KUALITAS MIKROBIOLOGI BEBERAPA MATA AIR DI DESA GEDONGJETIS KECAMATAN TULUNG KLATEN DENGAN METODE MPN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUALITAS MIKROBIOLOGI BEBERAPA MATA AIR DI DESA GEDONGJETIS KECAMATAN TULUNG KLATEN DENGAN METODE MPN"

Transkripsi

1 KUALITAS MIKROBIOLOGI BEBERAPA MATA AIR DI DESA GEDONGJETIS KECAMATAN TULUNG KLATEN DENGAN METODE MPN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: ANISA NUR ROHMAH A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAA 2015

2 P!&re k4uardp (02n)n71r? ria r]ar*mskj!s/.q6rndandisi\a $.ulu uinkdillhlik6rkatr Dri rii E*ruiEr dilu,, dab, dipqetu $FduF

3 KUALITAS BIOLOGI BEBERAPA MATA AIR DI DESA GEDONGJETIS KECAMATAN TULUNG KLATEN DENGAN METODE MPN Anisa Nur Rohmah (1), A , Triastuti Rahayu (2), (1) Mahasiswa/Alumni, (2) Staf Pengajar, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, ABSTRAK Gedongjetis merupakan salah satu desa di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten yang mempunyai potensi umbul (mata air) yang banyak, karena letak topografi di antara Gunung Merapi dan pegunungan seribu. Mata air yang berada di Desa Gedongjetis diuji berdasarkan kualitas air dari segi parameter biologi yaitu total coliform dan fecal coliform. Metode yang digunakan adalah metode MPN meliputi uji perkiran dan penegasan. Pengujian menggunakan seri tabung dan inokulum 10ml, 1 ml, 0,1 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata air Gedongjetis melebihi batas mutu baku Kelas I dengan nilai MPN fecal coliform > 100/100 ml, air dari mata air Bulu dan Beji termasuk Kelas I nilai MPN fecal coliform < 100/100 ml. Mata Air Gedongjetis tidak dapat dijadikan sebagai air yang dapat dikonsumsi secara langsung namun Mata air Bulu dan Beji dapat dikonsumsi secara langsung. Hasil ini berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun Namun apabila dikonsumsi untuk air minum dalam kehidupan sehari-hari tanpa pengolahan langsung, ketiga mata air melebihi batas maksimum yang diperbolehkan karena memiliki nilai MPN >0/100 ml(permenkes No. 492 Tahun 2010). Kata kunci : mata air, kualitas air, nilai MPN, total coliform, fecal coliform

4 QUALITY OF BIOLOGY SOME SPRING IN VILLAGE GEDONGJETIS DISTRICT TULUNG KLATEN WITH MPN METHODE Anisa Nur Rohmah (1), A , Triastuti Rahayu (2), (1) College Student/Graduate, (2) Lecturer, Biology Education Program, Faculty of Education and Teacher Training, Muhammadiyah University Of Surakarta, ABSTRACT Gedongjetis is one of the villages in the district of Tulung Klaten potentially springs that much, because the location of the topography between Mount Merapi and a thousand mountains. The springs are located in the village of Gedongjetis tested based on water quality in terms of biological parameters, namely total coliform and fecal coliform. The method used is the MPN method includes test slightly its estimate and discernment. Tests using the series tube and inoculum 10ml, 1 ml, 0.1 ml. The results showed that the springs Gedongjetis exceeds the raw quality of Class I with fecal coliform MPN values> 100/100 ml, water from the spring Bulu and Beji including Class I fecal coliform MPN value <100/100 ml. Spring Gedongjetis can not be used as water that can be consumed directly, but springs Bulu and Beji can be consumed directly. These results are based on Government Regulation No. 82 in However, if consumed for drinking water in daily life without immediate treatment, the three springs exceeds the maximum allowed for the MPN value> 0/100 ml (Health Regulation No.492 in 2010). Keyword : spring, water quality, MPN value, coliform total, fecal coliform.

5 A. PENDAHULUAN Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Bagian tubuh kita terdiri dari air yaitu sebesar tiga per empat bagian dan tidak seorangpun dapat hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan bahkan membersihkan kotoran di sekitar rumah. Air juga dapat digunakan untuk industri, pertanian, pemadam kebakaran, rekreasi, transportasi dan lain-lain (Chandra, 2007). Mata air merupakan salah satu sumber air yang keberadaannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat disekitarnya. Arsyad (2008) menyatakan bahwa mata air muncul karena pertemuan lapisan yang dapat ditembus oleh partikel dan dapat menampung maupun menyalurkan air tanah diatasnya dengan lapisan dibawahnya yang lebih padat. Mata air banyak ditemukan di kaki gunung api karena terdapat jalur mata air dari hidromorfologi gunung api. Supaya keberadaan mata air dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, perlu diketahui bagaimana kualitas air tersebut. Kabupaten Klaten merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan topografinya, kabupaten Klaten berada diantara gunung Merapi dan pegunungan seribu dengan ketinggian antara meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi bagian utara yang terdiri dari areal miring dari wilayah Gunung Merapi, bagian selatan terdiri dari wilayah datar dan berbukit. Banyak sumber air yang muncul ke permukaan tanah di kabupaten ini. Beberapa kecamatan seperti Karanganom, Ngawen, Polanharjo, Ceper dan Tulung, memiliki minimal satu sumber air berupa mata air atau dalam bahasa daerah setempat disebut Umbul. Desa Gedongjetis yang berada di Kecamatan Tulung memiliki 9 umbul (mata air) diantaranya Umbul Gedong, Umbul Beji, Umbul Gondang, Umbul Gedang, Umbul Semut, Umbul Rau, Umbul Bulu, Umbul Telogo Ngancar dan Umbul Gemuling. Semua umbul yang ada di desa tersebut digunakan oleh masyarakat sekitarnya namun belum teruji kualitasnya. Hal ini dikarenakan

6 umbul tersebut tidak terpublikasikan dengan baik dan hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat, seperti untuk mandi, mencuci, air minum dan sebagainya. Berbeda dengan Umbul Ingas yang berada di Desa Cokro yang sudah dikembangkan menjadi obyek wisata dan diuji kualitas airnya, sehingga dimanfaatkan untuk air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta sebesar 400 I/dt, Air Minum (Desa Cokro) 4 I/dt, PDAM Klaten 300 I/dt dan sisanya sebesar 593 I/dt (Sriyana, 2011). Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengkaji tentang kualitas biologi dari beberapa umbul (mata air) yang ada di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten dengan metode MPN (Most Probable Number) coliform dengan mengambil sampel air dari umbul tersebut. Suriawiria (1996) mengatakan bahwa bakteri coliform dapat menyebabkan penyakit perut, tifus, paratifus, disentri dan mengeluarkan zat ethionine yang dapat menyebabkan kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas mikrobiologi air dari mata air Bulu, Gedongjetis dan Beji yang ada di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten parameter total koliform fekal dan non fekal dengan (Metode MPN) supaya bermanfaat memberikan wawasan tentang kualitas air dari segi mikrobiologi dan bermanfaat untuk referensi penelitian selanjutnya, memberikan informasi kepada masyarakat sekitar khususnya yang tinggal di Kecamatan Tulung khususnya Desa Gedongjetis dan sekitarnya tentang kualitas biologi air dari beberapa umbul yang ada di desa tersebut terkait pemanfaatannya untuk kebutuhan sehari-hari, memberikan alternatif pengelolaan lebih lanjut yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan melestarikan sumber daya air yang ada di Kecamatan Tulung.

7 B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu sumber sampel air : S 0 S 1 S 2 S 3 : Tanpa Sampel Air (Kontrol) : Mata Air Gedongjetis : Mata Air Beji : Mata Air Bulu Tahap Pengujian Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Sumber Sampel Air S 0 S 1 S 2 S 3 1 1S 0 1S 1 1S 2 1S 3 2 2S 0 2S 1 2S 2 2S 3 Alat-alat yang digunakan antara lain inkubator 1 buah, autoclave 1 buah, timbangan digital 1 buah, rak tabung 1 buah dan tabung reaksi ukuran 25 ml 24 buah, beaker glass ukuran 1000 ml 2 buah, gelas ukur 1 buah, pipet ukur 10 ml, 1 ml, 0,1 ml 3 buah, pipet tetes 3 buah, pinset 1 buah, lidi kapas steril secukupnya, lampu Bunsen 1 buah, botol sampel ukuran 200 ml 3 buah, plastik 250 g, hot plate stirrer 1 buah, tabung durham 24 buah dan tabel MPN yang digunakan untuk menentukan hasil nilai total koliform. Pengambilan sampel dilakukan di tiga mata air yang ada di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Air diambil dengan mengambilan air yang mengalir dengan cara botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus, dan mengambil dibagian diambil bagian pinggir, tengah dan dasar mata air. Tujuannya supaya tetap homogen dan sampel yang diambil dari ketiga bagian tadi dicampur menjadi satu.

8 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu peneliti melakukan percobaan langsung dengan membuat media Lactose Broth (LB) dan media Briliant Green Bile Lactose Broth (BGLB) selanjutnya menghitung bakteri coliform dengan beberapa tahap yaitu : pengujian perkiraan dan pengujian penegasan. Hasil pengujian dapat dilihat dengan penentuan MPN (Most Prabable Number) atau tabel MPN. MPN ( Most Probable Number) coliform dapat digunakan untuk mengetahui pencemaran air secara kualitatif bakteri-bakteri berbentuk koli. Khususnya Fecal coliform yang berarti berasal dari cemaran tinja. MPN (Most Probable Number) atau JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat) adalah suatu tabel yang digunakan untuk mengetahui jumlah bakteri Coli. Tabel tersebut berguna untuk memperkirakan jumlah bakteri Coli dalam 100 ml. Sampel air yang diuji dapat dinyatakan positif pada saat melewati uji Penentu atau uji lengkap (Suriawiria, 2003). Penelitian Santoso (2012) menunjukkan bahwa metode MPN memberikan hasil kandungan jumlah coliform yang tinggi pada sampel air susu sapi segar dan membuktikan bahwa adanya pencemaran dari kotoran hewan yang memproduksi air susu bahkan adanya sanitasi yang buruk pada sampel penelitian. Kemudian untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskripstif kualitatif supaya dapat menggambarkan bagaimana kualitas biologi obyek penelitian berdasarkan data yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta yang telah ditemukan dan berdasarkan standar kualitas air dari Peraturan Pemerintah No. 82 (2001) :

9 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Dari hasil pengujian kualitas Biologi (MPN) terhadap tiga mata air yaitu Beji, Bulu, Gedongjetis di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai MPN Pada Mata Air Beji, Bulu, Gedongjetis Di Desa Gedongjetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Dengan Derajat Kepercayaan 95%. Mata Air/ Perlakuan Jumlah Tabung yang Positif Indeks MPN (Jml/100 ml) Tahap Perkiraan Tahap Tahap Penegasan Perkiraan S S S S Tahap Penegasan Berdasarkan pengujian kualitas air yang sudah dilakukan, didapatkan beberapa data yaitu nilai MPN dari ketiga mata air baik dari segi kandungan bakteri koliform maupun bakteri yang bersifat fekal. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga mata air tidak steril namun terdapat beberapa mata air yang masih memenuhi standar baku dari pemerintah. Pengujian kualitas air dari segi Biologi dengan Metode MPN tentang kandungan bakteri coliform dan fecal coliform menggunakan seri tabung dan melalui uji perkiraan dan uji penegasan apabila mengandung gas didalam tabung durham pada waktu melalui uji perkiraan. Hasil dari uji perkiraan menunjukkan adanya bakteri coliform dan uji perkiraan menunjukkan adanya fecal coliform. 2. Pembahasan Air merupakan salah satu sumber dari komponen kehidupan yang memiliki peran penting untuk semua makhluk di dunia ini terutama makhluk hidup karena kegunanannya yang sangat penting dari proses metabolisme sampai

10 kebutuhan primer maupun sekunder. Oleh karena itu kualitas air harus diketahui melalui suatu pengujian supaya dapat digunakan sesuai golongannya yang sudah diatur oleh Peraturan Pemerintah No82 (2001). Air dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan sumber dan pemanfaatannya yaitu 1) Golongan A yaitu air dimanfaatkan menjadi air minum yang dapat dikonsumsi langsung tanpa diolah terlebih dahulu, 2) Golongan B yaitu air yang dimanfaatkan untuk bahan yang diolah untuk diminum dan keperluan rumah tangga lainnya, 3) Golongan C yaitu air yang dimanfaatkan untuk peternakan maupun perikanan, 4) Golongan D yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertanian, industri maupun pembangkit listrik (Fardiaz, 2006). Mata air merupakan salah satu sumber air yang keluar ke permukaan tanah baik dalam debit yang kecil maupun yang besar, karena setiap mata air memiliki debit yang berbeda. Dari ketiga mata air yang diuji dalam penelitian ini memiliki debit air yang berbeda juga, untuk debit air yang paling kecil dimiliki oleh mata air Beji, kemudian mata air Bulu dan yang paling besar adalah mata air Gedongjetis. Ketiga mata air yang diuji kualitasnya dalam penelitian ini memiliki kualitas yang berbeda-beda dan masuk ke dalam golongan yang berbeda berdasarkan sumber dan pemanfaatannya. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air bahwa kualitas air perlu dipertahankan dan dipulihkan baik air yang masuk maupun berada di sumber air (mata air). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, perlu dilakukan uji kualitas air yang keluar dan mengalir dari mata air supaya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok masyarakat sekitar dengan aman. Kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat harus dijaga dan dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan internal, pengawasan eksternal dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP. Pengawasan air minum secara internal dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum

11 yang diproduksi. Kegiatan pengawasan meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut (Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Pasal 4, 2010). Kualitas biologi air dapat dilihat dari bakteri, protozoa, virus, ganggang dan kehidupan yang ada di dalamnya. Matahelumual (2003) menyatakan bawah untuk menguji kualitas biologi air, dapat menggunakan uji mikrobiologi berupa MPN coliform dan Fecal coliform. Air yang digunakan untuk kebutuhan pokok masyarakat harus memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Standard kualitas air berdasarkan mikrobiologi menurut Peraturan Pemerintah No.82 (2001), parameter Fecal coliform untuk kelas I adalah 100 jml /100 ml, kelas II 1000 jml / 100ml, kelas III 2000 jml /100ml, dan kelas IV 2000 jml /100 ml. Total coliform untuk kelas I 1000 jml /100 ml, kelas II 5000 jml /100 ml, kelas III jml /100 ml, kelas IV jml /100 ml. Bagi pengolahan air minum secara konvensional, jumlah Fecal coliform 2000 jml/100 ml dan Total coliform jml/100 ml. Kualitas ketiga mata air yang berbeda-beda dapat dilihat dari kandungan bakteri koliform dan fecal coliform, karena pada saat inkubasi selama 24 jam pada saat uji perkiraan dengan menggunakan Lactose Broth dan 24 jam pada saat uji penegasan dengan menggunakan larutan Brilliant Green Lactose Bile Broth terbentuk gas dalam tabung durham. Adanya gas membuktikan bahwa terjadi fermentasi laktosa bakteri yang termasuk kedalam golongan koliform. Kualitas air mata air Gedongjetis melebihi standar baku dari Peraturan Pemerintah No.82 (2001) jika digunakan untuk air minum yang dikonsumsi langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan parameter total coliform, air tersebut masuk kedalam golongan B atau Kelas II yaitu 1000/100 ml karena nilai MPNnya sebesar 1100/100 ml. Total fecal coliform untuk air yang berada di mata air Gedongjetis juga termasuk kedalam golongan B atau Kelas II karena nilai MPNnya sebesar 450/100 ml yang nilainya dibawah batas Kelas II yaitu 1000/100 ml tetapi diatas batas Kelas I yaitu 100/100ml. Karena mata air

12 Gedongjetis termasuk ke dalam golongan B atau Kelas II, maka air yang ada di mata air ini tidak boleh diminum langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini didukung dengan lokasi mata air yang ada di sekitar rumah warga dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci baju, mencuci piring dan mandi. Apalagi kondisi mata air sudah tidak alami lagi karena pembangunan yang berada di lokasi mata air, sehingga air sudah tercemar dengan bahan-bahan bangunan seperti besi, semen, pipa penyalur air atau tampungan air yang ada di lokasi tersebut. Selain itu aktivitas warga banyak dilakukan di mata air ini, bahkan ada pemandian khusus yang sudah disediakan oleh pemerintah desa untuk tempat mandi laki-laki dan perempuan. Walaupun mata air tidak memenuhi standar mutu baku Golongan A, warga sekitar menggunakan air dari mata air ini untuk air minum sehari-hari dengan memasang pipa-pipa di sebuah tabung besar yang menyimpan keluarnya air dari mata air Gedongjetis. Kualitas air dari mata air Beji tidak melebihi standar mutu baku dari Peraturan Pemerintah No.82 (2001), bahkan airnya dapat dikonsumsi secara langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil nilai MPN yang didapatkan yaitu untuk parameter total coliform 35/100 ml. Nilai tersebut jauh dari batas nilai untuk Kelas I yaitu 1000/100 ml. Hal ini juga dibuktikan dari nilai MPN untuk total fecal coliform yaitu 15/100 ml, karena batas Kelas I untuk fecal coliform adalah 100/100 ml. Meskipun mata air ini termasuk ke dalam Kelas I, menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 menunjukkan bahwa mata air Beji tidak memenuhi syarat air minum karena batas maksimum jumlah bakteri koliform 0/100 ml. Hal ini didukung dari kondisi mata air yang masih terjaga keasliannya dan dari penuturan warga sekitar, air ini biasa diminum secara langsung oleh warga sekitar. Berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 mata air Beji tidak memenuhi syarat air minum karena melebihi batas maksimum jumlah bakteri koliform yang diperbolehkan untuk minum. Kualitas air ini dapat didukung oleh lokasi air yang masih alami dan keluar dari tanah yang masih

13 alami dan belum ada pembangunan, kecuali adanya arca yang tidak bisa dipindahkan. Hasil uji untuk kualitas air dari mata air Bulu tidak jauh berbeda dengan mata air Beji yang sama-sama tidak melebihi standar mutu baku dari Peraturan Pemerintah No.82 (2001). Nilai MPN yang didapatkan untuk total bakteri koliform yaitu 210/100 ml, lebih tinggi daripada nilai koliform untuk mata air Beji. Namun sama-sama masih di bawah batas nilai Kelas I yaitu 1000/100 ml. Hal ini sama dengan nilai fecal coliform air dari mata air Beji lebih rendah daripada nilai fecal coliform untuk mata air Bulu yaitu 20/100 ml namun tetap dalam satu batas nilai untuk Kelas I. Kualitas tersebut didukung oleh lokasi mata air yang masih alami dan belum dilakukan pembangunan seperti yang ada di mata air Gedongjetis. Warga sekitar juga belum memanfaatkan sepenuhnya air yang ada di mata air Bulu untuk keperluan warga sekitar seperti mencuci baju, perikanan, dan mandi, namun air yang mengalir membantu perairan warga dalam sektor pertanian dan perkebunan. Ketiga mata air di Desa Gedongjetis ini mempunyai kualitas air yang berbeda, meskipun letaknya yang tidak berjauhan yakni sekitar 1 km antara mata air Bulu dengan mata air Beji dan 200 m antara mata air Beji dan mata air Gedongjetis. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain iklim, manusia, dan waktu. Iklim yang dimaksud adalah kelembapan dan suhu akan berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadi di alam karena keduanya dapat menjadi faktor penyebab terjadinya reaksi. Apabila kelembapan yang terjadi tinggi, maka perkembangan bakteri akan semakin cepat. Dampak paling besar terhadap kualitas air dapat juga disebabkan oleh manusia. Semua aktivitas manusia menyebabkan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air secara langsung. Faktor waktu juga berpengaruh terhadap kualitas air karena frekuensi hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Hujan yang turun akan melarutkn polutan diudara dan terjadi reaksi berbagai ion (Widyastuti, 2014 : ).

14 D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil simpulan : Ketiga mata air yang diteliti yaitu mata air Gedongjetis, mata air Bulu dan mata air Beji memiliki kualitas air yang berbeda menurut golongan air berdasarkan manfaatnya. Mata air Gedongjetis termasuk kedalam Kelas II atau Golongan B, mata air Bulu dan Beji termasuk kedalam Kelas I atau Golongan A (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). 2. Saran 1. Peneliti Melakukan penelitian dengan melanjutkan pengujian berupa tes lengkap dengan media agar dan cawan petri. 2. Masyarakat Perlu adanya pemagaran atau perlindungan terhadap titik munculnya air dan penggunaan air pada aliran mata air.

15 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Sitanala Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Chandra, Budiman Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Fardiaz, Srikandi Polusi Air dan Udara (cetakan ke 6). Yogyakarta: Kanisius. Matahelumual, Bethy C Pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada contoh air tanah dangkal di kecamatan bantargebang, kota bekasi, jawa barat. Buletin of environmental geology. Vol 13, No.02: Peraturan Menteri Kesehatan No Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Peraturan Pemerintah No Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Peraturan Pemerintah No Pengelolaan Sumber Daya Air. Jakarta. Santosa, Ludfi, Ismoro Rukmi dan Oneik Lestari Jumlah Total Bakteri Dan Coliform Dalam Air Susu Sapi Segar Pada Pedagang Pengecer Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 01, No.02: Sriyana Kajian Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Air Terpadu (Studi Kasus Mata Air Ingas (Cokro), Kec. Cokro Tulung Kabupaten Klaten-Jawa Tengah). Fakultas Teknik UNDIP. Vol 32, No.01: 1-9. Suriawiria, Unus Mikrobiologi Air. Bandung : P.T Alumni. Suriawiria, Unus. 1996, Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung : P.T Alumni. Widyastuti, Pramono Hadi dan Sudarmadji Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Wikipedia. Kabupaten Klaten, diakses tanggal 28 Oktober 2014.

KECAMATAN. SKRIPSI Mencapai. Oleh: A FAKULTA

KECAMATAN. SKRIPSI Mencapai. Oleh: A FAKULTA KUALITAS BIOLOGI BEBERAPA MATA AIR DI DESA GEDONGJETIS KECAMATAN TULUNG KLATEN DENGAN METODE MPN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering. Lampiran 1.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Double Ditimbang seksama media Lactose Broth Double sebanyak 52 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas. Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN Sampel Kode sampel Tes perkiraan Tes penegasan MPN Air Bersih 290/B/AB/02/201 4 5-1-0 5-1-0 33 Lampiran 2 Flowsheet Pembuatan

Lebih terperinci

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bilungala Utara Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Jalan Sisingamangaraja No 24, Medan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1. Bahan yang digunakan 1. Feses sapi potong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga November 2015. Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di Sumber air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang observasi dan pemeriksaannya hanya dilakukan dalam satu waktu untuk memperoleh gambaran kualitas air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara jarak perpipaan distribusi air perpipaan Instalasi

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen murni (True experiment) dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu dengan mendeskriptifkan atau memberi gambaran tentang hygiene sanitasi dan uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Setelah dilakukan penelitian sampel air bersih sebanyak 20 sarana sumur gali yang jarak sumur dengan jamban kurang dari 10 meter, dinding sumur kurang dari 3 meter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel air diambil dari air sumur gali yang berada di Kelurahan Nunbaun Sabu Kecamatan Alak Kota Kupang yang selanjutnya sampel air dianalisa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau

Lebih terperinci

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS Anna Yuliana Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian ini memperoleh hasil dalam uji pendugaan, uji penegasan serta perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : 1.1.1 Hasil Tabung Reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA ES BATU DARI PENJUAL CAPPUCINO CINCAU YANG BERADA DI KELURAHAN KUIN SELATAN, KUIN CERUCUK DAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN Inayah 1, Riza Alfian 2,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013. Sterilisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian survei ini bersifat Deskriptif yaitu mengetahui gambaran hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur yang dijual oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632 jiwa. Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM) Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas Novi Astuti Novita Ratna

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014: 967-971 Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Rica Denis Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Tahun 2014. Waktu penelitian ini pada bulan Januari

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) IDENTIFIKASI PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DI RW 08 KELURAHAN BABAKAN CIAMIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG BERDASARKAN PARAMETER BIOLOGIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan pengujiannya dilaksanakan di laboratorium. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 0 UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN Oleh: Helpida 1, Gustina Indriati 1, Irdawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 Program

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli HUBUNGAN JARAK SUMUR GALI DENGAN TEMPAT PEMBUANGAN TINJA TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI (STUDI KASUS DI RW 07 DUSUN KERTAHARJA DESA KERTAHAYU KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS) Irvan Guntara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, dan untuk pengujian kandungan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR BERSEMEN DI DESA PESISIR KECAMATAN LIKUPANG TIMUR MINAHASA UTARA Elmerilia Tandilangi*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Sri Seprianto Maddusa* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu :.. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala Kecamatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM Anna Yuliana, Saeful Amin Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo meliputi 8 depot diantaranya Desa Pilohayanga (2 depot), Desa Hulawa (1 depot),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat yang berbeda, yaitu : a. Lokasi observasi dan pengambilan 1sampel dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri

Lebih terperinci

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar Deteksi Coliform Air PDAM di Beberapa Kecamatan Kota Makassar HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar 90125 email: hasriaalang@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1),

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1), ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG BERADA DI WILAYAH KAYUTANGI KOTA BANJARMASIN, Rhodiana, Erna Prihandiwati ekakumalasari260989@gmail.com Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Lokasi Sampling dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil dari lokasi-lokasi sebagai berikut: 1. Rumah Pemotongan Hewan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer

Lebih terperinci

Repository.Unimus.ac.id

Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan kemampuan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan semua makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia dalam menunjang berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, tiga

Lebih terperinci

yang sama. Adapun uji foto mikroskop dilakukan untuk mengetahui perkembangan biofilm pada permukaan pasir. lalu selanjutnya menguji sampel air

yang sama. Adapun uji foto mikroskop dilakukan untuk mengetahui perkembangan biofilm pada permukaan pasir. lalu selanjutnya menguji sampel air 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Sebelum penelitian ini berjalan, semua media pasir halus, pasir kasar, dan kerikil serta filter sebagai alat yang digunakan harus dalam keadaan siap. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama Mahasiswa Nusantara Universitas Negeri Gorontalo yang

Lebih terperinci

Tes Pendugaan 216/B/AM

Tes Pendugaan 216/B/AM Lampiran 1.Tabel Hasil Percobaan Sampel Nomor Sampel Tes Pendugaan Tes penegasan MPN Air Minum Isi Ulang 216/B/AM 5 3 0 3 0 0 7.8 34 Lampiran 2.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Single Ditimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL DISSOLVED SOLID AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL DISSOLVED SOLID AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL DISSOLVED SOLID AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: RISKA DWI CAHYANI K100090065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Uji Air Minum Natu SDH Vol.1 No.1

Uji Air Minum Natu SDH Vol.1 No.1 Uji Air Minum Natu SDH Vol.1 No.1 UJI BAKTERIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BATU DITINJAU DARI NILAI MPN COLIFORM TAHUN 2010 Oleh Ika Wuri Mahdiasanti Dosen AAKMAL Malang INTISARI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian Mitigasi Pencemaran Sungai Martapura Dengan Mengetahui Fate E.coli dalam Tripikon-S dilaksanakan pada Kelurahan Sungai Bilu Kota Banjarmasin.

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan 376 Artikel Penelitian Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan Fathoni Afif 1, Erly 2, Endrinaldi 3 Abstrak

Lebih terperinci

Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sumur di Kota Pekanbaru

Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sumur di Kota Pekanbaru J. Pilar Sains 5(2): 35-44,2006 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sumur di Kota Pekanbaru Irda Sayuti Laboratorium Mikrobiologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi UJI KUALITAS SUMBER AIR BERSIH BERDASARKAN KANDUNGAN BESI (FE) DAN TOTAL COLIFORM DI PULAU BANGKA KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Gladys P. Garing*, Finny Warouw*, Odi R. Pinontoan*

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau

Lebih terperinci

Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers)

Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers) Bioilmi Vol. No. Edisi Agustus 3 Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers) Riri Novita Sunarti Dosen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang,

Lebih terperinci

KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGANN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGANN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Artikel Publikasi: KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGANN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU QUANTITATIVE ANALYSIS OF ESCHERICHIA COLI IN AIR MINUM ISI ULANG AT SUNGAI BESAR REGION BANJARBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2 KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2 e-mail: dewinovianti1980@gmail.com Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang 1

Lebih terperinci

2. Depot air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta sebagai

2. Depot air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian monitoring kualitas air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta, dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu: 1. Laboratorium Kualitas Air..lurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 37 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian dilakukan dari

Lebih terperinci

UJI BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALITANJUNG, KEJAKSAN, SUNYARAGI DENGAN METODE MPN TAHUN 2016

UJI BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALITANJUNG, KEJAKSAN, SUNYARAGI DENGAN METODE MPN TAHUN 2016 Uji Bakteri Air Minum Isi Ulang 31 UJI BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALITANJUNG, KEJAKSAN, SUNYARAGI DENGAN METODE TAHUN 216 TESTING OF COLIFORM BACTERIA IN DRINKING

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

Lebih terperinci

Nurfitri Handayani 1 ; Yugo Susanto 2 ; Amaliyah Wahyuni 3

Nurfitri Handayani 1 ; Yugo Susanto 2 ; Amaliyah Wahyuni 3 INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA CAPPUCINO CINCAU YANG DIJUAL DI KELURAHAN KUIN SELATAN, KUIN CERUCUK DAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN Nurfitri Handayani 1 ; Yugo Susanto 2 ; Amaliyah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN TEH MANIS YANG DIJUAL RUMAH MAKAN DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh

Lebih terperinci

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN Herlina¹ ; Noor Aisyah² ; Amaliah Wahyuni³ Es teh adalah minuman tradisional yang

Lebih terperinci

GAMBARAN MPN COLIFORM DAN COLI TINJA PADA AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN CAHAYA BORNEO KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

GAMBARAN MPN COLIFORM DAN COLI TINJA PADA AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN CAHAYA BORNEO KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 ARTIKEL PENELITIAN GAMBARAN MPN COLIFORM DAN COLI TINJA PADA AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN CAHAYA BORNEO KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Nurhalina 1, Windarto 2, Triseto Gunawan 3 1 Program Studi Analis Kesehatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). Untuk semua ini diperlukan

Lebih terperinci

ANALISIS BAKTERI KOLIFORM PADA AIR MINUM PDAM TUGAS AKHIR OLEH: WAHYU TRI UTARI NIM

ANALISIS BAKTERI KOLIFORM PADA AIR MINUM PDAM TUGAS AKHIR OLEH: WAHYU TRI UTARI NIM ANALISIS BAKTERI KOLIFORM PADA AIR MINUM PDAM TUGAS AKHIR OLEH: WAHYU TRI UTARI NIM 102410035 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah Agroindustri, dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

UJI CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN AIR TEBU

UJI CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN AIR TEBU ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 UJI CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN AIR TEBU Yullia Sukawaty 1, Muhammad Kamil 1, Eko Kusumawati 2 Submitted : 14 November 2016 Edited : 18 November

Lebih terperinci

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EULIS TANTI MARLINA, ELLIN HARLIA dan YULI ASTUTI H Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN TANAMAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MOST PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM DENGAN VARIASI VOLUME MEDIA LACTOSE BROTH SINGLE STRENGTH (LBSS) DAN LACTOSE BROTH DOUBLE STRENGTH (LBDS)

MOST PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM DENGAN VARIASI VOLUME MEDIA LACTOSE BROTH SINGLE STRENGTH (LBSS) DAN LACTOSE BROTH DOUBLE STRENGTH (LBDS) MOST PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM DENGAN VARIASI VOLUME MEDIA LACTOSE BROTH SINGLE STRENGTH (LBSS) DAN LACTOSE BROTH DOUBLE STRENGTH (LBDS) Yunan Jiwintarum, Agrijanti, Baiq Lilis Septiana Abstrak: Most

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya ANALISIS CEMARAN MIKROBA

Lebih terperinci