ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF"

Transkripsi

1 ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 (Suatu Studi Di Desa Tempok Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa) Oleh Roland Pantow Partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum merupakan aspek penting dari demokratisasi dalam sebuah negara. Masyarakat yang baru pertama kali memberikan suaranya dalam pemilu dikategorikan sebagai pemilih pemula. Tingkat partisipasi politik pemilih pemula ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini mencoba membuktikan sejauh mana hubungan antara status sosial ekonomi keluarga (variabel X) terhadap partisipasi politik pemilih pemula (variabel Y) pada pemilu legislatif Penelitian ini berlokasi di Desa Tempok Kec. Tompaso Kab. Minahasa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih pemula yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Desa Tempok Kec. Tompaso, kemudian ditentukan 40 sampel berdasarkan rumus Taro Yamane. Dari jumlah sampel yang telah ditentukan tersebut, diambil 40 sampel pemilih pemula dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Untuk pengumpulan data digunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas butir-butir soalnya. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan yaitu uji normalitas dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan pengujian linieritas. Berdasarkan hasil analisis penelitian menggunakan regresi sederhana di peroleh Ȳ = 37, ,583 X. Hasil tersebut menunjukan bahwa antara variabel X dengan variabel Y yaitu terdapat hubungan signifikan yang linear. Kemudian berdasarkan hasil analisis menggunakan korelasi pearson product momen diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,583 sedangkan koefisien determinasi (r 2 ) = 0,3398. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat koefisien korelasi antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula sebesar adalah cukup kuat berdasarkan hasil interpretasi. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 34%. Dengan hasil ini dapat dijelaskan bahwa partisipasi politik pemilih pemula ditentukan oleh status sosial ekonomi keluarga sebesar 34% sedangkan 66% ditentukan oleh faktor-faktor lain. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian signifikansi diperoleh bahwa nilai taraf kesalahan α = 0.05 dan sampel n = 40, uji dua pihak dan dk = n-2 = 40-2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 2,024. Ternyata thitung lebih besar dar ttabel, atau 4,416 2,024, maka Ha diterima artinya korelasi antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula sebesar 0,583 adalah signifikan dan berlaku untuk seluruh populasi. Kata Kunci : Partisipasi Politik, Pemilih Pemula, Status Sosial Ekonomi Keluarga 1

2 PENDAHULUAN Dalam pemerintahan demokrasi, rakyat memiliki peranan penting dalam urusan negara. Hal ini memberikan suatu keleluasaan bagi rakyat Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik, seperti terwujud dalam UUD 1945 Pasal 28, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Artinya, negara menjamin hak kolektifitas (hak bersama-sama) dalam melakukan kegiatan kolektif termasuk kegiatan politik. Kriteria untuk mencapai suatu pemerintahan yang demokratis dan ideal selalu menuntut berbagai hal. Salah satu yang menjadi indikator suatu pemerintahan yang demokratis mampu kita lihat dari partisipasi politik masyarakat tersebut. Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara berdasarkan kesadaran sendiri. Tingkat partisipasi politik masyarakat tentunya berbeda-beda dari masyarakat yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan prilaku politik dari masyarakat tersebut. Perilaku politik merupakan hasil dari manifestasi sikap politik. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap politik masyarakat adalah tingkat status sosial ekonomi. Disamping faktor tersebut, adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi, diantaranya adalah faktor komunikasi politik, tingkat kesadaran politik, tingkat pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan, kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik, lingkungan, nilai budaya, dan lain-lain (Sudjino Sastroatmodjo, 1995 : 7). Bagi mereka yang berusia tahun, memilih dalam Pemilu merupakan pengalaman pertama kali. Mayoritas pemilih pemula adalah pelajar (SMA), mahasiswa, dan pekerja muda. Ada juga kalangan yang menyebutkan bahwa TNI/Polri yang baru pensiun dan kembali menjadi warga sipil yang memiliki hak memilih, juga dikategorikan sebagai Pemilih Pemula. Secara psikologis, Pemilih Pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang- orang tua pada umumnya. Pemilih Pemula cenderung kritis, mandiri, independen, anti status quo atau tidak puas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. Karena belum punya pengalaman memilih dalam 2

3 pemilu, Pemilih Pemula perlu mengetahui dan memahami berbagai hal yang terkait dengan pemilu. Selain memiliki banyak kelebihan, Pemilih Pemula juga memiliki kekurangan, yakni belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilu. Karena belum punya pengalaman memilih dalam pemilu, pada umumnya banyak dari kalangan mereka yang belum mengetahui berbagai hal yang terkait dengan pemilihan umum. Mereka juga tidak tahu bahwa suaranya sangat berarti bagi proses politik di negaranya. Bahkan tidak jarang mereka enggan berpartisipasi dalam pemilu dan memilih ikut-ikutan tidak mau menggunakan hak pilihnya alias golongan putih (golput). Pada tanggal 9 April 2014 yang lalu masyarakat Indonesia kembali menentukan hak politiknya lewat pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD. Adapun jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu Legislatif 2014 tercatat orang yang memiliki hak pilih. Berdasarkan data KPU, ada sekitar pemilih pemula yang mempunyai hak pilih (Harian Tribun, Sabtu 10 Mei 2014). Pada Pemilu 2004, jumlah Pemilih Pemula sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih (18.4 %). Pada Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih pemula dari 171 juta pemilih (21 %). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pemilih pemula tergolong besar. Namun besarnya jumlah pemilih pemula tidak dibarengi dengan partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu. Tingkat partisipasi pemilih pemula cenderung masih rendah. Rendahnya tingkat partisipasi politik ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti yang diuraikan diatas bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula salah satunya adaalah tingkat status sosial ekonomi keluarga. Maka dengan rendahnya partisipasi politik pemilih pemula, apakah yang mempengaruhinya adalah status sosial ekonomi keluarga? Untuk itulah penelitian ini akan menjadi studi yang membuktikan apakah ada hubungan status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Dalam studi ini, penulis mengambil objek penelitian yang berada di Desa Tempok Kec. Tompaso Kab. Minahasa. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki jumlah pemilih pemula yang cukup besar dengan rata-rata masyarakatnya berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian judul penelitian ini adalah 3

4 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilu Legislatif 2014 (Suatu Studi di Desa Tempok Kec. Tompaso Kab. Minahasa, Sulawesi Utara). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif 2014? Adapun tujuan dari penulis melakukan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif KERANGKA TEORI Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Salah satu aspek yang perlu diwujudkan dalam mencapai pemerintahan yang demokratis adalah partisipasi politik. Partisipasi politik adalah tindakan politik yang berasal dari manifestasi sikap politik. Sikap politik adalah suatu reaksi terhadap penghayatan objek tertentu yang bersifat politik. Maka, partisipasi politik ditentukan oleh banyak aspek yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah aspek soaial ekonomi. Aspek sosial ekonomi masyarakat selanjutnya, akan membangun suatu pengetahuan politik, minat dan perhatian pada politik, serta sikap partisipatif atau apatisnya masyarakat terhadap pemerintah ( Sudijono Sastroatmodjo, 1995:77). Status ekonomi seseorang mempengaruhi sikap politik masyarakat yang bisa apatis ataupun partisipatif dalam partisipasi politiknya. Frank Linderfeld mengungkapkan bahwa status ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang cenderung apatis dalam berpolitik (Rafael Raga Maran, 1997:156). Sebaliknya, Lipset dan Deutsch berpendapat bahwa tingkat pendapatan yang tinggi, pendidikan yang tinggi, dan status sosial yang tinggi, cenderung memepengaruhi tingginya partisipasi politik masyarakat tersebut (Miriam Budiarjo, 2008:9). Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula adalah faktor status sosial ekonomi (Setiajid, 2011:27). Pemilih pemula yang pada 4

5 umumnya masih remaja, masih bergantung pada ekonomi keluarga. Maka dari ungkapan tersebut dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi keluarga berkorelasi dan sebagai salah satu variabel yang menentukan terwujudnya partisipasi politik pemilih pemula di dalam proses politik. HIPOTESIS PENELITIAN Dari dugaan dalam kerangka berpikir diatas, dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H0 : Tidak Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan jenis pendekatan penelitian berdasarkan rumusan masalah asosiatif dengan bentuk hubungan sebab akibat (kausal korelation) (Sugiyono, 2014:57). Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:57). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih, atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Iskandar, 2013:64). Sebagai variabel bebas (vari abel independen) adalah status sosial ekonomi keluarga dan variabel terikat (variabel dependen) adalah partisipasi politik pemilih pemula yang akan diuji dengan rumus statistik. 5

6 HIPOTESIS STATISTIK Pengujian hipotesis melalui hipotesis statistik dapat dituliskan sebagai berikut : H₀ : ρ = 0 Ha : ρ 0 PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis statistik yaitu analisis regresi sederhana untuk memprediksikan variabel terikat (Y) apabila terjadi perubahan pada variabel (X), korelasi pearson product momen untuk mengetahui nilai hubungan variabel (X) terhadap variabel (Y), koefisien determinasi untuk mengetahui berapa persen pengaruh variable (X) terhadap variable (Y) dan Uji signifikan ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan atau berlaku untuk seluruh populasi. 1. Menentukan Persamaan Regresi antara Variabel X dan Y Bentuk persamaan regresi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ȳ = a + b X Keterangan : Y = Nilai yang diprediksikan X = Nilai variabel independen a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = Koefisien regresi Tabel 18. Ringkasan Statistik X Terhadap Y Simbol Statistik Nilai Statistik N 40 ΣX 4671 ΣX² ΣY 4211 ΣY² ΣXY untuk mencari persamaan di atas, langkah pertama ialah dengan mencari b menggunakan rumus : b =... ( ) 6

7 perhitungan : b =... ( ).( ) ( )( ) = = 0,583.( ) ( ) kemudian mencari a dengan menggunakan rumus : perhitungan : a =. a =. = =. ( ) = 37,195 berdasarkan nilai-nilai konstanta tersebut maka persamaan regresi untuk variabel X dengan Y dapat di tentukan sebagai berikut : Ȳ = 37, ,583 X Hasil diatas menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang linier, dimana jika variabel X mengalami peningkatan 1 (satu) maka rata-rata variabel Y mengalami peningkatan sebesar 0,583 pada konstanta 37,19 sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut : Ȳ = 37,19 + 0,58 X Gambar 4. Grafik Persamaan Regresi Ȳ = 37, ,583 X 2. Pengujian Korelasi Pearson Product Moment Rumus yang di gunakan dalam pengujian korelasi pearson product momen adalah : = (Σ ) (Σ ). (Σ ) {. (Σ (Σ ) }. {. Σ (Σ ) } Keterangan : r = Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y 7

8 X Y n = Variabel bebas (Status Sosial Ekonomi Keluarga) = Variabel terikat (Partisipasi Politik Pemilih Pemula) = Jumlah Sampel kemudian untuk mencari rhitung, data-data statisktik yang di peroleh di masukan ke dalam rumus yang ada. = = (Σ ) (Σ ). (Σ ) {(. Σ ) (Σ ) }. {(. Σ ) (Σ ) } 40(493687) (4671). (4211) {( ) (4671) }. {( ) (4211) } = =, = 0,583 Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,583 antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoaman seperti yang tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 19. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,80 1,000 0,60-0,799 0,40-0,599 0,20-0,399 0,00-0,199 Tingkat Hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah Berdasarkan tabel diatas, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,583 termasuk pada kategori cukup kuat. Jadi terdapat hubungan yang cukup kuat antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Untuk mencari besarnya kontribusi dari variabel X terhadap variabel Y, digunakan rumus koefisien determinasi melalui persamaan berikut : KP = r 2 x 100% Ket : KP = Nilai koefisien determinasi 8

9 r 2 = Nilai korelasi antara variabel X dan Y Perhitungan : KP = (0,583) 2 x 100% = 33.98% = 34% Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel Status Sosial Ekonomi Keluarga memberikan kontribusi terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula sebesar 34%. 3. Pengujian Signifikansi dengan Rumus thitung Dari perhitungan diatas diketahui korelasi yang ditemukan sebesar 0,583 termasuk pada kategori cukup kuat. Hubungan tersebut berlaku untuk sampel 40 orang (pemilih pemula). Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansi dengan rumus t sebagai berikut : T hitung = T hitung =. T hitung =,,. T hitung = 4,41 Kriteria pengujian : Jika thitung ttabel maka terima Ha artinya signifikan dan thitung ttabel maka tolak Ha artinya tidak signifikan Berdasarkan perhitungan diatas, nilai taraf kesalahan α = 0.05 dan sampel n = 40, uji dua pihak dan dk = n-2 = 40-2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 2,024. Ternyata thitung lebih besar dar ttabel, atau 4,416 2,024, maka Ha diterima artinya korelasi antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula sebesar 0,583 adalah signifikan sehingga dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku untuk populasi dimana sampel 40 orang (pemilih pemula) diambil. 9

10 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil analisis penelitian menggunakan regresi sederhana di peroleh Ȳ = 37, ,583 X. Hasil tersebut menunjukan bahwa antara variabel X yaitu Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan variabel Y yaitu Partisipasi Politik Pemilih Pemula terdapat hubungan signifikan yang linear, dimana jika terjadi peningkatan pada variabel Status Sosial Ekonomi Keluarga sebesar 1 kali maka akan terjadi peningkatan sebesar 0,583 pada variabel Partisipasi Politik Pemilih Pemula dan apabila terjadi peningkatan sebesar 100 kali pada variabel Status Sosial Ekonomi Keluarga, maka akan terjadi peningkatan sebesar 58,3 pada variabel kinerja aparatur pemerintah. Kemudian berdasarkan hasil analisis menggunakan korelasi pearson product momen diperoleh koefisien korelasi ( r ) = 0,583 sedangkan koefisien determinasi (r 2 ) = 0,3398. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat koefisien korelasi antara status sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi politik pemilih pemula sebesar adalah cukup kuat berdasarkan hasil interpretasi. Dapat dijelaskan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap pemilih pemula yang ada di Desa Tempok Kecamatan Tompaso menghasilkan bahwa status sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 33,98% yang dibulatkan 34%. Dengan hasil ini dapat dijelaskan bahwa partisipasi politik pemilih pemula di tentukan oleh status sosial ekonomi keluarga sebesar 34% sedangkan 66% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum di teliti dalam penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian signifikansi diperoleh bahwa nilai taraf kesalahan α = 0.05 dan sampel n = 40, uji dua pihak dan dk = n-2 = 40-2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 2,024. Ternyata thitung lebih besar dar ttabel, atau 4,416 2,024, maka Ha diterima artinya korelasi antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula sebesar 0,583 adalah signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif 2014 dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku untuk populasi dimana sampel 40 orang (pemilih pemula) diambil. 10

11 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pemilih pemula yang ada di Desa Tempok Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa dapat di simpulkan bahwa status sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dapat di simpulkan bahwa hipotesis (Ha) dapat diterima yaitu hubungan (korelasi) antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula adalah signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi keluarga dan partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif 2014 dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku untuk populasi dimana sampel 40 orang (pemilih pemula) diambil. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pemilih pemula yang ada di Desa Tempok Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa dapat di simpulkan bahwa faktor status sosial ekonomi keluarga berpengaruh sebesar 34% terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada pemilu legislatif Sedangkan sisanya 66% ditentukan oleh faktorfaktor lain yang belum di teliti dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan saran yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Sehingga peneliti menyarankan agar pemerintah, partai politik, penyelenggara pemilu dan lembaga terkait agar dapat memperhatikan tingkat status sosial ekonomi keluarga yaitu dengan memberikan arahan atau sosialisai kepada masyarakat bahwa pentingnya 11

12 peningkatan status sosial ekonomi keluarga agar partisipasi politik pemilih pemula juga dapat ditingkatkan. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap partisipasi politik pemilih pemula, semakin tinggi status sosial ekonomi keluarga maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi politik pemilih pemula. Sehingga peneliti menyarankan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang dikategorikan sebagai pemilih pemula, agar dapat meningkatkan status sosial ekonomi keluarga sehingga tingkat partisipasi politik juga dapat ditingkatkan. 3. Berdasarkan hasil penelitian, penulis berpendapat bahwa sangat sulit untuk melihat pola perilaku politik seseorang, sehingga dalam mengukur tingkat partisipasi politik juga akan menjadi sulit, setelah penulis melakukan penelitian di lapangan, penulis melihat bahwasanya tidak hanya variabel status sosial ekonomi keluarga saja yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula. Stasus sosial ekonomi keluarga dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 34%, dengan kata lain masih ada 66% faktor-faktor lain yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula namun tidak menjadi kajian peneliti. Sebagai saran bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang ingin meneliti permasalahan partisipasi politik pemilih pemula bahwasanya masih perlu diteliti faktorfaktor lain lagi selain faktor tingkat status sosial ekonomi agar permasalahan mengenai pola perilaku politik pemilih pemula tersebut lebih mudah untuk dipahami. DAFTAR PUSTAKA Bailey, Kenneth D Methods of Social Research. New York: The Free Press. Buchari, Alma Belajar Mudah Penelitan. Bandung: Alfabeta. Budiardjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Gerungan, WA Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. 12

13 Hendropuspito Sosiologi Sistematik. Jakarta: Kanisius. Huntington, Samuel P, dan Nelson, Joan Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi. Jalaludin, Rahman Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya. Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Kaunang dkk Bahan Ajar Pengantar Ilmu Pemerintahan. Manado: FISIP UNSRAT. Kotler, Philip & Gary Amstrong Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: Erlangga Maran, Raga, R Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta. Riswandi Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rush, Michael dan Althoff, Philip Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosadi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sastroatmodjo, Sudjino Prilaku Politik. Semarang: IKIP. Setiajid Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Dalam Menggunakan Hak Pilihnya. Semarang: Integralistik. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surbakti, Ramlan Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, di mana dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dari segi metode, dan penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 54 BAB III Metode Penelitian 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kasus ini adalah tipe eksplanatif. Penelitian yang bersifat eksplanatif mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan variabel (Y) Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel Honda di PT Istana Kebon

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan variabel (Y) Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel Honda di PT Istana Kebon BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel (X) Kualitas Pelayanan dan variabel (Y) Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel Honda di PT Istana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kerohanian Islam Terhadap Pengamalan Keagamaan Narapidana Di Rumah

BAB III METODE PENELITIAN. Kerohanian Islam Terhadap Pengamalan Keagamaan Narapidana Di Rumah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan analisis datanya penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian dengan menggunakan analisis data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di sekolah SMA Negeri sekota Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN 3 kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April tahun 014. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah

Lebih terperinci

Nuruddin Abdullah 1. Kata Kunci: status sosial ekonomi, sosialisasi politik, media massa, partisipasi politik masyarakat.

Nuruddin Abdullah 1. Kata Kunci: status sosial ekonomi, sosialisasi politik, media massa, partisipasi politik masyarakat. ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 4, 2016 : 1627-1638 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN SOSIALISASI POLITIK MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuki meneliti

Lebih terperinci

Muhamad Ramli Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Muhamad Ramli Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat 320 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal, Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013 PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA KADUNDUNG KECAMATAN LABUAN AMAS UTARA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit. DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkhan, 2009. Politik Santri. Kanisius, Yogyakarta Almond. A Gabrriel dan Verba. 1990. Budaya Politik Tingkah laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di yang beralamatkan di Jl. Penghulu KH. Hasan Mustapa No. 23 kota Bandung Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan sejak diterimanya usul penelitian ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Bentuk deskriptif yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L STUDI KORELASI MENGENAI PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN CITRA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KAB. SRAGEN PERIODE MARET TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Husein Umar (2005:303) menyatakan bahwa : Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Jenis Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini termasuk dalam jenis asosiatif kausal, dimana variabel independen (variabel yang mempengaruhi)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 86 Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

Statistik Parametrik

Statistik Parametrik Statistik Parametrik Statistik Parametrik Adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Syarat-syarat itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. penelitian kuantitatif yaitu yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB 13 KORELASI. Korelasi Page 1

BAB 13 KORELASI. Korelasi Page 1 BAB 13 KORELASI A. Pengerian Korelasi Linear Sederhana Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian kuantitatif yang digunakan menggunakan rumusan masalah asosiatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang memakai desain asosiatif dan kausal, yaitu dengan melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan judul Analisis Faktor Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis survei eksplanatif asosiatif. Survei eksplanatif dengan jenis asosiatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang pemahaman materi Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi MINAT MEMILIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dan analisis menggunakan statistik. subjek dari mana data dapat diperoleh. 30

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dan analisis menggunakan statistik. subjek dari mana data dapat diperoleh. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian field risearch (penelitian lapangan) dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 45 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan absolute. Dalam penelitiuan ini variable yang akan diteliti terdiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan analisis bilangan statistik. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

Taufik Hidayat 1. Abstrak. Kata Kunci: status sosial ekonomi, kesadaran politik, partisipasi politik, kelurahan karang anyar.

Taufik Hidayat 1. Abstrak. Kata Kunci: status sosial ekonomi, kesadaran politik, partisipasi politik, kelurahan karang anyar. ejournal Pemerintahan Integratif, 2016, 4 (4): 562-576 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2016 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KESADARAN POLITIK TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh biaya total terhadap laba usaha pada PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh biaya total terhadap laba usaha pada PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penelitian ini berjudul pengaruh biaya total terhadap laba usaha pada PT. TELKOM Tbk Bandung. Dan objek penelitiannya biaya total yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang datadatanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. industri, dan efektivitas praktek kerja industri. Ketiga variabel tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. industri, dan efektivitas praktek kerja industri. Ketiga variabel tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu layanan akademik, kesiapan industri, dan efektivitas praktek kerja industri. Ketiga variabel tersebut dikelompokkan

Lebih terperinci

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Bab ini terdiri dari uraian tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II METODE

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah servicescape sebagai variabel bebas X atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah servicescape sebagai variabel bebas X atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah servicescape sebagai variabel bebas X atau independen dan kepuasan pelanggan sebagai variabel Y atau dependen Menurut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Wonokusumo Jaya Gang Pinggir, Kelurahan Pegirian, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Wonokusumo Jaya Gang Pinggir, Kelurahan Pegirian, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunanakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Data yang diperoleh

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan promosi oleh Public Relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode sensus, menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunanakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Datanya diperoleh

Lebih terperinci