SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PADA MESIN WITHDRAWL AND STRAIGHTENER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PADA MESIN WITHDRAWL AND STRAIGHTENER"

Transkripsi

1 Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PADA MESIN WITHDRAWL AND STRAIGHTENER Oleh: Iwan Hardika (L2F005543) Jurudan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Meningkatnya persaingan di dalam dunia industri yang sejalan dengan perkembangan teknologi yang canggih secara tidak langsung memberikan pengruh yang cukup besar terhadap perkembangan dunia industri di Indonesia. Hal ini menuntut para pelaku industri di Indonesia untuk meingkatkan efisiensi, kecepatan kerja dan juga kualitas hasil produksi mereka agar dapat meningkatkan daya saing mereka dalam dunia industri. PT. Krakatau Steel merupakan suatu industri baja terbesar di Indonesia yang dapat memproduksi baja jutaan ton pertahun dan ton pertahunnya di produksi pada Billet Steel Plant atau pabrik Billet baja yang merupakan salah satu bagian dari PT. Krakatau Steel.. Untuk dapat menghasilkan baja tersebut Pabrik Billet Baja menggunakan suatu mesin cetak kontinu atau yang biasa disebut Continous Casting Machine (CCM). Kinerja dari Continous Casting Machine inlah yang menentukan kuantitas dan kualitas dari hasil produksi baja di pabrik Billet baja. Continous Casting Machine ini terdiri dari beberapa bagian mesin salah satunya mesin Withdrawl and Straightener yang mana mesin ini digerakkan oleh Motor DC. Besarnya kecepatan dari motor DC yang dikopel pada mesin Withdrawl and Straightener ini menentukan kualitas baja yang dihasilkan sehingga dibutuhkan system pengaturan kecepatan yang baik agar didapatkan kualitas baja yang baik pula baik secara manual ataupun secara otomatis menggunakan Mould Level Gauge LB 352. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu yang memasuki era global seperti saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) kian b ergerak sangat cepat maju ke depan seiring dengan laju petumbuhan penduduk dan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara - negara diseluruh belahan dunia terus belomba untuk memajukan IPTEK agar bisa berkompeten terutama dalam bidang industri. Berkembangnya IPTEK yang sangat pesat terus menerus menghasilkan penemuan dan inovasi yang lebih canggih dan ekonomis sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi yang baik dari sumber daya yang ada. PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan besi baja di Indonesia. Dalam perkembangannya terus berusaha meningkatkan produktivitas, efisiensi serta kinerja perusahaan dengan mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dalam proses kegiatannya, dan juga dalam proses produksi yang dijalankan PT.Krakatau Steel banyak sekali menggunakan mesin-mesin listrik yang juga telah dilengkapi oleh aplikasi teknologi-teknologi yang dapat mempermudah penggunaan mesin-mesin listrik tersebut.

2 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah mengetahui secara umum prinsip kerja dan sistem operasional mesin withdrawl and straightener yang terdapat pada Continous Casting Machine (CCM)pada pabrik billet baja PT. Krakatau Steel 1.3 Pembatasan Masalah `Pada laporan kerja praktek ini permasalahan hanya dibatasi pada gambaran umum pengoperasian dan cara kerja mesin withdrawl and straightener II. PT.KRAKATAU STEEL 2.1 Gambaran Umum PT.Krakatau steel PT. Krakatau Steel terletak sekitar 110 Km dari Jakarta dengan luas keseluruhannya 350 Ha. PT. Krakatau Steel terletak di kawasan industri Krakatau, tepatnya di jalan Industri No.5 PO BOX 14 Cilegon Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja, dan Gatot Subroto Kav 54 Jakarta. Secara umum PT Krakatau Steel memiliki fasilitas produksi yang mencakup 6 pabrik utama, yaitu Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant), Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant), Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant), Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill). Gambar 1 diagram proses produksi PT.Krakatau Steel Selain 6 pabrik utama, PT. Krakatau Steel juga memiliki 10 anak perusahaan sebagai penunjang unit produksi yang tersebar di kawasan industri cilegon yaitu a. PT KHI Pipe Industries, pabrik yang menggunakan produk dari Pabrik Pengerolan baja lembaran panas (HSM) dari PT Krakatau Steel yang memproduksi berbagai jenis pipa. b. PT Krakatau Wajatama (PT KW), pabrik yang menggunakan Billet sebagai bahan dasar guna memproduksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja. c. PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) pabrik yang memproduksi plat timah (Tin Plate). d. PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), merupakan perusahaan yang mengoperasikan pelabuhan khusus Cigading, sebagai tempat bongkar muat produk dan berbagai komoditi keperluan PT Krakatau Steel. e. PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), merupakan perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik guna mensuplai kebutuhan listrik PT Krakatau Steel. f. PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), merupakan perusahaan yang mensuplai kebutuhan air di industri PT Krakatau Steel. g. PT Krakatau Engineering Corporation (PT KEC), merupakan perusahaan yang mendukung bidang perekayasaan industri PT Krakatau Steel. h. PT Krakatau Information Technology, merupakan perusahaan yang mendukung pengembangan teknologi informasi. i. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan jasa kawasan industri, SOR, dan Hotel. j. PT Krakatau Medika (PT KM), merupakan perusahaan yang bergerak

3 dibidang pelayanan kesehatan (Rumah Sakit PT Krakatau Steel). 2.2 Proses Produksi Billet Baja Proses produksi billet baja dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu 1. Pemasukan Bahan Baku Pada tahap ini dilakukan pemasukan bahan baku ke dalam dapur busur listrik atau Electric Arc Furnace 2. Peleburan (Melting) Setelah bahan baku masuk ke dalam dapur, proses peleburan siap dilaksanakan. Proses peleburan adalah proses mencairkan logam dari bahan baku padat menjadi cair dengan menggunkan elektroda 3 phasa yang dimasukkan ke dalam dapur. 3. Pemurnian (Refining) Proses refining adalah proses pemurniaan baja cair di dalam dapur untuk menghilangkan unsur unsur tidak berguna seperti phospor (P), sulfur (S) kalau tidak dihilangkan dapat mengakibatkan billet yang dihasilkan akan patah patah. 4. Dapur Ladle (Ladle Furnace) Dapur ladle (ladle furnace) digunakan untuk mempersiapkan pemanasan baja cair guna proses pencetakan. Persiapan yang dilakukan meliputi : Mengatur komposisi dan penganalisaan baja cair. Mengatur atau menambah temperatur dengan cara pemanasan menggunakan energi listrik. Pengkombinasian dengan menggunakan pemanasan listrik adalah untuk memperbaiki dari proses sulfirisasi, caranya yaitu dengan pemanasan terak / slag selama proses perlakuan panas berlangsung. 5. Pencetakan (casting) Tahap terakhir dalam produksi billet baja adalah pencetakan ( casting) yang menggunakan Continous Casting Machine (CCM). Bagian-bagian dari mesin concast (continous ca sting) antara lain : ladle, tundish, mould, straind guide, cooling chamber, dummy bar, withdrawel, strainghter, pinch roll, shear machine, roll table, cooling bed III. MOTOR DC 3.1 Prinsip Kerja Motor DC Terdapat dua elemen listrik pada motor DC yaitu bagian stator (kumparan medan utama) dan rotor (kumparan jangkar). Kumparan jangkar mengalirkan arus yang berasal dari komutator. Tegangan DC dialirkan ke kumparan jangkar melalui karbon yang menempel komutator. Pada saat tegangan dialirkan ke kumparan medan di stator dengan kutub utara dan selatan buatan (elekromagnet), akan dihasilkan medan magnet statis. Motor DC berputar sebagai akibat adanya dua medan magnet yang saling berinteraksi satu sama lain. Medan pertama adalah medan magnet utama yang berada pada kumparan stator, dan medan kedua adalah medan magnet yang berada di jangkar. Gambar 2 proses terjadinya gaya lorentz Bila sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (Utara -Selatan) maka pada kawat itu akan bekerja gaya sehingga kawat bergerak. Gaya dimaksud adalah gaya yang dikenal dengan gaya Lorenz. Arah gaya Lorenz dan hubungannya medan magnet utama serta arah arus pada jangkar, dapat dijelaskan dengan aturan tangan kanan untuk motor. Jika ibu jari,telunjuk, dan jari tengah

4 diletakkan pada posisi yang sesuai dengan ilustrasi dibawah ini maka telunjuk akan menunjukkan arah fluks magnet dan jari tengah menunjuk pada arah pergerakan elektron (ingat bukan arah arus) pada konduktor, dan ibu jari akan menunjukkan pergerakan konduktor. Seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi, konduktor pada sisi kiri bergerak naik. Konduktor pada sisi kanan bergerak turun. Ini akan menghasilkan pergerakan motor yang bergerak searah jarum jam. Akan terlihat nanti, besarnya gaya pada konduktor untuk menghasilkan putaran sebanding dengan kekuatan medan dan besarnya arus pada konduktor. Jangkar berputar dalam medan magnet sehingga timbul GGL, GGl ini sebenarnya adalah tegangan jangkar Ea yang kita kenal, yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kiri. Arah GGL induksi berlawanan dengan arah GGL sumber sehingga disebut GGL lawa Harga GGL lawan (Ea) adalah, Ea = V Ia Ra Gambar 4 GGL Lawan 3.3 Kecepatan Motor DC Hubungan antara Va dan kecepatan motor adalah sebanding, selama fluksnya (ф) konstan. Misalnya, kecepatan akan bernilai 50 dari kecepatan dasar jika Va yang diterapkan sebesar 50 % Va. Gambar 3 prinsip gaya lorentz menggunakan kaidah tangan kanan 3.2 GGL Lawan Saat motor telah bergerak/ berputar, ini berarti jangkar berputar dalam medan magnet stator, sesuai prinsip Faraday maka padanya (jangkar) akan timbul tegangan induksi. Tegangan yang dihasilkan oleh jangkar ini dikenal sebagai GGL lawan. GGL Lawan akan mengurangi tegangan dari jangkar. Penjelasan proses-proses terjadinya GGL lawan : Kumparan jangkar (terleta k anatara kutub-kutub magnet) diberi sumber DC. Pada kumparan jangkar timbul torsi sehingga jangkar berputar arahnya sesuai dengan hukum kaidah tangan kanan. Gambar 5 Kurva perbandingan tegangan jangkar (Va) dan putaran (n) 3.4 Pengaturan kecepatan Motor DC Pengaturan kecepatan memegang peranan yang sangat penting dalam motor arus searah

5 karena motor arus searah mempunyai karakteristik torsi-kecepatan yang menguntungkan dibandingkan motor lainnya. Persamaan pada motor arus searah adalah V E Ia. Ra E KT ndimana K E n KT V Ia. Ra n K T T P a 1 60 Z Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa kecepatan (n) dapat diatur dengan mengubah-ubah besarnya nilai Φ, Ra, dan Vt. Dimana Φ adalah besarnya medan shunt, Ra adalah besarnya nlai tahanan jangkar dan Vt adalah besarnya nilai tegang terminal pada motor. 3.5 Membalik Arah Putaran Berdasarkan persamaan dibawah ini : T KT.Ia. Jika : a. I negatif maka T negatif b. negatif maka T negatif c. Ia negatif, negatif maka T positif Sehingga untuk membalik arah putaran motor DC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: membalik arah arus jangkar, arah arus penguat tetap dan membalik arah arus penguat, arah arus jangkar tetap. Apabila arah arus jangkar dan arah arus penguat keduanya dibalik, arah putaran motor tidak berubah. 3.6 Keuntungan Motor DC Adapun keuntungan dari motor DC adalah : 1. Motor DC mempunyai karakteristik kecepatan dan kopel yang baik, linier terhadap perubahan arus jangkar. 2. Motor DC dapat diatur kecepatannya kecepatannya mulai dari nol sampai maksimum sesuai yang diinginkan dengan menggunakan sistem kontrol. 3. Pada saat starting motor DC lebih cepat membangkitkan kopel dibandingkan motor AC. 3.7 Kerugian Motor DC Adapun rugi-rugi yang terjadi dalam motor DC adalah: 1. Rugi tembaga yang merupakan rugi tembaga I 2 R pada kumparan jangkar dan medan pada motor. Rugi-rugi ini dapat diketahui dari nilai arus yang diketahui pada mesin dan nilai resistansi kedua kumparan. 2. Rugi besi yang terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus eddy 3. rugi mekanik yang terdiri atas rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi angin. IV. CONTINOUS CASTING MACHINE 4.1 Mesin Withdrawl and Straightener Pada CONTINOUS CASTING MACHINE (CCM) terdapat beberapa alat yang mendukung pembentukan dari proses pencetakan tersebut salah satunya adalah mesin Withdrawl and straightener yang merupakan salah satu motor dari sekian banyak motor yang ada pada Continous Casting Machine. Pada saat masa persiapan operasi mesin Withdrawl berfungsi untuk menarik dan memasukkan dummy bar ke dalam mould dan pada waktu proses casting berlangsung mesin withdrawl berfungsi untuk menarik billet yang keluar dari mould melalui straind guide menuju straightener. Sedangkan straightener berfungsi untuk meluruskan billet yang ditarik oleh withdrawl dan menyangga tekanan ferro static selama proses

6 pembekuan dan diharapkan billet akan memenuhi standart kelengkungan yaitu tidak boleh lebih dari 5%. Mesin Withdrawl and straightener ini juga berfungsi menjaga kestabilan dari level baja yang ada pada mould. 4.2 Penggerak Mesin W/S Sebagai penggerak pada mesin Withdrawl and Straightener digunakan motor arus searah berpenguatan terpisah. Penggunaan motor DC berpenguatan terpisah pada mesin Withdrawl and Straightener ini karena motor DC ini mempunyai karakteristik kecepatan dan kopel yang baik serta dapat diatur kecepatannya mulai dari nol sampai dengan maksimum dengan menggunkan sistem control. Pada mesin Withdrawl and Straightener digunakan dua buah motor dc sebagai penggerak yang masing-masing berfungsi sebagai penarik dan pelurus billet baja kemudian putaran-putaran yang dihasilkan oleh motor dc tersebut dikopel ke roll-roll mesin Withdrawl and Straightener tersebut Gambar 6 Motor DC Penggerak Mesin W/S Gambar 7 Pengkopelan Motor DC pada Mesin W/S 4.3 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Mesin W/S Kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener menjadi perhatian yang sangat penting karena kecepatan dari motor dc sebagai penggerak utama mesin withdrawl and straightener ini menentukan kualitas dari produk billet baja yang dicetak pada Continous Casting Machine. Pengaturan kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener dilakukan untuk menjaga kestabilan level baja cair pada mould, tidak kurang ataupun tidak lebih dari kapasitas yang telah ditentukan. Pengaturan kecepatan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkan kecepatan pada mesin withdrawl and straightener yang sesuai dengan yang diinginkan sehingga tidak terjadi over flow dan hasil billet baja yang didapatkan pada proses pencetakan ini memiliki kualitas baja yang baik. Pada Continous Casting Machine, sistem pengaturan kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan rheostat dengan menggunakan automatic level control yang terdapat pada mould ( Mould Level Gauge LB 352 ) Sistem Pengaturan Kecepatan dengan Mengatur Tahanan Rheostat Sistem pengaturan kecepatan ini dilakukan dengan menyisipkan rheostat yang dipasang seri terhadap kumparan medan sehingga dapat diatur besarnya nilai arus medan ( If) dan besarnya fluks magnet ( Φ). Cara ini digunakan karena sangat sederhana dan murah, selain itu rugi panas yang ditimbulkan kecil pengaruhnya. Apabila level baja cair pada mould lebih tinggi dari level standar maka diinginkan motor dc pada mesin withdrawl and straightener berputar lebih cepat dengan cara menaikkan

7 nilai tahanan rheostat, kenaikan nilai rheostat ini menyebabkan arus medan menurun sehingga fluks magnet (Φ) akan menurun sehingga kecepatan putaran motor dc akan semakin tinggi dan mencapai kecepatan yang diinginkan dan tidak terjadi overflow pada mould. Begitu juga sebaliknya, apabila level baja cair kurang dari level standard maka diinginkan motor dc pada mesin withdrawl and straightener berputar lebih lambat dengan cara menurunkan nilai tahanan rheostat, penurunan nilai tahanan rheostat ini menyebabkan arus medan meningkat sehingga fluks magnet Φ juga akan meningkat dan menyebabkan kecepatan putaran motor dc akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan rumus Dimana Ia Ra V n Φ V n I ar C a = Arus jangkar = tahanan jangkar = tegangan masukan = putaran motor = Fluks magnet Sistem Pengaturan Kecepatan Menggunakan Automatic Level Control Sistem pengaturan kecepatan ini menggunakan Automatic Level Control yaitu suatu sensor sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60 yang mana akan mengontrol level baja cair yang ada di dalam mould secara otomatis sehingga level baja cair tersebut tetap stabil sesuai dengan standar level baja cair yang diinginkan. Secara garis besar Automatic level control yang digunakan pada Continous Casting Machine terdiri dari beberapa bagian yaitu Rod source in working shielding or source holder Bagian ini merupakan sumber dari pancaran sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60 yang digunakan sebagai sensor lever dari baja cair yang berada pada mould. Scintilation counter Bagian ini merupakan suatu alat receiver atau penerima pancaran sinar radioaktif dari sumber yang telah melewati baja cair yang kemudian output dari Scintilation counter ini akan diteruskan melalui kabel koneksi menuju mould level gauge. Mould Level Gauge LB 352 Bagian ini merupakan bagian terpenting dari ystem Automatic Level Control ini. Mould Level Gauge inilah yang digunakan untuk mengukur level baja cair pada mould. Hasil output dari scintillation counter masuk ke Mould Level Gauge kemudian output dari scintillation couter tersebut diproses oleh Mould Level Gauge sehingga didapatkan level baja cair yang berada di dalam mould. Adapun desain dari Automatic Level Control ini dapat disusun berbedabeda tergantung dari bentuk Mould pada Continous Casting Machine dan juga bentuk dari Casting yang ingin dihasilkan. Adapun beberapa contoh dari susunan Automatic Level Control ini adalah sebagai berikut: External Arrangement Desain ini biasanya digunakan pada kontruksi Mould untuk Billet Casters. Pada desain ini Rod source in working shielding or source holder terletak diluar kotak air. Gambar 8 External Arrangement

8 Internal Arrangement Desain ini biasanya digunakan pada kontruksi Mould untuk Bloom or Slab Casters. Pada desain ini Rod source in working shielding or source holder terletak di dalam kotak air. Gambar 9 Internal Arrangment Sistem pengaturan kecepatan dengan menggunakan Automatic Level Control ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada awal proses casting baja cair dari ladle dimasukkan ke dalam tundish yang berada dibawah ladle. Kemudian dari tundish baja cair mengalir masuk ke dalam mould. Pada saat proses casting dimulai dan baja cair mulai masuk ke dalam mould, Rod source atau sumber radioaktif mulai memancarkan sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60. Pancaran sinar radio aktif tersebut menembus baja cair yang ada di dalam moul yang kemudian diterima oleh scintilation counter. Dari scintilation counter sinar radio aktif tersebut diteruskan menuju Mould Level Gauge LB 352 yang akan mengukur level dari baja cair di dalam mould. Setelah level baja cair di dalam mould terukur maka hasil pengukuran level baja cair dari mould level gauge tersebut diteruskan ke contoller. Di dalam controller hasil pengukuran level baja cair tersebut dibandingkan dengan input masukan yaitu set point dari level baja cair yang telah diatur. Hasil output dari controller tersebut yang merupakan hasil perbandingan level baja cair yang terukur pada mould dan set point dari level baja cair yang diinginkan diteruskan ke dc drive motor dc atau SIMOREG yang akan memberikan perintah pengaturan kecepatan pada motor dc secara otomatis sehingga didapatkan hasil pengukuran level baja cair di dalam mould yang sesuai dengan yang diinginkan. Apabila level baja yang terukur didalam mould lebih tinggi dibandingkan dengan set point level baja yang telah diatur maka setelah mendapatkan hasil output dari controller secara otomatis dc drive ( SIMOREG ) akan memberikan sinyal untuk menaikkan kecepatan motor dc sehingga level baja cair yang ada di dalam mould turun menuju level baja cair yang diinginkan. Begitu juga sebaliknya, apabila level baja yang terukur didalam mould lebih rendah dibandingkan dengan set point level baja yang telah diatur maka setelah mendapatkan hasil output dari controller secara otomatis dc drive motor dc ( SIMOREG ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kecepatan motor dc sehingga level baja cair yang ada di dalam mould akan naik menuju level baja cair yang diinginkan. Hal ini berlangsung hingga tercapai level baja cair yang diinginkan dan untuk menjaga kestabilan level baja cair tersebut maka controller akan memberikan output ke dc drive( SIMOREG ) untuk mengatur kecepatan dari motor dc yang menggerakkan mesin Withdrawl and Straightener sedemikian rupa sehingga kestabilan level baja cair yang diinginkan tetap tejaga.

9 V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Proses produksi baja di divisi pabrik billet baja dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pemasukan bahan baku, peleburan pada Electric Arc Furnace, pemurnian, pengaturan komposisi baja pada Ladle Furnace dan proses pencetakan pada Continous Casting Machine 2. Mesin Withdrawl and straightener menggunakan 2 motor DC berpenguatan terpisah sebagai penggerak utamanya. 3. Motor DC pada mesin Withdrawl and straightener memiliki dua sistem pengaturan kecepatan yaitu secara manual dengan pengaturan rheostat yang disisipkan secara seri pada kumparan jangkar dan secara automatis dengan menggunakan Automatic Level Control yang terdapat pada mould. 4. Sistem pengaturan kecepatan pada motor DC dibutuhkan karena labilnya level baja cair yang ada di dalam mould akibat tidak stabilnya jumlah baja cair yang keluar dari tundish ketika masuk ke mould 5.2 Saran 1. Perlu ditambahkannya tanda-tanda bahaya pada pabrik untuk menanamkan kesadaran para pekerja akan bahaya yang ada. 2. Untuk Perusahaan agar bias menyediakan materi referensi atau manual book tentang semua alat-alat yang ada sehingga mempemudahkan mahasiswa yang melakukan kerja praktek atau penelitian untuk mempelajarinya [3] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2000 [4] Sulasno, Dasar Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan BIOGRAFI Iwan Hardika (L2F005543) Dilahirkan di Bengkulu 2 Mei 1988 Menempuh pendidikan di SDN 55 Bengkulu, SMPN 12 Bengkulu, SMAN 5 Bengkulu dan sekarang masih menikmati pendidikan di Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Energi Listrik Menyetujui Dosen Pembimbing Ir. Tejo Sukmadi, MT. NIP DAFTAR PUSTAKA [1] PT. Krakatau Steel, Continous Casting Machine : Unit Billet Steel Palt BSP), Cilegon, [2] M. Rusli Harahap, Mesin Listrik : Mesin Arus Searah, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC BAB X DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC Tujuan Pembelajaran : - Memahami Dasar-dasar listrik AC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Generator A. PERBEDAAN AC DAN DC Perbedaan arus bolak-balik dan arus searah

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON Laporan Kerja Praktek Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan

Lebih terperinci

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Manfaat Relevansi Capaian Pembelajaran Pembahasan mengenai prinsip dasar motor DC. Pembahasan bagian-bagian motor DC. Pembahasan tentang prinsip kerja

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 1 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 2 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 3 PENGATURAN ARUS STARTING DAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT MEDAN SERI MENGGUNAKAN PLC

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama

Lebih terperinci

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014 Kg/Kapita BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik KARAKTERISTIK MOTOR UNIVERSAL DAN MOTOR COMPOUND Tatas Ardhy Prihanto (21060110120039) Tatas_ap@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta http://maryonoam.wordpress.com Definisi Motor adalah suatu alat yang mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (putaran) Generator adalah suatu alat yang mengubah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

GENERATOR ARUS SEARAH

GENERATOR ARUS SEARAH GENERATOR ARUS SEARAH PRINSIP KERJA GENERATOR ARUS SEARAH Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday : e = N d / dt dimana : N : jumlah lilitan : fluksi magnet e : Tegangan imbas,

Lebih terperinci

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH JENISJENIS GENERATOR ARUS SEARAH Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu : dengan magnet permanen dengan magnet remanen Generator listrik dengan magnet permanen sering juga

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON (Aplikasi pada Laboratorium Departemen Listrik P4TK, Medan) Andri Sitorus,Syamsul Amien Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH BAGAN DARI MESIN LISTRIK Konversi energi Trafo Listrik Listrik Medan magnet Generator Motor mekanik BAGIAN-BAGIAN MESIN ARUS SEARAH Bagian-bagian penting pada suatu mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda dengan motor

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l Mesin DC Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik. Prinsip kerja mesin DC (dan AC) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN KUTUB BANTU PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGIRUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FTUSU) Al Magrizi Fahni, Syamsul Amien Konsentrasi

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGGUNAAN MOTOR DC SHUNT PENGUAT TERPISAH PADA MESIN PUSHER FURNACE 1 PADA PABRIK HOT STRIP MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Heriawan Kukuh 1, Tejo Sukmadi 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mekatronika Modul 7 Aktuator Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM Kode MK: 15WP03102 ( 2 sks Teori + 1 sks praktikum) GGL Induksi dan Induktansi Dept. of Mechanical Enginering Faculty of Engineering Muhammadiyah University of Surabaya Ahmad

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE) PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat BB II GENERTOR RUS SERH II.1. Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir sama dengan komponen mesin mesin listrik lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum MOTOR ARUS SEARAH Motor arus searah (DC) adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Konstruksi motor arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya GGL Induksi Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapatmenimbulkan arus listrik. Untuk membukikan kebenaran hipotesis

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT Jesayas Sihombing Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH Lamcan Raya Tamba, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Generator Generator merupakan mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, Tenaga kinetik bisa berasal dari panas, air, uap, dll, Prinsip kerja generator tersebut

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. APLIKASI DAN PERAWATAN MOTOR DC PADA MESIN PEREDUKSI BAJA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. APLIKASI DAN PERAWATAN MOTOR DC PADA MESIN PEREDUKSI BAJA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK APLIKASI DAN PERAWATAN MOTOR DC PADA MESIN PEREDUKSI BAJA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Milzam Andali Lababan, Susatyo Handoko ST, MT Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT Edi Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL MOTOR D.C. 50 003 1 BUKU INFORMASI Buku Informasi 0/19 Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut, BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Sebagaimana kita ketahui, sekarang ini perindustrian di negara kita mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik pada perindustrian yang besar maupun perindustrian

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Pada motor satu fasa terdapat dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U 1 -U 2 ) dan belitan fasa bantu (belitan Z 1 -Z 2 ), Belitan utama menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-11 CAKUPAN MATERI 1. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ 2. GENERATOR LISTRIK 3. GENERATOR AC 4. GGL BALIK PADA MOTOR

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

Klasifikasi Motor Listrik

Klasifikasi Motor Listrik Klasifikasi Motor Listrik MOTOR DC Axial current carrying conductors Radial magnetic flux Arus Dalam Motor DC Medan Magnet dalam Motor DC Gaya Dalam Motor DC Torsi dalam Motor Listrik Perubahan Torsi dalam

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) BAB IX MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) Tujuan Pembelajaran : - Memahami tentang Mesin listrik ( Generator dan Motor) DC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Mesin listrik DC a. GENERATOR ARUS SEARAH

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PROTEKSI DAN FUNGSI SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA FURNACES Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembar Panas ( Hot Strip Mill ) PT. Krakatau Steel (PERSERO)

Lebih terperinci

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6 TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6 Oleh : Luqmanul Hakim 7106040727 Mekatronika 6/4 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JOINT PROGRAM BA MALANG TEKNIK ELEKTRO 2009 1 MOTOR DC dan GENERATOR DC Konstruksi Dasar

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

3/4/2010. Kelompok 2

3/4/2010. Kelompok 2 TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK II Andinar (0906602401) Arwidya (0906602471) Christina (0906602499) Citra Marshal (0906602490) Kelompok 2 Christina M. Andinar H. Islamy Citra Marshal Arwidya Tantri A. 1

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator adalah mesin yang mengelola energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator adalah rotor generator yang digerakan oleh turbin sehingga menimbulkan

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Bambang Hidayat, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR Oleh : Agus Raikhani Prodi Elektro F. Teknik Universitas Darul Ulum Jl. Gus Dur 29 a Jombang Email. Agus.raikhani@gmail.com

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa

Lebih terperinci