LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 33 TAHUN 1981 SERI : A NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 33 TAHUN 1981 SERI : A NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 21 TAHUN 1981 TENTANG PAJAK PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Menimbang : a. Bahwa berhubung dengan meningkatnya kemajuan-kemajuan dibidang usaha dan tehnologi maka untuk dapat menikuti perkembangan perusahaan diwilayah Kotamadya daerah Tingkat II Surakarta perlu mengadakan peningkatan pengaturan dan pengawasan ; b. Bahwa untuk kepentingan pembangunan dan pengemabngan Daerah maka perlu meningkatkan keikut sertaan masyarakat, khususnya para pengusaha ; c. Bahwa untuk maksud tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tentang Pajak Pendaftaran Perusahaan. Mengingat : 1. Undang-undang No 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ; 2. Undang-undang 16 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, 1

2 Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta ; 3. Undang-undang No 11 / Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA TENTANG PAJAK PENDAFTARAN PERUSAHAAN Pasal 1 Dalam peraturan Daerah ini yang dimaksud : a. Kepala daerah : Walikotamadya Kepala daerah Tingkat II Surakarta ; b. Perusahaan : Setiap jenis usaha yang untuk mendirikan atau memperluasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan diharuskan mendapat ijin dahulu dari Pejabat yang berwenang ; c. Tempat perusahaan : Tempat kantor, tempat penjualan, tempat Gudang, tempat untukmenimbun barang-barang, tempat untuk menyimpan, pabrik, tempat bekerja, tempat emplasmen dan tempat-tempat lainnya yang dipergunakan untuk penyelenggaraan perusahaan termaksud dalam huruf b pasal ini ; d. Ijin Perusahaan : Ijin berdasarkan Undang-undang gangguan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada Pemegang ijin untuk mendirikan atau memperluas perusahaan ; e. Pemegang Ijin : Setiap Orang atau badan usaha atas nama siapa ijin perusahaan itu diberikan ; f. Pajak Pendaftaran Perusahaan : Pungutan uang dari pemegang ijin yang diberikan dipungut setahun sekali, kecuali apabila dalam perubahan ijin. Pasal 2 Dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta diadakan pajak pendaftaran perusahaan menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal berikut dibawah ini. 2

3 Pasal 3 (1) Pemegang ijin diwajibkan mendaftarkan ijin perusahaannya pada pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah : a. bagi ijin perusahaan yang ditetapkan pada atau sesudah tanggal mulai berlakunya Peraturan daerah ini, dalam waktu 30 hari terhitung dari tanggal Surat Ijin perusahaan tersebut; b. bagi ijin perusahaan yang ditetapkan sebelum tanggal mulai berlakunya peraturan daerah ini dan pada tanggal tersebut benar-benar ada dan masih bekerja, didalam waktu 30 hari terhitung dari tanggal mulai berlakunya peraturan Daerah ini. (2) Jika Waktu 30 hari termaksud dalam ayat (1) huruf a pada saat pemegang ijin menerima ijin perusahaan itu sudah lampau, maka ijin perusahaan tersebut harus didaftarkan dalam waktu 14 hari tidak termasuk hari minggu dan hari besar resmi lainnya, terhitung mulai dari ijin perusahaan itu diterima oleh pemegang ijin. (3) Perusahaan-perusahaan yang didalam waktu lebih dari 30 hari sebelum mulai berlakunya Peraturan daerah ini sudah ditutup tidak dikenakan pajak pendaftaran perusahaan. Pasal 4 (1) Wajib pajak ialah Pemegang Ijin. (2) Apabila pemegang ijin itu suatu Badan Usaha, yang berkedudukan diluar daerah maka bagi Peraturan daerah ini yang berlaku sebagai tempat tinggal sesungguhnya adalah tempat dimana perusahaan itu berada. Pasal 5 (1) Untuk menentukan besarnya pajak, Perusahaan-perusahaan dibagi dalam 7 (tujuh) golongan sebagaimana tersebut dibawah ini : I. Perusahaan yang digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dengan kekuatan lebih dari 75 PK. II. Perusahaan yang digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dengan kekuatan lebih dari 50 PK sampai dengan 75 PK. III. Perusahaan yang digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dengan kekuatan lebih dari 10 PK sampai dengan 50PK. IV. Perusahaan yang digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dengan kekuatan tidak lebih dari 10 PK. 3

4 V. Perusahaan yang tidak digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau tidak mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dan luas ruang perusahaan itu lebih dari 100 M 2. VI. Perusahaan yang tidak digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau tidak mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dan luas ruang perusahaan itu lebih dari 25 M 2 sampai dengan 100 M 2. VII. Perusahaan yang tidak digerakan oleh kekuatan uap air, kekuatan gas atau electromotor atau tidak mempergunakan uap air, gas atau uap tekanan tinggi dan luas ruang perusahaan itu lebih dari 25 M 2. (2) Besarnya pajak adal sebagi berikut : a. Perusahaan Golongan I... Rp ,- b. Perusahaan Golongan II... Rp ,- c. Perusahaan Golongan III... Rp ,- d. Perusahaan Golongan IV... Rp ,- e. Perusahaan Golongan V... Rp ,- f. Perusahaan Golongan VI... Rp ,- g. Perusahaan Golongan VII... Rp ,- Pasal 6 Perusahaan-perusahaan Milik Negara dan atau diusahakan oleh Negara, Pemerintah daerah Tingkat I dan Pemerintah daerah Tingkat II, dibebaskan dari Pajak Pendaftaran Perusahaan tetapi dikenakan bea administratif pendaftaran sebesar Rp. 500,- Pasal 7 (1) Pendaftaran termaksud dal;am pasal 2 dilakukan dengan mengisi daftar isian dan menyampaikan kepada Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (2) Daftar isian ini harus memuat keterangan dengan sebenarnya tentang : a. nama, pekerjaan dan tempat tinggal Pemegang ijin ; b. nama perusahaan ; c. jenis perusahaan ; d. letak perusahaan dan luas perusahaan ; e. tanggal dan nomor Surat Ijin H O Dan Nama Pejabat pemberi Ijin ; f. tanggal dan nomor Surat Ijin Perusahaan dan Nama Pejabat pemberi Ijin ; g. golongan perusahaan menurut pembagian termaksud dalam pasal 5 ayat (1) ; 4

5 h. ijin perusahaan itu mengenai suatu pendirian perusahaan baru atau suatu perluasan perusahaan lama, dan disertai turunan ijin perusahaan yang bersangkutan. (3) Bentuk daftar isian ditetapkan oleh Kepala daerah. (4) Daftar isian disediakan unutk umum dikantor pejabat tersebut dalam ayat (1) dengan pembayaran leges berdasarkan Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Surakarta No. 22 tahun 1977 tentang Uang Leges. Pasal 8 (1) Kepala Daerah atau Pejabat termaksud dalam Pasal 7 ayat (1) memeriksa daftar isian yang diterima dari wajib pajak. (2) Apabila Kepala Daerah atau pejabat termaksud dalam pasala 7 ayat (1) memandang perlu untuk meminta penjelasan, maka wajib pajak diberi kesempatan memberi keterangan tambahan atau penjelasan dengan surat kepada dan dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat termaksud dalam Pasal 7 ayat (1). (3) Keterangan tambahan atau penjelasan termaksud dalam ayat (2) yang diberikan oelh Wajib pajak dianggap merupakan suatu bagian dari daftar isian. (4) Kepala Daerah dan atau Pejabat termaksud Pasal 7 ayat (1) berhak pada hari kerja anatara jam 8 sampai denganjam memasuki tempat perusahaan yang bersangkutan untuk mengadakan penyidikan tentang kebenaran isi daftar isian, sedang Wajib Pajak berkewajiban memberi ijin masuk Kepada kepala daerah dan atau Pejabat termaksud dalam pasal 7 ayat (1). Pasal 9 (1) Kepala daerah menetapkan golongan pajak pendaftaran perusahaan yang dimaksudkan olehnya dalam satu atau beberapa kohir. (2) Jika perlu, dibuat dan ditetapkan kohir tambahan. Pasal 10 (1) Terhadap Wajib pajak yang tidak memasukan daftar isian, pajaknya ditetapkan karena jabatan. (2) Pajak yang ditetapkan karena jabatan, dinaikan setinggi-tingginya 100% (seratus Prosen). Pasal 11 Setelah Kohir atau kohir tambahan ditetapkan, kepada Wajib Pajak segera diberikan Surat Ketetapan Pajak menurut contoh yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. 5

6 Pasal 12 (1) Pajak harus dibayar lunas sekaligus pada Kas daerah didalam waktu 15 (lima belas) hari, terhitung mulai dari hari Surat Ketetapan Pajak diberikan kepada Wajib Pajak. (2) Tanda penyetoran pajak disertakan pada Surat Ketetapan Pajak. Pasal 13 Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam pasal 12 ayat (1), pasal 7 ayat (2) dan pasal 8 ayat (4), dapat dihukum pidana kurungan selam-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp ,- (seribu rupiah). Pasal 14 (1) Kewajiban untuk mentaati ketentuan-ketentuan tersebut dalam Peraturan daerah ini bagi sesuatu badan Usaha, terletak pada para anggota pengurus Badan Usaha tersebut yang tinggal di Indonesi atau jika mereka berhalangan atau tidak ada, maka Wakil Badan Usaha tersebut di Indonesia. (2) Ketentuan-ketentuan tersebut pada ayat 91) berlaku juga bagi Badan-badan Usaha yang bertindak sebagai pengurus atau mewakili badan Usaha lainnya. Pasal 15 (1) Pekerjaan untuk mengawasi pelaksanaan Peraturan daerah ini dan mengusut penyelenggaraan terhadapanya diserahkan juga kepada kepala Dinas Pedapatan Daerah, Kepala Inspektorat Wilayah Daerah dan Kepala Bagian Perekonomian Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. (2) Pejabat-pejabat tersebtu dalam ayat 910 berhak melakukan pemeriksaan apakah untuk sesuatu perusahaan telah dibayar pajak pendaftaran perusahaannya dan dapat memasuki tempat perusahaan pada tiap hari kerja antara jam sampai dengan jam 17.00, sedang Wajib Pajak berkewajiban memberi ijin masuk kepada Pejabat-pejabat tersebut. (3) Pejabat-pejabat tersebut dalam ayat (1) selekas mungkin membuat berita acara dari semua pelanggaran Peraturan daerah ini, yang diketahui oleh Wajib Pajak. Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur oleh Kepala daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal I7 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 6

7 Surakarta, 9 Pebruari 1981 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Ketua ttd (Sarwono Suryo) WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Ttd (Soekatmo Prawirohadisoebroto, SH) Diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Surakarta No. 33 Tanggal 19 Nopember Tahun 1981 Seri A nomor 2. SEKRETARIS KOTAMADYA DAERAH, CAP Ttd (Drs. Indro Soeparno) NIP DISAHKAN Dengan Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Tgl No Direktorat jendral Pemerintahan U dan Otonomi Daerah Direktur Pembinaan Pemerintah Daerah Ttd Drs. H. Soemarno 7