Otonomi daerah yang mulai diterapkan, memacu setiap daerah mencari. peluang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.
|
|
- Suparman Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah yang mulai diterapkan, memacu setiap daerah mencari peluang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing. Sumberdaya alam yang merupakan modal dasar utama untuk pembangunan menjadi tumpuan sebagai lahan eksploitasi yang semakin terancam keberadaanya. Pertimbangan aspek lingkungan diabaikan dengan membayangkan keuntungan jangka pendek tanpa menyadari dampak bencana besar dikemudian hari. Berkurangnya cadangan sumberdaya alam non hayati, khususnya sumber daya alam non hayati yang talc terbaharukan seperti minyak bud dan gas dam menjadi salah suatu pendorong untuk mencari sumber lain sebagai pengganti. Salah satu kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang saat ini merupakan program yang diprioritaskan dalam pembangunan nasional sebagai sumber devisa negara adalah sektor pariwisata. Di Indonesia sektor pariwisata menduduki peringkat ke tiga sebagai penghasil devisa setelah minyak bumi dan kayu lapis (Meneg. LH, 1995). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia diterima sebagai sektor ekonomi yang penting. Disamping menjadi penggerak ekonomi, pariwisata juga sebagai wahana yang menarik untuk mengentaskan pengangguran (Hartono, 1999). Sejak pertengahan tahun 1980-an, sektor pariwisata di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat dengan jurnlah wisatawan mancanegara yang meningkat dari 1,05 juta pada tahun 1985 menjadi 2,78 juta pada tahun 1993 dengan laju pertumbuhan 12,9 % pertahun. Sebagai gambaran, pada Repelita ke VI telah ditetapkan sasaran jumlah kunjungan wisata yaitu, 6,s juta wisatawan
2 mancanegara dan 84 juta wisatawan nusantara dengan perkiraan jumlah penerimaan US $ 8-9 milyar dari wisatawan mancanegara dan Rp. 8,424 milyar dari wisatawan nusantara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13,02 % merupakan pengunjung obyek wisata dam (BPS, 1992). Secara umum pariwisata telah menjadi industri yang terpenting di dunia menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC, 1999 &lam Ceballos-Lascurain, 1995). Berdasarkan perkiraan terbaru dari World Tourism Organization, pendapatan pariwisata dunia tahun 1999 mencapai US $ 455 milyar dari 657 kedatangan wisatawan internasional. Pariwisata juga berpotensi menimbukan kerusakan lingkungan bila tidak di lakukan secara hati-hati serta cermat dalam perencanaan dan pengelolaanya. Oleh karena itu perlu disusun suatu konsep wisata yang ramah terhadap lingkungan bahkan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan. Ekoturisme merupakan suatu bentuk wisata alam yang dapat mengakomodir persyaratan wisata alam yang ramah lingkungan. Ekoturisme atau ekowisata adalah model pengembangan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau di daerah yang dikelola secara kaidah dam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alamnya, juga melibatkan unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Ekowisata adalah bagian bidang wisata dam dimana pencinta konservasi dan wisatawan tertarik bekerjasama untuk memelihara kualitas lingkungan saat satu sama lain saling melindungi wisata (Farrel and Rumyan, 1991). Hal-hal penting yang terdapat dalam ekowisata antara lain :
3 1. Ekowisata memperhatikan kualitas daya dukung alam dan bersifat 2. Ekowisata merupakan sdah satu program pembangunan dan pelestarian secara terpadu antara upaya konservasi sumberdaya dam dengan pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. 3. Keberadaan ekowisata dapat meningkatkan status suatu kawasan menjadi diakui sebagai kawasan dam yang dilindungi. 4. Ekowisata meminimalkan dampak terhadap mutu dan kulitas keanekaragaman hayati yang disebabkan kegiatan wisata yang bersifat masal/konvensional. 5. Kegiatan ekowisata berbasiskan masyarakat sehingga menjadikan masyarakat sebagai pemilik, pelaku dan penerima manfaat utama. 6. Masyarakat diupayakan untuk memiliki keyakinan bahwa ekowisata merupakan alternatif peningkatan pendapatan. 7. Daya tarik kegiatan ekowisata bertumpu pada kekayaan sumberdaya dam dan keanekaragaman hayati, sehingga kegiatan ekowisata diharapkan marnpu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati. 8. Ekowisata membuka kesempatan kerja bagi masyarakat setempat untuk menjadi pelaku ekonomi secara langsung. Bentuk lain dari ekowisata yang lebih menekankan pada keindahan keanekaragaman bentang alam, batuan serta upaya konservasinya dalam rangka melindungi habitat flora dan fauna yang ada di dalamnya addah geowisata.
4 4. Sebagai paradigma baru dalam kepariwisataan, geowisata menawarkan konsep kegiatan wisata alam yang menonjolkan keindahan, keunikan, kelangkaan dan keajaiban suatu fenomena dam yang berkaitan erat dengan gejala-gejala geologi yang dijabarkan dalam bahasa populer dan sederhana. Pengembangan geowisata merupakan salah satu upaya terobosan dalam kepariwisataan yang relatif terukur mengingat elemen yang dibutuhkan seluruhnya memanfaatakan 6 sumberdaya lokal yang telah tersedia (Kusumahbrata, 1999). Beberapa pengertian dan definisi tentang geowisata banyak diungkapkan oleh para ahli untuk mentleskripsikan secara jelas makna dari geowisata itu sendiri, Geowisata diartikan sebagai kondisi dan proses geologi yang dapat diangkat ke dalam hakekat kepariwisataan sehingga mampu memberikan kepuasan, kenikmatan, perasaan-perasaan yang khas, motivasi serta saling pengertian baik secara rasional maupun secara irrasional (Sampurno, 1999). Geowisata mempunyai dua aspek yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan yaitu : Konservasi keragaman geologi dan secara otomatis konservasi flora dan fauna yang ada di dalamnya. Latar belakang tatanan kepulauan Indonesia yang secara geologis terbentuk oleh hasil tumbukan tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia Australia dan satu Lempeng Tektonik Kecil yaitu Lempeng Philipina (Katili, 1973) mengakibatkan Indonesia mengalami pentahapan geodinamik sehingga selain menjadi daerah yang labil dan rawan bencana alam juga menghasilkan rangkaian bentang alam yang indah dengan komposisi batuan yang beragam. Potensi kekayaan keanekaragaman bentang darn inilah yang harus dimanfaatkan dan dikelola untuk mendukung Pembangunan Nasiond.
5 Gunung Kidul merupakan salah satu dari lima Daerah Tingkat II di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Bappeda Gunung Kidul, 1999) yang memiliki kondisi tanah kering dan tandus yang disusun oleh batugarnping dan lebih dikenal dengan istilah karst. Karst merupakan suatu istilah untuk menjelaskan keadaan suatu daerah yang disusun oleh batugamping terumbu tebal yang menunjukkan topografi khas seperti dolina, uvala, polye, conical hill, goa dan lain-lain. Pada daerah karst pola pengeringan permukaan yang muncul sebagai sungai permukaan tidak berkembang dengan baik, sebagai gantinya banyak muncul sungai-sungai di bawah permukaan yang akan muncul pada tempat-tempat tertentu sebagai mata air. Lahan karst terbentuk apabila memenuhi empat persyaratan yaitu : a) terdiri dari batugamping murni, masif, keras dan kristalin, b) Ketebalan batugamping lebih dari 100 meter c) berlapis baik dan banyak terdapat rekahan, dan d)terekspresi oleh relief diatas permukaan laut yang tinggi sehingga dapat memudahkan sistem sirkulasi air (Summerfield, 1991). Proses pelarutan batugamping yang merupakan proses terpenting pembentukan karst bisa dijelaskan menurut reaksi kimia batugamping dengan air dan kandungan gas C02 terlarut sebagai berikut : Proses pelarutan batugamping tersebut terutarna disebabkan oleh C02 yang bersumber dari atmosfer yang diperkaya oleh faktor biologis dan kegiatan gunung api. Variasi faktor lain yang ikut berperan dalam pembentukan bentang alam karst di alam adalah jenis batugamping, struktur geologi, faktor biologi,
6 6 suhu udara, angin dan curah hujan. Ekosistem kawasan karst merupakan gabungan dari ekosistem endokarst dm ekosistem eksokarst. Endokarst merupakan semua fenomena yang dijumpai di bawah permukaan tanah kawasan karst sedangkan Eksokarst semua fenomena yang dijumpai diatas permukaan kawasan karst. Karst Gunung Kidul berkembang pada batuan gamping yang berumur Miosen dengan luas sekitar km2 dengan jumlah kubah karst yang ** diperkirakan mekapai Secara tektonis pembentukan karst Gunung Kidul diawali dengan fase pengangkatan akibat tektonik dengan arah Barat-Timur dengan kemiringan landai ke arah selatan sekitar lo0, sehingga mempunyai pola pengaliran ke arah Samudra Hindia (van Bemmelen, 1970). Sifat tandus dan kering disebabkan karena Gunung Kidul batuannya tersusun oleh dominasi batugamping yang mernpunyai sifat porositas tinggi dan mudah larut sehingga tidak mampu menahan air hujan (Jemings, 1985). Narnun demikian kawasan tersebut sebenarnya mempunyai keistimewaan yang khas dan unik. Geowisata merupakan salah satu altematif pengelolaan kawasan karst Gunung Kidul yang mempunyai arti yang sangat penting karena : - Kawasan tersebut merupakan kawasan yang spesifik yang perlu dikonservasi karena didalamnya terdapat flora dan fauna yang khas. - Karst Gunung Kidul secara aklamasi oleh International Union of Speleology tahun 1994 diusulkan sebagai bentuk alam warisan dunia (World Natural Heritage). - Merupakan akuifer air tanah yang cukup besar dan produktif yang dapat mensuplai wilayah Yogyakarta dan sekitarnya (Sunarto, 1999).
7 - Terdapat proses alami pembentukan eksokarst dan endokarst yang terlengkap di dunia dari stadia muda-tua dan telah berumur ribuan-jutaan tahun yang masih berlangsung hingga saat ini. - Keunikan bentang dam karst seperti perbukitan kerucut, goa bawah tanah, air sungai bawah tanah, danau alam, mata air, pantai karang, dan bentukan tekstur dan struktur batuannya yang beranekaragam. - Memperkaya jenis wisata yang terdapat di Yogyakart. sehingga dapat diintegrasikan dengan wisata lain sehingga merupakan alternatif tujuan wisata yang tidak kalah indahnya. - Banyak peninggalan bersejarah pada jaman manusia purba terutama yang terdapat di goa-goa. - Berpotensi sebagai pusat penelitian dan laboratoriurn darn karst di Indonesia. Dengan melihat begitu banyak manfaat yang terdapat di kawasan karst Gunung Kidul tersebut, diharapkan pengelolaan kawasan karst sebagai kawasan geowisata dapat melindungi, menjaga, memelihara dan memanfaatkannya secara aman dan lestari. Tanpa mengurangi kepentingan sektor lain untuk memanfaatkan kawasan karst secara maksimal, diperlukan kesepakatan antara para pengguna kawasan karst untuk mendayagunakan daerah itu secara adil dan berimbang untuk kelestariannya (Samodra, 1999). Oleh karena itu dalam pengelolaannya sebagai kawasan geowisata maka diperlukan perencanaan wisata yang matang mulai dari pembagian zonasi kawasan, penentuan jalur wisata dan aspek-aspek lain yang berupa sarana dan prasarana fisik yang mendukung jalur wisata serta peran masyarakat disekitarnya.
8 Geowisata layak dikembangkan dengan pertimbangan banyak nilai positif yang dikandungnya Nilai-nilai tersebut meliputi nilai keindahan yang ditunjukkan oleh keanekaragaman bentukan bentang alam yang khas seperti perbukitan kerucut, goa bawah tanah, sungai bawah tanah, telaga, bentukan mineral serta jenis batuannya. Nilai pendidikan ditunjukkan oleh proses alamiah bentang dam tersebut terbentuk, bahan pembentuknya, serta umur dari morfologi karst tersebut. Sedangkan nilai petualangan dapat diikuti pada kegiatan penelusuran goa, penjelajahan aliian Bengawan Solo purba serta penjelajahan perbukitan kerucut karst. Kunci utama keberhasilan geowisata adalah : inventarisir dan identifikasi sumberdaya keanekaragaman geologi, konsemasi sumberdaya dam, pembagian zona wisata karst, penentuan jalur geowisata, sarana dan prasarana yang memadai serta peran serta masyarakat sekitarnya Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Karst Daerah Tingkat 11 Gunung Kidul Yogyakarta yang secara geografis terletak antara ' ' Bujur Timur dan T46' - 8'09' Lintang Selatan dengan Ibu Kota Wonosari (Bappeda Kab.Gunung Kidul, 1999). Lokasi penelitian dipilih secara spesifik tepatnya di daerah Wonosari - Tepus dan sebagian Baron (Gambar 1) yang mempunyai luas masing-masing 204 Ha dan Ha dengan memperhatikan beberapa pertimbangan yaitu: 1. Wonosari merupakan pusat kota di Gunungkidul yang sekaligus berhngsi sebagai pintu gerbang menuju wisata karst memiliki sarana dan prasarana yang relatif tersedia.
9 2. Jalur Wonosari - Tepus merupakan jalur yang diperkirakan padat dengan obyek geowisata dan dapat mewakili keanekargaman bentang dam karst di Gunungkidul. 3. Jalur Wonosari- Tepus- Baron merupakan jalur wisata yang sebelumnya sudah dikembangkan sebagai wisata goa dan wisata pantai. 4. Aksesibilitas Wonosari - Tepus mudah dan bagus. 5. Ketersediaan air tanah di Wonosari cukup untuk mendukung pengembangan geowisata disekitarnya.
10 LAUT JAWA MprWn Gambar 1. Lokasi penelitian dan rencana jalur geowisata di Kec. Wonosari - Tepus Gunungkidul (daerah yang diarsir) 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Mengetahui dan menentukan karakteristik sumberdaya keanekaragaman geologi untuk pengembangan geowisata, yaitu eksokarst Wonosari - Tepus-Baron.
11 2. Mengetahui tingkat kelayakan pengelolaan kawasan karst sebagai kawasan geowisata. 3. Membagi satuan geomorfologi karst di daerah penelitian untuk membantu memudahkan pembagian zonasi karst daerah penelitian. 4. Membagi zona karst dalam bentuk peta zonasi berdasarkan pemdaatanya sebagai kawasan geowisata agar upaya konservasi dapat berjalan dengan tidak menghalangi aktifitas lain diluar kegiatan wisata. 5. Menentukan jalur geowisata dalam bentuk peta jalur geowisata di daerah Wonosari - Tepus berdasarkan keunggulan dan keunikan proses geologi, sejarah geologi, keanekaragaman geologi dan keindahan batuan dan mineral di sekitar jalur geowisata. 6. Mengetahui kesiapan sarana dan prasarana fisik, sebagai pendukung pengembangan geowisata Manfaat Penelitian Membuka wawasan bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar pada khususnya mengenai berbagai macam potensi yang ada pada sumberdaya alam karst sehingga gambaran bahwa kawasan karst sebagai kawasan kering, tandus dan tidak memiliki nil& jual dapat dihilangkan. Selain itu diharapkan obyek geowisata dapat menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya kawasan karst untuk dilindungi dan dilestarikan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah setempat dalarn merencanakan dan mengevaluasi pengelolaan kawasan karst secara lebih menguntungkan dengan menjadikannya sebagai kawasan geowisata.
12 1.4. Perumusan Permasalahan Permasalahan kawasan karst Permasalahan yang ada pada kawasan karst baik yang alamiah atau akibat aktifitas manusia adalah : 1. Kelestarian kawasan karst sebagai habitat flora dan fauna tertentu yang semakin terancam dengan adanya kerusakan bentang alam akibat penambangan, pemukiman dan aktifitas pertanian. 2. Sifat porositas yang tinggi dan pola sebaran sumber air di karst yang tidak merata dan hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu menjadikan daerah tersebut sering mengalami kesulitan air. 3. Tingkat pencemaran air tanah karst yang menunjukkan kecenderungan meningkat akan mengancam keberadaan ekosistem karst. 4. Perusakan sumber akuifer akibat aktifitas manusia mengakibatkan sumber tersebut tidak dapat menjalankan fbngsinya sebagaimana mestinya. Dengan mengasumsikan bila permasalahan yang ada tersebut dapat dapat diatasi, maka diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat untuk rnenjawab beberapa permasalahan seperti : 1. Apakah potensi sumberdaya dam yang berupa keanekaragaman geologi khususnya kawasan eksokarst Jalur Wonosari - Tepus - Baron memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obyek geowisata? 2. Pembagian zona karst untuk menentukan zona geowisata dan zona pendukung wisata agar zona pemanfaatan lainnya seperti untuk pertanian, peternakan, pemukiman, pertambangan tidak merasa terganggu dengan aktifitas geowisata serta untuk mengurangi dampak dari pencemarannya.
13 3. Bagaimana menentukan jalur wisata berbasis SIG, aspek apa saja yang harus dipenuhi? 4. Bagaimana kesiapan prasarana dan sarana untuk pengembangan geowisata di Gunung Kidul? Apakah dapat mendukung keragaman wisata yang sudah ada di Yogyakarta? Kerangka Pemikiran Dasar pemikiran tentang Analisis Pengelolaan Kawasan Karst Gunung Kidul sebagai Kawasan Geowisata adalah upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan karst sebagai kawasan geowisata disamping memperkenalkan bentuk alternatif wisata dam yang mempunyai masa depan yang cerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat (Garnbar 2). Hal yang mendasari pertimbangan pengembangan kawasan karst sebagai kawasan geowisata adalah : - Ekosistem karst mengandung dua pengertian dipandang dari sudut kepentingannya yaitu, fisik dam karst dan sosial budaya masyarakat di kawasan karst. Untuk menjaga kelestariannya sekaligus memberdayakannya, upaya yang dilakukan adalah memadukan dua kepentingan tersebut agar saling mendukung dan dijaga keseimbangan antara melestarikan dan memanfaatkannya. - Menginventarisir keunikan keanekaragaman geologi merupakan dasar bagi pembagian zona karst dalarn pemanfaatannya sehingga dapat meminimalkan dampak kerusakan ekosistem karst dalam bentuk peta zonasi dan jalur geowisata.
14 - Tingkat kerusakan ekosistem karst yang semakin mengkhawatirkan bagi keberadaan air tanah, proses darn pembentukan karst, flora dan fauna karst. - Kawasan ini sebagian kecil sudah dikembangakan sebagai obyek wisata, sebagai contoh adalah wisata goa. Dengan pertimbangan itu berarti sarana dan prasarana tentunya sebagian sudah ada. - Kesulitan air yang selama ini merupakan kendala utama, sebagian sudah teratasi dengan masuknya program subsidi pemipaan pemerintah dari goa- goa yang berpotensi air tanah. - Pemanfaatan kawasan karst yang bernilai ekonomis dan ekologis merupakan kunci untuk melindungi kawasan karst.
15 , EKOSISTEM KARST FISIK ALAM SOSIAL BUDAYA FLORA Unik Lanmb Spesifik INVENTARISMI & ANALISIS Keanekararn.n geologi C Aktifitas Manusia malamiah < KONSERVASI Mempelajari ~ermnf.atkan Mengamankan A V PETA ZONASI GEOWISATA PETA JALUR GEOWISATA Nilai Kualitas & Kuantitas Keanekaragaman - geologi I Sarana & - Geografis (SIG) Ekonomis (O ~koloas i GEOWISATA (Peta Panduan Geowisata) Aksesibilitas Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT
6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT 6.1 Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Manapeu Tanahdaru Wilayah karst dapat menyediakan air sepanjang tahun. Hal ini disebabkan daerah karst memiliki
Lebih terperinciGambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)
BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciberbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara bahari dan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati laut terbesar (mega marine biodiversity) (Polunin, 1983).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karst berasal dari bahasa daerah Yugoslavia yang merupakan nama suatu kawasan diperbatasan Italia Utara dan Yugoslavia sekitar kota Trieste. Istilah Karst ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan
Lebih terperinciPrioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat
Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Dwi Noviar ADITYA 1, PREMONOWAT 1, Hari Wiki UTAMA 12 Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Indonesia 1 Pascasarjana Teknik Geologi UGM, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sulawesi Selatan menyimpan sejumlah ragam potensi wisata. Potensi itu tak hanya wisata pantai, air terjun maupun kulinernya. Salah satu kabupaten yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang mempunyai keindahan alam yang pantas untuk diperhitungkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar
Lebih terperinciSALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT
SALINAN Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : Mengingat : a. bahwa kawasan kars yang merupakan sumberdaya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata alam oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998:3) dan Yoeti (2000) dalam Puspitasari (2011:3) disebutkan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap perkembangannya dengan adanya dukungan dari sumber daya manusia yang berkualitas.sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian berada di Kabupaten Garut Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri, khususnya dari sudut pandang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Yogyakarta yang memiliki luasan 1.485,36 kilometer persegi. Sekitar 46,63 %
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luasan 1.485,36 kilometer persegi. Sekitar 46,63 % dari luas wilayah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian dari salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki prospek cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR
STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR Oleh: WISNU DWI ATMOKO L2D 004 358 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciNILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR
NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR Oleh: Nadya Tanaya Ardianti A07400018 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus atau yang salah satunya dikenal dengan bila diterapkan di alam, merupakan sebuah peluang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.640, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ESDM. Kawasan Bentang Alam Karst. Penetapan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan adalah melalui pengembangan kegiatan wisata bahari. Berbicara wisata bahari, berarti kita berbicara tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak potensi wisata yang unik, beragam dan tersebar di berbagai daerah. Potensi wisata tersebut banyak yang belum dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 81.000 km, dan membentang antara garis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak pakar dan praktisi yang berpendapat bahwa di milenium ketiga, industri jasa akan menjadi tumpuan banyak bangsa. John Naisbitt seorang futurist terkenal memprediksikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi objek wisata yang tersebar di seluruh pulau yang ada. Salah satu objek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah kawasan konservasi hutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR Oleh : TEMMY FATIMASARI L2D 306 024 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain
Lebih terperinciLaporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN
BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya (KSDHE), Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran yang semakin penting dan memiliki dampak positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). Dengan adanya misi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih 50.000 km 2 (Moosa et al dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan wisata.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi geografis yang dimiliki Indonesia berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan negara. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciKeputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir dan laut Indonesia merupakan wilayah dengan potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Sumberdaya pesisir berperan penting dalam mendukung pembangunan
Lebih terperinciPenataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan basah merupakan sumber daya alam hayati penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Salah satu tipe lahan basah adalah lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem
Lebih terperinciPOTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP
POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah baik sumber daya alam hayati maupun non-hayati. Salah satu dari sekian banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 6. Perkembangan Danau Borobudur dipengaruhi oleh adanya aktivitas vulkanik, tektonik, dan manusia. Ekosistem
Lebih terperinciBAGIAN PENDAHULUAN Latar Belakang Persoalan Perancangan
Latar Belakang Persoalan Perancangan Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke yang memiliki berbagai keanekaragaman di dalamnya, mulai dari suku, budaya, bahasa,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kab. Gunungkidul terdiri atas 3 (tiga) satuan fisiografis atau ekosistem bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi pembagian satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, salah satu pengelompokan hutan berdasarkan fungsinya adalah hutan konservasi. Hutan konservasi merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang
4 TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang Ruang (space) dalam ilmu geografi didefinisikan sebagai seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuhan, hewan dan manusia (Jayadinata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di daerah tropis dengan luas laut dua pertiga dari luas negara secara keseluruhan. Keberadaan Indonesia di antara dua benua dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR
STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
170 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Sorake,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak menurunkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia termasuk Negara Kepulauan yang memiliki rangkaian pegunungan dengan jumlah gunung berapi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 240 gunung. Diantaranya, sekitar 70
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman merupakan kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan makanan dan pakaian. Permukiman sebagai tempat untuk kelangsungan hidup manusia. Permukiman sebagai unit
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,
KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang pertambangan harus memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah suatu fenomena yang kompleks karena banyak faktor yang berinteraksi, didukung berbagai fasilitas serta layanan yang melibatkan seluruh lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
31 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Bio-Fisik Kawasan Karst Citatah Kawasan Karst Citatah masuk dalam wilayah Kecamatan Cipatat. Secara geografis, Kecamatan Cipatat merupakan pintu gerbang Kabupaten
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I Pengertian Judul Pengertian Pusat Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1 Pengertian Pusat Studi Pusat: pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb). Studi: penelitian ilmiah; kajian; telaahan. Pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut Portal Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan
Lebih terperinci