang yang digelutinya agar dapat menyumbang dan memperkaya ilmu pengetahuan. Beberapa indikator yang umumnya dipakai untuk menilai produktivitas ilmiah seorang dosen antara lain adalah jumlah dan kualitas publikasi ilmiahnya. 6. Pengembangan Kompetensi Evaluasi Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan perguruan tinggi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkait. Perguruan tinggi menjadikan evaluasi sebagai salah satu cara mengembangkan kualitasnya. Hal itu karena evaluasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mengembangkan proses pembelajaran. Dengan evaluasi, akan diketahui secara objektif kelebihan dan kekurangan sebuah sistem pembelajaran sehingga program pengembangan dapat dirumuskan dengan tepat. Sebab itu, untuk mengembangkan mutu perguruan tinggi, dibutuhkan evaluasi yang benar dan akurat terhadap dosen, kurikulum, sistem manajemen, mahasiswa, dan elemen pokok lainnya. Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan oleh dosen untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar mahasiswa secara berkesinambungan. Dosen memiliki peran penting dalam proses evaluasi, karena merekalah yang berhak menilai dan menimbang kualitas pembelajaran yang mereka berikan di perguruan tinggi tempat mereka mengabdikan diri. Selain sebagai pihak yang mengevaluasi, dosen juga merupakan objek evaluasi. Kinerja mereka sebagai tenaga pengajar juga dinilai untuk diperbaiki atau diberi penghargaan. 7. Pengembangan Kompetensi Personal Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi di era globalisasi seperti sekarang ini memacu perguruan tinggi untuk lebih bekerja keras menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Perguruan tinggi harus memulai merumuskan program pengembangan, termasuk peningkatan kompetensi personal para dosennya. Kemampuan dan integritas personal dosen menjadi salah satu faktor yang menentukan optimalisasi proses pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi. Jika para dosen tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 97
7 perubahan metode atau teknologi pendidikan yang berubah cepat, maka yang terancam bukan hanya masa depan para lulusannya, tetapi juga eksistensi dan masa depan perguruan tinggi tersebut. Karena itu, dosen dituntut untuk terus meningkatkan kepribadiannya melalui berbagai upaya. B. Inovasi pembelajaran Perkembangan IPTEKS sekarang ini semakin bertambah maju, modern dan bergerak cepat, sebagai seorang dosen dapat memanfaatkan perkembangan tersebut dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran inovasi sangat diperlukan. Inovasi merupakan perubahan yang dimaknai sebagai hal yang baru untuk memecahkan masalah tertentu (Aris Shoimin, 2014). Inovasi pembelajaran merupakan upaya penemuan atau pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik agar lebih efektif dan efisien. Dosen yang memiliki kemauan menggali metode-metode dalam pembelajaran akan menciptakan model-model baru sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kebosanan serta dapat menggali pengetahuan dan pengalaman secara optimal. Dosen sebagai tenaga kependidikan harus memiliki beragam kompetensi untuk menunjang profesionalitas tugas dan perannya. Salah satu pembuktian dari kompetensi seorang dosen adalah bagaimana ia mampu menciptakan proses pembelajaran efektif agar dapat mencapai target kompetensi yang hendak dicapai. Diperlukan model pembelajaran yang tidak hanya mampu menjadikan mahasiswa cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga cerdas dalam practical science (praktik ilmu), oleh karenanya diperlukan strategi bagaimana proses pembelajaran dapat menjadi sarana untuk membuka pola pikir mahasiswa bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki makna dalam kehidupannya sehingga mampu mengubah sikap, pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih baik. Disamping itu dengan inovasi pembelajaran akan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Inovasi pembelajaran adalah pembelajaran yang menggunakan ide atau teknik/metode yang baru untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar yang diinginkan (Aris Shoimin, 2014). Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran inovatif, terkandung makna pembaharuan. Inovasi pembelajaran muncul dari perubahan paradigma pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang dirasakan telah mengalami perubahan antara lain: kecenderungan dosen untuk berperan lebih sebagai transmiter, sumber pengetahuan, kuliah terikat dengan jadwal yang ketat, belajar diarahkan oleh kurikulum. Paradigma pembelajaran yang merupakan hasil gagasan baru adalah : peran dosen lebih sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan, dan kawan belajar, jadwal fleksibel, terbuka sesuai kebutuhan, belajar diarahkan oleh mahasiswa sendiri, berbasis masalah, proyek, dunia nyata, tindakan nyata, dan refleksi, perancangan dan penyelidikan, komputer sebagai alat, dan presentasi media dinamis. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 98
8 Dalam proses pembelajaran, paradigma baru pembelajaran sebagai produk inovasi yang lebih menyediakan proses untuk mengembalikan hakikat mahasiswa sebagai manusia yang memiliki segenap potensi untuk mengalami proses dalam mengembangkan kemanuasiaanya. Oleh sebab itu, apapun fasilitas yang dikreasi untuk memfasilitasi mahasiswa dan siapapun fasilitator yang akan menemani mahasiswa belajar, seharusnya bertolak dan berorientasi pada apa yang menjadi tujuan belajarnya. Inovasi pembelajaran mutlak perlu dilakukan, terlebih di era digital yang semakin maju. Implikasinya, inovasi pembelajaran menjadi sebuah jalan untuk menunjukkan profesionalitas dosen. Dalam melaksanakan tugasnya, dosen dapat menggunakan berbagai strategi dan model pembelajaran sebagai hasil inovasi pembelajaran para ahli pembelajar. Beberapa strategi pembelajaran aktif di perguruan tinggi dapat disebutkan seperti Critical Incident (pengalaman penting), assessment search, active knowledge sharing, inquiring minds want to know, dll (Hisyam Zaini, dkk, 2002). Adapun model-model pembelajaran inovatif yang dapat dikemukakan antara lain adalah: active debate, bamboo dancing, contextual teaching and learning, meaningful instructional design (MID), dll (Aris Shoimin, 2014). Berikut akan diuraikan tentang model-model pembelajaran tersebut. 1. Active debat (debat aktif), model pembelajaran ini merupakan kegiatan adu pendapat atau argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan atau kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Debat aktif bisa menjadi model pembelajaran berharga yang dapat mendorong pemikiran utamanya kalau mahasiswa dapat aktif mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan masing-masing. Model pembelajaran ini melatih mahasiswa mengutarakan pendapatnya, dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alsan-alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan, mahasiswa juga diajak menghargai perbedaan pendapat. 2. Bamboo dancing, model ini bertujuan agar mahasiswa saling berbagi informasi bersamasama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat dan teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran dan informasi antar mahasiswa. 3. Contextual teaching and learning, merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan memotivasi mahasiswa untuk memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi yang dipelajarinya dengan konteks kehidupan sehari-hari sehingga mahasiswa dapat memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari permasalahan satu ke permasalahan lain. 4. Meaningful Instructional Design (MID), model ini merupakan strategi dasar dari pembelajaran konstruktivistik. Dalam proses belajarnya mengutamakan kebermaknaan agar peserta didik mudah mengingat materi yang telah maupun baru diperolehnya. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 99
9 III. Penutup Untuk menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, bahkan bertaraf internasional (world class university) membutuhkan kerja keras dari seluruh komponen perguruan tinggi untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pembelajarannya. Salah satu program pengembangan yang seharusnya mendapat prioritas adalah pengembangan profesionalisme dosen sebagai komponen utama perguruan tinggi. Pengembangan profesionalisme dosen ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karenanya peningkatan kualitas dosen perlu terus diupayakan secara berkelanjutan agar dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin cepat. Program pengembangan profesi dosen sebagaimana telah diuraikan tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari program pengembangan perguruan tinggi secara umum, karena keberhasilan dari program tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas perguruan tinggi itu sendiri. Oleh karena itu, program-program tersebut perlu diimplementasikan secara teratur dan berkesinambungan agar betul-betul tercipta para dosen yang profesional dan mampu mendorong kemajuan perguruan tinggi. Pengembangan profesionalisme dosen termasuk didalamnya adalah upaya menciptakan inovasi dalam pembelajaran agar diperoleh hasil pembelajaran secara maksimal. Hal ini meliputi strategi pembelajaran maupun instrumen yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajarannya. Dengan strategi dan model pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas perguruan tinggi. DAFTAR PUSTAKA Aris Shoimin, 2014, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar Ruzz Media. A. Rusdiana, 2015, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia. Hamzah B. Uno, 2008, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, 2002, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga Iskandar Agung, 2014, Mengembangkan Profesionalitas Dosen, Jakarta: Bee Media Pustaka. Nur Syam, "Standardisasi Dosen Perguruan Tinggi", Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2011, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta. Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2011, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 100
PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DOSEN
PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DOSEN Pendahuluan Merupakan cita-cita semua perguruan tinggi di Indonesia untuk menjadikan perguruan tinggi terus berkembang bahkan sampai pada label bertaraf internasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan terwujudnya pendidikan nasional yang berkualitas tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI KALONGAN 02, DESA KALONGAN, UNGARAN TIMUR Semion Nuh,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut
Lebih terperinciREV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Lebih terperinciKOMPETENSI PROFESIONAL GURU
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Dosen Pengampu : Dr. Tasman Hamami, M.A DISUSUN OLEH: Heri Susanto (10411044) Mir atun Nur Arifah (10411057)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPROFES PRO SIONALISM
PROFESS PROFES SIONALISM OF TEACHERS BY ASMUNI Presented at the workshop on the teaching practices for the teacher's candidate on College of Teacher Training and Education STKIP PGRI Jombang, East Java,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciVisi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.
1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan memiliki dan menguasai keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ProfesiKeguruan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di Indonesia sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya merupakan, suatu proses untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru harus mampu menjadi insan pendidik yang profesional, kreatif, dan dinamis. Insan pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin penyelenggaraan
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai
75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarkan pengetahuan ke masyarakat. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan manajemen pembelajaran atau pengelolaan pembelajaran dimulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran
Lebih terperinciOleh: Pembantu Rektor II UB
Oleh: Pembantu Rektor II UB 1 Dosen : Pendidik profesional dan ilmuwan * Tugas utama : Mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dan Seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciPengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi
Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Putu Sukma Kurniawan a, Edy Sujana b a,buniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja,
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 09 SEMARANG 2O16 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan menuju arah perbaikan dapat dilakukan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study
Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study Makalah termuat pada Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI Volume 28, Nomor 2, Maret 2009, ISSN 0215-9392 Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY Ali Mahmudi *) Abstrak: Sesuai amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, peningkatan kompetensi guru adalah suatu keniscayaan demi menunjang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK DOSEN
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional
Lebih terperinciBUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG JL. PIET A TALLO, LILIBA KUPANG Tlp. (0380) 881880, 881881 Fax.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Arti berkualitas disini adalah mereka yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia dewasa ini berkembang tanpa batas karena tuntutan kualitas produk suatu aktivitas dalam era globalisasi semakin tinggi. Termasuk juga dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU OLEH : WAWAN PURNAMA, DRS, MSI (ASESSOR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN) Kompetensi dan Profesionalisme Guru Menurut kamus besar bahasa Indonesia (WJS.Purwadarminta) kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi
Lebih terperinci2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U
No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan salah satu faktor yang urgen. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terus menjadi topik yang sering diperbicangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam kehidupan
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciKebijakan Umum Dekan
Kebijakan Umum Dekan FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Periode 2010-2014 Penguatan Keunggulan Pendidikan Hukum Berbasis Nilai-nilai ke-islaman Menuju World Class University Kebijakan Umum Dekan
Lebih terperinci2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional pendidikan bangsa
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN
PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka, sangat dibutuhkan peran pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada Era globalisasi yang ditandai persaingan kualitas atau mutu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada Era globalisasi yang ditandai persaingan kualitas atau mutu, semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan dituntut adanya peningkatan kompetensi.
Lebih terperinciSTANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 01 UNGARAN Standar Isi Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo SPMI-UNW SM
Lebih terperinciLANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA Presented By : Dayi Nuraeni Elin Nailur Rahma Mustika Nurdiati Nur Intan R Siti Maisaroh Yulianti 2009 Mata Kuliah Landasan Pendidikan Sudah tercapaikah tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan, itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus secara
Lebih terperinciRENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah semakin pesat. Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN RSBI MELALUI KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI GURU
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN RSBI MELALUI KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI GURU ABSTRAK Yasir Riady,M.Hum. Staf Akademik UPBJJ-UT Jakarta Pada dasarnya guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
Lebih terperinciPembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinci2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN
Lebih terperinciPEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )
PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar ) 1. Permasalahan Guru Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya : a. Tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciSeorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.
Pertemuan 2 Pengertian Profesi Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terus menerus),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu
Lebih terperinci